Serat Tumbuhan Selulosa Buatan Rayon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Serat tumbuhan selulosa buatan rayon

2. SERAT BUATAN
SERAT buatan menurut Jumaeri, (1979:35), yaitu “SERAT yang molekulnya
disusun secara sengaja oleh manusia. Sifat-sifat umum dari SERAT buatan, yaitu kuat dan
tahan gesekan”.
(1) Rayon
Rayon merupakan SERAT buatan yang paling awal dibuat, memiliki faktor yang
terpenting untuk keberhasilan pemasaran SERAT rayon adalah harga yang murah dan dapat
dipergunakan untuk membuat kain yang bagus dengan warna menyerupai wol, sutera
ataupun linen. SERAT rayon pertama kali dibuat untuk membuat kain pakaian jenis krep
atau menyerupai linen. SERAT rayon ada bermacam-macam yaitu SERAT rayon viskos,
SERAT rayon kupramonium, SERAT rayon modulus, SERAT rayon kekuatan tinggi, SERAT
polinosic. Jenis SERAT rayon yang dapat digunakan sebagai kain untuk busana anak, yaitu
SERAT rayon viskosa dan rayon kuproamonium.

serat rayon

(a) Rayon Viskosa


Campuran rayon viskosa dan poliester banyak digunakan sebagai bahan pakaian. Kain-
kain yang halus digunakan untuk pakaian dan pakaian dalam. Rayon viskosa tahan terhadap
penyetrikaan, tetapi oleh pemanasan yang lama warnanya akan berubah menjadi kuning.
Sedangkan oleh penyinaran kekuatannya akan berkurang. Rayon viskosa cepat rusak oleh
asam dibandingkan dengan kapas, terutama dalam keadaan panas. Rayon viskosa tahan
terhadap pelarut-pelarut, Sedangkan jamur akan menyebabkan kekuatannya berkurang
serta berwarna lebih kusam.
(b) Rayon Kupramonium
Rayon kupramonium adalah selulosa yang di generasi, maka sifatnya dalam banyak hal
sama dengan rayon viskos. Perbedaan sifat-sifatnya antara rayon kupramonium sangat
halus, lebih mulur diwaktu basah dibanding waktu kering, bahan mudah terbakar, dan
kekuatannya berkurang oleh sinar matahari.

Rayon kupramonium kebanyakan digunakan untuk busana pesta anak wanita, karena
kain bermutu tinggi dengan kehalusan filamennya member sifat lemas dan drape yang baik.
.2. Rayon
Pembuatan serat rayon viskosa ditemukan oleh C.F. Cross dan E.J. Bevan
pada tahun 1891, produksi rayon viskosa pertama oleh Courtaulds Ltd. yang
berkembang keseluruh dunia. Rayon atau kain rayon adalah kain yang dibuat dari
serat hasil regenerasi selulosa. Serat yang dijadikan benang rayon berasal
dari polimerorganik, sehingga disebut serat semisintesis karena tidak bisa
digolongkan sebagai serat sintetis atau serat alami yang sesungguhnya. Dalam
industri tekstil, kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau sutra buatan.
Kain ini biasanya terlihat berkilau dan tidak mudah kusut. Serat rayon memiliki unsur
kimia karbon, hidrogen, dan oksigen. Kain rayon digunakan secara luas dalam
industri garmen untuk bahan pakaian dan perlengkapan busana,
seperti daster, jaket, jas, pakaian dalam, syal, topi, dasi, kaus kaki, dan kain
pelapis sepatu. Kain jenis ini juga dipakai sebagai kain alas dan pelengkap perabot
rumah tangga (seprai, selimut, tirai) dan alat-alat kebutuhan industri (kain untuk
perabot rumah sakit, benang ban), serta barang kesehatan pribadi
misalnya;pembalut wanita dan popok. Di Indonesia, kain rayon merupakan bahan
baku untuk industri kain dan baju batik.

BAB II
ISI (Pembahasan)
II.1. Pembahasan
Serat tekstil dari bahan selulosa dibedakan antara serat rayon dan serat asetat.
Serat rayon dan serat asetat dibuat dari senyawa selulosa yang berasal dari pulp
kayu atau serat kapas pendek. Selulosa rayon dan selulosa regenerasi secara fisik
dan dirubah bentuknya menjadi serat melalui proses pemintalan serat. Tapi pada
serat asetat terjadi reaksi kimia didalam senyawa selulosanya, yaitu senyawa
selulosa bereaksi dengan asam asetat membentuk senyawa selulosa asetat yang
sifatnya berbeda dengan bahan asalnya yakni selulosa. Tetapi karena bahan
asalnya sama yakni selulosa, maka kedua jenis serat tersebut digolongkan dalam
serat selulosa buatan.
Rayon merupakan serat buatan yang paling tua. Pengamatan terhadap ulat
sutera dalam membuat kepompong ataupun laba-laba membuat jaring rumahnya,
menyebabkan orang ingin menirunya dengan cara memintal berbagai larutan untuk
memperoleh filamen seperti sutera. Menjelang akhir abad ke 19 terdapat tiga
macam proses untuk merubah senyawa selulosa padat menjadi larutan, yang
kemudian disemprotkan melalui spinneret agar diperoleh suatu serat. Proses
kupramonium berkembang di Jerman mulai tahun 1857, proses nitroselulosa di
Perancis pada tahun 1884 dan proses viskosa di Inggris pada tahun 1892. Proses
viskosa pada waktu sekarang paling banyak dikerjakan, proses kuproamonium
hanya beberapa, sedang proses nitroselulosa tidak dipakai lagi.
Faktor terpenting untuk keberhasilan serat rayon adalah harganya yang murah
dan dapat digunakan untuk membuat kain yang cukup bagus yang warnanya yang
dapat menyerupai wol, sutera ataupun linen. Serat rayon pertama kali dibuat untuk
membuat kain pakaian jenis krep atau menyerupai linen. Oleh karena
kelentingannya rendah, maka serat ini sukar bersaing dengan serat wol.
Pada tahun 1930, dengan ditemukannya penyempurnaan resin anti kusut,
maka penggunaan serat rayon dapat dikembangkan. Tahun 1937 dikembangkan
serat rayon dengan kekuatan tinggi untuk keperluan industri ban dan serat yang
kasar untuk karpet. Sejak itu kira-kira 65% serat rayon untuk keperluan industri dan
lenan rumah tangga dan hanya sebagian kecil saja untuk pakaian.Sesuai dengan
cara pembuatannya dan sifatnya, maka serat rayon dikenal ada beberapa jenis,
antara lain rayon viskosa, rayon kuproamonium, rayon high wet modulus, rayon high
tenacity dan lainnya.

