Bab 1-3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut PP No 4 Tahun 2022, Prinsip-prinsip Merdeka Belajar yang menekankan


kualitas belajar mengajar serta memperluas ruang inovasi dalam sistem
pendidikan perlu terkandung dalam RUU Sisdiknas ke depannya. Peserta Didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu. Pendidikan memiliki peran sentral dalam membangun fondasi yang
kokoh bagi kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, sistem pendidikan umum
memiliki peran penting dalam memberikan akses pendidikan kepada seluruh
warga negara, membentuk karakter, dan mempersiapkan mereka untuk
menghadapi tantangan global di era modern ini. Seiring dengan perubahan zaman
dan perkembangan masyarakat, pendidikan umum di Indonesia terus mengalami
transformasi dalam upaya meningkatkan kualitas dan relevansinya.

Pembelajaran menggunakan Chromebook adalah penggunaan suatu alat seperti


komputer untuk membantu menyajikan materi pembelajaran kepada siswa,
memantau kemajuan belajarnya atau memilih bahan pembelajaran tambahan yang
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa secara individual. Pada dasarnya terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru,
siswa sarana prasarana, lingkungan pendidikan dan kurikulum. Dari beberapa
faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati
kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang
lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan
itu sendiri. Guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Meskipun
fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh
keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses
belajar dan pembelajaran yang maksimal. Untuk itu guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahamaan yang cukup tentang media pengajaran. Dari

1
beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat
memicu peningkatan penalaran siswa yaitu model pembelajaran berbasis
komputer. Pada dasarnya, pembelajaran berbasis Chromebook adalah suatu sistem
pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademik dengan konteks teknologi.

Melalui sistem Chromebook kegiatan pembelajaran dilakukan agar lebih mudah,


maka guru dapat melatih siswa secara terus menerus sampai mencapai ketuntasan
dalam belajar. Latihan yang diberikan guru dimaksudkan untuk melatih
keterampilan siswa dalam berinteraksi dengan materi pelajaran dengan
menggunakan Chromebook terutama dalam pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan. Dalam latihan, siswa dibiasakan untuk menggunakan Chromebook
seoptimal mungkin dan membentuk kebiasaan yang dapat memperkuat daya
tanggap siswa terhadap materi pelajaran yang diterimanya. hal ini dikarenakan
dengan melalui pembelajaran berbasis komputer, siswa akan secara cepat dapat
memperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.

Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan pendidikan antara wilayah


perkotaan dan pedesaan, serta antara daerah yang lebih berkembang dan yang
kurang berkembang. Selain itu, perlu juga diperhatikan masalah ketersediaan dan
kualitas sarana pendidikan, kualifikasi dan kesejahteraan guru, kurikulum yang
relevan dengan kebutuhan zaman, serta aksesibilitas pendidikan bagi kelompok
masyarakat yang rentan. Pendidikan merupakan landasan utama dalam
pembangunan suatu bangsa, dan pendidikan dasar memegang peran kunci dalam
membentuk fondasi yang kokoh bagi kemajuan suatu negara. Salah satu tujuan
utama dari pendidikan dasar adalah memastikan bahwa setiap anak memiliki
kesempatan yang setara untuk mendapatkan pendidikan berkualitas yang dapat
membentuknya menjadi individu yang cerdas dan terampil. Dalam konteks
tersebut, pembelajaran sains (IPA) di tingkat sekolah dasar menjadi aspek krusial
yang mempengaruhi pemahaman anak-anak terhadap fenomena alam, teknologi,
dan lingkungan sekitar mereka.

2
Salah satu media yang muncul sebagai solusi untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran adalah media komputer. Penggunaan media Chromebook dalam
pembelajaran memiliki potensi untuk memberikan pengalaman belajar yang
interaktif, menyenangkan, serta memungkinkan siswa untuk lebih aktif terlibat
dalam proses pembelajaran. Dengan teknologi yang semakin berkembang,
aplikasi dan program Chromebook kini dapat dirancang khusus untuk
memberikan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa di tingkat sekolah dasar.

