TTS SMP
TTS SMP
TTS SMP
Skripsi
Oleh
M. AGUNG FOURWANTO
NPM. 1311060284
Skripsi
Oleh
M. AGUNG FOURWANTO
NPM. 1311060284
Oleh:
Muhammad Agung Fourwanto
Masalah dalam penelitian ini adalah media teka teki silang yang ada di SMP
Negeri 9 Bandar Lampung, belum memberdayakan keterampilan berpikir kreatif
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media teka teki silang
biologi, yang di validasi oleh ahli materi, media dan ahli pembelajaran, serta untuk
mengetahui tanggapan guru dan siswa.
Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Instrument
yang digunakan berupa lembar judgement serta angket respon guru dan siswa.
Selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis dengan mengumpulkan data kualitatif
dan kuantitatif dari setiap validator serta guru dan siswa.
Hasil penelitian ini berupa media teka teki silang biologi untuk
memberdayakan keterampilan berpikir kreatif siswa. Kriteria yang didapat adalah
sangat layak, dengan persentase 97,5% untuk ahli materi, 94,44% untuk ahli media,
96,15% merupakan persentase untuk penilaian silabus dan 95,83% untuk penilaian
RPP yang di validasi oleh ahli pembelajaran. Respon guru dan siswa mendapatkan
kriteria sangat layak, dengan persentase 89,28% dan 84,90%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa media teka teki silang biologi yang dikembangkan layak digunakan sebagai
media pembelajaran biologi.
Kata kunci : Media Teka Teki Silang Biologi, Keterampilan Berpikir Kreatif.
MOTTO
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Diponegoro, 2000),
h. 531
PERSEMBAHAN
Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, peneliti mempersembahkan
1. Ayah dan Ibuku tersayang yang senantiasa mencurahkan kasih sayang yang
tiada batasnya, do’a dan dukungan yang selalu tercurah untuk anak-anaknya,
2. Untuk adikku tercinta yang selama ini terus memberi rasa semangat sehingga
Lampung
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Muhammad Agung Fourwanto, lahir di Kota Bumi pada
Kebun Tebu, kabupaten Lampung Barat, provinsi Lampung. Peneliti adalah anak
pertama dari 2 bersaudara, lahir dari pasangan suami istri Bapak Riswanti dan Ibu Siti
Salipah.
dan lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Sumber Jaya
dan lulus pada tahun 2009. Setelah dari SMP peneliti melanjutkan ke jenjang Sekolah
Menengah Kejuruan. di SMK Negeri 1 Kebun Tebu dan lulus pada tahun 2012.
2013 di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah
Peneliti pernah mendapatkan beasiswa Bank Indonesia (BI) pada tahun 2015
dan aktif di Generasi Baru Indonesia (GENBI) wilayah Lampung yang dibawah
Biologi Untuk Memberdayakan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMP Negeri 9 Bandar
laporan penelitian, penulis tidak bekerja sendirian. skripsi ini tidak mungkin dapat
terwujud dengan baik tanpa bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Menyadari betapa bergunanya bantuan dan peran serta dari beberapa pihak, penulis
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
ini.
2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
bisa diselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
6. Bapak dan Ibu Staf dan karyawan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
8. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi lading amal di
akhirat kelak. Demikian skripsi ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya. Atas bantuan dan partisipasi yang diberikan
kepada penulis semoga menjadi amal ibadah disisi Allah SWT. Aamin ya robbal
„alamin
M. Agung Fourwanto
NPM. 1311060284
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
a. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran ...................................................... .... 15
2. Fungsi dan Kegunaan Media dalam Pembelajaran .......................... .... 16
3. Jenis Media Pembelajaran ............................................................... .... 17
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran .......................................... .... 20
b. Media Pembelajaran Teka Teki Silang
1. Pengertian Teka Teki Silang …………………………………….. ..... 21
2. Manfaat Media Teka Teki Silang…………………………………... .. 22
3. Kelebihan dan Kekurangan Teka Teki Silang……………………..... . 23
4. Pembuatan Teka Teki Silang ……………………………. ............. .... 25
c. Keterampilan Berpikir Kreatif
1. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif………………………….. . 26
2. Prinsip-Prinsip Umum Dalam Berpikir Kreatif………………….. . .... 28
3. Ciri-Ciri Berpikir Kreatif ……………………………………….. .. .... 29
4. Indikator Berpikir Kreatif Dalam Pembelajaran…………………….. 30
B. Penelitian Yang Relevan………………………………………………. .. .... 33
A. Hasil Pengembangan
1. Produk Media Teka Teki Silang Biologi ………………….. ................... 53
2. Hasil Analisis Validasi …….. ................................................................... 54
a. Validasi Oleh Ahli Materi………………….. ..................................... 54
b. Validasi Oleh Ahli Media………………….. ..................................... 58
c. Validasi Oleh Ahli Pembelajaran………………….. .......................... 59
3. Hasil Analisis Respon Produk …………………...................................... 64
a. Respon Guru Biologi…………………............................................... 64
b. Respon Siswa ………………….. ....................................................... 67
B. Pembahasan………………….. ....................................................................... 70
a. Kelayakan Media Teka Teki Silang Biologi Menurut Ahli Materi,
Media, dan Ahli Pembelajaran………………….. .............................. 71
b. Respon Siswa Dan Guru Terhadap Media Teka Teki Silang
Biologi………………….. ................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………….. ....................................................................... 77
B. Saran………………….................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research And Development (R&D)
PENDAHULUAN
salah satu wahana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam
kritis, kreatif, unggul yang memiliki nilai tambah, guna meningkatkan kualitas
Pada era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi
tumpuan utama suatu bangsa dalam berkompetensi. Oleh karena itu, sudah
berintektual.
keterampilan yang akan menjadi bekal bagi peserta didik saat terjun di masyarakat.
Ilmu pengetahuan menjadi sarana utama daya saing peserta didik di dunia kerja.
Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan adalah salah satu aspek penting
pemberdayaan manusia.
merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman, khususnya kaum muslim. Allah
SWT akan meninggikan beberapa derajat bagi orang yang memiliki ilmu
pengetahuan. Hal ini tertuang dalam Al- Qur‟an dalam surat Al-Mujadilah ayat 11
yang berbunyi:
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan agama tetapi
juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman, selain itu
ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping bagi kehidupan
ayat tersebut, Allah juga telah menegaskan dalam Firman-Nya didalam Q.S Al-„Alaq
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S Al-„Alaq : 1-5)
yang rajin membaca atau belajar, sebab membaca adalah pintu pertama yang dilalui
oleh ilmu untuk masuk ke dalam otak dan hati manusia. Ayat di atas juga
mengisyaratkan kepada manusia terutama umat Muhammad SAW agar ketika telah
yang lainnya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad
SAW.
dapat mensejahterakan dirinya sendiri. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan
yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.
