Asuhan Kebidanan Komunitas
Asuhan Kebidanan Komunitas
Asuhan Kebidanan Komunitas
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan
kelompok masyarakat (komunitif). Individu yang dilayani adalah bagian dari
keluarga atau komunitas. Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit,
pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan
terhadap masalah kesehatan ibu, anak balita, remaja dan wanita lanjut usia
didalam keluarga dan masyarakat.
Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi,
seringkali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk
mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Banyak sekali hal hal yang
berkaitan dengan hal ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya
pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses proses
reproduksi serta dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti
kehamilan tidak diinginkan, aborsi, penularan penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS.
Kesehatan reproduksi merupakan topik yang perlu diketahui oleh
masyarakat khususnya para remaja agar mereka memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan
informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Keluarga Bapak P terdiri dari 4 anggota keluarga, dengan permasalahan
keluarga tidak memiliki tanaman obat, remaja tidak mengetahui tentang penyakit
menular seksual (PMS) dan remaja mengalami dismenore saat menstruasi.
Dalam permasalahan yang ada dalam keluarga Bapak P, pentingnya dilakukan
keluarga binaan untuk memberikan pendidikan pada remaja mengenai kesehatan
reproduksi khususnya dismenore saat menstruasi, karena berdasarkan skala
prioritas masalah tersebut membutuhkan penanganan segera, disamping juga
masalah yang lainnya harus tetap dicari solusinya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan
sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia, dan sejahtera.
Bidan adalah seorang wanita yang mendapat pendidikan kebidanan
formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan mendapat izin
serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi atau
daerah atau area tertentu. Bidan komunitas (community midwifery) adalah bidan
yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan
komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga
dan masyarakat.
pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
ia
melakukan
pengumpulan
data.
Berdasarkan
sumber
data,
catatan
keluarga, masyarakat
dan
lingkungannya.
2. Analisa Data
Seluruh data yang dikumpulkan, yang relevan, digunakan sebagai
bahan untuk analisa. Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang:
a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan,
keadaan sosial-budaya (perilaku), pelayanan kesehatan yang ada, serta
faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Masalah-masalah kesehatan (termasuk penyakit) ibu dan anak balita.
c. Masalah utama kesehatan ibu dan anak serta penyebabnya.
d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat bila upaya perbaikan
kesehatan ibu dan anak balita serta KB dilakukan.
3. Perumusan Masalah
Setelah data dianalisa, selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan
masyarakat. Rumusan masalah kesehatan masyarakat dapat menggambarkan
keadaan kesehatan dan status kesehatan masyarakat karena merupakan hasil
dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan,
lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh masyarakat tersebut.
4
gonore.
Kekurangan atau kelebihan gizi dalam masyarakat.
Keadaan yang dapat menimbulkan stress.
Sanitasi lingkungan yang kurang.
Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti merokok.
Sifat kepribadian yang melekat, misal pemarah.
Riwayat persalinan sulit
Jumlah masyarakat yang terlalu besar dan tidak sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya keluarga. Risiko terjadin kecelakaan
dalam masyarakat.
b. Kurang atau Tidak Sehat adalah kegagalan dalam memantapkan
kesehatan. Termasuk di dalamnya:
1) Kecelakaan sakit.
2) Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Situasi Krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri. Termasuk di dalamnya:
1) Perkawinan.
2) Kehamilan.
3) Persalinan.
4) Masa nifas.
5) Menjadi orang tua.
6) Abortus.
7) Anak masuk sekolah.
8) Kehilangan pekerjaan.
9) Kematian.
10) Pindah rumah
11) Remaja
4. Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan
prioritas masalah kesehatan keluarga. Dalam menyusun prioritas masalah
kesehatan keluarga, didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut:
5
Kriteria
Sifat masalah
Skala:
a. Ancaman Kesehatan
b. Tidak atau kurang sehat
c. Situasi kritis
Kemungkinan masalah untuk
Nilai
Bobot
2
3
1
diubah
2
1
0
Skala:
a. Dengan mudah
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat
Potensi masalah untuk diubah
3
2
1
Skala:
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
Menonjolnya
Skala:
a. Masalah berat harus segera
ditangani
b. Masalah tidak harus segera
2
1
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
Scoring:
a. Tentukan skor setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi
5. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyususn perencanaan
kesehatan keluarga. Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan bidan untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
6. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam pelaksanaannya, bidan
memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ibu, anak dan
lingkungan.
7. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Suatu
kegiatan dikatakan berhasil apabila evaluasi menunjukkan data yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Walaupun tujuan telah dicapai, bukan
berarti tidak diperlukan pengkajian lebih lanjut. Bila kegiatan berhasil
mencapai tujuan, maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi
kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.
Metode evaluasi yang digunakan dalam penulisan laporan adalah metode
evaluasi format SOAP sebagai berikut:
S : Subjective adalah informasi yang didapat dari klien
O : Objective adalah informasi yang didapat dari pengamatan
A : Assessment adalah analisa masalah klien atau keluarga
P : Planning adalah rencana tindakan yang akan diambil
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT MANAJEMAN KEBIDANAN
KELUARGA/KOMUNITAS
A. IDENTIFIKASI MASALAH (PENGKAJIAN)
RT/RW
: 05
Nama surveyor
Desa / kelurahan
: Sabdodadi
Tanggal
: 05 Mei 2015
Kecamatan
: Bantul
Kab./ Kodia
: Bantul
==============================================================
1.
: Tn. P
Umur
: 66 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Petani
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
1
2
3
Ny. L
Nn. A
An. R
Umur
(tahun)
dengan
52 th
16 th
12 th
KK
Istri
Anak
Anak
Islam
Islam
Islam
Tipe keluarga
: Kecil
Genogram
P
P
L
Kepala
Keluarga
(Suami)
Anak
Pendidikan Pekerjaan
S1
SMA
SMP
PNS
Pelajar
Pelajar
Ibu
Anak
Nama Aggota
Keluarga
Tn. P
Frekuensi Minum
8 gelas/hari, 200 cc/gelas
Frekuensi Makan
3x/hari
9
2
3
4
Ny. L
Nn. A
An. R
o Waktu makan
: Teratur
3x/hari
3x/hari
3x/hari
o Jenis makanan
Makanan pokok
: Nasi
Lauk-pauk :
Selalu ada
Sayuran
Selalu ada
Buah-buahan
: Kadang-kadang
Susu
Kadang-kadang
: ada
: Bervariasi
Pagi
: 06.00 WIB
Siang
: 14.00 WIB
Sore/malam
: 19.00 WIB
Jenis minuman
Air putih
10
2. Pola istirahat
No Nama Aggota Keluarga
1
Tn. P
Waktu istirahat
1-2 jam siang
7 jam malam
1-2 jam siang
Ny. L
7 jam malam
7-8 jam malam
7-8 jam malam
3
Nn. A
4
An. R
3. Rekreasi
Kesempatan rekreasi
Ada, Frekuensi
Keterangan
:
Jarang
No
1
2
3
4
No
1
2
3
4
Miksi :
Nama Aggota Keluarga
Tn. P
Ny. L
Nn. A
An. R
Frekuensi
5-6 kali/ hari
5-6 kali/ hari
5-6 kali/ hari
5-6 kali/ hari
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Frekuensi
1 kali/ hari
1 kali/ hari
1 kali/ hari
1 kali/ hari
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Defekasi :
Nama Aggota Keluarga
Tn. P
Ny. L
Nn. A
An. R
11
7. Hiegiene perorangan
No
1
2
3
4
No
1
2
3
4
No
1
2
3
4
No
1
2
3
4
No
1
2
3
4
Mandi :
Nama Aggota Keluarga
Tn. P
Ny. L
Nn. A
An. R
Frekuensi
2 kali/ hari
2 kali/ hari
2 kali/ hari
2 kali/ hari
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Frekuensi
3 kali/ hari
3 kali/ hari
3 kali/ hari
3 kali/ hari
Keterangan
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Frekuensi
3 kali/ minggu
3 kali/ minggu
3 kali/ minggu
3 kali/ minggu
Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Frekuensi
2 kali/ hari
2 kali/ hari
2 kali/ hari
2 kali/ hari
Keterangan
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Frekuensi
