ICANO
ICANO
ICANO
DISUSUSN OLEH
MANA : WA AISA
MPM: 1540119066
SEMESTER II
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
a. Oral,suligual
b. Parenteral
c. Inhalasi
d. Vagina
e. Rectum
f. Kulit
g. Mata
h. Epidural
i. Terapi panas dingin
j. Zid bath/kompres
k. Manajemen nyeri
l. Oksigenasi
m. Injeksi
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien
yang memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang
bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat
dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek
yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran
yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat
dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien
C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tehnik pemberian obat secara oral subrigual paranteral
bagaimana pembedaan ketiga tehnik tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Obat
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau
binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap
berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya,tenaga
medis memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara
lsngsung ke pasien, hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien
A. Pemberian Obat Per Oral/ Sublingual
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien.
Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup,
kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi, maka pemberian obat per oral dapat
disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang.
.
Cara kerja pemberian obat per oral
Peralatan :
1. Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang
ada)
2. Kartu rencana pengobatan
3. Cangkir disposable untuk tempat obat
4. Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).
Tahap kerja :
1. Siapan peralatan dan cuci tangan
2. Kaji kemammpuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemapuan menelan,
mual dan muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak boleh
makan/ minum).
3. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di
almari, rak atau lemari es sesuai yang di perlukan).
5. Siapkan obat- obatan yang akan diberikan (gunakan teknik asptik, jangan
menyentuh obat dan cocokkan dengan order pengobatan) (lihat Gbr. 4-1).
6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara :
Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
Atur posisi pasien duduk bila mungkin
Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien
dianjurkan minum.
Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau
pisang.
Tetap bersama pasien sampai obat ditelan.
7. Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang
diberikan, setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat
masuk, catat secara jelas dan tulis tanda tangan anda dengan jelas.
8. Kemudian semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci
tangan.
9. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu
pemberian.
DEFENISI PENGERTIAN
Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses
pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik. Penumpukan
mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika
serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik penggunaan
inhaler yang sesuai.
Karena terapi inhalasi obat dapat langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi
secara cepat dibanding cara sistemik, maka penggunaan terapi inhalasi sangat
bermanfaat pada keadaan serangan yang membutuhkan pengobatan segera dan
untuk menghindari efek samping sistemik yang ditimbulkannya.
1. INDIKASI
Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk pengobatan asma, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), sindrom obstruktif post tuberkulosis, fibrosis kistik,
bronkiektasis, keadaan atau penyakit lain dengan sputum yang kental dan lengket. 3
Penggunaannya terbatas hanya untuk obat-obat yang berbentuk gas atau cairan
yang mudah menguap dan obat lain yang berbentuk aerosol. 2
2. KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien
dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan. 3
Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu (1) inhaler dosis terukur (MDI,
metered dose inhaler), (2) penguapan (gas powered hand held nebulizer), (3)
inhalasi dengan intermitten positive pressure breathing (IPPB), serta (4) pemberian
melalui intubasi pada pasien yang menggunakan ventilator. 3,7
Inhaler dosis terukur atau lebih sering disebut MDI diberikan dalam bentuk inhaler
aerosol dengan/tanpa spacer dan bubuk halus (dry powder inhaler) yaitu diskhaler,
rotahaler, dan turbohaler. Pada umumnya digunakan pada pasien yang sedang
berobat jalan dan jarang dipergunakan di rumah sakit. Cara ini sangat mudah dan
dapat dibawa kemana-mana oleh pasien, sehingga menjadi pilihan utama pagi
penderita asma.
Pemakaian inhaler aerosol. Inhaler dikocok lebih dahulu agar obat homogen, lalu
tutupnya dibuka à inhaler dipegang tegak, kemudian dilakukan maksimal ekspirasi
pelan-pelan à mulut inhaler diletakan di antara kedua bibir, lalu katupkan kedua bibir
1,3
dan lakukan inspirasi pelan-peran.
