7281-Full Text
7281-Full Text
7281-Full Text
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
SYAHRAENI NURFIANTI S.
10540 9488 14
iii
KATA PENGANTAR
mendengar dan maha melihat atas segala limpahan rahmat, taufiq dan karunia-
Nya serta kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
Muhammadiyah Makassar.
ini karena adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih
Muhammadiyah Makassar.
iv
4. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
5. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya pada
penulis.
8. Bapak dan Ibu Guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri 100 Pa’la’lakkang
satu persatu terkhusus untuk wali kelas IV,V,dan kelas VI yang telah
melakukan penelitian.
10. Ayahandaku Drs. Abbas Lawa., M.M., dan Ibundaku Hj.Noro Sila, S,Pd.,
v
11. Teman-teman PGSD angkatan 2014 dan terkhusus sahabat-sahabatku
suka maupun duka serta yang selalu memberi motivasi, dukungan, dan
Wassalamu Alaikum.Wr.Wb
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
C. Desain Penelitian.................................................................................... 29
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 30
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 30
F. Populasi dan Sampel .............................................................................. 31
G. Instrumen Penelitian............................................................................... 32
H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34
I. Teknik Analisis Data .............................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 41
A. Hasil penelitian....................................................................................... 41
1. Deskripsi Data Respon Siswa Terkait Globalisasi dan Hubungannya
dengan Kehidupan Sehari-Hari ........................................................ 43
5. Uji Hipotesis..................................................................................... 67
B. Pembahasan ............................................................................................ 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 73
B. Saran....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
oleh lembaga pendidikan terhadap peserta didiknya ada 18 yakni (1) religius, (2)
jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)
demokratif, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,
(12) menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14) cinta damai, (15) gemar membaca,
(16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab.
pada diri peserta didik di sekolah? Tentu jawabanya tidak. Sebab, fakta
membuktikan bahwa masih banyak dijumpai tindakan atau perilaku pelajar yang
Terkhusus bagi murid sekolah dasar yang usianya berada pada rentang 7-
13 tahun, merupakan masa tumbuh kembang yang paling baik. Masa ini juga
dikenal dengan masa keemasan (golden age). Pada masa tersebut, anak akan lebih
mudah terbentuk karakternya, sebab kapasitas memori yang jauh lebih baik dan
karakter di usia tersebut adalah peluang potensial. Hanya saja, peluang tersebut
tidak hanya dimiliki oleh guru untuk membentuk karakter murid ke arah yang
1
2
positif. Berbagai variabel lain juga memiliki potensi yang sama untuk membentuk
karakter murid pada masa keemasan tersebut. Sebagai contoh globalisasi yang
sebuah tuntutan zaman yang memang mengharuskan suatu bangsa menjadi bagian
dari globalisasi itu sendiri guna menciptakan kemajuan dan kesejajaran dengan
memiliki pengaruh secara global seperti Amerika, Rusia, Jepang, Cina, dan
negara-negara lainnya. Oleh karena itu, harus ada filter yang kuat untuk
tidak menggeser kebudayaan luhung (sangat berharga atau bernilai tinggi) dari
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya. Sebab, bangsa Indonesia tidak
informasi.
Kembali pada murid sekolah dasar yang masih berada pada masa tumbuh
ditimbulkan oleh globalisasi?. Sebab, pada masa tersebut, murid belum cukup
mampu membedakan baik atau buruknya suatu hal secara bijaksana. Apalagi
terkait dengan globalisasi yang memang tersaji dengan sangat abstrak dan
3
memberikan efek candu bagi mereka. Sebut saja dengan pengaruh teknologi
mutakhir berupa handphone android yang sekarang ini juga dengan mudah
dimiliki oleh murid sekolah dasar. Laporan penelitian Anshar (2017) tentang
hal-hal lainnya.
Sebab, satu dari sekian banyak perangkat globalisasi sudah cukup mampu
membawa murid sekolah dasar terjerumus pada pornografi. Maka jangan heran
jika dijumpai berbagai kasus asusila yang pelakunya tidak lain adalah murid
sekolah dasar.
Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan zaman yang dikenal dengan era
globalisasi diadaptasi begitu saja tanpa memahami identitas global itu sendiri akan
membawa pelaku atau masyarakat global itu sendiri kehilangan identitas atau
budayanya sendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berspektif global
menghadapi era global dengan karakter ke-Indonesiaan yang kuat. Santoso (2013)
peningkatan kenakalan anak, dan murid kurang memiliki karakter sesuai nilai
karakter murid sehingga tidak mudah terpengaruh akibat dari kehidupan global.
Citizenship Education.
maka peneliti melihat adanya celah dan peluang untuk meneliti pengaruh
jujur, disiplin, dan gemar membaca. Keempat nilai karakter tersebut dinilai paling
substansial berdampak pada tumbuh kembang murid sekolah dasar dari adanya
B. Rumusan Masalah
Takalar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Globalisasi
semakin terbuka dan saling membutuhkan antara satu sama lain. Dapat dikatakan
bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas"
yang saat ini telah menjadi realita dan berpengaruh secara signifikan terhadap
batas-batas suatu negara. Dalam arti yang luas, globalisasi mengacu kepada
sebuah proses sosial, dimana batas geografis tidak penting terhadap kondisi sosial
7
8
ini hampir sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Giddens (1990:227) bahwa
globalisasi adalah adanya saling ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa
lain, antara satu manusia dengan manusia lain melalui perdagangan, perjalanaan,
pariwisata, budaya, informasi, dan interaksi yang luas sehingga batas-batas negara
Pengertian globalisasi seperti ini juga telah disampaikan oleh beberapa ahli
masyarakat dan negara yang saling berinteraksi, terkait, tergantung, dan saling
mempengaruhi antara satu sama lain, yang melintasi batas negara (Beerkens
(2006: 9), Palmer (2003: 2), dan Rhotenberg (2003: 1-4). Tomlinson (1999:187)
hari, baik secara fisik (seperti perjalanan melalui udara) atau secara perwakilan
the world of trade and finance". Tetapi, Lyman sendiri berpendapat bahwa
globalisasi tidak hanya terbatas hanya pada fenomena perdagangan dan aliran
keuangan yang berkembang dengan kian meluas saja, ini karena adanya
perubahan keuangan, seperti globalisasi komunikasi "there are other trends driven
9
dapat dilihat sebagai kompresi ruang dan waktu dalam hubungan sosial dan
hari, proses ini bisa dikatakan sebagai "dunia menjadi semakin kecil". Globalisasi
ekonomi lintas batas nasional dan regional. Ini diperlihatkan melalui pergerakan
barang, informasi, jasa, modal dan tenaga kerja melalui perdagangan dan
sama lain.
batas sebuah negara. Misalnya, masalah harga ekspor/impor, lalu lintas devisa
dan migrasi.
seluruh dunia, hal ini juga diartikan sebagai globalisasi. Penga laman di satu
secara global.
10
definisi yang jelas. Meskipun beberapa fitur dan dimensi telah banyak dinyatakan
seperti di atas. Konsep globalisasi perlu dikupas secara lebih mendalam sehingga
perilaku. Memang, sampai saat ini, kita belum memiliki definisi dan konsep
globalisasi yang jelas. Kita anggap bahwa kesepakatan para ahli tentang isu
defenisi globalisasi belum/tidak akan tercapai. Hal yang sama juga belum adanya
kesepakatan ilmiah dalam perumusan konsep budaya dan peradaban itu sendiri
secara komprehensif adalah suatu himpunan dari proses pengaliran global dari
berbagai jenis objek yang melibatkan setiap bidang aktifitas manusia baik
bentuk fisik, maupun non-fisik, informasi, ide, institusi dan sistem. Himpunan
proses aliran ini dan bidang kegiatan manusia yang terlibat kian kait mengait,
Globalisasi dalam arti yang luas ini adalah merupakan suatu fakta yang
tidak perlu diperdebatkan. Dan mungkin kita setuju bahwa pada hakikatnya proses
globalisasi itu telah ada jauh sebelum istilah globalisasi itu diperkenalkan. Atau
reality without name". Globalisasi tanpa nama ini ada sebelum era penjajahan dan
imperalisme Barat yang dimulai sekitar tahun 1500, bahkan sebelum peradaban
Islam mengusai dunia. Malahan, akar rumput globalisasi dapat dilacak di zaman
dianggap sebagai agen globalisasi. Seperti yang kita tahu bahwa setiap
Romawi dan peradaban Persia, yang ada sebelum peradaban Islam, telah memicu
perbedaan itu bukan dari segi sifatnya tetapi dari segi fitur-fiturnya. Artinya,
selagi kita berbicara fakta yang sama yaitu globalisasi, maka sifatnya akan tetap
sama walupun zamannya telah berubah. Sifat globalisasi adalah proses pengaliran
aktifitas manusia yang terlibat dalam proses pengaliran objek-objek tersebut tidak
berubah.
