Laporan Pendahuluan Fibris Tahit New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

(LP) FIBRIS

OLEH :

Ns. MUTAHIT, S.Kep.

RUMAH SAKIT MITRA HUSADA

PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2024

i
Daftarisi

Daftarisi.....................................................................................................................i
A. Definisi.............................................................................................................1
B. Klasifikasi febris...............................................................................................1
C. Anatomi Fisiologi.............................................................................................3
D. Etiologi.............................................................................................................4
E. Tanda Dan Gejala.............................................................................................5
F. Komplikasi........................................................................................................5
G. Patofisiologi......................................................................................................6
H. Pathway.............................................................................................................7
I. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................7
J. Penatalaksanaan Medis...................................................................................10
K. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................11
L. Daftar Pustaka.................................................................................................21

i
A. Definisi

Demam/Fever/Febris,bila suhu tubuh>37,70C.Ada yang


menyebutkan demam sebagai peningkatan suhu tubuh diatas normal (38 0–
400C).Hiperpireksia,bila suhu tubuh>41,10C,ada juga yang menyebutkan >
400C. Subfebris, bila suhu tubuh diatas normal, tapi lebih rendah dari
37,70C (Zein,2012).

Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi


yangmasuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yangmasuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,2°C,
biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri,virus,jamur atau
parasit),penyakit autoimun,keganasan, ataupun obat– obatan(Hartini,
2015).

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal


sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian
besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat
panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang
ditandaidengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu
demammungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas
spesifikdan non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadapinfeksi(Wardiyah, 2016).

B. Klasifikasifebris

Klasifikasi Menurut Nurarif(2015) adalah sbb:

1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering

1
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhub
adan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam
septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terusmenerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-
kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam
intermiten untuk malaria.

Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat


dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas
seperti:abses,pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang
sama sekalitidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas.
Dalampraktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja
dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyaki tyang self-limiting
seperti influensaatau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak
berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial. (Nurarif,
2015)

2
C. Anatomi Fisiologi

Gambar1 Anatomi Hipotalamus

Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon dan


didepan nucleus interpedunkularis. Hipotalamus terbagi dalam berbagai
intidan dareah inti. Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior
thalamus.Berfungsi mengontrol dan mengatur system saraf
autonom,Pengaturan diri terhadap homeostatic ,sangat kuat dengan emosi
dan dasar pengantaran tulang, Sangat penting berpengaruh antara system
syaraf danendokrin.Hipotalamus juga bekerjasama dengan hipofisis untuk
mempertahankan keseimbangan cairan, mempertahankan pengaturan suhu
tubuh melalui peningkatan vasokonstriksi atau vasodilatasi dan
mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar hipofisis.
Hipotalamusjuga sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan. Sebagai
pengaturtidur,tekanandarah,perilaku agresif dan seksual dan pusat respon
semosional(rasamalu, marah, depresi, panicdan takut).

Adapun fungsi dari hipotalamus antara lain adalah:

a. Mengontrol suhu tubuh


b. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin
c. Mengontrol asupan makanan
d. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisisanterior

3
e. Menghasilkan hormon-hormon hipofisisposterior
f. Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu
g. Pusat koordinasi system saraf otonom utama, kemudian
mempengaruhi semua ototpolos, ototjantung, sel eksokrin
h. Berperan dalam pola perilaku dan emosi Peran hipotalamus
adalah pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama
bergantung pada interaksi antara dua area:area“makan”lateral
di anyaman nucleus berkas prosensefalon medial
padapertemuan dengan serabut polidohipotalamik, serta “pusat
rasakenyang:’ medial di nucleus vebtromedial. Perangsangan
pusatmakanmembangkitkan perilakumakan.

D. Etiologi

Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu


molekul kecil di dalam tubuh kita yang disebut dengan Pirogen, yaitu
zatpencetus panas. Biasanya penyebab demam sudah bisa diketahui dalam
waktu satu atau dua hari dengan pemeriksaan medis yang terarah.

Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain


infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhusentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian pengambilan Riwayat penyekit pasien,pelaksanaan pemeriksaan
fisik,observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium,serta penunjang lain secara tepat dan holistic(Nurarif, 2015).

