Ririn Oktarini (14 29 0099)
Ririn Oktarini (14 29 0099)
Ririn Oktarini (14 29 0099)
Oleh:
RIRIN OKTARINI
NIM. 14 29 0099
Segala Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT berkat segala
nikmat, rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengelolaan Mading (Majalah Dinding) Sekolah di Madrasah Aliyah Sabilul
Hasanah Kabupaten Banyuasin”.
Skripsi ini di tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Pada penulisan dan
penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari pihak, terutama
bantuan moril maupun motivasi, untuk itu sudah sewajarnyalah penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Sirozi, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam perkulihan mahasiswa.
2. Bapak Prof. Dr. H. Kasinyo Harto, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang yang
telah memberikan kemudahan dalam ijin penelitian.
3. Bapak M. Hasbi, M.Ag., Selaku ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang yang telah
memberikan saran dalam pembenahan skripsi ini.
4. Ibu Kris Setyaningsih, S.E., M.Pd.I., selaku sekretaris Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang yang
telah memberikan arahan dalam pembenahan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Hj. Choirun Niswah, M.Ag., selaku pemimbing I dan Bapak Dra. H.
Mgs. Nazarudin, M.M. selaku pembing II yang selalu tulus membimbing ikhlas
mengerjakan dalam penulisan dan penyelesaian skripsi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... i
PENGANTAR PENGESAHAN. ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN. .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR. ................................................................................... v
DAFTAR ISI. .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL. ......................................................................................... ix
ABSTRAK. ..................................................................................................... x
F. Kerangka Teori..................................................................................... 11
KREATIVITAS .................................................................................. 31
1. Pengelolaan. ................................................................................... 31
2. Majalah Dinding............................................................................. 35
HASANA. .......................................................................................... 80
Kabupaten Banyuasin........................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.
menghargai, dan menfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan
didik.1
bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dan karena itu membutuhkan pendidikan
sungguh-sungguh dan juga menuntut keterampilan yang tidak dimiliki semua orang.
Dalam kenyataannya masih sedikit sekali siswa yang dapat membuat karya tulis, baik
yang digunakan dalam lingkungan sekolah sendiri maupun untuk lingkungan luar
sekolah (lomba). Jika saat ini siswa tidak banyak menghasilkan karya tulis, bukan
1
Utami Munandar, Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012), hlm. 6
berarti mereka tidak memiliki potensi untuk mengembangkan kreativitas. Pada
hanya saja potensinya belum terasah karena tidak ada upaya untuk meningkatkan
keterampilan mereka dan tidak ada media sebagai tempat untuk menyalurkan ide,
budaya baca dan salah satu cara adalah dengan menerbitkan majalah dinding sebagai
alat bantu pengajaran dan pembinaan yang diharapkan dapat merangsang kreativitas
siswa.
sedemikian rupa dengan harapan agar orang lain tertarik untuk membacanya. Isi
majalah dinding biasanya berupa informasi, opini, cerita pendek, dan lain-lain.
Majalah dinding merupakan salah satu jenis media komunikasi yang paling
sederhana.2 Mading terdiri dari beberapa tulisan yang ditempelkan pada bidang datar,
seperti kertas karton atau gabus. Kemudian kumpulan tulisan itu dihiasi dengan
berbagai macam pernak-pernik, renda dan alat tulis warna-warni hingga lukisan.
Sehingga perwajahan mading terlihat menarik dan membuat pembaca tertarik untuk
membaca. Ukuran mading relatif besar, seperti 120 cm x 120 cm, adapula yang kecil,
tergantung pada lahan papan mading yang disediakan. Mading diletakkan di papan
strategis sekolah atau instusi menjadi perhatian khusus yang melewatinya. Selain
2
Nursisto, Membina Majalah Dinding, (Yogjakarta: Adicita Karya Nusa, 2005), hlm. 1
menarik karena warna-warni, isi atau konten mading biasanya cukup unik sehingga
merupakan hal yang baru lagi, sebab hampir di setiap sekolah dapat ditemui adanya
majalah dinding. Tentu saja bentuk maupun isi majalah dinding di tiap sekolah itu
tidak sama antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya. Namun pada hakikatnya
Majalah dinding menjadi lebih penting untuk dibahas mengingat: (1) siswa
dilatih menulis berbagai bentuk tulisan dengan memakai ragam bahasa Indonesia
yang sesuai dengan rubrik yang tersedia, (2) pada saat pengajaran pokok bahasan
sekolah, membedakan bacaan yang menarik dan yang tidak menarik, menyusun
tanggapan secara tertulis tentang isi bacaan yang tidak nalar, kemudian tanggapan itu
dapat diterbitkan pada edisi majalah dinding berikutknya, (3) majalah dinding sekolah
dapat juga dipakai sebagai sumber belajar bahasa, (4) siswa mendapatkan kesempatan
untuk mengembangkan kosakata, (5) siswa juga belajar mengapresiasi karya sastra
bersama teman, (6) lewat majalah dinding sekolah karya cipta siswa dipublikasikan
seperti puisi, pantun, cerita pendek, cerita bergambar, dan dll, (7) kegiatan
permajalahan dapat juga melatih siswa untuk terampil berbicara dan menyimak sesuai
3
Kanis Barung, Dasar-Dasar Penerbitan Majalah Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 1998),
hlm. 14-15
Majalah dinding di MA Sabilul Hasanah biasanya dua minggu sekali ada
dengan tema yang telah ditentukan. Setiap satu tahun sekali ada program festival
berasal dari suatu tim dari pengurus OSIS dengan pendamping seorang guru sebagai
merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara
rencana kegiatan. Sedangkan Evaluasi adalah aktivitas untuk meniliti dan mengetahui
mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan. Ketiga unsur ini semestinya dapat berjalan
secara baik.
berjalan secara optimal. Hal ini dapat di buktikan dengan pengelolaan majalah
dinding di Sekolah tersebut mengalami berbagai kendala, antara lain belum adanya
tim khusus pengelola mading. Hal ini terlihat dalam tulisan dan naskah maupun tata
letak setiap rublik yang tampil dalam papan majalah dinding. Kurangnya minat
peserta didik terhadap majalah dinding. Belum maksimalnya peran guru pembina
di sekolah dapat berjalan dengan baik maka perlunya adanya pengeloaan yang baik
kemandirian dan penyaluran bakat dan minat serta kreativitas bila dilibatkan pula
peserta didik di dalamnya. Selain itu, hidup dan matinya majalah dinding sangat
tergantung pada kemauan peserta didik untuk mengisi dan membaca majalah tersebut.
Banyuasin”.
B. Rumusan Masalah
2. Faktor apa saja yang pendukung dan penghambat Pengelolaan Mading (Majalah
tentunya tidak terlepas dari tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai dalam
penelitian.
1. Tujuan Penelitian:
2. Kegunaan Penelitian:
a. Secara teoritis
b. Secara praktis
pengelolaan mading
3) Bagi Siswa, dapat termotivasi untuk mengelola mading dengan baik dan
D. Definisi Konseptual
Pengelolaan berasal dari kata kelola yang terdapat awalnya “peng” dan
pengawas, peraturan. Pengelolaan itu sendiri berawal dari katanya “kelola”, ditambah
awalnya “pe” dan akhiran “an” istilah lain dari pengelolaan adalah “managemen”.
Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa inggris yaitu “management”, yang berati
keterlaksanaan, tata pimpinan.4 Pengelolaan adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
Majalah dinding (mading) adalah satu jenis media komunikasi massa tulis
yang paling sederhana.6 Majalah dinding merupakan salah satu wujud keterampilan
karena merupakan salah satu bentuk majalah sekolah yang sederhana dengan biaya
didik yang mengurus majalah dinding sehingga kegiatan majalah dinding dapat
berjalan dengan efektif dan efesien dan dapat menghasilkan majalah dinding yang
E. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan referensi sebelum menyusun skripsi, berikut ini akan penulis
cantumkan beberapa skripsi yang terdahulu serta sehubungan dengan skripsi yang
4
Poerwadarmita, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014),
hlm. 1
5
Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm.
