6297 Full Text

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 93

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR MURID SD INPRES BISARA KECAMATAN BONTONOMPO


SELATAN KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Melaksanakan


Ujian skripsi Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
IKA NURJANNAH ARIF

10540 9498 14

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

1
2
3
4
5
6

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al-insyiroh: 5-6)”

“Masa depan ada ditangan kita sendiri, berusahalah sebaik mungkin demi masa depan

yang baik”

Kupersembahkan karya tulis ini buat:


Bapak dan Ibu tercinta
Saudara-saudariku tersayang
Serta semua teman-teman, sahabat,
Dan seperjuangan PGSD 014 yang telah mambantu
dan mendoakan saya dalam
memperoleh gelar sarjana.
7

ABSTRAK

Ika nurjannah arif. 2019. Pengaruh lingkungan terhadap motivasi belajar murid
sd inpres bisara kec.bontonompo selatan kab. Gowa. Skripsi, jurusan pendidikan
guru sekolah dasar, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas
muhammadiyah makassar. Dosen pembimbing: syarifuddin cn. Sida, dan idawati.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid sd inpres bisara
kec. Bontonompo selatan kab. Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk ada atau
tidaknya pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid sd inpres
bisara kec. Bontonompo selatan kab. Gowa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel berjumlah 15 murid


pada kelas v sd inpres bisara kec. Bontonompo selatan kab. Gowa yang dijadikan
responden penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi sederhana, dan analisis
koefisiensi determinan, sedangkan uji hipotesis menggunakan uji normalitas dan
uji linieritas.

Berdasarkan hasil penelitian, lingkungan sekolah dan motivasi belajar murid


secara umum berada pada kategori tinggi dengan presentse lingkungan sekolah
73,33 % dan motivasi belajar 60%. Pengaruh lingkungan sekolah dan motivasi
belajar di gambarkan dengan persamaan y=-7,311 + 1,071 x. Persamaan tersebut
terlihat bahwa nilai konstanta adalah -7,311: artinya jika lingkungan sekolah (x)
nilainya adalah 0, maka nilai motivasi belajar sebesar -7,311.

Dapat disimpulkan bahwa antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar


mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi murid, guru, dan kepala sekolah. Saran yang diajukan ialah
hendaknya lingkungan sekolah diciptakan secara aman dan nyaman agar hasil
belajar murid menjadi optimal.

Kata kunci: lingkungan sekolah; motivasi belajar


8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga tulisan

sederhana ini dapat terselesaikan. Salawat senantiasa terlantun kepada nabi

Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabat. Skripsi ini berjudul

“Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Murid SD

Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa”. Yang diajukan untuk

memenuhi syarat guna memproleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak baik secara material maupun moril. Terutama kedua orang tua

penulis yang selama ini dengan senang hati dan penuh pengorbanan telah

memberikan biaya perkuliahan sejak awal sampai akhir studi. Kepada mereka

tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terima kasih yang tak terhingga dan

do’a yang tulus dari penulis semoga semua yang diberikan mendapat pahala dan

balasan yang setimpa dari Allah SWT. Amin.

Pada kesempatan inipenulis juga ingin mengucapkan terimah kasih dan

penghargaan kepada Dr. Syarifuddin Cn. Sida, M.Pd sebagai pembimbing I dan
9

Dr. Idawati, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya disela

kesibukan beliau untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan

skripsi ini sampai tahap penyelesaian; Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM,

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar;. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D

Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar;. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar;. Sunarti, S.Pd., M.Pd Dosen

penasihat akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama

proses perkuliahan;. Bapak dan Ibu Dosen, pegawai dan seluruh civitas

akademika dilingkungan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas

muhammadiyah makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis;. Rifai,

S.Pdi selaku Kepala Sekolah Dasar Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan. Kab.

Gowa yang telah memberikan ijin penulis untuk meneliti;. Satriani, S.Pd selaku

wali kelas V Sekolah Dasar Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan. Kab. Gowa

yang telah berkenan memberi bantuan, informasi, dan kesempatan waktu untuk

melakukan penelitian;. Saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan doa

dan dukungan kepada penulis selama pendidikan baik berupa morol maupun

materli selama penyusunan skripsi ini;. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014

di jurusan pendidikan guru sekolah dasar terkhusus kelas M yang telah bersama-

sama berusaha keras dan penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan

duka. Kebersamaan akan menjadi sebuah kenangan yang indah;. Semua pihak
10

yang tidak bisa saya tuliskan namanya satu persatu namun tak mengurangi rasa

terima kasih penulis yang setinggi-tingginya kepada mereka.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai

acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan proposal ini.

Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya, terutama penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Amin Ya Rabbal Alamin…

Makassar, 2019

Penulis
11

DAFTAR ISI Hal

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

TINDAKAN

A. Pengertian Lingkungan ................................................................... 7

B. Pengertian Lingkungan Sekolah ..................................................... 8

C. pengertian Motivasi Belajar ............................................................ 20


12

D. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar ............ 28

E. Hasil Penelitian Relevan .................................................................. 29

F. Kerangka Pikir ................................................................................. 31

G. Hipotesis .......................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 34

B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 35

C. Variable Penelitian ............................................................................ 37

D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38

F. Instrument Penelitian ........................................................................ 40

G. Analisis Data .................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 46

B. Pembahasan ...................................................................................... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 52

B. Saran .................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 54

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
13

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel. 3.1. Tabel Populasi ................................................................................ 35

Tabel. 3.2. Kriteria Interpretase Skor Angket ................................................. 42

Tabel. 4.1. Hasil Analisis Statistik deskriptif................................................... 47

Tabel. 4.2. Kriteria Interpretasi Persentase Skor Angket Motivasi Belajar .... 47

Tabel. 4.3. Kriteria Interpretase Persentase Skor Angket Lingkungan Sekolah 48

Tabel. 4.4. Tabel Hasil Ujian Normalitas ....................................................... 48

Tabel. 4.5. Indikator Soal Lingkungan Sekolah .............................................. 51

Tabel. 4.6. Indikator Soal Motivasi Belajar ................................................... 42


14

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir ................................................................ 32

Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 33


15

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I : Instrumen Soal

2. Lampiran II : Angket

3. Lampiran II : Data Hasil Penelitian

4. Lampiran III : Hasil Analisis Data

5. Lampiran IV : Analisis Akhir

6. Lampiran V : Lembar Dokumentasi


16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar

dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran.

Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas bagi pembangunan bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan

juga berperan penting dalam rangka mengembangkan kehidupan manusia dan

meningkatkan kemajuan suatu negara.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat. Sardiman (2009: 65)

menyatakan bahwa pada sekolah dasar pendidikan berfungsi memberi bekal

dasar pengembangan kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun masyarakat.

Pendidikan di sekolah dasar (SD) sangatlah penting bagi murid karena hal ini

merupakan dasar perkembangan pengetahuan yang diperoleh murid. Pada

satuan pendidikan ini, tujuan yang ingin dicapai adalah meletakkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ilmu pengetahuan di

berikan kepada murid melalui kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar

mengajar disekolah biasa dilakukan diruang kelas maupun diluar kelas.

Kegiatan belajar mengajar direncanakan sedemikian rupa agar dapat mencapai

tujuan.
17

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, tidak semua murid

mampu mengikuti pembelajaran dengan baik atau telah mengikuti pembelajaran

namun mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Pihak sekolah

terutama guru kelas harus segera mencari penyebab dari masalah murid

tersebut. Penyebabnya bisa bermacam-macam diantaranya, murid tersebut

sedang sakit, murid tersebut tidak tertarik dengan pembelajaran karena

kurangnya variasi yang dilakukan oleh guru atau kurangnya media pembelajaran,

terdapat masalah pribadi dan sebagainya. Berarti di dalam diri murid

tersebut tidak terdapat dorongan untuk belajar. Keadaan seperti ini perlu adanya

upaya untuk mendorong murid untuk belajar. Salah satu upaya untuk

mendorong murid belajar yaitu dengan memberikan motivasi kepada murid.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat memotivasi

murid dalam pembelajaran dikelas. Diantaranya yaitu dengan memberikan

penghargaan, pujian, ataupun dengan memberikan penguatan kepada murid.

Motivasi belajar murid berkaitan erat dengan lingkungan belajar murid itu

sendiri. Lingkungan yang besar dan penting pengaruhnya terhadap motivasi

belajar salah satunya yaitu lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar murid. Lingkungan sekolah seperti para guru, staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi motivasi belajar murid.

Lingkungan sekolah secara fisik meliputi keadaan fisik sekolah, sarana dan

prasarana di dalam kelas, keadaan gedung sekolah dan sebagainya.


18

Di dalam lingkungan sekolah para murid belajar berinteraksi dengan

lingkungan baru diluar lingkungan keluarga. Didalam lingkungan sekolah ini

murid akan berinteraksi dengan sesama murid, guru dan warga sekolah yang

lainya. Namun terkadang ada beberapa murid yang kurang mampu berinteraksi

dengan teman sebayanya ataupun gurunya dikarenakan ia merasa malu ataupun

minder. Hal ini tentunya mampu mempengaruhi motivasi belajar murid. Apabila

hal ini tidak segera ditangani, maka murid akan mendapatkan hasil belajar yang

kurang memuaskan.

Selain adanya interaksi antara murid dengan murid lain, guru dan warga

sekolah lainya, motivasi belajar murid juga dapat dipengaruhi metode mengajar

yang digunakan guru. Guru harus mampu menerapkan metode-metode mengajar

yang mampu mengaktifkan murid. Metode mengajar yang tepat dan variatif

akan mampu membantu murid untuk memahami materi pelajaran yang

disajikan oleh guru. Dalam menerapkan metode mengajar guru juga

memerlukan alat peraga dalam penyajian materi pelajaran. Peyajian materi

pelajaran yang didukung oleh adanya alat peraga akan memudahkan Murid untuk

memahami materi pelajaran. Alat peraga disekolah berkaitan erat dengan sarana

dan prasarana disekolah. Sarana dan prasarana yang kurang memadai akan

mempengaruhi motivasi belajar di sekolah.

