Seminar Proposal Bab 1-3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PEMBUATAN

POLA DASAR TEKNIK KONSTRUKSI PADA

MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA BUSANA

DI SMK NEGERI 1 BERINGIN

DISUSUN OLEH :

KURNIA PUTRI AKBAR (5183143019)

PROGRAM STUDI TATA BUSANA

FAKULTAS TEHNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jenjang pendidikan menengah vokasional pada

pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama atau

sederajat dalam waktu 3 tahun. Sekolah menengah kejuruan merupakan sekolah pembinaan life skill

yang diharapkan setelah lulus siswa dapat langsung bekerja sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki maupun mandiri dengan berwirausaha. Keberadaan SMK sangat penting bagi masyarakat,

hal ini di karenakan bagi mereka yang setelah lulus tidak mau melanjutkan ke perguruan tinggi

dapat langsung bekerja.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik melalui kegiatan

pendidikan harus terus ditingkatkan. Seiring dengan tuntutan zaman yang pada akhirnya berujung

pada tuntutan dunia kerja bahkan untuk menuju pasar global, sehingga perhatian terhadap aspek

pengetahuan dan keterampilan siswa adalah yang paling utama dan pertama. Hal ini karena

dianggap berkaitan langsung dengan program pembangunan ekonomi dan diperkuat dengan

kebijakan pemerintah yang menjadikan pendidikan sebagai penggerak pembangunan. Berbagai

pembaruan dalam bidang pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk

memperbaiki dan memajukan sistem pendidikan di Indonesia, terutama untuk meningkatkan

kualitas lulusan sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Pembaruan sistem pendidikan dalam

rangka peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan dan perubahan kurikulum mutlak

diperlukan agar perkembangan pendidikan dapat mengikuti perkembangan masyarakat sebagai

pengaruh IPTEK dan persaingan global. Terlebih lagi pada sekolah kejuruan yang mempunyai

kualitas dalam persaingan dilapangan. Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan memberikan

perubahan idealisasi bentuk penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di

Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian kurikulum sampai sekarang sudah berubah
kurikulum 2013 atau yang biasa disebut K-13.

SMK Negeri 1 Beringin merupakan sekolah dengan K-13. K-13 adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Prinsip utama

pengembangan kurikulum 2013 adalah didasarkan model kurikulum berbasis kompetensi dengan

standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan dan

program pendidikan. Selain memiliki prinsip utama, kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian,

yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku.

Salah satu standar kompetensi yang diberikan oleh SMK Negeri 1 Beringin Program Studi

Tata Busana Bidang Keahlian Busana Butik kelas X semester I tahun pembelajaran 2020/2021

adalah membuat pola busana. Kompetensi ini adalah kompetensi wajib lulus untuk seluruh siswa

dan materi ini wajib dikuasai oleh semua siswa. Kompetensi ini membahas semua materi yang

terkait dengan proses pembuatan pola, mulai dari pengertian pola dasar, tujuan membuat pola,

macam-macam teknik membuat pola dasar, serta membuat pola dasar sistem konstruksi yang dibuat

sesuai dengan ukuran dan prosedur yang tepat.

Salah satu cara untuk mempermudah siswa dalam memahami materi ajar yang disampaikan oleh

guru pada materi membuat pola busana sistem konstruksi mata pelajaran membuat pola busana

adalah dengan pengembangan media pembelajaran. Proses pembelajaran yang sebelumnya

hanya menggunakan alat bantu pembelajaran whiteboard dan modul belajar sekarang akan

dikembangkan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran yang lebih

menarik. Salah satu media pembelajaran yang dikembangkan adalah media pembelajaran

interaktif s ebagai media yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan

fasilitas yang dimiliki oleh SMK Negeri 1 Beringin yang dikelasnya telah memiliki LCD

Proyektor.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kemampuan guru pengampu mata pelajaran membuat pola busana bayi dan pola dasar

masih terbatas dalam menyampaikan materi ajar membuat pola dasar teknik konstruksi karena guru

hanya menggunakan alat bantu pembelajaran whiteboard dan modul belajar.

2. Penggunaan alat bantu pembelajaran whiteboard dan modul belajar tersebut di mana guru

yang lebih aktif dibandingakan dengan siswanya karena guru asik berceramah sedangkan siswa

hanya mendengarkan.

3. Kemampuan guru pengampu mata pelajaran membuat pola busana bayi dan pola dasar

masih terbatas dalam pembuatan media pembelajaran interaktif yang sebenarnya sudah didukung

dengan fasilitas LCD proyektor di setiap kelasnya.