2
6
Nursisto, Membina Majalah Dinding, (Yogjakarta: Adicita Karya Nusa, 2005), hlm. 1
Abdullah (2014) yang berjudul Pengelolaan Ekstrakurikuler Majalah Dinding
Di SMP Se-Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.7 Tujuan dari penelitian ini untuk
didik untuk menyalurkan potensi minat dan bakat peserta didik sehingga mereka
dapat berkembang secara wajar dan dapat mengaitkan ilmu pengetahuan yang
pun adalah sama-sama berkaitan dengan pengelolaan majalah dinding sekolah yang
7
Abdullah, Skripsi, Pengelolaan Ekstrakurikuler Majalah Dinding Di SMP Se-Kecamatan
Depok Sleman Yogyakarta, (Yogjakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014)
SMPN 4 Singaraja.8 Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis
penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui fungsi majalah
ditemukan bahwa mading menjadi wadah kreativitas siswa sebagai penumbuh minat
Adapun perbedaan yaitu pada penelitian Ayu Mayendri (2011) adalah lebih
persamaan dengan penulis pun adalah sama-sama membahas tentang majalah dinding
sekolah dalam wadah kreativitas siswa. Yang mana didalam penelitian Ayu Mayendri
ditemukan bahwa mading menjadi wadah kreativitas siswa sebagai penumbuh minat
dan mendorong siswa rajin membaca dan menulis cerpen. Sedangkan penulis pun
siswa.
8
Ayu Mahendri Septia Dewi, Skripsi, Majalah Dinding sebagai Implementasi Kemampuan
Menulis Cerpen Siswa yang mengikuti ektrakulikulir Jurnalistik di SMPN 4 Singaraja, (Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha, 2011)
Siti Permata Sari (2011) yang berjudul Komodifikasi DetEksi Convention;
serta implikasi sosial komodifikasi majalah dinding yang dilakukan panitia detCon.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa panitia detCon berhasil menciptakan sebuah
kompetisi majalah dinding 2D & 3D yang inovatif dan spektakuler. Ini dibuktikan
Adapun perbedaan yaitu pada penelitian Siti Permata Sari (2011) adalah lebih
majalah dinding, serta implikasi sosial komodifikasi majalah dinding yang dilakukan
panitia DetEksi Convetion. Sedangkan persamaan dengan penulis pun adalah sama-
Rini Dwi Astuti (2012) yang berjudul Pengembangan Nilai Moral melalui
penelitian ini untuk mengetahui wawasan nilai moral siswa, potensi kreatifitas siswa,
proses pengembangan nilai moral melalui potensi kreatifitas mading, ragam moral
yang terkandung dalam makna mading, respon pembaca dan kendala pengembangan
nilai moral melalui kreativitas mading. Dengan hasil penelitian Siswa SMAN 2
Nganjuk telah memiliki wawasan tentang nilai moral. Potensi kreatifitas mading yang
9
Siti Permata Sari, Skripsi, Komodifikasi DetEksi Convention; Mading 2D & 3D
Championship, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2011)
10
Rini Dwi Astuti, Skripsi, Pengembangan Nilai Moral melalui Kreativitas Majalah Dinding
(Mading) di SMAN 2 Kabupaten Nganjuk, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2012)
dimiliki SMAN 2 Nganjuk sangat beragam. Proses pengembangan nilai moral
Adapun perbedaan yaitu pada penelitian Rini Dwi Astuti (2012) adalah lebih
dimana majalah dinding yang dijadikan masalah utama dalam penelitian. Selain itu,
peneliti fokus pada penelitian majalah dinding yang dijadikan barang bernilai pada
Jika penelitian sebelumnya menitik beratkan pada peran mading dalam ruang
F. Kerangka Teori
Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan berbagai teori, karena teori itu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Maka untuk membantu
memecahkan masalah penelitian kali ini diperlukan teori yang relavan dengan tujuan
penelitian.
1. Pengertian Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan demgan manajemen, yang berarti pula
yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan suatu rangkaian pekejaan atau usaha
mencapai tujuannya.13
11
Suharsimi Arikunto, Pedoman penyelenggaraan PAUD, (Jakarta:Bee Media Pustaka,
2016), Hlm. 127
12
Ibid, Hasibuan, hlm. 2
13
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar disekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm.
86-87
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan tujuan
pengelolaan adalah upaya segenap sumber daya yang ada dalam suatu
diinginkan.
2. Majalah Dinding
Menurut Nursisto (2005) majalah dinding (mading) adalah satu jenis media
komunikasi massa tulis yang paling sederhana.15 Disebut majalah dinding karena
cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu
14
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)
15
Nursisto, Membina Majalah Dinding, (Yogjakarta: Adicita Karya Nusa, 2005), hlm. 1
disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak
menarik.
dari suatu tim dari pengurus OSIS dengan pendamping seorang guru pembina
peserta didik.
Dalam hal ini majalah dinding bukanlah hal yang baru dan asing dalam
16
Ibid, Kanis Barung, hlm. 33
17
Saliwangi, Basenang, Diktat Pembuatan Majalah Dinding Sebagai Upaya
Peningkatan Minat Baca Siswa, (Malang : LPM IKIP MALANG, 1992), hlm. 2
Ruang lingkup kegiatan majalah dinding bagi siswa sekolah meliputi
dengan media dan cara-cara yang sederhana yang mana dapat dikembangkan
c. Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan
dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara
18
Widodo, HS, Majalah Dinding sebagai Pembinaan Kreativitas Siswa, (Malang : LPM IKIP
MALANG, 1992), hlm. 1
19
Ibid, Kanis Barung, hlm. 26-27
1) Melalui media berupa majalah sekolah siswa memperoleh kesempatan
kesatuan pikiran dalam bentuk paragraf, dan kesatuan pikiran yang utuh
2) Secara konkret, daya tarik dan daya pesona penampilan majalah dinding
diwujudkan melalu aspek visual (tata wajah dan tata warna) yang artistik.
sepuluh menit.
yang akan dimuat dalam mading, dan berkaitan dengan tata letak materi
sekolah. Isi yang disajikan tidak berbeda jauh dengan isi majalah sekolah yang
lain. Garis besar majalah dinding meliputi : rubrik tajuk rencana atau editorial,
rubrik pemberitaan, rubrik artikel atau featurue, rubrik kreatif sastra, dan rubrik
umum.
rencana pada surat kabar atau majalah biasanya terdiri dari staf khusus
macam, yaitu: tajuk interpretasi, tajuk kritik, tajuk persuasi, dan tajuk
pujian.
masyarakat pembacanya.
prestasi tertentu.
2) Rubrik Pemberitaan
diklasifikasikan menjadi:
melakukan sesuatu.
luar negeri.
Maka dapat disimpulkan Majalah dinding merupakan salah satu bentuk
majalah sekolah yang sederhana dengan biaya yang murah sehingga lebih
mungkin dilaksanakan dimana saja. Oleh karena itu dengan adanya majalah
bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah sebagai bahan rujukan dalam
kebiasaan membaca.
3. Pengembangan Kreativitas
diperlukan dalam setiap penciptaan karya seni, mudah menyesuaikan diri dalam
seni.23
macam situasi belajar dan dapat juga didasarkan pada kepekaan mereka terhadap
22
Widia Pekerti, dkk, Metode Pengembangan Seni, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm.
8. 14
23
Edy Gustian, Semua Anak Jenius, (Jakarta: Puspa Swarna, 2001), hlm. 24
a. Tujuan Kreativitas
pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan
sendiri.
24
Utami Munandar, Mengapa harus kreatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 10
3) Fungsi mengembangkan kreativitas terhadap perkembangan estetika.
c. Pentingnya kreativitas
manusia.