Pemakaian inhaler aerosol dengan ruang antara (spacer). Inhaler dikocok lebih
dahulu dan buka tutupnya, kemudian mulut inhaler dimasukan ke dalam lubang
ruang antara à mouth piece diletakan di antara kedua bibir, lalu kedua bibir
dikatupkan, pastikan tidak ada kebocoran à tangan kiri memegang space
Pemakaian rotahaler. Pegang bagian mulut rotahaler secara vertikal, tangan lain
memutar badan rotahaler sampai terbuka à masukan rotacaps dengan sekali
menekan secara tepat ke dalam lubang epat persegi sehingga puncak rotacaps
berada pada permukaan lubang à pegang permukaan . 3
Cara mencuci. Kegagalan mencuci inhaler dengan cara yang benar akan
menimbulkan sumbatan dan pada akhirnya dapat mengurangi jumlah/dosis obat.
Cusi bekar serbuk yang tertinggal di corong inhaler.
Bagaimana cara untuk mengetahui inhaler sudah kosong. Setiap inhaler telah
dilabelkan dengan jumlah dos yang ada. Contoh di bawah akan menerangkan
bagaimana untuk menentukan kandungan obat di dalam inhaler. Jika botol obat
mengandungi 200 hisapan dan kita harus mengambil 8 hisapan sehari, maka obat
habis dalam 25 hari.
Beberapa contoh jenis nebulizer antara lain: Simple nebulizer; Jet nebulizer,
menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini
mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit. Beberapa bentuk jet
nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan
pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan gas kompresor. 7
Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,
sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang
bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.
Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran
pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh
karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum
dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental. 7
Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30
mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi
trakea.7
Cara ini biasanya diberikan di rumah sakit dan memerlukan tenaga yang terlatih.
Cara ini jauh lebih mahal dan mempunyai indikasi yang terbatas, terutama untuk
pasien yang tidak dapat bernapas dalam dan pasien-pasien yang sedang dalam
keadaan gawat yang tidak dapat bernapas spontan. Untuk pengobatan di rumah
cara yang terbaik adalah dengan menggunakan MDI. 7
7.4. VENTILATOR
Dapat dengan menggunakan MDI atau hand held nebulizer, yakni melalui
bronkodilator Tee. Dengan cara ini sebenarnya tidak efektif oleh karena banyak
aerosol yang mengendap, sehingga cara ini dianggap kurang efektif dibandingkan
dengan MDI. 7
Berhasil atau tidaknya pengobatan aerosol ini tergantung pada beberapa faktor,
yaitu: Ukuran partikel. Partikel dengan ukuran 8 – 15 mikron dapat sampai ke
bronkus dan bronkiolus, sedangkan partikel dengan ukuran 2 mikron dapat sampai
le alveolus. Akan tetapi partikel dengan ukuran 40 mikron hanya dapat sampai di
bronkus utama. Partikel yang banyak digunakan pada terapi aerosol adalah partikel
yang berukuran antara 8 – 15 mikron. 7
Gravitasi (gaya berat). Semakin besar suatu partikel, maka akan semakin cepat
pula partikel tersebut menempel pada saluran pernapasan. Akan tetapi keadaan ini
juga tergantung pada viskositas dari bahan pelarut yang dipakai. 7
Aktivitas kinetik. Keadaan ini dialami oleh partikel yang lebih kecil dari 0,5 mikron.
Semakin besar energi kinetik yang digunakan, maka akan semakin besar
kemungkinan terjadinya tabrakan di antara aerosol dan akan semakin mudah
terjadinya kolisi dan selain itu juga akan semakin mudah partikel tersebut
bergabung. 7
Sifat-sifat alamiah dari partikel. Sifat-sifat alamiah dari partikel ditentukan oleh
tonik (osmotik). Larutan yang hipotonik akan mudah kehilangan air akibat dari
penguapan.
Sifat-sifat dari pernapasan. Pada prinsifnya jumlah dari aerosol yang berubah
menjadi cairan ditentukan pula oleh volume tidal, frekuensi pernapasan, kecepatan
aliran inspirasi, dan apakah bernapas melalui mulut atau hidung, dan juga
memeriksa faal pernapasan pada umumnya. 7
Obat/zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah beta 2
simpatomimetik, seperti metaprotenolol (Alupen), albuterol (Venolin dan Proventil),
terbutalin (Bretaire), bitolterol (Tornalat), isoetarin (Bronkosol); Steroid seperti
beklometason (Ventide), triamnisolon (Azmacort), flunisolid ( Aerobid); Antikolinergik
seperti atropin dan ipratropium (Atrovent); dan Antihistamin sebagai pencegahan
seperti natrium kromolin (Intal) EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI
Jika aerosol diberikan dalam jumlah besar, maka dapat menyebabkan penyempitan
pada saluran pernapasan (bronkospasme). Disamping itu bahaya iritasi dan infeksi
pada jalan napas, terutama infeksi nosokomial juga dapat terjadi.