4. Siswa merasa kesulitan menerima materi pembuatan pola dasar teknik konstruksi yang

disampaikan oleh guru pada mata pelajaran membuat pola busana bayi dan pola dasar dikarenakan

metode pembelajaran yang digunakan guru selama ini menggunakan metode ceramah dengan

menggunakan whiteboard dan modul belajar sebagai alat bantu pembelajarannya.

5. Media pembelajaran interaktif yang merupakan media berbasis teknologi informasi dan

komunikasi yang dapat menampilkan tulisan, gambar, serta animasi, sebagai media pembelajaran

belum digunakan untuk mata pelajaran membuat pola busana.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, tidak semua

masalah dapat dibahas, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu yang digunakan untuk

memperdalam analisis data. Oleh karena itu penelitian pengembangan media pembelajaran

interaktif dibatasi dengan penggunaan program aplikasi macromedia flash untuk pembuatan

pola dasar teknik konstruksi pada mata pelajaran membuat pola busana pada materi pembuatan

pola dasar badan wanita bagian atas dengan teknik konstruksi.


D. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan batasan masalah yang telah diuraikan, masalah dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaiamana pengembangan media pembelajaran interaktif pembuatan pola busana teknik

konstruksi di SMK Negeri 1 Beringin ?

2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran interaktif pembuatan pola busana teknik

konstruksi di SMK N 1 Beringin ?

3. Bagaimana pendapat siswa tentang penggunaan media pembelajaran interaktif pembuatan

pola busana teknik konstruksi dalam proses pembelajaran di SMK N 1 Beringin ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih

terarah dan ada batasan - batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengembangan media pembelajaran interaktif pembuatan pola busana teknik

konstruksi di SMK N 1 Beringin.

2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran interaktif pembuatan pola busana teknik

konstruksi di SMK N 1 Beringin.

3. Mengetahui pendapat siswa tentang penggunaan media pembelajaran interaktif pembuatan

pola busana teknik konstruksi dalam proses pembelajaran di SMK N 1 Beringin.


F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi antara lain : Manfaat teoritis :

1. Melalui penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif ini dapat menjadi acuan

dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun dapat digunakan untuk belajar mandiri di rumah

sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

Manfaat praktis :

1. Pengembangan media pembelajaran interaktif pembuatan pola busana teknik konstruksi di

SMK N 1 Beringin akan sangat membantu guru pengampu mata pelajaran dalam proses

penyampaian materi maupun efisiensi waktu yang telah di sediakan sesuai dengan silabus.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini semakin banyak ahli yang meyakini bahwa

dengan pemanfaatan teknologi yang optimal dalam media pembelajaran akan lebih membuat siswa

lebih tertarik, lebih mudah untuk memahami dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pada bagian ini akan diuraiakan tentang teori yang akan digunakan sebagai landasan untuk

menguraikan deskripsi teoritis penelitian. Deskripsi teori yang akan diuraikan diharapkan dapat

menjadi bahan acuan dalam kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu

siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang

manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun (sumber : http//www.wikipedia.com).

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, namun mempunyai arti

yang berbeda. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru

saja. Guru berceramah sedangkan siswa hanya sebagai pendengar sehingga interaksi antara guru

dengan siswa dalam proses pengajaran masih belum maksimal.

Pembelajaran yang baik harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Untuk memperoleh

pembelajaran yang baik sehingga terjadi interaksi berupa tanya jawab antara guru maupun siswa

membutuhkan suatu alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran yang dapat meningkatkan

minat dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran maupun saat ingin mengilustrasikan cara kerja maupun

ilustrasi yang lainnya


a. Macam-Macam Model Pembelajaran

Menurut Udin Saripuddin (1997 : 78) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.

Menurut Kiranawati ( 2008 ) model pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1) Model menggambarkan tingkat terluas dari praktek pendidikan dan berisikan orientasi

filosofi pembelajaran.

2) Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode,

keterampilan, dan aktivitas siswa untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian

pembelajaran (topik konten).

Ada beberapa macam model pembelajaran anata lain adalah : Anonim

(2009)

a) Model Pembelajaran Langsung


Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat

pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas

informasi materi ajar.

b) Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga

tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,

dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).


Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan

siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa

bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari,

2000:25).

Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai

sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari

sesuatu.
2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (2002:3) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Association Of Education and Communication

Technology (AECT) dalam Azhar Arsyad (2002:3) memberikan batasan tentang arti media yaitu

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Media bisa diartikan sebuah alat yang mempuyai fungsi sebagai perantara untuk menyampaikan

pesan atau informasi. Latuheru (1988:9) mengemukakan pengertian media mengarah pada sesuatu

yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima

pesan.

Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi

(pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-

pesan atau informasi yang bertujuan instruksional maka media itu disebut media pembelajaran.

Media pembelajaran juga meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi

pembelajaran, yang diantaranya terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video

recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Santoso S. Hamidjojo dalam Latuheru (1988:14) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah

media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran biasanya sudah

dituangkan dalam Garis-Garis Besar Perencanaan Pembelajaran (GBPP), yang dimaksudkan

untuk mempertinggi mutu KBM. Berdasarkan pada pendapat tersebut, disimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan sarana atau alat, bahan maupun teknik yang digunakan oleh

pengajar dalam proses belajar mengajar untuk memudahkan penyampaian pesan/informasi

kepada siswa sehingga proses komunikasi berlangsung interaktif, tepat guna dan berdaya guna
yang di sesuaikan dengan perencanaan pembelajaran sehingga siswa mampu menyerap

pesan/informasi dengan baik

a. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran

adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak

akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media pembelajaran adalah media

yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana

pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan

penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi

belajar kepada siswa.

3. Media Pembelajaran Interaktif

Menurut Daryanto (2010 : 51) media interaktif yaitu suatu media yang dilengkapi dengan

alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang

dikehendaki untuk proses selanjutnya.

Media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang

menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya

mendengar dan melihat video dan suara tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu

yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.

Keuntungan dan kelebihan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

b. Pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan

pembelajaran.

c. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video

dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.
d. Menambah motivasi pembelajaran selama proses belajar mengajar hingga didapatkan

tujuan pembelajaran yang diinginkan.

e. Mampu menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar

dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.

f. Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Kekurangan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Penggunaannya harus pada perangkat PC atau laptop.

b. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.

c. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para pendidik harus

direpotkan oleh pengangkutan PC tersebut.

d. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk mengoperasikan program ini, agar

jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

a. Karakteristik Media Pembelajaran Interaktif

Aplikasi yang sering digunakan untuk membuat media pembelajaran Interaktif diantaranya

sebagai berikut :

a. Macromedia Flash

Macromedia flash, merupakan aplikasi yang dirancang untuk membuat animasi. Awalnya

aplikasi ini memang diarahkan untuk membuat animasi atau aplikasi berbasis internet (online).

Tetapi pada perkembangannya banyak digunakan untuk membuat animasi atau aplikasi yang bukan

berbasis internet (offline). Macromedia flash juga dapat digunakan untuk mengembangkan game

atau bahan ajar seperti kuis atau simulasi. Melalui perkembangan tersebut, maka digunakan aplikasi

macromedia flash sebagai aplikasi pembuat media pembelajaran dengan alasan, lebih dipahaminya

aplikasi macromedia flash dibandingkan dengan aplikasi multimedia yang lain dan juga karena
aplikasi macromedia flash memiliki fitur interaktif yang baik untuk digunakan sebagai media

pembelajaran sehingga dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa dengan alasan tersebut, dipilihlah aplikasi macromedia flash untuk

digunakan sebagai media pembelajaran.

Program ini juga dirancang untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan

oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan, maupun perorangan, dengan berbagai fitur menu yang

mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang menarik. Beberapa hal yang menjadikan

media ini menarik untuk digunakan sebagai alat presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan

teks, wana, dan gambar, yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.

Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur rupa, dan pengontrolan

operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang

warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut

dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh

tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai

timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse.

Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi

antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.

Media pembelajaran dengan aplikasi macromedia flash ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kekurangan dan kelebihan yang diketahui penulis sejauh ini adalah sebagai berikut :

Kelebihannya :

1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi baik animasi

teks maupun animasi gambar atau foto.

2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan

ajar yang tersaji.


3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang

disajikan.

5) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.

6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD, Disket atau

Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa ke mana-mana.

Kekurangannya :

1) Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.

2) Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para pendidik harus

direpotkan oleh pengangkutan PC tersebut.

3) Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14-15 Inchi), maka kemungkinan

besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang

ditayangkan di PC tersebut.
4) Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk mengoperasikan program

ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

B. Pembuatan Pola Dasar Teknik Konstruksi

Table 1. Silabus Pembuatan Pola Dasar Teknik Konstruksi.

