Skripsi Bab 1&2
Skripsi Bab 1&2
Skripsi Bab 1&2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Sebagai Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Ilmu Biologi
Oleh :
i
HUBUNGAN JENIS ROKOK DAN DERAJAT MEROKOK
TERHADAP STATUS KESEHATAN MASYARAKAT DI DESA
TEGAL MUKTI KECAMATAN NEGERI BESAR
KABUPATEN WAY KANAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Sebagai Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Ilmu Biologi
Oleh :
ii
ABSTRAK
iii
MOTTO
ً ص ْبرًا َج ِم
يل َ ْفَاصْ بِر
Artinya : Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. (Q.S. Al-
Ma’arij : 5)
vi
PERSEMBAHAN
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
KATA PENGANTAR
ix
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung yang telah mendidik penulis selama
menempuh pendidikan di UIN Raden Intan Lampung;
8. Bapak Ahmad Ilyas, S.E., selaku kepala kampung Tegal Mukti;
9. Segenap Masyarakat perokok yang telah rela dan meluangkan
waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian;
10. Kakakku tersayang Bambang Murjito, Sigit Purnomo, S.Pd., dan
Retno Ulandari yang selalu memberikan semangat dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku, Ayesha Utari HR, Eka Puspita Sari, Risma
Aderiyanti, Widya Eko Nurazizah, S.Pd dan anggota kelas A
Pendidikan Biologi 2017 yang selalu memberikan semangat,
motivasi dan bantuan, dengan adanya kalian hari-hariku
berwarna. Semoga persaudaraan yang kita bangun selama
menuntut ilmu di kampus hijau ini akan selalu terjalin.
12. Tim zero mistake Ayes, Dhea, Erli, Eka dan Riska yang banyak
membantu, memotivasi dan menyemangati. Terimakasih untuk
segala momen yang telah kita lewati baik itu suka maupun duka,
berkat kalian hidup ini jadi lebih indah;
13. Sel Penyemangatku Zainur Rahman yang selalu memberikan
support serta motivasi dan mau bertahan dengan segala ego yang
penulis miliki;
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ............................................................. 1
B. Alasan Memilih Judul .................................................... 2
C. Latar Belakang Masalah ................................................. 2
D. Identifikasi dan Batasan Masalah ................................... 10
E. Rumusan Masalah .......................................................... 10
F. Tujuan Penelitian ............................................................ 10
G. Manfaat Penelitian .......................................................... 11
H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................... 11
I. Sistematika Penulisan ..................................................... 12
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 65
B. Saran .............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Skripsi ini berjudul “Hubungan jenis rokok dan derajat merokok
terhadap status kesehatan masyarakat di Desa Tegal Mukti Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan”. Guna memahami maksud dari
penelitian ini maka diperlukan adanya penegasan judul dengan
beberapa istilah antara lain :
1. Hubungan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yaitu
1. Keadaan berhubungan; 2. Sangkut paut; 3. Kontrak; 4. Ikatan
pertalian, keluarga persahabatan dan sebagainya). 1
2. Jenis menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu 1. Yang
mempunyai ciri (sifat, keturunan dan sebagainya) yang khusus;
macam.2 Sedangkan yang dimaksud jenis rokok disini yaitu
rokok filter dan rokok kretek.
3. Rokok merupakan salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar, dihisap atau dihirup asapnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica,
dan spesies lainya yang mengandung nikotin dan tar, dengan atau
tanpa bahan tambahan.3
4. Derajat merokok adalah jumlah nilai hitung konsumsi rokok
selama satu tahun. 4 derajat merokok di sini terbagi menjadi tiga
kategori yaitu ringan, sedang dan berat.
5. Status kesehatan merupakan suatu kedudukan seseorang dalam
tingkatan sehat atau sakit. 5
1
“Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]” <http:/Kbbi.Web.Id/>.
Diakses Pukul 20.00. 1 Juli 2020,” .