1. Rayon Viskosa
Pembuatan serat rayon viskosa ditemukan oleh C.F. Cross dan E.J. Bevan
pada tahun 1891, produksi rayon viskosa pertama oleh Courtaulds Ltd. yang
berkembang keseluruh dunia. Bahan dasar pembuatan serat viskosa rayon, adalah
bubur kayu yang dimurnikan disebut pulp. Pulp tersebut dirubah menjadi selulosa
alkali dengan natrium hidroksida. Kemudian dengan karbon disulfida dirubah
menjadi natrium selulosa xantat, yang selanjutnya dilarutkan dalam larutan soda
kostik encer. Larutan ini kemudian diperam dan kemudian dipintal dengan cara
pemintalan basah menggunakan larutan asam.
Filamen hasil pemintalan masih belum murni, sehingga perlu dimurnikan. Mula-
mula filamen dicuci dengan air dan dengan larutan natrium sulfida, selanjutnya
dikelentang dengan larutan natrium hipokhlorit dan akhirnya dikeringkan. Untuk
pembuatan benang stapel, filamen dipotong dan bila perlu dibuat keriting. Cara yang
biasanya dilakukan ialah dengan melewatkan filamen diantara rol-rol yang beralur,
sehingga akan menjadi keriting sebelum dipotong-potong menjadi stapel. Selain
cara ini pengeritingan juga dapat dilakukan secara kimia. Kekuatan serat rayon
viskosa dalam keadaan kering 2,6 gram/denier dengan mulur 15% dan dalam
keadaan basah 1,4 gram/denier dengan mulur 25%. Sedangkan elastisitas seratnya
kurang bagus. Moisture regain serat rayon dalam keadaan standar 12-13%. Dalam
keadaan kering, rayon viskosa merupakan isolator listrik yang baik, tetapi uap air
yang diserap akan mengurangi daya isolasinya.
Rayon viskosa tahan terhadap penyeterikaan, tetapi oleh pemanasan yang
lama warnanya akan berubah menjadi kuning. Sedangkan oleh penyinaran
kekuatannya akan berkurang. Rayon viskosa cepat rusak oleh asam dibandingkan
dengan kapas, terutama dalam keadaan panas tetapi tahan terhadap pelarut untuk
pencucian kering (dry-cleaning). Sedangkan jamur akan menyebabkan kekuatan
berkurang serta warna.
Rayon viskosa banyak dipergunakan untuk pakaian untuk tekstil rumah tangga
umpama kain tirai, kain penutup kursi, taplak meja, sprei dan pakaian dalam. Rayon
viskosa baik untuk kain lapis karena tahan gesekan, berkilau dan licin. Campuran
rayos viskosa - poliester digunakan untuk bahan pakaian.

2. Rayon Kuproamonium
Bahan baku untuk rayon kupramonium adalah linter kapas, kadang-kadang
juga digunakan pula pulp yang telah dimurnikan sehingga mempunyai kadar
selulosa yang tinggi. Linter kapas dimasak pada kier pada suhu 150OC dengan
larutan natrium hidroksida encer. Kemudian diputihkan dengan natrium hipokhlorit.
Selulosa yang telah dimurnikan ini kemudian dicampur dengan ammonia, kupro
sulfat dan natrium hidroksida, kemudian diaduk-aduk sehingga menjadi larutan yang
berwarna biru jernih, diencerkan sehingga mengandung selulosa 9-10%, dihilangkan
udaranya dan disaring. Larutan kupramonium dipintal dengan cara pemintalan
basah. Larutan disemprotkan melalui spinneret kedalam air untuk menghilangkan
sebagian besar ammonia dan sebagian kupro, kemudian ditarik, dilewatkan kedalam
larutan asam, rangkaian bak pencucidiberi pelumas, dikeringkan dan akhirnya
digulung.
Serat rayon kupramonium mirip dengan rayon viskosa, perbedaan sifat pokoknya
ialah :
a. Filamen rayon kupramonium sangat halus rata-rata 1,2 denier per filament. Untuk
keperluan khusus dapat dibuat sampai 0,4 denier per filament.
b. Kekuatannya dalam keadaan kering 2,3 gram/denier dengan mulur 15% sedangkan
dalam keadaan basah kekuatanya 1,2 gram/denier dengan mulur 25%.
c. Moisture contentnya 11%.
d. Dapat terbajar; pada suhu 180OC akan rusak; dan kekuatannya berkurang oleh
sinar matahari.
Rayon kupramonium bayak digunakan untuk bahan pakaian wanita, kaos kaki
wanita dan pakaian dalam. Kebanyakan untuk kain-kain mutu baik. Kehalusan
filamennya memberikan sifat lemas dan drape yang baik. Kain wanita yang dibuat
dengan benang rayon kupramonium banyak di dagangkan dengan nama Bemberg
rayon.