Salah satu sarana yang berkaitan dengan motivasi belajar Murid adalah

gedung sekolah. Gedung sekolah yang kurang memadai, terutama pada ruang

kelas atau ruangan tempat belajar dapat mempengaruhi motivasi belajar murid.

Apabila keadaan gedung sekolah kurang mendukung aktivitas belajar peserta


19

didik. Selain gedung sekolah, waktu sekolah yang tepat akan memberikan

pengaruh yang positif terhadap belajar murid.

Berkaitan dengan memilih waktu sekolah yang tepat, kedisiplinan

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap belajar murid. Murid

yang terlambat masuk kedalam kelas pada saat pelajaran sedang berlangsung

akan mengganggu konsentrasi belajar murid yang lain. Salah satu upaya agar

murid lebih disiplin yaitu dengan cara membuat tata tertib yang harus dipatuhi

oleh murid dan memberikan sangsi atau hukuman kepada murid yang

melanggar tata tertib tersebut.

Berdasarkan observasi awal di sekolah tersebut, maka diperoleh

keterangan bahwa motivasi belajar murid berbeda-beda, hal ini dikarenakan oleh

beberapa faktor, antara lain: sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran,

keadaan gedung sekolah, dan kedisiplinan. Hal tersebut membuktikn bahwa

lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang cukup penting bagi murid dalam

meraih prestasi belajarnya semakin baik lingkungan sekolah maka semakin

termotivasi murid untuk belajar lebih giat dalam meraih prestasi.

Harapan dalam lingkungan sekolah tersebut adalah seluruh murid dapat

termotivasi untuk belajar lebih giat dalam meraih prestasi.

Kenyataan dari lingkungan sekolah tersebut adalah lingkungan sekolah

berada pada pinggir sawah akan mengganggu proses belajar murid dan murid

tidak termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.


20

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar

Murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, yaitu “Apakah ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap

motivasi belajar murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab.

Gowa?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh

lingkungan terhadap motivasi belajar murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo

Selatan Kab. Gowa”

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis. Manfaat teoritis berarti bahwa hasil penelitian

bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

objek penelitian. Lebih lanjut manfaat teoritis maupun praktis dari penelitian

ini ialah sebagai berikut.

1. Dari segi Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagiperkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan dalam dunia

pendidikan.
21

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan

pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Dari segi Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

agar kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan

memelihara lingkungan tersebut bagi para murid.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

kepada guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi

murid agar murid semakin termotivasi untuk belajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan, sebagai bekal menjadi pendidik dimasa yang akan datang,

dan memberikan pengalaman belajar dalam menumbuhkan

kemampuan dan ketrampilan meneliti.


22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS

A. Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu tempat di mana terjadi proses interaksi

antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Lingkungan merupakan

tempat seseorang berinteraksi baik dengan orang sekitarnya maupun dalam

alam. Menurut Kamus Besar Indonesia lingkungan adalah “daerah (kawasan dan

sebagainya) yang termasuk di dalamnya”.

Menurut Zakiyah Darajat (2008: 63) “lingkungan adalah segala sesuatu

yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.

Iaadalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau

alam yang bergerak atau tidak bergerak. Kejadian-kejadian atau hal-hal yang

mempunyai hubungan dengan seseorang.

Munib (2011: 76) menyatakan bahwa “Lingkungan secara umum

diartikan sebagai kesatuan dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.

Sedangkan menurut fuad (2008: 16) lingkungan dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang

nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial-ekonomi, binatang,

7
23

kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan manusia termasuk di

dalamnya pendidikan.

Hamalik (2005: 195) mengungkapkan bahwa “Lingkungan adalah

sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh

tertentu kepada individu”. Menurut Soedomo Hadi (2005: 79), “Lingkungan itu

dapat berwujud sebagai lingkungan fisik, lingkungan budaya, lingkungan alam,

lingkungan sosial maupun lingkungan spiritual”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulka bahwa lingkungan

merupakan segala sesuatu yang ada di dalam ataupun di luar individu baik yang

bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural yang berpengaruh tertentu

terhadap individu. Lingkungan meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini

yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,

dan perkembangan kita kecuali gen-gen.

B. Lingkungan Sekolah

a. Pengertian Lingkungan Sekolah

Menurut Munib (2011: 76) “lingkungan secara umum diartikan

sebagai kesatuan dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk

hidup lainnya. ”Lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu

yang ada diluar individu maupun didalam individu. (Siswoyo, dkk 2008:
24

139). Lebih lanjut Siswoyo, dkk (2008: 140) menyatakan bahwa

“perguruan atau sekolah atau balai wiyata adalah lingkungan pendidikan

yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga

negara yang cerdas, terampil dan bertingkah laku baik.” Dari pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan dapat diartikan

sebagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan. Salah satu

lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan yaitu lingkungan sekolah.

Didalam lingkungan sekolah para murid mengenyam pendidikan agar

menjadi warganegara lyang cerdas, terampil dan beringkah laku baik.

Selain itu, sekolah juga berperan penting dalam meningkatkan pola pikir

muridnya karena di sekolah para murid diajarkan bermacam-macam ilmu

pengetahuan dan ketrampilan.

Sedangkan Sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta

tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah merupakan suau

lembaga yang didirikan untuk proses pembeljaran anak dibawah umur

pengawasan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta

pembentukan moral dan karakter anak agar menjadi individu yang lebih

berkualitas.

Sukmadinata (2009: 164) menyatakan bahwa “Sekolah merupakan

lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan

dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan


25

berkesinambungan, sehingga di sebut pendidikan formal dan sekolah adalah

lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan

pendidikan, yang di dalamnya terapat suatu proses belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah seluruh

komponen atau bagian yang terdapat didalam sekolah, yang mana seluruh

komponen dan bagian tersebut ikut berpengaruh dan menunjang dalam

proses pencapaian tujuan pendidikan yang ada di sekolah.

Hasbullah (2006: 33) menyatakan bahwa “Secara garis besar

lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap sebuah proses

pembelajaran bagi anak didik, karena bagaimanapun lingkungan sekitar yang

dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan”. Pada

dasarnya lingkungan mencakup:

1) Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

2) Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu

bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan pandangan hidup,

keagamaan.

3) Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) ;

keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan

b. Fungsi lingkungan sekolah


26

Lingkungan sekolah bukan hanya sebagai tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar. Fungsi lingkungan sekolah sangat banyak. Menurut

Hasbullah (2006: 34-35) fungsi lingkungan sekolah antara lain:

1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan

2) Spesialisasi dalam bidan pendidikan dan pengajaran, karena makin

meningkatnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga

sosial.

3) Efisiensi, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat

akan menjadi lebih efisien.

4) Sosialisasi, lingkungan sekolah mempunyai peran penting dalam

membantu individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang beradaptasi

dengan baik di masyarakat.

5) Konservasi dan transmisi kultural, lingkungan sekolah memiliki peran

menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi kultural) kepada

murid.

6) Transisi dari rumah ke masyarakat, di lingkungan sekolah murid

mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung

jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.

Musaheri (2007: 138-139) mengemukakan bahwa fungsi dari

lingkungan sekolah, yaitu:

1) Meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan

suatu masyarakat melalui kegiatan pembelajaran untuk membentuk


27

kepribadian murid agar menjadi manusia dewasa dan mandiri sesuai

dengan kebudayaan dan masyarakat sekitar.

2) Memberi layanan kepada murid agar mampu memperoleh

pengetahuan dan kemampuan akademik yang dibutuhkan dalam

kehidupan, dapat mengembangkan keterampilan murid dan hidup

bersama maupun bekerja sama dengan orang lain dan dapat

mewujudkan cicita dirinya sendiri.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa fungsi lingkungan sekolah adalah membantu murid mengembangkan

pola fikir dan sikap atas pengetahuan dan keterampilan yang diterimanya.

Lingkungan sekolah meupakan jembatan dalam menyampaikan kebudayaan

kepada murid. Selain itu dengan adanya lingkungan sekolah yang kondusif

diharapkan murid mampu terjun dengan baik dalam kehidupan

bermasyarakat.

c. Indikator Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

belajar murid. Slamet (2013: 64) menerangkan bahwa faktor sekolah yang

mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

1) Metode mengajar

Metode mengajar merupakan salah satu cara yang harus dilalui

dalam mengajar. Metode guru yang kurang baik akan mempengaruhi

belajar murid yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu
28

dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang

menguasai bahan pelajaran.

2) Kurikulum

Diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada murid.

Kegatan itu sebagian besar dalah menyajikan bahan pelajaran agar murid

menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Kurikulum yang terlalu padat diatas kemampuan murid, tidak sesuai

dengan bakat, minat, dan perhatian murid merupakan kurikulum yang

tidak baik.
29

3) Relasi guru dengan murid

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan murid. Proses

tersebut dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Di

dalam relasi guru dengan murid yang baik, murid yang menyukai gurunya,

juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga murid

berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

4) Relasi murid dengan murid

Murid yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang

menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang

mengalami tekanan batin, akan mengganggu hubungan murid satu dengan

yang lainnya. Hal tersebut dapat berakibat diasingkan murid dari

kelompok. Apabila hal ini semakin parah, akan mengganggu belajar murid

dan membuatnya malas ke sekolah.

5) Disiplin sekolah (pelaksanaan tata tertib)

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan murid

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah juga

mencakup kedisiplinan guru dan pegawai/kariawan sekolah. Dalam proses

belajar mengajar, kedisiplinan sangat diperlukan demi kemajuan belajar

murid.

6) Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar murid karena

alat pelajaran tersebut dipakai murid untuk menerima bahan pelajaran dan

dipakai guru waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
30

mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika murid mudah menerima

pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju.

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan

guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar.

7) Waktu sekolah

Waktu belajar adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar

disekolah. Waktu sekolah akan mempengaruhi belajar murid. Memilih

waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif

terhadap belajar. Sekolah dipagi hari adalah waktu yang paling tepat

dimana pada saat itu pikiran segar dan kondisi jasmani masih baik.

8) Standar belajar diatas ukuran

Ada beberapa guru memberi pelajaran diatas ukuran standar,

akibatnya hanya sebagian kecil murid yang dapat berhasil dalam

belajarnya. Hal tersebut bisa terjadi pada guru yang masih muda yang

belum berpengalaman sehingga belum dapat mengukur kemampuan

muridnya. Standar pelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan

murid agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai.

9) Keadaan gedung

Dengan jumlah murid yang banyak variasi karakteristik mereka

masing-masing menuntut keadaan gedung dewaa ini harus memadai

dalam setiap kelas.


31

10) Metode belajar

Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar

murid. Murid perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan

pembagian waktu yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

sekolah bersifat fisik, sosial dan budaya yang semuanya secara langsung

maupun tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi belajar murid di

sekolah. Seluruh pihak sekolah harus mampu menciptakan lingkungan sekolah

yang baik agar dapat memotivasi murid dalam belajar dan tujuan pembelajaran

akan tercapai secara optimal. Dan ke 10 faktor lingkungan sekolah tersebut

termasuk dalam indikator yang menjadi proses penelitian.

Menurut Sardiman (2009: 47) “Mengajar merupakan suatu usaha

penciptaan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan

memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.” Seorang pendidik harus

mampu menyajikan variasi metode pembelajaran yang mampu

membangkitkan hasrat ingin tahu murid terhadap materi pembelajaran.

Seorang pendidik harus menguasai materi yang akan diajarkan kepada murid

dan mampu menerangkan materi tersebut dengan jelas. Metode mengajar

yang kurang tepat akan mempengaruhi hasil belajar murid. Metode

mengajar yang kurang tepat dapat terjadi karena guru kurang menguasai

metode mengajar dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga berakibat

pada merosotnya proses dan hasil belajar murid. Guru haru menguasai
32

metode mengajar dan menerapkanya secara variatif

sehingga tujuan pembelajaran efektif dan efisien.

Selain menguasai metode guru juga harus menguasai kurikulum.

Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1, dinyatakan bahwa

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Slamet (2013: 65) kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah

kegiatan yang diberikan kepada murid. Kegiatan itu sebagian besar adalah

menyajikan bahan pelajaran agar murid menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Kurikulum yang terlalu padat,

diatas kemampuan murid, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan pembagian

materinya tidak seimbang akan menyulitkan murid dalam mencapai tujuan

pembelajaran, oleh karena itu materi pelajaran harus diolah secara matang

oleh guru dengan memperhatikan karakter materi, metode dan murid yang

akan dibelajarkan.

Guru harus mampu memahami karakter dan kemampuan para murid

agar guru mampu menetapkan standar pelajaran yang sesuai. Ada beberapa

guru memberi pelajaran di atas ukuran standar, akibatnya hanya sebagian kecil

murid yang dapat berhasil dalam belajarnya. Hal tersebut bisa terjadi pada

guru yang masih muda yang belum berpengalaman sehingga belum dapat
33

mengukur kemampuan muridnya. Standar pelajaran harus disesuaikan dengan

kemampuan murid agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai.

kegiatan pembelajaran terjadi relasi antara guru dengan murid, murid

dengan murid, dan murid dengan media. Proses balajar mengajar terjadi

antara guru dengan murid. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi

murid dengan gurunya. Guru harus mempu menciptakan relasi tersebut

dengan harmonis sehingga akan memperlancar tercapainya tujuan

pembelajaran. Didalam relasi yang baik, murid yang menyukai gurunya, juga

akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga murid berusaha

dengan baik. Murid akan senang mempelajari mata pelajaran yang diberikan

oleh guru apabila guru tersebut memiliki sifat dan sikap yang baik dan dapat

dijadikan contoh oleh para murid. Guru yang kurang berinteraksi dengan murid

secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar terhambat. Murid akan

merasa jauh dengan guru, sehingga murid enggan berpartisipasi secara aktif

dalam proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, sifat dan sikap guru yang

kurang disenangi oleh murid seperti, kasar, suka marah, sombong, tidak adil

dan lainya juga akan menghambat perkembangan anak dan mengakibatkan

hubungan guru dengan murid kurang baik. Menciptakan relasi yang baik antara

murid dengan guru, murid dengan murid dan murid dengan media, sangatlah

diperlukan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar

murid.
34

Relasi yang baik akan memudahkan guru memotivasi murid untuk

disiplin dan tertib. Kedisiplinan sekolah baik kepala sekolah maupun guru akan

mempengaruhi kedisiplinan murid. Kedisiplinan erat hubungannya dengan

kerajinan murid didalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah

mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib,

kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan

kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain,

kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta murid-

muridnya. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan

disiplin membuat murid menjadi disiplin pula, hal itu dapat memberi

pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Pelaksanaan disiplin yang kurang,

dapat mempengaruhi sikap murid dalam belajar. Kurangnya kedisiplinan murid

seperti murid sering terlamba datang, tugas yang diberi tidak dilaksanakan,

kewajibanya dilalaikan, kegiatan murid disekolah akan berjalan tanpa kendali.

Dalam proses belajar, murid perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi

yang kuat. Agar murid disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.

Selain menerapkan disiplin dalam belajar, cara belajar murid juga

mempengaruhi hasil belajar murid. Banyak murid melakukan cara belajar

yang kurang tepat. Terkadang murid belajar tidak teratur atau terus-menerus,

karena besok akan tes. Dengan belajar demikian murid akan kurang

beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara
35

teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara

belajar yang tepat dan cukup beristirahat akan meningkatkan hasil belajar.

Alat pelajaran erat hubunganya dengan cara belajar murid karena

alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai oleh murid

untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang tepat dan

lengkap akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan

kepada murid. Jika murid mudah menerima pelajaran dan menguasainya,

maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Alat pelajaran yang

kurang lengkap akan membuat penyajian materi pelajaran kurang efektif

sehingga akan menimbulkan kesulitan belajar pada murid, terutama pada

pelajaran yang bersifat praktikum. Sekolah hendaknya menyediakan alat

pelajaran yang menunjang pembelajaran murid agar murid tidak mengalami

kesulitan dalam belajarnya.

Selain penyediaan alat-alat pelajaran yang menunjang pelajaran,

gedung sekolah yang kurang memadai juga dapat menjadi penyebab

berkuranngnya motivasi belajar murid disekolah. Terutama ruang kelas atau

ruangan tempat murid belajar disekolah. Dalyono (2012: 244) berpendapat

bahwa syarat ruangan kelas yang sehat seperti, ruangan kelas harus

berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk kedalam ruangan, sinar

dapat menerangi ruangan; dinding harus bersih dan tidak keliatan kotor;

lantai tidak becek, licin atau kotor; gedung sekolah terletak jauh dari

keramaian sehingga murid akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Apabila


36

hal-hal tersebut tidak terpenuhi maka proses belajar mengajar akan

terhambat dan materi pelajaran tidak akan tercapai secara optimal.

Keadaan gedung sekolah yang memadai akan memberikan pengaruh

yang positif terhadap murid bila didukung dengan pemilihan waktu sekolah yang

tepat. Waktu sekolah adalah waktu terjadinya belajar mengajar di sekolah,

waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga

mempengaruhi belajar murid. Jika terjadi murid terpaksa masuk sekolah siang,

sore, atau malam hari, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan optimal

untuk menerima pelajaran. Dimana murid harus beristirahat, tetapi terpaksa

masuk sekolahsehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk

dan sebagainya. Akibatnya murid akan mengalami kesulitan di dalam menerima

pelajaran. Waktu yang tepat untuk murid belajar yaitu pagi hari, karena pada

pagi hari pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik, sehingga murid

dapat memahami materi pelajaran lebih baik daripada siang hari.

Waktu belajar yang utama adalah di sekolah, maka diharapkan guru

tidak terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, agar murid

mempunyai waktu untuk kegiatan yang lain dirumah.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Mc. Donald, dalam Sardiman A.M (2009:73), mengatakan “motivasi

adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan


37

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan”.

Prawira (2014: 319) menjelaskan bahwa “Motivasi mempunyai akar kata

dari bahasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak”.

Lebih lanjut A.W. Bernard menjelaskan bahwa “Motivasidapat dikatakan

sebagai fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan kearah

tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama

sekali kearah tujuan-tujuan tertentu”, sedangkan Menurut Mc. Donald dalam

Sardiman (2009: 73) “motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan

tanggapan adanya tujuan.” Majid (2013: 309) menjelaskan bahwa “motivasi

merupakan sebuah energi yang aktif yang menyebabkan terjadinya suatu

perubahan pada diri seseorang sehingga mendorong seseorang untuk

bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau

keinginan yang harus tercapai.

Menurut Slamet (2013: 2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi

dengan lingkunganya.” Sedangkan menurut Uno (2014: 23) “Belajar adalah

perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi

sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi

tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.”


38

“Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada murid-

murid yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dan beberapa indikator atau unsur yang mendukung” (Uno 2014:

23).” Indikator motivasi belajar menurut Uno yaitu: adanya hasrat dan

keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya

harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga kemungkinan seorang murid dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dari dalam maupun

luar diri murid yang menimbulkan kegiatan belajar. Kuat lemahnya motivasi

belajar seseorang dapat mempengaruhi keberhasilannya dalam belajar.