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi


pengeluaran.Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan,penyakit metabolic maupun penyakit lain. Demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi

4
Pusat pengaturan suhu,penyakit-penyakit bakteri,tumor otak atau dehidrasi
(Guyton dalamThobroni, 2015).

Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal


dalam Thobroni (2015)bahwa etiologi febris,diantaranya

1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitismedia.
6. Imunisasi

E. Tanda Dan Gejala

Menuru Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C -39⁰C)


2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

F. Komplikasi

1. Dehidrasi: demam ↑penguapan cairan tubuh


2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar ,tidak berulang. Kejang
demam ini juga tidak membahayan otak
3. Takikardi, Insufisiensi jantung,Insufisiensi pulmonal

5
G. Patofisiologi

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi


dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang
terdiridari permukaan dalam yaitu lipid dan permukaan luar yaitu ionik.
Dalam keadaan normal, memmbran sel neuron dapat dilalui dengan mudah
olehion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+)
sertaelektrolit lainnya kecuali ion kloirda (Cl-). Akibatnya, konsentrasi ion
K+dalam neuron tinggi dan konsentrasi ion Na+ rendah, sedangkan di luar
selneuron berlaku sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion
didalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang
disebut sebagai potensial membrane dari neuron.Untuk menjaga
keseimbangan potensial membrane ini,diperlukan energi dan bantuan
enzim Na-K-ATP-ase ynag terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan
potensial membran ini dapat diubah oleh:

1. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler


2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis,kimiawi
atau aliran listrik dari sekitarnya.
3. Perubahan patofisiologi dari membrane neuronitusen diri karena
penyakit atau keturunan

Pada keadaan demam ,kenaikan suhu 1 0Cakan meningkatkan


metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat
20%.Pada seorang anak berumur 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65%
dari seluruh tubuh dibandingkan orang dewasa yang hanya
mencapai15%.Oleh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
keseimbangan darimembran sel neuron dan dalam waktu yang singkat
terjadi difusi dari ionkalium maupun ion natrium melalui membran sel
yangmengakibatkan lepasnya aliran listrik .Lepasnya aliran listrik ini
sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh bagian sel maupun
membrane sel disekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter” sehingga
terjadilah kejang Amba ng kejang tiap anak berbeda. Pada anak dengan
ambang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 38 0C, sedang anak dengan
ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi padasuhu 400C atau lebih.

6
H. Pathway

diare
hipertermi

Intoleransi
Deficit
aktivitas
nutrisi

Gangguan
polatidur
ansietas

(Sumber:Yahya,2018)

I. PemeriksaanPenunjang

Pemeriksaan demam menurut(Zein,2012),

7
Pemeriksaan radiologis:

thorax,USG upper danlowerabdomen,biladibutuhkanjugaharusdiperiksa


CT scan abdomen, pemeriksaan darah lengkap, termasuk kimiadarah,
serologi terhadap beberapa seromarker yang ada, serta
pemeriksaanimunologi,seperti ANA testuntuk melihat kemungkinanSLE.

Pemeriksaanlabolatorium:

1. Darah dan urine rutin merupakan pemeriksaan dasar untuk penjajakan


demam. Kalau dari darah dan urine rutin sudah dapat menemukan
penyebab demam, maka pemeriksaan lainnya hanya untuk konfirmasi
diagnostic atau untuk melihat kemungkinan komplikasi. Banyak
penyakit infeksi sudah bisa diketahui atau sudah dapat diduga dengan
pemeriksaan darah dan urine rutin dan dikonfirmasi dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pada Tabel 1 beberapa penyakit
infeksi yang umum diIndonesia dengan manifestasi demam dapat
dibedakan dengan pemeriksaan darah rutin edan mengenali jenis
demamnya. Beberapa petunjuk penting pada kasus demam akibat
penyakit infeksi dan noninfeksi yang lazim ditemukan pada
pemeriksaan darah rutin antara lain:
a. Anemia sering dijumpai pada malaria, leptospirosis, demam
tifoid,tuberkulosis, infeksi saluran kemih dengan batu (biasanya
disertaidenganhematuria), SLE,ITP,dan malignansi.
b. Leukopenia sering dijumpai pada infeksi virus akut seperti
DBD,chikungunya,demam tifoid,ITP, anemiaaplastik.
c. Leukositosis dijumpai pada infeksi bakteri, malaria,
leptospirosis,leukemia(lebih dari 20.000).
d. Trombositopenia dijumpai pada DBD, chikungunya, leptosopirosis,
malaria , ITP, dan anemia aplastik.
e. Hematokrit meningkat pada keadaan dehidrasi seperti pada
diareakut,DBD.