Farmakokinetik
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
Farmakodinamik
Efek Terapeutik
Efek samping
Alergi
9. Evaluasi
a. Kriteria evaluasi :
b. Klien akan memperlihatkan efek / reaksi tubuh yang minimal terhadap
pengobatan.
c. Klien dapat memahami regimen / tata laksana pengobatan yang sedang dijalani.
d. Nakes yang terlibat menggunakan intervensi yang dapat mencegah masalah
medikasi pada klien.
PENGERTIAN RECTUM
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih
5menit.
9.Setelahselesailepaskasarungtangankedalambengkok.
10.Cucitangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
PENYEBAB
Proktitis memiliki beberapa penyebab :
2. Penyakit menular seksual (gonore, sifilis, infeksi Chlamydia trachomatis, herpes
simpleks, infeksi sitomegalovirus), terutama pada laki-laki homoseksual.
4. Penggunaan antibiotik tertentu yang merusak bakteri usus normal dan
memungkinkan bakteri lainnya tumbuh
Sulfasalazine atau obat serupa bisa diberikan per-oral (melalui mulut) dalam waktu
bersamaan.
Bila pengobatan tersebut tidak mengurangi proses peradangan, bisa diberikan
kortikosteroid per-oral (melalui mulut).
Krim
Salep (ointment)
Lotion
Lotion yang mengandung suspensi
Bubuk atau powder
Spray aerosol.
2.2.4 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan
Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping
sistemik.
Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena (zero-order)
Kerugian
Secara kosmetik kurang menarik
Absorbsinya tidak menentu
2.2.5 Alat dan Bahan
Troli
Baki dan alas
Perlak dan alas
Bengkok (nierbekken)
Air DTT dalam kom
Kapas
Sarung tangan
Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
Kassa balutan, penutup plastik dan plester (sesuai kebutuhan)
Lidi kapas atau tongue spatel
Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang
mengandung suspensi, bubuk atau powder, spray aerosol)
Buku obat (ISO)
Baskom
Larutan klorin 0.5% dalam tempatnya
Sabun cuci tangan
Lap handuk
Tempat sampah basah dan kering
2.2.6 Prosedur kerja1
NO. LANGKAH – LANGKAH RASIONALISASI
Untuk memastikan
kepada siapa obat
Cek instruksi dokter untuk memastikan
1. tersebut akan diberikan,
nama obat, daya kerja, tempat pemberian
agar meminimalisir
kesalahan pemberian
Agar klien mengetahui
Jelaskan prosedur tindakan (lakukan
2. tindakan seperti apa
Informed Consent)
yang akan dia dapatkan
Agar memudahkan
Setelah disiapkan pada baki dalam troli, penjangkauan alat
3.
dekatkan alat dan bahan dalam melakukan
tindakan
Susun alat tersebut secara secara Agar memudahkan kita
4. ergonomis, berurutan sesuai dengan dalam penggunaan alat-
pemakaian alat
Cuci tangan 7 langkah (sesuai dengan Untuk pencegahan
standar pencegahan infeksi) dengan infeksi
5.
sabun dan air mengalir, lalu keringkan
dengan lap handuk
Agar dapat
mempermudah
Persiapkan posisi klien dengan tepat dan pemberian obat dan
6.
nyaman tetap perhatikan
kenyamanan dan
privasi klien
Untuk memastikan
7. Identifikasi klien secara tepat
keadaan klien
Untuk pencegahan
8. Pakai sarung tangan
infeksi
Untuk membersihkan
Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang
area yang akan diobati
9. sakit, lepaskan semua debris dan kerak
agar penyerapan obat
pada kulit
dapat maksimal
Keringkan atau biarkan area kering oleh Untuk pencegahan
10.
udara infeksi
Bila kulit terlalu kering dan mengeras, Untuk mempermudah
11.