Penelitian ini diharapkan dapat untuk menginvestigasi pengaruh penggunaan


media Chromebook dalam pembelajaran IPA terhadap peningkatan hasil belajar
siswa kelas 5 SD Negeri 3 Poncowati. Fokus utama penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi apakah penggunaan media Chromebook dapat membantu
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi siklus air, serta apakah
penggunaan media Chromebook dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap
materi siklus air. Dengan memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai
dampak penggunaan media Chromebook dalam pembelajaran IPA, diharapkan
penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan
metode pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif di tingkat sekolah dasar.

1. Identifikasi Masalah

Pembelajaran IPA di tingkat sekolah dasar sering kali dihadapkan dengan


masalah-masalah sebagai berikut:

a. Rendahnya hasil ulangan siswa pada mata pelajaran IPA.


b. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA
c. Kurangnya media yang tersedia di sekolah
d. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
e. Siswa sulit mengerti tentang pembelajaran IPA disd.

3
2. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dapat diketahui bahwa penyebabnya


yaitu kompleksitas materi yang kadang sulit diserap secara konvensional. Materi
IPA di tingkat sekolah dasar sering kali melibatkan konsep-konsep yang abstrak
dan proses yang sulit dipahami oleh siswa kelas 5 sekolah dasar. Minat belajar
yang rendah, serta beberapa siswa mungkin kurang tertarik atau tidak termotivasi
untuk belajar IPA karena tidak melihat relevansi atau kepentingannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kurangnya media pembelajaran sekolah sering kali
memiliki keterbatasan dalam menyediakan media pembelajaran yang menarik dan
beragam untuk mendukung proses pembelajaran IPA. Oleh karena itu,
penggunaan media dalam pembelajaran menjadi sebuah alternatif yang menarik
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah dasar.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Menggunakan Media Pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa, seperti


aplikasi dan program Chromebook yang dirancang khusus untuk pembelajaran
IPA di tingkat sekolah dasar. Penerapan media Chromebook yang interaktif
melalui demonstrasi dapat memperbesar minat belajar, motivasi, serta pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan, dengan fokus utama untuk
meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa (Aisyah, Supriyani & Hawaliyah,
2021).

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada materi siklus air
menggunakan media Chromebook di SD Negeri 3 Poncowati?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar


siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA menggunakan media Chromebook di SD
Negeri 3 Poncowati.

4
D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat bagi guru :

1. Manfaat kepada guru yaitu tentang konsep pembelajaran menggunakan


Chromebook yang dapat digunakan dalam kegiatan mengajar. Selain
itu, memberikan pemahaman akan pentingnya penggunaan
pembelajaran berbasis untuk lebih mengefektifkan lagi kegiatan
pembelajaran di sekolah dan mengemas pembelajaran agar lebih
menarik perhatian peserta didik.
2. Penggunaan media Chromebook memungkinkan guru mengakomodasi
berbagai gaya pembelajaran.

Manfaat bagi siswa :

1. Manfaat bagi siswa yang lebih visual dapat menghargai grafik dan
animasi, sementara siswa auditori dapat mendengarkan narasi atau
penjelasan yang disediakan dalam media chromebook.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. HASIL BELAJAR

Menurut (Irawati, 2021) Hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan suatu tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka ataupun lambing huruf dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil
belajar yang diperoleh siswa dapat memberikan informasi tentang kemampuan
siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru dalam
proses belajar mengajar di kelas.

Hasil belajar siswa merupakan prestasi yang dicapai siswa secara akademis
melalui ujian dan tugas, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan yang
mendukung perolehan hasil belajar tersebut. Di kalangan akademis memang
sering muncul pemikiran bahwa keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh
nilai siswa yang tertera di raport atau di ijasah, akan tetapi untuk ukuran
keberhasilan bidang kognitif dapat diketahui melalui hasil belajar seorang siswa.