2
“Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]” <http:/Kbbi.Web.Id/>.
Diakses Pukul 20.00. 9 September 2020.”
3
Presiden Republik Indonesia, “PPRI No. 109 Th. 2012 Tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan,” 2012, h 2.
4
Wahyu tri Sudaryanto, “Hubungan antara derajat merokok aktif,
ringan, sedang dan berat dengan kadar saturasi oksigen dalam darah (SpO2),”
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 6, no. 1 (2016): 59.
2
5
Samranah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan
Pada Santri Kelas X SMA Di Pondok Pesantren Ummul Mukminin
Makassar” (UIN Alauddin Makasar, 2017), h 5.
3
6
Presiden Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 1999 Tentang Pengaman Rokok bagi Kesehatan”
Pasal 1, Ayat 1 (1999).
7
Muchjidin Rachmat, “Pengembangan Ekonomi tembakau Nasional :
Kebijakan Negara Maju dan pembelajaran bagi Indonesia.,” Jurnal analisis
kebijakan pertanian, 8, no. 1 (2010): 67–83.
8
Antik Suprihanti et al., “Dinamika Konsumsi Rokok Dan Impor
Tembakau Indonesia,” SEPA, 14, no. 2 (2018): 184.
4
9
Ali Kusuma Dani, Sudarminto S. Yuwono, dan Siti Narsito Wulan,
“Studi Kadar Nikotin dan Tar Sembilan Merek Rokok Kretek Filter yang
Beredar di Wilayah Kabupaten Nganjuk,” Jurnal Teknologi hasil pertanian,
5, no. 3 (2009): 152.
10
Aila Haris, Muhtar Ikhsan, and Rita Rogayah, “Asap Rokok Sebagai
Bahan Pencemar Dalam Ruangan,” Tinjauan Pustaka, 39, no. 1 (2012): h 19.
5
1000
800
600 JUMLAH KK
400
200 JUMLAH
PENDUDUK
0
JUMLAH
PEROKOK
15
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Dan Terjemahan, CV
Penerbit Diponegoro (Jawa Barat, 2010).
8
partikel (15%) dan komponen gas (85%). Komponen gas dalam asap
rokok yaitu amonia, karbon monoksida, hidrogen sianida, nitrogen
dan senyawa hidrokarbon. Komponen partikel yang terdapat dalam
asap rokok yaitu tar, fenol, nikotin, benzopiren, benzanthracene,
indol, cadmium, karbarzol dan kresol. Zat-zat di atas merupakan zat
berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi dan menimbulkan kanker
(karsinogen).16
Berdasarkan observasi peneliti terdapat dua jenis rokok yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Tegal Mukti, yaitu rokok filter
dan rokok Kretek. Masyarakat memilih rokok kretek karena memiliki
cita rasa berupa aroma tembakau yang khas. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewi, menyatakan bahwa kandungan nikotin pada
rokok kretek lebih besar dibandingkan dengan rokok filter, yaitu pada
rokok filter sebesar 0,904, 0,996 dan 1,140 mg/batang rokok,
sedangkan pada rokok kretek sebesar 1,306, 1,280 dan 1,165
mg/batang rokok. Perbedaan kadar tersebut dapat berdampak pada
konsumen rokok, dimana nikotin bersifat adiktif sehingga membuat
seseorang akan terus meningkatkan konsumsi rokok, sehingga akan
semakin banyak zat-zat toksik rokok yang masuk ke tubuh dan akan
berdampak pula pada kesehatan.
Gangguan yang kerap muncul akibat kebiasaan merokok adalah
gangguan pernafasan dan gangguan peredaran darah, seperti ISPA,
emfisema dan hipertensi. Salah satu faktor resiko hipertensi adalah
kebiasaan merokok. Faktor resiko hipertensi lainya yaitu jenis
kelamin, usia, genetik, serta kebiasaan mengkonsumsi minuman
beralkohol, mengkonsumsi garam dan obesitas. Merokok dan
hipertensi adalah dua faktor resiko yang terpenting dalam penyakit
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
16
Andina Rizkia Putri Kusuma, “Pengaruh Merokok Terhadap
Kesehatan Gigi Dan Rongga Mulut,” UNISSULA., h. 2.
