Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar
SKRIPSI
Oleh
AGUNG DEWANTARA
NIM 10540 8455 13
PERSEMBAHAN
Wata‟ala, atas segala nikmat yang telah diberikan khususnya nikmat kesehatan
Tak lupa pula salawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu
„alaihi wasallam, Rasul yang telah berjuang menuntun dari jaman kemungkaran
ke jalan kebaikan.
Ucapan terima kasih yang teramat dalam penulis sampaikan kepada kedua
orang tua tercinta, kakak, adik, keluarga, sahabat-sahabat dan teman-teman atas
segala dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Drs. H.M. Arsyad, M.Pd.I. selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis
Makassar; Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ibu Nenny Abiningsih, S.Pd., selaku wali kelas V-7 SD Negeri Mangkura IV
Makassar dan seluruh guru serta staf yang telah memberikan arahan dan masukan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Jika ada kesalahan ejaan, ketikan, maupun penulisan konsep didalamnya, penulis
mohon maaf, karena penulis hanya manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang
Penulis
Agung Dewantara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................ v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 7
1. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 7
2. Konsep Lingkungan Belajar .................................................. 8
3. Hakikat Pembelajaran ......................................................... 13
4. Pembelajaran IPS ................................................................ 21
B. Kerangka Pikir ......................................................................... 25
C. Hipotesis Tindakan.................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 28
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian .................................. 28
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................ 28
1. Lokasi Penelitian ............................................................... 28
2. Subjek Penelitian .............................................................. 28
a. Populasi ........................................................................ 28
b. Sampel .......................................................................... 29
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 30
D. Instrumen Penelitian ............................................................. 31
E. Teknik Analisis Data ............................................................ 31
1. Deskripsi Data ................................................................... 31
2. Uji Analisis Akhir ............................................................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 34
A. Hasil Penelitian .................................................................... 34
B. Pembahasan ......................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 42
A. Kesimpulan .......................................................................... 42
B. Saran .................................................................................... 42
Dokumentasi
Perizinan
Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh murid sehingga murid
dimilikinya. Usaha tersebut akan menjadi optimal jika sekolah sebagai pusat
sesungguhnya sangat berguna bagi siswa, tetapi kenyataannya banyak siswa yang
tidak menyukai pembelajaran IPS atau tidak dianggap penting bagi mereka. Peran
guru saat ini khususnya pada guru kelas V-7 SDN Mangkura 4 Makassar, yang
sebagai orang yang serba tahu tentang materi pembelajaran dan kurang
Pembelajaran IPS yang monoton akan membuat siswa menjadi bosan dan
jenuh belajar IPS karena guru selalu mengawali pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah dan mengakhiri pembelajaran memberikan latihan.
Sebenarnya banyak sumber, metode dan penunjang dalam pembelajaran IPS
khususnya sehingga untuk membuat suasana pembelajaran IPS menjadi
menyenangkan dan efektif.
Amirin, dkk, (2011: 2) menyatakan bahwa pendidikan secara filosofis dapat
dirumuskan sebagai kegiatan mengembangkan segala kemampuan dasar
atau bawaan (potensi) yang mencakup kemampuan dasar jasmaniah dan
rohaniah. Pengembangan kemampuan dasar dan potensi diharapkan
membuat hasil belajar dapat tercapai. Tercapainya hasil belajar tidak
terlepas dari kondisi lingkungan belajar yang baik dan efektif.
berpengaruh dalam mewujudkan hasil belajar yang baik bagi murid. Lingkungan
sekolah yang aman, keadaan kelas yang bersih, penataan ruangan yang nyaman
pada murid kelas V-7 SDN Mangkura 4 Makassar pada mata pelajaran Ilmu
berkaitan dengan lingkungan belajar pada murid kelas V-7 yaitu terlambatnya
adanya murid yang bercerita dengan temannya pada saat proses pembelajaran
berlangsung, adanya murid yang mengganggu temannya serta adanya murid yang
dapat mempengaruhi hasil belajar IPS murid kelas V SDN Mangkura 4 Makassar.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS murid
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai dasar teori bagi pengembangan penelitian lebih lanjut yang relevan.