3) Bersibuk dari secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan
hidupnya.26
penuh energi, percaya diri, dan bersedia mengambil resiko, serta berani
25
Ibid.,Utami Munandar. hlm.15
26
Ibid, Utami Munandar,.hlm. 31
e. Aspek Kreativitas
empat aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, proses (press) dan
2) Aspek Pendorong: Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan
dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam
Pengelolaan mading adalah kerja tim atau kerja kelompok.28 Karena unsur
yang tekait didalamnya cukup banyak, maka dalam upaya menyiapkan mading,
pengelolaan juga melingkupi hal-hal diluar majalah dinding itu sendiri. Dengan
begitu, mading sebagai perwujudan hasil kerja sama banyak sektor yang terpadu
dapat diwujudkan.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara berbagai faktor yang terkait,
Melalui karya tulis pada majalah dinding dapat memberikan manfaat ganda,
yaitu
berbagai macam ide, beragam gagasan, pikiran, daya cipta bahkan fantasi
teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam
28
Ibid, Nursito,.hlm. 25
dirinya. Majalah dinding dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca
yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi sarana bersama penulisnya
G. Metodologi Penelitian
mengatakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
a. Jenis Pendekatan
masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan
secara deduktif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku margono mengatakan
kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.30
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 6
30
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),hlm. 36
Dalam penelitian kualitatif Creswell sebagaimana yang dikutif oleh
interprestasi terhadap makna suatu data. Kegiatan akhir adalah membuat laporan
b. Jenis Penelitian
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.32
a. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif data yang diperoleh dari
31
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis Dan Disertasi, (Bandung: Alfabeta,
2013),hlm. 228
32
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompetennsi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2010), hlm. 157
b. Sumber data
Sumber data penelitian terdiri dari tiga jenis, yaitu data transkip wawancara,
Selain itu ada juga jenis sumber data dibagi menjadi dua yaitu: pertama,
sumber data primer yaitu sumber data yang diterima dari tangan pertama.33
Dalam hal ini data yang diambil dari kepala MA Sabilul Hasanah, guru yang
sumber data sekunder yaitu sumber informasi yang sudah diolah dalam
yang berkaitan.
3. Informan Penelitian
yang memberikan sumber data dalam penelitian atau yang disebut narasumber.34
Adapun informan utama dalam penelitian ini yang dilakukan ini adalah kepala
33
Saiful Annur, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Pers,
2008),hlm. 41
34
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1997),hlm. 218
MA Sabilul Hasanah, guru pembimbing, dan siswa yang memberikan
lisan antara dua orang atau lebih, bertatap muka langsung dan mendengarkan
Dalam pedoman tersebut telah tersususn secara sistematis hal-hal yang akan
ditanyakan.35
5. Pengelolaan Data
35
Nana Syaodih Sukmadinarta, Metodologi Penelitian Pendidiikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm.220.
36
Ibid.hlm.221
Dalam pengelolaan data penulis menggunakan cara analisis data nonstatistik,
karena data yang digunakan adalah kualitatif. Maka setelah data semua
terkumpul lalu diperiksa keabsahannya dan ketepatanya dari data yang telah
Tehnik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
nonstatistik yaitu analisis data deskriptif artinya data yang peroleh melalui
untuk mendapatkan gambaran mengenai fakta yang ada. Hal ini dilakukan karena
penelitian ini tidak mencari hubungan antara dua variabel atau lebih.
analisis data yang digunakan yakni Miles dan Huberman yang dilakukan secara
interaktif melalui proses data reduction, data display, dan verification.37 Proses
analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan
tindakan.
merupakan validitas.
Dari tiga tahap diatas baik itu redaksi data, penyajian data, atau penarikan
dapat dipahami.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengelolaan
a. Pengertian Pengelolaan
yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan suatu rangkaian pekejaan atau usaha
38
Suharsimi Arikunto, Pedoman penyelenggaraan PAUD, (Jakarta:Bee Media Pustaka,
2016), Hlm. 127
39
Ibid, Hasibuan, hlm. 2
31
b. Fungsi dan Tujuan Pengelolaan
1) Perencanaan
kegiatan kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang secara
atau informasi yang terkait serta menggunakan sumber daya manusia dan
sebelumnya.41
40
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar disekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm.
86-87
41
Depdiknas, Panduan Penyelenggaraan Program PAUD, (Yogjakarta: 2007), hlm. 10
2) Pengorganisasian
kegiatanya. Untuk mencapai tujuan tertentu maka perlu memilih orang yang
sebab itu perlu memilih pemilihan yang selektif guna menentukan orang
dengan hal yang tersebut maka perlu diadakan dalam hal proses perekrutan,
organisasi.42
3) Pelaksanaan
perencanaan yang telah dibuat bisa di wujudkan dengan baik seperti yang
4) Pengawasaan
42
Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: Rosda karya), hlm. 87
43
Ibid,.hlm. 88
pengawasan adalah menghilangkan sebab-sebab kesulitan sebelum kesulitan
berkaitan antara satu dengan yang lain. Perencana merupakan langkah awal yang
harus dilakukan dan wajib dilaksanakan untuk menentukan arah dan tujuan yang
kegiatan nyata atau kerja nyata guna mencapai tujuan dengan bekerja sama
antara seseorang dengan orang lain, anggota dengan anggota yang lain, bawahan
Sedangkan tujuan pengelolaan adalah upaya segenap sumber daya yang ada
44
Ibid,.hlm. 89
meminimalisir terjadinya pemborosan waktu, tenaga, materi, guna mencapai
penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan
2. Majalah Dinding
tidak akan lepas dari pembahasan tentang media massa secara umum. Hal ini
karena majalah dinding di sekolah merupakan salah satu bagian dari sejumlah
segi perwajahan dan isinya. Satu rentang perwajahan majalah dinding harus
mencerminkan sosok halaman muka sebuah koran ditambah dengan berbagai isi
atau rubrik yang ditampilkan dan dikehendaki. Oleh karena wajah halaman
45
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990)
46
Nursisto, Membina Majalah Dinding, (Yogjakarta: Adicita Karya Nusa, 2005), hlm. 1
mukah merupakan kemasan dari keseluruhan koran, maka pembuatan halaman
berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar
maupun bentuk lain dengan ukuran yang bervariasi misalnya yang tergolong
majalah sekolah yang sederhana dengan biaya yang murah sehingga lebih
mungkin dilaksanakan dimana saja. Oleh karena itu dengan adanya majalah
bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah sebagai bahan rujukan dalam
kebiasaan membaca.
peserta didik.
Dalam hal ini majalah dinding bukanlah hal yang baru dan asing dalam
dan kegiatan majalah dinding lainnya yang menyenangkan siswa dengan media
dan cara-cara yang sederhana yang mana dapat dikembangkan dalam kegiatan
47
Saliwangi, Basenang, Diktat Pembuatan Majalah Dinding Sebagai Upaya
Peningkatan Minat Baca Siswa, (Malang : LPM IKIP MALANG, 1992), hlm. 2
d. Peran Majalah Dinding
Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan
keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Peranan majalah dinding yang
tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan
kreatif.48
informasi.
48
Widodo, HS, Majalah Dinding sebagai Pembinaan Kreativitas Siswa, (Malang : LPM IKIP
MALANG, 1992), hlm. 1
49
Ibid, Kanis Barung, hlm. 26-27
sekolah. Melalui majalah dinding setiap warga sekolah dapat menuangkan
gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat
dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan kondisi atau
keperluan yang aktual. Bila tema atau isu yang berkembang masalah
lingkungan hidup, sangat mungkin majalah dinding yang ada di sekolah akan
lebih banyak didominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen dan lain-lain
secara mudah ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang
2) Wadah Kreativitas
ketinggalan pula aktivitas ekspresi tulis. Sebagai siswa yang peka terhadap
sekelilingnya, dengan melihat fakta bahwa dalam hidup ini selalu saja timbul
dan latihan.