9
Tabel 1.1
Laporan Bulanan Kesakitan Terbanyak Pada Desember
2020
No Jenis penyakit Jumlah Jumlah Total
terbanyak kasus baru kasus lama
1 ISPA 632 458 1090
2 Gasteritis 341 305 646
3 Faringitis 110 122 232
4 Diabetes mellitus 89 112 201
5 Dermatitis 101 49 150
6 Hipertensi 72 70 142
7 Mialgia 71 61 132
8 Migrain 56 65 121
9 Stomatitis 67 54 121
10 Karies gigi 34 76 110
Sumber : data sekunder
Pentingnya penelitian ini adalah sebagai peringatan keras
kepada para konsumen rokok bahwa rokok adalah benar-benar
berbahaya untuk kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai
penyakit.
Penelitian mengenai kebiasaan merokok dan dampaknya bagi
kesehatan pernah dilakukan oleh Surya nelis et al. yang mengkaji
hubungan kebiasaan merokok dengan kesehatan jaringan periodontal,
hasil dari penelitian tersebut yaitu merokok dapat mempengaruhi
kesehatan jaringan periodontal. Responden penelitian memiliki status
kesehatan periodontal sedang dan buruk dan tidak satupun responden
yang mempunyai status kesehatan jaringan periodontal sehat. 17
Penelitian lainnya pernah dilakukan oleh Wahyu Tri Sudaryanto yang
mengkaji tentang hubungan antara derajat merokok dengan kadar
saturasi oksigen dalam darah (SpO2). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara derajat merokok aktif,
ringan, sedang dan berat dengan kadar saturasi oksigen dalam darah
(SpO2). Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa jenis
rokok berpengaruh dengan kadar saturasi oksigen dalam darah.
17
Surya Nelis, Indah Edranovi Putri, dan Rizanda Machmud,
“Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Status Kesehatan Jaringan
Periodontal,” Stomatognatic, 12, no. 2 (2015): 73.
10
18
Sudaryanto, “Hubungan antara derajat merokok aktif, ringan, sedang
dan berat dengan kadar saturasi oksigen dalam darah (SpO2),” 60.
11
19
Wahyu tri Sudaryanto, “Hubungan antara derajat merokok aktif,
ringan, sedang dan berat dengan kadar saturasi oksigen dalam darah (SpO2),”
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 6, no. 1 (2016): 60.
12
BAB V Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
20
Rahim, Kundre, and Malara, “Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Instalasi CVBC RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado,” h 5.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Definisi Rokok
Rokok merupakan produk olahan dari daun tembakau yang
dibakar pada ujung satu kemudian dihisap pada bagian lainya.
Merokok dapat diartikan sebagai aktivitas merokok, sedangkan
perokok merupakan orang yang telah merokok 1 batang atau lebih tiap
hari sekurang-kurangnya selama 1 tahun, jika selama 1 bulan
meninggalkan rokok (tidak merokok) disebut sebagai riwayat
perokok. Jika selama 5 tahun berhenti merokok maka disebut sebagai
mantan perokok. 21
2. Bahan Kimia Dalam Rokok
Bahan utama dalam pembuatan rokok adalah tembakau.
Tembakau mengandung 4.000 elemen dan setidaknya 200
diantaranya berbahaya bagi kesehatan tubuh. Tar, nikotin, karbon
monoksida dan berbagai logam berat merupakan racun utama yang
terdapat pada tembakau serta mampu memberi efek yang dapat
mengganggu kesehatan. 22 Bahan tambahan digunakan untuk
memberikan aroma serta cita rasa yang khas pada rokok dan
mengimbangi rasa tembakau yang alami. Selama pembuatan rokok,
Perusahan rokok dapat menambahkan bahan-bahan aditif yang
mengandung kurang lebih 600 jenis senyawa. Konstituen rokok
merupakan bahan yang timbul pada saat pembakaran rokok.