Menurut (Dakhi, 2020) hasil belajar siswa merupakan prestasi yang dicapai siswa
secara akademis melalui ujian dan tugas, keaktifan bertanya dan menjawab
pertanyaan yang mendukung perolehan hasil belajar tersebut. Di kalangan
akademis memang sering muncul pemikiran bahwa keberhasilan pendidikan tidak
ditentukan oleh nilai siswa yang tertera di raport atau di ijasah, akan tetapi untuk
ukuran keberhasilan bidang kognitif dapat diketahui melalui hasil belajar seorang
siswa.

6
Sedangkan menurut Suprijono dalam Thobroni (2016:20) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar siswa yang didapatkan melalui pendidikan akan
mampu bersaing dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat.

Menurut (Subini, 2017) hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan suatu tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka ataupun lambing huruf dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil
belajar yang diperoleh siswa dapat memberikan informasi tentang kemampuan
siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru dalam
proses belajar mengajar di kelas.

Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan


pembelajaran yang maksimal. Pentingnya bagi seorang guru untuk mengetahui
karakter atau gaya belajar yang disukai oleh siswa, agar guru akan lebih efektif
dalam memilih strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi, sehingga materi akan dapat tersampaikan dengan baik
kepada siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda serta siswa akan
dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal (Irawati, 2021).

Beberapa pendapat ahli menunjukkan bahwa hasil belajar merupakan indikator


penting dalam mengevaluasi keberhasilan pendidikan, dan pemahaman tentang
gaya belajar siswa dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap informasi tentunya berbeda-
beda tingkatnya ada yang cepat, sedang, dan lambat, karena itulah siswa sering
kali harus menempuh cara yang berbeda-beda untuk bisa memahami setiap
informasi. Ketika siswa sudah memahami gaya belajarnya sendiri, maka siswa
tersebut dapat memproses materi pelajaran atau informasi dengan baik dan masuk
ke dalam ingatan jangka panjang. Oleh karena itu pembelajaran IPA disekolah

7
dasar sebaiknya difokuskan pada kemampuan berfikir dan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran. Bentuk nyata dari keberhasilan suatu
proses pembelajaran IPA dapat dilihat dari hasil belajar yang didapatkan oleh
siswa.

B. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan
segala isinya. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.
Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai
dengan merasa bosan biasanya berbicara dengan diri sendiri atau teman
disampingnya atau bisa juga dengan menyanyikan sebuah lagu, materi
pembelajaran yang dipelajari akan mudah dipahami jika dibaca nyaring, lebih
cepat menyerap dengan mendengarkan, dapat mengingat dengan baik materi saat
diskusi, senang membaca dengan suara keras, dapat menghafal lebih cepat dengan
membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset, senang diskusi, bicara,
bertanya, atau menjelaskan sesuatu dengan panjang, suka mengerjakan tugas
kelompok, merasa terganggu jika ada teman yang berbicara ketika sedang
memperhatikan guru menjelaskan materi (Irawati, 2021).

IPA merupakan pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan


klasifikasi data yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data
terhadap gejala-gejala alam. Pembelajaran IPA terpadu pada hakekatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membiasakan peserta didik
secara individual ataupun kelompok dengan aktif mengeksplorasi, mengelaborasi,
mengkonfirmasi, dan mengkomunikasikan hasilnya (Lukum, 2015).

Pembelajaran IPA akan mengarahkan siswa lebih memahami tentang pentingnya


menjaga lingkungan. Selain itu, siswa juga akan dilatih agar terampil dalam
mengelola lingkungan, yang kemudian menjadi pembiasaan dalam kehidupan
mereka. Pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai salah satu bidang studi
yang banyak menyasari tentang afektif untuk mempelajari alam semesta.