Jika hal tersebut terjadi, maka majalah dinding tidak akan pernah sepi dari
siswa-siswa yang akan membacanya dan terbuka peluang bagi siswa tidak
dinding. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai pembaca tetapi juga
sebagai penulis.
untuk mengisi waktu luangnya, di saat ada jam-jam kosong atau pada saat
bacaan lain lewat “umpan“ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat
sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih
lengkap.
perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi
kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan
kesungguhan bekerja.50
khusus, yaitu singkat , padat, jelas dan komunikatif. Singkat berarti menghindari
pemilihan bentuk kata yang kurang ringkas. Padat berarti menggunakan jumlah
Oleh sebab itu dalam majalah dinding, pemilihan kata menjadi unsur
penentunya. Setiap kata yang dipilih harus dipertimbangkan demi daya dukung
ketentuan tadi. Agar kalimat tidak terlalu panjang, apabila ada beberapa kata
yang kurang lebih bermakna sama atau bersinonim, maka harus dipilih yang
paling pendek. Bila ada frase dan kata tertentu artinya sama, maka harus dipilih
yang sebenarnya. Bila singkatan dan akronim itu harus digunakan, sebaiknya
dipilih singkatan atau akronim yang sudah bersifat umum dan frekuensi
pemakainnya tinggi.
50
Ibid, Nursisto,.hlm. 2-6
51
Ibid, Nursisto,.hlm. 15
h. Karakteristik majalah dinding
2) Secara konkret, daya tarik dan daya pesona penampilan majalah dinding
diwujudkan melalu aspek visual (tata wajah dan tata warna) yang
artistik.
sepuluh menit.
52
Ibid, Kanis Barung, hlm. 27-29
53
Ibid, Nursisto,.hlm. 29-34
dikenal dengan hukum ”5W+1 H”, yaitu What (apa), Who (Siapa),
(bagaimana),
dengan jelas, feature juga menampilkan satu unsur lain yang bergaya
terdiri dari:
1) Bagian Dokumentasi
2) Bagian Reportase
4) Bagian Produksi.54
periode selanjutnya.
54
Ibid, Nursisto,.hlm. 26
4) Bagian penyuntingan bertugas memperbaiki tulisan yang akan
kalimat, gaya penlisan, serta kebenaran isi. Bagian inilah yang sekaligus
sekolah. Isi yang disajikan tidak berbeda jauh dengan isi majalah sekolah yang
lain. Garis besar majalah dinding meliputi : rubrik tajuk rencana atau editorial,
rubrik pemberitaan, rubrik artikel atau featurue, rubrik kreatif sastra, dan rubrik
umum.56
surat kabar atau majalah biasanya terdiri dari staf khusus yang telah ditunjuk
tajuk rencana sebaiknya ditulis oleh guru atau tim guru yang ditunjuk.
macam, yaitu: tajuk interpretasi, tajuk kritik, tajuk persuasi, dan tajuk pujian.
55
Ibid, Nursisto,.hlm. 39-46
56
Widayati, Rini, Penegaruh Kualitas Majalah Dinding terhadap Kemampuan
Menulis Siswa (Malang : JPBSI FPBS IKIP MALANG,1996)
merupakan pendapat yang mewakili media yang bersangkutan.
masyarakat pembacanya.
prestasi tertentu.
2) Rubrik Pemberitaan
menjadi:
melakukan sesuatu.
luar negeri.
diantaranya:
obyektif.
4) Rubrik kreatif sastra, berisi berbagai karya kreatif sastra yang meliputi
Secara prinsip, isi majalah dinding dibagi menjadi tiga bagian pokok yaitu
sebagai berikut:
1) Informasi
Informasi adalah semua tulisan yang berisi pemberitaan. Dengan
2) Opini
Rekreasi secara garis besar sama dengan hiburan, yaitu tulisan, lukisan,
atau bentuk lain yang fungsinya menimbulkan kesegaran dalam hati dan
lain komik, teka-teki silang, kata-kata mutiara, puisi, cerpen, vignette, foto-
Secara garis besar sebuah lembar mading mengandung tiga unsur utama,
57
Ibid, Nursisto,.hlm. 51-52
menyertakan semboyan atau motto, antara nama majalah dinding dan motto
majalah dinding adalah semua yang dapat dibaca, dinikmati maknanya, baik
maka semua yang mewadahi oleh lembar majalah dinding tadi adalah isi
atau materi sajian. Majalah dinding sekolah biasanya berisikan hal-hal yang
ditulis sendiri oleh pengelola majalah dinding seperti: Laporan utama, Tajuk,
dan Opini.
nama ketua, wakil ketua, dan seksi-seksi yang lainnya lengkap dengan nama
tersebut ditulis dengan jelas, ini terkait dengan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hal-hal yang berkaitan dengan keberesan kerja secara tim.
3. Pengelolaan Majalah Dinding
Kata pengelolaan berarti proses dan cara melakukan sesuatu. Majalah dinding
sekolah merupakan majalah dinding yang berlaku unuk seluruh warga sekolah.58
Biasanya pengelolaan majalah dinding sekolah berasal dari suatu tim dari pengurus
bidangnya.
Pengelolaan mading adalah kerja tim atau kerja kelompok.59 Karena unsur yang
pengelolaan juga melingkupi hal-hal diluar majalah dinding itu sendiri. Dengan
begitu, mading sebagai perwujudan hasil kerja sama banyak sektor yang terpadu
dapat diwujudkan.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara berbagai faktor yang terkait, diharapkan
Melalui karya tulis pada majalah dinding dapat memberikan manfaat ganda,
yaitu:
58
Ibid, Kanis Barung, hlm. 33
59
Ibid, Nursito,.hlm. 25
dinding merupakan wadah kreativitas bagi siswa karena didukung oleh
yang ada dalam dirinya. Majalah dinding dapat menjadi tuangan aspirasi
diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi
a. Organisasi Pengelolaan
seruang kelas, seperti wali kelas, ketua kelas, guru kelas, guru pembina dan siswa
Pada kondisi tertentu, guru bahasa Indonesia tidak hanya menjadi pembina
61
Ibid, Kanis Barung, hlm. 79-83
Koordinator seksi majalah dari anggota OSIS secara langsung berperan
2) Sekretaris Redaksi
membalas surat yang berasal dari seksi majalah ke sekolah lain, juga
mengarsip surat-surat yang masuk atau keluar, atau bisa juga menjadi notulis
3) Bendahara Redaksi
4) Staf Redaksi
Siswa yang bekerja sama membantu pemimpin redaksi dan wakil redaksi.
baca.
5) Percetakan. Siswa yang berperan sebagai percetakan bertanggung jawab
B. Pengembangan Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
diperlukan dalam setiap penciptaan karya seni, mudah menyesuaikan diri dalam
masalah, dan juga dengan memberi output yang bersifat petualangan, bisa
Kreativitas siswa didasarkan pada keaslian tingkah laku yang mereka laksanakan
dalam banyak cara dan kesempatan dalam menghadapi berbagai macam situasi
belajar dan dapat juga didasarkan pada kepekaan mereka terhadap pengertian-
2. Tujuan Kreativitas
62
Widia Pekerti, dkk, Metode Pengembangan Seni, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm.