2. Manfaat Praktis
murid, guru, sekolah, instansi terkait serta peneliti dan pembaca. Secara praktis
a. Bagi murid:
a) Melatih murid untuk dapat bertanggung jawab dengan lingkungan
belajarnya
b. Bagi guru:
Makassar
monoton
c. Bagi sekolah:
variasi pembelajaran
menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap murid sesuai yang
diharapkan
pendidikan di Indonesia
penelitian sejenis.
tujuan pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
hubungan yang positif dan signifikan antara self-efficacy dan motivasi belajar
dengan uji korelasi product moment dan korelasi ganda dengan harga R=
0,651dan p=0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal itu menunjukkan bahwa semakin
kemandirian belajarnya.
Pradio (2014) pada penelitian yang lain dilakukan oleh Pradio (2014) di
kecerdasan emosi dan motivasi belajar dengan kemandirian belajar dengan nilai F
Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Murid sangat
pelajaran IPS Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat saling melengkapi
lingkungan sekitar, lingkungan inilah yang secara langsung atau tidak langsung
tempat belajar lain agar mencapai hasil belajar yang optimal. Secara umum
dalam dunia ini, yang dengan cara-cara tertentu dapat mempengaruhi tingkah laku
lain”.
belajar anak terdiri dari duamacam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan
a) Lingkungan sosial
dan juga teman-teman bergaul siswa di rumah yng mempunyai andil cukup
adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Hal ini dapat dipahami karena
lingkunga keluarga merupakan lingkungan belajar pertama dan utama bagi
seorang anak. Sifat dan sikap orangtua dalam mengelola keluarga (cara
negatif. Denga demikian dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam hal
ini adalah orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar
anak. Peran orang tua dalam memenuhi semua kebutuhan anak dalam belajar
b) Lingkungan nonsosial
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, sumber belajar,
yang sempit dan berantakan serta kondisi perkampungan tempat tinggal siswa
yang padat dan bising sangat tidak mendukung belajar siswa. Siswa
dalam belajar.
belajar. sumber belajar siswa yang terbatas akan menghambat siswa dalam
belajar.
Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam proses belajar.
lingkungan yang perlu diperhatikan siswa dalam proses belajar adalah tempat,
alat-alat belajar, suasana, waktu, dan pergaulan (Bimo Walgito, 2010: 146).
a) Tempat belajar
Tempat belajar yang baik merupkan tempat yang tersendiri, yang tenang,
warna dinding tidak tajam, di dalam ruangan tidak ada hal yang
Belajar tidak dapat berjalan baik tanpa adanya alat-alat yang lengkap. Proses
belajar akan terganggu apabila tidak tersedia alat-alat belajar (Bimo Walgito,
2010: 146). Semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang
c) Suasana
Suasana berhubungan erat dengan tempat belajar. suasana belajar yang baik
akan memberikan motivasi yang baik dalam proses belajar dan ini akan
memberikan pengaruh yang baik pula terhadap hasil belajar siswa. Suasana
yang tenang, nyaman, dan damai, akan mendukung proses belajar siswa.
d) Waktu
Pembagian waktu belajar yang tepat akan membantu proses belajar siswa
(Bimo Walgito, 2010: 146). Pembagian waktu yang dilakukan siswa dapat
e) Pergaulan
Pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Apabila anak dalam
bergaul memilih dengan teman yang baik, maka akan berpengaruh baik
terhadap diri anak, dan sebaliknya apabila anak bergaul dengan teman yang
kurang baik, maka akan membawa pengaruh yang tidak baik pada diri anak
suatu interaksi dengan sesama manusia, baik secara individual maupun kelompok,
dilingkungannya.
proses pembelajaran.
Prayitno (2009: 362) dalam bukunya yang berjudul Dasar Teori dan
Praksis Pendidikan menyebutkan bahwa lingkungan kehidupan pembelajaran
terdiri atas lingkungan fisik, hubungan sosio-emosional, lingkungan teman sebaya
dan tetangga, lingkungan kehidupan dinamik masyarakat pada umumnya, dan
pengaruh lingkungan asing: a. Lingkungan fisik, lingkungan fisik meliputi kondisi
lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan jarak antara rumah dan sekolah: 1)
Lingkungan rumah. Kondisi kenyamanan dan kesehatan tempat tinggal dapat
berdampak pada proses belajar seorang peserta didik. Kondisi lingkungan rumah
secara langsung mempengaruhi kegiatan belajar sesorang ketika berada ditempat
tinggalnya ; 2) Lingkungan sekolah, kondisi lingkungan sekolah pada dasarnya
terdiri atas kondisi lingkungan di dalam kelas dan lingkungan di luar kelas.
