Fahman Ilhanda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH FAKTOR KELELAHAN TERHADAP

KONSENTRASI BELAJAR PESERTA DIDIK


KELAS XI PADA MASA PANDEMI DI
SMA NEGERI 6 LUWU UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

FAHMAN ILHANDA
NIM: 20100117002

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Fahman Ilhanda
NIM : 20100117002
Tempat/Tanggal Lahir: Palopo, 02 Oktober 1999
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas/Program : Tarbiyah dan Keguruan/S1
Alamat : Samata
Judul : Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar
Peserta Didik Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6
Luwu Utara

Menyatakan dengan sesunggunya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini


benar adalah hasil karya saya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 19 November 2021


Penyusun

Fahman Ilhanda
NIM 20100117002

iii
ii
KATA PENGANTAR

‫ف األَ ًْبِيَا ِء َوالـ ُورْ َسلِي َْي‬ِ ‫ َوالص َََّلةُ َوالس َََّل ُم َعلَى أَ ْش َر‬، ‫الـح ْو ُد هللِ َربِّ ال َعالَـ ِوي َْي‬ َ
‫اى إِلَى‬ ٍ ‫ َو َه ْي تَبِ َعهُ ْن بِإِحْ َس‬، ‫صحْ بِ ِه أَجْ ـ َو ِعي َْي‬
َ ‫ـح َّو ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫ ًَبِيٌَِّا َو َحبِ ْيبٌَِا ُه‬،
‫ أَ َّها بَ ْع ُد‬، ‫يَ ْى ِم ال ِّد ْي ِي‬

Puji syukur saya persembahkan ke hadirat Allah swt. Tuhan semesta alam dan
atas berkat rahmat dan kasih sayangnya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar Peserta Didik

Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara”, serta skripsi ini sebagai

salah satu langkah untuk mendapat gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Nabi yang diutus oleh

Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia dan begitu pula mengubah peradaban

umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan peradaban.

Selesainya skripsi ini karena berkat bimbingan dan arahan dari beberapa

pihak, maka dari itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua penulis yaitu Ilhanda dan Juhari yang telah memberikan

semangat beserta doa dalam penulisan skripsi ini.

2. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makasar,

Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., sebagai Wakil Rektor 1, Prof. Dr. H. Wahyuddin, M.

Hum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Darussalam, M.Ag., Sebagai Wakil

Rektor III, Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.A., Sebagai Wakil Rektor IV, yang

iv
selama ini berusaha mengkoordinasi dan memajukan Uin Alauddin Makassar dan

menjadi tempat ternyaman bagi penulis untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

3. Dr. H. Andi Marjuni, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, serta

Dr. M. Shabir U, M.Ag., sebagai Wakil Dekan I, Dr. M. Rusdi, M.Ag., sebagai

Wakil Dekan II, Dr. H. Muh. Ilyas, M.Pd., M.Si., sebagai Wakil Dekan III, yang

telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis.

4. Dr. H. Syamsuri S. S., M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan
Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam dan seluruh staf jurusan yang memberikan bantuan dalam penulisan skripsi

ini.

5. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Dr. Muhammad

Rusmin B, M.Pd.I. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan

arahan guna penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Dr. Hj. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. selaku Penguji I dan Dr. Nuryamin, M.Ag. selaku

Penguji II, yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga skripsi ini

diselesaikan dengan baik.

7. Kepada I Ketut Sila Adnyana, S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala sekolah di SMA Negeri
6 Luwu Utara, beserta jajarannya, yang telah memberikan izin untuk meneliti.

8. Kepada teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Agama Islam angkatan

2017 kelas 1.2 dan kelas 3.4 atas bantuan dan semangatnya sehingga penulis

sampai pada titik ini.

9. Kepada keluarga besar yang telah mendoakan, memberi nasehat dan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

v
10. Kepada Ansar, Fathul Ihsan, Ennya, dkk yang telah membantu, mendoakan,

memberi nasehat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman KKN Desa Balla saraja, Kec. Bulukumpa yang telah

memberikan dukungan serta pelajaran yang sangat berkesan selama proses

pengabdian.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi

ini maka kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullah’ Wabarakatuh.

Samata, 19 November 2021

Penulis

Fahman Ilhanda
NIM 20100117002

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DATAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1-14


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Hipotesis .......................................................................................... 7
D. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 8
E. Kajian Pustaka ................................................................................. 9
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORETIS .................................................................. 15-29
A. Kelelahan ......................................................................................... 15
1. Pengertian Kelelahan .................................................................. 15
2. Kelelahan Fisik pada Peserta Didik ............................................ 15
3. Gejala Fisik Peserta Didik .......................................................... 16
4. Gejala Non Fisik Peserta Didik .................................................. 17
5. Macam-macam Kelelahan .......................................................... 17
6. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kelelahan ............................. 18
B. Konsentrasi Belajar .......................................................................... 22
1. Pengertian Konsentrasi Belajar .................................................. 22
2. Aspek-aspek Konsentrasi Belajar ............................................... 25
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar ............ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………. 30-49
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 30
C. Instrumen Penelitian ........................................................................ 34
D. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44
E. Teknik Analisa Data ........................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 50-69
A. Hasil Penelitian................................................................................ 50

vii
B. Pembahasan ..................................................................................... 58

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 70-71


A. Kesimpulan ...................................................................................... 70
B. Implikasi .......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72-74
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Indikator Kelelahan dan Konsentrasi Belajar ............................... 9
Tabel 3.1 : Populasi Penelitian ........................................................................ 32

Tabel 3.2 : Sampel Penelitian.......................................................................... 33

Tabel 3.3 : Alternatif Jawaban ........................................................................ 34

Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Angket Kelelahan .......................................................... 35

Tabel 3.5 : Kisi-Kisi Angket Konsentrasi Belajar ......................................... 39

Tabel 3.6 : Nomor Kisi-Kisi Angket Kelelahan .............................................. 43

Tabel 3.7 : Nomor Kisi-Kisi Angket Konsentrasi Belajar .............................. 43

Tabel 3.8 Kategorisasi Skor Responden Kelelahan Peserta Didik .................. 47

Tabel 3.9 Kategorisasi Skor Responden Konsentrasi Belajar Peserta Didik .. 47

Tabel 4.1 : Angket Kelelahan Peserta Didik ................................................... 50

Tabel 4.2 : Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Kelelahan Peserta Didik .......... 53

Tabel 4.3 : Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ............................ 56

Tabel 4.4: Statistics Faktor Kelelahan ............................................................ 56

Tabel 4.5 : Kategori Skor Kelelahan Peserta Didik ........................................ 57

Tabel 4.6 : Angket Konsentrasi Belajar Peserta Didik.................................... 58

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar Peserta Didik ............... 60

Tabel 4.8 : Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean ............................ 60

Tabel 4.9 : Statistics Konsentrasi Belajar Peserta Didik ................................. 64

Tabel 4.10 : Kategori Skor Konsentrasi Belajar Peserta Didik ....................... 64

Tabel 4.11 : One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ....................................... 65

ix
Tabel 4.12 : Uji Linearitas............................................................................... 66

Tabel 4.13 : Uji Anova .................................................................................... 66

Tabel 4.14 : Coefficients ................................................................................. 67

Tabel 4.15 : Uji Signifikansi Persamaan Regresi ............................................ 68

x
ABSTRAK

Nama : Fahman Ilhanda

NIM : 20100117002

Jurusan/Fak : Pendidikan Agama Islam/Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar

Peserta Didik Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6

Luwu Utara

Skripsi ini membahas tentang “Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap


Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6
Luwu Utara” yang bertujuan untuk; 1) Mendeskripsikan Faktor Kelelahan Peserta
Didik Kelas XI pada Masa Pandemi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
di SMA Negeri 6 Luwu Utara; 2) Mendeskripsikan Konsentrasi Peserta Didik Kelas
XI pada Masa Pandemi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA
Negeri 6 Luwu Utara; 3) Menganalisis Pengaruh Faktor Kelelahan pada Masa
Pandemi terhadap Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 6 Luwu Utara.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri 6 Luwu Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah
Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara 190 Peserta Didik. Sedangkan
sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 Peserta Didik dengan menggunakan metode
proportional stratified random sampling. Instrument penelitian yang digunakan untuk
memperoleh data adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif hasil penelitian Faktor Kelelahan
Peserta Didik Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara berada
pada kategori sedang yaitu 62%, sedangkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas
XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara terdapat pada kategori sedang
yaitu 74%. Dari hasil perhitungan diperoleh (thitung) = 2,539, sementara (ttabel) = 2,02
untuk taraf signifikansi 0,05 %. Karena thitung lebih besar dari ttabel maka dapat
disimpulkan H0 di tolak dan H1 diterima. Artinya ada faktor kelelahan berpengaruh
positif terhadap konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di
SMA Negeri 6 Lwu Utara.
Implikasi dari peneliti ini adalah diharapkan agar guru hendaknya dapat
menumbuhkan sikap kreatif kepada siswa-siswanya dengan cara melakukan berbagai
strategi dalam pembelajaran misalnya dengan melatih siswa untuk berpendapat
dengan jelas dan lancar.

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hubungan antara pribadi pendidik dan anak didik.

Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi.

Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi hubungan

antara pribadi pendidik dan pribadi si anak didik, yang pada akhirnya melahirkan
tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa :


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap

individu karena pendidikan yang baik akan mengantarkan seseorang menuju cita-cita

yang diinginkan dan pendidikan akan membekali setiap individu untuk mendapatkan

pengetahuan, keterampilan dan juga karakter atau sikap yang luhur dan dapat

digunakan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Pendidikan sangat erat


kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Di dalam kegiatan belajar salah satu

komponen yang sangat penting adalah proses pembelajaran. Di dalam proses

pembelajaran yang baik maka terdampak proses yang baik pula. Tanpa belajar

sesungguhnya tidak akan ada pendidikan.2

1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta:
Depdiknas, 2011), h. 6.
2
Muhibin, Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 55.

1
2

Peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang maksimal apabila peserta

didik bersungguh-sungguh dalam belajarnya. Kegiatan belajar yang dilakukan baik di

sekolah maupun di rumah harus berdasarkan dari keinginan yang timbul dari dalam

dirinya. Jika seorang peserta didik telah berkeinginan dari dalam diri untuk belajar

maka, peserta didik akan memiliki rasa ketertarikan untuk belajar. Peserta didik yang

memiliki minat terhadap suatu hal yaitu belajar maka peserta didik akan berusaha

semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajarnya.


Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah

laku yang sesuai dengan kebutuhan.3

Mengenai pentingnya ilmu pengetahuan atau pendidikan bagi umat manusia.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Mujadilah/58: 11.


ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ َّ
ُ‫يل انْ ُشُزوا فَانْ ُشُزوا يَْرفَ ِع الل‬
َ ‫يل لَ ُك ْم تَ َف َّس ُحوا ِف الْ َم َجالس فَافْ َس ُحوا يَ ْف َس ِح اللُ لَ ُك ْم ۖ َوإذَا ق‬
َ ‫ين َآمنُوا إذَا ق‬
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
ٍ ‫الَّ ِذين آمنُوا ِمْن ُكم والَّ ِذين أُوتُوا الْعِلْم درج‬
.‫ات ۖ َواللُ ِِبَا تَ ْع َملُو َن َخبِير‬ َ ََ َ َ َْ َ َ
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu, “
maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.4

Berdasarkan ayat di atas, maka dapat diketahui bahwa orang yang beriman

sekaligus berilmu pengetahuan maka akan diangkat derajatnya oleh Allah. Orang

3
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 10
4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2018), h. 543
3

yang beriman dan juga memiliki ilmu pengetahuan yang luas akan mendapatkan

penghormatan dan kepercayaan dari orang lain dalam kehidupannya. Oleh sebab itu,

dalam pendidikan penting untuk peserta didik senantiasa meningkatkan keimanannya

dan ilmu pengetahuannya agar kelak dapat mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang maksimal apabila peserta

didik bersungguh-sungguh dalam belajarnya. Kegiatan belajar yang dilakukan baik di

sekolah maupun di rumah harus berdasarkan dari keinginan yang timbul dari dalam
dirinya. Jika seorang peserta didik telah berkeinginan dari dalam diri untuk belajar

maka, peserta didik akan memiliki rasa ketertarikan untuk belajar. Ketertarikan yang

dimaksud adalah minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap suatu hal yaitu

belajar maka peserta didik akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai

tujuan dari kegiatan belajarnya.


Dalam hadis riwayat Ibnu Ashim dan Thabarani, Rasulullah saw, bersabda:
َّ ‫ َو َه ْي ي ُِر ْد‬، ‫ َو ْالفِ ْقه بِالتَّفَقُّ ِه‬، ‫ إًَِّ َوا ْال ِع ْلن بِالتَّ َعلُّ ِن‬، ‫يَا أَيّهَا الٌَّاس تَ َعلَّ ُوىا‬
‫َّللا بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّيي‬
Terjemahnya:
Wahai sekalian manusia, belajarlah. Ilmu hanya didapatkan dengan belajar.
Pemahaman didapatkan dengan cara berusaha memahami. Barang siapa yang
Allah kehendaki baginya kebaikan, Allah pahamkan ia dalam (ilmu).5

Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang komplek dan terjadi pada

setiap orang serta berlangsung seumur hidup. Secara psikologis, belajar merupakan

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

5
Yusuf Al-Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer 3 (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 110-
113.
4

Jadi, belajar ialah suatu prose susaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru, baik perubahan yang bersifat

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian

atau suatu pengertian. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.6

Dalam proses pembelajaran, dibutuhkan konsentrasi agar mendapat hasil

belajar yang baik. Konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan

pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang

tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Konsentrasi belajar besar

pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi,

jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja.

Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi

dengan baik, dengan kata lain manusia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan

pikiran.
Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang

dimaksudkan untuk mengusai sejumlah pengetahuan.7 Dalam mengusai sejumlah

pengetahuan tersebut sangat diperlukan konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan

6
M.S Hanafy, Konsep Belajar dan Pembelajaran (Lentera Pendidikan, 2014), h. 66-79.
7
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet. I, h. 2.
5

pikiran atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh seseorang

selama periode belajar.8

Dalam belajar, konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, bila siswa

tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap materi atau

informasi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya bila dalam belajar siswa dapat

berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka siswa tersebut

dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Konsentrasi merupakan syarat
mutlak dalam proses belajar. Manusia tidak akan mampu mempelajari sesuatu kalau

ia tidak berkonsentrasi untuk mendapatkannya.9


Konsentrasi orang dewasa berlangsung sekitar 45 menit. Setelah periode waktu
tertentu, konsentrasi akan mulai berkurang. Hal tersebut akan menimbulkan
kehilangan minat pada materi pembelajaran dan lelah atau stres. Hasilnya
belajar menjadi lebih sulit. Memori juga tidak dapat mempertahankan materi.
Meskipun demikian, orang dapat meningkatkan konsentrasi, tidur yang cukup
sebelum belajar adalah hal yang sangat penting. Seseorang yang lelah hanya
dapat berkonsentrasi dalam waktu singkat. Otak membuat lebih banyak
kesalahan ketika lelah.10
Kelelahan atau kondisi fisik pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan

berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Kelelahan yang

dimaksud peneliti disini pada umumnya adalah kelelahan yang di alami dalam kelas
pada saat belajar salah satunya adalah bosan yang merupakan kelelahan psykis.

Adapun juga kelelahan yang dibawa dari luar yang terlihat pada saat pembelajaran

8
Vemi Olivia, Membantu Anak Punya Ingatan Super (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2007), h. 40.
9
Fadilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), Cet. I, h. 101.
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
h. 2.
6

berlangsung dalam kelas misalnya mengantuk karena begadang semalaman, dan

merasa cemas karena gelisah.

Emosi juga mempengaruhi konsentrasi. Menurut Patton, emosi merupakan

suatu kekuatan yang bisa berpengaruh positif maupun negatif. Kekuatan emosi

mempunyai nilai positif seperti dalam memberi semangat, motivasi, optimisme,

bangga, puas dan sebagainya. Seseorang yang ingin belajar dengan efisien harus

berada dalam kondisi pikiran yang netral. Orang yang ingin berkonsentrasi harus
merasa termotivasi. Emosi yang dimaksud peneliti adalah emosi mahasiswa pada saat

belajar di kelas. Emosi Negatif misalnya merasa jengkel dengan guru karena terlalu

lama mengajar serta terlalu banyak tugas online dan emosi positif. Misalnya merasa

senang dalam belajar secara online, mudah mengerjakan tugas secara online karena

cukup kuota dan jaringan internet yang baik.11

Saat ini, dunia tengah mengalami Pandemi covid-19. Pandemi covid-19 cukup

berdampak pada dunia pendidikan. Penyesuaian metode pembelajaran pada masa

pandemi memicu beberapa keluhan dari peserta didik, salah satunya adalah beban

pembelajaran yang diterima. Kondisi pembelajaran pada masa pandemi harus

dimanfaatkan dengan perubahan pola berpikir dan pola belajar. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kelelahan peserta didik

terhadap konsentrasi belajar.

Dari uraian di atas, ketertarikan peneliti mengenai kelelahan terhadap

konsentrasi belajar peserta didik terutama pada masa pandemi saat ini, maka peneliti

termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian, dengan penelitian yang berjudul

11
Patton, Psikologi Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 1997), h. 18.
7

“Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI

pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara”

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan. Dari

rumusan masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sampel, teknik

untuk mengumpulkan data dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah

merupakan pertanyaan yang dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tes


mengemukakan problematika.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimanakah Gambaran Kelelahan Peserta Didik Kelas XI pada Masa

Pandemi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 6

Luwu Utara?

2. Bagaimanakah Gambaran Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI pada

Masa Pandemi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA

Negeri 6 Luwu Utara?

3. Apakah terdapat Pengaruh yang Signifikan Kelelahan pada Masa Pandemi


terhadap Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 6 Luwu Utara?

C. Hipotesis

Adanya hipotesis merupakan penggarisan arah penelitian agar tidak

menimbulkan deviasi arti, memudahkan dan membantu peneliti dalam mencari data,

dan memberikan tujuan akhir yang harus dibuktikan.


8

Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-

gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Jadi suatu

hipotesis adalah pernyataan masalah yang paling spesifik.

Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu:

Terdapat Pengaruh yang signifikan pengaruh faktor kelelahan terhadap

konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 6 Luwu Utara.


D. Definisi Operasional Variabel

1. Kelelahan (Variabel X)

Kelelahan adalah suatu kondisi atau keadaan yang ditandai oelh kapasitas

berkurangnya untuk melakukan suatu kegiatan dan mengurangi efesiensi, biasanya

disertai dengan perasaan letih dan lemah. Kelelahan adalah gejala berkurangnya

manusia untuk melakukan sesuatu. Kelelahan memiliki ciri-ciri yaitu:

a. Tubuh lemah: Lelah mencatat materi yang diberikan guru secara online dan lelah

duduk ketika lama belajar di kelas.

b. Kecenderungan untuk membaringkan tubuh: Mengantuk pada saat belajar

berlangsung secara online karena begadang kerja tugas.


c. Lelah berpikir: Pusing ketika mengerjakan soal yang diberikan guru dan

mengerjakan separuh soal yang diberikan guru.

d. Lelah mengingat-ingat: Merasa pusing ketika ditanya tentang materi yang sudah

berlalu/sudah lama tidak dipelajari.

e. Bosan: Keluar masuk zoom saat pembelajaran berlangsung dan tidak

memperhatikan guru jika cara mengajarnya kurang menarik.

2. Konsentrasi belajar masa pandemi (Variabel Y)


9

Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap pelajaran dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi di

maksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar.

Aspek-aspek konsentrasi belajar yaitu:

a. Pemusatan pikiran: Berkonsentrasi penuh pada saat guru menjelaskan secara

daring dan mampu memusatkan pikiran dalam waktu lama.

b. Motivasi: Semangat belajar karena ada yang memberi motivasi dari orang lain dan
dapat memotivasi sendiri untuk belajar apapun mata pelajarannya.

c. Rasa khawatir: Merasa khawatir jika tidak mengerti dengan penjelasam guru dan

merasa tidak tenang jika tidak optimal menyelesaikan tugas dari guru.

d. Perasaan tertekan: Tertekan jika guru banyak larangannya, banyak memberi tugas.

e. Gangguan pemikiran: Sulit berkonsentrasi jika ada masalah pribadi yang belum

diselesaikan.

f. Gangguan kepanikan: Panik jika tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan guru.

g. Kesiapan belajar pada masa pandemi: Siap belajar online karena sudah

menyiapkan bahan materi yang akan dibahas oleh guru.


Tabel 1.1
Indikator Kelelahan dan Konsentrasi Belajar

No Variabel Indikator

1 Variabel ( X ) - Tubuh Lemah

Kelelahan - Lelah Berfikir

- Bosan

2 Variabel ( Y ) - Pemusatan Pikiran

Konsentrasi Belajar - Motivasi


- Kesiapan Belajar
10

E. Kajian Pustaka

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian

ini, diantaranya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Danny Salim yang berjudul Pengaruh Musik

Terhadap Konsentrasi belajar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa musik latar

yang dipakai dalam proses pembelajaran berpengaruh pada konsentrasi belajar siswa.

Musik degung sunda berpengaruh positif pada pelajaran bahasa ingris sedangkan
pada pelajaran matematika berpengaruh negatif.

Secara umum penelitian di atas memiliki Persamaan dengan penelitian

peneliti, yaitu pada variable bebas atau variabel (y) yang sama-sama membahas

tentang konsentrasi belajar. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikat atau

variabel (x), objek dan lokasi penelitiannya. Variabel terikat pada penelitian di atas

adalah pengaruh musik sedangkan pada penelitian ini variabel terikat membahas

faktor kelelahan.

2. Penelitian yang dilakukan Handi Susanto yang berjudul Meningkatkan konsentrasi

belajar siswa melalui optimalisasi modalitas belajar siswa. Mengemukakan

konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas
belajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa

memproses setiap informasi yang diterimanya. Kejelian memperhatikan modalitas

belajar serta kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode

pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil

belajarnya akan meningkat pula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho penelitian

ditolak dan Ha penelitian diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi


11

belajar siswa kelas VI SDN 2 Karangcegak dapat di tingkatkan melalui layanan

bimbingan kelompok.

Secara umum penelitian di atas dengan penelitian ini sama-sama membahas

tentang konsentrasi belajar. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikat atau

variabel (x) dan variabel bebas atau variabel (y).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Tri Anjani, dkk yang berjudul Studi Kasus

tentang Konsentrasi Belajar pada Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity


Disorder). Tujuan penelitiannya untuk mengetahui konsentrasi belajar anak ADHD

dan bimbingan belajar yang diberikanoleh orang tua, guru kelas, terapis, dan shadow.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan teknik studi kasus. Subyek kasus dalam penelitian ini anak ADHD dengan

usia 6-9 tahun di sekolah inklusi dan sekolah islam terpadu Surabaya, sedangkan

subjek partisipan adalah orang tua, guru kelas, terapis, dan shadow. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa konsentrasi belajar pada anak ADHD ditampakkan dengan

perilaku tidak mendengarkan perintah guru, sering melihat teman-temannya,

melakukan kegiatan lain di luar kegiatan sekolah, suka mengganggu teman.