8. 14
63
Edy Gustian, Semua Anak Jenius, (Jakarta: Puspa Swarna, 2001), hlm. 24
b. Dengan kemampuan berfikir kreatif dimungkinkan dapat melihat berbagai
berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakikatnya akan mampu
64
Utami Munandar, Mengapa harus kreatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 10
dibiasakan dan dilatih untuk menghayati bermacam-macam keindahan
4. Pentingnya kreativitas
c. Bersibuk dari secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan
hidupnya.66
5. Indikator Kreativitas
minat luas, mandiri dalam berpikir, melit, senang berpetualang, penuh energi, percaya
diri, dan bersedia mengambil resiko, serta berani dalam pendirian dan keyakinan,
6. Aspek Kreativitas
65
Ibid.,Utami Munandar. hlm.15
66
Ibid, Utami Munandar,.hlm. 31
Sehubung dengan pengembangan kreativitas siswa, kita perlu meninjau empat
aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, proses (press) dan produk (4P dari
kreativitas):
b. Aspek Pendorong: Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan
dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya
kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu
internal dan ekternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak
seperti faktor biologis dan fisiologis. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
67
Ibid, Utami Munandar,.hlm. 45-46
berasal dari luar dirinya seperti faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.68
a. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak yang
rendah.
anak akan berpengaruh pada perilaku dan suasana hatinya. Hal ini
yang lebih baik dan sebaliknya jika anak mengalami kesehatan yang
68
Wiyani, Novan, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Yogjakarta: Gava Media, 2014),
hlm. 16
buruk dan kondisi tidak sehat disebabkan karena penyakit atau
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan anak yang
1) Lingkungan keluarga.
mempunyai peran penting dalam mendidik anak. Pola asuh yang diterapkan
orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh
dirinya secara utuh seperti melarang anak bermain, serba membatasi, dan
memaksa anak untuk menuruti perintah orang tua justru akan menjadikan
anak kurang memiliki inisiatif dan tidak percaya diri sehingga dapat
dengan pola asuh yang demokratis dengan suasana keluarga yang terbuka,
yang luas kepada anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan minatnya
maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang kreatif, terbuka, penuh inisiatif
2) Lingkungan sekolah.
keluarga. Di sinilah pertama kalinya anak mengenal dunia luar dengan ruang
69
Ibid .Wiyani, Novan,.hlm. 17
lingkup yang lebih besar dari rumahnya. Lingkungan sekolah ini tentunya
lebih beragam dan kompleks. Segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah
Proses pendidikan di sekolah tentunya tidak terlepas dari peranan guru, jadi
melakukan kegiatan sesuai dengan keinginannya, maka pada saat itu anak
menunjukkan sikap bersahabat maka anak akan memperoleh rasa aman dan
3) Lingkungan masyarakat.
Faktor budaya, kebiasaan, agama, dan keadaan demografi yang ada pada
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas pada anak. Anak akan
Melalui stimulasi yang diberikan guru serta penyediaan sarana dan prasarana,
memberikan kesempatan pada anak untuk aktif mengembangkan dirinya secara utuh
meningkat yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan karya tulis yang
berkualitas.
penulis, ilustrator dan dokumentator. Ketiga faktor tersebut saling terkait satu
penampilan aneka variasi, baik warna maupun bentuk gambar, garis atau
1) Keterbatasan alat
peserta didik.
71
Ibid, Nursito,.hlm. 9-10
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas
1) Waktu. Anak akan kreatif apabila diberikan waktu bebas untuk bermain
orang dewasa. Untuk menjadi kreatif anak harus bebas dari ejekan dan
kritikan.
4) Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk
6) Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak
otoriter memadamkannya.
8) Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak
Siswa akan menjadi kreatif apabila mempunyai sedikit waktu bebas untuk
bermain dengan ide dan konsep yang dimilikinya. Hal penting lainnya yaitu
dilakukan siswa.
6) Over Protektif.
7) Disiplin Otoriter
kreativitas siswa yaitu tidak ada dorongan bereksplorasi, dimana siswa tidak
72
Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), hlm.124
73
Musbikin, Iman, Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein, (Yogjakarta: Pustaka Belajar, 2007),
hlm.7
mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi atau menjelajah lingkungannya
pemikiran kreatif untuk berkembang. Melarang anak untuk menghayal juga dapat
segala aturan atau keputusan orang tua, maka yang muncul adalah anak menjadi
kurang memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu dan hal itu dapat menghambat
tersebut.
BAB III
Selatan-Indonesia, 30753.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa, guru
pembimbing, dan kepala sekolah. Namun yang diutamakan dalam penelitian ini
adalah siswa. Penelitian ini mengambil tempat di Madrasah Aliyah Sabilul Hasanah
majalah dinding di sekolah ini sudah berjalan dengan baik. Namun masih belum
berjalan secara optimal. Lokasi Madrasah Aliyah Sabilul Hasanah sangat baik.
Kondisi sekolah yang tidak terlalu dekat dengan keramaian mampu membuat siswa
menjadi fokus dalam belajar. Lagi pula sebagai pendidik, guru mampu memberikan
materi-materi pengajaran kepada siswa baik yang bersifat kegiatan di dalam sekolah
ataupun kegiatan di luar sekolah. Dengan demikian untuk kegiatan majalah dinding di
sekolah, beberapa siswa mulai mengikuti dengan baik. Meskipun ada beberapa siswa
yang masih belum tertarik. Sumber daya manusia yang dimiliki sekolah tersebut
sudah baik. Siswa mampu dengan cepat memahami dan antusias mengikuti kegiatan-
70
kegiatan yang di berikan oleh gurunya. Kegiatan-kegiatan di sekolah menjadikan
siswa lebih mandiri dan kreatif khususnya untuk kegiatan majalah dinding.
Sekolah sebagai wadah untuk pengembangan pendidikan siswa harus tahu dan
mampu memberikan pengarahan dan ruang yang cukup untuk mewujudkan mimpi-
Hasanah yang secara geografis terletak di Jln Raya Palembang Jambi Km. 24 Desa
oprasionalnya secara resmi sejak tanggal 17 Juli 1995. dan sejak tanggal 20 maret
2007 MA sabilul Hasanah sudah terakreditasi dengan nilai “B” dibuktikan dengan
a. Visi
b. Misi :
social.
sivitas akademika.
menyenagkan.
bertahap.
SWT
Tabel 3.1
Hidayatullah International
2011
1 orang beasiswa ke Al-Ahqof yaman Nasional
(Tanpa Test)
Selain fasilitas fisik yang dimiliki Madrasah Aliyah Sabilul Hasanah memiliki
tenaga pengajar dan pegawai yang berkompeten dibidangnya dengan jumlah 38 orang
1. Guru Tetap
Tabel 3.2
18 Suprapti,S.Pd Matematika
19 Herawati, S.Pd Bahasa Indonesia
32 Mudatsir TU
D. DATA SISWA
Adapun Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2017-2018 berjumlah 481 Siswa
Tabel 3.3
DATA SISWA
X 65 99 164
XI. IPA 14 45 59
XI.IPS 41 73 114
XII.IPA 6 43 49
XII.IPS 39 56 95
memiliki fasilitas yang cukup refresentatif sebagai salah satu Lembaga Pendidikan
setingkat SMA, jika dibandingkan Madrasah Aliyah atau SMA swastalainnya yang
pendidikan yang telah dimiliki oleh Madrasah aliyah Sabilul Hasanah saat ini
sarana Olahraga dan Waserda. Dengan semakin banyaknya fasilitas yang dimiliki,
tidak salah jika Madrasah Aliyah Sabilul Hasanah menjadi sebuah Madrasah Aliyah
Tabel 3.4
1. Bahasa Arab
2 Bahasa Indonesia
3 Aqidah Akhlaq
5 Al-Quran Hadits
6 Matematika
9 Fiqih
10 PKN
11 Penjaskes
12 Seni Budaya
13 Prakarya
14 Bahasa Inggris
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
data terhadap permasalahan yang ada. Peneliti melakukan observasi dan wawancara
kepada guru Bahasa Indonesia, Kepala Sekolah dan Siswa di Madrasah Aliyah
menjelaskan secara rinci sehingga dapat dijadian kesimpulan dari penelitian ini demi
kesimpulan tentang penelitian ini, maka peneliti akan menganalisis dari masing-
masing permasalahan. Pada BAB IV ini, akan dijelaskan secara deskriptif data
Kabupaten Banyuasin.
berarti pula pengaturan dan pengurusan. Banyak orang yang mengertikan manajemen
pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan suatu rangkaian pekejaan atau
74 80
Suharsimi Arikunto, Pedoman penyelenggaraan PAUD, (Jakarta:Bee Media Pustaka,
2016), Hlm. 127
Dalam pengelolaan mempunyai tahap-tahap dalam melaksanakan atau
yang mana dalam hal ini perencana merupakan langkah awal yang harus dilakukan
dan wajib dilaksanakan untuk menentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai.
manusia yang ahli dan berkompeten dalam bidangnya supaya mudah dalam
melaksanakan tugasnya. Pelaksanaan adalah kegiatan nyata atau kerja nyata guna
mencapai tujuan dengan bekerja sama antara seseorang dengan orang lain, anggota
dengan anggota yang lain, bawahan dengan atasan dalam mencapai tujuan yang telah
masih dalam pelaksanaan, hal ini dilakukan karena untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan mencegah masalah yang akan timbul serta mencegah terjadihnya
komunikasi massa tulis yang paling sederhana.75 Membahas majalah dinding tidak
akan lepas dari pembahasan tentang media massa secara umum. Hal ini karena
majalah dinding di sekolah merupakan salah satu bagian dari sejumlah media massa
yang ada.