12
kecepatan dan luas. Aliran berbagai objek zaman sekarang jauh lebih cepat, lebih
globalisasi seperti ini dapat dikiaskan sebagai suatu gelombang yang melanda
dunia. Gelombang pada zaman modern lebih kuat, besar dan lebih cepat
pasca modern, gelombang globalisasi lebih besar lagi, lebih kuat dan lebih
Konsep globalisasi perlu penjelasan yang lebih rinci agar kita dapat
ekonomi, sosial, budaya dan agama. Sifat dan ruang lingkup pengaruh globalisasi
yang dapat dibahas tergantung pada makna yang diberikan kepada istilah
globalisasi itu sendiri. Dan perlu difahami bahwa makna globalisasi merupakan
2. Dimensi Globalisasi
dengan lebih detail dan berpendapat bahwa konsep ini telah menjalani
serangkaian mutasi ontologi selama beberapa dekade terakhir dan secara bertahap
menolak konotasi intinya. Dari penjelasan hanya sebagai kerangka ontologi saja
dalam tiga dimensi globalisasi yang berbeda yaitu (a) Dimensi globalisasi sebagai
13
(transformation).
Mungkin arti yang pertama dan paling biasa dari globalisasi adalah ia
merupakan suatu transfer yang intensif atau pertukaran hal di antara unit-unit
yang telah ada sebelumnya, baik politik, ekonomi maupun budaya. Globalisasi
ditunjukkan dengan proses perubahan yang berasal dari tingkat unit, terutama
dalam hal konsekuensi yang tidak diinginkan dari suatu interaksi antara unit-
melintasi batas unit-unit dan sistem yang ada, tetapi masih dianggap bahwa
sistem serta unit-unit ini tetap dalam proses globalisasi (Frye, 2002: 180)
dapat dilihat pada tingkat unit, bahkan kadang-kadang juga terlihat sebagai
tingkat unit, seperti perbuatan yang sadar dan sengaja oleh agen tertentu, yang
2012: 180).
14
Sejauh ini kita telah berada dalam batas yang didefenisikan oleh
ontologi sains sosial, dalam dunia yang berstrata ke dalam unit dan sistem,
serta terbagi ke dalam sektor pemikiran dan tindakan manusia. Oleh karena
dunia ini didefenisikan sebagai prasyarat penjelasan itu, apa yang terjadi di
luarnya oleh definisi adalah menentang teori dari segi kesahihanya (Bartelson,
2000: 187). Jadi, apa yang terjadi di dunia ini hanya dapat diberikan transfaran
dari segi kekinian. Set konotasi terkini yang direndam oleh konsep globalisasi
dengan melanggar standar ontologi dunia ke dalam unit dan sistem, serta
proses yang melarutkan jurang antara dalam dan luar (Joseph, 1998: 189).
Konsep ini (konsep ketiga) adalah lebih sukar untuk masuk akal
diturunkan oleh konsep kedua bahwa dunia secara keseluruhan adalah titik
bukan saja untuk identitas unit dan sistem, tetapi juga kepada keberadaan
didorong
pemindahan) yaitu sebagai suatu proses interaksi dan pemindahan antara unit-
banyak membalikkan gambaran ini, dalam arti kata ini, globalisasi adalah satu
hasil dari interaksi antara variabel sistemik yang melintasi dimensi berbeda
dan sektor-sektor dari sistem itu. Globalisasi mengikut definisi dari sebuah
proses multidimensi adalah suatu proses yang terjadi di luar sistem. Sejauh
proses ini melibatkan berbagai unit, hal itu menjadikan globalisasi masuk ke
dalam siklus pertumbuhan bagi proses sistemik dan kuasa, yang akhirnya akan
konsep kedua secara tepat seperti apa enigmatik yang ditinggalkan dan
diberikan oleh konsep yang pertama, dan ia menjadikan itu dilihat atau
16
fenomena yang jelas berada di luar pemahaman konsep pertama. Satu lagi cara
3. Definisi Karakter
Yunani, yaitu Charassein yang berarti to engrave (Ryan and Bohlin, 1999: 5).
menggoreskan (Echols dan Shadily, 1995: 214). Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
kata karakter diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak. Dengan demikian
secara mendasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu
karakter yang baik adalah apa yang diinginkan untuk anak-anak (Lickona, 1991:
50). Lalu Lickona mempertanyakan “karakter yang baik itu terdiri dari apa saja?”
hamonis dari seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religious, cerita
sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang yang berakal sehat yang ada dalam
sejarah. Novak menegaskan bahwa tida ada seorang pun yang memiliki semua
respond to situations in a morally good way” (Lickona, 1991: 51), yang berarti
suatu watak terdalam untuk merespon situasi dalam suatu cara yang baik dan
bermoral. Dalam pandangan Lickona, karakter berarti suatu watak terdalam yang
dapat diandalkan untuk merepons situasi dengan cara menurut moral baik.
interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior.” (Artinya :
Karakter tersusun ke dalam tiga bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan
tentang moral, perasaan moral, dan perilau moral). Jadi, karakter terdiri atas tiga
good), dan ahirnya benar-benar melaukan kebaikan (doing the good). Inilah tiga
pilar karakter yang diharapkan menjadi kebiasaan (habits), yaitu habits of the
mind (kebiasaan dalam pikiran), habits of the heart (kebiasaan dalam hati), dan
18
habits of action (kebiasaan dalam tindakan). Dengan kata lain, karakter mengacu
51).
yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia baik dalam rangka
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
Dari konsep ini muncul konsep pendidikan karakter. Amin (1995 :62)
(karakter) pada diri seseorang jika kehendak itu diwujudkan dalam bentuk
pembiasaan sikap dan perilaku. Sejalan dengan Amin, Mokhtar (2012: 2) juga
watak, maupun budi pekerti yang merupakan pondasi dalam membangun karakter.
tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai
kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good) (Lickona,
19
dan pengajaran karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal
meliputi nilai (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6)
kreatif, (7) mandiri, (8) demokratif, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat
kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14)
cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan
pendidikan karakter, perlu adanya powerfull ideas, yang menjadi pintu masuk
pendidikan karakter. Powerfull ideas ini meliputi: (1) gagasan tentang Tuhan,
dunia, dan saya (God, the world, and me), (2) memahami diri sendiri (knowing
with others), (5) bekerjasama dengan orang lain (a Sense of belonging), (6) sense
of belonging, (7) mengambil kekuatan di masa lalu (drowing strenght from the
past), (8) dien for all times and places, (9) kepedulian terhadap makhluk (caring
for Allah‟s creation), (10) membuat perbedaan (making a difference), dan (11)
taking the lead. Di Indonesia sendiri terdapat lima jenis karakter yang sangat
20
penting dan sangat mendesak dibangun dan dikuatkan sekarang ini yaitu nilai
semagat kerja (Muslich, 2011: 78–79). Saptono (2011: 21) menyebutkan sepuluh
(5) kasih (love), (6) sikap positif (positive attitude), (7) kerja keras (hard work),
(8) integritas (integrity), (9) penuh syukur (gratitude), dan (10) kerendahan hati
(humility). Selain kesepuluh hal tersebut, Lickona (dalam Saptomo, 2011: 21)
dibutuhkan untuk membentuk karakter yang baik, yaitu rasa hormat (respect) dan
masyarakat dan karakter bangsa akan ikut menentukan karakter individu maka
sarana pendidikan karakter akan lebih banyak diarahkan pada masyarakat atau
diajarkan kepada anak mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) kejujuran, (2)
loyalitas dan dapat diandalkan, (3) hormat, (4) cinta, (5) ketidak egoisan dan
sensitifitas, (6) baik hati dan pertemanan, (7) keberanian, (8) kedamaian, (9)
21
mandiri dan potensial, (10) disiplin diri dan moderasi, (11) kesetiaan dan
kemurnian; dan (12) keadilan dan kasih sayang (Muslich, 2011: 79).
nilai-nilai dan norma-norma kehidupan atau presepsi terhadap berbagai hal yang
dianut oleh sekelompok masyarakat atau negara (Joseph dan Chandra, 1998: 129).