8
Tuntunan proses pengajaran agar tidak monoton atau bersifat hafalan semata guna
mendorong guru IPA untuk terus meningkatkan kreatifitas penggunaan media
dalam pembelajaran IPA, sehingga menciptakan proses pembelajaran yang
menarik, interaktif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran IPA terdapat materi
belajar berupa fakta-fakta dan adapula konsep yang bersifat abstrak (Muhammad
Shiddiq Permana, Dhami Johar dan Bunyamin. 2014: 1-2).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu dasar yang memegang peranan penting
dalam perkembangan IPTEK. Dengan demikian, melalui pembelajaran siswa
diharapkan memiliki berbagai keterampilan seperti keterampilan daya cipta dan
inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, dan kerjasama.
Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah
dasar bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis
dalam menyelesaikan permasalahan sains dan lingkungan. Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar hendaknya
mengarahkan siswa mampu tampil kreatif dalam memecahkan berbagai
permasalahan kehidupan sehari-hari melalui pemberian pengalaman langsung
(Yuliati, 2019).

Materi Ilmu Pengetahuan Alam memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam
menyampaikan materi kepada siswa guru diharapkan memiliki trik agar siswa
tidak merasa bosan dalam pembelajaran. Karena luasnya materi kadang siswa
merasa bosan. Ketika siswa sudah merasa bosan pada pembelajaran dampaknya
mereka juga merasa malas untuk mengerjakan tes evalusai hasil pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah teknik penilaian hasil belajar siswa berbasis
digital sebagai alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi guru.
Peneliti tertarik untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau penilaian berbasis
digital sebagai media penailian pembelajaran (Rahmawati, 2022).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan rasional dan objektif


tentang alam semesta yang dibangun berdasarkan pengamatan, klasifikasi data,
dan aplikasi penalaran matematis serta analisis data terhadap gejala-gejala alam.

9
Pembelajaran IPA yang terpadu bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
siswa dalam mengeksplorasi, mengelaborasi, mengkonfirmasi, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan mereka secara aktif. Pentingnya
pembelajaran IPA juga terletak pada kemampuannya untuk melatih siswa menjaga
dan mengelola lingkungan, sehingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
mereka. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, guru diharapkan
menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan interaktif, menghindari
metode hafalan yang monoton, dan mendorong siswa untuk berpikir kritis serta
menyelesaikan masalah. Selain itu, penerapan teknik penilaian berbasis digital
juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan
minat mereka dalam belajar IPA. Dengan demikian, pembelajaran IPA diharapkan
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, inovasi, dan
kerjasama.

C. MEDIA CHROMEBOOK

Media pembelajaran Chromebook merupakan suatu sistem pembelajaran yang


menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks
teknologi. Chromebook merupakan perangkat komputer/laptop yang sama dengan
yang laptop pada umumnya. Perbedaannya hanya pada sistem operasi yang
digunakan, yaitu Chrome OS. Chromebook merupakan media yang secara virtual
dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan
siswa. Pada dasarnya Chromebook memiliki kemampuan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Dengan media pembelajaran
berbasis Chromebook maka proses pembelajaran akan lebih maksimal. Menurut
Wati (2016: 77) media pembelajaran berbasis Chromebook memiliki beberapa
fungsi yang perlu dipahami. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Kognitif
Chromebook mengajarkan mengenai berbagai konsep. Konsep-konsep
tersebut terdiri dari aturan, prisnsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi.

10
Kemudian, konsep-konsep tersebut dijelaskan dengan sederhana melalui
penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Dengan demikian,
Chromebook sesuai sebagai media pembelajaran mandiri.
2. Fungsi Psikomotor
Chromebook memiki fungsi psikomotor. Fungsi tersebut tersurat dan tersirat
dalam bentuk pembelajaran yang dikemas dalam game dan simulasi. Hal
tersebut sangat baik digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.

3. Fungsi Afektif
Chromebook menghandirkan progam-progam yang menarik. Apabila
progam-progam tersebut dirancang dengan tepat maka tujuan pembelajaran
pun akan tercapai, termasuk sikap siswa.

Chromebook adalah perangkat untuk memberikan pengalaman web yang lebih


baik kepada pengguna yang dikembangkan oleh google (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2021).