Konstituen inilah yang disebut sebagai asap rokok. 23
Jenis rokok berpengaruh pada kadar nikotin yang terkandung di
dalamnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi Susanna, et
21
Wahyu tri Sudaryanto, “Hubungan Antara Derajat Merokok Aktif,
Ringan, Sedang Dan Berat Dengan Kadar Saturasi Oksigen Dalam Darah
(SpO2),” Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 6, no. 1 (2016):h 52.
22
Fitria dkk., “Merokok dan oksidasi DNA,” Sains medika, 5, no. No. 2
(2013): 113.
23
Galang Bela Nusa and Nyoman suci Widyastiti, “Perbedaan
Neutrophil-Lymphocyte Ratio Pada Subjek Bukan Perokok, Perokok Ringan
Dan Perokok Sedang- Berat,” Jurnal kedokteran Diponegoro, 5, no. 4
(2016):h 11.
13
14
Tabel 2.125
Kandungan Nikotin dalam Asap Arus Utama dan Arus Samping
Per Batang Rokok
24
Dewi Susanna, Budi Hartono, and Hendra Fauzan, “Penentuan Kadar
Nikotin Dalam Asap Rokok,” Jurnal Ekologi Kesehatan, vol 2, no. 3 (2003):
273.
25
Susanna, Hartono, and Fauzan, h 274.
15
26
Aila Haris, Muhtar Ikhsan, and Rita Rogayah, “Asap Rokok Sebagai
Bahan Pencemar Dalam Ruangan,” Tinjauan Pustaka, 39, no. 1 (2012):h 19.
16
Tabel 2.2
Komponen Kimia Utama Asap Yang Tertangkap Filter
Cambridge27
Senyawa µg/batang Senyawa µg/batan
rokok g rokok
Nikotin 100-3 000 Scopoletin 15-30
Nornikotin 5-150 Polifenol lain -
Anabasin 5-12 Cyclotenes 40-70
Anatabin 5-15 Quiñónez 0,5
Alkaloid tembakau - Solanesol 600-1 000
yang lain
Bipyridyl 10-30 Neophytadiene 200-350
n-Hentriacontane 100 Limonene 30-60
Total non volatilE C 300-400 Terpenes lain -
Naftalena 2-4 Asam asetat 100-150
Naftalena lain 3-6 Asam stearat 50-75
Phenanthrene 0,2-0,4 Asam oleat 40-110
Anthracenes 0,05-0,10 Asam linoleat 150-250
Fluorenes 0,6-1,0 Asam linolenat 150-250
Fluoranthenes 0,3-0,45 Asam laktat 60-80
Pyrenees 0,3-0,5 Skatole 12-16
Karsinogen PAH 0,1-0,25 Indol 10-15
Fenol lain 60-180 Aza-arenes lain -
Fenol 80-160 Quinolines 2-4
Catechol 200-400 Indol lain -
Catechols lain 100-200 Benzofurans 200-300
Dihydroxy Benzenes 200-400
lain
27
Samsuri Tirtosastro and A.S. Murdiyati, “Kandungan Kimia
Tembakau Dan Rokok,” Buletin Tanaman Tembakau, setrat dan minyak
industri, 2, no. 1 (2010): h 39.
