Askeb Cold Terapy
Askeb Cold Terapy
Askeb Cold Terapy
Oleh:
Lamanya masa nifas yaitu 6-8 minggu .Hal yang seringkali dialami oleh
ibu nifas dan menyebabkan rasa nyeri pada masa nifas adalah luka pada
Luka perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat
Pada tahun 2013 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan
Berdasarkan data dari WHO penyebab kejadian AKI 40% pada saat
perdarahan post partum dan infeksi luka perenium . Di Jawa Tengah AKI
(Angka Kematian Ibu) per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2012
yaitu 116,34 (675 kasus), 2013 yaitu 118,62 (668 kasus), 2014 yaitu
126,55 (711 kasus) dan 2015 yaitu 111,16 (619 kasus) Sebagian besar AKI
utama yang sering dialami oleh ibu dengan luka jahitan perineum adalah
nyeri. Hasil yang diperoleh pada responden ibu nifas dengan jahitan
mengalami nyeri berat, 30% nyeri sedang dan 20% mengalami nyeri
ringan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Utami
hasil bahwa ibu nifas yang mengalami nyeri berat sebesar 46,9% dan nyeri
jaringan yang terputus. Respon nyeri pada setiap individu adalah unik dan
relatif berbeda. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pengalaman, persepsi,
maupun sosial kultural individu. Setiap ibu nifas memiliki persepsi dan
dugaan yang unik tentang nyeri pada masa nifas, yaitu tentang nyeri dan
nifas akan berpengaruh terhadap mobilisasi yang dilakukan oleh ibu antara
lain pola istirahat, pola makan, pola tidur, suasana hati ibu, kemampuan
untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK), aktivitas sehari-
hari, antara lain dalam hal mengurus bayi, mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, sosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat, dan menghambat
nyeri yang mencapai otak akan lebih sedikit. Mekanisme lain yang
dalam tahun 2018 adalah 889 orang dan berdasarkan hasil wawancara dari
lahir secara alami dan semua dijahit. Dari 7 BPM mengatakan ibu yang
mengalami robekan ada 75% mengeluh merasakan nyeri pada bagian luka
perineum terutama pada ibu primipara. Dari 10 ibu nifas yang mengalami
10% yang bekerja dengan cara merusak sel kuman dan membuat kuman
Dengan adanya kompres dingin diharapkan rasa nyeri pada luka perineum
dapat berkurang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis dengan kebutuhan
dasar cold terapy?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan manajemen asuhan kebidanan ibu nifas dengan
kebutuhan dasar cold terapy di Puskesmas Bonang II sesuai dengan
wewenang bidan
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian (data subjektif dan objektif) pada ibu
nifas Ny.S umur 25 tahun P1A0 1 hari post partum dengan
kebutuhan dasar cold terapy
b. Menginterpretasikan data, merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah pada ibu nifas Ny.S umur 25 tahun P1A0 1 hari post
partum dengan kebutuhan dasar cold terapy
c. Menentukan diagnosa masalah potensial pada ibu nifas Ny.S
umur 25 tahun P1 A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar
cold terapy.
d. Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu nifas Ny.S umur 25
tahun P1A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
e. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S umur 25
tahun P1A0 5 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
f. Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S umur
25 tahun P1A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.S umur 25
tahun P1A0 1 hari post partum dengan kebutuhan dasar cold
terapy.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Luka Perineum
1. Pengertian
pada jalan lahir baik alami maupun karena episiotomi sewaktu melahirkan
janin
2. Etiologi
1) Penyebab maternal
yang berlebihan
f) Perluasan episiotiomi
2) Faktor janin
e) Distosia bahu
3. Klasifikasi
a. Robekan derajat I
dibawahnya.
hemostasis.
b. Robekan derajat II
jaringan perenium
perenium dan sfingter ani. Pada robekan partialis derajat ketiga yang
robek hanyalah sfingter recti, pada robekan yang total sfingter recti
jarak yang bervariasi, keadaan ini biasa disebut robekan derajat empat.
d. Robekan Derajat IV
Di spingter Ani
B. Nyeri
1. Pengertian
stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia atau elektrik pada ujung-
2. Klasifikasi
1) Menurut tempatnya
a) Perifer Pain
b) Deep pain
c) Viseral/splanik pain
e) Psikogenic Pain
f) Phantom Pain
tubuh tersebut sudah tidak ada. Contoh: nyeri pada ujung kaki yang
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri yaitu cara
1) Cara farmakologi
C. Kompres Dingin
1. Pengertian
saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme
lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan
berkurang.
mengurangi pembengkakan.