8
f. Limfopenia dijumpai pada infeksi viru sakut
g. Limfositosis dijumpai pada infeksi kronik seperti tuberkulosis
h. LED meningkat pada kasus infeksi bakteri,anemia kronik.
i. Eosinofilialazim ditemukan pada demam dengan invasi parasite
seperti askariasis, trichuriasis, schistosomiasis, necatoriasis,
trichinosis, fascioliasis, gnathostomiasis, paragonimiasis,
Loefler’syndromedan reaksi alergi
2. Urinalisis harus dilakukan pada urine yang baru ditampung.Proteinuria
ringan bisa dijumpai pada pasien demam dengan berbagai
sebab.Proteinuria juga dijumpai pada keadaan
hematuria.Grosshematuria sering dijumpai pada pasien leptospirosis,
malaria berat (BlackWaterFever), batu saluran kemih, DBD, dan
kelainan hemostasis.
3. Pemeriksaan feses, merupakan pemeriksaan sederhana secara
mikroskopik, dapat menemukan berbagai mikroorganisme
penyebabdemam, seperti amuba, shigella, berbagai cacing usus, dan
berbagaijenis jamur. Pemeriksaan feses bisa dilanjutkan dengan kultur
dan tes sensitivitas serta PCR. Bila diperlukan kultu \r feses sesuai
dengan mikroorganiosme yang dicurigai sebagai penyebab.
4. Malaria smear dengan sediaan darah tebal dan tipis harus dilakukan
pada pasien demam yang dicurigai malaria. Pemeriksaan darah
malariaharus diambil dari ujung jari (darah tepi, bukan darah vena).
Hapusan darah tebal dan tipis dibuat dalam satu slide, dan untuk darah
tebal,tidak difiksasi. Pewarnaan Giemsa untuk sediaan darah tepi
malariaharussusuai dengan standard.
5. Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan stick saat ini banyak digunakan
untuk mendeteksi berbagai infeksi seperti DBD (NS1, IgM, IgG),
Malaria (falciparum dan vivax), Influenza, Demam tifoid (typhidot),
Leptospirosis,Infeksi HIV.
6. Bacterial smear dapat dilakukan dari urine atau sekret yang diduga
sebagai akibat dari infeksi.

9
7. TesAntigen saat ini terus berkembang untuk beberapa penyakit
infeksi,seperti NS1 padaDBD
8. Tes Serologik. Berbagai jenis tes serologik terus berkembang saat
iniuntuk menegakkan diagnosis penyakit dan berbagai marker
penyakit. Pemeriksaan serologic untuk mendiagnosa penyebab demam
dimintakan sesuai dengan penilaian klinis. Misalnya, ASTO
meninggipada demam rematik, ANA positip pada SLE, viral marker
hepatitis seperti anti HCV, HbsAg, IgM anti HVA pada hepatitis akut,
dan lain-lain.
9. Kultur darah dan sensitive itytest harus diminta kan sesuai dengan
temuan dan dugaan klinis.Pengambilan sampel darah untuk kultur
setelah pemberian antibiotic selalu memberikan nilai
negatip.Permintaan kultur jenis bakteri atau jamur tertentu akan lebih
terarah dalam menelusuri etiologi penyebab demam.
10. Kimia Darah, seperti Elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin, LFT,
danlain-lain tergantung kondisi klinis pasien. Pemeriksaan kimia
darahditujukan untuk melihat fungsiorgan dangangguan metabolik
lainakibat penyakit yang mendasari atau akibat komplikasinya, dan
juga untuk menunjang diagnosis penyebab demamnya.Misalnya,
tuberculosis selalu sebagai komplikasi diabetes, gangguan fungsi ginjal
terjadi pada Weil’sdiseases, hyponatremia bisa terjadi pada malaria
dan DBD, enzim transaminase selalu meninggi pada
DBD,leptospirosis dan malaria.