yang dapat dikembangkan, salah satunya yaitu bakat. Bakat merupakan kemampuan
alamiah untuk memperoleh kemampuan atau keterampilan yang bisa bersifat umum
atau khusus. Perbedaan bakat anak bisa dilihat dari berbagai aspek, seperti IQ, bakat,
interaksi sosial. Ada enam bakat menurut Us Office Of Education (USOE) America
1
Kemenag, “undang-undang republik indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional”
yaitu: bakat intelektual umum, akademik khusus, kemampuan memimpin, bidang seni
Di dalam pendidikan, peserta didik dituntut untuk lebih kreatif, karena dengan
kemampuan berfikir kreatif, siswa mampu menyatukan sesuatu yang sudah menjadi
sesuatu yang baru. Berfikir kreatif merupakan suatu pemikiran yang berusaha
menciptakan gagasan yang baru. Berfikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu
kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang
baru3. Berpikir kreatif mampu memunculkan potensi diri (bakat yang tersembunyi)
dari dalam diri manusia, sehingga mampu dalam berbuat sesuatu. Berpikir kreatif
Proses belajar mengajar akan berjalan efektif apabila didukung dengan tersedianya
peserta didik secara optimal. Hal ini disebabkan karena potensi peserta didik akan
lebih terangsang apabila dibantu dengan sejumlah media atau sarana dan prasarana
yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan. Media dalam perspektif
2
Febi Nur Salisah, Leony Lidya, “Sarjon Defit, Sistem Pakar Penentuan Bakat Anak Dengan
Menggunakan Metode Forward Chaining”, Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Informasi, Vol 1
No 1 februari 2015, h. 63
3
Vicky fidyawati, Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Matematika
Dengan Tugas Pengajuan Soal, skripsi tidak diterbitkan, (surabaya: UNESA,2009),h.20
pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Oleh sebab itu, hendaknya guru
dapat memilih media yang sesuai yang akan digunakan pada proses pembelajaran.
serta kurangnya waktu dalam mendesain media yang akan digunakan bahkan media
yang digunakan cenderung membosankan dan kurang kreatif, sehingga antusias siswa
Hal ini sejalan pada hasil wawancara dengan dua guru mata pelajaran biologi
di SMP Negeri 09 Bandar Lampung, yang bernama Bapak Agus Setyo Budi, Amd
dan Ibu Siti Azizah, S.Si. Diperoleh informasi bahwa dalam menyampaikan materi
biologi kepada peserta didik dikelas, proses belajar yang dilakukan menggunakan
metode ceramah dalam pembelajaran, media berupa buku cetak dan Lembar Kerja
4
Gd Tuning Somara Putra,dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Dreamweaver Model
Tutorial Pada Mata Pelajaran Mengelola Isi Halaman Web untuk Siswa Kelas XI Program Keahlian
Multimedia di SMK Negeri 3 Singaraja, Jurnal Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Vol.1
No.2, Juli 2013, h. 130
Siswa (LKS). Sedangkan pada materi sistem gerak pada manusia, guru menggunakan
media tambahan seperti media gambar, dan torso atau benda tiruan. Akan tetapi
setiap siswa terpaksa harus bergantian untuk menggunakan media tersebut. Tidak
hanya siswa saja, akan tetapi guru juga harus bergantian dengan guru yang lain ketika
saat ada jam yang sama. Media yang digunakanpun kurang menarik dan kurang
Hasil observasi terhadap teka teki silang yang ada di sekolah SMP Negeri 09
Bandar Lampung yaitu : Teka teki silang, hanya terdiri dari 20 soal. Tidak ada desain
yang menarik pada teka teki silang tersebut, teka teki silang cenderung kurang rapih,
komputer, teka teki silang yang dibuat belum mengacu pada pemberdayaan berfikir
kreatif siswa.
Hasil wawancara dan observasi di atas diperkuat dengan data angket awal
siswa yang disebar kepada peserta didik SMP Negeri 09 Bandar Lampung pada
tanggal 19 Januari 2017. Pada materi sistem gerak pada manusia, persentase guru
menggunakan media pembelajaran adalah 54,54%, Hal ini dikarenakan media yang
sangat terbatas dan kurang kreatifitasnya seorang guru dalam membuat atau
sistem gerak pada manusia cukup tinggi yaitu 96,96%. Serta 90,90% siswa antusias
5
Hasil wawancara dengan guru biologi Bapak Agus Setyo Budi, Amd dan Ibu Siti Azizah,
S.Si di SMP N 09 Bandar lampung, 19 Januari 2017
dan semangat dalam belajar jika menggunakan media pembelajaran, kemudian
39,39% siswa menyatakan bahwa guru menggunakan media yang menarik dan
menyenangkan, sehingga pembelajaran yang selama ini di terapkan oleh guru dirasa
menyenangkan cukup tinggi yaitu 96,96% hal ini dikarenakan agar pembelajaran
yang diterapkan oleh guru tidak membosankan. Menurut siswa media yang selama ini
digunakan oleh guru masih kurang dalam mengembangkan berfikir kreatif, yaitu
dan pernah mengerjakan permainan teka teki silang, serta siswa setuju apabila guru
mengembangkan dan menerapkan media teka teki silang pada materi sistem gerak
pada manusia, dengan alasan bahwa media tersebut cukup menyenangkan dan belum
didik dan guru hanya sebagai fasilitator. Guru harus lebih kreatif dalam membuat dan
menentukan media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga proses
6
Hasil Angket Kebutuhan Peserta didik di SMP Negeri 9 Bandar Lampung, 19 Januari 2017
Pemilihan suatu media pembelajaran harus memiliki pertimbangan. Misalnya
materi pelajaran, sarana atau fasilitas yang tersedia, kemampuan berpikir kreatif
siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kreativitas
manusia pada dasarnya berkaitan dengan proses berpikir konvergen dan divergen.
Konvergen adalah cara berfikir untuk memberikan satu-satunya jawaban yang benar.
alternatif jawaban yang beraneka ragam 7. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu
dicarinya suatu pemecahan masalah. Salah satu yang diduga sebagai pemecahan
masalah tersebut adalah dengan dikembangankannya media berupa teka teki silang
biologi.
Teka teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan dimana kita harus
dibagi ke dalam kategori Mendatar dan Menurun tergantung posisi kata-kata yang
harus diisi8.
Teka teki silang dibuat dengan bantuan aplikasi Software Eclipse Crossword
pembuatan teka teki silang akan lebih mudah dan lebih cepat untuk dikerjakan
7
Guilford, J.P. The Nature Of Human Intelligence, (New York: Mcgraw-Hill Hergenhahn.
1967) h. 59
8
Juwariyah, “Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle / ) المتقاطعة حروفDalam Pengajaran
Mufrodat Bahasa Arab”, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol.5, No.1, Juni 2015, h, 53
dibandingkan dengan pembuatan secara manual yang membutuhkan waktu cukup
lama. Teka teki silang yang akan dikembangkan oleh peneliti yaitu untuk
kreatif, antara lain : berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original, dan berpikir
elaboraif.
proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif rasional yang
melibatkan rasio dan intuisi. Orang-orang yang kreratif bersikap positif terhadap pemecahan
Pemilihan teka teki silang sebagai media pembelajaran dikarenakan teka teki
belajar, menumbuhkan rasa kreatifitas siswa, mengasah daya ingat siswa, media
tersebut dapat digunakan di tempat manapun tanpa ada penyesuaian khusus, serta
dapat digunakan dalam kelompok besar dan kelompok kecil. Penggunaan media teka
teki silang sebagai media pembelajaran memiliki banyak keunggulan dalam proses
pembelajaran. Penggunaan media teka teki silang sebagai media visual dapat
9
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, Menemukan Kembali Pendidikan yang
Manusiawi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 70-71
Manfaat ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Rani Fathonah bahwa :
“Media teka teki silang dapat memberi pemahaman terhadap materi secara mudah
dan mendalam. Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk teka-teki silang akan
mengundang minat dan partisipasi siswa. Teka-teki silang sebagai teknik
pembelajaran kosakata tentu lebih menarik karena mengandung unsur permainan,
hiburan dan dapat dilakukan secara santai dengan berbagai variasi. Dengan demikian,
siswa termotivasi dan bergairah mempelajari kosakata yang dapat merangsang daya
nalarnya untuk memahami materi, sehingga dapat mudah diingat dan menjadi
pengetahuan yang sangat berkesan dan tidak mudah dilupakan sebagai sebuah
pengalaman belajar. Akibatnya dapat memberi pemahaman terhadap materi secara
mudah dan mendalam. Banyak keuntungan dari penggunaan media ini diantaranya
adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menjawab soal, merangsang siswa
untuk berpikir kritis dan kreatif”10.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengembangkan media berupa teka teki silang
biologi pada materi sistem gerak pada manusia dengan judul penelitian
10
Rani Fathonah S. “Studi Komparasi Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) Dengan
Kartu Pada Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL),Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Zat Adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII SMP N 2
Ngadirojo, Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol.2 No.3, 2013,
h. 70
B. Identifikasi Masalah
atas, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Guru masih berfokus pada penggunaan buku paket dan LKS sebagai media
belajar.