Menurut (Kresnadi, 2023) keberhasilan program digitalisasi pendidikan Indonesia


sangat bergantung pada kesiapan dari setiap spek, baik lembaga maupun sumber
daya manusianya. Khususnya dalam aspek infrastruktur pendidikan. Secara
umum, sudah ada tiga aspek yang setidaknya dapat dikatakan cukup baik dalam
merespon pendidikan berbasis digital yakni, regulator, pengajar atau guru, dan
siswa. Untuk mencapai hal tersebut ada aspek-aspek yang harus dipenuhi, antara
lain penyediaan sarana pendidikan yang memadai, seperti tersedianya sarana
pembelajaran berbasis tekonologi informasi dan komunikasi. Penggunaan sarana
pembelajaran berbasis tekonologi informasi dan komunikasi sangat menunjang
efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Melalui program bantuan pemerintah
berupa peralatan TIK bagi sekolah dasar berupa chromebook maka diharapkan
pembelajaran berbasis digitalisasi dapat terwujud.

Dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0 untuk
dapat bersaing dengan negara lain, pelaksanaan pembelajaran perlu dirancang dan
diformat dengan sebaik-baiknya dan kualitas pendidikan harus ditingkatkan.

11
Kehadiran teknologi dalam pembelajaran merupakan tantangan tersendiri bagi
dunia pendidikan, khususnya teknologi pembelajaran. Tuntutan dalam menjawab
globalisasi Pendidikan telah hadir didepan mata. Menurut Sutrisno (Supriadi &
Muis, 2022) Berbagai perangkat keras (hardware) beserta koneksinya dapat
menghantarkan peserta didik secara cepat dan akurat apabila dimanfaaatkan
secara benar dan tepat.

(Purwanti, 2023) mengatakan bahwa saat ini terdapat berbagai tantangan dunia
pendidikan yang perlu dihadapi dalam menyiapkan generasi emas Indonesia, salah
satunya adalah pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Sejak
pandemi Covid-19 seluruh instansi dan stakeholders didorong untuk melakukan
transisi dan adopsi teknologi informasi dalam menjalankan kebijakan dan
program. Kondisi tersebut tidak bisa dihindari, warga sekolah pun turut serta
dalam melakukan adaptasi kebiasaan baru, yakni pembelajaran menggunakan
media digital. Oleh karenanya, digitalisasi sekolah adalah sebuah keniscayaan
dalam arah kebijakan ke depan.

Keberhasilan program pemanfaatan chromebook sebagai media pembelajaran


sangat bergantung pada kesiapan lembaga dan sumber daya manusia, terutama
dalam penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Program bantuan pemerintah berupa peralatan TIK, seperti Chromebook,
diharapkan dapat mendukung pembelajaran berbasis digital di sekolah dasar.
Meskipun sudah ada kemajuan dalam aspek sekolah, pengajar, dan siswa,
tantangan besar masih ada dalam memanfaatkan teknologi secara efektif. Pandemi
Covid-19 telah mempercepat transisi ke pembelajaran digital, menekankan
pentingnya adaptasi teknologi dalam pendidikan. Oleh karena itu, digitalisasi
sekolah menjadi sebuah pembaharuan dalam arah kebijakan pendidikan ke depan.

D. KARAKTERISTIK SISWA

Analisis karakteristik siswa dilakukan setelah perancang pembelajaran


mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Juga ditunjukkan bahwa

12
hasil analisis karakteristik siswa selanjutnya dijadikan pijakan kerja dalam
memilih, menetapkan, dan mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran.
Dengan konteks seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya dilakukan penelitian
karakteristik siswa yang berkaitan dengan kefektifan pembelajaran agar dapat
dipakai sebagai dasar bagi para guru dalam mendesain program-program
pembelajaran (Septianti, Nevi & Rara Afiani, 2020).