39

2. Fungsi motivasi belajar

Dalam kegiatan belajar diperlukan adanya motivasi. Motivasi akan

senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para murid. Perlu di

tegaskan, bahwa motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan. Motivasi

mempengaruhi adanya kegiatan. Ada tiga fungsi motivasi yang dikemukakan

oleh Sardiman (2009: 85) yaitu Mendorong manusia untuk berbuat, dalan hal

ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan, menentukan arah perbuatan kearah tujuan yang hendak dicapai,

menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Rifa’i (2011: 163) menjelaskan bahwa ada enam faktor yang didukung

oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak

substansial terhadap motivasi belajar murid. Keenam faktor yang dimaksud

yaitu: sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi, dan penguatan. Sikap

memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar murid karena sikap

membantu murid dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada

perilaku. Sikap juga akan membantu seseorang merasa aman disuatu

lingkungan yang pada mulanya tampak asing. Sikap merupakan produk dari

kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman,

pembelajaran, identifikasi, perilaku peran ( pendidik-murid, orang tua anak-anak,


40

dan sebagainya). Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi dan

diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap, membuat sikap

berubah, intensif, lemah ataupun sebaliknya.

Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu

kegiatan internal yang membantu murid untuk menapai tujuan. Perolehan

tujuan merupakan kemampuan melepaskan atau mengakhiri perasaan

kebutuhandan tekanan. Kebutuhan itu berada dalam jaringan atau memori

manusia, dan kebutuhan itu dapat bersifat fisiologis, seperti, lapar, atau

kebutuhan itu merupakan hasil belajar, seperti kebutuhan untuk berprestasi.

Rangsangan merupakan perubahan di dalam presepsi atau pengalaman

dengan lingkungan yang membuat seseorang bersikap aktif. Rangsangan secara

langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar murid. Setiap murid memiliki

keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi

pembelajaran. Namun apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran

yang merangsang, perhatianya akan menurun. Pembelajaran yang tidak

merangsang mengakibatkan murid yang pada mulanya termotivasi untuk belajar

pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran. Afeksi berkaitan

dengan pengalaman emosional, kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari

individu atau kelompok pada waktu belajar. Setiap lingkungan belajar secara

konstan dipengaruhi oleh reaksi emosional murid. Demikian

pula karena murid dalam belajar sering kali berkaitan dengan perasaan sukses

dan gagal, maka perasaan personalnya secara terus menerus akan tidak

menentu. Kegiatan emosi murid pada kegiatan belajar itu memiliki pengaruh
41

penting. Pendidik hendaknya memahami bahwa emosi murid bukan saja

mempengaruhi perilaku melainkan juga mempengaruhi cara berpikirnya.

Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh

kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa murid

secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkunganya secara

efektif.

Murid secara intrinsik termotivasi untuk menguasai lingkungan dan

mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Demikian pula setiap

orang secara genetik diprogram untuk menggali, menerima, berpikir,

manipulasi, dan mengubah lingkungan secara efektif.

Salah satu hukum psikologis yang undamental adalah penguatan

(reinforcement). Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau

meningkatkan kemungknan respon. Para pakar psikologi telah menemukan bahwa

perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penguatan positif

atau negtif. Penggunaan peristiwa penguatan yang efektif seperti, penghargaan

hasil karya murid, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai

variabel penting di dalam perancangan pembelajaran.

4. Bentuk-bentuk motivasi belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi diperlukan untuk

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar. Ada beberapa

bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar yang di kemukakan oleh

Sardiman A.M (2009: 92-95):


42

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari haril kegiatan belajar berupa nilai.

2) Hadiah

Hadiah dikatakan sebagai motivasi tapi tidak selalu karena tidak semua

orang senang akan diberinya hadiah dalam bekerja.

3) Persaingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dijadikan sebagai alat motivasi diri untuk

meningkatkan prestasi belajar.

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran murid akan pentingnya tugas sehingga bekerja

keras dengan mempertahankan harga diri.

5) Memberi ulangan

Memberi ulangan kepada murid merupakan sarana motivasi yang baik

6) Mengetahui hasil

Mengetahui hasil belajar apabila jika terjadi kemajuan akan mendorong

murid lebih giat dalam belajar

7) Pujian

Pujian yang tepat dan menyenngkan akan meningkatkan gairah belajar

murid.

8) Hukuman

Hukuman menjadi alat mtivasi yang bijak bila diberikan secara tepat.

9) Hasrat untuk belajar


43

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur lesengajaan.hasrat untuk belajar

berarti dalam diri murid ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya

akan baik.

10) Minat

Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan adanya minat

sebagai alat motivasi dalam diri murid.

Menurut hamzah B. Uno (2008:34) bentuk motivasi belajar yang dapat

dilakukan dalam pembeljaran adalah sebagai berikut:

1) Menyatakan penghargaan secara verbal

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan

3) Menimbulkan rasa ingin tahu

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh murid

5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi murid

6) Menggunakan materi yang dikenal murid sebagai contoh dalam belajar

7) Gunakan kaitann yang unik dan tidak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang telah di pahami

8) Menuntut murid untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya

9) menggunaakan simulasi dan permainan

10) Memberi kesempatan kepada murid untuk memperlihatkan kemahiran

di depan umum.
44

11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan murid

dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat asli di atas dapat di simpulkan bahwa hadiah,

persaingan, memberi ulangan, pujian, memberikan contoh yang positif dan

hukuman dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri murid secara optimal.

5. Strategi motivasi belajar

Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi belajar murid.

Hal ini berarti bahwa pendidik harus mempunyai strategi untuk memotivasi

belajar murid. Ada beberapa strategi motivasi belajar yang di kemukakan oleh

Rifa’i (2011: 186), yaitu: membangkitkan minat belajar, mendorong rasa ingin

tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang menarik, dan membantu

murid dalam merumuskan tujuan belajar.

Dengan menerapkan beberapa strategi motivasi belajar, diharapkan

pendidik mampu membengkitkan rasa ingin tahu murid terhadap materi

pelajaran. Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi seperti, studi kasus,

diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat dan sebagainya dapat digunakan

untuk membangkitkan hasrat ingin tahu murid. Selain itu, pendidik juga

dapatmembangkitkan motivasi belajar murid dengan cara pemutaran film,

mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, bermain peran,

dan lainya. Pendidik hendaknya mendorong dan membantu murid agar

merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri.

6. Ciri-ciri murid yang memiliki motivasi belajar


45

Ciri-ciri murid yang memiliki motivasi belajar menurut Sardiman (2013:

83), yaitu sebagai berikut: tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi

kesulitan, menunjukan minat terhadap macam-macam masalah. lebih senang

bekerja sendiri, lebih cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin, dapat

mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan masalah soal-

soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri diatas, berarti orang itu

selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi itu akan sangat

penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan

berhasil baik, kalau murid tekun mengerjakan soal, ulet daam memecahkan

berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Murid yang belajar dengan baik

tidak akan terjebak dalam sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Murid akan

mampu mempertahankan pendapatnya, apabila ia sudah merasa yakin dan

dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut murid juga harus peka dan

responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan

pemecahanya. Hal tersebut harus dipahami oleh guru, agar dalam berinteraksi

dengan muridnya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

D. Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Belajar

Sebagai anggota masyarakat murid dapat terpengaruh oleh lingkungan

sekitar. Oleh karena itu kondisi lingkungan yang sehat turut mempengaruhi

motivasi belajar. Menurut Uno (2014: 33) pada umumnya, motif dasar yang

bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh pengaruh

lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu, misalnya
46

untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, dan diubah melalui

belajar dan latihan, dengan perkataan lain, melalui pengaruh lingkungan.

Menurut Slamet (2013: 58) Dalam proses belajar haruslah memperhatikan

apa yang dapat mendorong murid agar dapat belajar dengan baik atau padanya

mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan

dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.

Motivasi belajar dapat ditanamkan kepada diri murid dengan cara

memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Seorang guru harus mampu

membangkitkan motivasi belajar murid agar tujuan dari pebelajaran dapat

tercapai. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk murid belajar merupakan

salah satu upaya yang dilakukan guru dalam memunculkan motivasi belajar

murid. Memberikan latihan-latihan secara berkala kepada murid dapat

meningkatkan kesiapan murid dalam belajar. Kebiasaan-kebiasaan yang

ditanamkan oleh guru dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang baik

bagi murid.

E. Hasil Penelitian Relevan

Kajian yang relevan dengan penelitian ini yaitu kajian tentang hasil

penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya:

1. penelitian dari Muhammad Ahmad Ridho dengan judul “Pengaruh

Lingkungan terhadap Motivasi Belajar dan Dampaknya terhadap Prestasi

Belajar Murid Kompetensi Keahlian Audio Video Smk Muh. Kutowinangun

Kebumen”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif


47

antara lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,

motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar murid.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Winarno (2012) dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Belajar dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil

Belajar Murid Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri di Sekolah

Menengah KejuruanNegeri 2 Depok Yogyakarta”. Hasil penelitian

menyatakan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

lingkungan belajar terhadap hasil belajar murid (2) terdapat pengaruh

positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar

murid (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan

belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil

belajar murid.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tin Herniyani, SE, MM (2011) dengan

judul “Dampak Budaya Belajar dan Lingkungan Sekolah pada Motivasi

Belajar Murid”. Penelitian ini dilakukan di SD Swasta Al-Abid Medan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

budaya organisasi dan lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti Naibaho, Firmanto Adi, Veryco dan

Sugiarto dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kampus terhadap Motivasi

Belajar Mahamurid”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan

kampus berpengaruh terhadap motivasi belajar mahamurid.