J. PenatalaksanaanMedis

Pada keadaan hipepireksia (demam≥41°C) jelas diperlukan


penggunaan obat–obatan antipiretik.Ibuprofen mungkin aman bagi anak
– Anak dengan kemungkinan penurunan suhu yang lebih besar dan lama
kerja yang seru padengan kerja asetaminofin

10
K. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis
kelamin,nama orangtua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa,
agama.
b. Keluhan utama Klienyang biasanya menderita febris
mengeluhsuhutubuh panas >37,5°C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat Kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan peningktan
suhu tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya yang kan
timbul menggigil ,mual/ muntah ,berkeringat ,nafsu makan
berkurang, gelisah, nyeriotot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila
klienpernahmengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita
olehkeluarga baik itu penyakit keturunan ataupun penyakit
menular,ataupunpenyakityangsama.
f. GenogramPetunjukanggotakeluargaklien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi: prenatal, natal,
postnatal, serta data pemebrian imunisasi padaanak.
h. Riwayat social Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan
social klien
i. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris mengalami
nafsu makan,dan susah untuk makan sehingga kekurangan
asupan nutrisi.
2) Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk
tidur karena klien merasa gelisah dan berkeringat.
3) Mandi

11
4) Eliminasi Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air
besar dan juga bisa mengakibatkan terjadi konsitensi bab
menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15–13,berat
badan serta tinggi badan
2) Tanda–tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya >37,5
°C,nadi > 80 xi Headto toe
a) Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma
atau tidak
b) Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada
gangguan/ kelainan.
c) Mata Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
d) Telingga,hidung,tenggorokan dan mulut Bentuk,kebersihan,
fungsi indranya adanya gangguan atau tidak,biasanya pada
klien dengan febris mukosa bibir klien akan keringdan
pucat.
e) Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan
dalam,abdomen biasanya nyeri dan ada peningkatan bising
usus bising usus normal pada bayi 3– 5x
f) Sistem respirasi Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat
dan dalam
g) Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada
nadinya meningkat
h) Sistem musculoskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
i) Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas
yangtertinggal/gerakannafasdanbiasanyakesadarannyagelisa
h,apatis atau koma
j) Pemeriksaantingkatperkembangan
(1) KemandiriandanbergaulAktivitassosialklien

12
(2) Motorik halus Gerakan yang menggunakan otot
halusatau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhioleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya :memindahkan benda dari tangn satu ke yang
lain,mencoret– coret, menggunting
(3) Motorik kasar Gerakan tubuh yang menggunakan otot
– otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggotatubuh yang di pengaruhi oleh kematangan fisik
anak contohnya kemampuan duduk, menendang,
berlari, naik turun tangga (Lerner& Hultsch.1983)
(4) Kognitif dan bahasa Kemampuan klien untuk berbicara
dan berhitung.
k. Data penunjang Biasanaya dilakukan pemeriksaan laborurine, feses,
darah, dan biasanya leokosit nya > 10.000 ( meningkat ) ,sedangkan
Hb, menurun. Data pengobatan Biasanya diberikan obat antipiretik
untuk mengurangi suhu tubuh klien, seperti ibuprofen,
paracetamol(Yahya, 2018)
2. Analisadata
Data Etiologi Masalah
DS:keluarga mengatakan Peningkatan laju Hipertermi
pasien demam metbolisme (D.0130)
DO:suhu tubuh diatas nilai
normal,kulit merah,takikardi,
kulit terasa hangat
DS : keluarga mengatakan Peningkatan Defisit nutrisi
pasien nafsu makan menurun kebutuhan (D.0019)
DO : membran mukosa metabolism
pucat,sariawan,diare, bising
usus hiperaktif
DS: keluarga mengatakan Kelemahan Intoleransi

13
Pasien lemah Aktivitas
DO:frekuensi jantung (D.0056)
meningkat

3. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul


a. Hipertemi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
(D.0130)
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolism (D.0019)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)