Siswa kelas 5 SD memiliki beberapa karakteristik khas yang memengaruhi cara


mereka belajar, berinteraksi, dan berkembang. Berikut adalah beberapa
karakteristik umum dari siswa kelas 5 SD:

1. Usia dan Perkembangan: Siswa kelas 5 SD biasanya berusia sekitar 10-


11 tahun. Pada usia ini, mereka sedang mengalami periode perkembangan
yang penting dalam hal kognitif, sosial, dan emosional. Mereka mulai
menunjukkan minat yang lebih besar dalam eksplorasi, penemuan, dan
pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.
2. Kemandirian: Siswa kelas 5 SD biasanya mulai menunjukkan tingkat
kemandirian yang lebih tinggi dalam melakukan tugas-tugas akademis dan
non-akademis. Mereka dapat melakukan tugas-tugas tertentu secara
mandiri, meskipun masih memerlukan bimbingan dan dukungan dari guru
dan orang tua.
3. Peningkatan Keterampilan Berpikir: Siswa kelas 5 SD sedang
mengembangkan keterampilan berpikir abstrak yang lebih kompleks.
Mereka mampu melakukan pemecahan masalah yang lebih rumit dan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang dalam proses pengambilan
keputusan.
4. Minat yang Beragam: Siswa kelas 5 SD memiliki minat yang beragam
dalam hal kegiatan dan topik pembelajaran. Mereka mungkin
menunjukkan minat yang kuat dalam beberapa subjek tertentu, seperti ilmu
pengetahuan alam, matematika, seni, olahraga, atau aktivitas sosial.

13
5. Keterlibatan Aktif: Siswa kelas 5 SD cenderung menjadi lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Mereka mungkin lebih mudah terlibat dalam
diskusi kelas, proyek kelompok, dan kegiatan praktikum atau eksperimen
ilmiah.
6. Perhatian yang Lebih Lama: Siswa kelas 5 SD umumnya dapat
mempertahankan perhatian mereka untuk jangka waktu yang lebih lama
daripada siswa kelas yang lebih muda. Namun, mereka masih memerlukan
variasi dalam metode pengajaran dan interaksi yang menarik untuk
menjaga minat dan fokus mereka.
7. Pengembangan Kemampuan Sosial: Siswa kelas 5 SD sedang
mengembangkan kemampuan sosial yang lebih kompleks, termasuk
kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, berkomunikasi secara efektif,
dan memahami emosi dan perasaan orang lain.
8. Peningkatan Tanggung Jawab: Siswa kelas 5 SD biasanya mulai
mengalami peningkatan tanggung jawab dalam hal tugas sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler, dan kewajiban rumah tangga. Mereka belajar untuk
mengatur waktu, mengelola tugas, dan memprioritaskan berbagai
komitmen mereka.

Pada usia ini, mereka mengalami perkembangan signifikan dalam aspek kognitif,
sosial, dan emosional. Siswa mulai menunjukkan kemandirian yang lebih tinggi,
kemampuan berpikir abstrak yang lebih kompleks, dan minat yang beragam
dalam berbagai subjek seperti ilmu pengetahuan, matematika, seni, dan olahraga.
Mereka juga lebih aktif terlibat dalam pembelajaran melalui diskusi, proyek
kelompok, dan kegiatan praktikum, serta mampu mempertahankan perhatian lebih
lama dengan variasi metode pengajaran yang menarik. Selain itu, mereka
mengembangkan kemampuan sosial yang lebih baik, seperti bekerja dalam
kelompok dan memahami emosi orang lain, serta mulai belajar mengatur waktu
dan memprioritaskan berbagai tanggung jawab. Memahami karakteristik ini
membantu guru dalam memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang
sesuai untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal.