48

5. Penelitian yang dilakukan oleh Haryadi Pakpahan dengan judul “Pengaruh

Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Murid di Smk

Raksana 2 Medan Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil dari penelitian ini

menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas

belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid kelas X

Administrasi Perkantoran SMK Raksana 2 Medan tahun pelajaran

2012/2013.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa Setyo Ariwibowo (2011) dengan

judul “Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahamurid

Ppkn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil

Tahun Akademik 2010/2011”. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh

positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap prestasi belajar

mahamurid PPKn angkatan 2008/2009 sebesar 7,3%.

F. Kerangka pikir

Keberhasilan murid dalam belajar ditentukan oleh beberapa komponen

pendukungnya. Diantara sekian banyak komponen yang mendukung

keberhasilan murid dalam belajar salah satunya yaitu motivasi belajar murid.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar murid. Faktor

dari luar murid yang berkaitan erat dengan motivasi belajar adalah lingkungan

belajar murid. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua

setelah lingkungan keluarga.


49

Pendidikan di lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang cukup

penting pada murid dalam meraih prestasi belajar. Didalam lingkungan sekolah

para murid dididik untuk menjadi warganegara yang cerdas, terampil dan

beringkah laku baik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka pikir

penelitian tentang pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi, sebagai

berikut:

Lingkungan Sekolah

Sarana dan Media Metode Komunikasi


Kurikulum
Prasarana Pembelajaran Mengajar Guru

Motivasi Belajar

Gambar 2.1 Skema kerangka berfikir

Bagan di atas menunjukan bahwa lingkungan sekolah (X) sebagai variabel

bebas serta motivasi belajar (Y) sebagai variabel terikat. Dapat diartikan bahwa

lingkungan sekolah sebagai faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar

murid melalui sarana dan prasarana, media pembelajaran, metode mengajar,

komunikasi guru, kurikulum.

G. Hipotesis
50

Sugiono (2013: 99) mengemukakan bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan

landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

(1) Ho : Lingkungan sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi

belajar murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa

Ha : Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar

murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa.

(2) Hipotesis Statistik : Ho: ρ = 0

Ha :ρ ≠ 0
51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan jenis

penelitian kuntitatif. “penelitian survei adalah penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data yang pokok.” (Effendi 2012: 3)

Arikunto (2013: 4) menjelaskan bahwa “Penelitian korelasional adalah

penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat

hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”.

Sugiono (2013:11) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif

merupakan pendekatan yang data penelitiannya berupa amgka-angka dan

analisisnya.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian survey tentang

pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid SD Inpres Bisara

Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa. Pada penelitian ini terdapat satu variabel

bebas (independen) dan satu variable terikat (dependen).

(X) (Y)

Gambar 3.1 Desain Penelitian


52

Keterangan:

X: variable bebas yaitu lingkungan sekolah

Y: variabel terikat yaitu motivasi belajar

B. Populasi dan Sampel

Pada bagian populasi dan sampel, akan diuraikan tentang populasi

penelitian dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Riduwan (2013: 10) populasi adalah keseluruhan dari

karakteristik atau unit pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Sementara Sugiyono (2013: 119) menyatakan bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh murid SD Inpres Bisara

Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa


53

Berikut populasi dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Tabel Populasi

Populasi Penelitian
No.
Kelas Murid
1. 1 20 orang
2 II 15 orang
3 III 15 orang
4 IV 16 orang
5 V 15 orang
6 VI 17 orang
Jumlah 98 orang

Sumber: SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab.


Gowa tahun pelajaran 2017/2018

2. Sampel

Sugiyono (2013: 120) menjelaskan bahwa “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Berdasarkan data yang disebutkan di atas, karena populasi

jumlahnya sebanyak 98 murid maka peneliti mengambil sampel

sebanyak 15 orang murid yaitu hanya kelas V yang diambil sebagai

sampe mewakili populasi, dalam penentuan sampel penelitian

menggunakan teknik “Simple Random Sampling”. Simple random

sampling adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2001: 57) dalam penelitian ini


54

yang menjadi sampel adalah kelas V SD Inpres Bisara Kec.

Bontonompo Selatan Kab. Gowa yang berjumlah 15 orang.

C. Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya” (Sugiyono 2013:63).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan

variabel terikat, berikut penjelasannya.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono

2011: 64). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah lingkungan

sekolah (X).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2011: 64).

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini ialah motivasi belajar (Y).

D. Definisi Operasional
55

Definisi operasional variabel ini ada 2 yaitu X (variabel bebas), mencakup

tentang lingkungan sekolah dan Y (variabel terikat), mencakup tetang motivasi

Belajar murid, sebagai berikut.

1. X (variabel bebas) yaitu lingkungan sekolah merupakan segala sesuatu

yang ada di sekitar kita baik fisik maupun nonfisik dimana sangat

berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang khususnya anak didik di

dalam lembaga pendidikan formal yang melaksanakan program

pendidikan untuk kegiatan pengajaran bagi siswa dalam

mengembangkan potesinya

2. Y (variabel terikat) adalah motivasi belajar, yang mana terjadi dorongan

dalam diri untuk melakukan sesuatu. Maka lingkungan sekolah yang

terasa nyaman, tenang dan kelancaran berinteraksi akan memudahkan

siswa dalam proses belajarnya

E. Teknik Pengumpulan Data

Riduwan (2013: 69) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data ialah

teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,

dokumentasi dan observasi.

1. Angket atau kuesioner

Angket atau kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk diberikan


56

Menurut Sugiyono (2013: 193) “kuisioner atau angket merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berisi

pertanyaan dan pilihan jawaban, kemudian reponden memilih jawabannya.

Responden diminta untuk memberi tanda ceklis (√) pada pilihan jawaban yang

tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini

menggunakan skala likert dengan rentang 5. Angket akan diberikan kepada

murid kelas V sekolah dasar. Angket ini digunakan untuk memperoleh data

lingkungan sekolah dan motivasi belajar murid kelas V SD Inpres Bisara Kec .

Bontonompo Selatan Kab. Gowa. Berikut pengambilan skor tiap jawaban:

1) Apabila pernyataan dibuat positif diberi skor sebagai berikut:

Jawaban selalu diberi skor 5

Jawaban sering diberi skor 4

Jawaban kadang-kadang diberi skor 3

Jawaban hampir tidak pernah di beri skor 2

Jawaban sangat tidak pernah diberi skor 1

2) Apabila pernyataan dibuat negatif diberi skor sebagai berikut:

Jawaban selalu diberi skor 1

Jawaban sering diberi skor 2

Jawaban kadang-kadang diberi skor 3

Jawaban hampir tidak pernah diberi skor 4


57

Jawaban sangat tidak pernah diberi skor 5

2. Dokumentasi

Riduwan (2013: 58) berpendapat bahwa “dokumentasi ditujukan

untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-

buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter dan data yang relevan penelitian.” Dalam arti sempit dokumen

berarti barang-barang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang

lebih luas, dokumen bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa

benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol lainya

(Widoyoko 2013: 50). Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti ialah

mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen yaitu

jumlah murid dan foto murid selama penelitian berlangsung.

F. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus menggunakan alat ukur

yang baik, yang biasanya disebut dengan instrumen penelitian. Menurut

Widoyoko (2013: 51) “instrumen penelitian merupakan alat bantu yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara

melakukan pengukuran”. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik

(Arikunto 2013: 203). Lebih lanjut Sugiyono (2013: 135) menjelaskan bahwa

“instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”.

Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian


58

berdasarkan pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu angket atau kuesioner dan lembar observasi.

a. Angket atau Kuesioner

Pada penelitian ini, instrumen utama yang digunakan yaitu

angket. Responden diminta untuk memberi tanda benar (√) pada kolom

yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pada penelitian ini

menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013: 136) menyatakan bahwa “Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena sosial.” Skala penilaian yang

digunakan yaitu skala 4. Widoyoko (2013: 106) berpendapat bahwa “skala

empat lebih baik karena dengan skala empat responden tidak memiliki

peluang untuk bersikap netral sehingga responden dipaksa untuk

menentukan sikap terhadap pernyataan atau pertanyaan dalam

instrumen”.

G. Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistik

deskriptif, uji prasyarat analisis serta analisis akhir atau pengujian hipoteis.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistic yang berfungsi untuk

mendiskripsikan/ memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui

data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis

dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono 2013: 199).
59

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum

mengenai variabel lingkungan sekolah (X) dan motivasi belajar (Y).

Persentase skor dihitung dengan rumus berdasarkan penjelasan

Riduwan (2013: 89), sebagai berikut:

P x 100%

Keterangan:

P = persentase

Sk = skor keseluruhan yang diperoleh

Ʃ Sm = jumlah skor maksimal

Motivasi belajar murid dapat dikategorikan berdasarkan kategori tinggi,

sedang dan rendah melalui interpretasi persentase. menurut Purwanto (2011:

187) kriteria interpretasi persentase skor angket adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Persentase Skor Angket

Persentase Skor Kriteria


0% - 33% Rendah
34% - 67% Sedang
68% - 100% Tinggi
Purwanto (2011:187)

b. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan pada penelitian ini meliputi,

uji linieritas Penjelasannya sebagai berikut.

Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji
60

normalitas dapat dilakukan dengan cara uji kolmogorov sminorv. Uji

kolmogorov-sminorv merupakan uji normalitas yang umum digunakan karena

dinilai lebih sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Uji

kolmogorov-sminorv dilakukan dengan tingkat signifikan 0,05. Untuk lebih

sederhana, pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat profitabilitas dari

kolmogorov-sminorv Z statistic. Jika profibilitas Z statistic lebih kecil dari 0,05

maka nilai residual dalam suatu regresi tidak terdistribusi secara normal.

Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dua

variable mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Dalam perhitungan uji linieritas ini, peneliti menggunakan program SPSS

versi 22 dengan langkah-langkah menurut Priyatno (2014: 80) yaitu klik

Analyze - Compare Means -Means. Varibel motivasi belajar murid

dimasukkan dalam kotak Dependent List, sementara variabel lingkungan

sekolah dimasukkan pada kotak Independent List. Kemudian pilih kotak

dialog options dan mengaktifkan bagian Test for linearity. Pilih Continue

lalu OK. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier, apabila

nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Hasil uji linieritas dilihat pada

output ANOVA Tabel pada kolom Si 55g. baris Linearity.

c. Analisis Akhir (pengujian hipotesis)

Analisis akhir dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi

pearson product moment, analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi.

1. Analisis Korelasi
61

Analisis korelasi digunakan untuk menguji pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis korelasi

dilakukan dengan teknik korelasi pearson product moment dengan rumus:

NƩXY - (ƩX).(ƩY)
rXY (Awalludin, 2008: 315)
√* ( ) +* ( )

Keterangan:

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Data dari angket variabel lingkungan sekolah

Y = Data dari angket variabel motivasi belajar.

N = Jumlah sampel

Uji korelasi pearson product moment menggunakan program SPSS versi

22 dengan langkah-langkah sebagai berikut: klik Analyze - Correlate -

Bivariate. Masukkan kedua variable ke kotak Variables. Pada kotak

Correlation Coefficients pilihlah Pearson. Pada kotak Test Of Significan

pilihlah two tailed lalu klik OK.

(1) Jika rhitung< rtabel, atau nilai sig > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak

ada pengaruh positif lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar

murid kelas V SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa.

(2) Jika rhitung> rtabel, atau nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak, berarti ada

pengaruh positif lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid

kelas V SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa.

2. Analisis Regresi Sederhana


62

Riduwan (2011:147-155) Regresi sederhana adalah suatu proses

memoerkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di

masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang

dimiliki agar kesakahan dapat diperkecil dengan kata lain regresif dapat diartikan

sebagai usaha memperkirakan perubahan. Persamaan regresi dirumuskan

sebagai berikut.

Y = a + bX
Keterangan:

Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan.

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (Prediksi) yang menunjukan

nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Dalam perhitungan analisis regresi linier sederhana, peneliti menggunakan

program SPSS versi 22 dengan langkah-langkah sebagai berikut : klik analyze-

regression-linier. Masukkan variabel lingkungan sekolahke kotak independent (s)

dan variabel motivasi belajar pada kotak dependent lalu klik OK. Pengujian

hipotesis dilihat pada output ANOVA kolom sig. Menurut Priyatno

(2014:145)menyatakan bahwa jika sig ˃ 0,05 maka diterima ditolak.

Namun jika sig < 0,05 ditolak dan diterima.


63

3. Analisis Koefisien Determinan

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang

dikalikan dengan 100% perhitungan koefisien determinasi dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel X memberikan sumbangan atau ikut

menentukan variabel Y. Untuk menghitung koefisien determinasi peneliti

menggunakan bantuan program SPSS versi 22 dengan langkah-langkah sebagai

berikut : klik analyze – regression – linier. Masukkan variabel lingkungan

sekolah ke kotak independent dan variabel motivasi belajar murid pada kotak

dependent lali klok ok. Besar koefisien determinasi dilahat pada output model

summary kolom R square. Rumus koefisien determinan dicari dengan rumus :

KD = X 100%

Keterangan :

KD = Nilai koefisien determinan

R = Nilai koefisien korelasi (Riduwan 2013:139)


64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
Pada bagian hasil penelitian diuraikan seluruh data atau temuan yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Data atau temuan tersebut disajikan

dalam bentuk hasil analisis statistik deskriptif dan hasil pengujian hipotesis. Hasil

analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Nilai Statistik
Analisis DPeskriptif
Motivasi Belajar Lingkungan Sekolah
Jumlah sampel 15 15
Nilai Rata-Rata (mean) 116 115,20
Median 118 114
Modus 118 102
Standar Deviasi 14,697 12,013
Nilai minimum 81 95
Nilai maksimum 133 137

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa untuk variabel motivasi belajar nilai

rata-ratanya adalah 116. Sementara itu untuk variabel lingkungan sekolah nilai

rata-ratanya adalah 115,20.

Kategori motivasi belajar dan lingkung an sekolah murid berdasarkan

kategori rendah, sedang dan tinggi melalui interpretasi persentase. Kategori

motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.2. kategori lingkungan sekolah dapat

dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.2 Kriteria Interpretasi Persentase Skor Angket Motivasi Belajar


Persentase Skor Kriteria Jumlah
0% - 33% Rendah 0
34% - 67% Sedang 4

i
65

68% - 100% Tinggi 11


Berdasarkan tabel 4.2 tentang kriteria interprestasi persentase skor

angket motivasi belajar murid menunjukkan bahwa ada 11 murid menunjukkan

kriteria tertinggi dan 4 orang yang masuk dalam kriteria sedang.

Tabel 4.3 Kriteria Interpretasi Persentase Skor Angket Lingkungan Sekolah


Persentase Skor Kriteria Jumlah
0% - 33% Rendah 0
34% - 67% Sedang 6
68% - 100% Tinggi 9

Berdasarkan tabel 4.3 tentang kriteria interpretase persentase skor

angket lingkungan sekolah menunnjukkan bahwa kriteria ada 9 murid yang

menunjukkan kriteria tertinggi dan 6 orang yang masuk dalam kriteria sedang.

Selain analisis statistik deskriptif juga dilakukan analisis untuk pengujian

hipotesis. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji linearitas dan uji normalitas. Uji

linearitas menunjukkan nilai signifikansi untuk linearitas data untuk variabel

motivasi belajar dan lingkungan sekolah adalah 0,007. Selanjutnya Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Hasil uji normalitas

data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas Variabel Nilai signifikansi


Motivasi belajar 0,200
Kolmogorov Smirnov
Lingkungan sekolah 0,200

Analisis data untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi Pearson, analisis regresi sederhana, dan analisis

i
66

koefisien determinasi. Nilai signifikansi berdasarkan hasil analisis korelasi

Pearson adalah 0,000. Nilai signifikansi berdasarkan hasil analisis regresi

sederhana adalah 0,000. Nilai koefisien determinasi adalah 0,766.

B. Pembahasan

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk

variabel motivasi belajar adalah 116. Sementara itu nilai rata-rata untuk variabel

lingkungan sekolah adalah 115,20. Sedangkan kategori kriteria interprestasi

presentase skor angket motivasi belajar murid kelas V di SD Inpres Bisara

menunjukan bahwa kategori sedang terdiri dari 4 orang murid dan kategori

motivasi belajar tinggi terdiri dari 11 orang murid. Hal tersebut menunjukkan

bahwa murid SD Inpres Bisara memiliki motivasi belajar yang tinggi. Selanjutnya

pada kategori kriteria interprestasi presentase skor angket lingkungan sekolah

diperoleh data murid yang menempati kategori sedang 6 orang dan murid yang

menempati kategori tinggi 9 orang. Data ini juga menunjukkan bahwa lingkungan

sekolah SD Inpres Bisara tergolong tinggi. Data hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan bagi guru-guru dan kepala sekolah untuk

mempertahankan atau meningkatkan kondisi belajar dan kondisi lingkungan

sekolah sehingga murid yang memiliki motivasi belajar tinggi semakin

bertambah.

Hasil analisis prasyarat hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi

untuk analisis normalitas data menggunakan uji Kolmogorof smirnov adalah

0,200.

i
67

Analisis prasyarat untuk pengujian hipotesis telah terpenuhi sehingga

analisis untuk uji hipotesis menggunakan analisis parametrik. Dalam penelitian

ini analisis parametrik untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi

Pearson, analisis regresi sederhana, dan analisis koefisien determinasi. Pada

analisis korelasi Pearson, nilai signifikansi data adalah 0,000. Nilai tersebut < dari

0,05. Kriteria pengujian hipotesis untuk analisis korelasi adalah apabilai nilai

signifikansi < 0,05 maka terdapat hubungan dan pengaruh dari variabel yang

diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan dan pengaruh

lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid di SD Inpres Bisara.

Analisis selanjutnya untuk pengujian hipotesis adalah analisis regresi

sederhana. Analisis Regresi Sederhana adalah sebuah metode pendekatan untuk

pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen.

Dalam model regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya.

Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana

perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara

tetap. Dengan melihat hasil analisis data pada lampiran melalui nilai B pada

coefficient dapat tuliskan persamaan regresi linear sederhana pengaruh

lingkungan sekolah terhadap motivasi diri adalah:

Y = -7,311 + 1,071 X

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa nilai konstanta adalah -7,311;

artinya jika lingkungan sekolah (X) nilainya adalah 0, maka nilai motivasi belajar

sebesar -7,311. Koefisien regresi variabel lingkungan sekolah (X) sebesar 1,071

artinya jika pengaruh lingkungan sekolah mengalami kenaikan sebesar 1 maka

i
68

motivasi belajar (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,071. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan positif lingkungan sekolah dengan

motivasi belajar murid.

Koefisien determinasi juga digunakan untuk mengetahui seberapa besar

variabel lingkungan sekolah memberikan pengaruh terhadap variabel motivasi

belajar. Nilai koefisien determinasi berdasarkan hasil analisis data adalah 0,766.

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel lingkungan sekolah memberikan

pengaruh sebesar 0,766 terhadap variabel motivasi belajar.