3. Rayon High Tenacity


Rayon dengan kekuatan tinggi adalah rayon viskosa yang kekuatannya lebih
tinggi dari rayon viskosa biasa yaitu dalam keadaan kering antara 3,0-5,6
gram/denier dengan mulur 17-7%, sedangkan dalam keadaan basah kekuatannya
1,9-3,9 gram/denier dengan mulur 23-8%.
Cara pemintalannya hamper sama dengan cara pembuatan rayon viskosa biasa,
hanya larutan koagulasinya mengandung seng sulfat yang lebih banyak, atau
dengan menaikan derajat polimerasasinya. Rayon kekuatan tinggi di dagangkan
dengan nama-nama : Tenasco, Cordura, Durafil dan Fortisan.
Rayon kekuatan tinggi digunakan terutama untuk tekstil industri umpama untuk
benang bann, ban pengangkut kain lapis sepatu, pita dan pipa pemadam kebakaran.
Selain itu juga digunakan untuk kain tirai dan pakaian kerja
4. Rayon Asetat
Serat asetat adalah serat yang terbentuk oleh senyawa selulosa asetat. Apabila
lebih dari 92% gugus hidroksil dari selulosa diganti dengan asetat maka serat
tersebut disebut triasetat, serat triasetat telah dicoba pembuatannya sejak tahun
1914. tetapi akrena sukar dicari pelarut yang sesuai dengan zat warna yang cocok,
maka baru dapat diperdagangkan pada tahun 1953 oleh Celanses Co. dengan nama
Arnel. Serat asetat merupakan ester selulosa yang struktur fisika dan kimianya
sangat beda dengan selulosa alam maupun selulosa regenerasi. Ester selulosa
dibentuk dengan memberikan asam asetat glasial,
Asam asetat anhidrat dan asam sulfat pada senyawa selulosa. Reaksinya
disebut asetilasi, beberapa gugus hidroksil dari selulosa diganti dengan gugus asetil.
Serat triasetat gugusan asetilnya lebih sedikit dibandingkan serat diasetat.

5. Selulosa Asetat
Bahan baku selulosa asetat adalah linter kapas atau pulp kayu. Linter kapas
dimasak didalam kier dibawah tekanan selama 4-10 jam de ngan larutan natrium
karbonat, natrium hidroksida atau campuran kedua zat ini. Kemudian dicuci, dibilas,
diputihkan dengan natrium hipokhlorit, dicuci dan akhirnya dikeringkan. Selulosa
asetat kurang higroskopik dibandingkan dengan rayon viskosa dan juga sukar
dicelup. Selulosa asetat lebih mudah mengelembung atau larut dalam pelarutan-
pelarutan organik seperti aseton, metil etil keton, metil asetat, khloroform, metilen
khloroda, etilena khlorida dan lainnya. Asam-asam lemah dan dingin tidak merusak
selulosa asetat, tetapi asam yang pekat seperti asam asetat, formiat dingin, alkali
dan sabun alkali akan merusak selulosa asetat.
Kekuatan selulosa asetat dalam keadaan kering 1,4 gram/denier dengan mulur
25%, sedangkan dalam keadaan basah 0,9 gram/denier dengan mulur 35%.
Penarikan sampai mulur 5% masih bersifat elastis, tetapi jika lebih maka tidak akan
kembali ke panjang semula. Dalam penyinaran kekuatannya akan berkurang. Titik
leleh serat asetat 230OC. Dalam penyertikaan yang sangat panas akan lengket.
Selain itu serat asetat dapat terbakar sama seperti rayon viskosa dan kapas. Kilau
serat asetat biasanya akan berkurang setelah direndam dalam air mendidih, tetapi
akan kembali lagi setelah diseterika.
Selulosa asetat pegangannya lembut dan kainnya mempunyai drape yang baik.
Selain itu merupakan isolator listrik yang baik dan dapat menimbulkan muatan listrik
statik, tahan terhadap serangga dan jamur, dan moisture regain-nya 6,5%. Karena
pegangannya lembut dan hangat, selulosa asetat banyak digunakan untuk pakaian
wanita. Selain itu juga digunakan untuk tekstil rumah tangga, lapisan pengeras kain
misalnya leher kemeja, untuk isolasi listrik dan untuk filter rokok. Selulosa asetat
didagangkan antara lain dengan nama Alon atau Tohalon.
6. Serat Caseine
Serat Caseine dibuat dari susu yang telah dihilangkan rum-nya, kemudian
ditambah asam dan dipanaskan pada suhu 40OC sampai terjadi koagulasi dari
proteinnya. Protein ini kemudian dibersihkan dari asam dan garam kemudian
dikeringkan. Proses ini biasanya dikerjakan dipabrik susu.
Selanjutnya proses pembuatan seratnya dilakukan dipabrik serat yang dilakukan
dengan mencampur dan mendispresikan kasein dengan larutan natrium hidroksida.
Larutan yang terjadi kemudian disemprotkan melalui spineret pada larutan koagulasi
sampai terbentuk filamen. Caseine mempunyai pegangan yang lembut dan hangat,
tidak menggumpal, tapi bila dicampur dengan wol akan menaikan kemampuan
menggumpal serat wol. Kekuatannya kira-kira 0,8-1,0 gram/denier dengan mulur
15%. Dalam keadaan basah kekuatan Caseine lebih rendah, tapi mulurnya jadi lebih
tinggi, Serat Caseine peka terhadap alkali kuat, tetapi tahan terhadap serangan
bakteri dan jamur, tahan terhadap pelarut yang digunakan dalam pencucian kering
dan moisture regainnya 14%. Nama dagang caseine, adalah Lanital, Aralac,
Fibrolone Bx, Fibrolone BC dan Merinova yang digunakan untuk dicampur dengan
wol, kapas dan rayon. Penggunaannya untuk dasi, kaos kaki, gaun wanita dan topi.