2 kali/ hari
2 kali/ hari
2 kali/ hari
2 kali/ hari
Keterangan
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Pada saat mandi
Menggosok gigi
Nama Aggota Keluarga
Tn. P
Ny. L
Nn. A
An. R
Mencuci rambut
Nama Aggota Keluarga
Tn. P
Ny. L
Nn. A
An. R
Ganti pakaian dalam
Nama Aggota Keluarga
Tn. P
Ny. L
Nn. A
An. R
12
NAMA ANGGOTA
KEBIASAAN
KELUARGA
MERUGIKAN
KET
tidak
10. Ada anggota rumah tangga usia > 10 tahun dalam 1 minggu terakhir
melakukan aktifitas fisik/ berolah raga minimal 30 menit setiap hari
ya
tidak
13
> 3.500.000
Pengelolaan keuangan
ibu
2. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat
Partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan
aktif
Bentuk kegiatan partisipasi keluarga dalam masyarakat
Arisan, Pengajian/Yasinan
Apakah ada anggota keluarga yang menjadi kader kesehatan
ada, Ny. Lucia, kader kesehatan posyandu
Apakah kader tersebut aktif mengikuti kegiatan
aktif
Apakah kader pernah mengikuti pelatihan
pernah, jenis pelatihan posyandu
3. Anggota keluarga memiliki pembiayaan pra upaya kesehatan seperti Kartu
Sehat, Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek, BPJS, atau Asuran Kesehatan lainnya
ya, jenis ASKES
3. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Rumah
Status pemilikan
: Sendiri
Dinding rumah
: permanen
Lantai
: tegel/keramik
Langit-langit
: eternit
Atap rumah
: genting
Ventilasi atau penerangan yang cukup untuk sinar matahari masuk kedalam
rumah
ada
Jenis ventilasi
: jendela
14
: listrik
Ukuran rumah
: 12 x 8 m
Luas rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari - hari dibagi
dengan jumlah penghuni (minimal 9 m)
ya
Cahaya matahari masuk kedalan rumah
ya
Denah rumah
WC
DAPUR
R. TIDUR
R. TIDUR
R. KELUARGA
R.TIDUR
R. TAMU
: gas
: cukup
3. Sampah
Sarana pembuangan sampah
: ada
: lubang sampah
15
: belakang rumah
4. Sumber air
Sumber air minum
: sumur gali
Jarak dengan WC
: 10 meter
: punya
Penggunaan
: ya
Jenis jamban
: leher angsa
Letak
didalam
Kebersihan
: baik
: rumah tangga
Bak limbah
: ada
Saluran limbah
: tertutup
: dekat
Suasana
: ramai
Lokasi
Geografi rumah
: desa
8. Kandang ternak
16
Pemilikan
: sendiri
Jenis peliharaan
: < 10 meter
Kotoran dibersihkan
: 1 kali/bulan
: Luar rumah
Kebersihan kandang
: Kurang
Nama Anggota
Keluarga
Ny. Lucia
Jenis penyakit
Ket
penanggulangannya
Berobat ke dokter
DM
Upaya
: ada, ASKES
3. Kebiasaan periksa
Waktu :
Bila sakit
Tempat :
Dokter
Alasan :
Bila Sakit
Jenis
: -
Asal obat
: -
17
5.
2.
KB
1.
Nama
Alat
anggota
kontrasepsi
keluarga
Ny. L
Kalender
Keluhan
Cara
Tempat Lama
Alasan
mengatasi kontrol
pakai berhenti
Jumlah
anak
2
tahun
6.
: Teratur
: Tidak
: Tidak
: Sudah
Aktif organisasi
18
3.
4.
: Tidak
: Ya
: Tidak
8. Premenopause
1.
Ada
2.
Ya
9. Menopause
Dalam keluarga ada ibu yang mengalami menopause
1.
Ada
Tidak
Tidak Sehat
19
2.
3.
PRIORITAS MASALAH
No
Masalah
1.
Rumah
Sifat
Kemungkinan
Potensi
Menonjol
Jml
Prioritas
Masalah
masalah dapat
Masalah
nya
dirubah
untuk
masalah
dirubah
1
11
tangga
tidak
memiliki
tanaman
obat
keluarga
(TOGA).
