Fahman Ilhanda
Fahman Ilhanda
Fahman Ilhanda
SKRIPSI
Oleh:
FAHMAN ILHANDA
NIM: 20100117002
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Fahman Ilhanda
NIM 20100117002
iii
ii
KATA PENGANTAR
ف األَ ًْبِيَا ِء َوالـ ُورْ َسلِي َْيِ َوالص َََّلةُ َوالس َََّل ُم َعلَى أَ ْش َر، الـح ْو ُد هللِ َربِّ ال َعالَـ ِوي َْي َ
اى إِلَى ٍ َو َه ْي تَبِ َعهُ ْن بِإِحْ َس، صحْ بِ ِه أَجْ ـ َو ِعي َْي
َ ـح َّو ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ ًَبِيٌَِّا َو َحبِ ْيبٌَِا ُه،
أَ َّها بَ ْع ُد، يَ ْى ِم ال ِّد ْي ِي
Puji syukur saya persembahkan ke hadirat Allah swt. Tuhan semesta alam dan
atas berkat rahmat dan kasih sayangnya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Faktor Kelelahan terhadap Konsentrasi Belajar Peserta Didik
Kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara”, serta skripsi ini sebagai
salah satu langkah untuk mendapat gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Nabi yang diutus oleh
Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia dan begitu pula mengubah peradaban
umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan peradaban.
Selesainya skripsi ini karena berkat bimbingan dan arahan dari beberapa
pihak, maka dari itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Ilhanda dan Juhari yang telah memberikan
2. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makasar,
Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., sebagai Wakil Rektor 1, Prof. Dr. H. Wahyuddin, M.
Hum., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Darussalam, M.Ag., Sebagai Wakil
Rektor III, Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.A., Sebagai Wakil Rektor IV, yang
iv
selama ini berusaha mengkoordinasi dan memajukan Uin Alauddin Makassar dan
3. Dr. H. Andi Marjuni, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, serta
Dr. M. Shabir U, M.Ag., sebagai Wakil Dekan I, Dr. M. Rusdi, M.Ag., sebagai
Wakil Dekan II, Dr. H. Muh. Ilyas, M.Pd., M.Si., sebagai Wakil Dekan III, yang
4. Dr. H. Syamsuri S. S., M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan
Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan seluruh staf jurusan yang memberikan bantuan dalam penulisan skripsi
ini.
5. Drs. Muh. Yusuf Hidayat, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Dr. Muhammad
Rusmin B, M.Pd.I. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan
6. Dr. Hj. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. selaku Penguji I dan Dr. Nuryamin, M.Ag. selaku
Penguji II, yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga skripsi ini
7. Kepada I Ketut Sila Adnyana, S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala sekolah di SMA Negeri
6 Luwu Utara, beserta jajarannya, yang telah memberikan izin untuk meneliti.
2017 kelas 1.2 dan kelas 3.4 atas bantuan dan semangatnya sehingga penulis
9. Kepada keluarga besar yang telah mendoakan, memberi nasehat dan motivasi
v
10. Kepada Ansar, Fathul Ihsan, Ennya, dkk yang telah membantu, mendoakan,
memberi nasehat dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman KKN Desa Balla saraja, Kec. Bulukumpa yang telah
pengabdian.
ini maka kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullah’ Wabarakatuh.
Penulis
Fahman Ilhanda
NIM 20100117002
vi
DAFTAR ISI
vii
B. Pembahasan ..................................................................................... 58
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Indikator Kelelahan dan Konsentrasi Belajar ............................... 9
Tabel 3.1 : Populasi Penelitian ........................................................................ 32
Tabel 4.2 : Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Kelelahan Peserta Didik .......... 53
ix
Tabel 4.12 : Uji Linearitas............................................................................... 66
x
ABSTRAK
NIM : 20100117002
Luwu Utara
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi hubungan
antara pribadi pendidik dan pribadi si anak didik, yang pada akhirnya melahirkan
tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan.
individu karena pendidikan yang baik akan mengantarkan seseorang menuju cita-cita
yang diinginkan dan pendidikan akan membekali setiap individu untuk mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan juga karakter atau sikap yang luhur dan dapat
pembelajaran yang baik maka terdampak proses yang baik pula. Tanpa belajar
1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta:
Depdiknas, 2011), h. 6.
2
Muhibin, Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 55.
1
2
Peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang maksimal apabila peserta
sekolah maupun di rumah harus berdasarkan dari keinginan yang timbul dari dalam
dirinya. Jika seorang peserta didik telah berkeinginan dari dalam diri untuk belajar
maka, peserta didik akan memiliki rasa ketertarikan untuk belajar. Peserta didik yang
memiliki minat terhadap suatu hal yaitu belajar maka peserta didik akan berusaha
Berdasarkan ayat di atas, maka dapat diketahui bahwa orang yang beriman
sekaligus berilmu pengetahuan maka akan diangkat derajatnya oleh Allah. Orang
3
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 10
4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Cet. I; PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2018), h. 543
3
yang beriman dan juga memiliki ilmu pengetahuan yang luas akan mendapatkan
penghormatan dan kepercayaan dari orang lain dalam kehidupannya. Oleh sebab itu,
dan ilmu pengetahuannya agar kelak dapat mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang maksimal apabila peserta
sekolah maupun di rumah harus berdasarkan dari keinginan yang timbul dari dalam
dirinya. Jika seorang peserta didik telah berkeinginan dari dalam diri untuk belajar
maka, peserta didik akan memiliki rasa ketertarikan untuk belajar. Ketertarikan yang
dimaksud adalah minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap suatu hal yaitu
belajar maka peserta didik akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai
Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang komplek dan terjadi pada
setiap orang serta berlangsung seumur hidup. Secara psikologis, belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
5
Yusuf Al-Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer 3 (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 110-
113.