2. Media teka teki silang belum dikembangkan secara baik, karena desain yang tidak
3. Media teka teki silang yang ada di SMP Negeri 9 Bandar Lampung belum
C. Pembatasan Masalah
peneliti perlu membatasi permasalahan agar penelitian ini dapat lebih fokus dan
terarah.
1. Penelitian ini difokuskan pada media teka teki silang biologi pada materi sistem
gerak pada manusia dan ditujukan untuk siswa kelas VIII SMP serta bermanfaat
2. Media teka teki silang fokus untuk mengembangkan keterampilan berfikir kreatif
siswa.
3. Pengujian media yang dikembangakan meliputi uji ahli materi, uji ahli media dan
ahli pembelajaran oleh validator, tanggapan guru dan siswa setelah uji coba
2. Bagaimana tanggapan guru dan peserta didik terhadap media teka teki silang
E. Tujuan Penelitian
media teka teki silang biologi untuk memberdayakan keterampilan berpikir kreatif
F. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
1) Bagi Siswa
Siswa memperoleh media pembelajaran teka teki silang yang dapat membantu
siswa dalam pembelajaran biologi terutama materi sistem gerak pada manusia
2) Bagi Guru
Dapat menjadi bahan masukan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
3) Bagi Sekolah
media pembelajaran.
4) Bagi Peneliti
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
a. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar.1 Sementara itu, Gagne’ dan Briggs secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri buku, tape recorder, kaset,
video, camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 3
2
Ibid, h. 4
3
Ibid, h. 5
untuk menyampaikan isi ataupun materi pengajaran kepada peserta didik yang
kegunaan pembelajaran. Fungsi dari media tersebut akan terasa apabila diletakkan
pada posisi yang tepat. Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu tidak
apakah media yang akan digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran atau tidak.
Media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
yaitu:
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih jelas
tujuan pembelajaran;
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan
Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
mengajar,antara lain:5
4
Ibid, h. 25
5
Arief S. Sadiman (dkk), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Depok: Rajawali Pers, 2012), h. 28
1. Media grafis, yaitu termasuk media visual. Jenis media yang termasuk ke dalam
media grafis seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik, kartun,
2. Media audio, yaitu berkaitan dengan pendengaran. Ada beberapa jenis media
yang termasuk kedalam media audio, contohnya radio, alat perekam pita
3. Media proyeksi diam, beberapa jenis media proyeksi diam, antara lain film
simulasi.
dan pembuatannya.
b) Media visual: film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar,
c) Media audio visual: film suara (gambar hidup), televisi, video cassette.
a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak, serta dapat
menjangkau jumlah peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama,
melalui komputer.
a) Media dua dimensi: poster, bagan, grafik, peta datar, foto, gambar, lukisan.
a) Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh
terlalu sulit.
b) Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
Jenis-jenis media tersebut dalam penguanaannya tidak dilihat atau dinilai dari
segi kecanggihan medianya tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya
yang sederhana dinilai lebih berfungsi apabila digunakan sesuai dengan materi dan
memperhatikan media yang digunakan dalam proses pembelajaran baik itu di kelas
6
Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Bandung: FPMIPA UPI, 2003), h. 122
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan
sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Sejalan dengan hal ini,
Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku
belajarnya, ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,
antara lain:7
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi.
5) Pengelompokkan sasaran.
6) Mutu teknis
7
Arief S. Sadiman (dkk),Op.cit. h. 86
8
Azhar Arsyad, Op.Cit. h. 75
dicapai, materi, serta kemampuan dan karakteristik peserta didik agar dapat
Teka-Teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan dimana kita
harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang
dibagi ke dalam kategori Mendatar dan 'Menurun' tergantung posisi kata-kata yang
harus diisi.
Pada 2 Desember 1913, Arthur Wynne menerbitkan TTS dalam majalah New
York World dengan format seperti yang kita kenal saat ini. Teka-teki ini, sering
disebut sebagai TTS pertama, dan Wynne sebagai penemunya. Teka-Teki Silang
(TTS) kemudian menjadi fitur mingguan di majalah tersebut. Buku kumpulan TTS
pertama terbit pada 1924, diterbitkan oleh Simon and Schuster. Bukunya terbukti laris
dan TTS menjadi salah satu benda terpopuler pada tahun 1924.9
dalam bentuk permainan yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Teka-
Teki Silang adalah suatu permainan teka teki (puzzle) silang atau sejenisnya yang
9
Juwariyah, “Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle / ) المتقاطعة حروفDalam Pengajaran
Mufrodat Bahasa Arab”, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol.5, No.1, Juni 2015, h, 53-54
berguna untuk mempelajari pola pikir, pemikiran logis, sistem pendekatan serta
sejenis permainan yang terbagi ke dalam kategori mendatar dan menurun. Meskipun
hanya sebuah kumpulan teka-teki, teka teki silang memiliki sebuah pemikiran logis
serta pemecahan masalah yang juga dapat mendidik, menambah wawasan, dan
mengasah kemampuan berpikir secara cepat. Oleh karena itu, dengan menerapkan
media pembelajaran teka teki silang dapat meningkatkan daya ingat siswa, dan
pembelajaran teka teki silang yaitu dapat mengasah daya ingat siswa, melatih siswa
untuk berpikir secara kreatif, dan dapat juga sebagai salah satu hiburan dalam proses
pembelajaran. Hal ini didukung dari pendapat Ghannoe dalam Tesis Ermaita bahwa
b) Belajar klasifikasi
10
Ermaita, “Penggunaan media pembelajaran crossword puzzle untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa di SMA negeri 10 Bandar Lampung”, (Program Pascasarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
2016) h. 22
11
Ibid, h. 23
d) Menghibur
e) Merangsang kreativitas
dalam proses belajar mengajar. Menurut Muzaki dalam Tesis Ermaita, menyatakan
bahwa kelebihan media dan kelemahan media pembelajaran teka teki silang diuraikan
sebagai berikut.12
a. Kelebihan:
a) Melalui strategi teka teki silang siswa sedikit banyak telah memunculkan
b) Melalui penerapan strategi teka teki silang ini siswa belajar untuk lebih
Menggali potensi yang ada pada dirinya, selain itu siswa juga belajar untuk
kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru
belajar siswa
12
Ibid, h. 26
e) Sifat kompetitif yang ada dalam permainan teka teki silang dapat mendorong
b. Kelemahan:
a) Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia, sedangkan materi yang harus
b) Penerapan strategi teka teki silang dalam ruang kelas juga memungkinkan
(berhasil) dalam permainan teka teki silang belum dapat dijadikan ukuran
teki silang dan jumlah peserta didik yang relatif besar sulit melibatkan
seluruhnya
e) Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama dalam
pendidikan.
pembelajaran dapat lebih diupayakan memperbaiki dan atau diminimalisir agar apa
yang sudah menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan dan
cita-cita pendidikan.
semakin banyak alternatif cara untuk membuatnya, yang dapat dijelaskan disini ada
dua jenis cara yang secara umum dapat digunakan untuk membuat teka-teki silang,
Dari dua cara pembuatan teka teki silang diatas, dalam penelitian ini
adalah Eclipse Crossword, aplikasi tersebut bisa kita unduh dari internet. Dengan
menggunakan aplikasi ini, pembuatan media teka teki silang akan menjadi lebih
mudah karena menggunakan program computer, sehingga teka teki silang tersebut
akan tersusun dengan sendirinya. Adapun cara pembuatan teka teki silang dengan
Pilih I would like to start a new crossword kemudian pilih Next untuk
memulai pembuatan Teka Teki Silang (TTS). Kemudian tekan tombol Next.