gunakan agen topikal penggunaan obat
Oleskan agen topical :
Krim, salep dan lotion yang
mengandung minyak
a) Letakkan satu sampai dengan dua
sendok teh obat di telapak tangan
kemudian lunakkan dengan menggosok
2.2.7 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi: infeksi lokal, dermatitis, psoriasis ringan, keloid, parut hipertrofik,
alopesia areata, aknekistik dan prurigo
Kontraindikasi: ulkus
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat
tetes mata. Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep,
meliputi preparat yang biasa dibeli bebas , misalnya air mata buatan dan
vasokonstrikstor (misalnya visine, dsb).
digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara
mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot
lensa,
digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata
karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata
atau kornea mata yang luka/ ulkus.
Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga
bengkak yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi
mata oleh virus itu resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata
golongan kortikosteroid untuk menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan
antiseptik hal itu menghindari infksi sekunder.
Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang
disebabkan oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau
alergi.
Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi.
1. Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif
terhadap apapun yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, perawat atau bidan
menghindari obat mata apapun secara langsung ke kornea.
2. Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat
atau bidan menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain
dengan alat tetes mata atau tube salep.
3. Perawat atau bidan menggunakan obat mata hana untuk mata yang terinfeksi. 1
Indikasi
meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan
oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis
berenang.
antiseptik dan antiinfeksi.
radang atau alergi mata.
Kontraindikasi
Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada
penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali
dalam pegawasan dan nasehat dokter.
2. Pipet.
5. Plestier.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
Epidural iyalah metode umum administrasi anestesi selama persalinan di mana obat
bius dengan jarum dan kateter berulir ke dalam ruang dekat sumsum tulang
belakang
Blok Epidural
a.Malposisi.
b.Malpresentasi.
c.Kehamilan kembar.
d.Persalinan lama.
3.Hipertensi.
4.Persalinan praterm.
Cara Pembiusan
Pembiusan dilakukan oleh seorang ahli anestesi setelah klien mulai merasakan
terjadinya kontraksi. Sebelum nya klien akan disuntik melalui vena (intravena)
dengan larutan khusus sebanyak 1-2 liter untuk membantu keseimbangan cairan
dalam tubuh. Pemberian larutan ini akan terus berlangsung hingga proses
persalinan selesai. Selanjutnya, klien disuruh untuk berbaring miring sambil
berbungkuk di tempat tidur , sehingga ruas-ruas tulang belakang klien terbuka lebar.
Caranya, pertemukan dagu dengan dada, serta dengkul klien dengan perut.
Ketika pemberian bius, Tentu saja klien akan merasakan sakit yang agak
menggigit saat jarum suntik menembus celah ruas tulang belakang. Bahkan ada
orang yang mengalami sedikit pembengkakan pada bekas suntikan, sampai
beberapa hari setelah proses persalinan selesai.
2.Dural tap, bila jarum tidsak sengaja menusuk dura meter, mengskibatkan
menurunnya tekanan intracranial yang berpotensi menimbulkan sakit kepala besar
selama beberapa hari berikutnya.
3. Anastesi spinal total, terlau banyak memberikan injeksi anestesi local ke dalam
ruang syubaraknoid dapat menyebabkan henti napas
4.Blok parsial(nyeri membandel) yaitu saat kondiai masih tetap dirasakan di salah
satu area abdomen
5.Toksisitas obat :
a. Gelisah
b. Pusing
c.Tinnitus
d.Rasa logam
e.Mengantuk
6. Perubahan suhu, ibu biasanya mengalami efek vasodilatasi dari bupivakin yang
menyebabkan kaki terasa hangat, suhu meningkattetapi tubuh menggigil
7.Retensi urin
b. Jenis
1. Kering
Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan
menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau
kemasan pemanas disposabel.
2. Basah.
Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres
kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi.
A. Keuntungan
B. Kerugian
1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengkakan
2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
Perdarahan
3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,
pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat
metastase (tumor sekunder)
5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
NO LANGKAH RASIONALISASI
1. Dekatkan alat-alat kedekat Agar bidan atau perawat mudah
klien menjangkau alat.