4
Jadi, belajar ialah suatu prose susaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru, baik perubahan yang bersifat
sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian
atau suatu pengertian. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.6
belajar yang baik. Konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan
pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang
tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Konsentrasi belajar besar
jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja.
Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi
dengan baik, dengan kata lain manusia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan
pikiran.
Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang
6
M.S Hanafy, Konsep Belajar dan Pembelajaran (Lentera Pendidikan, 2014), h. 66-79.
7
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet. I, h. 2.
5
Dalam belajar, konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, bila siswa
tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap materi atau
informasi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya bila dalam belajar siswa dapat
berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka siswa tersebut
dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Konsentrasi merupakan syarat
mutlak dalam proses belajar. Manusia tidak akan mampu mempelajari sesuatu kalau
kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan
berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Kelelahan yang
dimaksud peneliti disini pada umumnya adalah kelelahan yang di alami dalam kelas
pada saat belajar salah satunya adalah bosan yang merupakan kelelahan psykis.
Adapun juga kelelahan yang dibawa dari luar yang terlihat pada saat pembelajaran
8
Vemi Olivia, Membantu Anak Punya Ingatan Super (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2007), h. 40.
9
Fadilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), Cet. I, h. 101.
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
h. 2.
6
suatu kekuatan yang bisa berpengaruh positif maupun negatif. Kekuatan emosi
bangga, puas dan sebagainya. Seseorang yang ingin belajar dengan efisien harus
berada dalam kondisi pikiran yang netral. Orang yang ingin berkonsentrasi harus
merasa termotivasi. Emosi yang dimaksud peneliti adalah emosi mahasiswa pada saat
belajar di kelas. Emosi Negatif misalnya merasa jengkel dengan guru karena terlalu
lama mengajar serta terlalu banyak tugas online dan emosi positif. Misalnya merasa
senang dalam belajar secara online, mudah mengerjakan tugas secara online karena
Saat ini, dunia tengah mengalami Pandemi covid-19. Pandemi covid-19 cukup
pandemi memicu beberapa keluhan dari peserta didik, salah satunya adalah beban
dimanfaatkan dengan perubahan pola berpikir dan pola belajar. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kelelahan peserta didik
konsentrasi belajar peserta didik terutama pada masa pandemi saat ini, maka peneliti
11
Patton, Psikologi Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 1997), h. 18.
7
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sampel, teknik
ini adalah:
Luwu Utara?
C. Hipotesis
menimbulkan deviasi arti, memudahkan dan membantu peneliti dalam mencari data,
gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Jadi suatu
konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi mata pelajaran
1. Kelelahan (Variabel X)
Kelelahan adalah suatu kondisi atau keadaan yang ditandai oelh kapasitas
disertai dengan perasaan letih dan lemah. Kelelahan adalah gejala berkurangnya
a. Tubuh lemah: Lelah mencatat materi yang diberikan guru secara online dan lelah
d. Lelah mengingat-ingat: Merasa pusing ketika ditanya tentang materi yang sudah
b. Motivasi: Semangat belajar karena ada yang memberi motivasi dari orang lain dan
dapat memotivasi sendiri untuk belajar apapun mata pelajarannya.
c. Rasa khawatir: Merasa khawatir jika tidak mengerti dengan penjelasam guru dan
merasa tidak tenang jika tidak optimal menyelesaikan tugas dari guru.
d. Perasaan tertekan: Tertekan jika guru banyak larangannya, banyak memberi tugas.
e. Gangguan pemikiran: Sulit berkonsentrasi jika ada masalah pribadi yang belum
diselesaikan.
f. Gangguan kepanikan: Panik jika tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan guru.
g. Kesiapan belajar pada masa pandemi: Siap belajar online karena sudah
No Variabel Indikator
- Bosan
E. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang dilakukan oleh Danny Salim yang berjudul Pengaruh Musik
yang dipakai dalam proses pembelajaran berpengaruh pada konsentrasi belajar siswa.
Musik degung sunda berpengaruh positif pada pelajaran bahasa ingris sedangkan
pada pelajaran matematika berpengaruh negatif.
peneliti, yaitu pada variable bebas atau variabel (y) yang sama-sama membahas
tentang konsentrasi belajar. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikat atau
variabel (x), objek dan lokasi penelitiannya. Variabel terikat pada penelitian di atas
adalah pengaruh musik sedangkan pada penelitian ini variabel terikat membahas
faktor kelelahan.
konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas
belajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa
bimbingan kelompok.
tentang konsentrasi belajar. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikat atau
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Tri Anjani, dkk yang berjudul Studi Kasus
dan bimbingan belajar yang diberikanoleh orang tua, guru kelas, terapis, dan shadow.
dengan teknik studi kasus. Subyek kasus dalam penelitian ini anak ADHD dengan
usia 6-9 tahun di sekolah inklusi dan sekolah islam terpadu Surabaya, sedangkan
subjek partisipan adalah orang tua, guru kelas, terapis, dan shadow. Hasil penelitian
Objek penelitian di atas anak ADHD dengan usia 6-9 tahun di Sekolah Inklusi dan
Sekolah Islam Terpadu Surabaya sedangkan penelitian ini peserta didik kelas XI di
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sita Husnul Khotimah, dkk yang berjudul
belajar anak setelah mengikuti kegitan dengan media gambar pada siklus satu yang
mulanya hanya mencapai 70% mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni
mencapai 84%. Hal ini menunjukkan bahwa media gambar dapat digunakan untuk
peneliti, yaitu pada variabel bebas atau variabel (y) yang sama-sama membahas
penelitian atau variabel (x). Variabel terikat pada penelitian di atas adalah Penerapan
Media Gambar sedangkan pada penelitian ini variabel terikat membahas Faktor
Kelelahan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Raden Fatah, yang berjudul Pengaruh Lingkungan
Belajar Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di Man 2 Palembang. Pendekatan yang di lakukan pada penelitian ini adalah
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lingkungan belajar siswa kelas X di
Man 2 Palembang sebanyak 29 orang (65,90%) siswa berada pada kategori tinggi, 1
(2,28%) siswa berada pada kategori sedang, dan 14 (31,81%) siswa berada pada
(65,90%) siswa berada pada kategori tinggi, 2 (4,54%) siswa berada pada kategori
sedang, 13 (29,54%) siswa berada pada kategori rendah. Terdapat pengaruh yang
13
Man 2 Palembang.
