Dua Bupati Diduga Terlibat Kasus Korupsi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Dua Bupati Diduga Terlibat Kasus Korupsi

http://balagu.com/

KUPANG-Dua bupati di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni; Bupati


Sumba Barat Jubilate Pieter Pandango dan Bupati Rote Ndao Leonard Haning diduga
melakukan tindak pidana korupsi (1). Bupati Sumba Barat Jubilate Pieter Pandango sudah
ditetapkan sebagai tersangka (2). Sedangkan Bupati Rote Ndao Leonard Haning masih
menunggu hasil ekspos perkara di Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta.
Humas Kejaksaan Tinggi NTT Ridwan Angsar mengatakan, kasus yang melibatkan
Bupati Sumba Barat adalah pengadaan 158 unit (3) sepeda motor tahun anggaran 2011
dengan nilai proyek sebesar Rp3,2 miliar. Kasus tersebut sudah diekspos di Kejaksaan
Agung dan disetujui bahwa Bupati Sumba Barat, Jubilate Pieter Pandango ditetapkan
sebagai tersangka. Ridwan menjelaskan, hasil ekspos di Kejagung sudah disepakati Bupati
Sumba Barat ditetapkan sebagai tersangka. "Namun masih perlu pendalaman pemeriksaan
saksi-saksi (4) terkait kasus tersebut. Kejagung sudah setuju Bupati Sumba Barat
ditetapkan sebagai tersangka," kata Ridwan, Jumat (25/4).
Ia menjelaskan, berdasarkan fakta-fakta di persidangan ditemukan ada keterlibatan
Jubilate Pieter Pandango dalam kasus tersebut. Untuk rencana pemeriksa Bupati Sumba
Barat sebagai tersangka harus mendapat izin dari Presiden melalui Mendagri. Namun, bila
dalam waktu 30 hari kedepan tidak ada izin dari Presiden maka pemeriksaan terhadap
tersangka tetap dilakukan. "Untuk penanganan pemeriksaan tetap ditangani Kejari
Waikabubak. Sejak awal kasus itu ditangani Kejari Wakabubak," jelas dia.
Sementara itu, penasehat hukum terdakwa dalam hal ini pejabat pembuat komitmen
(PPK) (5) dalam kasus tersebut, Philipus Fernandez mengatakan sangat tepat jika Bupati
Sumba Barat, Jubilate Pieter Pandango ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, dalam
pelaksanaan proyek itu, panitia diintervensi oleh bupati (6).
Menurut Philipus, kliennya sudah divonis penjara oleh pengadilan Tipikor (7)
Kupang dengan penjara selama tiga tahun. Dari putusan itu dia melakukan upaya hukum
banding untuk mendapatkan keringanan hukuman. Dijelaskan, kerugian Negara (8) dari
proyek pengadaan 158 unit sepeda motor itu sebesar Rp 285 juta. Namun, sesuai fakta
persidangan terungkap jelas intervensi dari Bupati Pandango agar memenangkan
perusahaan milik Fandy Tjiang yang juga sudah menjadi tersangka dalam kasus pengadaan
158 unit sepeda motor tahun anggaran 2011 lalu. Selain itu, data yang diperoleh di Kejati
NTT bahwa Bupati Rote Ndao juga akan diperiksa penyidik (9) kejaksaan terkait kasus
dugaan korupsi hibah (10) tanah tahun anggaran 2011 lalu. "Masih tunggu hasil ekspos (11)
di Kejaksaan Agung, tapi informasi menguat bahwa Bupati Rote Ndao akan ditetapkan jadi
tersangka," kata sebuah sumber. Dalam kasus hibah tanah tersebut, Bupati Rote Ndao
Leonard Haning dan Ketua DPRD Rote Ndao Cornelis Feoh serta sejumlah anggota DPRD
dan pejabat eselon II di daerah itu juga disebut-sebut terlibat. Para pejabat sudah diperiksa
di Kejaksaan Negeri (Kejari) Ba'a karena menerima sertifikat tanah dari Bupati Rote Ndao,
Leonard Haning.
Anggota DPRD Rote Ndao dari Fraksi PDI Perjuangan, Cornelis Lapaan
mengakui dirinya sudah diperiksa Kejari Ba'a terkait masalah hibah tanah. Namun, Cornelis
menepis kalau dirinya tidak menerima sertifikat tanah dari pemerintah Rote Ndao.
Sementara anggota DPRD dari Fraksi Gerindra, Yacob Malelak menyampaikan,
pemerintah Rote Ndao yang berinisiatif untuk memberikan sertifikat tanah ke sejumlah
DPRD Rote Ndao. "Saya dapat sertifikat tanah dari Pemda Rote Ndao, tapi bukan saya
yang minta, dan kita sudah kembalikan sertifikat itu," katanya.

Sumber Berita :
http://sinarharapan.co/news/read/140426222/Dua-Bupati-Diduga-Terlibat-Kasus-Korupsi,
02 April 2014.

Catatan :
(1) Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah). Ditegaskan juga pada ayat (2) dalam hal tindak pidana korupsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati
dapat dijatuhkan.

(2) Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun


1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksud
tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

(3) Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

(4) Berdasarkan Pasal 1 ayat (26) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), pengertian saksi
adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan ,
penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri. Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-
Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban bahwa saksi
adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri.

(5) Berdasarkan Pasal 1 angka 7 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

(6) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intervensi berarti adanya campur
tangan dalam perselisihan antara dua pihak.

(7) Pengadilan Tipikor merupakan singkatan dari Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009
tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum. Lebih
lanjut dijelaskan dalam Pasal 5 peraturan yang sama bahwa Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi merupakan satu-satunya pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili,
dan memutus perkara tindak pidana korupsi.

(8) Berdasarkan Pasal 1 Ayat (22) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan
uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. Pengertian kerugian Negara ini
juga dipertegas dalam Pasal 1 ayat (15) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Selanjutnya, Penjelasan Pasal 32 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “secara nyata telah ada kerugian
keuangan negara” adalah kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan
hasil temuan instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.
(9) Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyidik adalah
pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan,
ketentuan ini dipertegas lagi oleh Pasal 6 ayat (1) KUHAP yang menyebutkan bahwa
penyidik adalah :
1. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
2. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.

(10) Berdasarkan Pasal 1 ayat 14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, hibah adalah pemberian uang/barang atau
jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

(11) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspos berarti memaparkan.

Anda mungkin juga menyukai