17
Tabel 2.3
Kandungan Asap Rokok29
Fase partikulat Pengaruh pada Fase gas Pengaruh pada
tubuh tubuh
Nikotin Stimulator/depres Oksida Iritan,
or dose dependent nitrogen proinflamator,
pada reseptor siliotoksik
parasimpatis N-
kolinergik
Tar Mutagenik/ Karbon Gangguan
karsinogenik monoksida pengikatan
oksigen pada
hemoglobin
Fenol Iritan, mutagenik/ Hydrocyanic Iritan,
karsinogenik acid proinflamator,
siliotoksik
Aromatik Mutagenik/ Acetal-dehyde Iritan,
hidrokarbon karsinogenik proinflamator,
siliotoksik
28
Neal L. Benowitz, “Nicotine Addiction,” The New England Journal
of Medicine, 362, no. 24 (2010).
29
Jurgen Behr and Dennis Nowak, “Tobacco Smoke and Respiratory
Disease,” Eur respir mon, 21 (2002):h 164.
18
30
Tirtosastro dan Murdiyati, “Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok,” 34.
19
4. Jenis Rokok
Terdapat dua jenis produk olahan rokok yang ada di Indonesia
yaitu rokok kretek dan rokok putih. Rokok putih merupakan olahan
rokok yang sudah dikenal di seluruh dunia, sedangkan rokok kretek
merupakan produksi rokok yang khas dari Indonesia. Berdasarkan
bahan dan ramuannya, rokok dibedakan menjadi 3 jenis yaitu 32 :
a. Rokok kretek
Rokok kretek yaitu rokok yang mengandung campuran cengkeh
pada tembakau rajangan yang menghasilkan bunyi kretek-kretek saat
dihisap. Rokok kretek yang mengandung cengkeh ini memiliki
beberapa komposisi yang berbeda dari rokok putih. Rokok kretek
mengandung 5 komposisi tambahan yaitu eugenol, acetyl eugenol, β-
caryophyllene, α humulene, caryophyllene epoxide. Eugenol
merupakan bahan anestetik yang digunakan oleh dokter gigi sehingga
dapat menimbulkan efek anestesi pada pengguna rokok kretek.
Eugenol juga memiliki efek lain seperti antikonvulsan, penghambat
transmisi neural dan peradangan. Rokok kretek dapat menyebabkan
pneumonitis aspirasi yang disebabkan berkurangnya refleks faringeal
akibat efek anestesi dari eugenol tersebut.33
Berdasarkan cara produksinya rokok kretek dapat dibedakan
menjadi sigaret kretek tangan (SKT) yaitu rokok yang proses
pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan
menggunakan tangan atau alat bantu sederhana, dan sigaret kretek
mesin (SKM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan
mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin
pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok
berupa rokok batangan.
b. Rokok putih
Rokok putih adalah rokok dengan atau tanpa filter menggunakan
tembakau virginia iris atau tembakau lainnya tanpa menggunakan
32
Dani, Yuwono, dan Wulan, “Studi Kadar Nikotin dan Tar Sembilan
Merk Rokok Kretek Filter yang Beredar di Wilayah Kabupaten Nganjuk,”
152.
33
Husein Ahmad, “Pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi
pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut” (Universitas Diponegoro,
2013).
21
34
Aila Haris, Muhtar Ikhsan, and Rita Rogayah, “Asap Rokok Sebagai
Bahan Pencemar Dalam Ruangan,” Tinjauan Pustaka, 39, no. 1 (2012): h 19.
35
Abdelrahman M S Alnweiri, “Hubungan derajat merokok dengan
skor kesehatan fisik pada karyawan Kampus II dan III Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta” (Jakarta, Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah, 2015), 27.
36
Bela Nusa and Widyastiti, “Perbedaan Neutrophil-Lymphocyte Ratio
Pada Subjek Bukan Perokok, Perokok Ringan Dan Perokok Sedang- Berat,”
h 8.
22
Tabel 2.5
Klasifikasi Perokok38
Kategori Indeks Klasifikasi Klasifikasi klasifikasi
klasifikasi Brinkman menurut menurut menurut
perokok Sitepoe Smet Mu’tadin
Perokok Indeks 1-10 batang/ 1-4 batang/ Sekitar 10
Ringan Brinkman 0- hari hari batang/hari,
199 poin selang waktu
60 menit
setelah
bangun tidur.