Nilai-nilai dan norma-norma berkaitan erat dengan aspek kejiwaan atau psikologis
yang melekat dalam pikiran manusia. Aspek psikologi menjadi amat penting
untuk disadari karena tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sesuatu
moral atau perilaku dari suatu kelompok atau negara yang memiliki dominasi
karakter dunia (world culture). Puncak dari penyebaran nilai-nilai akhlak, moral
atau perilaku ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropah Barat ke
Globalisasi ibarat sebuah koin yang memiliki dua sisi yang berbeda. Di
satu sisi, globalisasi memiliki pengaruh yang positif, dan di sisi lain globalisasi
dapat membawa pengaruh yang negatif. Tergantung dari pelaku globalisasi itu
komponen utama yaitu nilai yang diusung dan perkembangan teknologi informasi
(Frye, dkk. 2002: 117). Palmer (1998: 221) mengungkapkan bahwa nilai karakter
yang menjadi acuan global saat ini diacu dan dilaksanakan dari negara-negara
maju dan berpengaruh di dunia seperti; (1) Kuriositas yang tinggi, (2) Etos kerja,
(3) Patuh hukum, (4) Kemampuan memprediksi, (5) Kemandirian, (6) Efisiensi
dan produktivitas, (6) Keterbukaan, (7) Keberanian bersaing, (8) Rasional, dan,
(9) Manajemen resiko. Sembilan nilai-nilai karakter global tersebut tentunya tidak
ada satu pun yang bertentang dengan nilai karakter masyarakat di seluruh dunia
karakter tersebut memiliki konsep, cara pandang atau wujud implementasi yang
sama dengan karakter budaya suatu masyarakat. Sebab, yang terpenting adalah
mempertahankan ciri atau identitas dan tidak menjadi sama. Hal yang positif
menjadi bagian dari masyarakat global harus mampu berkecimpung dalam bidang
teknologi dan informasi global pula. Di era teknologi dan informasi global,
masyarakat dapat mengakses dunia secara bebas. Namun, harus disadari bahwa
inilah yang menjadi sisi negatif globalisasi. Sebab, keterbukaan informasi melalui
informasi dengan konten-konten yang bebas. Maka dari itu, Muslich (2011: 42)
atau sekelompok orang harus menjadi cerdas menyikapi setiap perkembangan atau
suatu kemajuan.
mendalami variabel yang sama dengan penelitian ini. Dengan perkataan lain
pembentukan karakter murid sekolah dasar masih sangat terbatas terutama dalam
adalah berkaitan dengan pembentukan karakter, namun hampir tidak ada analisis
mereka mencoba melihat keadaan karakter murid sekolah dasar dan keterkaitanya
dengan variabel yang lain. Bagi peneliti, semua penelitian tersebut sangat beguna,
zona amoral. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan zaman yang dikenal
dengan era globalisasi, modernisasi, dan westernisasi. Oleh karena itu, untuk
globalisasi diadaptasi begitu saja tanpa memahami identitas global itu sendiri akan
membawa pelaku atau masyarakat global itu sendiri kehilangan identitas atau
budayanya sendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berspektif global
Nilai-Nilai Karakter pada Murid SD pada Era Globalisasi”. Tujuan penelitian ini
adalah mendiskripsikan peran guru dalam penanaman nilai karakter pada murid
SD dan menganalisis dampak globalisasi terhadap nilai karakter pada murid SD.
25
Guru merupakan pendidik yang berinteraksi secara langsung dengan murid, baik
murid lebih suka game online daripada belajar, adanya peningkatan kenakalan
anak, dan murid kurang memiliki karakter sesuai nilai budaya bangsa Indonesia.
Guru harus mampu membekali dan memperkuat karakter murid sehingga tidak
dilakukan di dua wilayah di tanah air (Jawa Barat dan Batam) yang diasumsikan
sangat deras terkena pengaruh globalisasi. Responden adalah murid dan guru
C. Kerangka Pikir
teoretik dan temuan empiric dijadikan dasar untuk menggambarkan kerang pikir
penelitian.
membuat seseorang atau sekelompok orang untuk mengakses dunia secara global.
atau pengaruh yang besar terhadap seseorang atau masyarakat. Dampak tersebut
dapat bersifat positif atau pun bersifat negatif. Banyak penelitian yang telah
terbendung. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, akan diketahui ada atau
yang akan diteliti melalui penelitian ini ada empat yaitu nilai religius, nilai
kejujuran, nilai disiplin, dan nilai kerja keras. Lima nilai karakter tersebut diambil
Nilai Karakter
Globalisasi
27
28
D. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah expostfacto. Jenis penelitian ini bertujuan untuk
fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
terjadi (Sugiyono, 2010: 10). Jadi, peneliti akan mengukur pengaruh yang
campuran (mixed method). Sebab, untuk mendapatkan hasil yang akurat, peneliti
2018.
C. Desain Penelitian
penelitian sebab akibat. Desain ini melibatkan tindakan pengumpulan data guna
mengetahui dan menetukan adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh satu variabel
29
30
bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini, akan diteliti pengaruh globalisasi
D. Variabel Penelitian
menjadi dua yaitu; (1) variabel yang memberikan pengaruh atau yang dikenal
dengan istilah variabel independen atau variabel bebas, dan (2) variabel yang
terpengaruh atau yang mendapatkan pengaruh dari variabel bebas atau yang biasa
dikenal dengan istilah variabel dependen atau variabel terikat. Dalam penelitian
X Y
Keterangan;
memberikan batasan arti atau konsep terhadap variabel yang diteliti. Hal ini
pemahaman antara peneliti dan pihak lain diluar dari penelitian ini. Adapun
31
definisi dari variabel-variebl yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai
berikut;
budi pekerti, dan tabiat yang ada di dalam diri manusia. Dalam penelitian ini,
nilai karakter yang akan diteliti ada empat yang dipilih dari 18 nilai karakter
sebagai sumber data adalah murid. Oleh karena itu, yang menjadi populasi dalam
Populasi
Kelas Jumlah
Perempuan Laki-Laki
I 13 9 22
II 11 12 23
III 11 15 26
IV 13 10 23
V 10 12 22
VI 14 11 25
Total 72 69 141
Sumber: diolah dari data murid SDN 100 Pa’la’lakkang, September 2018
ditetapkan dengan menggunakan teknik kluster sampling atau sampel yang dipilih
ini, murid kelas I, II, dan III tidak diberikan peluang untuk bisa menjadi sampel
dengan alasan belum memiliki pemahaman yang baik tentang globalisasi dan
kapasitas kemampuan dalam mengisi angket. Oleh karena itu, yang akan dijadikan
sebagai sampel dengan menggunakan teknik kluster sampling adalah murid kelas
IV, V , dan VI yang dipilih secara keseluruhan karena jumlahnya kurang dari
seratus.
G. Instrumen Penelitian
memperoleh hasil penelitian yang akurat, maka digunakan data yang akurat pula.
33
Untuk itu, instrumen yang digunakan haruslah tepat sesuatu dengan karakteristik
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket
satu merupakan skala sikap paling rendah dan 5 merupakan skala sikap paling
tinggi.
Dokumentasi dapat berupa pengumpulan data berupa catata yang telah ada
seperti data siswa, guru, sarana prasarana, dan lain-lain. Selain itu,
Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan jenis dan desain penelitian
ini adalah teknik survei. Sebab, teknik survei merupakan teknik pengumpulan
pernyataan yang diajukan pada responden yang sudah dipilih sebagai perwakilan
dari suatu populasi. Jadi, dalam penelitian ini survei dilakukan dengan cara
selain dalam bentuk angket dan wawancara, survei juga dilakukan dengan cara
data murid, data guru, profil sekolah, dan dokumentasi foto sekolah.
apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Analisis data dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial
35
a. Mean (Me)
Me =
∑xi
∑n
Keterangan:
Me = Mean (rata-rata)
∑x i
= Jumlah data/sampel
∑n = Jumlah sampel
b. Median (Md)
didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun
urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari
1
n−F
Md = b + p 2
f
Keterangan:
Md = Median
akan terletak
c. Modus (Mo)
atas nilai yang sedang populer atau nilai yang sering muncul dalam
b1
Mo = b + p
b1 + b2
Keterangan:
Mo = Modus
sebelumnya.
S=
∑ f (x
i i − x)2
(n − 1)
interval, rentang data dan panjang kelas dapat ditentukan dengan rumus
responden penelitian.
f. Histogram
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu analisis syarat analisis atau dikenal dengan
istilah uji asumsi klasik. Uji ini merupakan syarat utama yang harus dilalui
sebelum data digunakan untuk menjawab hitpotesis dan menarik kesimpulan. Uji
asumsi klasik dalam penelitian ini ada dua yaitu uji normalitas dan uji linearitas.