Standar Kompetensi Kompetensi Indikator Tujuan


Dasar
Membuat Pola Busana • Membuat • Alat dan bahan • Mengidentifikasi
Bayi Dan Pola Dasar Pola untuk membuat pola alat dan bahan
diidentifikasi sesuai membuat pola
kebutuhan. dengan benar.
• Tanda-tanda pola • Mengidentifikasi
diidentifikasikan tanda-tanda pola
dengan benar. dengan benar.
• Ukuran diambil • Mengambil
dengan tepat sesuai ukuran dengan
prosedur tubuh. tepat sesuai
• Pola dasar dengan prosedur dengan
teknik konstruksi benar
dibuat sesuai ukuran • Membuat pola
dan prosedur yang dasar teknik
tepat menggunakan konstruksi sesuai
alat gambar dan dengan ukuran
bahan yang tepat. dan prosedur yang
tepat
menggunakan alat
gambar dan bahan
dengan benar.

a. Pengertian Pola Dasar

Menurut Djati Pratiwi (2001 : 3) Pettern atau pola dalam bidang

jahit menjahit adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai

sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain di gunting. Potongan

kain atau kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk badan dan model

tertentu.
Menurut Djati Pratiwi (2001 : 3) Pola dasar adalah kutipan

bentuk badan manusia yang asli atau pola yang belum diubah. Pola dasar

ini terdiri dari pola badan bagian atas, dari bahu sampai pinggang, biasa

disebut dengan pola dasar badan muka dan belakang. Pola badan bagian

bawah, dari pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki, biasa disebut

pola dasar rok muka dan belakang. Pola lengan, dari lengan bagian atas

atau bahu terendah sampai siku atau pergelangan, biasa disebut pola

dasar lengan. Adapun pola badan atas yang menjadi satu dengan pola

badan bawah biasa disebut dengan pola dasar gaun atau bebe.

b. Tujuan Mempelajari Pola Dasar

Menurut Djati Pratiwi (2001 : 5) dikarenakan Permasalahan

yang sering muncul dalam pembuatan busana adalah letak atau jatuhnya

pakaian pada tubuh kurang tepat, sehingga busana dengan pemakai

tampak tidak serasi. Tidak tepatnya pakaian tersebut pada tubuh sangat

berkaitan dengan ukuran, pola dasar¸dan cara memecah atau mengubah

pola. Dengan demikian, maksud dan tujuan mempelajari poal dasar

adalah supaya dapat mewujudkan busana sesuai dengan model, bentuk

tubuh, atau proporsi tubuh dengan baik dan serasi.

c. Macam-Macam Pola Dasar

Menurut Djati Pratiwi (2001 : 4-5) Pola dasar dapat dibedakan

menjadi beberapa macam berdasarkan teknik pembuatannya, bagian-

bagiannya, metodenya, maupun jenisnya.

1) Berdasarkan Teknik Pembuatannya

Berdasarkan teknik pembuatannya, pola dasar dapat dibagi


menjadi dua macam.

a) Pola dasar yang dibuat dengan konstruksi padat atau kubus. Pola

dibentuk di atas badan si pemakai atau tiruannya yang disebut dress

form atau pas pop. Cara membuat pola dengan teknik ini disebut

drapping atau memulir.

b) Pola dasar yang dibuat dengan konstruksi bidang atau flat patter.

Pola ini merupakan pengembangan dari pola yang dibuat dengan

konstruksi padat atau kubus. Sedangkan menurut Widjiningsih (

1994 : 3) sistem pola konstruksi ini dapat membuat pola untuk

dirinya sendiri dan untuk orang lain. Berdasarkan ukuran-ukuran

ini akemudian dibuatlah gambar pada kertas sehingga tergambar

bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan, krah, dan

sebagainya. Jadi pola dasar konstruksi itu memiliki berbagai bentuk

antara lain badan, lengan, kerah, rok dan celana. Pola dasar

konstruksi dapat dibuat untuk semua jenis

Menurut Widjiningsih (1994: 4) meskipun pola konstruksi

dapat dibuat sesuai badan, namun tak lepas dari kelebihan dan

kekurangannya, antara lain :

Kelebihan pola dasar konstruksi :


1) Bentuk pola sesuai dengan bentuk badan seseorang

2) Besar kecilnya bentuk lipit disesuaikan dengan besar kecilnya buah

dada seseorang

3) Perbandingan bagian-bagian dari model disesuaikan dengan besar

kecilnya bentuk badan sipemakai

Kekurangan pola dasar konstruksi :

1) Menggambarnya tidak mudah

2) Memerlukan waktu yang lebih lama

3) Membutuhkan banyak latihan

4) Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih.