Secara umum penelitian di atas dan penelitian ini sama-sama membahas


konsentrasi belajar. Adapun perbedaannya terletak pada pendekatan penelitian dan

objek penelitian. Pendekatan penelitian di atas menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif.

Objek penelitian di atas anak ADHD dengan usia 6-9 tahun di Sekolah Inklusi dan

Sekolah Islam Terpadu Surabaya sedangkan penelitian ini peserta didik kelas XI di

SMA Negeri 6 Luwu Utara.


12

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sita Husnul Khotimah, dkk yang berjudul

Penerapan Media Gambar Sebagai Upaya dalam Peningkatan Konsentrasi Belajar

Anak Usia Dini. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi

belajar anak setelah mengikuti kegitan dengan media gambar pada siklus satu yang

mulanya hanya mencapai 70% mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni

mencapai 84%. Hal ini menunjukkan bahwa media gambar dapat digunakan untuk

meningkatkan konsentrasi belajar pada anak kelompok B di RA Annajmah


Kebayoran Lama.

Secara umum penelitian di atas memiliki persamaan dengan penelitian

peneliti, yaitu pada variabel bebas atau variabel (y) yang sama-sama membahas

tentang konsentrasi belajar. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikat

penelitian atau variabel (x). Variabel terikat pada penelitian di atas adalah Penerapan

Media Gambar sedangkan pada penelitian ini variabel terikat membahas Faktor

Kelelahan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Raden Fatah, yang berjudul Pengaruh Lingkungan

Belajar Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak di Man 2 Palembang. Pendekatan yang di lakukan pada penelitian ini adalah
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lingkungan belajar siswa kelas X di

Man 2 Palembang sebanyak 29 orang (65,90%) siswa berada pada kategori tinggi, 1

(2,28%) siswa berada pada kategori sedang, dan 14 (31,81%) siswa berada pada

kategori rendah, Konsentrasi belajar siswa kelas X di Man 2 Palembang sebanyak 29

(65,90%) siswa berada pada kategori tinggi, 2 (4,54%) siswa berada pada kategori

sedang, 13 (29,54%) siswa berada pada kategori rendah. Terdapat pengaruh yang
13

signifikan antara lingkungan belajar terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa di

Man 2 Palembang.

Secara khusus penelitian di atas dan penelitian ini memiliki perbedaan yaitu

variabel terikat atau variabel (x) di atas mengkaji tentang Lingkungan Belajar

sedangkan variabel terikat pada penelitian ini mengkaji tentang Faktor kelelahan.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil

penenlitian dengan mengetahkan indicator-indikator apa yang hendak ditemukan

dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.

Tujuan penelitian haruslah relevan dan konsisten dengan rumusan masalah dan

mencermikan proses penelitian.

a. Untuk mengetahui gambaran kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi

di SMA Negeri 6 Luwu Utara.

b. Untuk mngetahui gambaran konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa

pandemi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 6 Luwu

Utara.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh faktor kelelahan terhadap konsentrasi

belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi mata pelajaran pendidikan

agama islam (PAI) di SMA Negeri 6 Luwu Utara.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Ilmiah

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai teoritis dapat digunakan

sebagai rujukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan


14

konsentrasi belajar dan sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

Bila penelitian ini didapatkan hasil positif, yakni adanya faktor kelelahan terhadap

konsentrasi belajar peserta didik, maka penelitian ini dapat menjadi acuan bagi

peserta didik dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan

konsentrasi belajar.

Secara ilmiah diharapkan peneliti ini memberikan kegunaan sebagai

sumbangan informasi dan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan.


b. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian diharapkan memberi kegunaan sebagai berikut:

1) Bagi peserta didik bermanfaat sebagai motivasi agar dapat meningkatkan

konsentrasi belajar dengan cara mengontrol emosi.

2) Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini sebagai informasi seberapa besar

pengaruh kelelahan terhadap konsentrasi belajar di SMA Negeri 6 Luwu Utara.

3) Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan sebagai

bahan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Strata1 (S1).


BAB II
TINJAUAN TEORETIS

A. Kelelahan

1. Pengertian Kelelahan

Kelelahan dapat melanda siapapun termasuk pada siswa dalam proses

belajarnya. Lelah adalah kondisi saat energi kita terkuras habis, tenaga kita jauh

berkurang dan saat kita paling membutuhkan istirahat. Kelelahan tidak hanya bersifat
jasmani, tapi bisa juga secara rohani.

Kelelahan adalah suatu kondisi atau keadaan yang ditandai oleh kapasitas

berkurang untuk melakukan suatu kegiatan dan mengurangi efisiensi prestasi,

biasanya disertai dengan perasaan letih dan lemah. Merupakan suatu keadaan yang

berakibat pada melemahnya kondisi tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Agar

peserta didik dapat belajar dengan baik maka perlu diusahan agar kondisi tubuh bebas

dari kelelahan.1

2. Kelelahan Fisik pada Peserta Didik

Kelelahan fisik adalah kelelahan yang ditandai dengan adanya keletihan,

kejenuhan, ketegangan otot dan munculnya perilaku yang baru. Dengan kelelahan

fisik otot kita tidak dapat melakukan kegiatan apapun semudah seperti sebelumnya,
dengan kelelahan mental kita tidak dapat memusatkan pikiran seperti dulu.

Kelelahan fisik disebabkan oleh kelemahan pada otot. Suplai darah yang

mencukupi dan aliran darah ke otot sangat penting, dikarenakan menentukan

kemampuan metabolisme dan memungkinkan kontraksi otot tetap berjalan. Kontraksi

otot yang kuat mengakibatkan tekanan pada otot dan dapat menghentikan aliran

1
Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), h. 59.

15
16

darah. Sehingga kontraksi maksimal hanya dapat berlangsung beberapa detik.

Gangguan pada aliran darah dapat menyebabkan kelelahan otot yang berakibat otot

tidak dapat berkontraksi, meskipun rangsangan saraf motorik masih berjalan.

3. Gejala Fisik Peserta Didik

Perubahan fisik pada peserta didik berpengaruh terhadap keadaan fisik dan

psikologis peserta didik, diantaranya terhadap aspek emosional, sosial maupun

kepribadian. Beberapa perubahan fisik terhadap sikap dan prilaku peserta didik, yaitu:
a. Gejala Fisik : 1) Sulit Tidur misalnya jika peserta didik mengalami kesulitan

tidur, mungkin saja peserta didik stres akibat menumpuknya tugas sekolah yang

belum terselesaikan, 2) Merasa Sakit msalnya apabila peserta didik merasa sakit

maka konsentrasi belajarnya akan terganggu, 3) Tangan Berkeringat misalnya jika

tangan peserta didik berkeringat hal tersebut dapat menjadi pertanda lebih lanjut

bahwa peserta didik menderita stress berlebihan.

b. Gejala Emosional : 1) Hilangnya Kepecayaan Diri misalnya sangat mudah untuk

hilang keyakinan atas kemampuan belajar peserta didik ketika ia merasa tidak dapat

mengerjakan tugas sekolah, 2) Menjadi Mudah Marah misalnya ketika peserta didik

mengalami stres maka peserta didik menjadi mudah marah.2


Semua gerak dan kesibukan itu mempunyai arti bagi manusia tetapi pada

suatu saat kekuatan untuk berbuat itu makin lama makin berkurang. Berkurangnya

kekuatan bergerak (baik jasmani maupun rohani), akan memberi pengaruh

mengurangi prestasi yang akan dicapai. Gejala berkurangnya manusia untuk

melakukan sesuatu disebut kelelahan/keletihan/kelesuan/kepenatan. Sebaliknya kita

mengetahui juga, bahwa tenaga manusia itu ada batasnya. Batas itulah yang

2
Sue Cowley, Panduan Manajemen Perilaku Siswa (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 297-298.
17

menunjukkan datangnya keletihan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, orang

melakukan kerja jasmani dan rohani. Karena suatu kesibukan maka sampailah orang

pada batas kekuatannya dan saat itu tibalah keadaan lelah. Sebenarnya kelelahan itu

adalah suatu keadaan atau kondisi baik kondisi jasmani maupun kondisi psikis, bukan

suatu dorongan tertentu. Namun demikian, kelelahan mempunyai pengaruh yang

besar terhadap kehidupan manusia.

4. Gejala Non Fisik Peserta Didik


Gejala non fisik adalah kondisi masyarakat, norma-norma atau kondisi yang

dialami oleh peserta didik itu sendiri. Sekolah yang memiliki keadaan non fisik yang

kurang, maksudnya keadaan sarana dan prasarana nya kurang lengkap dan keadaan

sekolah yang berada di daerah yang kurang mendukung misalnya sekolah berada di

sekitar jalan raya atau tempat-tempat ramai (sekolah lain, pasar, dan lain-lain) yang

cukup menggangu peserta didik saat belajar, tidak hanya peserta didik terkadang guru

juga merasa terganggu. Gejala non fisik dapat membuat peserta didik mengalami

penurunan tingkat konsentrasi saat belajar, hal ini bisa membuat potensi yang ada di

diri peserta didik menjadi sulit untuk dikembangkan.

5. Macam-macam Kelelahan
a. Kelelahan Jasmani

Kelelahan jasmani adalah kelelahan adalah kelelahan yang terlihat dengan

lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan

jasmani dapat terjadi karena kekacauan substansi akibat sisa pembakaran yang ada di

dalam tubuh, sehingga darah menjadi darah tidak atau kurang lancar pada bagian-

bagian tertentu.
18

b. Kelelehan Rohani/Psikologis

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan.,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini

terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi,

seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-

menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-

hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena
terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.
Kelelahan psykhis, ialah kelelahan yang terutama disebabkan oleh kerja rohani.
Ini dibedakan lagi atas gejala jiwa yang lelah, Misalnya lelah berpikir, lelah
berfantasi, lelah mengingat-ingat dan bosan (lelah pada kemauan, lelah
memperhatikan) dan sebagainya.3
Gambaran mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptoms) secara subjektif dan
objektif antara lain perasaan lesu, ngantuk dan pusing, menurunnya kinerja
jasmani dan rohani, berkurangnya gairah untuk bekerja, persepsi yang buruk
dan lambat, berkurangnya tingkat kewaspadaan dan kurang mampu
berkosentrasi.4
Beberapa gejala tersebut dapat menurunkan efisiensi dan efektifitas kerja

fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut memanifestasinya timbul berupa keluhan

oleh tenaga kerja dan menyebabkan seringnya tenaga kerja tidak masuk.

6. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kelelahan

Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang
menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan kelelahan tersebut antara lain :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik yang sedang

melalui proses belajar. Faktor ini meliputi faktor usia dan faktor jenis kelamin, yaitu:

3
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Aksara Baru, 2004), h. 31.
4
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), h. 43.
19

1) Usia

Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun pada usia 40

tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya

kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan biasanya juga berkurang dan

lebih lamban. Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama

masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan. Para ahli psikologi

membagi umur menjadi beberapa kelompok-kelompok yang didasarkan pada


pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara lain :

a) Masa dewasa dini : 18 tahun – 40 tahun

b) Masa dewasa madya : 41 tahun – 60 tahun

Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akan diikuti

dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan

menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan

menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.