2. Perhatikan privacy klien Agar menjaga privacy klien
3. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi
4. Atur posisi klien yang Agar saat pemberian obat, klien
nyaman merasa nyaman
5. Pasang pengalas dibawah Agar menjaga kebersihan dan
daerah yang akan kenyamanan klien di tempat tidur atau
dikompres tempat klien saat diberikan obat
6. Kenakan sarung tangan Untuk perlindungan diri
lalu buka balutan perban
bila diperban. Kemudian,
buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong
7. Ambil beberapa potong Untuk merendam kasa yang akan
kasa dengan pinset dari digunakan untuk terapi kompres
bak seteril, lalu masukkan hangat
ke dalam kom yang berisi
cairan hangat.
8. Kemudian ambil kasa Untuk mengompres daerah yang nyeri
tersebut, lalu bentangkan agar klien merasa nyaman dan
dan letakkan pada area mengurangi rasa sakit klien.
yang akan dikompres
g. Kontraindikasi
1. K u l i t y a n g b e n g k a k d a n t e r j a d i p e r d a r a h a n , k a r e n a p a n a s
akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang
semakin parah.
2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
perdarahan.
3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,
pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat
metastase (tumor sekunder).
5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
2.4.2 Terapi Dingin
a. Pengertian
Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip
pertukaran panas. Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak
langsung dengan objek suhu yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit.
b. Tujuan
c. : Jenis-jenis
1. Kantong Es
Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air
panas, kemasan dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain
handuk kering di atas area tersebut untuk mencegah kontak Sensasi ini dalam
rangka adalah langsung es untuk kulit. Kulit akan melewati empat tahapan sensasi
dalam 10-15 menit.:
1) Dingin kulit
2) Merasa Burning
3) Sakit
4) Kekebasan
2. Pijat Es
Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih
yang dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es samapi benar-
benar beku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit
demi sedikit membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan
gerakan melingkar konstan
Keuntungan
Baik untuk luka ringan yang hanya memerlukan terapi dingin untuk satu samapi
dua hari.
Kerugian
Es sebagai bahan dari terapi dingin mudah jatuh sendi serta sulit untuk menjaga
es di tempat
Es cepat mencair dan dapat membuat berantakan terutama jika melakukan
terapi dingin di tempat tidur.
Es diterapkan pada permukaan sendi secara terbatas.
Tidak ada kompresi yang diterapkan.
Hanya dapat diterapkan untuk jangka waktu yang singkat (10-20 menit).
Sulit digunakan untuk cedera yang lebih besar atau setelah operasi karena
berbagai alasan.
Alat
a) Bengkok
c) Kom
Bahan
b) Kom berisi potongan-potongan kecil es serta satu sendok teh garam agar es tidak
cepat mencair
Perlengkapan
g) Baskom
MANAJEMEN NYERI
Nyeri adalah merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan yang
bersifat sangat subyektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
skala atau tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.
Nyeri muncul atau datangnya sangat berkaitan erat dengan reseptor dan
rangsangan. Reseptor nyeri adalah nociceptor yang merupakan ujung-ujung saraf
(sinaps) sangat bebas yang memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan
mukosa, khusuh=snya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kantong
empedu.
Reseptor nyeri didalam kulit dan jaringan mrupakan ujung saraf bebas yang tersebar
luas dalam lapisan superfisial kulit dan jaringan tertentu tidak dipersarafi secara luas
dengan ujung nyeri, tetapi mendapatkan persarafan yang lemah. setiap kerusakan
jaringan yang tersebar luas menyebabkan pegal daerah ini.
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua : yakni nyeri akut dan kronis
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak cepat menghilang, tidak
melebihi enam bulan, sertaditamdai adanya peningkatan tegangan otot.
selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat nyeri yang spesifik diantaranya nyeri
sistomatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri psikogenik, nyeri
phantom dan ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain. Umumnya nyeri somatic
dan nyeri visceral ini bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit (superficial)
yaitu pada otot dan tulang. perbedaan pada nyeri kedua ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain. umumnya
terjadi akibat kerusakan pada cedera pada organ visceral,
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik , biasanya timbbul
akibat psikologis.
Nyeri Phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas
diamoutasi.
Nyeri Neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di
sepanjang atau dibeberapa jalur saraf.