Tabel 4.5 Indikator Soal Lingkungan Sekolah

Pertanyaan Pertanyaan
Variabel Indikator soal Psositif Negatif Jumlah
Metode mengajar 1, 21 11,31 4
Kurikulum 2, 22 12, 32 4
Relasi gru dengan murid 3, 23 13, 33 4
Relasi murid dengan murid 4, 24 14, 34 4
Disiplin sekolah 5, 25 15, 35 4
Iingkungan
Alat pelajaran 6, 26 16, 36 4
Sekolah
Waktu sekolah 7, 27 17, 37 4
Standar belajar diatas
ukuran 8, 28 18, 38 4
Keadaan gedung 9, 29 19, 39 4
Metode Belajar 10, 30 20, 40 4

i
69

Tabel 4.6 Indikator Soal Motivasi Belajar

Pertanyaan Pertanyaan
Variabel Indikator soal Jumlah
Psositif Negatif
Teguh dalam menghadapi
1,15 8,22 4
tugas
Ulet menghadapi kesulitan 2,16 9,23 4
Menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam 3,17 10,24 4
masalah
Cepat bosan dengan tugas
4,18 11,25 4
yang rutin
Lebih senang bekerja mandiri 5,19 12,26 4
Motivasi Dapat mempertahankan
6,20 13,27 4
Belajar pendapatnya
Senang mencari dan
memecahkan masalah soal- 7,21 14,28 4
soal
Adanya hasrat keinginan
29,35 32,38 4
untuk berhasil
Adanya harapan dan cita-cita
30,36 33,39 4
masa depan
Adanya lingkungan belajar
31,37 34,40 4
yang kondusif

i
70

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan sekolah

terhadap motivasi belajar murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab.

Gowa dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dan signifikan antara lingkungan

sekolah terhadap motivasi belajar di SD Inpres Bisara. Artinya hipotesis yang

diajukan dalam penelitian yaitu Ha (lingkungan sekolah berpengaruh terhadap

motivasi belajar murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa) di

terima sedangkan Ho (lingkungan sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap

motivasi belajar murid SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa)

ditolak.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan

(positif) lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar murid. Semakin baik

lingkungan sekolah yang digunakan untuk kegiatan belajar akan semakin

meningkatkan motivasi belajar murid. Oleh karena itu, dengan tingginya motivasi

belajar pada murid di SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa

diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar murid sekolah dasar

Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa.

i
71

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

(1) Kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan kondisi lingkungan yang

kondusif bagi murid serta memberikan kesempatan kepada semua guru

untuk mengikuti kegiatan diluar sekolah sebagai upaya peningkatan

keterampilan mengajar yang dapat meningkatkan motivasi dalam

pembelajaran. Seperti mengikuti diklat tentang pembelajaran murid,

seminar keterampilan mengajar, pelatihan pengajaran, dan lain-lain.

(2) Guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi

murid agar murid semakin termotivasi untuk belajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

(3) bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain

yang juga mempengaruhi motivasi belajar murid selain lingkungan

sekolah, sehingga dapat diketahui kontribusi yang diberikan untuk

motivasi belajar

i
72

DAFTAR PUSTAKA

Awalludin. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Dwi, siswoyo dkk. 2008. ILMU. Yogyakarta. UNY press

Dalyono, M. 2012. Psikologi Pndidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP315

Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Di Bidang


Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munib, Achmad. 2009.Pengantar Ilmu Pendidikan Semarang: UPT MKU


UNNES.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan.


Semarang: UPT MKU UNNES.

Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali Pers

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi


(Mixed Methods. Bandung: Alfabeta.

Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Uno, Hamzah B. 2014. Teori Motivasi Dan Pengukuranya. Jakarta: Bumi Aksara
Widoyoko,

i
55
73

Ariwibowo, Mustofa Setyo. 2012. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap


Prestasi Belajar Mahamurid Ppkn Angkatan 2008/2009 Universitas
Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011.
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&ved=0CCcQFjAB&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org).
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012.[Diakses Tanggal 23
Februari 2018. Pukul 11.40 WIB.]
Hanrahan, Mary. The effect of learning environment factors on students'
Motivationand learning.
(http://www.tandf.co.uk/journals/titles/09500693.asp). [Diakses Tanggal
23 Februari 2018. Pukul 14.05 WIB.]

Higgins, Steven dkk. The Impact of School Environments:A literature review.


(http://128.240.233.197/cflat/news/DCReport.pdf). [Diakses Tanggal 23
Februari 2018. Pukul 14.43 WIB]

Herniyani, Tin. 2011. Dampak Budaya Belajar Dan Lingkungan Sekolah Pada
Motivasi Belajar Murid.
(www.trigunadharma.ac.id/index.php?menu=karyailmiah). [Diakses
Tanggal 23 Februari 2018. Pukul 10.22 WIB.]

Murti, Dhewanti Indra. 2012. Pengaruh Lingkungan Sekolah, Peran Guru


Dalam Proses Pembelajaran Terhada Motivasi Belajar MuridPada Mata
Pelajaran Lokal Area Network Di Smk Taman murid Jetis Yogyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/6538/1/PENGARUH%2520%2520LINGKUNGA
N &2520SEKOLAH.pdf). [Diakses Tanggal 27 Januari 2018. Pukul
21.56 WIB.]
Naibaho, Hastuti dkk. Pengaruh Lingkungan Kampus Terhadap Motivasi Belajar
Mahamurid.
(http://jurnalpemasaran.petra.ac.id/index.php/mar/article).
Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 5, No. 1, April 2010: 22-26. [Diakses
Tanggal 23 Februari 2018. Pukul 10.43 WIB.

Nokwanti. 2013. Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah


Terhadap Prestasi Belajar Murid.
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd&v
ed=0CB8QFjAA&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org).
Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 01 No. 01, Juni 2013. [Diakses Tanggal
23 Februari 2018. Pukul 11.27 WIB.]

i
74

Pakpahan, Haryadi. Pengaruh Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Terhadap


Prestasi Belajar Murid Di Smk Raksana 2 Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduated-27848-
081277110010%2520manuskrip.pdf). Diakses Tanggal 23 Februari 2018.
Pukul 12.34 WIB.

Partono, dan Tri Marni. Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/view/434/387).
[Diakses Tanggal 23 Februari 2018. Pukul 11.03 WIB.]

Winarno, Bayu. 2012. Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Motivasi Berprestasi


TerhadapHasil Belajar Murid Kompetensi KeahlianTeknik Otomasi
Industri Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Depok Yogyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/8652/1/jurnal%2520skripsi.pdf). [Diakses Tanggal
28 Januari 2018. Pukul 18.55 WIB]

i
75

LAMPIRAN
1. Indikator Soal
2. Angket
3. Data Hasil Penelitian
4. Hasil Analisis Data
5. Analisis Akhir
6. Lembar Dokumentasi

i
76

Lampiran 1
INDIKATOR SOAL

Pertanyaan Pertanyaan
Variabel Indikator Soal JML
Positif Negatif

Teguh dalam menghadapi tugas 1, 15 8,22, 4

Ulet menghadapi kesulitan 2,16, 9,23, 4

Menunjukan minat terhadap bermacam-


3,17, 10,24, 4
macam masalah

Cepat bosan dengan tugas yang rutin 4,18, 11,25, 4

MotivasiBelaj Lebih senang bekerja mandiri 5,19, 12,26 4


ar Dapat mempertahankan pendapatnya 6,20, 13,27, 4

Senang mencari dan memecahkan masalah


7,21, 14,28, 4
soal-soal

Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 29,35, 32,38, 4

Adanya harapan dan cita-cita masa depan 30,36, 33,39 4

Adanya lingkungan belajar yang kondusif 31,37, 34,40, 4

Metode mengajar 1,21, 11,31, 4


Lingkungan Kurikulum 2,22, 12,32, 4
Sekolah Relasi guru dengan siswa 3,23, 13,33, 4

Relasi siswa dengan siswa 4,24, 14,34, 4

Disiplin sekolah 5,25, 15,35, 4

Alat pelajaran 6,26, 16,36, 4

Waktu sekolah 7,27, 17,37 4

Standar belajar diatas ukuran 8,28, 18,38, 4

Keadaan gedung 9,29, 19,39, 4

Metode belajar 10,30, 20,40, 4

i
77

i
78

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


a. Sebelum anda menjawab daftar pernyataan yang telah disiapkan, terlebih
dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
b. Bacalah dengan baik setiap pernyataan, kemudian beri tanda ceklis ( √ )
pada jawaban yang dianggap paling tepat.
c. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal
dapat dijawab.
d. Atas bantuan anda, saya ucapakan terima kasih.

Alternatif Jawaban:
 Sangat Setuju
 Setuju
 Kurang Setuju
 Tidak Setuju

B. IDENTITAS MURID
a. Nama :
b. Kelas :
c. Jenis kelamin :

i
79

C. DAFTAR PERNYATAAN

Sangat Kurang Tidak


No. Pernyataan setuju
setuju setuju setuju
Saya senang apabila penjelasan materi pelajaran
1. diselingi dengan permainan atau diskusi
kelompok
Saya mampu mengikuti pelajaran walaupun
2. buku paket yang sekarang berbeda dengan buku
paket yang dulu.
Guru menanyakan materi apa yang belum
3.
dipahami siswa
Saya membantu teman yang kurang paham tentang
4.
materi pelajaran
5. Saya mengerjakan tugas PR dari guru
Saya bersemangat mengikuti pelajaran karena
6.
sekolah menyediakan buku paket degan lengkap
7. Saya senang pelajaran dimulai pagi hari
Saya merasa senang apabila saya mendapatkan
8.
nilai yang baik pada saat ulangan
Ruang kelas saya luas, bersih, dan rapi sehingga
9.
saya senang belajar diruang kelas
Saya belajar dengan menbaca materi untuk
10.
pelajaran besok
Guru hanya mengajar dengan menjelaskan materi
11.
dan memberikan tugas
Saya kurang mampu mengikuti pelajaran apabila
12.
dengan menggunakan buku tematik
Saya tidak begitu menyukai guru saya
13.
sehingga saya malas mengikuti pelajaran
Teman-teman tidak membatu saya apabila saya
14.
kurang memahami materi
Karena ada teman yang tidak mengerjakan
15.
PR, saya jadi ikut tidak mengerjakan PR
Menurut saya guru tidak perlu menggunakan
16.alat peraga pada saat menjelaskan materi
pelajaran.
17.Saya senang pelajaran dimulai siang hari
Saya merasa kesulitan mencapai KKM yang
18.
ditetapkan sekolah
Saya malas belajar didalam kelas walaupun kelas
19.
bersih
Saya mendengarkan dan mencatat materi yang
20.
dijelaskan oleh guru