2. Pilihlah Let me create a word list from scratch now kemudian pilih Next.
13
Juwariyah, Op.Cit. h. 54
14
Es Triyanto, Suhas Caryono, “Rekomendasi Penggunaan Eclipsecrossword Puzzle Creation
Pada Mata Pelajaran Tik Menurut Hasil Analisis Bimbingan Dan Konseling”, Jurnal Seminar
Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi, 09 Maret 2013, h.153-154
3. Langkah berikutnya masukkan jawaban pada kotak di bawah tulisan Word
dan soal pada kotak di bawah tulisan Clue for this word. Pilih Add word to
list. Lakukan terus sampai soal dan jawaban telah ditulis semua. Jika merasa
yakin telah selesai mengisikan tekan tombol Next. Maka akan muncul Do you
want to save this word list for the future use before continuing ? pilih Yes
4. Pada tahapan ini kita boleh menuliskan nama file dan pembuat filr atau jika
Print crossword.
Setiap insan yang terlahir di dunia ini telah dianugerahi (otak) akal pikiran
oleh Tuhan, hal tersebut menjadi komponen utama yang membedakan manusia
dengan hewan. Setiap jam, menit bahkan hitungan detik manusia selalu menggunakan
dan mendengar. Tingkat kemampuan berpikir setiap manusia mempunyai kadar yang
berbeda-beda, oleh karena itu agar otak bisa berkembang dengan baik dan seimbang
maka dibutuhkan suatu rangsangan dan latihan yaitu melalui proses berpikir.
melibatkan perbuatan, dan mudah dipelajari dalam waktu yang singkat. Menurut
Gilmer dalam Kuswana berpikir adalah suatu pemecahan masalah dan proses dari
penyajian suatu pristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang
dan masa depan yang saling berinteraksi. Dalam proses berpikir terjadi kegiatan yang
kompleks, reflektif dan kreatif. Berpikir terkait dengan fungsi otak bagian tertentu
sehingga perlu diasah agar terbentuk pola pemikiran yang baik dengan terbiasa
berupa gagasan, konsep dan teori. Cari dan Sund dalam Tawil menyatakan bahwa
dengan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Lipman bahwa berpikir kreatif
berhubungan dengan :
15
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 2
Definisi ini lebih menekan kan pada karakteristik berpikir kreatif diantaranya
dan daya temu16. Keterampilan berpikir kreatif yaitu keterampilan individu dalam
konstruktif rasional yang melibatkan rasio dan intuisi. Orang-orang yang kreratif
suatu tantangan kesempatan untuk mendapatkan hal baru dan petualangan intelektual
dan emosional17.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli diatas
maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kreatif merupakan suatu aksi
seseorang yang melibatkan perbuatan dan tindakan dalam memikirkan sesuatu untuk
memahami informasi dan mengkonstruksinya menjadi suatu ide atu inovasi baru yang
Menurut Parkins ada lima prinsip umum berpikir kreatif sebagai berikut 18:
b. Berpikir kreatif bergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Orang kreatif
16
M. Tawil, Liliasari, Berpikir Kompleks dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA,
(Makasar: Universitas Negeri Makasar, 2013), h. 60
17
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, Menemukan Kembali Pendidikan yang
Manusiawi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 70-71
18
M. Tawil, Liliasari, Op.Cit., h. 63
mengeksplorasi tujuan dan menggunakan pendekatan dalam mengenali sifat
c. Berpikir kreatif lebih cendrung tidak terpusat pada satu kompetensi. Orang
kegagalan lebih tinggi sebagai bagian dari proses dan belajar kegagalan
Orang kreatif dapat memilih apa yang harus dilakukan dan begaimana
melakukan.
Biasanya anak yang kreatif memilki ciri-ciri selalu ingin tahu, mandiri,
kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif. Mempunyai rasa
humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, memiliki
letak, pandai bersosialisasi. Selain itu anak kreatif memiliki karakteristik negatif
kurang sopan dan tidak sabar untuk maju ketingkat selanjutnya 19.
Keluwesan adalah kemampuan menghasilkan banyak ide yang beragam dan melihat
dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan menghasilkan ide atau
gagasan yang unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang ada di buku
atau berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk
menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau
19
Hamzah & Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, ( Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2010), h. 9-10
20
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), h. 10
b. Berpikir Luwes (Flexibility)
atau unsur-unsur.
2. Menambah atau merinci detail-detail suatu objek, gagsan atau situasi sehingga
21
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h. 88-90
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Dalam penelitian Pratama yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil
(TGT) disertai Teka-Teki Silang (Crossword Puzzles) Pada Siswa Kelas VII (SMP
Hasil belajar Biologi siswa kelas VIIA di SMP Mitra Jember semester genap tahun
secara klasikal mulai dari pra-siklus hasil belajar siswa mencapai 45,71%, setelah
dilakukan siklus 1 secara klasikal hasil belajar meningkat menjadi 77,1% dengan
jumlah siswa tuntas 27 siswa dan belum tuntas 8 siswa dari jumlah siswa keseluruhan
sebesar 35 siswa, karena hasil belajar siswa belum optimal maka dilakukan perbaikan
pada siklus 2 yang menghasilkan hasil belajar secara klasikal sebesar 85,7% dengan
jumlah siswa tuntas 30 siswa dan belum tuntas 5 siswa dari jumlah siswa keseluruhan
sebesar 35 siswa22.
Penelitian yang selanjutnya oleh Sarinah, Nuriman Wijaya, dan Atin Supriatin
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan Media
TTS Terhadap Hasil Belajar Biologi Di MTS Darul Ulum Palangka Raya”.
22
Endhika Haries Pratama, Pujiastuti, Jekti Prihatin, “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Teka-
Teki Silang (Crossword Puzzles) Pada Siswa Kelas VII (SMP Mitra Jember Semester Genap Tahun
Pelajaran 2012/2013)”, Jurnal Pancaran Vol.3 No.2, Mei 2014, H. 903
(TGT) dengan media teka-teki silang (TTS) berpengaruh positif terhadap hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen pada perkembangan manusia di kelas VIII MTs
Darul Ulum Palangka Raya. Hal tersebut berdasarkan tabel anova dengan α = 0.05 <
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Denta Oki Sari Artha Galuh
Astrissi, Js. Sukardjo, dan Budi Hastuti dengan judul “Efektivitas Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media Teka Teki Silang
Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Siswa Kelas X SMA Negeri 3
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang disertai media teka teki silang
efektif meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi minyak bumi siswa kelas X
SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dibuktikan dengan harga
nilai t hitung yaitu 4,873 lebih tinggi dari harga tabel yaitu 1,67 untuk prestasi belajar
kognitif dan harga nilai t hitung 1,784 lebih tinggi dari harga t tabel yaitu 1,67 untuk
23
Sarinah, Nuriman Wijaya, Atin Supriatin, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT Dengan Media TTS Terhadap Hasil Belajar Biologi Di MTS Darul Ulum Palangka Raya”, Jurnal
Edusains Vol.3 No.1, 2015, h. 52
24
Denta Oki Sari Artha Galuh Astrissi, Js. Sukardjo, Budi Hastuti, “Efektivitas Model
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media Teka Teki Silang Terhadap Prestasi
Belajar Pada Materi Minyak Bumi Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2012/2013”, Jurnal Pendidikan Kimia Vol.3 No.2, 2014, h. 22
Penelitian yang selanjutnya ditemukan oleh Suhas Caryono, Es Triyanto
Mata Pelajaran Tik Menurut Hasil Analisis Bimbingan Dan Konseling”. Hasil
materi mata pelajaran TIK. Sebanyak 25 peserta didik atau 83,33% dari sampel
menyatakan penggunaan Teka Teki Silang (TTS) perlu untuk dicoba. Pembuatan
materi pembelajaran menggunakan metode Teka Teki Silang (TTS) yang cukup
Puzzle Creation. Berbagai kelebihan dari penggunaan metode Teka-teki Silang (TTS)
pembelajaran TIK25.