14
4. Intervensi

No. Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1. Hipertemi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia (I.15506)  Mengidentifikasi
berhubungan tindakan keperawatan Observasi dan mengelola
 Ldentifikasi penyebab Hipertermia
dengan 3x24 jam,diharapkan: kelebihan volume
 monitor suhu tubuh
peningkatan 1. Pucat menurun  monitor kadar elektrolit cairan intravaskuler
laju 2. Menggigil menurun  monitor komplikasi dan ekstraseluler
 Akibat Hipertermia
metabolism 3. Takikardi menurun serta mencegah
Terapeutik
(D.0130) 4. Suhu membaik  Longgarkan atau lepaskan pakaian ketat terjadinya
5. Suhu kulit  Berikan cairan komplikasi
oral
membaik
Edukasi
(Termoregulasi  Anjurkan tirah baring
L.14134) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
Cairan dan elektrolit
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Pemantauan Nutrisi (I.03123) Observasi  Keadekuatan
berhubungan tindakan keperawatan  Identifikasi factor yang mempengaruhi asupan nutrisi
asupan gizi
dengan 3x24jam, diharapkan: untuk memenuhi
 Identifikasi perubahan BB
peningkatan 1. Pola makanan  Identifikasi kelainan pada kulit kebutuhan

15
Kebutuhan Yang dihabiskan  Identifikasi kelainan pada rambut metabolism
metabolisme 2. Sariawan  Identifikasi pola makan  Mengumpulkan
 Identifikasi kelainan pada kuku
(D.0019) berkurang dan menganalisis
 Identifikasi Kemampuan menelan
3. Perasaan cepat  Identifikasi kelainan pada rongga mulut data yang berkaitan
kenyang menurun  Identifikasi kelainan eliminasi dengan asupan dan
 Monitor mual muntah
4. Nafsu makan status gizi
 Monitor asupan oral
meningkat  Monitor warna konjungtiva
5. Bising usus  Monitor hasil laboratorium
membaik Terapeutik
 Timbang BB
6. Membran
 Ukuran troprometri komposisi tubuh
mukosa membaik  Hitung perubahan BB
(Status nutrisi  Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
L.03030)
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
Pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan

3. Intoleransi Setelah dilakukan Pemantauan tanda vital (I.02060) Mengumpulkan dan


aktivitas Tindakan keperawatan Observasi Menganalisis data hasil

16
Berhubunga 3x24 jam, diharapkan :  Monitor nadi pengukuran fungsi
ndengan 1. Frekuensi nadi (frekuensi,kekuatan,irama) vital kardiovaskuler,
 Monitor pernapasan
kelemahan membaik (frekuensi,kedalaman) pernafasan dan suhu
(D.0056) 2. Kemudahan dalam  monitor suhu tubuh tubuh
melakukan  monitor oksimetri nadi
 identifikasi penyebab perubahan tanda
aktivitas sehari -
vital
hari Terapeutik
3. Perasaan lemah  atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
menurun
 Dokumentasikan hasil pemantauan
4. Frekuensi napas Edukasi
membaik  Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
(Toleransi aktivitas
 Informasikan hasil pemantauan,jika
L.05047) Perlu

17
L. Daftar Pustaka

Hartini, S., & Pertiwi. (2015). Efektifitas kompres air hangat terhadap
penunrunan suhu tubuh anak demam usia 1 – 3 tahun di SMC RS
Telogorejo Semarang. Http://ejournal.siktestelogorejo.ac.id
M.Thobroni,imam.(2015). Belajar dan Pembelajaran:Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Arr-Ruzz Media
Nur, Rohmah Resty P And Agus Sarwo Prayogi, And EkoSuryani,
(2018) Penerapan Kompres Hangat Pada Anak Demam Dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nyaman DiRsud Sleman.
SkripsiThesis,PoltekkesKemenkesYogyakarta.Http://Eprints.Poltekk
esjogja.ac.id/1413/
Nurarif,A.H&Kusuma,H.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi
Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI):Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.).
Jakarta: DPPPPNI.
PPNI,T.P.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Definisi dan Tindakan Keperawatan (cetakanII)1ed.). Jakarta:DPP
PPNI.
PPNI,T.P.(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):Definisi
dan Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta:DPP
PPNI.
Wardiyah, Aryanti. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian
KompresHangat Dan Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Anak Yang Mengalami demam Rsud Dr.H.AbdulMoeloek
ProvinsiLampung. Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1, 45.
DiaksesdariHttp://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/101/94
Yahya,M. Azmi. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien An. Q Dengan
Febris DiRuang Rawat Inap Anak Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukit
tinnggi Tahun 2018
.Http://Repo.Stikesperintis.ac.id/1208/1/46%20siska
%20damayanti.Pdf
Zein,Umar.2018.Buku Saku Demam.Medan:USU PRESS 2018

21

Anda mungkin juga menyukai