7. Serat logam
Pada kain tradisional etnik Indonesia seperti songket, tapis atau ulos terdapat
benang mas atau perak yang membuat kain tradisional tersebut nampak anggun,
karena warna mas atau perak dalam budaya Indonesia bersifat agung, luhur dan
biasanya digunakan oleh kaum bangsawan. Penggunaan serat logam tentu sudah
lama digunakan, tetapi tidak diketahui jelas pembuatan serat logam tersebut pada
bahan tekstil dimasa lalu, dalam teknologi tekstil serat logam mas atau perak tidak
dibuat dari logam yang sebenarnya. Serat logam ada yang dibuat dari logam mulia
atau logam lainnya dan ada pula yang dibuat bukan dari logam, tetapi dari filamen
aluminium yang direkatkan diantara dua helai filamen plastik yang transparan.
Meskipun demikian benang logam hanya digunakan sebagai bahan penghias saja,
baik tekstil untuk keperluan rumah tangga seperti bantal kursi, gorden maupun
pakaian. Serat logam sekarang adalah serat buatan yang disusun dari logam tiruan,
logam berlapis plastik, plastik yang di beri lapisan logam, atau suatu sumbu benang
dilapisi logam. Nama dagang serat logam Lurex, Fairtex, Malora, Chromfex, Metlon,
Alustran, Durastran, Nylco, Reynolds, Reywast dan Lame.

ii.2. Proses Pembuatan Serat Rayon Viskosa


Berikut adalah proses dalam pembuatan serat rayon viskosa :

1. Alkalisasi (Pembuatan Alkali Selulosa)


Proses pembentukan alkali selulosa dengan mereaksikan selulosa yang
berbentuk pulp dengan NaOH 18%. Tujuannya adalah mendapatkan hasil berupa
slurry alkali selulosa, penggembungan selulosa, menghilangkan kotoran, dan
melarutkan hemiselolusa dengan NaOH.
Prosesnya dilakukan padapulper, pulp dimasukan ditambah NaOH dan
MnSO4 (katalis) hasilnya berupa slurry lalu dipompa keslurry tank sehingga
menghasilkan alkali selulosa. Lanjutke slurry press untuk menghilangkan kelebihan
NaOH dan perjalanan terakhiralkalisasi adalah dimasukan kes c hedder dimana
gumpalan akali selulosa akan dicabik -cabik membentuks c um (33-34% selulosa, 15-
16% alkali, dan air).

2. Proses Pemeraman
Hasil proses alkalisasi harus diperam untuk menurunkan derajat polimerisasi
dari selulosa sehingga lebih mudah dilarutkandalam proses selanjutnya. Proses ini
dilakukan dalam alataging drum dengan waktu pemeraman 5-6 jam dan kecepatan
putar 0,3-0,6 rpm. Setelah itu, alkali selulosa dikirim kehoppper untuk menghilangkan
loga-logam alkali, dengan melewatibl ower bertekanan udara.

3. Proses Xantasi
Alkali selulosa belum dapat dilarutkan, untuk itu perlu dirubah ke bentuk lain
agar dapat dilarutkan untuk dipintal. Prosesnya alkali selulosa dirubah ke bentuk
selulosa xantat dengan direaksikan denganKarbon disulfida dalam alat yang
dinamakanxantator.
Prosesnya alkali selulosa akan dimasukan ke dalamnya tetapi sebelum ditambahkan
Karbon disulfida harus diperam dulu supaya tidak dihasilkanCS2 yang akan
menimbulkan ledakan akibat reaksi antara udara dengan Karbon disulfida,
pemeramam selama 7 menit. Setelah itu baru dialirkan Karbon disulfida dengan
pengadukan 43 rpm selama 30 -40 menit sampai akhirnya dihasilkan selulosa xantat .

4. Proses Pelarutan dan Pencampuran


Pelarutan dilakukan dengan mereaksikan alkali selulosa xantat dengan NaOH
20 g/L pada alatdi sol v er dan fine homogenizer yang berlangsung 1,25-1,75 jam pada
kisaran suhu 15-20OC sehingga dihasilkan larutan yang kental yang disebut larutan
viskosa. Proses ini dilakukan pada suhu rendah untuk menghindari terjadinya
dekomposisi xantat dan produk samping. Untuk itu, xantator dilengkapi alat pendingin.
Selanjutnya dialirkan kebl ender untuk menghasilkan larutan yang lebih halus dan rata.

5. Proses Pematangan
Proses ini dimaksudkan untuk menyempurnakanreaksi pembentukan viskosa
dilakukan dalam alatripening tank. Kematangan larutan dinyatakan dalam Ri pening
Indeks (RI) atau angka kematangan. RI dinyatakan dalam banyaknya (ml)Amonium
klorida (NH4Cl) yang diperlukan untuk mengkoagulasi 20 gram viskosa yang
dilarutkan dalam 30 ml air pada suhu 20OC.
Ada 2 macam penghambatyang harus dihilangkan sebelum larutan viskosa
dipintal yaitu pengotor dari debu, karat,serta serat-serat halus yang dapat
menyebabkan penyumbatanpada spineret dan timbulnya gelembung udara yang
dapat memutus filamen serat saat dipintal. Pengotorpertama akan dihilangkan dengan
dilewatkan padafirst filter sedangkan jenis pengotor kedua akan disedot
dengandeaerat or.

6. Spinning (Pemintalan)
Rayon Viskosa dipintal dengan pemintalan basah, prinsipnya larutan viskosa
setelah dilewatkan pada cetakan serat (spineret) akan dimampatkanmenjadi filament
serat dengan dilewatkan padalarutan koagulan. Setelah proses pematangan, larutan
viskosa akan dimasukan ke dalam spinning tanksebagai penampung, lalu
dipompakan ke candle filter (alat perantara sebelum masuk spineret, disini terjadi
penyaringan ulang kotoran) melewati materring pump untuk menjaga kesetabilan
aliran larutan. Setelah itu larutan viskosa dipintal lewat lubang spineret dengan
diendapkan lewat larutan koagulan membentuk filament rayon atau disebuttow
. Komposisi larutan koagulan yaitu:
 Asam sulfat (H2SO4)
Meregenerasi lauratan viskosa (natrium selulosa xantat) menjadi selulosa.

 Seng-sufat (ZnSO4)
Menghambat proses regenerasi yang terlalu cepat sehingga pembentukan lapisan
kulit filamen lebih stabil (agar kecepatan pengendapan flamen di lapisan luar dan
dalam tidak terlalu jauh sehingga diameter serat tidak terlalu mengkerut)
 Natrium sulfat (Na2SO4)
Elektrolit kuat untuk membantu proses koagulasi dengan menajaga stabilitas ph
(buffer) dan mencegah kerusakan filament yangsudah terbentuk oleh H2SO4. Tow
(kumpulan filamen) yang terbentuk, akan ditarik sehingga menimbulkan peregangan
filament, ini dilakukan dengan dilewatkan padaguide adapun pengaturan peregangan
olehstrech roller. Setelah itu tow akan diregangkan kembali dengan dilewatkan
padaidle roller dan feed roller sebelum dipotong-potong.
7. Pemotongan Tow
Tow merupakan kumpulan filament yang panjangnya tidak berujung untuk itu
perlu dilakukan pemotongan agarmemudahkan proses selanjutnya. Proses
pemotongan dilakukan dengan memasukan tow padamesin pemotong dengan posisi
vertikal dengan bantuan semprotan air bersuhu 120OC tekanan 1,2 bar sehingga
dihasilkan serat staple (potongan-potongan flilament) dengan kisaran panjang 32, 38,
44, 51, dan 60 mm.