Setelah kedua uji tersebut selesai, langkah selanjutnya adalah uji hipotesis.
a. Uji normalitas
sebagai berikut:
38
adalah 6, karena luas kurva normal dibagi menjadi enam, yang masing-
persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah angota sampel.
( 𝑓𝑜− 𝑓ℎ )2
menghitung harga-harga (fo - fℎ) dan dan menjumlahkannya.
𝑓ℎ
( 𝑓𝑜− 𝑓ℎ )2
Harga adalah merupakan harga chi kuadrat (𝜒ℎ2 ) hitung.
𝑓ℎ
g. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel. Bila
harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga chi kuadrat
tabel (𝜒ℎ2 ≤ 𝜒ℎ2 ) maka distribusi data dinyatakan normal, data bila
b. Uji linieritas
variabel terikat. Rumus yang digunakan dalam uji linieritas adalah sebagai
39
JK (T ) = ∑ Y 2
(∑ Y ) 2
JK ( a ) =
n
(∑ X )(∑ Y )
JK (b a ) = b ∑ XY −
n
JK (S ) = JK (T ) − JK (a ) − JK (b a )
(∑ Y ) 2
JK (TC ) = ∑ ∑ Y 2 −
xi ni
JK (TC ) = JK (S ) − JK (G )
Keterangan:
JK (b a ) ( )
= Jumlah kuadrat regresi b a
terikat adalah linear. Sebaliknya jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka tidak
linear.
c. Uji hipotesis
penelitian telah memenuhi syarat uji normalitas dan uji linieritas. Pengujian
40
independen (X) dengan satu variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini
Dimana:
Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai untuk diprediksikan.
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).
B = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi)
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 −(∑𝑋𝑖)(∑𝑌𝑖 )
r=
��(𝑛∑𝑋𝑖2 −(∑𝑋𝑖 )2) (𝑛∑𝑌𝑖2 −(∑𝑌𝑖 )2 �
𝑟√𝑛−2
t= √1−𝑟 2
Hipotesis nol (H0) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel
dengan taraf kesalahan 5% dengan uji dua sisi derajat kebebasan (dk) = n-2.
Sebaliknya hipotesis nol (H0) ditolak jika nilai t hitung lebih kecil dari pada
nilai t tabel dengan taraf kesalahan 5% dengan uji dua sisi derajat kebebasan
(dk) = n- 2.
BAB IV
Data terkait gambaran umum lokasi penelitian ini diperoleh dalam dua
bentuk yaitu melalui kegiatan observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari
observasi dan dokumentasi tersebut yaitu SDN No. 100 Pa’la’lakkang merupakan
salah satu sekolah berprestasi yang statusnya sebagai sekolah negeri dengan
Kabupaten Takalar. Saat ini, SDN No.100 Pa’la’lakkang di kepalai oleh Hj.
Herawati, S.Pd. Sekolah ini memiliki visi “Menjadi sekolah berkualitas dengan
wawasan Iptek dengan mengedepankan Imtaq (Iman dan Taqwa)”. Adapun misi
dari SDN No. 100 Pa’la’lakkang ini yaitu (1) menumbuhkan kegemaran
lingkungan belajar yang berwawasan, serta (5) menyiapkan peserta didik untuk
SDN No. 100 Pa’la’lakkang saat ini memiliki delapan orang guru, tiga
diantaranya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan lima guru lainnya
sebagai tenaga honorer. Selain itu, sekolah ini mempekerjakan 6 orang lainnya
yang masing-masing bertugas sebagai staf tata usaha dan penjaga perpustakaan.
41
42
Di sekolah ini, terdapat enam rombongan belajar dengan enak ruang kelas. Proses
(MBS).
karena itu, bidang studi yang diajarkan basisnya adalah integrative terpadu.
sesuai nawacita kurikulum pendidikan nasional dan visi misi sekolah itu sendiri.
dan prasarana yang memadai seperti ruang kelas yang tersedia, bangku, meja,
papan tulis, media, perpustakaan, dan sarana prasarana lainnya yang mampu
menciptakan situasi belajar kondusif. Tidak hanya itu, guru-guru di SDN No. 100
melalui berbagai kegiatan seperti mengikuti pelatihan guru, seminar, lesson study
ataupun MGMP.
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, disajikan data yang telah diperoleh dilapangan secara
objektif dan apa adanya. Data dalam penelitian diperoleh melalui teknik angket
respon mereka terkait dua hal yaitu (1) globalisasi dan hubungannya dengan
43
murid. Adapun data yang diperoleh melalui penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut;
sangat setuju (nilainya 5 jika positif, 1 jika negatif), setuju (nilainya 4 jika positif,
2 jika negatif), cukup setuju (nilainya 3), kurang setuju (nilai 2 jika positif, 4 jika
negatif), dan tidak setuju (nilainya 1 jika positif, 5 jika negatif). Hasil angket
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Respon Siwa Terkait Globalisasi dan
Hubungannya dengan Kehidupan Sehari-Hari
No. Interval Frekuensi Persentase
1 55 – 56 3 4,3
2 57 – 58 15 21,4
3 59 – 60 23 32,8
4 61 – 62 20 28,6
5 63 – 64 6 8,6
6 65 – 66 3 4,3
Jumlah 70 100
murid setelah mengisi angket yang telah diberikan beragam. Terdapat tiga orang
murid atau sebesar 4,3 persen skornya berada pada interval 54 – 55, 15 orang
murid atau sebesar 21,4 persen skornya berada pada interval 56 – 57, 23 orang
murid atau sebesar 32,8 persen skornya berada pada interval 58 – 59, 20 orang
murid atau sebesar 28,6 persen skornya berada pada interval 60 – 61, enam orang
murid atau sebesar 8,6 persen skornya berada pada interval 62 – 63, dan tiga
orang murid lainnya atau sebesar 4,3 persen skornya berada pada interval 64 – 65.
Data pada Tabel 4.2 di atas disajikan dalam histogram berikut ini;
45
25 23
20
20
15
15
10
6
5 3 3
0
55 - 56 57 - 58 59 - 60 61 - 62 61 - 64 65 - 66
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Respon Siwa Terkait Globalisasi dan
Hubungannya dengan Kehidupan Sehari-Hari
No. Interval Katagori Frekuensi Persentase
Jumlah 70 100
32,2 persen murid yang rata-rata skor responnya berada pada interval 4,0 – 5,0
dengan katagori sangat setuju, sedangkan 41 atau sebesar 67,8 persen murid
lainnya memiliki rata-rata skor respon berada pada interval 3,0 – 3,9 dengan
46
katagori setuju. Dengan demikian, tidak ada murid yang rata-rata skor responnya
berada pada katagori cukup setuju, kurang setuju, atau bahkan tidk setuju.
45 41
40
35
29
30
25
20
15
10
5 0 0 0
0
0,0 - 0,9 (SS) 1,0 - 1,9 (S) 2,0 - 2,9 (CS) 3,0 - 3,9 (KS) 4,0 - 5,0 (TS)
yaitu sangat setuju (nilainya 5 jika positif, 1 jika negatif), setuju (nilainya 4 jika
positif, 2 jika negatif), cukup setuju (nilainya 3), kurang setuju (nilai 2 jika positif,
4 jika negatif), dan tidak setuju (nilainya 1 jika positif, 5 jika negatif). Hasil
murid dihitung jumlah skor yang diperoleh berdasarkan respon yang diberikan.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Respon Siwa Terkait Globalisasi dan
Pengarunya Terhadap Pembentukan Karakter
No. Interval Frekuensi Persentase
1 55 – 56 5 7,1
2 57 – 58 18 25,7
3 59 – 60 17 24,3
4 61 – 62 20 28,6
5 63 – 64 7 10
6 65 – 66 3 4,3
Jumlah 70 100
murid setelah mengisi angket yang telah diberikan beragam. Terdapat lima orang
murid atau sebesar 7,1 persen skornya berada pada interval 55 – 56, 18 orang
murid atau sebesar 25,7 persen skornya berada pada interval 57 – 58, 17 orang
murid atau sebesar 24,3 persen skornya berada pada interval 59 – 60, 20 orang
murid atau sebesar 28,6 persen skornya berada pada interval 61 – 62, tujuh orang
murid atau sebesar sepuluh persen skornya berada pada interval 63 – 64, dan tiga
orang murid lainnya atau sebesar 4,3 persen skornya berada pada interval 64 – 65.