Kondisi lingkungan di dalam kelas misalnya, posisi tempat duduk peserta didik
dapat mempengaruhi konsentrasi dan kenyamanan proses belajar. Hal ini
berkaitan dengan ergonomik dari peserta didik. Ergonomik merupakan studi
tentang penerapan kaidah-kaidah teknologi terhadap peralatan yang digunakan
untuk kesesuaian dan keseimbangan kehidupan kemanusiaan, baik dalam
beraktivitas maupun istirahat menuju peningkatan kualitas hidup. Kondisi
kenyamanan tidak hanya terletak pada fasilitas belajar, tetapi juga kondisi
bangunan secara keseluruhan beserta kelengkapannya ; 3) Jarak antara rumah dan
sekolah, jarak antara rumah dan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar
peserta didik. Keterlambatan atau kelelahan seseorang akibat jarak tempat tinggal
yang jauh dapat mengganggu konsentrasi dalam mengikuti proses belajar.
b. Hubungan sosio-emosional: Hubungan peserta didik dengan orang lain dapat
menimbulkan suasana emosional yang berpengaruh terhadap kondisi mental
peserta didik. Kondisi mental tersebut selanjutnya dapat berpengaruh terhadap
proses dan hasil pembelajaran yang dijalaninya. Hubungan sosio-emosional yang
baik adalah apabila menimbulkan suasana positif, seperti damai dan nyaman,
menantang tetapi menyenangkan, sejuk, hangat dan merangsang dan akrab.
Suasana hubungan yang positif yang diharapkan dikehendaki untuk menunjang
keberhasilan kegiatan belajar. Hubungan sosio-emosional negatif dapat
menghambat proses pembelajaran seseorang, misalnya menimbulkan suasana
menakutkan, tidak enak, tersinggung, menolak, bertengkar dan lain-lain.
c. Lingkungan teman sebaya dan tetangga: Hubungan sosio-emosional salah
satunya dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya. Lngkungan teman-teman
yang seumuran dapat menimbulkan kondisi hubungan sosio-emosional positif
atau juga negatif. Perlu adanya kontrol terhadap seorang peserta didik dalam
berteman setidaknya memeberikan kendali terhadap hubungan sosio-emosional
peserta didik tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh pada proses pembelajaran.
d. Lingkungan kehidupan dinamik masyarakat: Kehidupan masyarakat pada
umumnya menjadi salah satu perhatian dalam pengaruhnya terhadap kegiatan
belajar peserta didik. Berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat, baik
berkenaan dengan kehidupan sosial, ekonomi, politik, lingkungan, adat, dan
agama. Kegiatan belajar peserta didik dapat dipengaruhi juga oleh apa yang
dikemukakan di surat kabar, radio dan televisi; e. Pengaruh lingkungan asing
Pengaruh lingkungan asing yang masuk banyak yang bernilai positif namun tidak
jarang pula yang bernuansa negatif. Lingkungan asing tersebut dapat berdampak
pada perkembangan peserta didik dan proses pembelajaran mereka.
3. Hakikat Pembelajaran
a. Konsep Belajar
Hutasoit (2011) menyatakan bahwa dalam aktivitas kehidupan manusia
sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar. Belajar
merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar dan
bagaimana seharusnya belajar. Pengertian belajar dapat ditemukan dalam berbagai
sumber atau literatur. Meskipun terdapat perbedaan didalam rumusan pengertian
belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip dapat ditemukan
persamaannya
Pada dasarnya, manusia belajar karena memiliki bakat untuk belajar yang
dipacu oleh hasrat ingin tahu. Belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya kegiatan mengingat,
melainkan meliputi kegiatan yang lebih luas, yakni mengalami perubahan tingkah
laku.(Wulandari, 2012: 7)
perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Di antara
terpenting adalah:
1) Perubahan intensional.
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau
praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain
gila, dan lelah tidak termasuk dalam karakteristik belajar, karena individu
Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga
keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.
karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berdaya
tertentu bagi murid. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat
fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila
hidupnya.
b. Teori-teori Belajar
segala macam belajar dapat diterangkan hanya dengan satu teori tertentu, tetapi
ada banyak teori yang dapat digunakan seabagai dasar dan setiap teori mempunyai
dasar tertentu.