Di samping itu, kompres dingin juga dapat mengurangi nyeri karena
cedera berlangsung .
nyeri, nyeri yang dirasakan pada setiap ibu dengan luka perenium
takut untuk bergerak sehingga banyak ibu dengan luka perenium jarang mau
diantaranya sub involusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar, dan
mengalami nyeri dan ketidak nyamanan. Adapun definisi dari Kozier dan
nyeri.
kompres dingin pada luka, ini merupakan alternatif pilihan yang alamiah
dan sederhana yang dengan cepat mengurangi rasa nyeri yaitu dengan
tranmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat.
Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perenium dapat diatasi dengan
3. Indikasi
(d) Radang
(e) Memar
4. Kontraindikasi
lanjut
(e) Perlak
I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
Jam : 13.00 WIB
Tempat : PMB Deny Rahmawati S.Tr.Keb
A. Data Subyektif
1. Biodata
1.1. Biodata Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bonangrejo Rt 02 Rw 02
1.2. Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn. D
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Bonangrejo Rt 02 Rw 02
2. Keluhan utama dan alasan datang
2.1. Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
2.2. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
keadaanya
3. Riwayat Kesehatan
3.1. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderita :
- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, TBC dll
- Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
3.2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini ibu tidak sedang menderita :
- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, TBC dll
- Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
3.3. Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga ibu tidak ada yang menderita :
- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, TBC dll
- Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
- Tidak mempunyai keturunan Kembar
- Tidak mempunyai keturunan cacat
4. Riwayat Perkawinan
4.1. Menikah pada usia 23 tahun
4.2. Menikah 1 kali
4.3. Lama menikah 2 tahun
5. Riwayat Obstetri
5.1. Riwayat Menstruasi
Menarche : ± 13 tahun
Siklus / lama : 27 hari / 7 hari
Perdarahan : Sedang, 3-4 kali ganti pembalut
Dysmenorrhea : Tidak
Keputihan : Tidak
5.2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Kehamilan :
Hamil ke-1 : Hamil ini
Persalinan :
Lahir usia kehamilan -
Tempat bersalin -
Penolong persalinan -
Komplikasi/penyulit -
Jenis kelamin bayi -
Berat badan bayi -
Panjang badan bayi -
Lingkar kepala bayi -
Lingkar dada bayi -
LiLA bayi -
Nifas :
Komplikasi/penyulit -
ASI -
Keadaan anak sekarang -
5.3. Riwayat Kehamilan sekarang
HPHT : 3 Januari 2021
HPL : 10 Oktober 2021
Riwayat ANC : Periksa ANC 8 kali di PMB Deny
Imunisasi TT
- TT Capeng pada :-
- TT I Kehamilan :-
- TT II Kehamilan :-
Kebiasaan :
- Minum jamu : Tidak
- Merokok : Tidak
- Obat-obatan tertentu : Tidak
Komplikasi/penyulit
Tidak ada
8. Psikososiospiritual
8.1. Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu merasa setelah melahirkan payudara terasa tegang dan
penuh
8.2. Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Keluarga sangat senang, bahwa sampai saat ini ibu masih
diberikan kesehatan dan mampu merawat anaknya
8.3. Ketaatan beribadah
Ibu melaksanakan sholat 5 waktu
8.4. Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Suami
8.5. Pemecahan masalah (Coping)
Dengan cara musyawarah
8.6. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan baik, disekitar rumah tidak ada yang
menderita penyakit menular dan rumahnya agak jauh dari jalan
raya, sehingga mengurangi polusi
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1. Keadaan Umum : Baik
1.2. Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3. Antropometri :
Berat badan hamil : 58 kg
Tinggi Badan : 156 cm
LILA : 26 cm
1.4. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
2. Status Present
Kepala : Mesochepal
Rambut : Warna hitam, bersih, tidak rontok
Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
merah muda, tidak pucat, refleks pupil ada, tidak ada sekret
Hidung : Bersihan, tidak ada polip berlebihan, tidak
ada cuping hidung
Mulut : Bibir tidak kering, gigi tidak ada caries,
rongga mulut bersih
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
berlebihan
Muka : Tidak oedema, tidak pucat, tidak ada
jerawat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Mammae : Tidak ada benjolan yang bersifat patologis,
tidak ada retraksi dinding dada, payudara tegang
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
nyeri tekan pada gaster & hepar
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS, tidak
ada benjolan-benjolan seperti bunga kol, seperti jengger
ayam, keluar nanah
Ekstremitas atas & bawah : Simetris,tidak oedema, kuku
bersih, tidak ada varises
Kulit : Warna kulit coklat sawo matang.