Kutipan bentuk manusia seperti tersebut diatas menjadi dasar

pemikiran untuk menciptakan pola berdasarkan ukuran dan

perhitungan matematika. Tiap macam konstruksi pola ini digambar

dengan mempergunakan sejumlah ukuran dan urutan tertentu.

2) Berdasarkan Bagiannya

Berdasarkan bagiannya, pola dasar dibagi menjadi tiga macam :

a) Pola dasar badan atas, yaitu pola badan mulai dari bahu atau leher

sampai batas pinggang.

b) Pola dasar badan bawah, yaitu pola badan mulai dari pinggang ke

bawah sampai lutut atau sampai mata kaki.

c) Pola lengan, yaitu pola bagian lengan mulai dari lengan atas atau

bahu terendah sampai siku, pergelangan atau sampai batas panjang

lengan yang diinginkan.


3) Berdasarkan Metodenya

Pola dasar berdasarkan metodenya adalah cara membuat pola

konstruksi flat pattern dengan ukuran atau urutan tertentu sesuai

dengan penemunya atau penciptanya. Ada pola dasar badan yang

digambarkan mulai dari atas kebawah, ada yang memulai dari tengah

atau dari badan terbesar ke atas kemudian ke bawah sampai pinggang

dan ada yang memulai dari pinggang ke atas.

4) Berdasarkan Jenis

Berdasarkan jenis, pola dasar dapat dibedakan menjadi tiga

macam.

a) Pola dasar wanita adalah pola dasar yang dibuatberdasarkanukuran

badan wanita dewasa.

b) Pola dasar pria adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran

badan pria dewasa.

c) Pola dasar anak adalah pola dasar berdasarkan ukuran badan anak.

C. Kerangka Berpikir

Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar atau

meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima

pesan. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,

yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari

sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).


Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, motivasi serta rangsangan

kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. karena

dengan media pembelajaran interaktif siswa tidak hanya diam mendengarkan

guru berceramah menyampaikan materi ajar akan tetapi siswa menjadi aktif

dalam pembelajaran jadi ada interaksi antara siswa dan guru.

Pola dasar teknik konstruksi adalah adalah salah satu materi

pembelajaran yang cukup sulit untuk dipahami siswa berdasarkan hasil dari

wawancara oleh karena itu siswa membutuhkan alat bantu pembelajaran yang

dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dan juga

dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar sehingga

membutuhkan media pembelajaran sebagai lat bantu dalam proses

pembelajaran. media pembelajaran disini dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, motivasi serta rangsangan

kegiatan belajar.

Proses pembelajaran membuat pola dasar teknik konstruksi dapat

diukur dari kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan berbagai

konsep untuk memecahkan masalah. Siswa dikatakan paham apabila indikator-

indikator pemahaman tercapai. Adapun indikator yang dijadikan sebagai tolak

ukur siswa dikatakan paham menurut Abin Syamsudin (2004: 167) yaitu siswa

dapat menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara

pengungkapannya melalui pertanyaan, soal dan tes tugas. Mengacu pada


indikator-indikator di atas berarti apabila siswa dapat mengerjakan soal-soal

yang diberikan dengan baik dan benar maka siswa dikatakan paham.

Dengan demikian pembelajaran pada mata pelajaran membuat pola

busana bayi dan pola dasar disekolah terutama di SMK N 1 Beringin

merupakan masalah jika konsep dasar diterima siswa secara salah maka sangat

sukar untuk memperbaikinya. Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat

mendorong kita untuk melakukan perubahan khususnya dibidang pendidikan.

Pendidikan bisa diperbaiki dengan media pembelajaran modern. Salah satunya

dengan memanfaatkan teknologi yang selama ini sudah ada yaitu media

pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi macromedia flash, karena

dengan media pembelajaran ini menarik dikembangkan untuk siswa, sebab

media pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi macromedia flash ini

dilengkapi dengan berbagai bentuk gambar, animasi dan tampilan yang

menarik sehingga mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan “Penelitian

Pengembangan” (Research and Development). Menurut Borg and Gall

(1983:772), yang dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan

adalah “a process used develop and validate educational product”. Selain

untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and

Development juga bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru

melalui ‘basic research’, atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus

tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui ‘applied research’, yang

digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan.