Berikut ini adalah beberapa teori belajar yang banyak dikemukakan oleh
para ahli:
Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental murid harus didisiplinkan
perilaku (behavior) yang dapat diamati. Ada beberapa ciri dari rumpun teori
ini yaitu:
penulis, mungkin hingga sekarang masih berlaku bagi sebagian orang di negeri
Pandangan semacam itu tidak terlalu salah, akan tetapi masih sangat parsial,
terlalu sempit, dan menjadikan murid sebagai individu-individu yang pasif saat
berada di dalam kelas. Oleh sebab itu, pandangan tersebut perlu diletakkan pada
perspektif yang lebih wajar sehingga ruang lingkup substansi belajar tidak hanya
d. Hasil Belajar
Dalam kamus umum bahasa Indonesia hasil berarti suatu yang telah
Murid akan memperoleh hasil belajar yang tinggi jika dalam belajar dapat
adalah hasil yang dicapai oleh murid yang berupa angka, penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, atau kalimat.
dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk
angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
a) Ranah kognitif, berkenaan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dank e
b) Ranah afektif, berkenaan dengan nilai dan sikap yang terdiri dari lima aspek,
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (i) gerakan
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar diri murid atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri murid terutama adalah kemampuan yang
dimilikinya, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar dan lain- lain.
Sedangkan faktor yang datang dari luar diri murid adalah kualitas pengajaran
yang digunakan, karakteristik kelas dan lain- lain. Faktor kemampuan murid besar
sejalan dengan teori belajar di sekolah (Theory of School Learning dari Bloom)
yang mengatakan ada tiga variabel utama dalam teori belajar sekolah, yakni
Bloom kualitas pengajaran adalah, tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
pendidikan
tentang input dan output pembelajaran sehingga dapat diketahui sejauh mana
(Hamalik, 2007:147-148).
4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Konsep IPS
IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi,
sebagainya.
Ilmu pengetahuan sosial dalam lingkup sekolah dasar menitik beratkan agar
murid dapat memahami konsep sosial serta interaksi manusia terhadap lingkungan
dan masyarakat.
Sapriya, 2012:11).
Menurut John Jarolimek (dalam Yaba, 2009:2) IPS merupakan ilmu yang
lingkungan fisiknya.
b. Pengertian IPS
salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah mulai jenjang pendidikan dasar
sampai ke pendidikan menengah, yang bertujuan membekali murid agar dapat
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa IPS adalah salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, atas bahkan
sampai tingkat perguruan tinggi, yang menelaah tentang fenomena dan keadaan
sosial seperti ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi dan bahkan politik. Dengan
maksud agar peserta didik mampu berperan aktif dalam hidup bermasyarakat.
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
potensi murid agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di lingkungan
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun
konsep dan pengalaman belajar yang dipilih atau diorganisasikan dalam rangka
kajian ilmu sosial. Mata pelajaran IPS di SD bertujuan untuk membentuk warga
negara yang baik, yaitu yang memiliki keterampilan yang berguna bagi diri dalam
kehidupan sehari-hari.
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan atas segala ketimpangan yang terjadi dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik
bahwa misi utama pendidikan IPS adalah untuk membantu murid belajar tentang
masyarakat dunia dimana mereka hidup dan belajar untuk meningkatkan kualitas
pribadi agar dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas (Wahab,
2012:35).
pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan murid menjadi warga negara yang
Hasan dalam Nurdin (2005: 24) “menyatakan bahwa tujuan IPS adalah
Fajar (2005: 110) lebih detil mengatakan bahwa tujuan pembelajaran IPS
adalah: 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah dan kewarganegaraa melalui pendekatan pedagogis dan psikologis; 2)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inquiri, memecahkan
masalah dan keterampilan sosial; 3) Mengembangkan komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan; 4) Meningkatkan kemampuan
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, baik nasional maupun
global.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD
B. Kerangka Pikir
kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas, tanggung jawab, dan motivasi
yang ada dalam diri murid sendiri. Murid dapat membuatnya memiliki
kemandirian belajar yang baik, seperti murid dapat membuat perencanaan dalam
belajar, memiliki inisiatif dalam mencari sumber belajar, dan percaya diri
ditampilkan oleh murid tersebut, maka keyakinan tersebut menjadi dasar bagi
murid untuk lebih mandiri dalam belajarnya dan tidak tergantung pada orang lain.
Sehingga semakin baik/tinggi konsep diri yang dimiliki murid maka semakin
baik/tinggi tingkat kemandirian belajar murid semua itu harus didukung dengan
akan membuat hasil belajar murid meningkat karena Hasil belajar adalah hasil
yang dicapai oleh murid yang berupa angka, penguasaan pengetahuan atau
kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar murid yang
selanjutnya alur kerangka berpikir tersebut dituangkan dalam grafik berikut ini:
Pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial
Lingkungan Belajar
Prestasi Belajar
Temuan
C. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS murid kelas V-
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
pendekatan kuantitatif.