Secara khusus penelitian di atas dan penelitian ini memiliki perbedaan yaitu
variabel terikat atau variabel (x) di atas mengkaji tentang Lingkungan Belajar
sedangkan variabel terikat pada penelitian ini mengkaji tentang Faktor kelelahan.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil
Tujuan penelitian haruslah relevan dan konsisten dengan rumusan masalah dan
a. Untuk mengetahui gambaran kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi
b. Untuk mngetahui gambaran konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa
pandemi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 6 Luwu
Utara.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh faktor kelelahan terhadap konsentrasi
belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi mata pelajaran pendidikan
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai teoritis dapat digunakan
Bila penelitian ini didapatkan hasil positif, yakni adanya faktor kelelahan terhadap
konsentrasi belajar peserta didik, maka penelitian ini dapat menjadi acuan bagi
konsentrasi belajar.
2) Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini sebagai informasi seberapa besar
3) Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan sebagai
A. Kelelahan
1. Pengertian Kelelahan
belajarnya. Lelah adalah kondisi saat energi kita terkuras habis, tenaga kita jauh
berkurang dan saat kita paling membutuhkan istirahat. Kelelahan tidak hanya bersifat
jasmani, tapi bisa juga secara rohani.
Kelelahan adalah suatu kondisi atau keadaan yang ditandai oleh kapasitas
biasanya disertai dengan perasaan letih dan lemah. Merupakan suatu keadaan yang
berakibat pada melemahnya kondisi tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Agar
peserta didik dapat belajar dengan baik maka perlu diusahan agar kondisi tubuh bebas
dari kelelahan.1
kejenuhan, ketegangan otot dan munculnya perilaku yang baru. Dengan kelelahan
fisik otot kita tidak dapat melakukan kegiatan apapun semudah seperti sebelumnya,
dengan kelelahan mental kita tidak dapat memusatkan pikiran seperti dulu.
Kelelahan fisik disebabkan oleh kelemahan pada otot. Suplai darah yang
otot yang kuat mengakibatkan tekanan pada otot dan dapat menghentikan aliran
1
Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009), h. 59.
15
16
Gangguan pada aliran darah dapat menyebabkan kelelahan otot yang berakibat otot
Perubahan fisik pada peserta didik berpengaruh terhadap keadaan fisik dan
kepribadian. Beberapa perubahan fisik terhadap sikap dan prilaku peserta didik, yaitu:
a. Gejala Fisik : 1) Sulit Tidur misalnya jika peserta didik mengalami kesulitan
tidur, mungkin saja peserta didik stres akibat menumpuknya tugas sekolah yang
belum terselesaikan, 2) Merasa Sakit msalnya apabila peserta didik merasa sakit
tangan peserta didik berkeringat hal tersebut dapat menjadi pertanda lebih lanjut
hilang keyakinan atas kemampuan belajar peserta didik ketika ia merasa tidak dapat
mengerjakan tugas sekolah, 2) Menjadi Mudah Marah misalnya ketika peserta didik
suatu saat kekuatan untuk berbuat itu makin lama makin berkurang. Berkurangnya
mengetahui juga, bahwa tenaga manusia itu ada batasnya. Batas itulah yang
2
Sue Cowley, Panduan Manajemen Perilaku Siswa (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 297-298.
17
melakukan kerja jasmani dan rohani. Karena suatu kesibukan maka sampailah orang
pada batas kekuatannya dan saat itu tibalah keadaan lelah. Sebenarnya kelelahan itu
adalah suatu keadaan atau kondisi baik kondisi jasmani maupun kondisi psikis, bukan
dialami oleh peserta didik itu sendiri. Sekolah yang memiliki keadaan non fisik yang
kurang, maksudnya keadaan sarana dan prasarana nya kurang lengkap dan keadaan
sekolah yang berada di daerah yang kurang mendukung misalnya sekolah berada di
sekitar jalan raya atau tempat-tempat ramai (sekolah lain, pasar, dan lain-lain) yang
cukup menggangu peserta didik saat belajar, tidak hanya peserta didik terkadang guru
juga merasa terganggu. Gejala non fisik dapat membuat peserta didik mengalami
penurunan tingkat konsentrasi saat belajar, hal ini bisa membuat potensi yang ada di
5. Macam-macam Kelelahan
a. Kelelahan Jasmani
jasmani dapat terjadi karena kekacauan substansi akibat sisa pembakaran yang ada di
dalam tubuh, sehingga darah menjadi darah tidak atau kurang lancar pada bagian-
bagian tertentu.
18
b. Kelelehan Rohani/Psikologis
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini
terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi,
seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-
menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-
hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena
terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.
Kelelahan psykhis, ialah kelelahan yang terutama disebabkan oleh kerja rohani.
Ini dibedakan lagi atas gejala jiwa yang lelah, Misalnya lelah berpikir, lelah
berfantasi, lelah mengingat-ingat dan bosan (lelah pada kemauan, lelah
memperhatikan) dan sebagainya.3
Gambaran mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptoms) secara subjektif dan
objektif antara lain perasaan lesu, ngantuk dan pusing, menurunnya kinerja
jasmani dan rohani, berkurangnya gairah untuk bekerja, persepsi yang buruk
dan lambat, berkurangnya tingkat kewaspadaan dan kurang mampu
berkosentrasi.4
Beberapa gejala tersebut dapat menurunkan efisiensi dan efektifitas kerja
fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut memanifestasinya timbul berupa keluhan
oleh tenaga kerja dan menyebabkan seringnya tenaga kerja tidak masuk.
Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang
menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan kelelahan tersebut antara lain :
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik yang sedang
melalui proses belajar. Faktor ini meliputi faktor usia dan faktor jenis kelamin, yaitu:
3
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Aksara Baru, 2004), h. 31.
4
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), h. 43.
19
1) Usia
Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun pada usia 40
kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan biasanya juga berkurang dan
lebih lamban. Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama
masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan. Para ahli psikologi
Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akan diikuti
dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan
menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan
2) Jenis Kelamin
Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan didalam
tingkat kelelahan pria akan lebih kecil dari pada tingkat kelelahan wanita.
a) Status Gizi
Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana keadaan
gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan menganggu kerja dan menurunkan
b) Status Kesehatan
antara lain, jantung, asma, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, serta
gangguan ginjal.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Selain dari pada ketiga faktor
tersebut, ada beberapa faktor yang berasal dari luar individu. Diantaranya:
Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja
baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Setiap individu
dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan
atau situasi yang akan menjadi beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja
Masa kerja merupakan lama waktu seseorang bekerja pada suatu instansi atau
tempat kerja. Pada masa kerja ini dapat berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya
kelelahan kronis, semakin lama seseorang bekerja pada lingkungan kerja yang kurang
nyaman dan menyenangkan maka kelelahan pada orang tersebut akan menumpuk
kelembabab udara, kecepatan gerak angin dan suhu radiasi, iklim kerja adalah
1) Kebisingan
Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat menimbulkan stimulasi
dan sebagainya. Dengan cara demikian biasanya kelesuan jiwa dapat hilang, orang
5
Dwi Prasetia, Danajati, dkk, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.
54-56.
22
B. Konsentrasi belajar
Konsentrasi dalam kamus ilmu jiwa dan pendidikan yang dikarang oleh Mursal, dkk.,
menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu
Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu
pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu
berbeda-beda. Hal ini di pengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan dan
tidak memikirkan suatu hal lain yang tidak ada hubungannya, jadi hanya memikirkan
6
Mursal, dkk, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1977), Cet. I, h.
79.
23
berkesan, tetapi samar-samar didalam kesadaran. Kesan itu mungkin juga jelas bagi
seseorang untuk memahami secara umum apa yang telah dilihat atau didengarnya,
tetapi tidak cukup kuat untuk membuat kesan yang hidup dan tahan lama (abadi).
Contoh konkrit setiap orang mempunyai pengalaman membaca suatu literatur, atau
katakanlah suatu halaman buku, kata demi kata tanpa menagkap kesan apa yang
dibacanya, atau kalau ada sepintas. Hal ini pada umumnya disebabkan karena kurang
konsentrasi, sehingga hasil belajarnya pun cepat kabur. Kecenderungan semacam ini
banyak ditemui dikalangan para pelajar/subjek didik yang menagkap kesan hanya
sekadar untuk dituangkan pada kertas ujian, setelah itu tidak tahu apa-apa.7
Belajar menurut M.E.B Gredler adalah proses yang memperoleh berbagai
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Defenisi kamus memberikan tuntunan yang
berguna, seperti Shorter Oxford English Dictionary mendefinisikan belajar: to
get knowledge of (Subject) or skill in (an art, ect) by study, experience, or
teaching = memperoleh pengetahuan dari bidang studi atau keterampilan dalam
(seni, dsb) dengan kajian, pengalaman atau pengajaran. Cassell’s New English
Dictionary mendefenisikan belajar: to acquire knowledge of or skill in by,
experience, or instruction = memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui kajian pengalaman atau pengajaran.8
Berkaitan dengan jenis belajar, perlu dibedakan antara “belajar konsep” dan
“belajar proses”. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar berupa pemahaman
faktual dan prinsipil terhadap bahan atau isi pelajaran yang bersifat kognitif.
Sedangkan belajar proses atau keterampilan proses lebih ditekankan pada masalah
bagaimana bahan pelajaran dipelajari dan diorganisir secara tepat.9
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
7
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada, 2011), h. 21.
8
Daniel Goleman, Working With Emotional Intelligence (Terjemahan) (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000).
9
Sahabuddin, Mengajar dan Belajar Dua Aspek dari Suatu Proses Yang disebut Pendidikan
(Makassar: UNM, 2007), h. 140.
24
selama tiga puluh menit telah menurun. Ia menyarankan agar guru memberikan
istirahat selingan beberapa menit dengan selingan istirahat tersebut, prestasi akan
meningkat kembali.10
hubungan antara bagian-bagian dalam pelajaran atau lebih. Konsentrasi belajar anak
adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga
10
Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 38.
11
Hartanto, Hubungan antara Kekhusyuan Zikir dengan Konsentrasi Belajar (Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1995), h. 35.
12
D.P Sari, Efektivitas pelatihan (Focus your Attention) untuk Meningkatkan Konsentrasi
pada Anak dengan Simtom-simtom Gangguan Pemusatan Perhatian atau Hiperaktivitas (GPP/H)
(Yogyakarta: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2006), h. 36
13
S.N Azizah, Peningkatan Konsentrasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Mind Mapping Siswa
Kelas V SDN Jomlangan (Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015), h. 26.
25
c. Rasa khawatir : Rasa khawatir merupakan Perasaan yang tidak tenang karena
dari dalam individual maupun orang sekitar sendiri misalnya, masalah ekonomi
berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was akan menunggu hasil yang akan dilakukan
maupun yang sudah dilakukan oleh seorang tersebut.
sudah siap akan pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya.14
14
W Dirgantoro, Skripsi Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan
Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012
(Universitas Kristen Satya Wacana, 2012).
26
hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat belajar tertentu
yang mengganggu dan bertekad untuk mencapai hasil yang terbaik setiap kali belajar.