Penelitian yang ditemukan oleh Rani Fathonah S, Sugiharto dan Suryadi Budi
Utomo dengan judul “Studi Komparasi Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS)
And Learning (CTL) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Zat Adiktif Dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prestasi belajar kognitif siswa pada
penggunaan media TTS (16,81) lebih tinggi dibanding media Kartu (12,97) pada
pembelajaran kimia melalui pendekatan CTL pada materi zat adiktif dan
25
Es Triyanto, Op.Cit. h. 150
psikotropika. (2) prestasi belajar afektif siswa pada penggunaan media TTS (72,38)
lebih tinggi dibanding media Kartu (69,26) pada pembelajaran kimia melalui
pendekatan CTL pada materi zat adiktif dan psikotropika. Simpulan penelitian ini
adalah penggunaan media TTS lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa dibanding media Kartu pada pembelajaran kimia melalui pendekatan CTL pada
materi Zat Adiktif dan Psikotropika kelas VIII semester 2 SMP Negeri 2 Ngadirojo-
26
Rani Fathonah S. “Studi Komparasi Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) Dengan
Kartu Pada Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning
(CTL),Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Zat Adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII SMP N 2
Ngadirojo, Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol.2 No.3, 2013,
h. 68
BAB III
METODE PENELITIAN
beralamat di Jl. Amir Hamzah No.34, Gotong Royong , Bandar Lampung. Penelitian
dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Mei 2017.
B. Prosedur Penelitian
Borg & Gall. Menurut Borg dan Gall, pendekatan research and development (R&D)
sebagai berikut:
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,
tersebut cukup?
1
Borg and Gall, Educational Research, An Introduction. (New York and London: Longman
Inc, 1983), H.783-795
c. Riset skala kecil, pengembangan sering mempunyai pertanyaan yang tidak
biasa dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional.
uji desain di lapangan; 4) menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian.
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi: 1)
melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; 2) bersifat terbatas, baik
substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat; 3) uji lapangan awal dilakukan
metodologi.
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji
coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih
banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada
internal.
Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi 1)
melakukan uji efektivitas desain produk; 2) uji efektivitas desain, pada umumnya,
diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi.
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji
lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita kembangkan,
karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya
uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk; 2) uji efektivitas dan adabtabilitas
desain melibatkan para calon pemakai produk; 3) hasil uji lapangan adalah diperoleh
model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
Pembuatan produk akhir ini dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan
Borg & Gall, peneliti melakukan penyederhanaan dan pembatasan menjadi tujuh
1. Keterbatasan waktu
karena itu, melalui penyederhanaan menjadi tujuh tahapan ini, diharapkan penelitian
pengembangan ini bisa selesai dengan waktu yang relative efisien tetapi tetap efektif
2. Keterbatasan biaya
dalam pengembangan ini, maka penelitian ini disederhanakan menjadi tujuh tahapan.
yang relative besar. Oleh karena itu, melalui penyederhanaan menjadi tujuh tahapan
ini, diharapkan pengembangan ini bisa selesai dengan kalkulasi biaya yang relative
terjangkau.
pengembangan ini menjadi tujuh tahapan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
b. Mengidentifikasi kelemahan media teka teki silang yang pernah dibuat, yaitu
Teka teki silang dibuat hanya dalam satu kertas, hanya terdiri dari 20 soal.
Tidak ada desain yang menarik pada teka teki silang tersebut, teka teki silang
a. Menyiapkan materi sistem gerak pada manusia dari berbagai sumber yang
c. Menentukan indikator berfikir kreatif siswa untuk pembuatan soal teka teki
silang
(SK) dan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan materi yang digunakan
dalam penelitian.
3. Tahap Pengembangan Produk
a. Mengunduh aplikasi teka teki silang “Eclipse Crossword Puzzle” dari internet
d. Memasukan soal dan jawaban yang telah dibuat kedalam aplikasi “Eclipse
Crossword Puzzle”
lembar validasi untuk penilaian dari para ahli. Lembar validasi ini digunakan
a. Perbaikan atau revisi produk berdasarkan hasil uji lapangan terbatas dari
penilaian ahli materi, ahli media dan ahli pembelajaran. Revisi produk tahap I
b. Hasil akhir produk media pembelajaran berbentuk teka teki silang yang telah
dinyatakan layak oleh ahli materi, ahli media dan ahli pembelajaran.
6. Uji produk secara lebih luas
b. Pengisian angket atau kuisioner tanggapan guru dan siswa mengenai produk
a. Perbaikan produk berdasarkan hasil uji lapangan lebih luas atau revisi tahap
II.
peneliti diatas, maka secara ringkas alur pengembangan dapat dilihat pada gambar 3.2
di belakang .
Studi Pendahuluan:
Mengidentifikasi kelemahan media teka teki silang yang pernah dibuat, yaitu Teka teki
silang dibuat hanya dalam satu kertas, hanya terdiri dari 20 soal. Tidak ada desain yang
menarik, cenderung kurang rapih, soal teka teki silang belum memberdayaan berfikir kreatif
siswa, selanjutnya menentukan indikator yang akan dicapai dan mengumpulkan materi,
yaitu sistem gerak pada manusia
Gambar 3.2
Tahap Pengembangan Media Teka Teki Silang
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan, untuk mendapatkan data
dokumentasi.
1. Kuisioner/Angket
kepada responden untuk dijawabnya2. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk
produk yang diberikan kepada para ahli materi, ahli media, dan ahli pembelajaran,
angket tanggapan guru biologi dan siswa sebagai subjek uji coba.
a. Angket kebutuhan
Pengembangan media teka teki silang biologi untuk memberdayakan keterampilan berpikir
kreatif siswa SMP. Angket berisi 10 item pertanyaan dengan jawaban semi terbuka
oleh peserta didik di sekolah. Urutan penulisan angket ialah judul, identitas
kebutuhan ini akan disebar ke salah satu sekolah SMP yaitu SMP Negeri 09 Bandar
Lampung.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta,2013), h. 199.
b. Angket validasi
Angket validasi ini terdiri dari 3 yaitu angket validasi ahli materi, angket
validasi ahli media dan angket validasi ahli pembelajaran. Angket-angket validasi
tersebut diisi oleh validator. Urutan penulisan instrumen validasi ialah judul, petunjuk
yang didalamnya terdapat juga tujuan penilaian, pernyataan dari peneliti, kolom
penilaian, saran, kesimpulan dan tanda tangan validator. Angket validasi bersifat
kuantitatif data dapat diolah secara penyajian persentase dengan menggunakan skala
pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai
skalanya3.
c. Angket tanggapan guru dan siswa setelah dilakukan uji coba produk.
tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap produk yang dikembangkan berupa
media teka teki silang materi sistem gerak pada manusia. Angket tanggapan berisi
kuantitatif data dapat diolah secara penyajian persentase dengan menggunakan skala
3
Saifudin Azwar, Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran Edisi ke-2, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), h. 139.
2. Wawancara
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit4. Pada teknik ini dilakukan wawancara
pembelajaran biologi yang dilaksanakan di sekolah tersebut dan kemudian data yang
3. Observasi
4. Dokumentasi
yang akan dijadikan sebagai bukti penelitian. Cara pengumpulan data catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Melalui dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
4
Sugiyono, Op.Cit, h. 194
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h. 45.
karya-karya monumental dari seseorang yang berhubungan dengan masalah
penelitian6.
