Laporan Pendahuluan Fibris Tahit New
Laporan Pendahuluan Fibris Tahit New
Laporan Pendahuluan Fibris Tahit New
(LP) FIBRIS
OLEH :
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2024
i
Daftarisi
Daftarisi.....................................................................................................................i
A. Definisi.............................................................................................................1
B. Klasifikasi febris...............................................................................................1
C. Anatomi Fisiologi.............................................................................................3
D. Etiologi.............................................................................................................4
E. Tanda Dan Gejala.............................................................................................5
F. Komplikasi........................................................................................................5
G. Patofisiologi......................................................................................................6
H. Pathway.............................................................................................................7
I. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................7
J. Penatalaksanaan Medis...................................................................................10
K. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................11
L. Daftar Pustaka.................................................................................................21
i
A. Definisi
B. Klasifikasifebris
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
1
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhub
adan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam
septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terusmenerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-
kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria.
2
C. Anatomi Fisiologi
3
e. Menghasilkan hormon-hormon hipofisisposterior
f. Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu
g. Pusat koordinasi system saraf otonom utama, kemudian
mempengaruhi semua ototpolos, ototjantung, sel eksokrin
h. Berperan dalam pola perilaku dan emosi Peran hipotalamus
adalah pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama
bergantung pada interaksi antara dua area:area“makan”lateral
di anyaman nucleus berkas prosensefalon medial
padapertemuan dengan serabut polidohipotalamik, serta “pusat
rasakenyang:’ medial di nucleus vebtromedial. Perangsangan
pusatmakanmembangkitkan perilakumakan.
D. Etiologi
4
Pusat pengaturan suhu,penyakit-penyakit bakteri,tumor otak atau dehidrasi
(Guyton dalamThobroni, 2015).
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitismedia.
6. Imunisasi
F. Komplikasi
5
G. Patofisiologi
6
H. Pathway
diare
hipertermi
Intoleransi
Deficit
aktivitas
nutrisi
Gangguan
polatidur
ansietas
(Sumber:Yahya,2018)
I. PemeriksaanPenunjang
7
Pemeriksaan radiologis:
Pemeriksaanlabolatorium:
8
f. Limfopenia dijumpai pada infeksi viru sakut
g. Limfositosis dijumpai pada infeksi kronik seperti tuberkulosis
h. LED meningkat pada kasus infeksi bakteri,anemia kronik.
i. Eosinofilialazim ditemukan pada demam dengan invasi parasite
seperti askariasis, trichuriasis, schistosomiasis, necatoriasis,
trichinosis, fascioliasis, gnathostomiasis, paragonimiasis,
Loefler’syndromedan reaksi alergi
2. Urinalisis harus dilakukan pada urine yang baru ditampung.Proteinuria
ringan bisa dijumpai pada pasien demam dengan berbagai
sebab.Proteinuria juga dijumpai pada keadaan
hematuria.Grosshematuria sering dijumpai pada pasien leptospirosis,
malaria berat (BlackWaterFever), batu saluran kemih, DBD, dan
kelainan hemostasis.
3. Pemeriksaan feses, merupakan pemeriksaan sederhana secara
mikroskopik, dapat menemukan berbagai mikroorganisme
penyebabdemam, seperti amuba, shigella, berbagai cacing usus, dan
berbagaijenis jamur. Pemeriksaan feses bisa dilanjutkan dengan kultur
dan tes sensitivitas serta PCR. Bila diperlukan kultu \r feses sesuai
dengan mikroorganiosme yang dicurigai sebagai penyebab.
4. Malaria smear dengan sediaan darah tebal dan tipis harus dilakukan
pada pasien demam yang dicurigai malaria. Pemeriksaan darah
malariaharus diambil dari ujung jari (darah tepi, bukan darah vena).
Hapusan darah tebal dan tipis dibuat dalam satu slide, dan untuk darah
tebal,tidak difiksasi. Pewarnaan Giemsa untuk sediaan darah tepi
malariaharussusuai dengan standard.
5. Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan stick saat ini banyak digunakan
untuk mendeteksi berbagai infeksi seperti DBD (NS1, IgM, IgG),
Malaria (falciparum dan vivax), Influenza, Demam tifoid (typhidot),
Leptospirosis,Infeksi HIV.
