Dua Bupati Diduga Terlibat Kasus Korupsi
Dua Bupati Diduga Terlibat Kasus Korupsi
Dua Bupati Diduga Terlibat Kasus Korupsi
http://balagu.com/
Sumber Berita :
http://sinarharapan.co/news/read/140426222/Dua-Bupati-Diduga-Terlibat-Kasus-Korupsi,
02 April 2014.
Catatan :
(1) Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah). Ditegaskan juga pada ayat (2) dalam hal tindak pidana korupsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati
dapat dijatuhkan.
(3) Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
(4) Berdasarkan Pasal 1 ayat (26) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), pengertian saksi
adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan ,
penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri. Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-
Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban bahwa saksi
adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri.
(5) Berdasarkan Pasal 1 angka 7 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
(6) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intervensi berarti adanya campur
tangan dalam perselisihan antara dua pihak.
(7) Pengadilan Tipikor merupakan singkatan dari Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009
tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan Peradilan Umum. Lebih
lanjut dijelaskan dalam Pasal 5 peraturan yang sama bahwa Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi merupakan satu-satunya pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili,
dan memutus perkara tindak pidana korupsi.
(8) Berdasarkan Pasal 1 Ayat (22) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan
uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. Pengertian kerugian Negara ini
juga dipertegas dalam Pasal 1 ayat (15) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Selanjutnya, Penjelasan Pasal 32 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “secara nyata telah ada kerugian
keuangan negara” adalah kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan
hasil temuan instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.
(9) Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyidik adalah
pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan,
ketentuan ini dipertegas lagi oleh Pasal 6 ayat (1) KUHAP yang menyebutkan bahwa
penyidik adalah :
1. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
2. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
(10) Berdasarkan Pasal 1 ayat 14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, hibah adalah pemberian uang/barang atau
jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
(11) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspos berarti memaparkan.