Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam
1. Pengertian
dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari
adanya demam dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin
http://repository.unimus.ac.id
10
2012).
seimbang baik pada saat sehat ataupun demam pada saat sehat ataupun
panas tubuh. Bila terjadi suatu keadaan peningkatan suhu tubuh yang tidak
2. Klasifikasi
antara lain :
http://repository.unimus.ac.id
11
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
tersebut.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan sekama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk bebrapa hari yang kemudian diikuti
http://repository.unimus.ac.id
12
tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
3. Etiologi
holistik. Beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan pada saat demam
adalah caratimbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan
selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3ºC dan tetap belum didapat
(NANDA, 2015).
itu juga karena gangguan pada pusat regulasi suhu sentral yang
http://repository.unimus.ac.id
13
dengan suatu pertanyaan apakah pasien baru pulang dari perjalanan dari
daerah dimana dan tempat apa saja yang telah dikunjunginya (Nanda,
2013)
jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal
pirogen endogen adalah yang berasal dari dalam tubuh dan memiliki
4. Patofisiologi
besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan
http://repository.unimus.ac.id
14
leukosit/pirogen endogen)
ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah,
5. Manifestasi klinis
lebih tinggi dari 37,5ºC - 40ºC, kulit hangat, takikardi, sedangkan batasan
sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala vertigo), keletihan, dan
6. Komplikasi
a. Kulit kemerahan
http://repository.unimus.ac.id
15
c. Anak rewel
d. Dehidrasi
e. Anoreksia
g. Kejang demam
7. Pengaturan Suhu
produksi suhu panas dan kehilangan panas akan menentukan suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur oleh suatu mekanisme umpan balik (feed back)
nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap suhu. Pada saat
suhu tubuh meningkat melebihi titik tetap, maka keadaan ini akan
8. Mekanisme Demam
http://repository.unimus.ac.id
16
hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat
pirogen leukosit.
menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang
berupa endotoksin bakteri gram negatif, dan sitokin yang dilepaskan oleh
http://repository.unimus.ac.id
17
9. Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologi
1. Pemberian antipiretik :
disebabkan demam.
PGE2.
http://repository.unimus.ac.id
18
1. Kompres Hangat
http://repository.unimus.ac.id
19
sekitar daerah dahi, dada, dan ketiak. Kompres dengan air dingin
Spons basah yang hangat adalah cara lain yang dianjurkan untuk
http://repository.unimus.ac.id
20
antara lain :
2013).
1) Identitas
a) Nama anak
akrabnya.
b) Umur
http://repository.unimus.ac.id
21
pada anak.
c) Jenis kelamin
reproduksi.
d) Anak keberapa
Dikaji agar jelas dan tdak keliru dengan orang tua pasien yang
lain.
f) Agama
g) Pendidikan
h) Pekerjaan
http://repository.unimus.ac.id
22
perawatan anaknya.
pasien.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
sakit, dan keluhan utama pada kasus febris adalah panas dan
rewel.
yang lain.
http://repository.unimus.ac.id
23
2. Review of system
3. Pemeriksaan penunjang
a. Widal
4. Diagnosa keperawatan
Batasan karakterisitik :
1. Konvulsi
2. Kulit kemerahan
4. Kejang
http://repository.unimus.ac.id
24
5. Takikardi
6. Takipnea
2) Penyebab
a) Dehidrasi
f) Respon trauma
g) Aktivitas berlebihan
h) Penggunaan inkubator
Subjektif
(tidak tersedia)
http://repository.unimus.ac.id
25
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardia
d) Takipnea
a) Proses infeksi
b) Hipertiroid
c) Stroke
d) Dehidrasi
e) Trauma
f) Prematuritis
lingkungan
Batasan karakteristik :
http://repository.unimus.ac.id
26
2. Kulit kemerahan
3. Hipertensi
4. Pucat sedang
trauma.
normal
2) Penyebab
d) Proses penuaan
e) Dehidrasi
http://repository.unimus.ac.id
27
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Kulit dingin/hangat
b) Menggigil
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a) Piloereksi
d) Pucat
f) Takikardia
g) Kejang
h) Kulit kemerahan
http://repository.unimus.ac.id
28
b) Infeksi/sepsis
c) Pembedahan
e) Trauma
1. Fokus intervensi
diagnosa keperawatan :
http://repository.unimus.ac.id
29
berlebih.
Tujuan :
berikutnya
hari berikutnya
Intervensi :
tiba-tiba
dan konveksi
4. Berikan antipiretik.
http://repository.unimus.ac.id
30
Tujuan :
kehilangan panas
sampai )
http://repository.unimus.ac.id
31
Intervensi :
kedinginan
2. Selimuti pasien
air tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang
http://repository.unimus.ac.id
32
Tujuan :
3. Hidrasi adekuat
4. Tidak menggigil
Intervensi :
http://repository.unimus.ac.id
33
kulit ke udara
Anak Demam
kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang
2. Tujuan
http://repository.unimus.ac.id
34
3. Metode penelitian
http://repository.unimus.ac.id
35
bawang merah, atau dengan kata lain ekstrak bawang merah tidak
http://repository.unimus.ac.id
36
antibakteri dan antivirus. Oleh karena itu bawang merah sangat dapat
suhu tubuh anak dengan demam dapat terlihat pada kedua kelompok
http://repository.unimus.ac.id
37
air hangat. Fakta tersebut terjadi karena pada kompres bawang merah
http://repository.unimus.ac.id