Remaja
2.
tidak
mengetahui
PMS
Remaja
3.
mengalami
dismenore
C. Perencanaan Intervensi Masalah Kesehatan Keluarga
1.
2. Merumuskan
3.
4.
5.
masalah
berdasarkan
skala
prioritas
dan
menentukan
pemecahannya.
Memberikan penyuluhan pentingnya TOGA bagi keluarga
Memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan PMS
Memberikan konseling mengenai dismenore pada Nn. A
D. Penatalaksanaan
1. Memberikan penyuluhan tentang TOGA dan memberikan TOGA secara simbolis
kepada ketua RT.
Telah dilakukan penyuluhan tentang TOGA dan pemberian TOGA secara
simbolis kepada ketua RT pada kegiatan jalan sehat tanggal 17 Mei 2015.
2. Memberikan penyuluhan tentang PMS
Telah dilakukan penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi dan PMS pada
remaja tanggal 16 Mei 2015.
3. Memberikan penyuluhan tentang dismenore, pengertian dismenore, penyebab,
tanda dan gejala, macam macam dismenore dan cara pengobatannya.
Telah dilakukan penyuluhan tentang nyeri haid pada Nn. A tanggal 19 Mei 2015.
E. Evaluasi
1.
2.
3.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktik kebidanan komunitas di Desa Sabdodadi khususnya di Dusun
Keyongan, mahasiswa telah melakukan Survey Mawas Diri (SMD) selama 4 hari dari
rumah ke rumah. Dari hasil SMD tersebut dapat diketahui bahwa masih rendahnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan hasil SMD diketahui terdapat 425 KK di Dusun Keyongan,
keluarga Bp. P menjadi salah satu KK yang di kaji. Pengkajian dilakukan pada tanggal
05 Mei 2015. Pada pengkajian dilakukan dengan mewawancarai salah satu anggota
keluarga, serta mengobservasi keadaan lingkungan sekitar terkait kelengkapan data
survei. Berdasarkan Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan pada keluarga
Bpk. P didapatkan analisa masalah yang sudah diprioritaskan masalahnya, yaitu remaja
mengalami dismenore saat menstruasi, remaja tidak mengetahui PMS dan keluarga
tidak memiliki Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Berdasarkan masalah yang ada, sudah dilakukan penatalaksanaan diantaranya
telah dilakukan konseling kepada Nn. A pada tanggal 19 Mei 2015 mengenai dismenore
yang ia alami saat menstruasi, penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja RT 05
pada tanggal 15 Mei 2015 dan penyuluhan pentingnya Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
pada acara jalan sehat tanggal 17 Mei 2015.
Dari kegiatan kegiatan yang telah dilakukan terhadap masyarakat khususnya
keluarga binaan, diharapkan tumbuhnya kesadaran dalam diri setiap individu yang akan
merubah pola hidup mereka, dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat
sehingga akan tercipta lingkungan yang sehat di suatu tatanan rumah tangga. Jika
seluruh individu dari masyarakat mempunyai kesadaran akan pentingnya hidup bersih
dan sehat di rumah tangga, maka derajat kesehatan masyarakat akan meningkat.
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan pada keluarga
Bpk. P didapatkan analisa masalah yang sudah diprioritaskan masalahnya, yaitu
remaja mengalami dismenore saat menstruasi, remaja tidak mengetahui PMS dan
keluarga tidak memiliki Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Dari hasil survey
tersebut telah dilakukan penatalaksanaan diantaranya adalah dilakukan konseling
mengenai dismenore pada Nn. A, penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja di
RT 05 dan penyuluhan pentingnya tanaman obat keluarga (TOGA) dalam kegiatan
jalan sehat. Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan mengenai masalah
yang ada dalam keluarga, keluarga sudah lebih memahami PHBS dalam tatanan
rumah tangga dan keluarga lebih memperhatikan kesehatan antar anggota keluarga
yang lain.
B. Saran
1.
2.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R., Y.Sriati. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
McKenzie, James F., Pinger, Robert R., Kotecki, Jerome E. 2007. Kesehatan
Masyarakat: Suatu Pengantar. Edisi 4. Jakarta: EGC
24
25