Data pada Tabel 4.3 di atas disajikan dalam histogram berikut ini;
48
25
20
20 18
17
15
10
7
5
5 3
0
55 - 56 57 - 58 59 - 60 61 - 62 63 - 64 65 - 66
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Respon Siwa Terkait Globalisasi dan
Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Karakter
Jumlah 70 100
27,1 persen murid yang rata-rata skor responnya berada pada interval 4,0 – 5,0
49
dengan katagori sangat setuju, sedangkan 51 atau sebesar 72,9 persen murid
lainnya memiliki rata-rata skor respon berada pada interval 3,0 – 3,9 dengan
katagori setuju. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa tidak ada murid yang
rata-rata skor responnya berada pada katagori cukup setuju, kurang setuju, atau
bahkan tidk setuju. Selanjutnya, data pada tabel di atas disajikan dalam bentuk
50
41
40
30
19
20
10
0 0 0
0
0,0 - 0,9 (SS) 1,0 - 1,9 (S) 2,0 - 2,9 (CS) 3,0 - 3,9 (KS) 4,0 - 5,0 (TS)
berbagai sumber. Dalam hal ini, selain mengumpulkan data langsung dari murid,
peneliti juga mengumpulkan data dengan melibatkan guru dan orang tua murid
mendidik dan mencetak calon generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, serta
50
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Hal tersebut
proses belajar mengajar di kelas maupun dalam berbagai kegiatan lainnya yang
berorientasi pada tujuan di atas. Hal ini sebagai mana diungkapkan oleh salah
Takalar menyadari bahwa seiring berjalannya waktu atau bertambahnya usia dan
perkembangan zaman, upaya yang disebutkan tadi sedikit demi sedikit terhalang
dengan berbagai kendala. Guru menyadari bahwa membentuk murid yang sesuai
dengan visi dan misi sekolah tersebut dulunya cukup mudah untuk dilakukan.
tersebut. Disamping itu, peradaban atau budaya yang berkembang belum se-bebas
sekarang ini. Justru sekarang ini, nilai-nilai luhur tersebut mulai punah, martabat
dan kredibilitas guru di mata masyarakat dan murid tidak lagi diagung-agungkan.
Jika murid berbuat kenakalan lalu guru “mencubit” atau “menjewer”-nya sedikit
saja, maka sanksi hukum berupa kurungan penjara menanti sang guru akibat
dilaporkan oleh murid atau orang tua murid dengan dalih kekerasan atau
51
pelanggaran HAM. Jadi, guru tidak dapat berbuat banyak, cukup berperan sebagai
penonton drama perilaku murid yang semakin tidak terarah. Hal tersebut seperti
(karakter) murid ke arah yang negatif menurut guru saat ini adalah perkembangan
zaman itu sendiri. Perkembangan zaman yang dimaksud oleh guru adalah
yang tidak terbatas. Hal inilah yang disebut globalisasi dan pengaruhnya dengan
sekarang ini sangat besar pengaruhnya dengan pembentukan karakter murid. Hal
ini seperti yang diungkapkan guru dalam kegiatan wawancara berikut ini;
“Ini juga yang terpenting sekarang ini, murid sekarang terpapar langsung
dengan pengaruh teknologi canggih seperti handphone atau laptop.
Kenapa? Karna dengan teknologi itu mereka bebas mendapatkan
informasi, bermain game, atau menonton video segala jenis baik porno,
perkelahian, romantisme orang dewasa, dan lain-lain. Apa lagi tidak
dikontrol dari orang tua. Kita sebagai guru hanya bisa membatasi selama
mereka di sekolah. Tapi masih ada juga yang melanggar.
murid digambarkan melalui karakter kedisiplinan dan kejujuran yang selama ini
diamati pada diri murid. Guru sering menjumpai murid yang telat ke sekolah
dengan alasan ketiduran. Setelah dikonfirmasi, orang tua atau wali murid
menonton, bersosial media, atau bermain game online. Hal ini diungkapkan oleh
“Banyak contoh yang bisa diambil untuk melihat dampak dari globalisasi
terhadap murid sekarang ini. Misalnya masalah keterlambatan ke sekolah
yang semakin hari semakin bertambah. Permasalahan ini telah dibicarakan
dengan orang tua atau wali murid. Setelah dikonsultasikan, diketahui
bahwa anak-anak sekarang ini setelah pulang sekolah lebih banyak di
hadapan laptop atau bermain hp bahkan sampai larut malam. Makanya,
mereka telat bangunnya dan terlambat ke sekolah”
akibat paparan teknologi. Murid lebih tertarik bermain teknologi pada saat
kembali dari sekolah daripada mengulang pelajaran atau membaca buku. Bahkan
waktu yang cukup panjang dihabiskan untuk bermain teknologi saja dari pada
belajar.
Bukan hanya itu saja, guru juga menjelaskan bahwa globalisasi berdampak
pada pengikisan nilai-nilai kejujuran dalam diri murid. Hal ini dicontohkan
dengan kasus “menjiplak” tugas murid lainnya akibat tidak mengerjakan tugas di
rumah atau hanya sakadar mengambil artikel di internet dan di-claim sebagai hasil
kerja sendiri.
sempat atau lupa mengerjakan tugas sekolahnya. Nah, di sini saya sering
menjumpai murid yang hanya sekadar menjiplak karya temannya atau
mengambil dari internet lalu mengaku kalau semua itu dikerjakan sendiri.
Peristiwa ini sering sekali terjadi. Takutnya ini bisa menjadi kebiasan
buruk murid yang dibawah sampai besar. Jadi, kita harus membuka mata
bahwa globalisasi itu juga harus diwaspadai pengaruhnya, seperti ini mi”.
Menjiplak karya orang lain atau menyalin tugas teman dalam hal ini
adalah bentuk perilaku yang tidak baik. Perilaku ini tergolong perilaku tidak
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu, mengakui karya atau
hasil kerja orang lain sebagai karya atau hasil kerja sendiri juga merupakan
buruk bagi murid tetapi tidak berarti bahwa globalisasi itu sepenuhnya buruk.
Sebab, ada juga murid yang setelah diamati memang dapat menggunakan produk
globalisasi tersebut secara bijak di damping oleh orang tua. Artinya, ada proteksi
itu tidak salah, asalkan digunakannya secara bijak. Bagi anak-anak yang belum
terlalu memahami bahayanya teknologi sekarang ini, memang peran orang tua
sangat penting.
“Tetapi tidak semua juga teknologi di era sekarang ini buruk. Banyak juga
sisi positifnya asalkan kita menggunakan sisi positif itu dengan benar.
Tapi bagi anak-anak memang membutuhkan pendampingan atau
pengawasan yang ketat dari orang tua atau orang dewasa. Sebab, mereka
tidak tahu mana yang bagus dan mana yang tidak bagus. Bagi mereka
asalkan menarik dan menantang ya ditonton dan ujung-ujungnya ditiru.
Saya melihat ada beberapa murid yang justru sangat positif responnya
54
terhadap teknologi. Bahkan beberapa ada yang berpretsasi. Hal ini tentu
karna dukungan dan pengawasan dari orang tua”.
secara global berdampak pada pembentukan karakter dan pribadi murid. Misalnya
saja, murid yang dulunya rajin ke masjid berjamaah menjadi malas dan “ogah-
“Anak saya laki-laki kelas V, sebelum punya hp sendiri dulu sangat rajin
ke masjid berjamaah sama saya ibunya dan juga bapaknya. Namun, setelah
punya, astagfirullah, susah sekali diajak ke masjid. Tidak beranjak sama
sekali dari tempat duduknya atau dari kamarnya. Kalau dipanggil pun
hanya menyahut “hmm…”,”ah…nda mau ja”, “diluan maki kita” dan
lain-lain. Ujung-ujungnya tidak shalat mi. lebih na pentingkan bermain hp
atau laptop. Sampai-sampai saya sendiri harus kerasi. Saya ambil hp-nya
atau saya marahi. Tapi tidak juga na berubah.
produk globlisasi berdampak pada pembentukan karakter anak yang dulunya rajin
beribadah menjadi malas atau tidak beribadah lagi. Perubahan yang dimaksud
dalam kutipan di atas adalah perubahan karakter religius rajin beribadah pada
anak. Bukankah membisakan beribadah sejak kecil adalah hal yang seharusnya
dilakukan sebab beribadah (shalat) adalah kewajiban anak setelah dewasa. Namun
karena adanya teknologi orang tua menjadi lebih sulit membina karakter religius
tersebut di rumah. Peneliti sendiri menilai bahwa tindakan sanksi yang diberikan
orang tua pada kutipan di atas adalah sesuatu yang wajar atau benar. Sebab, orang
55
tua menghendaki anak menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Subhanahu wataala.
Bukti lain bahwa nilai religius dalam diri murid terdegredasi akibat
Padahal salam adalah kemuliaan karena ada doa di dalamnya. Ketika orang
wabarakatuh.