2) Jenis Kelamin

Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan didalam

mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya


dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita, sedangkan pria tidak

mengalami siklus biologis setiap bulan didalam mekanisme tubuhnya sehingga

tingkat kelelahan pria akan lebih kecil dari pada tingkat kelelahan wanita.

a) Status Gizi

Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana keadaan

gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan menganggu kerja dan menurunkan

efisiensi serta mengakibatkan kelelahan.


20

b) Status Kesehatan

Ada banyak penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan, penyakit tersebut

antara lain, jantung, asma, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, serta

gangguan ginjal.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Selain dari pada ketiga faktor
tersebut, ada beberapa faktor yang berasal dari luar individu. Diantaranya:

1) Beban Kerja dan Masa Kerja

Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja

baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Setiap individu

memiliki masing-masing beban tersendiri terhadap pekerjaan yang dilakoninya.

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya dan masing-masing seseorang

mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani beban kerjanya sebagai tambahan

dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan

atau situasi yang akan menjadi beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja

tersebut, apabila seorang pekerja mampu menyelesaikan dan menyesuaikan diri


terhadap tugas yang diberikan, maka hal tersebut tidak menjadi suatu beban kerja.

Masa kerja merupakan lama waktu seseorang bekerja pada suatu instansi atau

tempat kerja. Pada masa kerja ini dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya

kelelahan kronis, semakin lama seseorang bekerja pada lingkungan kerja yang kurang

nyaman dan menyenangkan maka kelelahan pada orang tersebut akan menumpuk

terus dari waktu ke waktu.


21

2) Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain penerangan,

kebisingan dan iklim kerja.


a) Penerangan
Penerangan yang kurang baik di lingkungan kerja bukan saja akan menambah
beban kerja, karena menganggu pelaksanaan pekerjaan, tetapi menimbulkan
kesan yang kotor. Untuk mengurangi kelelahan fisik akibat dari penerangan
dapat dilakukan antara lain perbaikan kontras, meningkatkan penerangan dan
pengaturan jam kerja yang sesuai dengan umur tenaga kerja.

b) Iklim Kerja / Tekanan Panas

Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti temperatur,

kelembabab udara, kecepatan gerak angin dan suhu radiasi, iklim kerja adalah

keadaan udara di tempat kerja.

1) Kebisingan

Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat menimbulkan stimulasi

daerah di dekat area penerimaan pendengaran berdenging.

Cara menghilangkan rasa lesu pada umumnya orang beristirahat, atau

menghentikan apa yang dijalankan. Tentang menghentikan aktifitas, sudah barang

tentu harus disesuaikan dengan jenis aktifitasnya. Untuk menghilangkan kelesuan

rohani kadang-kadang orang tidak perlu menghentikan sepenuhnya pekerjaan

jiwa/piker yang dilakukan. Misalnya: berjalan-jalan, menonton film, bersenda gurau

dan sebagainya. Dengan cara demikian biasanya kelesuan jiwa dapat hilang, orang

kembali kuat dan segar bugar.5

5
Dwi Prasetia, Danajati, dkk, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.
54-56.
22

B. Konsentrasi belajar

1. Pengertian Konsentrasi Belajar

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar

konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Konsentrasi dalam kamus ilmu jiwa dan pendidikan yang dikarang oleh Mursal, dkk.,
menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu

masalah atau objek.6

Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu

pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu

berbeda-beda. Hal ini di pengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan dan

latihan/pengalaman. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi

bukan bakat/pembawaan. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau

tidak memikirkan suatu hal lain yang tidak ada hubungannya, jadi hanya memikirkan

suatu hal yang di hadapi/dipelajari serta yang ada hubungannya saja.

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu


situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses

pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail

sangat diperlukan, sehingga tidak perhatian (sekadarnya).

Di dalam belajar, mungkin ada juga perhatian sekadarnya, tetapi tidak

konsentrasi, maka materi yang masuk dalam pikiran mempunyai kecenderungan

6
Mursal, dkk, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1977), Cet. I, h.
79.
23

berkesan, tetapi samar-samar didalam kesadaran. Kesan itu mungkin juga jelas bagi

seseorang untuk memahami secara umum apa yang telah dilihat atau didengarnya,

tetapi tidak cukup kuat untuk membuat kesan yang hidup dan tahan lama (abadi).

Contoh konkrit setiap orang mempunyai pengalaman membaca suatu literatur, atau

katakanlah suatu halaman buku, kata demi kata tanpa menagkap kesan apa yang

dibacanya, atau kalau ada sepintas. Hal ini pada umumnya disebabkan karena kurang

konsentrasi, sehingga hasil belajarnya pun cepat kabur. Kecenderungan semacam ini
banyak ditemui dikalangan para pelajar/subjek didik yang menagkap kesan hanya

sekadar untuk dituangkan pada kertas ujian, setelah itu tidak tahu apa-apa.7
Belajar menurut M.E.B Gredler adalah proses yang memperoleh berbagai
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Defenisi kamus memberikan tuntunan yang
berguna, seperti Shorter Oxford English Dictionary mendefinisikan belajar: to
get knowledge of (Subject) or skill in (an art, ect) by study, experience, or
teaching = memperoleh pengetahuan dari bidang studi atau keterampilan dalam
(seni, dsb) dengan kajian, pengalaman atau pengajaran. Cassell’s New English
Dictionary mendefenisikan belajar: to acquire knowledge of or skill in by,
experience, or instruction = memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui kajian pengalaman atau pengajaran.8
Berkaitan dengan jenis belajar, perlu dibedakan antara “belajar konsep” dan

“belajar proses”. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar berupa pemahaman

faktual dan prinsipil terhadap bahan atau isi pelajaran yang bersifat kognitif.

Sedangkan belajar proses atau keterampilan proses lebih ditekankan pada masalah
bagaimana bahan pelajaran dipelajari dan diorganisir secara tepat.9

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses

7
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada, 2011), h. 21.
8
Daniel Goleman, Working With Emotional Intelligence (Terjemahan) (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000).
9
Sahabuddin, Mengajar dan Belajar Dua Aspek dari Suatu Proses Yang disebut Pendidikan
(Makassar: UNM, 2007), h. 140.
24

memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu

menggunakan bermacam-macam strategi, dan memperhitungkan waktu belajar serta

selingan istirahat. Dalam pengajaran klasikal, menurut Roijakker, kekuatan perhatian

selama tiga puluh menit telah menurun. Ia menyarankan agar guru memberikan

istirahat selingan beberapa menit dengan selingan istirahat tersebut, prestasi akan

meningkat kembali.10

Konsentrasi belajar adalah suatu aktivitas untuk membatasi ruang lingkup


perhatian seseorang pada satu objek atau satu materi pelajaran. Jadi, jika kita ingin

melakukan sesuatu maka kita harus berkonsentrasi agar hasilnya memuaskan.11

Konsentrasi belajar sebagai suatu pemusatan, penyatuan, pernyataan adanya

hubungan antara bagian-bagian dalam pelajaran atau lebih. Konsentrasi belajar anak

adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga

pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu.12

Kurangnya konsentrasi peserta didik dalam belajar akan memengaruhi peserta

didik dalam menerima bahan pelajaran yang disampaikan instruktur sehingga

mengakibatkan rendahnya keaktifan peserta didik dalam belajar. Konsentrasi besar

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.13

10
Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 38.
11
Hartanto, Hubungan antara Kekhusyuan Zikir dengan Konsentrasi Belajar (Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1995), h. 35.
12
D.P Sari, Efektivitas pelatihan (Focus your Attention) untuk Meningkatkan Konsentrasi
pada Anak dengan Simtom-simtom Gangguan Pemusatan Perhatian atau Hiperaktivitas (GPP/H)
(Yogyakarta: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2006), h. 36
13
S.N Azizah, Peningkatan Konsentrasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Mind Mapping Siswa
Kelas V SDN Jomlangan (Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015), h. 26.
25

2. Aspek-aspek Konsentrasi Belajar

Menurut Nugroho dalam W Dirgantoro aspek-aspek konsentrasi belajar

adalah sebagai berikut:

a. Pemusatan pikiran : Pemusatan pikiran adalah suatu keadaan belajar yang

membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi

pelajaran yang dihadapi.

b. Motivasi : Motivasi merupakan suatu keinginan atau dorongan yang terdapat


dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan.

c. Rasa khawatir : Rasa khawatir merupakan Perasaan yang tidak tenang karena

seseorang tidak optimal dalam melakukan pekerjaannya.

d. Perasaan tertekan : Perasaan tertekan merupakan perasaan seseorang yang bukan

dari individu melainkan dorongan/tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.

e. Gangguan pemikiran : Gangguan pemikiran adalah suatu hambatan seseorang

dari dalam individual maupun orang sekitar sendiri misalnya, masalah ekonomi

keluarga dan masalah pribadi individu.

f. Gangguan kepanikan : Gangguan kepanikan merupakan suatu hambatan dalam

berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was akan menunggu hasil yang akan dilakukan
maupun yang sudah dilakukan oleh seorang tersebut.

g. Kesiapan belajar : Kesiapan belajar merupakan suatu keadaan seseorang yang

sudah siap akan pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya.14

14
W Dirgantoro, Skripsi Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan
Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012
(Universitas Kristen Satya Wacana, 2012).
26

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah:

a. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.

b. Terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca

buruk, dan lain-lain).

c. Pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah kesehatan (jiwa dan

raga) yang terganggu.


Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik (untuk mengembangkan

kemampuan konsentrasi lebih baik) perlulah diusahakan sebagai berikut: pelajar

hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat belajar tertentu

dengan meja yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kejenuan/kebosanan,

menjaga kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah-masalah

yang mengganggu dan bertekad untuk mencapai hasil yang terbaik setiap kali belajar.

Bagi pelajar yang sudah biasa berkonsentrasi akan dapat belajar sebaik-

baiknya kapan dan di mana pun juga. Bagi yang belum perlulah mengadakan latihan-

latihan, karena kemampuan berkonsentrasi adalah kunci untuk berhasil dalam belajar.

Jadi kemampuan untuk konsentrasi akan menentukan hasil belajarnya.15


Masalah yang timbul dalam kehidupan peserta didik beraneka ragam,

diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Masalah dalam keluarga/di rumah

Interaksi antara anggota-anggota keluarga kurang harmonis, perpecahan

rumah tangga (broken home), keaadaan ekonomi yang terlalu kurang atau terlalu

15
H. Susanto, Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas
Belajar Siswa (2006).
27

mewah, perhatian orang tua terhadap prestasi di sekolah kurang atau keterlaluan

dengan menuntut terlalu banyak.

2) Masalah disekolah atau dalam belajar dirumah

Motivasi belajar kurang sesuai, pilihan jurusan yang keliru, taraf prestasi

belajar yang mengecewakan, cara belajar yang salah, kesukaran dalam mengatur

waktu, guru bertindak kurang pedagogis atau justru kejam, peraturan sekolah terlalu

ketat atau terlalu lunak, hubungan yang kurang baik dengan teman kelas dan
sebagainya.

3) Masalah pengisian waktu luang

Tidak mempunyai hobi, tidak puas karena membuang waktu dengan

keluyuran, pengaruh jelek dari teman yang membawa ke bentuk-bentuk rekrasi yang

merugikan, pacaran dengan menghadapi problem seperti cinta monyet, rasa iri dan

cemburu.