14
E. PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Menurut (Paizaluddin & Ermalinda 2015) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


berasal dari bahasa inggris Classroom Action Research, yang artinya penelitian
yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu objek penelitian dalam kelas tersebut. Secara empiris, guru
yang berpengalaman mengajar secara tidak disadari telah melakukan sejumlah
kegiatan tambahan yang tidak tercantum dalam satuan pelajaran tetapi ia telah
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya yang digunakan dalam upaya


memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan model pengembangan profesi dimana guru mempelajari cara siswa
belajar dalam kaitannya dengan cara guru mengajar, sehingga guru dapat
memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan
proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan
guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah, dan
menumbuhkan budaya profesional di kalangan pendidik. Dengan demikian bahwa
Penelitian Tindakan Kelas merupakan pengembangan profesi guru dimana
seorang guru dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang disebut dengan
kegiatan ilmiah seorang guru mengembangkan inovasinya dalam pembelajaran
seperti menggunakan metode, strategi media demi meningkatkan kompetensi
profesionalnya (Fitra, Kristiawan & Rahmat. 2019).

Tampubolon (2014) juga menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas menjadi


kebutuhan utama para pendidik dalam rangka memperbaiki/meningkatkan kualitas
kinerjanya yang akan berdampak positif terhadap 1) peningkatan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah Pendidikan dan masalah pembelajaran yang
dihadapi secara nyata; 2) peningkatan kualitas masukan, proses, dan hasil belajar
baik akademik maupun nonakademik; 3) peningkatan profesionalisme pendidik;
dan 4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian dan berkelanjutan. Saat

15
ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memang mendapatkan perhatian yang cukup
besar dalam dunia pendidikan.

Menurut (Kristiawan, 2014) Kompetensi guru dalam melaksanakan Penelitian


Tindakan Kelas adalah bagian dari kompetensi profesional yang guru harus
mampu serta kuasai dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Guru perlu
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dikarenakan dengan melaksanakan PTK
ini maka akan diperoleh manfaat ganda yaitu memperbaiki dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan pengembangan
profesi.

Hal yang sangat diperlukan agar guru dapat menerapkan PTK sebagai upaya
memperbaiki atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih profesional,
guru dituntut untuk berani mengatakan secara jujur mengenai beberapa sisi lemah
yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelola.
Dengan kata lain, guru harus mampu merefleksi, merenung, berpikir balik,
mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka
mengidentifikasikan sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Permasalahan yang
diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang
dihayati guru dalam praktik pembelajaran, bukan praktik yang disarankan, apalagi
ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh kepala sekolah yang menjadi mitra.
Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar,
kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa (Slameto, 2015).

Melihat dari beberapa pendapat ahli yang telah di jabarkan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan metode yang digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Dalam praktiknya, guru
sering tanpa sadar telah melakukan kegiatan yang sejalan dengan konsep PTK.
Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan
memahami hubungan antara cara siswa belajar dan metode pengajaran guru. Guru
yang melakukan PTK dapat meningkatkan refleksi diri, kemajuan sekolah, dan
profesionalisme pendidik. PTK juga membantu dalam pengembangan inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru. Penting bagi guru untuk jujur

16
dalam mengidentifikasi kelemahan dalam implementasi program pembelajaran,
serta menetapkan permasalahan dalam PTK berdasarkan pengalaman praktik
pembelajaran, bukan sekadar saran dari pihak eksternal.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian

a. Lokasi penelitian bertempat di desa Poncowati, Kecamatan Terbanggi

Besar Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian Subjek penelian ini adalah

siswa kelas 5 SD Negeri 3 Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar

Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 24 siswa.

b. Penelitian di laksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2024.

Di SD Negeri 3 Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten

Lampung Tengah.

B. Prosedur Perbaikan Pembelaharan

Tipe penelitian yang digunakan pada saat ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Tindakannya dilakukan dalam 2 kali siklus. Siklus atau putaran ini

merupakan langkah-langkah pelaksanaan PTK dan berfungsi untuk memvalidasi

dan menyempurnakan Tindakan sebagai solusi atas masalah penelitian. TK

memiliki kemudahan karena (1) berbasis pada masalah yang dihadapi langsung di

kelas oleh guru dan (2) melibatkan pihak-pihak yang sudah familier, yaitu siswa,

17
guru rekan sejawat, dan/atau karyawan di lingkungan kerja sendiri

(Mulyatiningsih, 2015).