Tulang belakang : Tidak ada skoliosis, kifosis, lordosis
Anus : Tidak ada hemorroid
3. Status Obstetri
3.1. Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
Mammae : Areola mammae menghitam, puting
menonjol kolostrum sudah keluar, ASI imatur, ASI sudah
keluar, payudara tegang
Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
keras.
Genetalia : Darah masih keluar merah kecoklatan,
terdapat luka bekas jahitan, masih basah, lochea rubra, jahitan
menyatu, tidak ada nanah
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Status obstetri
Genetalia : Darah masih keluar merah kecoklatan, terdapat luka bekas
jahitan, masih basah, lochea rubra, jahitan menyatu, tidak ada
nanah
Masalah :
Ibu merasa cemas karena nyeri pada luka jahitannya
Kebutuhan :
Memberikan cold terapy
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Hari/tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
Jam : 13.10 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang makan makan yang bergizi
3. Beri tahu ibu tentang cold terapy
4. Beritahu ibu tentang manfaat cold terapy
5. Lakukan cold terapy sesua dengan SOP
VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
JAM KETERANGAN
13.10 Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
WIB sehat Tekanan darah: 110/70 mmHg, Suhu : 36,5º C, Nadi:
82 kali/menit, RR: 20 kali/menit
13.15 Memberikan tahu ibu tentang makanan yang bergizi yaitu :
WIB makan sayur, ikan, buah, susu
13.20 Memberitahu ibu tentang cold terapy yaitu pemberian
WIB kompres es yang bertujuan untuk meredakan nyeri local
13.25 Membetahu ibu tentang manfaat cold terapy yaitu:untuk
WIB mengurangi nyeri
13.30 Melakuakn tindakan cold terapy sesuai dengan SOP
WIB
VII. EVALUASI
Hari / tanggal : Sabtu, 08 Oktober 2021
JAM KETERANGAN
13.30 Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini, ibu senang dengan
WIB hasil pemeriksaan normal.
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
13. 35 Ibu sudah mengetahui tentang makanan yang mengandung
WIB gizi seimbang
13.35 Ibu sudah mengetahui tentang cold terapy
WIB
13.40 Ibu sudah mengetahui tentang manfaat cold terapy
WIB
13.45 Cold terapy sudah diberikan dan nyeri luka jahit ibu sudah
WIB berkurang
BAB IV
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cold terapy sangat efektif dalam menurunkan nyeri luka jahit karena
terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Selain itu cold terapi tidak terdapat efek sampingnya dan harganya
ekonomis dan mudah didapat
B. Saran
Ibu nifas agar dapat meningkatkan pengetahuan atau wawasan tentang
cara perawatan luka setelah saat masa nifas, dengan cara mengikuti
penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan khususnya kesehatan ibu nifas,
membaca buku-buku tentang kesehatan ibu nifas, dan juga dapat
mempratekkan cara mengkompres dingin pada luka perineum untuk
mengurangi nyeri luka perineum setelah melahirkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Fiffy Andriyani . Penerapan Kompres Dingin Pada Pasien Post Natal Care (PNC)
Dengan Luka Perenium Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman
(nyeri) di Ruang Laika Waraka Obstetri dan Gynikologi di RSU Balteramas Prov
Sultra. Politeknik Kesehatan Kendari.2018
3. Wenniarti P. Pengaruh terapi ice pack terhadap perubahan skala nyeri pada
ibu post partum episiotomi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2013