75
Nursisto, Membina Majalah Dinding, (Yogjakarta: Adicita Karya Nusa, 2005), hlm. 1
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan Pengelolaan
Mading (Majalah dinding) sekolah dilakukan oleh peserta didik yang mengurus
majalah dinding sehingga kegiatan majalah dinding dapat berjalan dengan efektif dan
efesien dan dapat menghasilkan majalah dinding yang berkualitas, baik dari segi
pengelolaan majalah dinding yang dibagi dari tiga aspek yaitu aspek perencanaan,
aspek pelaksanaan, aspek pengawasan dan aspek evaluasi yang mana belum
maksimal dan terkendali. Karena sesuai realita di lapangan yang telah dilihat oleh
peneliti di badan tersebut dalam hal ini belum adanya tim khusus yang mengelola
mading sekolah, jadi pengelolaan mading (majalah dinding) sekolah belum maksimal
dan siswa.
Dari jawaban yang penulis dapatkan, tentang pertanyaan “Bagaimana proses
wawancara peneliti dengan Guru Bahasa Indonesia selaku guru pembimbing kegiatan
dalam program OSIS, jadi pengelola majalah dinding diserahkan sepenuhnya kepada
anggota OSIS dibidang publikasih, atas persetujuan kepala sekolah, jika sudah
diizinkan baru kita laksanaan. Saya sebagai pembina atau pembimbing hanya
mengarahkan dan mengawasi siswa-siswa tersebut. Kerja sama yang baik dalam
Dari hasil wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia peneliti dapat disimpulkan
pembimbing dan anggota OSIS dalam menyusun rencana pembuatan mading, yang
yang lebih kepada siswanya. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru pembimbing
adalah:
76
Mirliansyah, (selaku Guru pemimbing dan guru pembina mading), wawancara, pada Hari
Selasa, 24 juli 2018.
b. Cukup berbekal dan berpengalaman (terlatih) dalam bidang tulis-menulis,
karya siswa.77
Guru bahasa indonesia yang berperan sebagai pembina atau pembimbing majalah
dinding sekolah akan menjalankan beberapa peran penting, misalnya tutor dan mitra
sendiri direncanakan oleh pembimbing dan osis yang membuat program, kepala
sekolah hanya memberikan izin, saya hanya menyarankan yang penting penyajian
majalah dinding itu berkaitan dengan pendidikan dan aktivitas siswa dan juga
sehingga majalah dinding itu bermanfaat bagi siswa, maupun orang-orang yang
membacanya”78
77
Kanis Barung, op. cit., hlm. 72.
78
Wahyudi , (selaku kepala sekolah), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli 2018.
bidang Publikasi. Sebagai bagian dari kegiatan OSIS, pengelolaan majalah dinding
terbit, kepala sekolah melipahkan tanggung jawab secara umum kepada guru
pembimbing.
Selain itu kepala sekolah juga berperan sebagai pelindung sehingga majalah
juga melakukan upaya konkret untuk memberikan fasilitas yang layak, dana yang
memadai, menegur atau mencabut tulisan destruktip, untuk tercapainya rasa aman
bagi pengelola.
OSIS dan guru pembimbing kami, biasanya yang perlu dibahas dalam perencanaan
mading yakni menentukan tema, merencanakan isi dari sebuah mading, perencanaan
wawancara pada seseorang yang dianggap bisa memberikan info yang menarik
yang mana dikataan bahwah “penentuan tema dibagi menjadi lima yakni, headline,
79
Rahmat, (selaku bagian publikasi dari anggota osis), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli
2018.
80
Siti Fauziah, (selaku wakil osis), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli 2018.
Dalam hal ini tema mading dibagi menjadi lima yakni:
ilmiah. Topik utama tidak memiliki judul, memiliki letak di tengah papan
media. Sumber data dapat diperoleh dari surat kabar, televisi, majalah,
b. Cerita, dalam bagian ini berisikan cerita-cerita baik fiksi maupun non
bersifat netral. Cerita yang ada di dalamnya dapat berupa dongeng, cerita
sumbangan kreativitas siswa. Dapat berupa puisi, pantun, dan karya sastra
yang dirasa penting dan memiliki jangka waktu nilai informasi, minimal
satu edisi terbit. Dapat pula berisi ulasan guru serta karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut, perencanaan mading yang dilakukan oleh siswa
meliputi pertama, penentuan tema yang mana tema sangat berpengaruh dalam
menentukan isi majalah dinding yang akan dibuat. Kedua, perencanaan isi yang
berperan menentukan materi tulisan dan sajian yang akan dimuat dalam penerbitan
mading. Perencaan isi bertujuan agar penerbitan mading tidak mononton, statis,
waktu menyangkut ketepatan terbitnya mading sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Keempat, mading tida mungkin lepas dari biaya. Oleh kerena itu,
kebutuhan seperti kertas, alat tulis, bahan penunjang, sampai pines dan paku perlu
direncanakan. Yang tidak boleh lepas dari pemikiran ialah hal-hal yang diluar materi
yang dianggap bisa memberikan info yang menarik tentang rencana isi. Wawancara
tersebut bisa dari guru, teman bahkan jika kita mau berusaha, kita bisa melakukan
wawancara dengan pakar/ahli yang berkaitan. Dari hasil peliputan atau wawancara,
maka dibuatlah berita yang semenarik mungkin dari hasil peliputan. Tahap terakhir
meletakkan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang akan dibuat pada mading itu.
mading (majalah dinding) sekolah di MA Sabilul Hasanah yaitu belum maksimal dan
terkendali. Karena sesuai realita di lapangan yang telah dilihat oleh peneliti di bidang
tersebut dalam hal ini siswa masih bergantung dengan guru pembimbing, jadi
perencanaan belum maksimal walau sudah berjalan sesuai dengan prosedur, baik
untuk penentuan waktu, tema dll. Dalam proses perencanaan mading di MA Sabilul
penempatan mading di sekolah di area yang strategis, memiliki dana khusus untuk
menempatkan kolom dan ruang mading yang mudah dibaca oleh siswa.81”
pembimbing dan siswa sebagai pengelola. Kepala sekolah Selain sebagai pemberi
izin terbit, kepala sekolah melipahkan tanggung jawab secara umum kepada guru
pembimbing.
majalah dindingnya.
sesuai dengan rencana yang matang. Pada tahap ini setidak-tidanya ada tahap-tahap
81
Hasil Observasi
Hasil wawancara dengan siswa bidang Publikasih menyatahan bahwa “Secara
Pengelolaan Mading persiapan kurang lebih selama dua minggu. Karna pergantian
mading di MA Sabilul Hasanah ini adalah dua minggu sekali, maka diharuskan setiap
kelas yang sudah terjadwal mulai melaksanakan, mulai dari pengadaan bahan, serta
majalah dinding, diperlukan persiapan kurang lebih selama dua minggu. Pada minggu
pertama, para siswa mempersiapkan artikel-artikel yang akan ditampilkan dari mulai
seperti majalah, koran atau internet, melakukan peliputan dan wawancara kepada nara
sumber, dan kemudian mengedit artikel-artikel tersebut. Karena sebagian besar para
pembaca adalah siswa-siswi dan guru, maka bahasa yang digunakan dalam artikel-
artikel menggunakan gaya bahasa yang sopan dan baik. Di minggu kedua, tampilan
artikel-artikel yang telah diedit dipercantik agar indah, layak tampil dan tidak
monoton. Peralatan yang dibutuhkan antara lain gunting, lem, double tape, spidol
warna-warni, krayon, pinsil warna, stereofoam, berbagai macam kertas seperti HVS,
karton, spotlight, kertas lipat, daur ulang, kardus dan lain-lain. Kreatifitas yang tinggi
dalam desain sangat dibutuhkan dalam tahap ini, karena majalah dinding bukan hanya
82
Rahmat (selaku bagian publikasi dari anggota osis), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli
2018.
menyajikan informasih saja bagi pembaca, melaikan juga tempat siswa
siswa yang lain untuk menyumbangkan bahan tulisan atau karya nonverbal.