4) Masalah dengan diri sendiri

Penilaian terhadap dirinya sendiri terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga

timbul bentrokan dengan kenyataan, gelisah karena cita-cita mungkin tidak akan

tercapai (masa depan keliatan suram), ketegangan yang dialami antara ingin modern
tetapi masih terikat pada adat istiadat, konflik keagamaan, perang batin antara yang

baik dan yang jahat.16

Petugas bimbingan konseling harus percaya, bahwa suatu program bimbingan

konseling yang terorganisir baik, efektif, efisien dan berjalan kontinu, akan membawa

hasil positif walaupun mungkin tidak maksimal.

16
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Paragonatama Jaya, 2013),
h. 327.
28

Sejumlah masalah yang umumnya dihadapi oleh para siswa sekolah lanjutan

lebih cocok untuk diberi perhatian melalui bimbingan kelompok, misalnya cara-cara

belajar yang baik, cara memilih atau menentukan jurusan disekolah, hubungan

dengan orang tua, pergaulan muda-mudi, bentuk-bentuk rekreasi yang sehat. Untuk

kegiatan bimbingan kelompok, di mana pembimbing menghadapi sekelompok murid,

tersedia berbagai bentuk (misalnya pelajaran bimbingan, diskusi kelompok) dan

berbagai corak aktivitas, misalnya sosiodrama, atau ekstra kurikuler.


Dalam hal ini pembimbing memberikan pelayanan yang disebut bimbingan

perseorangan (individual guidance) apabila ia langsung berhadapan dengan salah

seorang peserta didik untuk keperluan bimbingan. Untuk bimbingan ini biasanya

terlaksana melalui wawancara (counseling interview) apabila peserta didik

berhadapan langsung dengan konselor untuk memberikan suatu masalah, tanpa ada

orang lain.

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pendukung untuk memperoleh

data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan

peserta didik. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua atau

wali anggota keluarga peserta didik lainnya. Materi umum kunjugan rumah, meliputi:
a) Kondisi rumah tangga dan orangtua.
b) Fasilitas belajar yang ada dirumah.
c) Hubungan antara anggota keluarga.
d) Sikap dan kebiasaan anak atau siswa di rumah.
e) Berbagai pendapat orangtua dan anggota keluarga lainnya terhadap anak.
f) Komitmen anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan
pengentasan masalah anak (siswa).17
Konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang

mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya

17
Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Prenada Media Group,
2019), h. 284.
29

membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan bak

adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus

memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Jadi menurut peneliti, konsentrasi

belajar adalah pemusatan perhatian atau pikiran selama proses belajar berlangsung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Jenis penelitian ini

menggambarkan sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu

secara apa adanya. Penelitian ini bisa menggunakan hipotesis dan juga bisa tidak
menggunakan hipotesis.1

2. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain regresi ganda (Multiple

regresion) sebagai berikut:

txy
x Y
keterangan :

X = Kelelahan Peserta Didik

Y = Konsentrasi Belajar Pada Masa Pandemi

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Mengatakan bahwa, “Populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan

1
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Metodologi Penelitian (Sulawesi Selatan: Pusaka Almaida,
2019), h. 127.

30
31

objek yang lengkap. Sedangkan Riduwan dan Tita Lestari mengatakan bahwa “

populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang

menjadi objek penelitian1.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian populasi yang

diambil oleh peneliti adalah peserta didik kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara
yang aktif mengikuti pembelajaran online pada masa pandemik.

Adapun faktor yang menjadi alasan peneliti mengambil kelas XI menjadi

populasi dalam penelitian ini :

1. Faktor External

a) Karena kelas X tidak memungkinkan untuk ditelit, disebabkan belum

mendapatkan sentuhan mata pelajaran PAI.

b) Berdasarkan Wakasek bahwa kelas XII tidak bisa diganggu.

c) Laporan wali kelas XI banyak peserta didik kelelahan karena selama masa

pandemik menyebabkan banyaknya tugas yang menumpuk.

2. Faktor Internal
a) Situasi yang tidak mendukung karena Covid-19.

b) Kurangnya jaringan disebabkan karena daerah terpencil.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
209.
32

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK

XI MIA 1 33

XI MIA 2 30

XI MIA 3 32

XI MIA 4 34

XI IIS 1 31

XI IIS 2 30

4 KELAS 190

Sumber data : Dokumen Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu

Utara, 13 Juni 2021.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.2 Sampel peneliti adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono memberikan pengertian bahwa :

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi3.

Menurut Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa sampel merupakan

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Suharsimi Arikunto juga mengatakan

bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik semuanya diambil

2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet, XII; Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), h. 109.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 96.
33

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung

pada keadaan.

Berdasarkan pengertian di atas, populasi penelitian ini besar, yaitu 190

sedangkan kemampuan peneliti terbatas, maka penulis mengambil sampel 25% dari

jumlah populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25% X 190 = 42

responden.
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dari setiap angkatan

digunakan teknik proporsional stratified random sampling, yaitu teknik yang

digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsure yang heterogen dan

berstrata secara proporsional. Adapun sampel yang diperoleh sebagai berikut:


Tabel 3.2
Sampel Penelitian
KELAS Proporsi Proporsi Tiap Kategori Sampel
XI MIA 1 33/190 0,17 X 47 7
XI MIA 2 30/190 0,15 X 47 7
XI MIA 3 32/190 0,16 X 47 7
XI MIA 4 34/190 0,17 X 47 7
XI IIS 1 31/190 0,16 X 47 7
XI IIS 2 30/190 0,15 X 47 7
JUMLAH 42

Sumber data : Dokumen Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara, 13

Juni 2021.

Penentuan besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin

rumusnya adalah sebagai berikut:


34

n=

Keterangan:

n = besaran sampel

N = besaran populasi

E = nilai kritis yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan penarikan sampel).

C. Instruman penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data. Instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul.4

Adapun beberapa jenis instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Berdasarkan hal tersebut, instrumen yang peneliti gunakan untuk meneliti

adalah:

1. Kuesioner (Angket)

Angket ini dalam penelitian ini, peneliti memberikan seperangkat pertanyaan


kepada responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala likert dibuat

dalam bentuk checklist, adapun alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3

Alternatif Jawaban

Positif Skor Negatif Skor

Sangat Relevan 4 Sangat Relevan 1

Relevan 3 Relevan 2

4
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, h. 168.
35

Tidak Relevan 2 Tidak Relevan 3

Sangat Tidak 1 Sangat Tidak 4

Relevan Relevan

Sedangkan pernyataan negatif diberi skor dengan sebaliknya. Jumlah skor

keseluruhan item untuk setiap responden menyatakan skor yang dicapai oleh

responden tersebut.

Tabel 3.4

 Adapun uraian kisi-kisi Kelelahan (variable X)


Jenis
Variabel Sub variabel Indikator Deskripsi No. Soal
soal
Kelelahan Kelelahan Fisik - Anggota Lelah mencatat

tubuh Lemah materi yang +


9
diberikan guru

secara online

Semangat

mencatat materi

yang diberikan 17 -

guru secara

online
Mengantuk pada
saat belajar
berlangsung
1 +
secara online
karena begadang
kerja tugas.
Merasa nyaman
belajar saat 25 -
bersandar di kursi
Lelah duduk
24 +
ketika lama
36

belajar di kelas
Mata lelah
Menatap papan 3 +
tulis
Menundukkan
kepala pada saat 18 +
pembelajaran
Pandangan tetap
ke guru atau
papan tulis
19 -
selama
pembelajaran
berlangsung
Merasa bugar
saat belajar 23 -
dikelas
- Pusing ketika

Kelelahan Lelah berpikir mengerjakan soal

Psikis yang diberikan 8 +

guru

- Menyontek jika

tidak bisa

mengerjakan soal 13 +

yang diberikan

guru

- Bertanya kepada

teman atau guru

tentang materi 6 -

yang tidak

dimengerti

- Mengerjakan 12 +
37

separuh soal yang

diberikan guru

- Tetap

mengerjakan soal
22 -
dari guru

meskipun sulit

Lelah - Merasa pusing

mengingat- ketika ditanya

ingat tentang materi 2 +

yang sudah lama

tidak dipelajari

- Mengingat

materi yang

sudah lama tidak 14 _

dipelajari ketika

ditanya guru

Bosan - Keluar masuk

kelas pada saat


11 +
pembelajaran

berlangsung

- Mengikuti

proses belajar di
5 -
kelas sampai

waktu berakhir
38

- Tidak

memperhatikan

guru jika cara 16 +

mengajarnya

kurang menarik

- Menginginkan

agar guru cepat 20 +

selesai mengajar

- Meninggalkan

kelas tanpa
15 +
sepengetahuan

guru

- Tidak bosan jika

guru mengulang

materi yang
4 -
sudah dibahas

pertemuan

sebelumnya

- Tidak

menggunakan

handphone di
21 -
kelas pada saat

pembelajaran

berlangsung
39

- Menggunakan

handphone di

kelas pada saat 7 +

pembelajaran

berlangsung

Berusaha

memperhatikan

guru meskipun 10 -

dalam keadaan

bosan

Tabel 3.5

 Adapun uraian kisi-kisi konsentrasi belajar (variable Y)

Variabel Indikator Deskripsi No item Jenis soal

Konsentrasi Pemusatan Berkonsentrasi penuh pada 16 +

belajar Pikiran saat guru menjelaskan secara

daring

Perhatian penuh sampai 22 +


proses belajar selesai secara

online

Mampu memusatkan pikiran 1 +

dalam waktu lama

Menghayal pada saat belajar 25 _

Belajar dengan suasana yang 13 +


tenang di rumah secara
40

daring

Belajar dengan rasa nyaman 12 +

melalui daring

Bisa belajar meskipun 7 +

dengan suasana dirumah


yang rebut

Tidak konsentrasi jika suara 9 _

guru kecil melalui daring

Fokus saat mengerjakan soal 17 +

dari guru secara online

Berkonsentrasi karena 2 +

-Motivasi menyukai semua mata

pelajaran

Berkonsentrasi karena 23 +

menyukai cara mengajar

guru melalui daring

Semangat belajar karena ada 8 +

yang memberi motivasi dari

orang lain

Sulit berkonsentrasi jika 10 -

tidak ada motivasi dari orang

lain
41

Dapat memotivasi sendiri 29 +


untuk belajar apapun mata
pelajarannya
Tidak mampu memotivasi 24 -
diri sendiri untuk belajar
secara daring
-Rasa Merasa tidak tenang jika 6 -
khawatir tidak optimal dalam
menyelesaikan tugas dari
guru
Tidak ada rasa khawatir jika 14 +
belajar di rumah secara
daring
Merasa khawatir jika tidak 26 -
mengerti dengan penjelasam
guru
-Perasaan Tidak tertekan jika disuruh 18 +
tertekan menjawab pertanyaan yang
sulit
Tertekan jika guru banyak 4 -
larangannya
- Gangguan Sulit berkonsentrasi jika ada 20 -

pemikiran masalah ekonomi/keluarga

Sulit berkonsentrasi jika ada 15 -

masalah pribadi yang belum

diselesaikan

berusaha berkonsentrasi 28 +

meskipun banyak masalah

Gangguan Panik jika tidak 5 -

Kepanikan menyelesaikan tugas guru


42

Panik jika tidak bisa 19 -

mengerjakan soal yang

diberikan guru

Tidak merasa panik jika 11 +

semua teman selesai

mengerjakan tugas

sedangkan tugas diri sendiri

belum selesai

Kesiapan Siap belajar ketika proses 3 +

belajar belajar di kelas akan dimulai

Merasa tidak siap belajar 27 -

jika mata pelajaran yang

dihadapi sulit

Belajar dengan rasa nyaman 12 -

melalui daring

Siap belajar secara daring 30 +


karena sudah menyiapkan

bahan materi yang akan

dibahas oleh guru

Tidak siap belajar karena 21 -

memikirkan teman yang

telat
43

Tabel 3.6

 Uraian kisi-kisi Kelelahan (Variable X)