8. Proses Pengambilan Kembali Karbon disulfide


Serat rayon yang telah dipotong (staple) dilewatkan pada pipa-pipa kecil yang
berlubang dengan injeksi uap,dengan tujuan mengambil CS2 dengan air, proses ini
akan mengambil 30-40% CS2.

9. After Treatment (Proses Pengerjaan Lanjutan)


Proses ini untuk menghilangkan sisa-sisa larutan koagulan dan sulfida yang
masih menempel pada serat rayon viskosa. Serat rayon yangberbentuk hamparan
dilewatkan pada mesinafter treatment secara kontinyu dengan kecepatanc onvey or 3-
5 m/menit. Urutan proses pengerjaan lanjutan diantaranya:
 Acid Free Wash (pencucian bebas asam)
 First Washing (pencucian pertama/lanjutan)
 Desulfurizing (penghilangan belerang)
 Second Washing (pencucian kedua)
 Bleaching (pengelantangan)
 Third Washing (pencucian ketiga)
 Final Washing (pencucian akhir)
 Soft Finish (proses pelembutan)

10. Proses Pengeringan dan Pengepakan


Serat kemudian dipress lewatsqueeze roller lalu dikirim ke mesin wet opener
untuk dicabik-cabik sehingga dengan serat yang terpotong lebih kecil akan lebih
mudah dikeringkan. Selanjutnya serat dikeringkan ke mesin pengeirng denga dua
tahap.

 Pengeringan I suhu 100 -130OC dengan sisa kadar air sekitar 35%
 Pengeirngan II suhu 100 -140OC dengan sisa kadar air 11-13%

Setelah itu serat akan dicabik-cabik lagi menjadi staple yang siap dipintal untuk
benang di mesinfeeder lalu, diteruskan ke mesin opener (mesin pembuka serat).
Akhir proses serat dipak menjadi bale serat dengan berat sekita 250 kg.

Serat Rayon Viskosa


st. annisa destiany 11:56:00 AM Tidak ada komentar:
Serat rayon viskosa merupakan jenis serat buatan yang bahan bakunya berasal dari alam,
yakni dari kayu dengan kadar selulosa tinggi. Selulosa merupakan unsur utama dalam serat
rayon viskosa, sehingga sifat kimia serat rayon viskosa hampir sama dengan sifat kimia dari
serat selulosa lainnya seperti kapas. Serat rayon viskosa berasal dari polimer selulosa
dengan derajat polimerisasi minimal 1.000 yang diproses regenerasi menjadi polimer
dengan derajat polimerisasi sekitar 350. Struktur kimia selulosa dapat dilihat pada Gambar 1
di bawah ini.

Sumber : Ghosh, Premamoy, Fiber Science and Technology, Tata Mcgraw – Hill Publishing Company Limited, New Delhi,
2004, di halaman 39.

Gambar 1 Struktur Bangun Rantai Molekul Selulosa

Molekul selulosa tersusun dari rantai molekul anhidroglukosa yang panjangnya bermacam-
macam ukuran, dalam penyelidikan dengan sinar X dapat ditunjukan bahwa kedudukan
rantai-rantai molekul ini mempunyai 2 bentuk. Pada tempat-tempat tertentu rantai-rantai
molekul itu mempunyai susunan sejajar satu sama lain, sehingga di antara gugus-gugus
hidroksil bekerja ikatan hidrogen yang membentuk kristal-kristal, yang disebut daerah
kristalin. Kristalin-kristalin ini selanjutnya bergabung membentuk fibril-fibril yang akhirnya
membentuk serat.
Molekul selulosa tidak selalu tersusun sejajar terhadap sumbu serat, tetapi pada tempat-
tempat lain terdapat rantai-rantai molekul selulosa yang susunannya tidak teratur dan tidak
sejajar terhadap sumbu serat, bagian ini akan membentuk sisi dan memberikan struktur
yang kurang kompak sehingga pada daerah ini molekul air akan mudah diserap. Pada
daerah ini disebut sebagai daerah amorf. Struktur amorf dan kristalin pada selulosa dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Sumber : Moncrief RW, Man Made Fibres, Newness-Butterworhts 1975, di halaman 75.
Gambar 2 Struktur Amorf dan Kristalin Selulosa

