Korupsi10 Kasus Setnov
Korupsi10 Kasus Setnov
Korupsi10 Kasus Setnov
collaborator.'
Tuntutan itu merupakan puncak dari berkas setebal 2.415 halaman yang disiapkan
tim jaksa untuk terdakwa bekas Ketua DPR dan bekas Ketua Golkar Setya Novanto
dalam kasus korupsi KTP Elektronik, lapor wartawan BBC Ayomi Amindoni dari
persidangan.
Sidang berlangsung dari pukul 11 hingga pukul 16, dengan agenda tunggal
pembacaan tuntutan.
Maka dari itu, jaksa menuntut majelis hakim untuk menyatakan Setya Novanto
bersalah dalam perkara korupsi KTP elektronik itu, dan "menjatuhkan hukuman
kurungan selama 16 tahun dan denda sebesar Rp 1miliar, yang apabila tidak
dibayar diganti kurungan selama 6 bulan," ujar jaksa Abdul Basir.
Jaksa menuntut pula hukuman tambahan berupa uang pengganti US$7,3 juta yang
dikurangi oleh uang yang sudah dikembalikan terdakwa sebesar Rp 5 miliar rupiah.
Selain itu, jaksa pula menuntut Setya Novanto untuk dicabut hak politiknya selama 5
tahun.
Jaksa menilai, faktor yang memberatkan Novanto antara lain tidak kooperatif selama
pemeriksaan.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Perinciannya, Novanto menerima uang dari Made Oka Masagung sebesar US$ 3,8
juta dan uang yang sebesar US 3,5 juta diterima dari Irvanto Hendra Pambudi
Cahyo.
"Serta menerima satu jam tangan merk Richard Mille seharga USD 135 ribu," kata
Wawan.
"Selain itu terdakwa bersama-sama yang lain melakukan tindak pidana korupsi yang
menguntungkan diri sendiri," imbuhnya.
Dalam fakta persidangan yang terungkap dari keterangan 81 saksi, 9sembilan ahli
terdakwa dan barang bukti, jaksa menilai Setya Novanto menyalahgunakan
wewenang dan kedudukannya sebagai ketua DPR dalam hal pengadaan barang
dan jasa.
Novanto juga disebut meminta pengusaha yang mengerjakan proyek KTP elektronik
untuk memberikan komisi sebesar 5 persen untuk para anggota DPR RI di Komisi II.
Dalam sidang terdahulu, Setya Novanto mengawali sidang dengan isak tangis, dan
meminta maaf 'kepada majelis hakim, dan rakyat Indonesia....'
Untuk kemudian, dalam sidang itu menyebut sejumlah nama yang disebutnya
menerima aliran dana korupsi KTP Elektronik. Ia bahkan menyebut Puan Maharani
dan Pramono Anung turut menerima aliran dana sebesa masing-masing $500.000
AS, kendati ia menyebut hanya mengetahuinya berdasarkan penuturan pengusaha
Made Oka Masagung dan Andi Narogong menemuinya di rumahnya
Mantan ketua umum Golkar ini dianggap memiliki pengaruh untuk meloloskan
jumlah anggaran KTP Elektronik ketika dibahas di Komisi II DPR RI pada 2011-
2012.
KPK pernah beberapa kali memberikan status justice collaborator kepada terdakwa
kasus korupsi, mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP Agus Tjondro Prayitno dalam
kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004 lalu.
Agus divonis bersalah namun mendapat pembebasan bersyarat.
Selain itu terdakwa kasus dugaan korupsi yang mendapat status justice collaborator
adalah mantan anggota DPR serta bendahara partai Demokrat, Nazarudin dan
mantan anggota DPR, Damayanti Wisnu Putranti.