Nomor Item
Indikator Kelelahan Jumlah
F UF

Anggota tubuh lemah 1,2 9, 1, 4,17, 25, 19, 23


9
24, 3, 18

Lelah berfikir 5,6 8, 13, 7,8 6, 22


5
12,

Lelah mengingat-ingat 11, 2 14 2

Bosan 13, 11, 16, 5, 4, 21,10 9

20, 15, 7

Jumlah 14 11 25

Tabel 3.7

 Uraian kisi-kisi Konsentrasi Belajar(variable Y)

Nomor Item
Indikator konsentrasi belajar Jumlah
F UF

Pemusatan pikiran 1,2 16, 4,25, 9

22, 1, 13, 9

12, 7, 17

Motivasi 5,6 2, 23, 7,8 10, 24


6
8, 29

Rasa Khawatir 11, 14 6 2

Perasaan tertekan 13, 18 4 2

Gangguan pemikiran 28 20, 15 3


44

Gangguan kepanikan 11 5, 19 3

Kesiapan belajar 3, 30 27, 12,21 5

Jumlah 17 13 30

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk

mendapatkan data berupa informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian

ini berupa catatan. Dari sumber data tersebut peneliti dapat memanfaatkan dalam
berbagai hal yang berkaitan dengan Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri

6 Luwu Utara.

D. Prosedur Penelitian

Adapun tahap-tahap prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yaitu tahap permulaan suatu kegiatan sebelum peneliti

mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data,

misalnya membuat proposal skripsi, mengurus surat izin untuk mengadakan

penelitian kepada pihak-pihak terkait.Selanjutnya dilakukan penyusunan

instrumen penelitian yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti berupa

penyusunan angket.

2. Tahap Pelaksanaan

Hal yang dilakukan dalam hal ini yakni melakukan penelitian di lapangan

guna memperoleh data konkrit dengan menggunakan instrumen penelitian

yaitu pemberian angket pada mahasiswa.

3. Tahap pengolahan Data

Pada tahap ini, hal yang harus dilakukan adalah melakukan pengolahan data
45

terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan

perhitungan statistik deskripsi dan statistik inferensial.

4. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam

bentuk finalisasi penelitian dengan menuangkan hasil pengolahan, analisis,

dan kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara

konsisten, sistematis dan metodologis.


E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

Adapun langkah-langkah untuk analisis data statistik deskriptif menurut

Sudjana adalah:

a. Menentukan skor maksimum dan minimum,

b. Menentukan rentang kelas dengan rumus


Rentang = skor maks - skor min

c. Menetukan banyak/jumlah kelas interval

Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

K =1 + 3,3 log n

Keterangan:

K = jumlah kelas interval

n = jumlah data
46

log = logaritma

d. Menentukan Panjang kelas interval (P) dengan rumus:

P=

Keterangan:

P = panjang kelas

R = Rentang

K= jumlah kelas interval


e. Membuat table distribusi frekuensi

f. Menghitung rata-rata skor

Keterangan:

= Mean untuk data bergolongan

= Jumlah Frekuensi

skor yang diperoleh

g. Menghitung nilai Standar deviasi dengan cara

S=

h. Kategorisasi
1) Kelelahan Pserta didik (X)

Interval =

I=

= = = 155

5
Ibrahim, dkk, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), h. 128.
47

Tabel 3.8

Kategorisasi Skor Responden Kelelahan Peserta didik

Kategori Rendah Kurang Sedang Cukup Tinggi

Nilai 25-39 40-54 55-69 70-84 >84

2) Konsentrasi belajar Peserta didik (

a. Interval =

I=

= = = 18

Tabel 3.9

Kategorisasi Skor Responden Konsentrasi belajar Peserta didik

Kategori Rendah Kurang Sedang Cukup Tinggi

Nilai 30-47 48-65 66-83 84-101 >101

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik Inferensial merupakan teknik statitik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

a. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dimaksudkan apakah data-data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-

kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

fe = Frekuensi yang diharapkan

fo = Frekuensi hasil pengamat


48

Dengan membandingkan X2 hitung dengan nilai X2 tabel, kita dapat

mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1) Jika X2 hitung ≥ nilai X2 tabel, artinya distribusi data tidak normal

2) Jika X2 hitung ≤ nilai X2 tabel, artinya data berdistribusi normal.

b. Uji Lineritas

Uji lineritas adalah uji yang memastikan apakah atas apa yang kita miliki

sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk
mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan

secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Rumus uji linearitas

adalah sebagai berikut:

Fhitung = RJK (TC)

RJK (E)

Dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan pembilang n-1 serta

derajat kebebasan penyebut n-1, maka jika diperoleh Fhitung < Ftabel berarti data linear.6

c. Penguji Hipotesis

1) Menentukan formulasi hipotesis

Ho: =0
HI:

2) Menentukan taraf nyata ( ) dan nilai ttabel

= 0,025

b=n–2

t = 0,025n

3) Menentukan t hitung

6
Riduwan, Dasar-dasar Statistika (Cet. VIII; Bandung: Alpabeta, 2010), h. 205.
49

T=

Dimana:

T = t hitung atau hasil regresi

Sb = simpangan baku kesalahan

Dengan ini, penelitian dapat mengetahui apakah faktor kelelahan berpengaruh

terhadap konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA

Negeri 6 Luwu Utara.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran secara

umum tentang pengumpulan data yang diperoleh di lapangan selama melakukan

penelitian.

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pengaruh Faktor Kelelahan.

Indikator pengaruh faktor kelelahan, terdiri atas 5 yaitu:

a) Tubuh lemah: Lelah mencatat materi yang diberikan guru secara online dan lelah

duduk ketika lama belajar di kelas.

b) Kecenderungan untuk membaringkan tubuh: Mengantuk pada saat belajar

berlangsung secara online karena begadang kerja tugas.

c) Lelah berpikir: Pusing ketika mengerjakan soal yang diberikan guru dan

mengerjakan separuh soal yang diberikan guru.

d) Lelah mengingat-ingat: Merasa pusing ketika ditanya tentang materi yang sudah

berlalu/sudah lama tidak dipelajari.

e) Bosan: Keluar masuk kelas pada saat kuliah berlangsung dan tidak

memperhatikan guru jika cara mengajarnya kurang menarik.

Tabel. 4.1

Angket Kelelahan Peserta Didik

No Nama Peserta Didik Nilai

1. Pera 66

2. Haeria 63

3. Mutia 62

50
51

4. Ferdi 60

5. Eki Saputri 60

6. Rabiul 60

7. Muh. Yusuf 59

8. Reski 59

9. Nabila Azzahra 59

10. Sri Dasmayanti 57

11. Dita Dwi Ramadhani 55

12. Melinda 53

13. Aci Liana Safitri 52

14. Ibra Isiami Rasya 52

15. Funam 51

16 A. Muh. Fajri 51

17 Nursia 51

18 Masita 50

19. Suci Damayanti 50

20. As’ad Yunus 49

21. M. Affan 49

22. Nur Jannah 49

23. Muh. Resa 49

24. Mitha 48

25. Rindiyani 48

26. Ela Sulastry 48


52

27. Haikal 46

28. Cinta Rahmadani 46

29. Armando 45

30. Muh. Syahrul. B 45

31. Muh. Verdi 44

32. Muh. Wahyudi 44

33. Doni 42

34. Dewi 42

35 Akhwan Nur Asmi 42

36. Maya Sari 40

37. Febri 39

38. Fasriatul Fitria 39

39. Muh. Apriansyah 38

40. Milda 36

41. Anugrah 36

42. Ardila 35

Sumber data : Angket Penelitian Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6

Luwu Utara, 08 November 2021.

Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik

deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke

dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:


53

Tabel. 4.2

Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Kelelahan Peserta Didik

No Skor Frekuensi (F) F.X Percent (%)

1 35 1 35 2%

2 36 2 72 5%

3 38 1 38 2%

4 39 2 78 5%

5 40 1 40 2%

6 42 3 126 7%

7 44 2 88 5%

8 45 2 90 5%

9 46 2 92 5%

10 48 3 144 7%

11 49 4 196 12%

12 50 2 100 5%

13 51 3 153 7%

14 52 2 104 5%
54

15 53 1 53 2%

16 55 1 55 2%

17 57 1 57 2%

18 59 3 177 7%

19 60 3 180 7%

20 62 1 62 2%

21 63 1 63 2%

22 66 1 66 2%

 42 2069 100%

Sumber data : Angket Penelitian Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6

Luwu Utara, 08 November 2021.

1) Menentukan rentang data

Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh sebagai berikut:

R = Xt – Xr

Keterangan:

R : Rentang

Xt : Data terbesar

Xr : Data terkecil

= 66 – 35

= 31
55

2) Menentukan jumlah ruang interval

K = 1 + (3,33) log n

Keterangan:

K : Jumlah Ruang Interval

n : Jumlah Data Observasi

log : logaritma

K = 1 + (3,33) log n
= 1 + (3,33) log 42

= 1 + (3,33) 1,62

= 1 + 5,39

= 6,39 dibulatkan 6

3) Panjang ruang kajian


P=R
K
Keterangan:

P : Panjang kelas

R : Rentang

K : Jumlah kelas interval


P = 31
6
= 5,16

4) Menghitung rata-rata

Keterangan :

= Rata-rata

= Frekuensi

= Titik tengah
56

Tabel 4.3
Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean

Interval Fi Xi fi.xi

35 – 42 10 38,5 385

43 – 50 15 46,5 697,5

51 – 58 8 54,5 436

59 – 66 9 62,5 562,5

Jumlah 42 2.081

x=

= 2.081
42
= 49,54 dibulatkan 50

Tabel 4.4
Statistics
Faktor Kelelahan

Valid 42
N
Missing 0
Mean 49.2619
Median 49.0000
Mode 49.00
Std. Deviation 8.03668
Minimum 35.00
Maximum 66.00

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa skor maksimum yang
diperoleh faktor kelelahan adalah 66.00, sedangkan skor minimumnya adalah 35,00.
Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 49.26, dengan standar deviasi 8.03.
57

Tabel 4.5
Kategori Skor Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara
No. Kategorisasi Skor Frekuensi (fi) Kategori Persentasi
1 x ≥ 75 9 Tinggi 21%
2 57 ≤ x < 75 26 Sedang 62%
3 x ≤ 57 7 Rendah 17%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa terdapat 9 peserta didik kategori

tinggi dengan persentase 21%, 26 peserta didik kategori sedang dengan persentase

62% dan 7 kategori rendah dengan persentase 17%. Jadi, kesimpulannya adalah

faktor kelelahan peserta didik kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu

Utara termasuk dalam kategori sedang.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Konsentrasi Belajar Peserta Didik

Indikator konsentrasi belajar peserta didik, terdiri atas 7 yaitu:

a) Pemusatan pikiran: Berkonsentrasi penuh pada saat guru menjelaskan secara

daring dan mampu memusatkan pikiran dalam waktu lama.

b) Motivasi: Semangat belajar karena ada yang memberi motivasi dari orang lain

dan dapat memotivasi sendiri untuk belajar apapun mata pelajarannya.