Bagi pelajar yang sudah biasa berkonsentrasi akan dapat belajar sebaik-
baiknya kapan dan di mana pun juga. Bagi yang belum perlulah mengadakan latihan-
latihan, karena kemampuan berkonsentrasi adalah kunci untuk berhasil dalam belajar.
rumah tangga (broken home), keaadaan ekonomi yang terlalu kurang atau terlalu
15
H. Susanto, Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas
Belajar Siswa (2006).
27
mewah, perhatian orang tua terhadap prestasi di sekolah kurang atau keterlaluan
Motivasi belajar kurang sesuai, pilihan jurusan yang keliru, taraf prestasi
belajar yang mengecewakan, cara belajar yang salah, kesukaran dalam mengatur
waktu, guru bertindak kurang pedagogis atau justru kejam, peraturan sekolah terlalu
ketat atau terlalu lunak, hubungan yang kurang baik dengan teman kelas dan
sebagainya.
keluyuran, pengaruh jelek dari teman yang membawa ke bentuk-bentuk rekrasi yang
merugikan, pacaran dengan menghadapi problem seperti cinta monyet, rasa iri dan
cemburu.
Penilaian terhadap dirinya sendiri terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga
timbul bentrokan dengan kenyataan, gelisah karena cita-cita mungkin tidak akan
tercapai (masa depan keliatan suram), ketegangan yang dialami antara ingin modern
tetapi masih terikat pada adat istiadat, konflik keagamaan, perang batin antara yang
konseling yang terorganisir baik, efektif, efisien dan berjalan kontinu, akan membawa
16
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Paragonatama Jaya, 2013),
h. 327.
28
Sejumlah masalah yang umumnya dihadapi oleh para siswa sekolah lanjutan
lebih cocok untuk diberi perhatian melalui bimbingan kelompok, misalnya cara-cara
belajar yang baik, cara memilih atau menentukan jurusan disekolah, hubungan
dengan orang tua, pergaulan muda-mudi, bentuk-bentuk rekreasi yang sehat. Untuk
seorang peserta didik untuk keperluan bimbingan. Untuk bimbingan ini biasanya
berhadapan langsung dengan konselor untuk memberikan suatu masalah, tanpa ada
orang lain.
peserta didik. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua atau
wali anggota keluarga peserta didik lainnya. Materi umum kunjugan rumah, meliputi:
a) Kondisi rumah tangga dan orangtua.
b) Fasilitas belajar yang ada dirumah.
c) Hubungan antara anggota keluarga.
d) Sikap dan kebiasaan anak atau siswa di rumah.
e) Berbagai pendapat orangtua dan anggota keluarga lainnya terhadap anak.
f) Komitmen anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan
pengentasan masalah anak (siswa).17
Konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang
17
Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Prenada Media Group,
2019), h. 284.
29
membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan bak
adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus
belajar adalah pemusatan perhatian atau pikiran selama proses belajar berlangsung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Jenis penelitian ini
secara apa adanya. Penelitian ini bisa menggunakan hipotesis dan juga bisa tidak
menggunakan hipotesis.1
2. Desain penelitian
txy
x Y
keterangan :
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran
1
Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Metodologi Penelitian (Sulawesi Selatan: Pusaka Almaida,
2019), h. 127.
30
31
objek yang lengkap. Sedangkan Riduwan dan Tita Lestari mengatakan bahwa “
populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
merupakan objek atau subjek yang berada pada wilayah dan memenuhi syarat-syarat
diambil oleh peneliti adalah peserta didik kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara
yang aktif mengikuti pembelajaran online pada masa pandemik.
1. Faktor External
c) Laporan wali kelas XI banyak peserta didik kelelahan karena selama masa
2. Faktor Internal
a) Situasi yang tidak mendukung karena Covid-19.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
209.
32
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
XI MIA 1 33
XI MIA 2 30
XI MIA 3 32
XI MIA 4 34
XI IIS 1 31
XI IIS 2 30
4 KELAS 190
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.2 Sampel peneliti adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber
data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono memberikan pengertian bahwa :
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi3.
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Suharsimi Arikunto juga mengatakan
bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik semuanya diambil
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet, XII; Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), h. 109.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 96.
33
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung
pada keadaan.
sedangkan kemampuan peneliti terbatas, maka penulis mengambil sampel 25% dari
jumlah populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25% X 190 = 42
responden.
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dari setiap angkatan
digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsure yang heterogen dan
Sumber data : Dokumen Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara, 13
Juni 2021.
n=
Keterangan:
n = besaran sampel
N = besaran populasi
C. Instruman penelitian
Adapun beberapa jenis instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah:
adalah:
1. Kuesioner (Angket)
Tabel 3.3
Alternatif Jawaban
Relevan 3 Relevan 2
4
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, h. 168.
35
Relevan Relevan
keseluruhan item untuk setiap responden menyatakan skor yang dicapai oleh
responden tersebut.
Tabel 3.4
secara online
Semangat
mencatat materi
yang diberikan 17 -
guru secara
online
Mengantuk pada
saat belajar
berlangsung
1 +
secara online
karena begadang
kerja tugas.