i
80

Guru tidak hanya menjalaskan materi dengan


21.ceramah didepan kelas tetapi juga dengan diskusi
kelompo
Saya tidak merasa kesulitan mencari materi di
22.
internet
Saya memperhatikan pada saat guru menerangkan
23.
pelajaran
Saya senang apabila guru memberi tugas untuk
24.
kerja kelompok
25.Saya melaksanakan tugas piket sesuai jadwal
Saya senang apabila guru membagikan alat
26.percobaan kepada setiap kelompok karena saya
bisa mencoba
Saya mudah memahami materi pelajaran apabila
27.
pelajaran dimulai pagi hari
Nilai ulangan saya mampu mencapai KKM yang
28.
ditetapkan oleh sekolah
Keadaan gedung sekolah membuat saya merasa
29.
nyaman karena bersih dan asri
Saya mencari sumber belajar lain selain
30.menggunakan buku yang sudah disediakan oleh
sekolah
Guru tidak menggunakan alat peraga saat mengajar
31.
mata pelajaran tertentu
Selain mendengarkan guru, saya juga mencari
32.
materi di internet
33.Guru membiarkan saja saat saya berbuat salah
34.Saya malas belajar kelompok dirumah teman
Saya malas memakai ikat pinggang, dasi, dan topi
35.
saat upacara bendera
Saya malas mengikuti pelajaran apabila guru
36.menjelaskan materi dengan menggunakan alat
peraga
Saya mudah memahami materi pelajaran apabila
37.
pelajaran dimulai siang hari
Saya merasa tidak mampu mencapai KKM yang
38.
sudah ditetapkan
Keadaan gedung sekolah membuat saya tidak
39.
nyaman
Walaupun kelas gaduh, saya memperhatikan
40.
penjelasan dari guru

i
81

ANGKET PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR

A. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


a. Sebelum anda menjawab daftar pernyataan yang telah disiapkan, terlebih
dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
b. Bacalah dengan baik setiap pernyataan, kemudian beri tanda ceklis ( √ )
pada jawaban yang dianggap paling tepat.
c. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua soal
dapat dijawab.
d. Atas bantuan anda, saya ucapakan terima kasih.

Alternatif Jawaban:
 Sangat Setuju
 Setuju
 Kurang Setuju
 Tidak Setuju

B. IDENTITAS MURID
a. Nama :
b. Kelas :
c. Jenis kelamin :

i
82

C. DAFTAR PERNYATAAN

Sangat Kurang Tidak


No. Pernyataan setuju
setuju setuju setuju
Setiap ada tugas dari guru, saya langsung
1.
mengerjakannya
Apabila kurang paham terhadap materi saya
2.
mempelajarinya kembali
Sebelum mempelajari materi pelajaran, saya
3.
belajar terlebih dahulu dirumah
Saya senang apabila guru mengajar dengan
4.
cara yang berbeda
Saya merasa percaya diri terhadap tugas
5.
yang saya kerjakan sendiri.
Saya berusaha menjawab pertanyaan
6.
dari guru saat guru menerangkan
Saya senang mengerjakan LKS walaupun
7.
tidak ada tugas dari guru.
Saya tidak mengerjakan tugas apabila
8.
teman-teman tidak mengerjakan tugas.
Saat saya merasa kesulitan mengerjakan
9.
soal saya meminta bantuan kepada teman
Saya bertanya kepada teman saat ada soal
10.
yang sulit.
Saya tidak bosan walaupun guru memberi
11.
tugas mengerjakan soal terus-menerus
Saya senang bekerja kelompok saat
12.
mengerjkan PR.
Apabila jawaban saya salah pada saat guru
13.
bertanya saya merasa biasa saja.
Saya hanya menjawab soal yang mudah saja
14.
saat mengerjakan soal
Setiap ada PR dari guru saya langsung
15.
mengerjakanya
Saya berusaha menyelesaikan tugas dari
16. guru walaupu bel tanda istiraha sudah
berbunyi.
Selain membaca buku pelajaran, saya juga
17. membaca buku lain yang berkaitan dengan
pelajaran di Perpustakaan
18. Saya bersemangat mengikuti pelajaran
Saya mencatat materi atau penjelasan
19.
dari guru yang tidak ada di bukupelajaran
Apabila jawaban saya benar pada saat guru
20.
bertanya saya merasa senang
21. Saya mengerjakan soal dibuku paket
i
83

walaupun tidak ada tugas dari guru


22. Saya malas mengerjakan tugas dari guru
Saya mencontek pekerjaan teman pada saat
23.
mengerjakan soal yang sulit
Saya tidak pernah membaca buku lain
24.
selain buku pelajaran
Saya senang mengerjakan tugas yang
25.
pernah dikerjakan sebelumnya
Saya senang bekerja kelompok dari pada
26.
mengerjakan tugas sendiri
Saya merasa bingung apabila jawaban saya
27.
berbeda dengan teman-teman
Apabila tidak memberikan PR maka
28.
tidak perlu mengulang pelajaran dirumah
Saya harus rajin belajar agar mandapatkan
29.
nilai yang bagus.
Saya berharap saya mendapatkan rangking
30.
1 dikelas maka dari itu saya harus belajar
Saya senang apabila pada saat guru
31. menerangkan materi suasana kelas
tenang
Saya tidak ingin mendapatkan rangking 1
32.
dikelas
Saya tidak harus belajar dengan giat karena
33.
saya belum menentukan cita-cita saya
Suasana kelas selalu gaduh pada saat
34. pelajaran sehingga saya merasa susah
berkonsentrasi belajar
Saya ingin membuat orang tua saya bangga
35.
dengan menjadi juara kelas
Saya ingin diterima di SMP favorit, maka
36.
dari itu saya harus rajin belajar
Keadaan sekolah saya tenang dan sejuk
37. sehingga saya menjadi bersemangat untuk
belajar disekolah
Orang tua saya sudah merasa bangga
38. kepada saya sehingga saya tidak perlu
menjadi juara kelas
Saya ingin diterima di SMP favorit, namun
39.
saya malas belajar
Lingkungan sekolah saya terletak ditengah
40.
keramaian namun saya harus tetap

i
84

Lampiran 3
Data Hasil Penelitian
A. Lingkungan Sekolah
No. Nama Skor % Kategori

1 Indar Alam Jaya 127 79.375 Tinggi

2 Intan Aprilia 119 74.375 Tinggi

3 Irmawati 113 70.625 Tinggi

4 Irfandi 124 77.5 Tinggi

5 Jafar 107 66.875 Sedang

6 Juita Lestari 108 67.5 Sedang

7 Kaharuddin Latif 114 71.25 Tinggi

8 Muh. Yusuf 102 63.75 Sedang

9 Nur Rahmi 102 63.75 Sedang

10 Putri Suci Andriani 107 66.875 Sedang

11 Rara Sujana 119 74.375 Tinggi

12 Salwa Aswari 121 75.625 Tinggi

13 Sri Juana 133 83.125 Tinggi

14 Siti Suci Ramadhani 137 85.625 Tinggi

15 Muh. Ilham 95 59.375 Sedang

B. Motivasi Belajar
No. Nama Skor % Kategori

1 Indar Alam Jaya 125 78.125 Tinggi

i
85

2 Intan Aprilia 118 73.75 Tinggi

3 Irmawati 122 76.25 Tinggi

4 Irfandi 122 76.25 Tinggi

5 Jafar 108 67.5 Sedang

6 Juita Lestari 113 70.625 Tinggi

7 Kaharuddin Latif 118 73.75 Tinggi

8 Muh. Yusuf 107 66.875 Sedang

9 Nur Rahmi 91 56.875 Sedang

10 Putri Suci Andriani 116 72.5 Tinggi

11 Rara Sujana 121 75.625 Tinggi

12 Salwa Aswari 133 83.125 Tinggi

13 Sri Juana 133 83.125 Tinggi

14 Siti Suci Ramadhani 132 82.5 Tinggi

15 Muh. Ilham 81 50.625 Sedang

i
86

Lampiran 4
Hasil Analisis Data
1. TABEL HASIL ANALISIS DESKRIPTIF

2. TABEL HASIL ANALISIS PRASYARAT


A. UJI NORMALITAS

B. UJI LINEARITAS

i
87

Lampiran 5
ANALISIS AKHIR (PENGUJIAN HIPOTESIS)

1. ANALISIS KORELASI PEARSON

2. ANALISIS REGRESI SEDERHANA

3. ANALISIS KOEFISIEN DETERMINAN

i
88

Lampiran 6
Lembar Dokumentasi

i
89

i
90

i
91

i
92

i
93

RIWAYAT HIDUP

IKA NURJANNAH ARIF, lahir di Takalar, 11 September

1996. Anak pertama dari dua bersaudara. Dari pasangan suami

istri (Ayah Muh Arif dan Ibu Hatijah). Penulis memasuki awal

jenjang pendidikan formal di TK Fitria Pa’bundukang

Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa tamat tahun 2002, lanjut di SD

Negeri Tanrara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa tamat pada tahun 2008,

kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Takalar tamat tahun 2011,

dan masuk di SMA Negeri 1 Takalar tamat pada tahun 2014. Kemudian, pada

tahun 2014 penulis tercatat sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) program Strata Satu (S1). Berkat pertolongan Allah SWT,

perjuangan dan kerja keras yang disertai iringan doa dari orang tua dan saudara,

perjuangan panjang penulis dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dapat

menyusun skripsi yang berjudul ”Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap

Motivasi Belajar Siswa SD Inpres Bisara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa”.

Anda mungkin juga menyukai