A. defenisi
pemberian obat pada oksigen adalah suatu tatacara pemberian bantuan
gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan
kedalam paru melalui salurang pernapasan dengan menggunakan alat
khusus
B. tujuan
1. memenuhi kekurangan oksigen
2. kelanjaran metaabolisme
3. sebagai tindakan pengobatan
4. mencegah hipokia
5. mengurangi beban kerja alat dan nafas dan jantung
C. indikasi
Terapi ini dilakukan pada penderita:
1. dengan hiniksia dan hipoksia
2. dengan kelumpuhan alat2 pernapasan
3. selama dan sesudah dilakukan narcose umum
D. persiapan alat dan bahan
1. tabung oksigen
2. flometer oksgen
3. humidifer
4. nasalakanul
5. plester 2 buah
6. 2 buah baksom/berisikan naCL 0,9 persen
7. Cantton bed atau lidi waten dan sarung tangan dalam bak intrumen
8. Tanda dan peringantan (dilarang merokok, menyalakan api karena
oksigen sedang digunakan )
9. Aquan bidst
10. Senter pen linght
11. Jam dengan hitungan detik
12. Alat tulis untuk mencacat
E. Cara kerja
1. Persiapan sambungan flometer dengan oksigan, isi himudifer denagn
aqua bidest sampai batas yang telah dilakukan kemudia sambung ke
flometer .
2. Memberikasn salam untuk mempermudah komunikasih dengan pasien
3. Jelaskan tujuan dari tindakan, untuk menghindari adanya komunikasih
dengan pasien
4. Kontrak waktu untuk melakukan tindakan.
5. Dekatkan alat2 yang disiapkan, untuk mempermudah proses.
6. Petugas memcuci tangan, untuk menjaga kerbersiahan
7. Kaji pernapasan pasien (hitumg RR 1menit penuh) untuk memastikan
bahwa pasien benar2 membutuhakan oksigen
8. Gunakan sarung tangan, untuk menghindari terjadinya iritasi
9. Kaji kondisi mulut dan hidung pasien dengan menggunakan senter bila
kotor mintakan pasien untuk membersiakan, bila pasien tiadak sadar
bersiakan lubang hidung dengan lidi waten yang telah dilembabkan
dengan cairan NACL 0,9 % umtuk mempermudah proses
10. Sambungkan kanula dengan alat pelembab atau humider
11. Kemudian putar flometer sesuai dengan program terapi (misal untuk
kanul atau kateter 24-44% / 1-6 litar /menit, sedangkan untuk makser
40%=5 litar / menit
12. Masukan unjung kanul kedalam baksom yang berisi air untuk
memastikan apakah oksigen telah mengalir dengan baik (tanda
oksigen dapat mengalir dengan baik adalah terdapatnya gelembung2
udara dalam air
13. Pasangkan nasal kanul pada hidung klien dengan hati2 dan tidak
menimbulkan rasa sakit seperti posisi kanul dengan tepat, guna
memberi rasa nyaman pada pasien saat diberi oksigen
14. Beri fiksasi / plester pada kanul dan untuk diberikan pada samping
hidung . pipi klien
15. Rapiakan klien, agar pasien lebih nyama dengan tempat tidurnya
16. Gantung tanda peringanta pada botol tabung,u tuk menghindari ada
pihak keluarga yang masih awan memakai botol tabung
17. Jelaskan bahwa tindakan sudah selesai, agar pasien bisa isterahat
kembali
18. Mencuci tangan, untuk menghindari nempelnya kuman2 atau virus dari
paisen atau lingkungan
19. Catat semua kegiatan dialakukan, serta respon klien unttuk
pendatangan evaluasi tindakan selanjutnya
1. Intramuscular (im)
2. Intradermal (id)
3. Subcutaneus (sc)
4. Intravenous (iv)
5. Intra-arterial (ia)
6. Intraperitoneal (ip)
Persiapan alat :
Kapas alkohol
Disposable syringe yang sesuai (1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc)
Sarung tangan karet disposable
A. Injeksi Intramuscular :
PENUTUP
Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantarany Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu
indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu
yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai
perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa
menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, Robert. 1995. Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta: EGC
Daftar Pustaka :
Rochimah.2011.Keterampilan Dasar praktik Klinik(KDPK).Jakarta.Trans Info Media