Merasa nyaman
belajar saat 25 -
bersandar di kursi
Lelah duduk
24 +
ketika lama
36
belajar di kelas
Mata lelah
Menatap papan 3 +
tulis
Menundukkan
kepala pada saat 18 +
pembelajaran
Pandangan tetap
ke guru atau
papan tulis
19 -
selama
pembelajaran
berlangsung
Merasa bugar
saat belajar 23 -
dikelas
- Pusing ketika
guru
- Menyontek jika
tidak bisa
mengerjakan soal 13 +
yang diberikan
guru
- Bertanya kepada
tentang materi 6 -
yang tidak
dimengerti
- Mengerjakan 12 +
37
diberikan guru
- Tetap
mengerjakan soal
22 -
dari guru
meskipun sulit
tidak dipelajari
- Mengingat
materi yang
dipelajari ketika
ditanya guru
berlangsung
- Mengikuti
proses belajar di
5 -
kelas sampai
waktu berakhir
38
- Tidak
memperhatikan
mengajarnya
kurang menarik
- Menginginkan
selesai mengajar
- Meninggalkan
kelas tanpa
15 +
sepengetahuan
guru
guru mengulang
materi yang
4 -
sudah dibahas
pertemuan
sebelumnya
- Tidak
menggunakan
handphone di
21 -
kelas pada saat
pembelajaran
berlangsung
39
- Menggunakan
handphone di
pembelajaran
berlangsung
Berusaha
memperhatikan
guru meskipun 10 -
dalam keadaan
bosan
Tabel 3.5
daring
online
daring
melalui daring
Berkonsentrasi karena 2 +
pelajaran
Berkonsentrasi karena 23 +
orang lain
lain
41
diselesaikan
berusaha berkonsentrasi 28 +
diberikan guru
mengerjakan tugas
belum selesai
dihadapi sulit
melalui daring
telat
43
Tabel 3.6
Nomor Item
Indikator Kelelahan Jumlah
F UF
20, 15, 7
Jumlah 14 11 25
Tabel 3.7
Nomor Item
Indikator konsentrasi belajar Jumlah
F UF
22, 1, 13, 9
12, 7, 17
Gangguan kepanikan 11 5, 19 3
Jumlah 17 13 30
2. Dokumentasi
mendapatkan data berupa informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian
ini berupa catatan. Dari sumber data tersebut peneliti dapat memanfaatkan dalam
berbagai hal yang berkaitan dengan Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri
6 Luwu Utara.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan
instrumen penelitian yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti berupa
penyusunan angket.
2. Tahap Pelaksanaan
Hal yang dilakukan dalam hal ini yakni melakukan penelitian di lapangan
Pada tahap ini, hal yang harus dilakukan adalah melakukan pengolahan data
45
4. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam
adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
Sudjana adalah:
K =1 + 3,3 log n
Keterangan:
n = jumlah data
46
log = logaritma
P=
Keterangan:
P = panjang kelas
R = Rentang
Keterangan:
= Jumlah Frekuensi
S=
h. Kategorisasi
1) Kelelahan Pserta didik (X)
Interval =
I=
= = = 155
5
Ibrahim, dkk, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), h. 128.
47
Tabel 3.8
a. Interval =
I=
= = = 18
Tabel 3.9
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dimaksudkan apakah data-data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-
Keterangan:
b. Uji Lineritas
Uji lineritas adalah uji yang memastikan apakah atas apa yang kita miliki
sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk
mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan
secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Rumus uji linearitas
RJK (E)
Dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat kebebasan pembilang n-1 serta
derajat kebebasan penyebut n-1, maka jika diperoleh Fhitung < Ftabel berarti data linear.6
c. Penguji Hipotesis
Ho: =0
HI:
= 0,025
b=n–2
t = 0,025n
3) Menentukan t hitung
6
Riduwan, Dasar-dasar Statistika (Cet. VIII; Bandung: Alpabeta, 2010), h. 205.
49
T=
Dimana:
terhadap konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA
penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pengaruh Faktor Kelelahan.
a) Tubuh lemah: Lelah mencatat materi yang diberikan guru secara online dan lelah
c) Lelah berpikir: Pusing ketika mengerjakan soal yang diberikan guru dan
d) Lelah mengingat-ingat: Merasa pusing ketika ditanya tentang materi yang sudah
e) Bosan: Keluar masuk kelas pada saat kuliah berlangsung dan tidak
Tabel. 4.1
1. Pera 66
2. Haeria 63
3. Mutia 62
50
51
4. Ferdi 60
5. Eki Saputri 60
6. Rabiul 60
7. Muh. Yusuf 59
8. Reski 59
9. Nabila Azzahra 59
12. Melinda 53
15. Funam 51
16 A. Muh. Fajri 51
17 Nursia 51
18 Masita 50
21. M. Affan 49
24. Mitha 48
25. Rindiyani 48
27. Haikal 46
29. Armando 45
33. Doni 42
34. Dewi 42
37. Febri 39
40. Milda 36
41. Anugrah 36
42. Ardila 35
Sumber data : Angket Penelitian Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6
deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke
Tabel. 4.2
1 35 1 35 2%
2 36 2 72 5%
3 38 1 38 2%
4 39 2 78 5%
5 40 1 40 2%
6 42 3 126 7%
7 44 2 88 5%
8 45 2 90 5%
9 46 2 92 5%
10 48 3 144 7%
11 49 4 196 12%
12 50 2 100 5%
13 51 3 153 7%
14 52 2 104 5%
54
15 53 1 53 2%
16 55 1 55 2%
17 57 1 57 2%
18 59 3 177 7%
19 60 3 180 7%
20 62 1 62 2%
21 63 1 63 2%
22 66 1 66 2%
42 2069 100%
Sumber data : Angket Penelitian Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6
R = Xt – Xr
Keterangan:
R : Rentang
Xt : Data terbesar
Xr : Data terkecil
= 66 – 35
= 31
55
K = 1 + (3,33) log n
Keterangan:
log : logaritma
K = 1 + (3,33) log n
= 1 + (3,33) log 42
= 1 + (3,33) 1,62
= 1 + 5,39
= 6,39 dibulatkan 6
P : Panjang kelas
R : Rentang
4) Menghitung rata-rata
Keterangan :
= Rata-rata
= Frekuensi
= Titik tengah
56
Tabel 4.3
Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Mean
Interval Fi Xi fi.xi
35 – 42 10 38,5 385
43 – 50 15 46,5 697,5
51 – 58 8 54,5 436
59 – 66 9 62,5 562,5
Jumlah 42 2.081
x=
= 2.081
42
= 49,54 dibulatkan 50
Tabel 4.4
Statistics
Faktor Kelelahan
Valid 42
N
Missing 0
Mean 49.2619
Median 49.0000
Mode 49.00
Std. Deviation 8.03668
Minimum 35.00
Maximum 66.00
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa skor maksimum yang
diperoleh faktor kelelahan adalah 66.00, sedangkan skor minimumnya adalah 35,00.
Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 49.26, dengan standar deviasi 8.03.
57
Tabel 4.5
Kategori Skor Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6 Luwu Utara
No. Kategorisasi Skor Frekuensi (fi) Kategori Persentasi
1 x ≥ 75 9 Tinggi 21%
2 57 ≤ x < 75 26 Sedang 62%
3 x ≤ 57 7 Rendah 17%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa terdapat 9 peserta didik kategori
tinggi dengan persentase 21%, 26 peserta didik kategori sedang dengan persentase
62% dan 7 kategori rendah dengan persentase 17%. Jadi, kesimpulannya adalah
faktor kelelahan peserta didik kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu
b) Motivasi: Semangat belajar karena ada yang memberi motivasi dari orang lain
c) Rasa khawatir: Merasa khawatir jika tidak mengerti dengan penjelasam guru dan
merasa tidak tenang jika tidak optimal menyelesaikan tugas dari guru.
e) Gangguan pemikiran: Sulit berkonsentrasi jika ada masalah pribadi yang belum
diselesaikan.
f) Gangguan kepanikan: Panik jika tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan
guru.
g) Kesiapan belajar pada masa pandemi: Siap belajar di kelas karena sudah
menyiapkan bahan materi yang akan dibahas oleh guru.
58
Tabel. 4.6
Angket Konsentrasi Belajar Peserta Didik
1. Pera 75
2. Haeria 69
3. Mutia 71
4. Ferdi 70
5. Eki Saputri 68
6. Rabiul 80
7. Muh. Yusuf 80
8. Reski 79
9. Nabila Azzahra 79
12. Melinda 58
15. Funam 59
16 A. Muh. Fajri 75
17 Nursia 95
18 Masita 67
21. M. Affan 73
24. Mitha 77
25. Rindiyani 79
27. Haikal 82
29. Armando 67
33. Doni 88
34. Dewi 86
37. Febri 81
40. Milda 89
41. Anugrah 94
42. Ardila 81
tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi
Tabel 4.7
1 58 1 58 2%
2 59 1 59 2%
3 60 1 60 2%
4 63 1 63 2%
5 67 2 134 6%
6 68 2 136 6%
7 69 1 69 2%
8 70 1 70 2%
9 71 2 142 6%
10 72 1 72 2%
11 73 1 73 2%
12 75 2 150 6%
61
13 76 2 152 6%
14 77 1 77 2%
15 78 1 78 2%
16 79 5 395 12%
17 80 3 240 7%
18 81 2 162 6%
19 82 3 246 7%
20 83 1 83 2%
21 84 1 84 2%
22 86 1 86 2%
23 88 1 88 2%
24 89 1 89 2%
25 91 1 91 2%
26 94 1 94 2%
27 95 1 95 2%
28 98 1 98 2%
42 3.110 100%
62
Sumber data : Angket Penelitian Kelelahan Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 6
R = Xt – Xr
Keterangan:
R : Rentang
Xt : Data terbesar
Xr : Data terkecil
= 98 – 58
= 40
K = 1 + (3,33) log n
Keterangan:
log : logaritma
K = 1 + (3,33) log n
= 1 + (3,33) log 42
= 1 + (3,33) 1,62
= 1 + 5,39
= 6, 39 dibulatkan 6
Keterangan:
P : Panjang kelas
R : Rentang
4) Menghitung rata-rata
Keterangan :
= Rata-rata
= Frekuensi
= Titik tengah
Tabel 4.8
Interval Fi Xi fi.xi
58 – 67 6 62,5 375
68 – 77 13 71,5 929,5
78 – 87 17 82,5 1.402,5
88 – 98 6 93,5 561
x=
= 3.268
42
= 77,80 dibulatkan menjadi 78
64
Tabel 4.9
Statistics
Konsentrasi Belajar
Valid 42
N
Missing 0
Mean 77.2381
Median 79.0000
Mode 79.00
Minimum 58.00
Maximum 98.00
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa skor maksimum yang
diperoleh konsentrasi adalah 98,00, sedangkan skor minimumnya adalah 58,00. Nilai
Tabel 4.10
Kategori Skor Konsentrasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 6 Luwu Utara
No. Kategorisasi Skor Frekuensi (fi) Kategori Persentasi
1 x ≥ 78 5 Tinggi 12%
2 58 ≤ x < 78 31 Sedang 74%
3 x ≤ 58 6 Rendah 14%
Jumlah 42 100%
Demikian tabel di atas, bahwa terdapat 5 peserta didik kategori tinggi
dengan persentase 12%, 31 peserta didik kategori sedang dengan persentase 74% dan
belajar peserta didik kelas XI pada Masa Pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara
a. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas data ini, peneliti menggunakan
Unstandardized
Residual
N 42
a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 8.69772910
Absolute .100
Most Extreme Differences Positive .096
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .646
Asymp. Sig. (2-tailed) .799
Komogrov-Smirnov. Apabila nilai signifakan lebih besar dari 0,05 (taraf signifikan)
maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang berdistribus normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,799 > 0,05,
hubungan pengaruh faktor kelelahan (x) terhadap konsentrasi belajar peserta didik
66
(y) linear atau tidak. Uji linearitas pada penelitian ini dengan menggunakan program
SPSS versi 20 for windows. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Berdasarkan hasil uji linearitas diketahui sig. deviation from linearity sebesar
0,285 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara
c. Uji Hipotesis
penelitian ini berdistribusi normal dan bersifat linear. Oleh karena itu, hipotesis dapat
dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan tujuan melihat
Tabel 4.13
a
ANOVA
Total 3601.619 41
a. Dependent Variable: Konsentrasi Belajar
b. Predictors: (Constant), Faktor Kelelahan
Uji F
Jika sig < 0,05 / Thitung > Ttabel : berpangaruh
Jika sig > 0,05 / Thitung < Ttabel : tdk berpangaruh
67
diterima Ho ditolak.