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih serta
secara kuantitatif”.
1. Lokasi Penelitian
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Bungin (2013: 101) menyatakan bahwa “populasi merupakan keseluruhan
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek
ini dapat menjadi sumber data penelitian” Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh murid kelas V SD Negeri Mangkura 4 Makassar. Rincian populasi di
kelas V dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
b. Sampel
Hadi (2013: 107) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian obyek yang
diselidiki dari keseluruhan obyek penelitian. Selain itu, sampel juga merupakan
bagian dari populasi yang benar-benar mewakili dari permasalahan yang akan
diteliti”.
dari 100 maka untuk dijadikan sample diambil secara keseluruhan, namun jika
subjeknya lebih besar dari 100 maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau
lebih”.
1. Kelas V 13 17 30
Jumlah besarnya sampel 30
Sumber : Dapodik SDN Mangkura IV
C. Teknik pengumpulan data
1. Observasi
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil. Metode observasi
dilakukan untuk mendapatkan data awal sebagai acuan atau dasar dalam
2. Dokumentasi
meliputi dokumen tentang jumlah murid, profil sekolah, peraturan sekolah, dan
3. Angket/Kuesioner
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi daftar pertanyaan atau
tentang apa yang diketahuinya. Kuisioner yang efisien adalah bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden”
D. Instrumen Penelitian
terhadap hasil belajar yang dimiliki masing-masing murid. Pada penelitian ini,
responden hanya memberikan tanda check (√) pada kolom jawaban yang tersedia
1. Deskripsi Data
statistika yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga
dengan statistik deskriptif, data yang dianalisis berupa data kuantitatif. Data dalam
penelitian ini berupa skor tes kemampuan menggunakan metode bercerita dan
Makassar.
a. Pengujian Hipotesis
variabel terikat. Dalam penelitian ini diuji dengan korelasi product moment”
𝐍 𝐗𝐘 − ( 𝐗) ( 𝐘)
𝐫 𝐱𝐲 =
(𝐍 𝐗𝟐 − 𝐗)𝟐 (𝐍 𝐘 𝟐 − ( 𝐘)𝟐 )
Keterangan :
𝐫 𝐱𝐲 =Koefisien korelasi
𝐍 = Jumlah sampel
𝐗 = Nilai Variabel 1
𝐘 = Nilai Variabel 2
𝐫 𝐧−𝟐
𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 =
𝟏 − 𝐫𝟐
Keterangan
𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 = nilai t
n= jumlah sampel
Keterangan:
𝐊𝐃 = 𝐫 𝟐 𝐗 𝟏𝟎𝟎 %
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian terdiri dari variabel bebas, yaitu variabel Lingkungan
Belajar (X) dan variabel terikat Hasil Belajar IPS (Y). Selain itu, juga disajikan
tabel distribusi frekuensi dan diagram batang dari distribusi frekuensi masing-
masing variabel.
Data variabel lingkungan belajar diperoleh melalui dari angket yang terdiri
dari 25 soal dengan jumlah responden 30 murid. Jawaban benar mendapatkan skor
Berdasarkan tabel maka diagram frekuensi data lingkungan belajar adalah seperti
8
6
6
4
2
2
7% 20% 33% 40%
0
0-69 70-79 80-89 90-100
Frekuensi Relatif
Data variabel Hasil Belajar diperoleh melalui nilai raport dari semester 1
dan semester 2 dan dari nilai semester 1 dan semester 2 akan diambil nilai rata-
ratanya yang akan di hitung dengan nilai angket untuk menentukan apakah
Makassar.
16
14
14
12
10 9
6 5
4
2
2
7% 17% 30% 34%
0
0-69 70-79 80-89 90-100
Frekuensi Relatif
hubungan antara dua variabel atau lebih serta mengetahui pengaruhnya. Terdapat
tiga bentuk hubungan antar variabel yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal,
dan interaktif.
Pada hasil penelitian ini digunakan hubungan kausal yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS.
merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya pengaruh antar dua atau
lebih.