Yang penting, informasi yang jelas, tepat dan tegas: rubrik apa saja yang
layak muat, berapa panjang tulisan, kapan bahan tulisan tiba dimeja redaksi.
b. Bekerja sama dengan guru bahasa indonesia. Melalui guru bidang studi ini,
siswa mendapat tugas untuk menyusun karangan. Bisa juga bekerja dengan
guru seni gambar untuk memperoleh bahan nonverbal, seperti karikatur dan
kartun.
bahan berita. Berita merupakan bahan yang wajib ada dari redaksi.
d. Mengumpulkan bahan dengan cara kliping dari media massa. Seperti halnya
reporter yang mempunyai tugas khusus, ada juga anggota redaksi yang
83
Wahyudi , (selaku kepala sekolah), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli 2018
f. Mengimbau pengelola agar tidak hanya bergantung pada kiriman bahan dari
hasanah ini sudah berjalan secara optimal. Ini dikarnakan program mading sudah ada
dari lama dan kepala sekolah juga selalu menyarankan kalau majalah dinding diganti
Sabilul hasanah ini sudah berjalan secara optimal. Mulai dari siswa rajin membaca
mading dan selalu mengikuti perkembangannya begitu juga guru yang mengajar di
sekolah. Apalagi guru saat memberikan materi di dalam kelas, mereka tak lupa
mengingatkan kepada siswanya untuk membaca rajin membaca salah satunya yang
ada pada majalah dinding. Terlebih lagi guru memberikan tugas yang berkaitan
Banyuasin, yaitu bukan siswa saja tetapi guru juga ikut memberikan saran dan ide-
84
Kanis Barung, op. cit., hlm. 90
85
Mirliansyah, (selaku Guru pemimbing dan guru pembina mading), wawancara, pada Hari
Selasa, 24 juli 2018
idenya dalam membantu kegiatan mading, mengadakan rapat sebelum melaksanakan
kegiatan, membagi tugas masing-masing, dan komunikasi yang baik antar anggota.86
pengorganisasian terhadap anggotanya lewat pengurus kelas. Hal ini dilakukan untuk
ketika membuat mading, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Dari wali kelas
juga melakukan pembinaan kepada siswa setiap hari jumat. Pengarahan ini juga
bersifat memberikan motivasi kepada siswa dan cara membuat mading yang baik.
Komunikasi didalam pelaksanaan kegiatan mading di sekolah ini juga sudah cukup
baik. Komunikasi yang dibangun oleh pembinaan kelas biasanya setiap semingggu
sekali. Selain untuk kelancaran kegiatan mading, komunikasi juga dapat menciptakan
seperti:
1) Gabus
5) Lem kertas.
8) Selotip
1) Gunting
2) Cutter
3) Penggaris
4) Alat tulis
Semua unsur pengelola hadir dalam evaluasi. Evaluasi sering juga disamakan
artinya dengan penilaian, yaitu proses penetapkan nilai, kualitas atau status dari suatu
objek, orang atau benda. Demikian pula wakil pembaca dari setiap kelas, guru yang
berminat, wakil OSIS, pembina sekolah, bahkan kepala sekolah. Sangat baik kalau
evaluasi ini berlangsung dalam bentuk rapat umum. Namun, sebelum rapat sekretaris
redaksi perlu menyusun dan menyebarkan surat undangan ada dua aspek yang
muncul dalam evaluasi, yaitu aspek proses dan aspek hasil. Aspek proses menggaris
bawahi pada tahap pelaksanaan (pengadaan bahan sampai dengan produksi) tanpa
Aspek hasil lebih menyangkut pada penyajian isi majalah dan penampilan atau
segi bentuk. Hasil yang dicapai bermutuh atau tidak (ada unsur kreatifitas atau
monoton isi dan perwajahannya), bahan yang muncul menarik atau tidak, aktual atau
sudah basi (ilustrasi yang muncul bernilai didaktis, edukatif, atau mengarah ke
disekolah yang menyatakan bahwa “Dalam aspek evaluasi di MA Sabilul Hasanah ini
juga memiliki perorganisasian yang sangat baik. Jadi mading yang sudah tidak di
pajang lagi tetap di fungsikan menjadi kliping kemudian diarsipkan. Dalam proses
evaluasi ini guru selalu memberikan masukan dan motivasi kepada tim pengelola dan
mengharapkan agar kegiatan mading di sekolah dapat berjalan secara terus menerus.
Selain itu juga mading di MA Sabilul Hasanah ini selalu mengacu kepada buku
ini memiliki perorganisasian yang sangat baik. Mading yang sudah tidak di pajang
lagi tetap di fungsikan menjadi kliping kemudian diarsipkan. Dalam proses evaluasi,
guru selalu memberikan masukan dan motivasi kepada tim pengelola dan setiap
kelompok kelas dalam memperbaiki mading. Guru juga mengharapkan agar kegiatan
Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang evaluasi mading yang
87
Mirliansyah, (selaku Guru pemimbing dan guru pembina mading), wawancara, pada Hari
Selasa, 24 juli 2018
bersifat holistik, impresif dan selintas. Jadi penilaian yang bersifat menyeluruh
Dari hasil wawancara diatas, penilaian yang bersifat holistik memang diperlukan
akan tetapi agar redaksi majalah dinding dapat menilai secara lebih obyektif dan
dapat memperoleh informasi yang lebih terinci tentang kemampuan siswa untuk
karangan yang satu dengan karangan yang lain dapat berbeda, tergantung jenis
d. Mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan
serta
Sedangkan dari asil wawancara dengan wakil OSIS dalam evaluasi mading yang
menyatakan bahwa “penilaian dilakukan oleh siapa saja yang membaca majalah
dinding. Bukan hanya guru pemimbing dan kepala sekolah saja yang dapat
88
Wahyudi , (selaku kepala sekolah), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli 2018
memberikan kritik dan saran, guru dan siswa juga dapat memberikan penilaiannya
sendiri atas majalah dinding yang sudah disajikan dan pajang di papan khusus untuk
mading sekolah”. 89
Dalam hal ini, untuk lebih mengembangkan kreativitas siswa dalam membuat
mengadakan Festival Mading setiap satu tahun sekali, yang mengarang atau
menulis dengan tema-tema yang aktual dan bersifat edukatif. Hasil mading-
mading dari siswa yang masuk nominasi dan memenuhi persyaratan penulisan
akan diberi hadia sebagai penghargaan atas hasil usaha mereka dalam
siswa dalam menghasilkan karya tulis pada masa mendatang serta dapat
Melalui membaca pada majalah dinding secara berkala diharapkan pula timbul
tersebut, redaksi majalah dinding harus terus meningkatkan kualitas tulisan dan
masukan dari guru pembimbing untuk memahami landasan keilmuan bagi evalusi
mading.”90
Jadi dari hasil wawancara dan observasi dapat dipahami evaluasi pengelolaan
mading yakni penilaian yang baik berdasarkan pembaca terhadap mading yang
disajikan. Penilaian-penilaian, kritik dan saran dari pembaca dapat disajikan modal
memiliki faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung merupakan hal yang
penting dalam proses pengelolaan mading terutama bagi pihak lembaga pendidikan.