Tabel 4.14
a
Coefficients
Uji T
Ha diterima Ho ditolak.
Dari output SPSS di atas, pada tabel coefisien pada kolom constant a adalah
9,643 dan pada kolom b 0,435, sehingga persamaan regresinya Y = a + bx atau 9,643
+ 0.435X. Dari hasil analisis didapatkan taraf nyata ( dan nilai tabel sebesar =5% =
0,05→ 2 = 0,025. Kemudian diperoleh hasil analisis thitung = 2,539 sedangkan nilai
ttabel = 2,02 artinya nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel = 2.539 > 2,02).
68
peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Lwu Utara.
Tabel 4.15
Hipotesis Statistik:
H1 : β≠ 0 (regresi berarti)
Uji signifikansi persamaan garis regresi diperoleh dari baris Regression yaitu
sig < alpha = 0,000b < 0,05 maka berpengaruh dan Fhitung > Ftabel = 6,447> 2,12 maka
berpengaruh.
B. Pembahasan
Kelelahan adalah suatu kondisi atau keadaan yang ditandai oleh kapasitas
kategori tinggi dengan persentase 21%, 26 peserta didik kategori sedang dengan
persentase 62% dan 7 kategori rendah dengan persentase 17%. Jadi, kesimpulannya
adalah faktor kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6
Kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu
Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 62%, Hal ini menunjukan bahwa
kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara
belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu Utara
Konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri
6 Luwu Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 74%, Hal ini menunjukan
bahwa konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri
0,05→ 2 = 0,025. Kemudian diperoleh hasil analisis thitung = 2,539 sedangkan nilai
ttabel = 2,02 artinya nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel = 2.539 > 2,02).
peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Lwu Utara.
dilakukan oleh Dwi Arini Apriyanti dengan judul Pengaruh Lingkungan Belajar,
Kelelahan dan Kreativitas Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6 Luwu
Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 62%, Hal ini menunjukan
bahwa kelelahan peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6
2. Konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA Negeri 6
Luwu Utara menunjukkan pada kategori sedang yaitu 74%, Hal ini menunjukan
bahwa konsentrasi belajar peserta didik kelas XI pada masa pandemi di SMA
B. Implikasi
berikut:
lingkungan belajar yang efektif, dan melengkapi sarana/prasarana yang ada. Hal
ini sangat menunjang proses belajar mengajar agar berlangsung dengan baik,
2. Bagi orang tua peserta didik, sebaiknya selalu mendukung, dan memberikan
71
72
3. Bagi guru, guru hendaknya dapat menumbuhkan sikap kreatif kepada siswa-
misalnya dengan melatih siswa untuk berpendapat dengan jelas dan lancar,
73
74
Olivia, Vemi. 2007. Membantu Anak Punya Ingatan Super, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Patton. 1997. Psikologi Populer: Membangun Hubungan Antar Manusia,
Jakarta: Elex Media Kompotindo.
Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar Dua Aspek dari suatu proses yang
disebut pendidikan, Makassar: UNM.
Sardiman A M, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Subagyo, P. Joko, S.H. 2004. Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum, Jakarta: Aksara baru, 2004.
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan,
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Susanto, H. 2006. Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi
Modalitas Belajar Siswa, http: bpkpenabur.or.id/.../Hal.46-51%20. Pdf. Diakses pada
tanggal 5 November 2014.
Suralaga, Fadilah, dkk. 2005. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,
Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I.
Saat, Sulaiman & Sitti Mania. 2019. Metodologi Penelitian, Sulawasi Selatan:
Pusaka Almaida.
Sari, D.P. 2006, Efektivitas pelatihan (Focus your Attention) untuk
Meningkatkan Konsentrasi pada Anak dengan Simtom-simtom Gangguan
Pemusatan Perhatian atau Hiperaktivitas (GPP/H), Yogyakarta: Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Syah, Muhabidin. 2010. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhabidin. 2011. Psikologi pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Undang-undang Sisdiknas. 2011. Sistem pendidikan nasional, Jakatra: Sinar
Grafika.
Zuriah, Nurul MetodolSogi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
LEMBAR ANGKET PESERTA DIDIK
KELAS/SEMESTER :
HARI/TGL :
ALAMAT :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut kemudian jawablah semua
pernyataan sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang sesungguhnya.
2. Pilihlah salah satu jawaban dari empat jawaban yang tersedia. Untuk jawaban skala
SS,S KS,TS.
Keterangan:
SS = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Sangat Sesuai
S = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Sesuai
KS = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Kurang Sesuai
TS = Bila anda merasa pernyataan yang diajukan Tidak Sesuai
3. Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih
4. Dalam memberikan jawaban tidak ada yang benar atau yang salah. Usahakan
memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara dan jangan sampai
terlewatkan.
5. Kerahasiaan dalam pengisian angket ini akan kami jaga
6. Atas partisipasi dan kesediannya dalam pengisian angket ini kami ucapkan
terimakasih.
SELAMAT MENGERJAKAN!!!
Angket Faktor Kelelahan Peserta Didik
NO PERNYATAAN SS S KS TS
NO PERNYATAAN SS S KS TS
menyelesaikannya pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan
pendidikan MTs di Pondok Pesantren Nurul Junaidiyah Lauwo dan selesai pada
Negeri 6 Luwu Utara pada tahun 2014 dan tamat di tahun 2017. Pada tahun yang
dan Keguruan.