Perokok Indeks 11-24 batang/ 5-14 batang/ 11-21 batang
sedang Brinkman hari hari perhari,
200-599 poin selang watu
31-60 menit
setelah
bangun tidur
Perokok Indeks lebih dari 24 lebih dari 15 21-30 batang
berat Brinkman batang per batang per rokok/hari,
37
Maulida Wijaya Putri, “Hubungan Antara Kebiasaan Merokok
Dengan Kapasitas Vital Paru,” Naskah Publikasi, 2015, h 2.
38
Galang Bela Nusa, “Perbedaan Neutrophil-Lymphocyte Ratio Pada
Subjek Bukan Perokok, Perokok Ringan Dan Perokok Sedang- Berat”
(Universitas Diponegoro, 2016), h 9.
23
6. Derajat Merokok
Derajat merokok merupakan hasil perhitungan jumlah rokok yang
dikonsumsi selama satu tahun. Hal tersebut berarti semakin tinggi
derajat merokok seseorang maka semakin banyak pula jumlah batang
rokok yang dihisap setiap satu harinya atau telah lama merokok
dalam hitungan tahun. Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
PDIP) Derajat merokok seseorang dapat diukur dengan menggunakan
Indeks Brinkman. Pengelompokan derajat merokok menggunakan
Indeks Brinkman diperoleh dari perkalian jumlah batang rokok yang
dihisap tiap hari dengan lama merokok dalam tahun. 39
Klasifikasi derajat merokok menurut Indeks Brinkman yaitu : 40
a. Perokok ringan = 0-199 batang rokok/tahun
b. Perokok sedang = 200-600 batang rokok/tahun
c. Perokok berat = >600 batang rokok/tahun
7. Dampak Rokok
Rokok merupakan salah satu produk olahan tembakau yang
kontroversial karena pro dan kontra yang muncul dikalangan
masyarakat. Banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan akibat rokok
seperti masalah-masalah kesehatan, efek kecanduan, hingga angka
39
Alnweiri, “Hubungan derajat merokok dengan skor kesehatan fisik
pada karyawan Kampus II dan III Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta,” 27.
40
Putri, “Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital
paru,” 3.
24
41
Fitria et al., “Merokok Dan Oksidasi DNA,” Sains medika, 5, no. 2
(2013): h 114.
42
Hanifah Hanum and Adityo wibowo, “Pengaruh Paparan Asap Rokok
Lingkungan Pada Ibu Hamil Terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah,”
Jurnal Majority, 5, no. 5 (2016): h 22.
43
Agus Sutikno, “Dukungan Istri Dengan Perilaku Merokok Suami ( Di
Desa Ngujung Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan)” (Sekolah Tinggi
Ilmu kesehatan Insan Cendekia Medika, 2018), h 21.
25
b. Penyakit Jantung
Nikotin yang masuk ke dalam tubuh perokok dan terbawa dalam
aliran darah dapat mempengaruhi kerja dari berbagai bagian tubuh.
Nikotin dapat mempercepat denyut jantung sampai 20 kali lebih cepat
dalam satu menit dari keadaan normal. Rokok dapat menyebabkan
aterosklerosis akibat peningkatan mean platelet volume (MPV) atau
terjadi pengerasan pada pembuluh darah dan gangguan
kardiovaskular. 45 Pengerasan tersebut disebabkan oleh penumpukan
plak pada dinding pembuluh darah, kondisi ini menyebabkan aliran
darah terhambat dan membuat penyempitan pada pembuluh darah.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan penyakit jantung. 46
Rokok diketahui sebagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis
dan gangguan kardiovaskular. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad Taufik Rahim (2016) menunjukkan bahwa terdapat
44
Putri, “Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kapasitas Vital
Paru,” h 5.