“Saya juga sering kesal atau jengkel sama anak saya di rumah ketika ada
yang bertamu dan mengucapkan salam untuk masuk ke rumah namun
tidak dibalasa sama sekali. Padahal salam itu di dengar dan duduknya di
ruang tamu tapi tidak juga dibalas salam tersebut dan lebih asik main game
online. Biasa itu sampai geleng-geleng kepala saya lihat kejadian itu.
Betul-betul yang namanya hp dikasi tuli telinganya anak-anak dengan
yang seperti itu. Dulu waktu kecilnya atau sebelum punya hp, senang
sekali kalau ada orang dating dan langsung disambut. Sekarang, jangankan
disambut, menjawab salam saja tidak”
Para orang tua juga mengeluhkan perubahan karakter murid dari disiplin
menjadi tidak disiplin. Misalnya, disiplin dalam belajar dan mengerjakan tugas,
disiplin untuk mandi, dan disiplin waktu makan. Hal ini seperti pada kutipan hasil
wawancara berikut;
baru beranjak dari tempatnya untuk mandi dan makan. Tapi setelah itu
lanjut lagi”
karakter anak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu orang tua murid
berikut ini;
“Saya selalu bersyukur bahwa saya dan anak-anak hidup di zaman yang
modern ini. Teknologi canggih dan akses informasi lebih mudah. Dengan
begitu, saya lebih mudah dalam bekerja dan anak-anak dapat belajar
melalui itu. Memang, banyak di luar sana ibu-ibu atau bapak-bapak yang
mengeluh akan dampak teknologi terhadap perilaku anak-anaknya. Ya…
itu adalah salah orang tua itu sendiri yang memberikan teknologi ke anak
tanpa harus membimbing dan mengawasinya. Orang tua harus beri
pemahaman yang baik bagaimana menggunakan teknologi secara bijak.
Jangan karna banyak uang atau karna terlalu cinta ke anak jadi apa pun
yang diinginkan anak diberikan. Itu salah sekali. Anak saya sedari kecil
sudah saya perkenalkan dengan teknologi karna dia akan menjadi bagian
dari teknologi itu kelas di masa depan. Jangan sampai anak saya gagal
pengetahuan tentang teknologi sehingga tertinggal dengan yang lainnya.
Namun, saya tidak membiarkannya begitu saja. Saya ajar anak saya mana
konten yang baik digunakan misalnya video cara berwudhu, shalat,
tayammum, atau artikel-artikel yang mendukung kegiatan belajarnya. Saya
juga mengawasi anak agar teknologi tidak menjadi candu.
sebuah pilihan (choice), artinya, orang tualah yang memiliki peran kunci dalam
Jika orang tua peduli dengan perkembangan anak dan paham akan dampak positif
dan negatif teknologi itu sendiri tentu arah pengaruhnya akan lebih positif jika
57
teknologi dimanfaatkan sesuai dengan jalur positifnya dibawah kuasa dan kendali
orang tua. Sebaliknya, jika orang tua hanya sekadar memfasilitasi anak tanpa
Uji asumsi klasik merupakan uji persyaratan analisis. Jadi, data dinyatakan
memenuhi syarat untuk dianalisis jika telah melalui tahapan ini. Uji asumsi klasik
yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Adapun hasil kedua uji
a. Uji normalitas data respon murid terkait globalisasi dan kehidupan sehari-hari
kuadrat dengan nilai tabel chi kuadrat dengan syarat data dikatakan normal
apabila nilai hitung chi kuadrat lebih kecil dari nilai tabel chi kuadrat (11.070).
Titik
Frekuensi
Interval Data Tengah fi.Xi Xi2 fiXi2
(fi)
(Xi)
55 – 56 54,5 3 163.5 2970.25 26732.25
57 – 58 56,5 15 847.5 3192.25 718256.25
59 – 60 58,5 23 1345.5 3422.25 1810370.25
61 – 62 60,5 20 1210 3660.25 1464100
63 – 64 62,5 6 375 3906.25 140625
65 – 66 64,5 3 193.5 4160.25 37442.25
∑fi ∑fixi ∑ Xi 2
∑fixi2
Jumlah
=70 =4135 =213115.5 =4197526
58
∑fixi
Rata-rata (𝑥̅ ) =
∑fi
4135
=
70
2
∑𝑓𝑖𝑥𝑖 ∑fixi 2
Standar Deviasi (SD) =� −( )
𝑛 𝑛
4197526 4135 2
=� −( )
70 70
= �59964,66 − (59,10)2
= �59964,66 − 3492,81
= �56471,85
Frekuens
Interval Luas Frekuenasi (𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2
i Batas Kelas Nilai Z
Data Kelas Harapan 𝐸𝑖
(Oi)
55 – 56 3 53,5 - 55,5 -0,03 dan -0,02 0,004 0,12 69,12
57 – 58 15 55,5 - 57,5 -0,02 dan -0,01 0,004 0,12 29,45
59 – 60 23 57,5 - 59,5 -0,01 dan -0,00 0,004 0,12 69,12
61 – 62 20 59,5 - 61,5 -0,00 dan 0,00 0,000 0,00 49,0
63 – 64 6 61,5 - 63,5 0,00 dan 0,01 -0,004 -0,12 -81,12
65 – 66 3 63,5 - 65,5 0,01 dan 0,02 -0,004 -0,12 -1224,12
𝑂𝑖−𝐸𝑖
Jumlah 70 Nilai chi-kuadrat (X2) = ( 𝐸𝑖 ) 2P -1088,55
X2 tabel = X2 (1-α)(dk)
dk = banyaknya kelas -3
= 6-3
=3
X2 tabel = X2 (1-α)(dk)
= X2 (1-0,05)(3)
= X2 (0,95)(3)
0,95. Hasilnya yaitu 7,815. Data dinyatakan normal jika nilai chi kuadrat
hitung (X2 hitung ) lebih kecil dari nilai chi kuadrat tabel (X2 tabel ). Dengan
demikian X2 hitung = -1088,55 < X2 tabel = 7,815. Jadi data respon murid
berdistribusi normal.
b. Uji normalitas data respon murid terkait globalisasi dan pengaruhnya terhadap
pembentukan karakter
kuadrat dengan nilai tabel chi kuadrat dengan syarat data dikatakan normal
apabila nilai hitung chi kuadrat lebih kecil dari nilai tabel chi kuadrat (11.070).
Titik
Frekuensi
Interval Data Tengah fi.Xi Xi2 fiXi2
(fi)
(Xi)
55 – 56 55,5 5 277.5 3080.25 77006.25
57 – 58 57,5 18 1035 3306.25 1071225
59 – 60 59,5 17 1011.5 3540.25 1023132.25
61 – 62 61,5 20 1230 3782.25 1512900
63 – 64 63,5 7 444.5 4032.25 197580.25
65 – 66 65,5 3 196.5 4290.25 38612.25
∑fi ∑fixi ∑ Xi2 ∑fixi2
Jumlah
=70 =4195 =22031,5 =3920456
∑fixi
Rata-rata (𝑥̅ ) =
∑fi
4195
=
70
2
∑𝑓𝑖𝑥𝑖 ∑fixi 2
Standar Deviasi (SD) =� − ( )
𝑛 𝑛
3920456 4195 2
=� −( )
70 70
= �56006,51 − (59,93)2
= �56006,51 − 3591,60
= �52414,91
X2 tabel = X2 (1-α)(dk)
dk = banyaknya kelas -3
= 6-3
=3
X2 tabel = X2 (1-α)(dk)
= X2 (1-0,05)(3)
= X2 (0,95)(3)
0,95. Hasilnya yaitu 7,815. Data dinyatakan normal jika nilai chi kuadrat
hitung (X2 hitung ) lebih kecil dari nilai chi kuadrat tabel (X2 tabel ). Dengan
demikian X2 hitung = -256,71 < X2 tabel = 7,815. Jadi data respon murid terkait
62
berdistribusi normal.