1. Angket Kebutuhan
yang sesuai dengan aslinya pada kenyataan tanpa adanya perhitungan angka.
2. Angket validasi
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor seperti Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Skala Likert7
6
Sugiyono, Op.Cit, h. 329.
7
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung:Alfabeta, 2009), H. 39
Nilai yang diberikan adalah satu sampai empat untuk respon sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, yang menggambarkan posisi yang sangat
negatif ke posisi yang sangat positif. Tingkat pengukuran skala dalam penelitian ini
kuesioner. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam metode skala likert
𝑆
Ps = 𝑁 x 100 %
Keterangan :
Ps = persentase
8
Winarni, dkk, ”Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan
Kalor Untuk SMA/MA Kelas X”. (Jurnal Program Studi Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret),
h. 5.
Tabel 3.2
Kriteria kelayakan
Skor rata-rata (%) Kategori
0-25 Tidak layak
26-50 Kurang layak
51-75 Layak
76-100 Sangat layak
kreatif siswa SMP, dapat dinyatakan layak secara teoritis apabila persentase
3. Angket tanggapan guru dan siswa setelah dilakukan uji coba produk.
guru dan siswa terhadap media Teka teki silang biologi yang dikembangkan. Angket
adalah judul, pernyataan dari peneliti, identitas responden, petunjuk pengisian, dan
item pertanyaan. Angket tanggapan bersifat kuantitatif data dapat diolah secara
Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti dengan empat
tanggapan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor
seperti tabel 3.1. Selanjutnya data intervalnya dapat dianalisis dengan menghitung
persentase jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden dengan rumus
berikut:
9
Riduwan, Op.Cit, h. 40-41.
𝑆
Ps = 𝑁 x 100 %
Keterangan :
Ps = Persentase
kategori berdasarkan tabel 3.2. Pengembangan media teka teki silang biologi untuk
10
Winarni, dkk, Op.Cit, h. 5.
11
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 40-41.
BAB IV
A. Hasil Pengembangan
a. Bahan pembuatan media teka teki silang biologi berupa kertas hvs dan kertas
sertifikat dan bagian dalam atau isi menggunakan kertas hvs. Terdapat
perbedaan dalam pembuatan media teka teki silang biologi, jika teka teki
silang pada umumnya menggunakan kertas yang tipis, pada teka teki silang
yang dibuat ini lebih tebal dari teka teki silang yang biasanya dijumpai, hal ini
bertujuan agar media tersebut tidak mudah rusak ketika digunakan. Selain itu
juga background yang dibuat pada media teka teki silang ini, berbeda pada
teka teki silang pada umumnya, biasanya teka teki silang diabagian isi tidak
diberi background atau hanya polos saja, akan tetapi pada teka teki silang
yang dikembangkan ini, background yang dibuat lebih menarik dan lebih
berwarna, hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih tertarik pada teka teki
silang tersebut.
b. Soal-soal yang terdapat pada teka teki silang biologi ini mengenai materi
tentang sistem gerak pada manusia. Pembuatan soal teka teki silang ini
Dengan adanya aplikasi ini sangat membantu dalam pembuatan teka teki
silag, karena cukup dengan memasukan soal dan jawaban, teka tki silang akan
instrument dan media yang dikembangkan sesuai dengan tujuan. Berikut adalah hasil
Ahli materi menilai tentang isi materi sistem gerak pada manusia. Ahli materi
yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah dosen Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung. Data diperoleh dengan memberikan
angket. Ahli materi kemudian memberikan penilaian, saran dan komentar terhadap isi
materi sistem gerak pada manusia. Setelah melakukan penilaian maka diketahui hal-
hal yang perlu untuk direvisi. Penilaian dari ahli materi pada produk awal disajikan
Tabel 4.1
Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Produk Awal
Berdasarkan hasil tabulasi uji ahli materi pada produk awal (Tabel 4.2), pada
aspek isi diperoleh skor 15 dari skor maksimal 72 dengan persentase 75% dinyatakan
dalam kriteria layak. Aspek kebahasaan diperoleh jumlah 15 dari skor maksimal 20
dengan persentase 75% dinyatakan dalam kriteria layak. Sehingga diperoleh jumlah
total dari kedua aspek yaitu 30 dengan skor maksimal 40 dengan persentase 75%
Setelah produk divalidasi, produk awal direvisi sesuai dengan masukan dan
saran perbaikan dari dosen ahli materi. Produk awal yang telah direvisi, divalidasi
kembali oleh dosen yang sama dengan menggunakan angket yang sama guna
mengetahui kelayakan produk untuk digunakan di sekolah.adapun hasil validasi
Tabel 4.2
Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Produk Setelah Perbaikan
Pada tabulasi uji materi produk setelah revisi didapat persentase 97,5%
dengan kriteria Sangat Layak. Aspek isi dengan persentase 100% dan aspek
kebahasaan dengan persentase 95%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat kenaikan
jumlah skor pada setiap aspek. Tabulasi hasil validasi oleh ahli materi pada produk
awal dan produk setelah direvisi disajikan dalam bentuk diagram pada gambar 4.1
berikut ini :
100%
95%
75% 75%
Persentase Awal
Isi Kebahasaan
Gambar 4.1
Diagram Tabulasi Ahli Materi
Pada diagram tabulasi ahli materi di atas menggambarkan hasil validasi ahli
materi produk awal dan validasi produk setelah perbaikan. Hasil produk awal
mendapat nilai atau kriteria layak pada masing-masing aspek penilaian. Pada produk
awal aspek isi dan kebahasaan mendapatkan nilai persentase 75%, kemudian setelah
direvisi pada aspek isi mendapatkan kenaikan persentase menjadi 100% dan pada
demikian menyatakan bahwa kritik dan saran dari ahli materi memberikan pengaruh
Validasi ahli media dilakukan untuk mengisi lembar angket penilaian pada
masing-masing aspek penilaian yang terdiri dari 3 aspek dan masing-masing aspek
terdapat beberapa pernyataan dari 10 pernyataan yang diisi oleh satu orang dosenahli
media. Penilaian ahli media disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini
Tabel 4.3
Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk
Berdasarkan hasil uji tabulasi ahli media diatas diperoleh jumlah total 34
dengan skor maksimal 36 serta persentase 94,44% dan dinyatakan dalam kriteria
sangat layak. Pada aspek kualitas media diperoleh jumlah skor 12 dari jumlah skor
15 dari jumlah skor maksimal 16 dengan persentase 93,75% dan aspek teknik
penyajian diperoleh jumlah skor 7 dari jumlah skor maksimal 8 dengan persentase
87,5% yang dinyatakan sangat layak. Tabulasi hasil validasi oleh ahli media disajikan
100%
93,75%
Kualitas Media
87,5 % Efektifitas Media
Teknik Penyajian
Gambar 4.2
Diagram Tabulasi Ahli Media
pada perangkat pembelajaran seperti Silabus dan RPP. Pada angket penilaian silabus,
oleh 1 orang ahli pembelajaran. Penilaian dari ahli pembelajaran pada produk awal
Tabel 4.4
Tabulasi Uji Ahli Pembelajaran (Silabus) Pada Produk Awal
Tabel 4.5
Tabulasi Uji Ahli Pembelajaran (RPP) Pada Produk Awal
jumlah skor total 37 dari skor maksimal 52 dengan persentase 71,15% dinyatakan
dalam kriteria layak. Sedangkan hasil tabulasi uji ahli pembelajaran (RPP) diperoleh
jumlah skor total 33 dari skor maksimal 48 dengan persentase 68,75% dinyatakan
Produk awal yang telah diperbaiki kemudian divalidasi kembali oleh ahli
pembelajaran yang sama dengan menggunakan angket yang sama untuk melihat
peningkatan skor yang diperoleh setelah revisi. Adapun hasil perbaikan produk akhir
Tabel 4.6
Tabulasi Uji Ahli Pembelajaran (Silabus) Pada Produk Setelah Perbaikan
Pada tabel 4.6 tabulasi uji ahli pembelajaran (silabus) pada produk setelah
96,15% dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Adapun pada tabel 4.7 tabulasi uji
ahli pembelajaran (RPP) pada produk setelah perbaikan diperoleh jumlah total 46
dengan skor maksimal 48 dengan persentase 95,83% dinyatakan dalam kriteria sangat
layak.