Sifat-sifat Rayon Viskosa


1. Sifat Kimia
Kerusakan kimia disebabkan oleh asam kuat, oksidator dan alkali pekat yang
mengakibatkan hidroselulosa dan oksiselulosa.
- Asam
Asam seperti H2SO4 dapat menyebabkan kerusakan serat selulosa karena terjadi reaksi
hidrolisa pada jembatan glukosida sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa.
Reaksi ini akan mengakibatkan pendeknya rantai molekul sehingga terjadi penurunan
kekuatan tarik. Pengaruh asam pada konsentrasi dan suhu rendah tidak menimbulkan
kerusakan asalkan segera dilakukan proses penetralan setelah pengerjaan selesai.
- Alkali
Pengerjaan dengan alkali lemah pada suhu tinggi akan mengakibatkan pemutusan rantai
molekul sehingga menurunkan kekuatan serat secara perlahan-lahan.
- Oksidator
Reaksi oksiselulosa disebabkan adanya oksidasi oleh oksidator seperti NaOCl. Oksidasi
dalam suasana asam tidak mengakibatkan pemutusan rantai, namun terjadi pembukaan
rantai cincin glukosa sehingga penurunan kekuatan tarik tidak terlalu besar.
2. Sifat Fisika
- Kekuatan tarik
Serat rayon viskosa mempunyai kekuatan tarik kering 2,6 g/denier, sedangkan kekuatan
tarik basahnya 1,4 g/denier. Kekuatan tarik serat rayon dapat diatur dengan cara
pengaturan penarikan pada proses stretching. Penurunan kekuatan tarik disebabkan oleh
penggunaan asam, alkali dan oksidator.
- Mulur
Mulur kering pada saat putus sekitar 15% dan mulur basahnya 25%. Mulur serat
dipengaruhi oleh penarikan, Semakin tinggi penarikan serat maka mulurnya akan semakin
rendah, oleh sebab itu setelah proses penarikan perlu dilakukan proses peregangan agar
mulurnya tidak terlalu rendah.
- Moisture Regain (MR)
MR serat rayon viskosa sebesar (11-14)%
- Derajat putih
Serat rayon viskosa yang baik memiliki nilai derajat putih sebesar 70-75. Penurunan derajat
putih dapat disebabkan oleh adanya partikel pengotor pada serat, kadar belerang yang
tinggi dan pemanasan yang terlalu tinggi.
- Panas
Pemanasan diatas 175°C akan menyebabkan kerusakan karena serat menjadi berwarna
kuning.
- Morfologi
Bentuk penampang melintang serat rayon viskosa bergerigi sedangkan penampang
membujurnya seperti silinder bergaris. Penampang serat rayon viskosa dapat dilihat pada
Gambar 3 di bawah ini.
Sumber : Moncrieff.RW, Man Made Fibres, Newnes-Butterworth, 1975, di halaman 266.

Gambar 3 Penampang Melintang (a) dan Membujur (b) Serat Rayon Viskosa

Serat Rayon Viskosa


st. annisa destiany 11:56:00 AM Tidak ada komentar:
Serat rayon viskosa merupakan jenis serat buatan yang bahan bakunya berasal dari alam,
yakni dari kayu dengan kadar selulosa tinggi. Selulosa merupakan unsur utama dalam serat
rayon viskosa, sehingga sifat kimia serat rayon viskosa hampir sama dengan sifat kimia dari
serat selulosa lainnya seperti kapas. Serat rayon viskosa berasal dari polimer selulosa
dengan derajat polimerisasi minimal 1.000 yang diproses regenerasi menjadi polimer
dengan derajat polimerisasi sekitar 350. Struktur kimia selulosa dapat dilihat pada Gambar 1
di bawah ini.
Sumber : Ghosh, Premamoy, Fiber Science and Technology, Tata Mcgraw – Hill Publishing Company Limited, New Delhi,
2004, di halaman 39.

Gambar 1 Struktur Bangun Rantai Molekul Selulosa

Molekul selulosa tersusun dari rantai molekul anhidroglukosa yang panjangnya bermacam-
macam ukuran, dalam penyelidikan dengan sinar X dapat ditunjukan bahwa kedudukan
rantai-rantai molekul ini mempunyai 2 bentuk. Pada tempat-tempat tertentu rantai-rantai
molekul itu mempunyai susunan sejajar satu sama lain, sehingga di antara gugus-gugus
hidroksil bekerja ikatan hidrogen yang membentuk kristal-kristal, yang disebut daerah
kristalin. Kristalin-kristalin ini selanjutnya bergabung membentuk fibril-fibril yang akhirnya
membentuk serat.

Molekul selulosa tidak selalu tersusun sejajar terhadap sumbu serat, tetapi pada tempat-
tempat lain terdapat rantai-rantai molekul selulosa yang susunannya tidak teratur dan tidak
sejajar terhadap sumbu serat, bagian ini akan membentuk sisi dan memberikan struktur
yang kurang kompak sehingga pada daerah ini molekul air akan mudah diserap. Pada
daerah ini disebut sebagai daerah amorf. Struktur amorf dan kristalin pada selulosa dapat
dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Sumber : Moncrief RW, Man Made Fibres, Newness-Butterworhts 1975, di halaman 75.
Gambar 2 Struktur Amorf dan Kristalin Selulosa

Sifat-sifat Rayon Viskosa


1. Sifat Kimia
Kerusakan kimia disebabkan oleh asam kuat, oksidator dan alkali pekat yang
mengakibatkan hidroselulosa dan oksiselulosa.
- Asam
Asam seperti H2SO4 dapat menyebabkan kerusakan serat selulosa karena terjadi reaksi
hidrolisa pada jembatan glukosida sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa.
Reaksi ini akan mengakibatkan pendeknya rantai molekul sehingga terjadi penurunan
kekuatan tarik. Pengaruh asam pada konsentrasi dan suhu rendah tidak menimbulkan
kerusakan asalkan segera dilakukan proses penetralan setelah pengerjaan selesai.
- Alkali
Pengerjaan dengan alkali lemah pada suhu tinggi akan mengakibatkan pemutusan rantai
molekul sehingga menurunkan kekuatan serat secara perlahan-lahan.
- Oksidator
Reaksi oksiselulosa disebabkan adanya oksidasi oleh oksidator seperti NaOCl. Oksidasi
dalam suasana asam tidak mengakibatkan pemutusan rantai, namun terjadi pembukaan
rantai cincin glukosa sehingga penurunan kekuatan tarik tidak terlalu besar.
2. Sifat Fisika
- Kekuatan tarik
Serat rayon viskosa mempunyai kekuatan tarik kering 2,6 g/denier, sedangkan kekuatan
tarik basahnya 1,4 g/denier. Kekuatan tarik serat rayon dapat diatur dengan cara
pengaturan penarikan pada proses stretching. Penurunan kekuatan tarik disebabkan oleh
penggunaan asam, alkali dan oksidator.
- Mulur
Mulur kering pada saat putus sekitar 15% dan mulur basahnya 25%. Mulur serat
dipengaruhi oleh penarikan, Semakin tinggi penarikan serat maka mulurnya akan semakin
rendah, oleh sebab itu setelah proses penarikan perlu dilakukan proses peregangan agar
mulurnya tidak terlalu rendah.
- Moisture Regain (MR)
MR serat rayon viskosa sebesar (11-14)%
- Derajat putih
Serat rayon viskosa yang baik memiliki nilai derajat putih sebesar 70-75. Penurunan derajat
putih dapat disebabkan oleh adanya partikel pengotor pada serat, kadar belerang yang
tinggi dan pemanasan yang terlalu tinggi.
- Panas
Pemanasan diatas 175°C akan menyebabkan kerusakan karena serat menjadi berwarna
kuning.
- Morfologi
Bentuk penampang melintang serat rayon viskosa bergerigi sedangkan penampang
membujurnya seperti silinder bergaris. Penampang serat rayon viskosa dapat dilihat pada
Gambar 3 di bawah ini.