45
Rini Sundari, Dinyar supriadi Widjaya, and Aditya Nugraha, “Lama
Merokok Dan Jumlah Konsumsi Rokok Terhadap Trombosit Pada Laki-Laki
Perokok Aktif,” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 9, no. 3 (2015): h
258.
46
Sutikno, “Dukungan istri dengan perilaku merokok suami ( Di Desa
Ngujung Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan),” 21.
26
49
Fitria et al., “Merokok Dan Oksidasi DNA,” 2013, h 114.
50
Ita Yuniati, “Hubungan Praktik Kerja, Pajanan Benzena Dan
Kebiasaan Merokok Dengan Konsentrasi Benzena Dalam Urin” (Universitas
muhamadiyah semarang, 2016), h 37.
51
Immanuel van donn Batubara, Benny Wantouw, and Lydia Tendean,
“Pengaruh Paparan Asap Rokok Kretek Terhadap Kualitas Spermatozoa
Mencit Jantan (Mus Musculus),” e-Biomedik, 1, no. 1 (2013): h 331.
28
52
Andina Rizkia Putri Kusuma, “Pengaruh Merokok Terhadap
Kesehatan Gigi Dan Rongga Mulut,” Dosen Fakultas kedokteran gigi
Universitas Islam Sultan Agung, h 2.
53
Ayu Kusuma Dewi, “Pengaruh Paparan Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Dan Asap Rokok Terhadap Pembentukan Mikronukleus Mukosa
Rongga Mulut Petugas Parkir” (Universitas Diponegoro, 2013), h 14.
54
le Houezec J, “Role of Nicotine Pharmacokinetics in Nicotine
Addiction and Nicotine Replacement Therapy : a review,” The International
Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 7, no. 9 (2003): h 811.
55
Ahmad, “Pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi
pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut.”
56
Scaoli Zhang, Ian Day, and Shu Ye, “Nicotine Induced Changes in
Gene Expression by Human Coronary Artery Endothelial Cells,”
Atherosclerosis, 154, no. 2 (2000): h 277.
29
57
Ahmad, “Pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi
pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut.”
58
Nururrahmah, “Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Dan
Pembentukan Karakter Manusia,” h 79.
59
Andina Rizkia Putri Kusuma, “Pengaruh Merokok Terhadap
Kesehatan Gigi Dan Rongga Mulut,” UNISSULA, 2012, h 2.
60
Ahmad, “Pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi
pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut.”
30
61
Aoulia Ajeng Rahmawati, “Analisis Perbandingan Kerusakan
Alveolus Paru Tikus Rattus Norvegicus Terhadap Paparan Asap Rokok
Konvensional Dan Elektrik” (Universitas Muhamadiyah Semarang, 2018),h
7.
62
Dimas sondang Irawan, “Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap
Daya Tahan Jantung Dan Paru” (Universitas Muhamadiyah Surakarta,
2009), h 5.
63
Endang Setyaningsih, “Konsumsi Oksigen Tikus Putih (Rattus
Norvegicus l.) Strain Wistar Yang Terdedah Asap Rokok-Berfilter Dan
Tanpa Filter,” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 2015,h 574.
64
Ahmad, “Pengaruh rokok terhadap peningkatan frekuensi
pembentukan mikronukleus pada mukosa mulut.”
31
Organ Genotoksitas
Mulut/ Hidung Mikronukleus, instabilitas
kromosom, putusnya Rantai
DNA
Esofagus Mutasi protein TP53
Faring, Laring Mutasi protein TP53 dan P16,
LOH
Paru Mutasi gen dan kromosom
Pankreas KRAS dan mutasi lainya
Organ Myeloid Perubahan sitogenetik
Kandung Kemih/ Ureter Urin mutagenic, perubahan
sitogenetik, putusnya rantai
DNA
Leher rahim Mukosa mutagenic,
Mikronukleus pada epitel
65
Irawan, “Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Daya Tahan
Jantung Dan Paru,” h 6.