c) Rasa khawatir: Merasa khawatir jika tidak mengerti dengan penjelasam guru dan

merasa tidak tenang jika tidak optimal menyelesaikan tugas dari guru.

d) Perasaan tertekan: Tertekan jika guru banyak larangannya.

e) Gangguan pemikiran: Sulit berkonsentrasi jika ada masalah pribadi yang belum

diselesaikan.

f) Gangguan kepanikan: Panik jika tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan

guru.

g) Kesiapan belajar pada masa pandemi: Siap belajar di kelas karena sudah
menyiapkan bahan materi yang akan dibahas oleh guru.
58

Tabel. 4.6
Angket Konsentrasi Belajar Peserta Didik

No Nama Peserta Didik Nilai

1. Pera 75

2. Haeria 69

3. Mutia 71

4. Ferdi 70

5. Eki Saputri 68

6. Rabiul 80

7. Muh. Yusuf 80

8. Reski 79

9. Nabila Azzahra 79

10. Sri Dasmayanti 79

11. Dita Dwi Ramadhani 82

12. Melinda 58

13. Aci Liana Safitri 72

14. Ibra Isiami Rasya 63

15. Funam 59

16 A. Muh. Fajri 75

17 Nursia 95

18 Masita 67

19. Suci Damayanti 79

20. As’ad Yunus 71


59

21. M. Affan 73

22. Nur Jannah 83

23. Muh. Resa 68

24. Mitha 77

25. Rindiyani 79

26. Ela Sulastry 76

27. Haikal 82

28. Cinta Rahmadani 84

29. Armando 67

30. Muh. Syahrul. B 82

31. Muh. Verdi 78

32. Muh. Wahyudi 98

33. Doni 88

34. Dewi 86

35 Akhwan Nur Asmi 80

36. Maya Sari 60

37. Febri 81

38. Fasriatul Fitria 76

39. Muh. Apriansyah 91

40. Milda 89

41. Anugrah 94

42. Ardila 81

Sumber data : Angket Penelitian Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI


Di SMA Negeri 6 Luwu Utara, 08 November 2021.
60

Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka statistik deskriptif dari

tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.7

Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar

No Skor Frekuensi (F) F.X Percent (%)

1 58 1 58 2%

2 59 1 59 2%

3 60 1 60 2%

4 63 1 63 2%

5 67 2 134 6%

6 68 2 136 6%

7 69 1 69 2%

8 70 1 70 2%

9 71 2 142 6%

10 72 1 72 2%

11 73 1 73 2%

12 75 2 150 6%
61

13 76 2 152 6%

14 77 1 77 2%

15 78 1 78 2%

16 79 5 395 12%

17 80 3 240 7%

18 81 2 162 6%

19 82 3 246 7%

20 83 1 83 2%

21 84 1 84 2%

22 86 1 86 2%

23 88 1 88 2%

24 89 1 89 2%

25 91 1 91 2%

26 94 1 94 2%

27 95 1 95 2%

28 98 1 98 2%

 42 3.110 100%
62

Sumber data : Angket Penelitian Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6

Luwu Utara, 08 November 2021.

1) Menentukan rentang data

Berdasarkan hal tersebut, maka diperoleh sebagai berikut:

R = Xt – Xr

Keterangan:

R : Rentang
Xt : Data terbesar

Xr : Data terkecil

= 98 – 58

= 40

2) Menentukan jumlah ruang interval

K = 1 + (3,33) log n

Keterangan:

K : Jumlah Ruang Interval

n : Jumlah Data Observasi

log : logaritma
K = 1 + (3,33) log n

= 1 + (3,33) log 42

= 1 + (3,33) 1,62

= 1 + 5,39

= 6, 39 dibulatkan 6

3) Panjang ruang kajian


P=R
K
63

Keterangan:

P : Panjang kelas

R : Rentang

K : Jumlah kelas interval


P = 40
6
= 6,66 dibulatkan menjadi 7

4) Menghitung rata-rata

Keterangan :

= Rata-rata

= Frekuensi

= Titik tengah

Tabel 4.8

Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean

Interval Fi Xi fi.xi

58 – 67 6 62,5 375

68 – 77 13 71,5 929,5

78 – 87 17 82,5 1.402,5

88 – 98 6 93,5 561

Jumlah 42 310 3.268

x=

= 3.268
42
= 77,80 dibulatkan menjadi 78
64

Tabel 4.9

Statistics

Konsentrasi Belajar

Valid 42
N
Missing 0

Mean 77.2381

Median 79.0000

Mode 79.00

Std. Deviation 9.37253

Minimum 58.00

Maximum 98.00

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa skor maksimum yang

diperoleh konsentrasi adalah 98,00, sedangkan skor minimumnya adalah 58,00. Nilai

rata-rata yang diperoleh adalah 77.23 dengan standar deviasi 9,37.

Tabel 4.10

Kategori Skor Konsentrasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 6 Luwu Utara
No. Kategorisasi Skor Frekuensi (fi) Kategori Persentasi
1 x ≥ 78 5 Tinggi 12%
2 58 ≤ x < 78 31 Sedang 74%
3 x ≤ 58 6 Rendah 14%
Jumlah 42 100%
Demikian tabel di atas, bahwa terdapat 5 peserta didik kategori tinggi

dengan persentase 12%, 31 peserta didik kategori sedang dengan persentase 74% dan

6 kategori rendah dengan persentase 14%. Jadi, kesimpulannya adalah konsentrasi

belajar peserta didik kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara

termasuk dalam kategori cukup baik sedang.


65

3. Analisis Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar Peserta


Didik Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas data ini, peneliti menggunakan

jenis Kolmogrov Smirno dengan menggunakan Statistical Porsocian Scinces (SPSS)

versi 20 sebagai berikut:


Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 42

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 8.69772910
Absolute .100
Most Extreme Differences Positive .096
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .799

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel, hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji

Komogrov-Smirnov. Apabila nilai signifakan lebih besar dari 0,05 (taraf signifikan)

maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribus normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,799 > 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.


b. Uji Linearitas
Uji persayaratn kedua adalah uji linearitas. Uji linearitas untuk mengetahui

hubungan pengaruh faktor kelelahan (x) terhadap konsentrasi belajar peserta didik
66

(y) linear atau tidak. Uji linearitas pada penelitian ini dengan menggunakan program

SPSS versi 20 for windows. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Hasil Uji Linearitas

Variabel F Sig Keterangan

XY 1,294 0,285 Linear

Berdasarkan hasil uji linearitas diketahui sig. deviation from linearity sebesar

0,285 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara

kelelahan peserta didik terhadap konsentrasi belajar peserta didik.

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji persyaratan analisis statistik, diperoleh bahwa data pada

penelitian ini berdistribusi normal dan bersifat linear. Oleh karena itu, hipotesis dapat

dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan tujuan melihat

pengaruh yang signifikan variabel faktor kelelahan terhadap konsentrasi belajar

peserta didik. Adapun tabel hasil regresi sederhana yaitu:

Tabel 4.13

a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
Regression 499.949 1 499.949 6.447 0.000

1 Residual 3101.670 40 77.542

Total 3601.619 41
a. Dependent Variable: Konsentrasi Belajar
b. Predictors: (Constant), Faktor Kelelahan
Uji F
Jika sig < 0,05 / Thitung > Ttabel : berpangaruh
Jika sig > 0,05 / Thitung < Ttabel : tdk berpangaruh
67

6,447 > 2,12 (Fhitung > Ftabel) maka terdapat pengaruh

0,000 < 0,05 (sig < 0,05) maka terdapat pengaruh

Berdasarkan uji T maupun uji F kedua-duanya terdapat pengaruh artinya Ha

diterima Ho ditolak.

Tabel 4.14

a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 9.643 8.538 11.553 0.119


1
Faktor Kelelahan 0.435 .171 .373 2.539 0.000

a. Dependent Variable: Konsentrasi Belajar

Uji T

Jika sig < 0,05 / Thitung > Ttabel : berpangaruh

Jika sig > 0,05 / Thitung < Ttabel : tdk berpangaruh

0,000 < 0,05 (sig < alpha)

Maka terdapat pengaruh yang signifikan pada kelelahan peserta didik

terhadap konsentrasi belajar peserta didik.

2,539 > 2,02 (Thitung > Ttabel)

Ha diterima Ho ditolak.

Dari output SPSS di atas, pada tabel coefisien pada kolom constant a adalah

9,643 dan pada kolom b 0,435, sehingga persamaan regresinya Y = a + bx atau 9,643

+ 0.435X. Dari hasil analisis didapatkan taraf nyata ( dan nilai tabel sebesar =5% =

0,05→ 2 = 0,025. Kemudian diperoleh hasil analisis thitung = 2,539 sedangkan nilai

ttabel = 2,02 artinya nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel = 2.539 > 2,02).
68

Dengan demikian faktor kelelahan berpengaruh positif terhadap konsentrasi belajar

peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Lwu Utara.

Tabel 4.15

Uji Signifikansi Persamaan Regresi

Model F Sig. Keterangan

Regresi 6,447 0,000b Signifikan

Hipotesis Statistik:

H0 : β = 0 (regresi tak berarti)

H1 : β≠ 0 (regresi berarti)

Uji signifikansi persamaan garis regresi diperoleh dari baris Regression yaitu

sig < alpha = 0,000b < 0,05 maka berpengaruh dan Fhitung > Ftabel = 6,447> 2,12 maka

berpengaruh.

B. Pembahasan

Kelelahan adalah suatu kondisi atau keadaan yang ditandai oleh kapasitas

berkurang untuk melakukan suatu kegiatan dan mengurangi efisiensi prestasi,

biasanya disertai dengan perasaan letih dan lemah.

1. Deskripsi Gambaran Faktor Kelelahan Peserta Didik Kelas XI pada Masa

Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara

Berdasarkan pembahasan pertama di peroleh bahwa terdapat 9 peserta didik

kategori tinggi dengan persentase 21%, 26 peserta didik kategori sedang dengan

persentase 62% dan 7 kategori rendah dengan persentase 17%. Jadi, kesimpulannya

adalah faktor kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6

Luwu Utara termasuk dalam kategori sedang.


69

Kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu

Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 62%, Hal ini menunjukan bahwa

kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara

berada pada posisi kategori sedang.

2. Deskripsi Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas XI pada Masa Pandemi

di SMA Negeri 6 Luwu Utara

Berdasarkan pembahasan kedua bahwa terdapat 5 peserta didik kategori tinggi


dengan persentase 12%, 31 peserta didik kategori sedang dengan persentase 74% dan

6 kategori rendah dengan persentase 14%. Jadi, kesimpulannya adalah konsentrasi

belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara

termasuk dalam kategori sedang.

Konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri

6 Luwu Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 74%, Hal ini menunjukan

bahwa konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri

6 Luwu Utara berada pada posisi kategori sedang.

3. Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar Peserta Didik

Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara


Dari hasil analisis didapatkan taraf nyata ( dan nilai tabel sebesar =5% =

0,05→ 2 = 0,025. Kemudian diperoleh hasil analisis thitung = 2,539 sedangkan nilai

ttabel = 2,02 artinya nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel = 2.539 > 2,02).

Dengan demikian faktor kelelahan berpengaruh positif terhadap konsentrasi belajar

peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Lwu Utara.

Terdapat pengaruh antara faktor kelelahan terhadap konsentrasi belajar peserta

didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara.


70

Hasil penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Dwi Arini Apriyanti dengan judul Pengaruh Lingkungan Belajar,

Kelelahan dan Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen, adalah signifikan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu

Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 62%, Hal ini menunjukan
bahwa kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6

Luwu Utara berada pada posisi kategori sedang.

2. Konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6

Luwu Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 74%, Hal ini menunjukan

bahwa konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA

Negeri 6 Luwu Utara berada pada posisi kategori sedang.

3. Terdapat pengaruh antara faktor kelelahan terhadap konsentrasi belajar peserta

didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara.

B. Implikasi

Berdasarkan hasi penelitian ini, maka penulis mengajukan implikasi sebagai

berikut:

1. Bagi pihak sekolah sebagai masukan, sebaiknya perlu meningkatkan

lingkungan belajar yang efektif, dan melengkapi sarana/prasarana yang ada. Hal

ini sangat menunjang proses belajar mengajar agar berlangsung dengan baik,

efektif dan efisien.

2. Bagi orang tua peserta didik, sebaiknya selalu mendukung, dan memberikan

peralatan/media belajar yang cukup dibutuhkan oleh anak untuk belajar.

71
72

3. Bagi guru, guru hendaknya dapat menumbuhkan sikap kreatif kepada siswa-

siswanya dengan cara melakukan berbagai strategi dalam pembelajaran

misalnya dengan melatih siswa untuk berpendapat dengan jelas dan lancar,

memberi penugasan yang kreatif yang dapat mengembangkan ide-ide kreatif.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf. 1995. Fatwa-fatwa Kontemporer 3, Jakarta: Gema


Insani.
Amin, Samsul Munir. 2013. Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta:
Paragonatama Jaya.
A.M, Sardiman. 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Cet. XII; Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azizah, S.N. 2015. Peningkatan Konsentrasi dan Hasil Belajar IPA Melalui
Mind Mapping Siswa Kelas V SDN Jomlangan, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Cowley, Sue. 2010. Panduan Manajemen Perilaku Siswa, Jakarta: Erlangga.
Danajati, Dwi Prasetia, dkk. 2013. Pengantar Psikologi umum, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Dirgantoro, W. 2012. Efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA kristen purwodadi tahun
ajaran 2011/2012, Universitas kristen satya wacana.
Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi umum, Bandung: CV Pustaka setia.
Goleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan),
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,.
Hasbullah. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Hartanto, 1995. Hubungan antara Kekhusyuan Zikir dengan Konsentrasi
Belajar, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hanafy, M. S. 2014. Konsep Belajar dan Pembelajaran, Lentera Pendidikan.
Hidayat, saifaturrahmi Anggia. 2010. Pengaruh musik klasik terhadap daya
tahan konsentrasi dalam belajar, Jurnal Psikologi UIN sultan Syarif Kasim Riau.
Irianto, Agus. 2016. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya,
Jakarta: Prenada Media Group.
Ibrahim, dkk. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Imran, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya,
Cet. I.
Kementerian Agama RI. 2018. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Mulyadi. 2019. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta:
Prenadamedia Group.
Mursal. dkk. 1977. Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Bandung: PT. Al-
Ma’arif, 1977, Cet. I.

73
74

Olivia, Vemi. 2007. Membantu Anak Punya Ingatan Super, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Patton. 1997. Psikologi Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia,
Jakarta: Elex Media Kompotindo.
Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar Dua Aspek dari suatu proses yang
disebut pendidikan, Makassar: UNM.
Sardiman A M, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Subagyo, P. Joko, S.H. 2004. Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum, Jakarta: Aksara baru, 2004.
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan,
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Susanto, H. 2006. Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi
Modalitas Belajar Siswa, http: bpkpenabur.or.id/.../Hal.46-51%20. Pdf. Diakses pada
tanggal 5 November 2014.
Suralaga, Fadilah, dkk. 2005. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,
Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I.
Saat, Sulaiman & Sitti Mania. 2019. Metodologi Penelitian, Sulawasi Selatan:
Pusaka Almaida.
Sari, D.P. 2006, Efektivitas pelatihan (Focus your Attention) untuk
Meningkatkan Konsentrasi pada Anak dengan Simtom-simtom Gangguan
Pemusatan Perhatian atau Hiperaktivitas (GPP/H), Yogyakarta: Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Syah, Muhabidin. 2010. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhabidin. 2011. Psikologi pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang Sisdiknas. 2011. Sistem pendidikan nasional, Jakatra: Sinar
Grafika.
Zuriah, Nurul MetodolSogi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
LEMBAR ANGKET PESERTA DIDIK

Mengenai Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar


Peserta Didik pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara
NAMA/INISIAL :

KELAS/SEMESTER :

HARI/TGL :

ALAMAT :

PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut kemudian jawablah semua
pernyataan sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang sesungguhnya.
2. Pilihlah salah satu jawaban dari empat jawaban yang tersedia. Untuk jawaban skala
SS,S KS,TS.
Keterangan:
SS = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Sangat Sesuai
S = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Sesuai
KS = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Kurang Sesuai
TS = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Tidak Sesuai
3. Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih
4. Dalam memberikan jawaban tidak ada yang benar atau yang salah. Usahakan
memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara dan jangan sampai
terlewatkan.
5. Kerahasiaan dalam pengisian angket ini akan kami jaga
6. Atas partisipasi dan kesediannya dalam pengisian angket ini kami ucapkan
terimakasih.
SELAMAT MENGERJAKAN!!!
Angket Faktor Kelelahan Peserta Didik
NO PERNYATAAN SS S KS TS

1 Saya mengantuk pada saat pembelajaran


berlangsung secara online karena begadang kerja
tugas
2 Saya merasa pusing ketika ditanya tentang materi
yang sudah lama tidak dipelajari

3 Mata saya lelah menatap layar handphone/laptop

4 Saya tidak bosan jika guru mengulang materi yang


sudah dibahas pertemuan sebelumnya

5 Saya mengikuti proses belajar secara online sampai


waktu berakhir

6 Saya bertanya kepada teman atau guru tentang


materi yang tidak dimengerti

7 Saya menggunakan handphone secara online pada


saat pembelajaran berlangsung

8 Saya merasa pusing ketika mengerjakan soal yang


diberkan guru

9 Saya lelah mencatat materi yang diberikan guru


secara online

10 Saya berusaha memperhatikan guru meskipun


dalam keadaan bosan

11 Saya keluar masuk zoom pada saat pembelajaran


berlangsung

12 Saya hanya mengerjakan separuh soal yang


diberikan guru

13 Saya menyontek jika tidak bisa mengerjakan soal


yang diberikan oleh guru

14 Saya mengingat materi yang sudah lama tidak


dipelajari ketika ditanya guru

15 Saya meninggalkan zoom tanpa sepengetahuan


guru
16 Saya tidak memperhatikan penjelasan guru jika cara
mengajarnya kurang menarik

17 Saya semangat mencatat materi yang diberikan


guru secara online

18 Saya menundukkan kepala pada saat mengikuti


pembelajaran

19 Pandangan saya tetap ke guru atau handphone


selama pembelajaran berlangsung

20 Saya menginginkan agar guru cepat selesai


mengajar

21 Saya sibuk bermain game pada saat pembelajaran di


zoom berlangsung

22 Saya tetap mengerjakan soal dari guru meskipun


sulit

23 Saya merasa bugar saat belajar online

24 Saya lelah duduk ketika lama belajar online

25 Saya merasa nyaman belajar saat bersandar di


kursi

Angket Konsentrasi Belajar Peserta Didik

NO PERNYATAAN SS S KS TS

1 Saya mampu memusatkan pikiran dalam waktu


lama ketika belajar secara online

2 Saya berkonsentrasi karena menyukai semua mata


pelajaran
3 Saya siap belajar ketika proses belajar online akan
dimulai

4 Saya merasa tertekan jika guru banyak larangannya

5 Saya merasa panik jika tidak menyelesaikan tugas


guru

6 Saya merasa tidak tenang jika tidak optimal dalam


menyelesaikan tugas dari guru secara online

7 Saya bisa belajar meskipun dengan suasana


dirumah yang rebut

8 Saya semangat belajar karena ada yang memberi


motivasi dari orang lain

9 Saya tidak konsentrasi jika suara guru kecil melalui


daring

10 Saya sulit berkonsentrasi jika tidak ada motivasi


dari orang lain

11 Saya tidak merasa panik jika semua teman selesai


mengerjakan tugas sedangkan tugas saya belum
selesai

12 Saya belajar dengan rasa nyaman melalui daring

13 Saya belajar dengan suasana yang tenang dirumah


secara daring
14 Saya tidak merasa khawatir jika belajar dirumah
secara daring

15 Saya sulit berkonsentrasi jika ada masalah pribadi


yang belum diselesaikan

16 Saya berkonsentrasi penuh pada saat guru


menjelaskan secara daring

17 Saya fokus saat mengerjakan soal dari guru secara


online

18 Saya tidak tertekan jika disuruh menjawab


pertanyaan yang sulit dari guru melalui daring

19 Saya panik jika tidak bisa mengerjakan soal yang


diberikan guru melalui daring

20 Saya sulit berkonsentrasi jika ada masalah ekonomi


atau keluarga

21 Saya tidak siap belajar karena memikirkan teman


yang telat

22 Saya mampu memperhatikan guru sampai proses


pembelajaran online selesai

23 Saya berkonsentrasi karena menyukai cara


mengajar guru melalui daring

24 Saya tidak mampu memotivasi diri sendiri untuk


belajar secara daring

25 Saya mengkhayal pada saat belajar online


26 Saya merasa khawatir jika tidak mengerti dengan
penjelasan guru

27 Saya merasa tidak siap belajar jika mata kuliah


yang dihadapi sulit

28 Saya berusaha berkonsentrasi pada saat belajar


online meskipun banyak masalah

29 Saya dapat memotivasi sendiri untuk belajar apapun


mata pelajarannya

30 Saya siap belajar secara daring karena sudah


meyiapkan bahan materi yang akan dibahas oleh
guru
DOKUMENTASI

SMA Negeri 6 Luwu Utara

Halaman SMA Negeri 6 Luwu Utara


Wakil Kemasiswaan SMA Negeri 6 Luwu Utara
Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 6 Luwu Utara
Guru Fisika SMA Negeri 6 Luwu Utara

Staf Perpustakaan SMA Negeri 6 Luwu Utara


Peserta Didik Kelas XI MIA(Laki-Laki & Perempuan) Sedang
Melaksanakan Pengisian Kuisioner (Angket)

Peserta Didik Kelas XI MIA (Laki-Laki) Sedang Melaksanakan


Pengisian Kuisioner (Angket)
Peserta Didik Kelas XI IIS (Laki-Laki & Perempuan) Sedang
Melaksanakan Pengisian Kuisioner (Angket)

Peserta Didik Kelas XI IIS (Perempuan) Sedang Melaksanakan


Pengisian Kuisioner (Angket)
RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Fahman Ilhanda,

dilahirkan pada tanggal 02 Oktober 1999 di

Palopo, bertempat tinggal di Dusun Labbu, Desa

Pengkajoang, Kec. Malangke Barat, Kab. Luwu

Utara Prov. Sulawesi Selatan. Penulis merupakan

anak ke lima dari lima bersaudara, dari pasangan

Ilhanda dan Juhari.

Penulis memulai pendidikan formal di MI Guppi

Tompe Luwu Utara pada tahun 2006 dan

menyelesaikannya pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan

pendidikan MTs di Pondok Pesantren Nurul Junaidiyah Lauwo dan selesai pada

tahun 2014. Penulis selanjutnya melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri 6 Luwu Utara pada tahun 2014 dan tamat di tahun 2017. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan.

Anda mungkin juga menyukai