Sumber : Moncrieff.RW, Man Made Fibres, Newnes-Butterworth, 1975, di halaman 266.

Gambar 3 Penampang Melintang (a) dan Membujur (b) Serat Rayon Viskosa

BAB III
PENUTUP
iii.1. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran tentang
pembuatan serat rayon viskosa diatas adalah :
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat terbagi menjadi 2 yaitu serat
alami dan serat sintetis.
Rayon adalah kain yang dibuat dari serat hasil regenerasi selulosa. Serat yang
dijadikan benang rayon berasal dari polimerorganik, sehingga disebut serat
semisintesis karena tidak bisa digolongkan sebagai serat sintetis atau serat
alami yang sesungguhnya.
Rayon Viskosa adalah serat tekstil golongan serat buatan yang dibuat dari bahan
baku selulosa dan dalam proses pembuatannya dipintal dengan cara pemintalan
basah menggunakan larut.an asam. Bahan dasar pembuatan serat viskosa rayon,
adalah bubur kayu yang dimurnikan (pulp). Pulp tersebut dirubah menjadi selulosa
alkali dengan natrium hidroksida. Kemudian dengan karbon disulfida dirubah
menjadi natrium selulosa xantat, yang selanjutnya dilarutkan dalam larutan soda
kostik encer. Berikut ini adalah tahapan-tahapan proses pembuatan serat rayon
viskosa:
1. Alkalisasi (Pembuatan Alkali Selulosa)
2. Proses Pemeraman
3. Proses Xantasi
4. Proses Pelarutan dan Pencampuran
5. Proses Pematangan
6. Spinning (Pemintalan)
7. Pemotongan Tow
8. Proses Pengambilan Kembali Karbon disulfide
9. After Treatment (Proses Pengerjaan Lanjutan)
10. Proses Pengeringan dan Pengepakan
Rayon atau kain rayon adalah kain yang dibuat dari serat hasil regenerasi selulosa. Serat yang
dijadikan benang rayon berasal dari polimer organik, sehingga disebut serat semisintesis karena
tidak bisa digolongkan sebagai serat sintetis atau serat alami yang sesungguhnya.[1] Dalam industri
tekstil, kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau sutra buatan. Kain ini biasanya terlihat
berstilah “rayon” saat ini mengartikan semua serat buatan manusia yang berasal dari selulosa.

Selulosa berasal dari dinding sel pada tumbuhan dan juga dapat diperoleh dari katun dan pulp
kayu yg dilarutkan.

Rayon memiliki daya serap yang tinggi, lembut di kulit, nyaman dipakai dan mudah untuk
diwarnai. Karena serat rayon memiliki daya serap yang tinggi, dye pewarna sangat mudah
diserap sehingga warna yang ditampilkan pada kain berbahan rayon juga sangat cerah.

Perlu diingat bahwa rayon sangat mudah terbakar, sehingga bahan ini sering diperlakukan
dengan flame retardant. Rayon sangat mnudah terbakar dan api dapat menyebar dengan
cepat. Kandungan serat dari berbagai bahan menentukan seberapa besar bahan tersebut dapat
terbakar dan seberapa cepat. Rayon cenderung lebih mudah terbakar dari serat tanaman
lainnya, seperti linen, katun dan rami.

Pemulihan elastis Rayon adalah yang terendah jika dibandingkan dengan serat manapun. Ini
artinya bahan tersebut tidak cepat kembali ke bentuk dan penampilan aslinya.
Rayon memiliki banyak kegunaan secara komersial, industri dan domestik. Salah satu
penggunaan yang paling populer adalah untuk pakaian. Pakaian formal, celana panjang, gaun,
rok, blus, jaket, pakaian, topi, pakaian olahraga, dasi dan jas semua dapat dibuat dari rayon.
Produk kesehatan wanita dan diapers juga banyak yang terbuat dari rayon. Produk medis
bedah, ban, bola bowling, film fotografi dan produk industri lainnya juga memanfaatkan serat
rayon. Di rumah, kain gorden, furnitur, slipcovers, karpet, seprei, selimut dan tirai juga
banyak ditemukan dari bahan rayon.

serat rayon
Rayon dibuat dengan melarutkan selulosa dalam larutan soda kemudian dilewatkan melalui
lubang-lubang kecil (ke dalam bak kimia) sehingga serat rayon terciptakan.

Rayon biasa, atau viscose, tidak sekuat rami atau katun alami, dan kelemahan ini dapat
diperburuk jika bahan ini terkena sinar matahari dalam jangka waktu yg lama atau basah.
Faktor-faktor lain seperti asam, jamur dan setrika dapat merusak rayon. Namun
memperkuatkan rayon dengan kimia tertentu dan mengkombinasikannya dengan serat lain
dapat meminimalkan kelemahan yg rayon miliki tersebut.

Rayon tidak mudah untuk dibuat, dan proses pembuatannya bisa sangat berbahaya jika
sarung tangan dan peralatan keselamatan yang tepat tidak dipakai. Dalam proses pembuatan
rayon, natrium hidroksida (yang bersifat korosif) digunakan dan akan menyebabkan luka
bakar jika terjadi kontak dengan kulit. Ketika natrium hidroksida dilarutkan dalam air,
sejumlah panas yang tinggi dihasilkan. Oleh karena itu, anda perlu untuk bekerja pada
percobaan ini di daerah yang sangat berventilasi.