66
David M DeMarini, “Genotoxicity of Tobacco Smoke and Tobacco
Smoke Condensate: A Review,” Mutation research, 567 (2004): h 459.
32
9. Status Kesehatan
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan adalah sehat, baik secara mental, fisik
dan spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 67 Sehat merupakan suatu
keadaan yang dinamis dimana seseorang menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan lingkungan eksternal dan internal untuk
mempertahankan keadaan kesehatannya. Potter & Perry (2005) dalam
Samranah (2017) menyebutkan bahwa Lingkungan internal terdiri dari
beberapa faktor yaitu psikologis, spiritual, proses penyakit serta
dimensi intelektual dan lingkungan eksternal terdiri dari variabel
hubungan sosial ekonomi dan lingkungan fisik. 68
WHO (2004) dalam Suardana (2011) menyebutkan bahwa status
kesehatan adalah suatu variabel yang memiliki makna dari kondisi
fungsional, sosial dan kultural, keluhan subjektif dan sosiopsikologi
yang mempengaruhi peran, kemandirian dan persepsi terhadap
kesehatan. Status kesehatan dapat juga diartikan sebagai suatu
tindakan pengelompokan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan fungsional dan kualitas hidup. Faktor-faktor tersebut
yaitu faktor psikososial, harga diri, emosi, nyeri, penghargaan
terhadap diri sendiri, peran sosial, kemampuan intelektual, jaringan
sosial dan penilaian berbagai elemen kesehatan. 69
10. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan
Status kesehatan merupakan keadaan kesehatan pada seseorang,
biasanya penyakit yang diderita oleh seseorang merupakan salah satu
faktor yang yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Menurut
Henrik Blum dalam Nurhansyah Dijaissyah (2011), terdapat 4 faktor
yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan saling berinteraksi
67
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Pasal (1) Ayat (1).
68
Samranah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan
Pada Santri Kelas X SMA Di Pondok Pesantren Ummul Mukminin
Makassar” (Skripsi UIN Alauddin Makasar, 2017), h 20.
69
I Wayan Suardana, “Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan
Sosial Dan Status Kesehatan Dengan Tingkat Depresi Pada Agregat Lanjut
Usia Di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem Bali” (Skripsi
Universitas Indonesia, 2011), h 30.
33
70
Nurhansyah Dijaissyah, “Riwayat Pemberian Makan, Status Gizi Dan
Status Kesehatan Siswa PAUD” (skripsi Institut Pertanian Bogor, n.d.), h 17.
71
Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan (Jakarta: EGC, 2008), h 30.
72
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan Pasal (52) Ayat (1).
34
73
Eka Sripuspita, “Gambaran Status Kesehatan Berdasarkan
Karakteristik Individu Pada Wanita Menopause Di Desa Ciwalat Kabupaten
Sukabumi” (Skripsi Syarif Hidayatullah, 2016), h 18.
74
Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan, h 31.
75
Gress Mareta, Eko Kuswanto, dan Nur Intan Septikayani, “Efektifitas
Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta L) Sebagai Ovisida terhadap
35
Lingkungan Penyebab
(Environment) penyakit (Agen)
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah jenis rokok dan derajat
merokok berpengaruh terhadap status kesehatan.
C. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistika penelitian ini yaitu :
Ho
1. Tidak ada pengaruh hubungan jenis rokok dengan status
kesehatan
2. Tidak ada pengaruh hubungan derajat merokok dengan status
kesehatan
H1
1. Ada pengaruh hubungan jenis rokok dengan status kesehatan
2. Ada pengaruh hubungan derajat merokok dengan kesehatan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Zhang, Scaoli, Ian Day, dan Shu Ye. “Nicotine induced changes in
gene expression by human coronary artery endothelial cells,”
Atherosclerosis, 154, no. 2 (2000).