Kabupaten Banyuasin
disebabkan oleh faktor-faktor pendukung, dalam hal ini disampaikan oleh Bapak
Mirliansyah selaku Guru pemimbing dan guru pembina mading, Rahmat selaku bagian
publikasi dari anggota osis dan Bapak Wahyudi selaku kepala sekolah. Berikut hasilnya:
90
Hasil Observasi
Yang dapat meningkatkan kreativitas yaitu:
a) Waktu. Anak akan kreatif apabila diberikan waktu bebas untuk bermain
c) Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang
dewasa. Untuk menjadi kreatif anak harus bebas dari ejekan dan kritikan.
d) Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk
f) Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif. Orang tua yang tidak
terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya
g) Cara mendidik anak. Mendidik anak secara demokratis di rumah dan sekolah
memadamkannya.
diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.91
91
Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), hlm.124
Siswa akan menjadi kreatif apabila mempunyai sedikit waktu bebas untuk
bermain dengan ide dan konsep yang dimilikinya. Hal penting lainnya yaitu faktor
Mereka harus memberi hak kebebasan terhadap kegiatan yang dilakukan siswa.
yakni :
bahwa “yang mendukung kegiatan mading disekolah adanya izin dari pihak sekolah
maupun pihak yayasan. Bantuan dan dukungan dari teman-teman dan guru-guru yang
Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang faktor pendukung dalam
kegiatan mading yaitu “pihak sekolah sangat mendukung kegiatan mading yang
92
Mirliansyah, (selaku Guru pemimbing dan guru pembina mading), wawancara, pada Hari
Selasa, 24 juli 2018
93
Rahmat (selaku bagian publikasi dari anggota osis), wawancara, pada Hari Selasa, 24 juli
2018.
dilaksanakan disekolah, mulai dari mentukan pembimbing sampai pengelola mading,
walaupun disekolah ini belum memiliki tim khusus yang mengelolah mading, tetapi
mading yang dihasilkan oleh siswa sangat menarik dan dapat melatih kreativitas
Dari hal tersebut, maka dapat dipahami bahwa pengelolaan mading adalah salah
mading bukan hanya dapat memberikan informasi, tetapi juga dapat mengembangkan
siswa dalam mengembangkan kreatifitas siswa. Kepala sekolah juga ikut serta
mading yang baik serta juga peningkatan mutu pendidikan di MA Sabilul Hasanah.
Dengan demikian, maka mading yang akan ditampilkan dapat menjadi menarik dan
Kabupaten Banyuasin
menjadikan keadaan badan tidak berusaha untuk menjadi lebih baik dalam memenuhi
kebutuhan untuk siswanya, akan tetapi penghambat tersebut menjadi motivasi dan
f. Over Protektif.
g. Disiplin Otoriter
siswa yaitu tidak ada dorongan bereksplorasi, dimana siswa tidak mendapat
menemukan hal-hal yang baru) sehingga dapat menghambat pemikiran kreatif untuk
Disiplin otoriter cenderung menuntut untuk patuh terhadap segala aturan atau
keputusan orang tua, maka yang muncul adalah anak menjadi kurang memiliki
inisiatif untuk melakukan sesuatu dan hal itu dapat menghambat kreativitasnya, dan
95
Musbikin, Iman, Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein, (Yogjakarta: Pustaka Belajar, 2007),
hlm.7
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Pembimbing , mengungkapkan
dalam kegiatan mading yaitu “kurangnya bahan yang diperlukan dalam isi mading,
Dari hal tersebut, maka dapat dipahami yang menjadi salah satu faktor
mengelola mading, kesulitan dana juga menjadi penghambat pengelolaan mading dan
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan mading juga terbatas. Solusi-solusi yang
antara lain, guru pembimbing mading sekolah menegur siswa agar lebih aktif lagi
dan siswa pulang lebih akhir dari jam pulang sekolah normal untuk melanjutkan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan:
dari empat aspek yaitu aspek perencanaan, aspek pelaksanaan, dan aspek evaluasi.
Semua siswa terlibat di dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan, para guru
pendukung dan penghambat. Berikut faktor pendukung kegiatan yaitu kepala sekolah
sangat mendukung kegiatan mading. Minat siswa yang besar untuk menulis.
Mempunyai kemauan kuat untuk menulis. Terus belajar dan mau menggali di
sekelilingnya. Punya sikap ingin tahu tentang semua hal di sekitarnya. Mau belajar
sekolah yakni kurangnya partisipasi siswa dalam mengelola mading, kesulitan dana
juga menjadi penghambat pengelolaan mading dan waktu yang dibutuhkan untuk
pembimbing mading sekolah menegur siswa agar lebih aktif lagi dalam pelaksanaan
kekurangan yang dibutuhkan dalam penggarapan mading, dan siswa pulang lebih
104
akhir dari jam pulang sekolah normal untuk melanjutkan pengerjaan mading di
sekolah yang masih belum selesai. Solusi-solusi yang dilakukan cukup efektif untuk
B. Saran
1. Pihak sekolah hendaknya memuat tim khusus untuk pengelolaan mading, yang
Ahmad Santoso, 2017, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), Jakarta: PT
Bumi Aksara
Ayu Mahendri Septia Dewi, Skripsi, 2011, Majalah Dinding sebagai Implementasi
Kemampuan Menulis Cerpen Siswa yang mengikuti ektrakulikulir Jurnalistik
di SMPN 4 Singaraja, Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Hasibuan, 2004, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara
Mirliansyah, 2018, selaku Guru pemimbing dan guru pembina mading, wawancara
Rini Dwi Astuti, Skripsi, 2012, Pengembangan Nilai Moral melalui Kreativitas
Majalah Dinding (Mading) di SMAN 2 Kabupaten Nganjuk, Malang:
Universitas Negeri Malang
Saiful Annur, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Palembang: Grafika Telindo
Pers
Siti Permata Sari, Skripsi, 2011, Komodifikasi DetEksi Convention; Mading 2D & 3D
Championship, Surabaya: UIN Sunan Ampel
Sugiyono, 2013, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis Dan Disertasi, Bandung:
Alfabeta
Widia Pekerti, dkk, 2008, Metode Pengembangan Seni, Jakarta: Universitas Terbuka
Widodo, HS, 1992, Majalah Dinding sebagai Pembinaan Kreativitas Siswa, Malang :
LPM IKIP Malang
DOKUMENTASI PENELITIAN
Keterangan : wawancara dengan guru bahasa sekaligus pembimbing
pengelolaan mading
Keterangan : perpustakaan
Keterangan : Leb IPA dan Leb Bahasa
PEDOMAN OBSERVASI
No Aspek Kondisi
1 Perencanaan majalah dinding
a. Penentuan waktu kegiatan majalah dinding
b. Penentuan tempat kegiatan majalah dinding
c. Penentuan sumber daya manusia yang
terlibat dalam kegiatan majalah dinding
d. Penentuan dana yang dibutuhkan untuk
kegiatan majalah dinding
e. Penentuan prasarana yang dibutuhkan untuk
kegiatan majalah dinding
f. Penentuan majalah dinding
g. Penentuan ruang atau kolom pada mading
h. Pencarian sumber tulisan
2 Pelaksanaan majalah dinding
a. Penghimpun dan menyusun semua sumber
daya manusia yang terlibat dalam kegiatan
mading
b. Melakukan pengorganisasian terhadap
anggota
c. Melakukan pengarahan terhadap sumber
daya manusia
d. Melakukan pengkoordinasian untuk
menyatupadukan kegiatan dari berbagai
individu
e. Melakukan komunikasi antar pribadi untuk
kelancaran kegiatan mading
3 Evaluasi majalah dinding
a. Pemberian masukan untuk perencanaan
kegiatan mading
b. Pemberian masukan untuk keputusan
tentang kelanjutan perluasan atau
penghentian kegiatan mading
c. Pemberian masukan untuk keputusan
tentang memodifikasi program mading
d. Memperoleh informasi tentang faktor
pendukung dan hambatan program mading
e. Pemberian masukan untuk memahami
landasan keilmuan bagi evaluasi mading
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI
No. Item
1 Profil sekolah
3 Prestasi Siswa
“penentuan tema,
yang mana dikataan
bahwah “penentuan
tema dibagi menjadi
lima yakni, headline,
cerita, tips, ruang
kita dan seputar
sekolah.”