Rayon diproduksi lebih banyak daripada kain sintetis lainnya. Sebagian besar produksi rayon
dilakukan di Rusia dan Jepangkilau dan tidak mudah kusut. Serat rayon memiliki unsur kimia
karbon, hidrogen, dan oksigen.

Penggunaan
Kain rayon digunakan secara luas dalam industri garmen untuk bahan pakaian dan
perlengkapan busana, seperti daster, jaket, jas, pakaian dalam, syal, topi, dasi, kaus kaki, dan
kain pelapis sepatu. Kain jenis ini juga dipakai sebagai kain alas dan pelengkap perabot
rumah tangga (seprai, selimut, tirai) dan alat-alat kebutuhan industri (kain untuk perabot
rumah sakit, benang ban), serta barang kesehatan pribadi (pembalut wanita dan popok). Di
Indonesia, kain rayon merupakan bahan baku untuk industri kain dan baju batik.

Sejarah rayon
Bahan Rayon (Rayon Fabric)

Rayon adalah kain sintetis pertama yang pernah dibuat. Bahan ini dikembangkan sebagai
alternatif yang lebih murah untuk kain sutra, maka rayon juga dijuluki sutra buatan. Saat ini
rayon lebih banyak diproduksi daripada kain sintetis lainnya.

Rayon dipatenkan pada tahun 1892 oleh ahli kimia Inggris Cross, Bevan, dan Beadle. Tapi
penamaannya dibuat oleh Kenneth Lord, Senior yang memenangkan kompetisi untuk nama
kain sutra buatan pada tahun 1924. Menurut Wikipedia, Rayon dibuat dari serat hasil
regenerasi selulosa dari bubur kayu atau bahan tanaman. Serat yang dijadikan benang rayon
berasal dari polimer organik, sehingga disebut serat semisintesis karena tidak bisa
digolongkan sebagai serat sintetis atau serat alami yang sesungguhnya. Dalam industri tekstil,
kain rayon dikenal dengan nama rayon viskosa atau sutra buatan. Kain ini biasanya terlihat
berkilau dan tidak mudah kusut. Serat rayon memiliki unsur kimia karbon, hidrogen, dan
oksigen. Asal-usul Rayon yang natural memberikan beberapa kesamaan dengan kain yang
dibuat dari tumbuh-tumbuhan, seperti katun dan linen.

Rayon adalah kain sintetis pertama yang pernah dibuat oleh manusia. Rayon dikembangkan
di Perancis pada tahun 1884 oleh seorang ilmuwan bernama Hilaire de Chardonnet, sebagai
bahan pengganti untuk sutera sampai dengan tahun 1924 ketika namanya diubah menjadi
rayon untuk menggambarkan sifat-sifat metalik atau kin yang berkilau karena mencerminkan
sinar matahari (ray – on atau ray of light).

Bahan Dasar Katun Rayon


Secara umum, ada dua kategori utama dalam pembuatan kain yaitu dari bahan serat alami dan
serat buatan. Serat alami dibuat dari bahan yang ada pada tumbuhan atau binatang. Jika kain
katun terbuat dari kapas ; kain wool terbuat dari bulu domba ; dan kain sutera dari
kepompong ulat sutera, maka serat buatan atau sintetis terbuat dari proses senyawa kimia.

Bahan dasar kain rayon adalah serat alam yang dibuat dari selulosa pulp kayu. Ada tiga
species (jenis) bahan kayu yang paling sering digunakan dalam pembuatan kain rayon, yaitu :
pohon pinus ; pohon hemlock ; dan pohon cemara. Meskipun bahan dasarnya adalah serat
alam, tetapi kain rayon saat ini sudah berkembang sedemikian jauh proses pembuatannya.

Serat yang jadi bahan untuk benang kain rayon berasal dari polimer organik. Ada regenerasi
proses kimiawi dalam pembuatannya, sehingga serat rayon tidak bisa digolongkan sebagai
serat sintetis atau serat alam.

Jen
Sumber : https://www.alibaba.com/

Dalam industri tekstil istilah “rayon” biasa digunakan untuk menyebut semua jenis serat
buatan manusia yang berasal dari selulosa, sejenis material alami yang diambil dari dinding
sel tumbuhan atau pulp kayu yang dilarutkan.
Sumber : http://www.fabrics.com.au/

Seperti halnya kain katun yang biasa digunakan untuk membuat pakaian, kain rayon sendiri
sebenarnya juga tersedia dalam berbagai macam varian. Mulai dari kain rayon spandek, rayon
jersey, hingga rayon PE (polyester).

Sumber : http://www.tr-fabrics.com/

Rayon Spandek

Rayon spandek termasuk kedalam salah satu jenis bahan kain yang terlihat cerah, bertekstur
lembut dan juga fleksibel. Karena bersifat fleksibel dan mudah mudah direnggangkan bahan
rayon spandek sangat sesuai jika dipakai untuk membuat pakaian olahraga, kaos, bahkan
jilbab.

Sumber : http://huaknit.en.ec21.com/

Rayon Jersey

Rayon jersey bukanlah seperti yang dimaksudkan dengan istilah jersey pada kaos-kaos bola.
Jersey yang dimaksud disini adalah tentang nama (istilah) di dunia tekstil untuk nama bahan
kain yang berasal dari campuran antara benang dari serat rayon dan serat jersey.
Sumber : http://www.aaatextiles.com/

Rayon PE (Polyester)

Sesuai dengan namanya, kain rayon PE (polyester) sebenarnya merupakan jenis kain yang
diperoleh dari campuran serat rayon dengan serat polyester. Tingkat gramasi dan campuran
antara kedua bahan tersebut menjadikan kain rayon PE terkesan istimewa.

Sumber : http://www.tr-fabrics.com/

Semakin tinggi kandungan polyester yang terdapat pada bahan kain maka kualitasnya akan
semakin rendah dan harganya semakin murah. Karakteristik bahan kainnya sedikit kasar,
mudah robek dan tidak senyaman kain rayon yang sesungguhnya saat digunakan.
is jenis rayon

Anda mungkin juga menyukai