6. Bacterial smear dapat dilakukan dari urine atau sekret yang diduga
sebagai akibat dari infeksi.
9
7. TesAntigen saat ini terus berkembang untuk beberapa penyakit
infeksi,seperti NS1 padaDBD
8. Tes Serologik. Berbagai jenis tes serologik terus berkembang saat
iniuntuk menegakkan diagnosis penyakit dan berbagai marker
penyakit. Pemeriksaan serologic untuk mendiagnosa penyebab demam
dimintakan sesuai dengan penilaian klinis. Misalnya, ASTO
meninggipada demam rematik, ANA positip pada SLE, viral marker
hepatitis seperti anti HCV, HbsAg, IgM anti HVA pada hepatitis akut,
dan lain-lain.
9. Kultur darah dan sensitive itytest harus diminta kan sesuai dengan
temuan dan dugaan klinis.Pengambilan sampel darah untuk kultur
setelah pemberian antibiotic selalu memberikan nilai
negatip.Permintaan kultur jenis bakteri atau jamur tertentu akan lebih
terarah dalam menelusuri etiologi penyebab demam.
10. Kimia Darah, seperti Elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, LFT,
danlain-lain tergantung kondisi klinis pasien. Pemeriksaan kimia
darahditujukan untuk melihat fungsiorgan dangangguan metabolik
lainakibat penyakit yang mendasari atau akibat komplikasinya, dan
juga untuk menunjang diagnosis penyebab demamnya.Misalnya,
tuberculosis selalu sebagai komplikasi diabetes, gangguan fungsi ginjal
terjadi pada Weil’sdiseases, hyponatremia bisa terjadi pada malaria
dan DBD, enzim transaminase selalu meninggi pada
DBD,leptospirosis dan malaria.
J. PenatalaksanaanMedis
10
K. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis
kelamin,nama orangtua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa,
agama.
b. Keluhan utama Klienyang biasanya menderita febris
mengeluhsuhutubuh panas >37,5°C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat Kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan peningktan
suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya yang kan
timbul menggigil ,mual/ muntah ,berkeringat ,nafsu makan
berkurang, gelisah, nyeriotot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila
klienpernahmengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita
olehkeluarga baik itu penyakit keturunan ataupun penyakit
menular,ataupunpenyakityangsama.
f. GenogramPetunjukanggotakeluargaklien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi: prenatal, natal,
postnatal, serta data pemebrian imunisasi padaanak.
h. Riwayat social Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan
social klien
i. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris mengalami
nafsu makan,dan susah untuk makan sehingga kekurangan
asupan nutrisi.
2) Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk
tidur karena klien merasa gelisah dan berkeringat.
3) Mandi
11
4) Eliminasi Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air
besar dan juga bisa mengakibatkan terjadi konsitensi bab
menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15–13,berat
badan serta tinggi badan
2) Tanda–tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya >37,5
°C,nadi > 80 xi Headto toe
a) Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma
atau tidak
b) Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada
gangguan/ kelainan.
c) Mata Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
d) Telingga,hidung,tenggorokan dan mulut Bentuk,kebersihan,
fungsi indranya adanya gangguan atau tidak,biasanya pada
klien dengan febris mukosa bibir klien akan keringdan
pucat.
e) Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan
dalam,abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan bising
usus bising usus normal pada bayi 3– 5x
f) Sistem respirasi Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat
dan dalam
g) Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada
nadinya meningkat
h) Sistem musculoskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
i) Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas
yangtertinggal/gerakannafasdanbiasanyakesadarannyagelisa
h,apatis atau koma
j) Pemeriksaantingkatperkembangan
(1) KemandiriandanbergaulAktivitassosialklien
12
(2) Motorik halus Gerakan yang menggunakan otot
halusatau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhioleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya :memindahkan benda dari tangn satu ke yang
lain,mencoret– coret, menggunting
(3) Motorik kasar Gerakan tubuh yang menggunakan otot
– otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggotatubuh yang di pengaruhi oleh kematangan fisik
anak contohnya kemampuan duduk, menendang,
berlari, naik turun tangga (Lerner& Hultsch.1983)
(4) Kognitif dan bahasa Kemampuan klien untuk berbicara
dan berhitung.