Borg and Gall (1983:775) mengungkapkan ada 10 langkah dalam

proses penelitian pengembangan, sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengumpulan data ( research and information )

Dalam proses penilitian dan pengumpulan data ini dilakukan pengukuran

kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil dan pertimbangan-

pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan ( Planning )

Dalam proses perencanaan ini dilakukan perencanaan penelitian meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,

rumusan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, dan desain atau

langkah-langkah penelitian.
3. Pengembangan draft produk ( develop preliminary form of product )

Dalam proses pengembangan draft produk ini dilakukan dengan

pengumpulan bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran.

4. Uji coba lapangan awal ( preliminary field testing )

Pada uji coba lapangan awal ini dilakukan uji coba terbatas dengan subjek

2 orang guru pengampu mata pelajaran.

5. Revisi Produk ( main revision product )

Memperbaiki atau menyempurnakan produk sesuai dengan masukan-

masukan yang diberikan pada saat proses uji coba terbatas.

6. Uji Coba Lapangan ( main field testing )

Pada proses uji coba lapangan di lakukan uji coba kelompok kecil dengan

subjek 12 siswa.

7. Revisi produk dari hasil uji lapangan ( operational product revision )

Memperbaiki atau menyempurnakan produk sesuai dengan hasil uji

kelompok kecil.

8. Uji pelaksanaan lapangan ( operational field testing )

Pada uji pelaksanaan lapangan ini dilakukan uji coba kelompok besar

dengan subjek 32 siswa.

9. Penyempurnaan produk akhir ( final product revision )

Penyempurnaan dilakukan sesuai dengan hasil uji kelompok besar dan

masukan-masukan yang diberikan.

10. Diseminasi dan Implementasi ( dissemination and implementation )

Melaporkan hasil penelitian dan pengembangan produk yang telah dibuat


dalam sebuah pertemuan profesional.

Dalam Research and Development dapat digunakan untuk

menghasilkan model pembelajaran baru, sehingga kemampuan siswa dalam

belajar dan memahami materi berlangsung dengan baik. Kegiatan

mengembangkan dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah,

dalam penelitian ini dilaksanakan melalui media pembelajaran interaktif.

Kegiatan belajar mengajar dengan media pembelajaran interaktif

menggunakan aplikasi Macromedia flash ini dimaksudkan sebagai upaya

pemberdayaan untuk mengembangkan keterampilan guru atau memberikan

suatu inovasi dalam memberikan materi ajar, sehingga siswa tidak bosan dan

bersemangat menerima mata pelajaran yang akan diberikan oleh guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Beringin dari bulan Mei 2012.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah ahli media dan ahli materi sebagaii

validator, guru pengampu (uji terbatas) dan siswa kelas X SMK N 1 Beringin

Bidang Keahlian Busana Butik Program Studi Tata Busana Tahun Ajaran

2021/2022.

1. Analisis kebutuhan

Proses analisis kebutuhan merupakan kegiatan studi pendahuluan

atau sering disebut kegiatan penelitian sebelum dilakukan pengembangan

uji coba produk. Kegiatan yang dilakukan antara lain :

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang


materi yang harus ada dalam media pembelajaran interaktif berdasarkan

standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) dan indikator sehingga

tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan silabus yang tercantum di

lampiran.

2. Perencanaan

Dalam proses perencanaan ini dilakukan perencanaan penelitian

meliputi mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam proses pelaksanaan

penelitian, menetapkan rumusan tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian, dan mendesain atau mempersiapkan langkah-langkah penelitian.


Seperti mempersiapkan materi pembelajaran, pesiapan bahan kerja, proses

pembuatan layout media, proses pembuatan flowchart dan proses

pembuatan media.

3. Pengembangan Produk

Dalam proses pengembangan produk ini dilakukan pembuatan

media pembelajaran dari pengumpulan bahan ajar, mendesain layout,

desain navigasi, Pengumpulan dan penyusunan bahan berupa materi

pembelajaran dalam bentuk teks, gambar, maupun animasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan observasi, data, dokumentasi dan angket. Observasi dilakukan saat

akan dilaksanakannya penelitian untuk memperoleh data sebagai sebuah

kebutuhan untuk dilaksanakannya penelitian dan pengembangan. Data disini

adalah nilai hasil belajar siswa yang standar kelulusannya masih rendah sesuai

dengan standar kriteria ketuntasan minimum. Dokumentasi disini berfungsi

untuk memperoleh data gambar yang diambil saat dilaksanakannya proses uji

coba produk. Angket digunakan untuk memperoleh data penilaian dari ahli

Anda mungkin juga menyukai