bantu untuk mengetahui nilai X, Y, (X.Y), X2, Y2. Adapun tabel bantu tersebut
X Y X.Y X2 Y2
57 65 3705 3249 4225
57 62 3534 3249 3844
56 61 3416 3136 3721
59 59 3481 3481 3481
58 55 3190 3364 3025
61 62 3782 3721 3844
57 58 3306 3249 3364
58 57 3306 3364 3249
59 57 3363 3481 3249
54 55 2970 2916 3025
57 62 3534 3249 3844
59 63 3717 3481 3969
56 57 3192 3136 3249
60 63 3780 3600 3969
60 61 3660 3600 3721
58 62 3596 3364 3844
59 60 3540 3481 3600
56 58 3248 3136 3364
57 58 3306 3249 3364
61 62 3782 3721 3844
59 60 3540 3481 3600
60 60 3600 3600 3600
63 62 3906 3969 3844
65 61 3965 4225 3721
59 59 3481 3481 3481
55 55 3025 3025 3025
60 60 3600 3600 3600
62 61 3782 3844 3721
61 61 3721 3721 3721
60 61 3660 3600 3721
60 61 3660 3600 3721
58 58 3364 3364 3364
59 60 3540 3481 3600
56 58 3248 3136 3364
57 57 3249 3249 3249
61 63 3843 3721 3969
59 59 3481 3481 3481
60 60 3600 3600 3600
63 63 3969 3969 3969
65 63 4095 4225 3969
57 58 3306 3249 3364
59 60 3540 3481 3600
58 60 3480 3364 3600
63
X Y X.Y X2 Y2
58 58 3364 3364 3364
60 61 3660 3600 3721
58 58 3364 3364 3364
61 61 3721 3721 3721
57 56 3192 3249 3136
58 59 3422 3364 3481
59 58 3422 3481 3364
54 55 2970 2916 3025
57 58 3306 3249 3364
59 58 3422 3481 3364
61 61 3721 3721 3721
63 63 3969 3969 3969
60 65 3900 3600 4225
58 58 3364 3364 3364
60 61 3660 3600 3721
62 61 3782 3844 3721
60 60 3600 3600 3600
60 61 3660 3600 3721
58 59 3422 3364 3481
59 59 3481 3481 3481
56 57 3192 3136 3249
57 57 3249 3249 3249
61 62 3782 3721 3844
59 59 3481 3481 3481
60 59 3540 3600 3481
63 63 3969 3969 3969
65 65 4225 4225 4225
∑X = 3885 ∑Y= 3960 ∑x.y=513155 ∑X2 =504085 ∑Y2 = 522846
129.5 132
Nilai a
(3960)(504085) − (3885)(513155)
𝑎=
30 (504085) − (3885)2
1996176600 − 1993607175
𝑎=
15122550 − 15093225
2569425
𝑎=
29325
64
= 87,62
Nilai b
30.513155 − (3885)(3960)
=
30 (504085) − (3885)2
15394650 − 15384600
=
15122550 − 15093225
10050
=
29325
= 0,34
Y = a + bX
Y = 87,62 + 0,34 X
JK (T ) = ∑ Y 2
= 522846
(∑ Y ) 2
JK ( a ) =
n
65
=
(3960)2
30
= 522720
(∑ X )(∑ Y )
JK (b a ) = b ∑ XY −
n
(3885)(3960)
= 0,34513155 -
30
= 113,9
JK (S ) = JK (T ) − JK (a ) − JK (b a )
= 12,1
(∑ Y )2 = 2,84
JK (TE ) = ∑ ∑ Y −
2
xi ni
JK (TC ) = JK (S ) − JK (G )
= 12,1 – 2,84
= 9,26
Total 70 522846
68 12,1 12,1
Sisa
Uji Linieritas:
H0 : Regresi Linear
s2TC
Statistik F (Fhitung ) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk
S2G
hipotesis regresi linear, jika statistik Fhitung untuk tuna cocok yang diperoleh
lebih besar dari harga F tabel menggunakan taraf keselahan yang dipilih dan
dk yang bersesuaian.
s2TC
F (Fhitung ) = 0,191
S2G
5. Uji Hipotesis
𝑟√𝑛−2
t=
√1−𝑟 2
berikut;
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 −(∑𝑋𝑖 )(∑𝑌𝑖 )
r=
��(𝑛∑𝑋𝑖2 −(∑𝑋𝑖 )2 ) (𝑛∑𝑌𝑖2 −(∑𝑌𝑖 )2 �
70 𝑥 513155−(3885)(3960)
r=
�((70 𝑥 504085−(3885)2 ) (70 𝑥 522846−(3960)2 )
15394650 − 15384600
=
�((15122550 − 15093225) (15685380 − 15681600)
10050
=
�(29325) (3780)
10050
=
10528,5
= 0,955
berikut;
𝑟√𝑛−2
t=
√1−𝑟 2
0.955√70−2
t=
√1−0,912
5,05
t=
√0.088
t= 17,003
selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan taraf kesalahan 0.05 (5%)
Dengan demikian, hipotesis nol (H0 ) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
C. Pembahasan
ditinjau dari dua persepsi yaitu (1) sejauh mana globalisasi berhubungan langsung
dengan kehidupan sehari-haris murid dan (2) sejauh mana globalisasi berpengaruh
terhadap pembentukan karakter. Untuk itu, murid sebagai objek utama sekaligus
sumber data utama dalam penelitian ini dimintai keterangannya dengan angket
peneliti menggunakan data wawancara terhadap guru dan orang tua murid. Sebab,
69
keduanya adalah figure yang lebih mendalami murid di sekolah dan dirumah
sehingga merekalah yang lebih tahu mengenai globalisasi dalam kehidupan murid
Hal ini dibuktikan hasil analisis data dimana hasil uji T menunjukkan bahwa nilai
t hitung sebesar 17,003 dibandingkan dengan harga t tabel dengan taraf kesalahan 0.05
(5%) dengan menggunakan uji dua pihak dengan dk = n – 2 = 28 yaitu t tabel 2.048.
demikian, hipotesis nol (H0 ) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
terhadap guru dan orang tua murid. Globalisasi menurut informan (guru dan orang
tua) telah terpapar pada anak. Sehingga dampaknya tidak dapat dibendung lagi.
Hanya saja, pengaruh globalisasi tersebut tidak melulu negatif, melainkan pula
positif. Tergantung bagaimana guru maupun orang tua menyikapi hal tersebut.
Namun, berdasarkan temuan dalam penelitian ini baik data yang diperoleh dari
murid maupun data dari guru dan orang tua murid diketahui bahwa kebanyakan
murid mendapatkan dampak buruk dari globalisasi itu sendiri dari pada dampak
positifnya. Hal ini bukan berarti tidak ada dampak positif dari globalisasi.
positif bagi dirinya maupun keluarganya. Intinya, baik atau buruknya pengaruh
globalisasi tergantung pada kemampuan orang tua, guru atau orang dewasa dalam
itu sendiri.
pengawasan dari orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya maka kita tinggal
Misalnya saja, ketika anak asik menggunakan hp atau laptop untuk bermain game
atau menonton video di youtube maka anak anak akan lupa untuk beribadah,
mampu diarahkan pada hal yang positif maka hasilnya pun akan positif. Selain itu,
amoral. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan zaman yang dikenal dengan
era globalisasi, modernisasi, dan westernisasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi
globalisasi diadaptasi begitu saja tanpa memahami identitas global itu sendiri akan
membawa pelaku atau masyarakat global itu sendiri kehilangan identitas atau
budayanya sendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang berspektif global
Nilai-Nilai Karakter pada Murid SD pada Era Globalisasi”. Tujuan penelitian ini
adalah mendiskripsikan peran guru dalam penanaman nilai karakter pada murid
SD dan menganalisis dampak globalisasi terhadap nilai karakter pada murid SD.
Guru merupakan pendidik yang berinteraksi secara langsung dengan murid, baik
murid lebih suka game online daripada belajar, adanya peningkatan kenakalan
anak, dan murid kurang memiliki karakter sesuai nilai budaya bangsa Indonesia.
72
Guru harus mampu membekali dan memperkuat karakter murid sehingga tidak
dilakukan di dua wilayah di tanah air (Jawa Barat dan Batam) yang diasumsikan
sangat deras terkena pengaruh globalisasi. Responden adalah murid dan guru
Jadi, kembali peneliti tegaskan bahwa globalisasi itu ibarat memiliki dua
sisi, satu sisi mampu membawa manusia pada kebaikan dan sisi lainnya mampu
membawa manusia pada kehancuran. Oleh karena itu, dibutuhkan kepandaian dan
kebijaksanaan dalam menyikapi dan menjadi bagian dari globalisasi itu sendiri.