k. Data penunjang Biasanaya dilakukan pemeriksaan laborurine, feses,
darah, dan biasanya leokosit nya > 10.000 ( meningkat ) ,sedangkan
Hb, menurun. Data pengobatan Biasanya diberikan obat antipiretik
untuk mengurangi suhu tubuh klien, seperti ibuprofen,
paracetamol(Yahya, 2018)
2. Analisadata
Data Etiologi Masalah
DS:keluarga mengatakan Peningkatan laju Hipertermi
pasien demam metbolisme (D.0130)
DO:suhu tubuh diatas nilai
normal,kulit merah,takikardi,
kulit terasa hangat
DS : keluarga mengatakan Peningkatan Defisit nutrisi
pasien nafsu makan menurun kebutuhan (D.0019)
DO : membran mukosa metabolism
pucat,sariawan,diare, bising
usus hiperaktif
DS: keluarga mengatakan Kelemahan Intoleransi
13
Pasien lemah Aktivitas
DO:frekuensi jantung (D.0056)
meningkat
14
4. Intervensi
15
Kebutuhan Yang dihabiskan Identifikasi kelainan pada rambut metabolism
metabolisme 2. Sariawan Identifikasi pola makan Mengumpulkan
Identifikasi kelainan pada kuku
(D.0019) berkurang dan menganalisis
Identifikasi Kemampuan menelan
3. Perasaan cepat Identifikasi kelainan pada rongga mulut data yang berkaitan
kenyang menurun Identifikasi kelainan eliminasi dengan asupan dan
Monitor mual muntah
4. Nafsu makan status gizi
Monitor asupan oral
meningkat Monitor warna konjungtiva
5. Bising usus Monitor hasil laboratorium
membaik Terapeutik
Timbang BB
6. Membran
Ukuran troprometri komposisi tubuh
mukosa membaik Hitung perubahan BB
(Status nutrisi Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
L.03030)
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
Pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
16
Berhubunga 3x24 jam, diharapkan : Monitor nadi pengukuran fungsi
ndengan 1. Frekuensi nadi (frekuensi,kekuatan,irama) vital kardiovaskuler,
Monitor pernapasan
kelemahan membaik (frekuensi,kedalaman) pernafasan dan suhu
(D.0056) 2. Kemudahan dalam monitor suhu tubuh tubuh
melakukan monitor oksimetri nadi
identifikasi penyebab perubahan tanda
aktivitas sehari -
vital
hari Terapeutik
3. Perasaan lemah atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
menurun
Dokumentasikan hasil pemantauan
4. Frekuensi napas Edukasi
membaik Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
(Toleransi aktivitas
Informasikan hasil pemantauan,jika
L.05047) Perlu
17
L. Daftar Pustaka
Hartini, S., & Pertiwi. (2015). Efektifitas kompres air hangat terhadap
penunrunan suhu tubuh anak demam usia 1 – 3 tahun di SMC RS
Telogorejo Semarang. Http://ejournal.siktestelogorejo.ac.id
M.Thobroni,imam.(2015). Belajar dan Pembelajaran:Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Arr-Ruzz Media
Nur, Rohmah Resty P And Agus Sarwo Prayogi, And EkoSuryani,
(2018) Penerapan Kompres Hangat Pada Anak Demam Dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nyaman DiRsud Sleman.
SkripsiThesis,PoltekkesKemenkesYogyakarta.Http://Eprints.Poltekk
esjogja.ac.id/1413/
Nurarif,A.H&Kusuma,H.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi
Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI):Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.).
Jakarta: DPPPPNI.
PPNI,T.P.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Definisi dan Tindakan Keperawatan (cetakanII)1ed.). Jakarta:DPP
PPNI.
PPNI,T.P.(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):Definisi
dan Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta:DPP
PPNI.
Wardiyah, Aryanti. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian
KompresHangat Dan Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Anak Yang Mengalami demam Rsud Dr.H.AbdulMoeloek
ProvinsiLampung. Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1, 45.
DiaksesdariHttp://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/101/94
Yahya,M. Azmi. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien An. Q Dengan
Febris DiRuang Rawat Inap Anak Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukit
tinnggi Tahun 2018
.Http://Repo.Stikesperintis.ac.id/1208/1/46%20siska
%20damayanti.Pdf
Zein,Umar.2018.Buku Saku Demam.Medan:USU PRESS 2018
21