Tabulasi hasil validasi oleh ahli pembelajaran produk awal dan produk setelah
perbaikan disajikan salam bentuk diagram pada gambar 4.3 berikut ini :
96,15% 95,83%
71,15% 68,75%
Persentase awal
Silabus RPP
Gambar 4.3
Diagram Tabulasi Pembelajaran
awal memperoleh persentase 68,75% dan setelah produk awal diperbaiki kemudian
Tahap selanjutnya setelah produk selesai divalidasi oleh dosen ahli materi,
ahli media, dan ahli pembelajaran selesai diperbaiki. Selanjutnya produk diberikan
kepada guru mata pelajaran biologi di sekolah tempat penelitian. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui respon guru biologi terhadap produk yang dikembangkan. Respon
guru biologi terdiri dari satu orang guru ditempat penelitian yaitu di SMP Negeri 9
Bandar Lampung. Adapun hasil respon guru biologi terhadap produk yang
Tabel 4.8
Tabulasi Hasil Respon Guru Terhadap Produk Awal
Pada tabel 4.8 menggambarkan informasi hasil respon guru biologi terhadap
produk awal. Pada aspek perumusan tujuan pembelajaran mendapat skor 16 dari skor
maksimal 20, dengan persentase 80% dan mendapatkan kriteria sangat layak. Aspek
isi mendapatkan skor 19 dari skor maksimal 24, dengan persentase 79,16% dan
mendapatkan kriteria sangat layak. Aspek kualitas media mendapat skor 9 dari skor
maksimal 12, dengan persentase kelayakan 75% dan mendapatkan kriteria layak.
Setelah produk awal diperbaiki, kemudian diberikan lagi dengan guru biologi
yang sama dengan angket yang sama untuk mengetahui tanggapan guru biologi
terhadap produk akhir. Berikut ini adalah tabel hasil respon guru terhadap produk
setelah perbaikan :
Tabel 4.9
Tabulasi Hasil Respon Guru Terhadap Produk Akhir
Tabel 4.9 di atas menunjukan hasil respon guru biologi terhadap produk akhir.
Pada aspek perumusan tujuan pembelajaran mendapat skor 18 dari skor maksimal 20,
dengan persentase 90% dan mendapatkan kriteria sangat layak. Aspek isi
mendapatkan skor 22 dari skor maksimal 24, dengan persentase 91,66% dan masuk
dalam kriteria sangat layak. Aspek kualitas media mendapat skor 10 dari skor
maksimal 12, dengan persentase 89,28% dan masuk dalam kriteria sangat layak.
Tabulasi hasil respon guru biologi disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut :
90% 91,66%
80% 79,16% 83,33 %
75 %
Persentase awal
Berdasarkan gambar 4.4 didapat hasil respon guru biologi terhadap produk
awal dan produk akhir. Tanggapan guru biologi terhadap produk awal didapat
b. Respon Siswa
Uji coba skala luas dilakukan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung pada kelas
VIII yaitu sebanyak 36 siswa. Tujuan pelaksanaan uji coba adalah untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap media teka teki silang biologi untuk memberdayakan
berfikir kreatif siswa pada materi sistem gerak pada manusia. Dalam pelaksanaan uji
coba, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengenalkan produk media teka
penggunaan media teka teki silang biologi yang dikembangkan. Selanjutnya peneliti
membuat kelompok untuk siswa dan kemudian membagikan teka teki silang kepada
setiap kelompok, setelah siswa mengerjakan teka teki silang, langkah selanjutnya
dikembangkan.
Tanggapan siswa kelas VIII terhadap media teka teki silang biologi untuk
memberdayakan berfikir kreatif siswa pada materi sistem gerak pada manusia yang
penilaian, maka diperoleh hasil penilaian dari 36 siswa SMP Negeri 9 Bandar
kriteria sangat layak dengan persentase rata rata 84,90%. Siswa yang memberikan
penilaian dengan kriteria layak adalah 2 orang, sedangkan siswa yang memberikan
Berikut ini disajikan hasil respon siswa terhadap produk media teka teki
silang biologi untuk memberdayakan berfikir kreatif siswa SMP Negeri 9 Bandar
84,90%
Gambar 4.5
Diagram Hasil Respon Siswa Terhadap Produk
B. Pembahasan
dan pengembangan ini adalah produk media pembelajaran teka teki silang biologi
untuk memberdayakan berfikir kreatif siswa SMP kelas VIII pada materi sistem
masih berfokus pada penggunaan buku paket dan LKS sebagai media belajar, guru
banyak menerangkan di depan kelas sehingga peserta didik merasa bosan, media teka
teki silang belum dikembangkan secara baik, karena desain yang tidak menarik,
kurang rapih dan hanya terdiri dari 20 soal dan kemampuan berfikir kreatif siswa
penelitian dan pengembangan Borg & Gall. Borg & Gall memaparkan ada sepuluh
tahap penelitian dan pengembangan, namun dalam penelitian ini kesepuluh langkah
1. Keterbatasan waktu
sepuluh tahapan diperlukan waktu dan proses yang relative lama dan panjang. Oleh
karena itu, melalui penyederhanaan menjadi tujuh tahapan ini, diharapkan penelitian
pengembangan ini bisa selesai dengan waktu yang relative efisien tetapi tetap efektif
2. Keterbatasan biaya
dalam pengembangan ini, maka penelitian ini disederhanakan menjadi tujuh tahapan.
yang relative besar. Oleh karena itu, melalui penyederhanaan menjadi tujuh tahapan
ini, diharapkan pengembangan ini bisa selesai dengan kalkulasi biaya yang relative
terjangkau.
penelitian, tahap pengembangan produk, tahap validasi dan uji coba terbatas, tahap
revisi uji lapangan terbatas, dan uji produk secara lebih luas.
1. Kelayakan Media Teka Teki Silang Biologi Menurut Ahli Materi, Media,
Kelayakan media pembelajaran ini diperoleh dari hasil telaah oleh ahli materi,
ahli media, dan ahli media pembelajaran. Berdasarkan kriteria kelayakan media
pembelajaran yang terdapat dalam BSNP bahwa media dapat dikatakan layak apabila
dapat dilihat dari beberapa aspek, beberapa aspek tersebut adalah komponen
1
Nurul Hidayati, Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Ekonomi
Materi Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo, Juranl Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi UNESA, h. 10
Dari penilaian para ahli materri, ahli media, dan ahli pembelajaran tersebut
akan diperoleh kelayakan media pembelajaran teka teki silang biologi untuk
memberdayakan berfikir kreatif siswa SMP kelas VIII pada materi sistem gerak pada
sebesar 97,5% dengan kriteria sangat layak, yang artinya semua komponen kelayakan
baik dari segi komponen isi, kesesuaian materi sesuai dengan indikator berfikir
kreatif, dan komponen kebahasaan sangat layak digunakan dalam proses belajar
kriteria sangat layak. Bahasa yang baik dalam sebuah media pembelajaran menurut
BSNP dapat dilihat dari beberapa indikator yang ada antara lain : (1) sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa, (2) komunikatif, (3) lugas, (4) koherensi keruntutan alur
piker, (5) kesesuaian dngan kaidah bahasa Indonesia yang benar, (6) penggunaan
istilah.2
sangat layak. Adapun indikator kelayakan pada komponen isi diantaranya adalah: (1)
Kesesuaian materi dengan standar kompetensi (SK), (2) Kesesuaian materi dengan
kompetensi dasar (KD), (3) Kesesuaian materi dengan Indikator, (4) Kesesuaian
dengan kriteria sangat layak. Dimana terdapat beberapa komponen kelayakan yaitu
kualitas media, efektifitas media, dan teknik penyajian. Dari komponen kualitas
2
Ibid, h. 11
media mendapatkan persentase rata rata 100%, yang artinya kualitas media teka teki
kriteria sangat layak, yang berarti bahwa media yang dikembangkan sesuai dengan
penyesuaian khusus dan media dapat digunakan berbagai tempat, waktu dan keadaan.
Pada komponen teknik penyajian mendapatkan persentase rata rata 87,5 % dengan
kriteria sangat layak. Masih dalam acuan BSNP bahwa kriteria kelayakan penyajian
yang baik meliputi : (1) teknik penyajian, (2) pendukung penyajian materi, (3)
sangat layak. Komponen yang dinilai pada silabus yaitu isi yang disajikan, bahasa
dan waktu. Komponen isi yang disajikan mendapatkan persentase rata-rata sebesar
96,87% dengan kriteria sangat layak, yang meliputi bahwa silabus : (1) Mengkaji
keterkaitan antara standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam mata
pelajaran, (2) Mengidentifikasi materi yang menunjang pencapaian KD, (3) Aktifitas
kedalaman dan keluasan materi dalam pencapaian KD, (4) Pemilihan materi ajar
kompetensi sesuai dengan karakteristik siswa dan satuan pendidikan, (7) Menentukan
sumber belajar yang disesuaikan dengan SK, KD, serta materi pokok, kegiatan
dengan kriteria sangat layak, yang artinya bahwa bahasa yang digunakan sesuai
dengan EYD, dan kesederhanaan struktur kalimat pada silabus. Pada komponen
waktu mendapatkan persentase rata-rata sebesar 100% dengan kriteria sangat layak.
Hal ini berarti bahwa alokasi waktu yang digunakan sesuai dengan kegiatan belajar,
pemilihan alokasi waktu didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar dan ketersediaan
komponen isi, kebahsaan dan waktu. Pada komponen perumusan tujuan pembelajaran
mendapat persentase rata-rata sebesar 95% dengan kategori sangat layak, yang
artinya bahwa : (1) standar kompetensi dan kompetensi dasar sudah jelas, (2) adanya
siswa dinyatakan sesuai. Pada komponen isi mendapat persentase 100% dengan
kategori sangat layak, ini didasarkan pada sistematika penyusunan RPP dan kejelasan
tahap-tahap kegiatan pembelajaran (awal, inti, dan penutup). Pada komponen bahasa
mendapat persentase sebesar 100% dengan kategori sangat layak, yang penilaiannya
meliputi : (1) penggunaan bahasa sessuai dengan EYD (2) bahasa yang digunakan
mendapat persentase sebesar 87,5% dengan kategori sangat layak, yang berarti bahwa
Berdasarkan dari uraian masing-masing penilaian para ahli materi, ahli media,
dan ahli pembelajaran diatas maka terlihat bahwa media pembelajaran teka teki silang
biologi untuk memberdayakan berfikir kreatif siswa SMP memiliki kategori sangat
layak.
2. Respon Siswa Dan Guru Terhadap Media Teka Teki Silang Biologi
media teka-teki silang biologi ini, hal ini dilakukan karena media pembelajaran ini
nantinya akan digunakan dalam proses belajar mengajar oleh guru untuk siswa.
pembawa pesan (guru) ke penerima pesan (siswa) 4. Oleh karena itu siswa juga
pembelajaran berupa media teka teki silang biologi untuk memberdayakan berfikir
Media teka teki silang termasuk dalam media visual, fungsi media visual bagi
siswa antara lain : (1) fungsi atensi yaitu media visual dapat menarik dan
4
Arief S. Sadiman (dkk), media pendidikan : pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 12
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi dalam isi pelajaran yang
disampaikan, (2) media visual dapat mempengaruhi emosi serta mempengaruhi siswa
dalam mengambil keputusan, (3) fungsi kognitif yaitu media visual yang diberikan
dapat dipahami dan diingat oleh siswa dengan mudah, (4) fungsi kompensatoris yaitu
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa
masukan guna penyempurnaan produk serta sebagai indikator bahwa media teka teki
silang biologi yang dikembangkan dapat secara efektif. Tanggapan guru terhadap
media teka teki silang biologi mendapatkan persentase sebesar 89,28% dengan
kriteria sangat layak, artinya produk teka teki silang ini sangat layak dalam penunjang
Berdasarkan hasil tabulasi data tanggapan siswa terhadap media teka teki
silang biologi mendapatkan persentase sebesar 84,90% dengan kategori sangat layak.
Hal tersebut menunjukan bahwa tanggapan siswa terhadap media teka teki silang
biologi adalah baik. Tanggapan baik siswa terhadsap media dilihat dari segi media
teka teki silang biologi mudah digunakan, dapat mengembangkan berfikir kreatif
ingat yang mengharuskan para siswa untuk mengisi setiap kotak-kotak teka teki
silang dengan mencocokan disetiap hurufnya, serta tampilan media teka teki silang
yang disajikan cukup menarik, sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran.
5
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 17
BAB V
A. Kesimpulan
kreatif peserta didik SMP pada materi sistem gerak pada manusia,
2. Tanggapan guru biologi dan peserta didik terhadap media teka teki silang
biologi untuk memberdayakan berfikir kreatif pada materi sistem gerak pada
B. Saran
lagi dalam bentuk software agar media dapat mengikuti perkembangan zaman
DAFTAR PUSTAKA
Astrissi Denta Oki Sari Artha Galuh, Js. Sukardjo, Budi Hastuti. 2014. Efektivitas
Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Disertai Media Teka
Teki Silang Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Siswa
Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan Kimia Vol.3 No.2.
Borg and Gall. 1983. Educational Research, An Introduction. New York and London:
Longman Inc.
Endhika Haries Pratama, Pujiastuti, Jekti Prihatin. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) Disertai Teka-Teki Silang (Crossword Puzzles) Pada
Siswa Kelas VII (SMP Mitra Jember Semester Genap Tahun Pelajaran
2012/2013. Jurnal Pancaran Vol.3 No.2.
Guilford, J.P. 1967. The Nature Of Human Intelligence. New York: Mcgraw-Hill
Hergenhahn.
Hamzah & Masri Kuadrat. 2010. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasil Angket Kebutuhan Peserta didik di SMP Negeri 9 Bandar Lampung, 19 Januari
2017
Hasil wawancara dengan guru biologi Bapak Agus Setyo Budi, Amd dan Ibu Siti
Azizah, S.Si di SMP N 09 Bandar lampung, 19 Januari 2017
Rani Fathonah, Sugiharto, Suryadi Budi Utomo. 2013. Studi Komparasi Penggunaan
Media Teka-Teki Silang (TTS) Dengan Kartu Pada Pembelajaran Kimia
Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), Vol.2 No.3.
Saifudin Azwar. 2015. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuran Edisi ke-2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Salisah Febi Nur, Leony Lidya, Sarjon Defit. 2015. Sistem Pakar Penentuan Bakat
Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal Rekayasa
Dan Manajemen Sistem Informasi, Vol 1 No 1.
Winarni, dkk. 2014. Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pokok
Bahasan Kalor Untuk SMA/MA Kelas X. Jurnal Program Studi Pendidikan
Sains Universitas Sebelas Maret, Vol.3 No.1
MANUSIA