Hipotesis penelitian:
H0 : tidak ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS siswa
H1 : ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas
Model Summary
0,755. Dari nilai tersebut memberikan informasi bahwa korelasi antara variabel
lingkungan belajar dengan hasil belajar sebesar 0,755. Hal ini berarti terjadi
hubungan yang kuat karena nilai mendekati 1. Sementara nilai R Square yaitu
belajar sebesar 57%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
Standardized
Sementara untuk nilai t table sebesar 1,699 oleh karena itu diketahui bahwa nilai t
hitung > t table (6,087>1,699) maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Nilai t hitung positif berarti
pengaruhnya positif, yaitu jika lingkungan belajarnya tinggi maka hasil belajar
akan meningkat.
B. Pembahasan
belajar terhadap hasil belajar IPS murid kelas V-7 SD Negeri Mangkura 4. Setiap
hubungan yang positif dan signifikan antara self-efficacy dan motivasi belajar
dengan uji korelasi product moment dan korelasi ganda dengan harga R=
0,651dan p=0,000 lebih kecil daripada 0,05. Hal itu menunjukkan bahwa semakin
memperoleh hasil adanya hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan
394,407 (p=0,000).
pembelajaran. Murid akan memperoleh hasil belajar yang tinggi jika dalam belajar
belajar adalah hasil yang dicapai oleh murid yang berupa angka, penguasaan
dan terikat dilakukan pengujian hipotesis Dalam penelitian ini yang dimaksud
variabel bebas lingkungan belajar (X) dan hasil belajar IPS (Y).
yaitu 0,755. Dari nilai tersebut memberikan informasi bahwa korelasi antara
variabel lingkungan belajar dengan hasil belajar sebesar 0,755. Hal ini berarti
terjadi hubungan yang kuat karena nilai mendekati 1. Hal ini juga dibuktikan
dengan hasil uji t yaitu nilai t hitung sebesar 6,087. Sementara untuk nilai t table
sebesar 1,699 oleh karena itu diketahui bahwa nilai t hitung > t table
positif, yaitu jika lingkungan belajarnya tinggi maka hasil belajar akan meningkat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS murid kelas V-7 SD Negeri
hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yaitu 0,755. Dari
belajar dengan hasil belajar sebesar 0,755. Hal ini berarti terjadi hubungan yang
kuat karena nilai mendekati 1. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil uji t yaitu nilai
t hitung sebesar 6,087. Sementara untuk nilai t table sebesar 1,699 oleh karena itu
diketahui bahwa nilai t hitung > t table (6,087>1,699) maka hipotesis yang
Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V-7 SDN Mangkura
IV Makassar”, ditolak.
B. Saran
Setiap guru harus dapat mencipatkan lingkungan belajar yang efektif, baik
dan menyenangkan, baik aspek fisik maupun non fisik. Ruang kelas yang bersih,
dengan murid memiliki pengaruh terhadap hasil belajar di kelas agar dapat
terkait.
dapat membantu guru menciptakan lingkungan belajar yang efektif, baik dan
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Abdurrahman 2003. Pendidikan Bagi Anaka Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Rhieka Cipta
Alma Buchari, 2009, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alpabeta
Arikunto, Suharsimi, 2006. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Bina Asara.
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
------------------------, 2013. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Basri, Hasan 1996. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bungin, Burhan, 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Fajar, Arni. 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Rosda Karya.
Hadi, Sutrisno. 1992. Metode Reseach. Yogyakarta: YPEP UGM.
----------------, dkk. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hasan, M. Iqbal, 2001. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mudjiman, Haris 2007. Belajar Mandiri. Jawa Tengah: LPP UNS dan UNS Press.
Nurdin, Syarifudin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
murid Dalam KBK. Jakarta: Quantum Teaching.
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual Dan Penarapannya Dalam KBK.
Malang: Pustaka Pelajar.
Prayitno. 2009. Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
INSTRUMEN PENELITIAN
a. Petunjuk
sebelum menjawab
b. Butir Pertanyaan
a. BKR c. PETA
b. PPKI d. BPUPKI
Jakarta
benar ialah....
11. Ketua KNIP hasil sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 ialah....
a. Adam Malik
b. Johanes Latuharhari
c. Kasman Singodimejo
d. Sutarjo Kartohadikusumo
12. Alasan Presiden Soekarno hanya berpesan singkat pada saat rapat
Indonesia ialah....
karena....
a. jiwa c. pikiran
b. tempat d. Rohani
a. ikatan darah
b. ikatan batin
c. ikatan pikiran
d. ikatan perjanjian
17. Secara nyata, hubungan sosial yang diharapkan oleh masyarakat ialah
bersifat....
lingkungan....
19. Para siswa yang membentuk kelompok untuk belajar bersama guna
a. tempat c. pikiran
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
Alternatif jawaban: