Outline Stase Kehamilan
Outline Stase Kehamilan
Outline Stase Kehamilan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kesehatan ibu merupakan hal penting yang harus diberikan baik selama
masa kehamilan, persalinan ataupun nifas untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan ibu dan bayinya dalam keadaan normal. Upaya pelayanan tersebut
merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada
seorang ibu. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu merupakan anggota keluarga
yang perlu mendapatkan prioritas dan perhatian khusus, sehingga upaya peningkatan
kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan. Hal tersebut dikarenakan Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan
kesejahteraan masyarakat di suatu Negara (Kemenkes RI, 2014).
Selama kehamilan fisiologis dan biokimia banyak perubahan ini dimulai segera
setelah pembuahan dan berlanjut selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai
respon terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta, yang
juga mencolok adalah bahwa wanita hamil akan kembali hampir secara sempurna
kekeadaan prahamil setelah melahirkan dan menyusui (Cuningham, 2014:112).
Selama kehamilan normal, hampir semua sistem organ mengalami perubahan
anatomis dan fungsional yang dapat mengubah, secara bermakna, kriteria untuk
mendiaknosis dan mengobati penyakit. Karena itu, pemahaman atas berbagai adaptasi
selama kehamilan ini masih merupakan tujuan utama ilmu obstetri, dan tanpa
pengetahuan ini, proses-proses penyakit yang dapat mengancam ibu selama kehamilan
hampir mustahil dipahami (Cuningham, 2014:112).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi
selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil. Persentase ketidaknyamanan pada trimester I pada kehamilan
2-8 minggu terjadi pada 50-75% ibu hamil dikarenakan mual dan muntah sehingga
sering terjadi syok, dan pada trimester II 50% ibu hamil mengalami telapak tangan
merah, pada trimester III 60% terjadi ketidaknyamanan karena sesak nafas. Beberapa
ketidaknyamanan trimester III pada Ibu hamil diantaranya sering buang air kecil 50%,
keputihan 15 %, konstipasi 40%, perut kembung 30%, bengkak pada kaki 20%, kram
pada kaki 10%, sakit kepala 20%, striae gravidarum 50%, hemoroid 60%, sesak nafas
60% dan sakit punggung 70% (Astuti, 2009:2).
Salah satu keluhan yang sering dirasakan oleh ibu hamil adalah nyeri bagian
punggung. Sebagian besar ibu hamil mengalami nyeri punggung, mulai dirasakan pada
trimester pertama sampai beberapa bulan setelah melahirkan. Jika sebelum hamil tidak
mengeluh nyeri punggung, kemungkinan besar nyeri punggung ini akan hilang setelah
melahirkan. Nyeri punggung lazim terjadi pada kehamilan dengan insiden yang
dilaporkan bervariasi dari kira-kira 50% di Inggris dan Skandinavia sampai mendekati
70% di Australia. Mantle melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri
punggung hebat dan 36% di wilayah Indonesia mencapai 60-80% dalam kajian Ostgaard
et al. melaporkan nyeri punggung yang signifikan (Rakernas, 2016).
Nyeri merupakan masalah yang sangat sering terjadi pada kehamilan khususnya
pada trimester II dan III kehamilan. Fenomena nyeri saat ini telah menjadi masalah
kompleks yang didefinisikan oleh International Society for The Study of Pain sebagai
“pengalaman sensorik dan emosi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
baik aktual maupun potensial”. Nyeri menyebabkan ketakutan dan kecemasan sehingga
dapat meningkatkan stres dan perubahan fisiologis yang drastis selama kehamilan.
Nyeri dan kecemasan bekerja secara sinergis, yang saling memperburuk satu sama
lain. Fenomena nyeri pada bagian punggung ibu hamil adalah salah satu keluhan yang
paling sering dilaporkan di kalangan ibu hamil, bervariasi dari 50% sampai 80%,
berdasarkan pada penelitian di berbagai negara sebelumnya, bahkan 8% diantaranya
mengakibatkan kecacatan berat. Saat ini hanya ada sedikit bukti empiris yang
menunjukkan bahwa hal ini telah berdampak di bidang perawatan individu yang
menderita nyeri, nyeri akut yang ditangani dengan buruk meningkatkan risiko rasa sakit
terus-menerus, mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan penggunaan layanan
kesehatan yang bersifat kuratif.
Meskipun angka kejadiannya cukup tinggi, masih sedikit para ibu hamil yang
mencari informasi mengenai masalah yang timbul pada nyeri punggung bawah selama
kehamilan dan dampaknya. Tersedianya informasi mengenai nyeri selama kehamilan dan
permasalahannya, khususnya nyeri punggung bawah pada trimester trimester II dan III
III merupakan hal yang penting untuk perkembangan pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah bagaimanakah sikap
dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal dengan nyeri
punggung di Puskesmas Rawasari ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu hamil
c. Mampu mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada ibu hamil
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan pada ibu hamil
e. Mampu merencanakan asuhan yang efektif berdasarkan kebutuhan pada ibu
hamil
f. Mampu melaksanakn asuhan secara efisien dan aman pada ibu hamil
g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada ibu hamil
h. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada ibu hamil
i. Melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada ibu hamil
D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas kesehatan
setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil.
Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah motivasi masyarakat sendiri untuk
dapat meningkatkan kesadaran setiap ibu hamil tentang pengetahuan risiko kehamilan
dan manfaat dari kunjungan ANC.
2. Bagi Ibu Hamil
Hasil laporan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan ibu
hamil tentang kehamilan dan manfaat kunjungan ANC, sehingga dapat
mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi selama masa kehamilan.
3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan bacaan untuk
mahasiswa kebidanan lainnya yang berkenaan dengan kehamilan
4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa mengenai
pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan sesuai dengan kebutuhan
ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Nyeri
1. Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai
pengertian nyeri :
a. Mc. Coffery mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengruhi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya
b. Wolf Weifsel Feurst mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan
penderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan.
c. Arthur C Curton mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi
bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
d. Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis dan emocional.
2. Fisiologi nyeri
Menurut Hidayat (2014:86) munculnya nyeri berikaitan erat dengan reseptor
dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian,
dinding arteri, hati dan kandung empedu.Reseptor nyeri dapat memberikan respons
akibat adanya stimulasi atau rangsangan.Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi
seperti histamine, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas
apabila terdaoat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi
yang laindapat berupa termal, listrik dan mekanis.
3. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yakni akut dan kronis.Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak
melebihi enam bulan dan ditandai adanya peningkatan teganngan otot.Nyeri kronis
merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam
waktu yang cukup lama yaitu lebih dari enam bulan.Hal yang termasuk dalam nyeri
kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikomatis.Ditinjau dari
sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori diantaranya nyeri
tertusuk dan nyeri terbakar.
Tabel 2.1
Perbedaan nyeri Akut dan Nyeri Kronis
d. Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu
selama memberikan asuhan (Marmi, 2012).
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Diah Wulandari, 2009).
f. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur
tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut (Ambarwati dan Diah Wulandari, 2009).
g. Suku Bangsa
Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya (Marmi, 2012)
h. Alamat
Untuk mengetahui keadaan tempat tinggal (Marmi, 2012).
i. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami
kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan berunding.
Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis
ibu membaik dan membuat motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga lain selama
persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
dan kelahiran bayinya. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan
mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya
persalinan dengan vaakum, cunam, dan secsio sesar, dan persaalinan berlangsung
lebih cepat merupakan asuhan sayang ibu dalam proses persalinan (Depkes RI,
2012).
2. Data Subyektif
a. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan
kata-katanya sendiri (Hani dkk, 2014).
b. Keluhan Utama
Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan pasien dating ke
fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009). Pada kasus emesis gravidarum
keluhan yang muncul yaitu rasa mual, bahkan sampai muntah, nafsu makan
berkurang, mudah lelah, emosi yang cebderung tidak stabil (Manuaba, 2010).
c. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang
dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir (Rukiyah, 2010).
1) Sistem Kardiovaskular
a) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah
jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantungnya
ketika tidak hamil saat ia berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini
terjadi pada awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah jantung selama
kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan meningkatkan resiko
dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat penyakit
jantung.
b) Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu mendiskusikan
dengan dokternya tentang pengobatan mana yang aman digunakan selama
mengandung. Selain itu, wanita dengan hipertensi yang sudah ada
sebelumnya mengalami peningkatan resiko terjadinya preeklampsia
selama kehamilan.
c) Anemia
Anemia disefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah
atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi
anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0
gram per 100 mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan
kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter) untuk wanita
hamil.
d) Penyakit Von Willbrand
Penyakit genetik ini merupakan penyebab peningkatan resiko
perdarahan pada wanita. Selama kehamilan, resiko perdarahan
pascapartum meningkat.
2) Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti
akan terus mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil.
Asma dihubungkan dengan peningkatan angka kematian perinatal,
hiperemesis gravidaru, pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia,
bayi berat lahir rendah, dan perdarahan pervaginam.
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan
berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal
meningkat 6 x lipat. Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat,
pengobatan yang tidak teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi
TBC dapat menginfeksi janin yang dapat menyebabkan tuberculosis
congenital (Prawirohardjo, 2009).
3) Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat badan
berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik. Jelas hal
ini menjadi pertimbangan bagi semua bidan dalam menganjurkan pola
hidup sehat kepada wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang
terus meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan
diabetes harus dilakukan pada semua wanita hamil.
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio
sesarea, trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi dapat
menimbulkan makrosomia (bayi dengan berat badan berlebihan),
hambatan pertumbuhan janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia
dan hipomagnesemia, Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom
gawa nafas neonatal (Saifuddin, 2009).
b) Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya disebabkan oleh
penyakit Grave (struma difusa toksika). Insidensi penyakit Grave dalam
kehamilan di atas 20 minggu adalah 2%. Penyebab teranyak lainnya
adalah struma multinodosa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada
golongan usia di atas 40 tahun. Hipertiroid dalam kehamilan
menyebabkan resiko abortus dan janin mati dalam rahim 3 kali dari
kehamilan normal (Saifuddin, 2009).
c) Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan
tetapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa menimbulkan
mortalitas tinggi pada ibu dan janin (Prawirohardjo, 2009).
4) Sistem Urogenital
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil.
Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut infeksi
saluran kemih selama hidupnya. Akibat infeksi ini dapat dapat mengakibatkan
masalah pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian anemia, hipertensi,
kelahiran prematur dan BBLR. (Saifuddin, 2009).
5) Sistem Reproduksi
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena
putaran tangkai, pecah atau perdarahan (Saifuddin, 2009).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini.
a) Umur menarche
b) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
c) Lamanya
d) Jumlah darah yang keluar
e) Karakteristik darah (misal bergumpal)
f) Dismenorhea
(Hani dkk, 2014)
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur
kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan
dapat memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi
dan dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik.(Rukiyah,
2010)
3) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm,
persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau dengan SC), riwayat
perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas, sebelumnya, hipertensi
disebabkan kehamilan pada kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,
2500 atau > 4000, masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan
yang lalu membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini
(konseling khusus, test, tindak lanjut, dan rencana persalinan) (Rukiyah,
2010).
f. Perkawinan
1) Nikah atau tidak
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal)
(Hani dkk, 2014).
g. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan
rencana KB setelah melahirkan (Hani dkk, 2014).
h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang wanita hamil sudah memuaskan atau
belum dalam memenuhi tuntutan kehamilannya. Dengan bertanya, kita akan
menemukan setiap variasi dari kondisi idealnya dan wanita yang beresiko
dapat dirujuk ke bagian gizi/diet. (Farrer,2010)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per
hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum
cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin, 2009).
2) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga menurunkan tonus
dan motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus
lebih lambat sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen dan
progesteron sehingga menyebabkan sering buang air kecil (Rukiyah, 2010).
3) Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka,
sakro koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya keretakan, pusat
graviasi berubah sehingga postur tubuh berubah, terjadi perubahan postur
tubuh menjadi lordosi fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara
berbaring, duduk, berjalan, berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan
injuri karena jatuh. Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat
(Rukiyah,2010).
4) Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air
hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa
bantal untuk menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan
waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan
hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah, 2010).
5) Pola Seksual
Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan atau
persalinan prematur maka sanggama tidak boleh dilakukan selama 2-3 bulan
pertama kehamilannya dan juga dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat
riwayat seperti di atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilajutkan
menurut keinginan pasangan suami-isteri tersebut (Farrer, 2010).
Gaya gravitasi uterus (yang hamil) menyebabkan agar berhati-hati dalam
melakukan hubungan seksual (Saifuddin, 2009).
6) Pola Hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan merupakan persoalan
penting. Infeksi kulit harus segara diobati (Farrer, 2010)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
daerah genitalia) dengan cara membersihkan dengan air dan dikeringkan
(Saifuddin, 2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bukan kehamilan menggunakan
baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap
keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar, bagian
pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut
yang terus membesar (Rukiyah, 2010).
7) Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan, alkohol adalah
hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan janinnya. Semua benda tersebut dapat
teserap dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah janin melalui sistem
sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk
menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak
dianjurkan oleh dokter atau bidan. (Rukiyah, 2010)
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir darah merah
untuk megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses metabolisme,
terutama saat hamil (Saifuddin, 2009).
8) Data Psikososial Dan Spiritual
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani
kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan
ini direncanakan atau tidak, adakah pantangan makan selama kehamilan,
kebiasaan atau istiadat dalam kehamilan (Sulistyawati, 2009).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem
dukungan terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga
dapat membantu ibu dalam merencanakan persalinannya yang lebih baik
(Rukiyah,2010).
9) Data Pengetahuan
3. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita
hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas
medis atau penyakit.
1) Pemeriksaan Umum :
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
c) BB Sebelum /Saat ini
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak
setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester pertama,
biasanya belum menunjukkan peningkatan bahkan kadang-kadang
menurun, hal ini dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan muntah
yang dapat mengganggu konsumsi nutrisi pada masa kehamilan trimester
I. Selama trimester kedua dan ketiga pertambahan berat badan kurang
lebih ½ kg perminggu. Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada
trimester ketiga harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi.
Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9
kg sampai dengan 13,5 kg. Berat ini didapatkan dari berat badan janin
dalam kandungan, air ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil
lebih dari batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan hidramnion,
kehamilan ganda (Baety, 2012).
d) TB
Berkaitan dengan kmeungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang
dari 150 cm (Manuaba, 2010).
e) LILA
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil dapat
digunakan untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, apakah
ibu tersebut mengalami KEP atau tidak (Baety, 2012).
f) Tanda Vital
(1) Tekanan Darah :
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15
mmHg diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil, menandakan
toxemia gravidarum (keracunan kehamilan) (Hani dkk, 2014).
(2) Nadi : Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok,
ansietas, atau dehidrasi
(3) Suhu/ T: Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi atau dehidrasi.
(4) RR : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok
atau ansietas (Varney dkk, 2007).
2) Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan
rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata
sesudah bengkak, kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
(Baety, 2012)
Reflek Patela : Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan
salah satu tanda preeklamsi berat. Klonus biasanya terlihat
menjelang eklamsia atau pada eklamsia aktual. (Varney dkk,
2007).
3) Status Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi pasien
berkaitan dengan kehamilan/persalinan. Pemeriksaan meliputi
a) Inspeksi / Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.Diperhatikan
bagaimana sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung
membungkuk, berjalan pincang, atau yang lainnya.
Periksa pandang meliputi :
Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum
Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus
sesuai usia kehamilan/tidak, striae dan linea gravidarum
Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda Chadwick
(Baety, 2012).
b) Palpasi
Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang terdapat di daerah fundus uteri.
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin
(pada letak membujur) dan kepala janin (pada letak
melintang).
Leopold III : Untuk menyimpulkan bagian janin yang
berada di bawah rahim.
Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terdepan
janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau
belum.
TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24
minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mac donald yaitu dengan cara mengukur
tinggi fundus memakai cm dari atas simpisis ke fundus
uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Rukiyah,
2010)
Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan
Dalam cm
Penunjuk badan
(Rukiyah, 2010)
5. Pelaksanaan
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus
bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.Tindakan
yang akan dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus
sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan asuhan
sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi
masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila
tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak
mungkin pasien harus dilibatkan dalam prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien
berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil
pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan
fokus ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses
evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mngembangkan tindakan alternatif sehingga
tercapai tujuan yang diharapkan. (Muslihatun dkk, 2009).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS DENGAN NYERI
PUNGGUNG PADA NY. U USIA 23 TAHUN G1 P0 A0
USIA HAMIL 35-36 MINGGUDI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI
PENGKAJIAN
Tanggal : 03 Februari 2020 Jam : 11.00 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 26 Tahun 2. Umur : 28 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : S1 4. Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jambi, Indonesia 6. Suku Bangsa: Jambi, Indonesia
7. Alamat : RT 21 Rawasari 7. Alamat : RT 21 Rawasari
I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
Keluhan Utama : Ibu mengatakan pegal-pegal.
Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada punggungnya.
RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang menderita sakit apapun (seperti gula, asam urat, jantung,
penyakit kuning, dan lainnya).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang /memiliki riwayat penyakit apapun (seperti DM, gula, asam urat,
penyakit kuning, jantung, dan lainnya).
2. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah agak gelap Leukhorea :-
Banyaknya : Kurang lebih 3 kali ganti pembalut dalam 1 hari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G1P0A0Ah0
2) Usia kehamilan : 35-36 minggu
3) HPHT : 01-06-2019
4) HPL : 08-03-2020
5) Gerak janin
Pertama kali : Pada uk 5-6 mg
Frekuensi dalam 12 jam : 3-4 kali
6) Tanda bahaya
a) TM I : Tidak ada
b) TM II : Tidak ada
c) TM III : Tidak ada
7) Keluhan
a) Trimester I : Mual dan Muntah
b) Trimester II : Mual dan pusing
c) Trimester III : Pegel-Pegel
8) Riwayat terapi
a) Trimester I : Fe 60 mg, kalk 500 mg
b) Trimester II : Fe 60 mg, kalk 500 mg
c) Trimester III : Fe 60 mg, kalk 500 mg rr
9) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat maupun
makanan.
10) Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan sedikit khawatir dengan kehamilannya
11) Imunisasi / TT : T2
12) ANC :
ANC Suplement & TINDAKAN/P
Tanggal Tempat MASALAH
Ke Fe ENDKES
1 13-07-2019 BPM Fe 60 mg Mual Makan gizi
Kalk 500 mg seimbang,
porsi kecil tapi
sering
5. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 24 th
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 2 tahun
3) Hubungan dengan suami : Baik|
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Kehamilan ini diharapkan
oleh suami, ibu dan keluarga
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Untuk memecahkan masalah biasanya
ibu berdiskusi dengan suaminya.
d. Ibu tinggal serumah dengan : Ibu tinggal bersama suami
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu: Suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Ada 7 bulanan
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : BPM
i. Penghasilan perbulan: Cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini?
Tidak
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya : ..................................................................................
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu sudah paham perubahan fisiologi dalam
kehamilan, ibu sudah paham manfaat tablet Fe.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Ibu ingin tahu tentang tanda bahaya trimester III.
l. Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Tidak ada
m. Paparan dengan polutan : asap rokok
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
a) Muka : Tidak ada kloasma gravidarum, muka tidak bengkak
b) Mamae : Pigmentasi mamae dan papila mamae, kelenjar montgomery
sudah tampak, kolostrum belum keluar
c) Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi
d) Vulva : Tidak ada pengeluaran darah
2) Palpasi
a) Leoplod I : TFU pertengahan pusat-px, bagian fundus teraba agak bulat,
lunak, dan tidak melenting.
b) Leoplod II : bagian kanan ibu teraba bagian kecil-kecil janin, bagian kiri
ibu teraba bagian keras memanjang
c) Leoplod III: bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting. Kepala
belum masuk PAP.
d) Leopold IV : Disvergen (bagian terendah sudah masuk PAP)
3) TFU : 32 cm
4) TBJ : 3100 gr
5) Auskultasi
DJJ : 139x/menit Frekuensi : Teratur
6) Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
7) KSPR dan kartu sudarto: belum dilakukan
d. Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan
Diagnosa : G1P0A0 26 tahun hamil 35-36 minggu janin tunggal hidup
No PERENCANAAN RASIONALISASI
1. Lakukan informed concent - Dengan melakukan
informed concent, dapat
diartikan bahwa pasien sudah
menyetujui dengan tindakan
2. yang akan dilakukan
Lakukan anamnesa
- Dengan melakukan
anamnesa, dapat mengetahui
identitas dan pola hidup pasien
3. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
- hasil pemeriksaan
untuk ibu ketahui sebagai
sarana agar ketika ibu
mengalami kejadian patologis
ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna
4. Anjurkan ibu untuk bangun tidur perlahan, segala sesuatu yang terbaik
beristirahat sejenak saat bangun tidur agar buat dirinya sendiri dan
5. Ajurkan ibu untuk menjaga postur tubuh dalam tubuh dapat beradaptasi.
4. Menganjurkan ibu untuk bangun tidur - Agar sirkulasi darah di dalam tubuh dapat
perlahan, beristirahat sejenak saat bangun beradaptasi.
tidur agar tubuh terasa nyaman.
Menganjurkan ibu untuk menjaga postur - Senam hamil dapat meringankan keluhan
5. tubuh disertai senam hamil. nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu
hamil karena di dalam senam hamil terdapat
gerakan yang dapat memperkuat otot
abdomen.
6. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat - karena pada saat hamil ibu lebih mudah
dan mengurangi kerja berat. mengalami kelelahan akibat perubahan yang
terjadi selama kehamilan.
- Pemeriksaan antenatal care dilakukan
Menganjurkan ibu untuk mengontrol minimal sebanyak 4 kali selama kehamilan
7.
kehamilannya ke tenaga kesehatan 1 yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali
minggu lagi atau apabila ibu ada keluhan pada triwulan kedua, 2 kali pada triwulan
terhadap kehamilannya. ketiga. Kunjungan dianjurkan tiap 4 minggu
sekali sampai usia kehamilan 28 minggu,
tiap 2 minggu sekali sampai usia 36
minggu, dan tiap 1 minggu sekali setelah
kehamilan 36 minggu.
- Tablet Fe sangat penting bagi kesehatan ibu
8. Ingatkan Ibu untuk teratur meminum obat hamil, diantaranya: mencegah terjadinya
yang telah diberikan anemia defisiensi besi, mencegah terjadinya
perdarahan pada saat persalinan dan dapat
meningkatkan asupan nutrisi bagi janin
(Rukiyah dkk, 2009).
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mengenai pengelolaan kasus pada Ny. A
G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari tanggal 03
Februari 2020 dengan nyeri punggung menggunakan asuhan Varney, rasionalisasi pada
penatalaksanaan dan telaah jurnal yang berkaitan dengan asuhan yang diberikan. Pembahasan
ini bertujuan agar nantinya dapat diambil suatu kesimpulan, pemecahan masalah,
kesenjangan yang ada dan ketepatan pemberian asuhan sesuai dengan telaah jurnal yang ada,
sehinggga tindak lanjut dalam penerapan asuhan kehamilan dapat dilakukan dengan tepat,
efektif dan efisien.
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan
urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan dengan
mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau
dibiarkan.Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini, penulis
lakukan bersama suami dalam diskusi penentuan prioritas masalah di Puskesmas
Mojogedang I. Dimana, suami yang hadir memberikan skornya terhadap tiap masalah
yang ada.
USG
NO. PRIORITAS MASALAH RANKING
U S G
1. Nyeri punggung 5 5 4 I
Ket :
5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = sangat kecil
Dari matriks di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa, masalah kesehatan yang
akan diselesaikan yaitu nyeri punggung pada ibu hamil.
Pada pengkajian ini data yang dikumpulkan adalah data subjektif dari pasien dan data
objektif dari hasil pemeriksaan bidan. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam
catatan harian sebelum didokumentasikan (Wildan dkk, 2009). Hasil data pengkajian
sebagian besar sesuai dengan teori asuhan kebidanan. Masalah yang dialami ibu yaitu nyeri
punggung. Keluhan tersebut dapat menjadi penanda terjadinya penambahan usia kehamilan
karena pembesaran uterus (Tiran, 2008).
Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung
biasanya akan meningkat intensitasnya seiring dengan pertambahan usia kehamilan karena
nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur tubuhnya
(Varney, 2008). Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar, membungkuk
yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban. Gejala nyeri punggung ini juga
disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang
dan otot dipinggul (Tiran, 2008). Selain zat yang mampu merangsang kepekaan nyeri, tubuh
juga memiliki zat yang mampu menghambat (inhibitor) nyeri yaitu endorfin dan enkefalin
yang mampu meredakan nyeri (Brunner & Suddart, 2004).
Nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil dapat diatasi dengan cara memberikan
kompres panas pada area tersebut atau memberikan gosok punggung (Bobak, 2004). Hal
tersebut dapat meningkatkan kenyamanan ibu hamil, dimana sesuai dengan teori Comfort dari
Kolcaba (2011). Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima
yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence)
yang dapat terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan. Menurut Kolcaba (2011), tindakan kenyamanan
diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial,
psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
Nyeri pada punggung selama kehamilan bervariasi antara 35–60 %. Hasil penelitian
oleh Meyer dan rekan (2014) ditemukan wanita hamil mengalami nyeri punggung 45% dan
meningkat sampai 69% pada minggu ke-28. Berdasarkan hasil penelitian Ariyanti (2012)
didapatkan bahwa 68% ibu hamil mengalami nyeri punggung dengan intensitas sedang, dan
32% ibu hamil mengalami nyeri punggung dengan intensitas ringan. Diantara semua wanita
ini, 47–60 % melaporkan bahwa nyeri punggung terjadi pada kehamilan 5–7 bulan (Renata,
2009).
Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, postur wanita berubah untuk
mengkompensasi berat uterus yang sedang tumbuh. Bahu tertarik ke belakang sebagai akibat
pembesaran abdomen yang menonjol, dan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh,
kelengkungan tulang belakang ke arah dalam menjadi berlebihan. Relaksasi sendi sakroiliaka,
yang mengiringi perubahan postur, menyebabkan berbagai tingkat nyeri punggung setelah
ketegangan yang berlebihan, keletihan, postur membungkuk, atau mengangkat sesuatu. Jika
tidak segera diatasi rasa nyeri dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari misalnya
tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain gerakan fisik, bekerja, aktivitas-
aktivitas santai. Walaupun ketidaknyamanan tidak serius, hal ini menurunkan perasaan
kenyamanan dan kesejahteraan wanita (Martin, 2002). Gejala nyeri punggung ini juga
disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang
dan otot dipinggul (Tiran, 2007).
Ibu hamil dapat mencegah ketidaknyamanan berupa nyeri punggung melalui postur dan
mekanika tubuh yang baik dan menghindari keletihan. Mengenakan sepatu yang tepat selama
berlangsungnya aktivitas dan korset pendukung dapat membantu. Latihan harian, seperti
berjalan, berenang, dan peregangan adalah cara pencegahan nyeri punggung yang efektif.
Ketika terjadi nyeri punggung dapat dikurangi dengan memberikan relaksasi kompres hangat
atau memberikan botol berisi air panas dan diletakkan di punggung bawah, menggosok
punggung, atau mandi air hangat (Martin, 2002). Pada asuhan kebidanan ini, asuhan yang di
berikan adalah melakukan penatalaksanaan untuk mengurangi nyeri pungung terhadap ibu
dengan menganjurkan ibu untuk memperbaiki postus dan mekanika tubuh ibu serta
mengajarkan senam hamil.
Senam hamil dapat meringankan keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu
hamil karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot abdomen.
Fungsi penting dari otot abdomen yaitu kontrol pelvis saat menengadah. Ketika ligamen
disekitar pelvis menegang dan tidak lagi memberikan topangan yang kuat kepada sendi maka
otot menjadi garis pertahanan kedua membantu mencegah tegangan yang berlebihan pada
ligamen pelvis. Harus diingat bahwa tegangan yang berlebihan pada pelvis dan melemahnya
otot abdomen inilah yang menyebabkan nyeri punggung. Untuk itu perlu dilakukan latihan
ini untuk mempertahankan tonus otot abdomen yang baik (Myles, 2009).
Selain itu pada saat melakukan senam hamil tubuh akan memproduksi endorfin lebih
banyak. Endorfin dikenal sebagai zat yang memiliki prinsip kerja seperti morfin yang
berfungsi untuk memberikan ketenangan, mengatasi stress pada saat hamil dan mampu untuk
mengurangi nyeri seperti nyeri pada daerah punggung (Emilia & Freitag, 2010). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2013) tentang hubungan senam hamil dengan
nyeri punggung pada ibu hamil di Rumah Sakit Kendangsari Surabaya ibu hamil yang
melakukan senam hamil dengan nyeri punggung. Semakin teratur mengikuti senam hamil
maka hal ini dapat meminimalkan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil.
BAB V
PENUTUP
B. Saran
1. Bagi Fasilitas kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada
Ibu Hamil Trimester III sesuai standar pelayanan.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber referensi,
sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III.
3. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan antenatal care
selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan asuhan sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
4. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil
secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung
untuk menerapkan deteksi terhadap kehamilan.