BAB V
A. Kesimpulan
Mengacu pada data yang telah dihimpun dan hasil analisisnya, dapat
siswa yaitu 91,10% (sangat kuat). Hasil uji hipotesis diketahui t hitung 17,003 lebih
besar dari nilai t tabel 2.048. Artinya, ada pengaruh globalisasi terhadap
murid ditolak.
adalah nilai religius, nilai kejujuran, kedispilinan, dan nilai gemar membaca.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa dari keempat nilai
karakter tersebut, nilai yang paling berimbas jika diurutkan adalah kedisiplinan,
73
74
B. Saran
1. Guru harus mampu memosisikan diri sebagai pilar utama pelindung murid
dari segala dampak buruk globalisasi. Guru juga harus mampu memberikan
pengetahuan tentang bahaya globalisasi kepada peserta didik. Selain itu, guru
juga harus mampu menjadi teladan bagi murid mengenai cara memproteksi
2. Orang tua harus menyadari bahwa anak usia 7-12 tahun adalah generasi emas
unggul, cerdas, berkarakter, dan berjiwa kompetif. Oleh karena itu, orang tua
dirumah harus lebih perhatian terhadap kondisi atau keadaan anaknya. Terkait
mengenai penggunaannya.
untuk diteliti. Oleh karena itu, msih banyak gap yang dapat dieksplor oleh
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Amin. 1995. Etika (Ilmu Akhlak). Terj. oleh Farid Ma’ruf. Jakarta: Bulan
Bintang. Cet. VIII.
Akdon, dan Riduwan. 2014. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung:
Alfabeta
Bartelson, J. 2000. “Conceptulization: Three Concepts of Globalization”.
International Sociology Volume 15, Issue 2. pp. 180-196.
Beerkens, E. 2006. Globalisation: Definitions and Perspectives. Cambridge.
Polity Press.
Budimansyah. 2010. “Tantangan Globalisasi Terhadap Pembinaan Wawasan
Kebangsaan dan Cinta Tanah Air di Sekolah”. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol. 11, No. 1, April 2010. UPI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama
(SMP/MTs). Jakarta.
Drucker, P., Went, R., & Smith, T. 2000. Description of Globalization: Neoliberal
Challenge, Radical Responses. Pluto Press.
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1995. Kamus Inggris Indonesia : An
English– Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia
Frye, Mike dkk. (Ed.). 2002. Character Education: Informational Handbook and
Guidefor Support and Implementation of the Student Citizent Act of 2001.
North Carolina: Public Schools of North Carolina.
Giddens, Anthony. 2003. Runaway World Bagaimana Globalisas Merombak
Kehidupan Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Huda. 2012. “Pendidikan Karakter Bangsa dalam Perspektif Perubahan Global”.
Jurnal Media Akademika, 27, 359-385.
Inanna. 2018. “Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa Yang
Bermoral”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Universitas Negeri Makassar.
Joseph, A. C., & Chandra, M. 1998. Globalization: The Perspectives and
Experiences of the Religious Traditions of Asia Pacific. Kuala Lumpur:
International Movement for a Just World.
Lickona, T. 1991. Educating for Character, How Our School Can Teach Respect
and Responbility. New York : Bantam Books.
76
Lucian, W.P. 1966. Aspect of Political Devalopment. 3rd Edition. Boston, Little
Brown
Lyman, P.N. 2000. “Globalization and the Demands of Governance.Georgetown”.
Journal of International Affairs (Winter/Spring). Premier Issue.
Malcolm Waters. 1995. Globalizations. London: Routledge. Diakses dari:
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertianglobalisasi.html.
Saturday, 16 Februari 2013
Mars, G. 2001. Workplace Sabotage. The International Library of Criminology.
Criminal Justice and Penology. Ashgate/Dartmouth Press. Aldershot UK,
Burlington US.
Musa. 2015. “Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia”.
Jurnal Pesina Dasar. Universitas Syiah Kuala.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Osman, B. 2008. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Peradaban”. Jurnal Peradaban,
1. ISSN 1985-6296.
Palmer, E. Richard. 2003. Hermeunitika Teori Baru Mengenal Interpretasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Palmer, R. 1998. Agents of Cross-Border Integration: Transnational
Corporations and the Historical Growth of Sweden’s Outward Economic
Linkages 1870–1997. Stockholm: Department of Economic History.
Rhotenberg, E.L. 2003. Globalization 101. The Three Tension of Globalization.
120 Wall Street. Suite 2600, New York, NY 10005.
Ryan & Bohlin. 1999. Building Character in School. San Fransisco : Josey-Bass.
Santoso. 2013. “Penanaman Nilai-Nilai Karakter pada Murid SD pada Era
Globalisasi”. Jurnal Aktualisasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar
Melalui Gerakan Literasi Sekolah Untuk Menyiapkan Generasi Unggul
dan Berbudi Pekerti. PGSD FKIP UMK
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Erlangga
Scholte, J.A. 2005. Globalization : A Critical Introduction. 2nd Edition. Palgrave
Macmillan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan (Research and
Develoment). Bandung: Alfabeta
77
Identitas
Nama Sekolah : SD Negeri 100 Pa’lalakkang
Nama Murid : ……………………..
Kelas : ……………………..
Kode : ………… (diisi oleh peneliti)
Petunjuk!
1. Instrumen ini digunakan untuk kepentingan penelitian. Murid diharapkan
mampu memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang terjadi.
2. Sebelum memberikan jawaban, terlebih dulu murid mengisi identitas pada
bagian di atas.
3. Baca secara seksama setiap pernyataan yang ada sebelum memberikan
jawaban.
4. Terdapat sepuluh item pernyataan yang harus dijawab oleh murid. Pilihan
jawaban telah disediakan yaitu;
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
5. Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau
keadaan yang sebenarnya.
6. Setelah selesai memberikan jawaban, murid diharapkan membaca kembali
instrumennya untuk memastikan tidak ada pernyataan yang tidak terjawab.
Kemudian kumpul lembar instrumen ini ke depan.
Identitas
Nama Sekolah : SD Negeri 100 Pa’lalakkang
Nama Murid : ……………………..
Kelas : ……………………..
Kode : ………… (diisi oleh peneliti)
Petunjuk!
1. Instrumen ini digunakan untuk kepentingan penelitian. Murid diharapkan
mampu memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang terjadi.
2. Sebelum memberikan jawaban, terlebih dulu murid mengisi identitas pada
bagian di atas.
3. Baca secara seksama setiap pernyataan yang ada sebelum memberikan
jawaban.
4. Terdapat sepuluh item pernyataan yang harus dijawab oleh murid. Pilihan
jawaban telah disediakan yaitu;
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
5. Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau
keadaan yang sebenarnya.
6. Setelah selesai memberikan jawaban, murid diharapkan membaca kembali
instrumennya untuk memastikan tidak ada pernyataan yang tidak terjawab.
Kemudian kumpul lembar instrumen ini ke depan.
1. Saya melaksanakan shalat lima waktu secara teratur dan tepat waktu
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
2. Saya terkadang malas shalat lima waktu karena menggunakan handphone atau
laptop untuk online.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
3. Saya malas beribadah (shalat) karena bermain sosial media lebih
menyenangkan
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
4. Saya lebih banyak menggunakan handphone atau laptop untuk online sosial
media daripada bermain dengan teman atau berkumpul dengan keluarga.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
5. Saya malas belajar dan lebih senang menggunakan handphone atau laptop
ketika dirumah
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
6. Saya biasa mengacuhkan panggilan ibu atau bapak ketika dirumah karena asik
bermain handphone atau laptop
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
7. Di sekolah saya menggunakan handphone secara sembunyi-sembunyi untuk
bermain sosial media atau membaca/menonton gambar/video porno
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
8. Untuk membeli paket data saya harus berbohong kepada orang tua untuk
meminta uang
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
9. Saya mengambil uang ibu/ayah secara diam-diam untuk keperluan bermain
atau hal lainnya
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
10. Saya terlambat ke sekolah karena bangunnya telat akibat menggunakan media
sosial
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
11. Saya malas untuk berpikir keras dalam mengerjakan tugas karena sudah
tersedia secara online.
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
12. Saya malas untuk disuruh oleh guru, orang tua, atau kakak ketika sedang
bermain media sosial
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
13. Saya selalu berbohong kepada teman, guru, kakak, atau kepada orang tua
dengan menggunakan pesan singkat SMS di handphone
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
14. Saya lebih suka menonton atau melihat gambar di internet dari pada membaca
materi pelajaran atau hal positif lainnya
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
15. Membaca adalah hal yang membosankan. Lebih menyenangkan menggunakan
sosial media atau menonton video di internet
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Kurang Setuju
e. Tidak Setuju
DATA RESPON MURID SDN 100 PA’LA’LAKKANG
“GLOBALISASI MENURUT PERSEPSI MURID”
Kabupaten Luwu Utara, tamat pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan
Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun yang
Negeri 4 Luwu Utara dan menamatkan jenjang SMA pada tahun 2014. Kemudian
pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar program Strata Satu (S-1) Fakultas Keguruan Dan Ilmu