Pada prosedur siklus 1 terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu: tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Setelah melakukan

refleksi dan didapatkan data yang kurang sesuai dilanjutkan ke siklus 2 dengan

prosedur penelitian yang terdiri dari empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi. Jika data yang didapatkan sudah

menunjukan kenaikan hasil belajar maka dapat dikatakan penelitian berjalan

dengan lancar. Berikut diagram alir penelitian yang akan dilaksanakan:

18
Penelitian pada diagram alir diatas dapat dijabarkan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Siklus 1

a. Tahap perencanaan

Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:

19
 Menyiapkan tempat penelitian.

 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Media

Pembelajaran Chromebook.

 Menyiapkan bahan ajar untuk pertemuan dengan menggunakan Media

Pembelajaran Chromebook

 Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

 Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terkait materi Siklus

Air pada mata Pelajaran IPA.

 Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan untuk memulai proses pelaksanaan pembelajaran

Materi IPA Siklus air dengan Media Chromebook dengan susunan sebagai

berikut:

1. Kegiatan Awal

 Penguatan Pendidikan Karakter, melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa

kehadiran sebagai sikap disiplin.

 Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau nasional.

 Setelah Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang akan disampaikan oleh guru.

20
 Memberikan materi yang akan disampaikan dengan pengalaman peserta

didik dan mengaitkannya dengan materi sebelumnya.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

 Pengamat yang merupakan teman sejawat memeriksa kelengkapan

perangkat pembelajaran guru.

 Guru memberikan materi pembuka pada siswa yang berkaitan dengan

materi inti dan media yang digunakan.

 Guru membagi siswa menjadi 12 kelompok kecil.

 Guru membagikan media pembelajaran Chromebook pada masing-

masing kelompok.

 Guru dan siswa membuka video tentang siklus air melalui Chromebook.

 Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

meringkas isi dari video siklus air.

 Guru memberikan pemahaman tambahan apa itu siklus air.

3. Kegiatan Penutup

 Guru Memberikan Tanggapan terhadap hasil pembelajaran hari ini.

 Siswa mampu mengemukakan hasil belajar hari ini

 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

21
c. Tahap Observasi

Guru dan pengamat melakukan observasi pada proses pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap tahapannya.

d. Tahap Refleksi

 Mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan antara guru dan

siswa setelah menggunakan media pembelajaran Chromebook, yang telah

dikumpulkan yaitu lembar kerja Peserta Didik (LKPD).

 Mengevaluasi hasil belajar yang didapat siswa setelah proses pembelajaran

menggunakan media pembelajaran Chromebook.

 Mencari solusi dari pembelajaran menggunakan media Chromebook agar

lebih menarik, dikarenakan pada siklus 1 siswa masih kurang aktif pada saat

pembelajaran maka akan dilaksanakan siklus 2.

Siklus 2

a. Tahap perencanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus 2 dilakukan sama dengan siklus 1 pada

pengelolaan proses pembelajaran dengan menggunakan media Chromebook

pada materi siklus air. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap

perencanaan yaitu:

 Menyiapkan tempat penelitian.

 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Media

Pembelajaran Chromebook.

22
 Menyiapkan bahan ajar untuk pertemuan dengan menggunakan Media

Pembelajaran Chromebook

 Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

 Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terkait materi Siklus

Air pada mata Pelajaran IPA.

 Mendiskusikan RPP dengan rekan sejawat dan meminta masukan untuk

perbaikan RPP.

 Menyiapkan alat dokumentasi.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan untuk memulai proses pelaksanaan pembelajaran

Materi IPA Siklus air dengan Media Chromebook dengan susunan sebagai

berikut:

4. Kegiatan Awal

 Penguatan Pendidikan Karakter, melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa

kehadiran sebagai sikap disiplin.

 Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau nasional.

 Setelah Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang akan disampaikan oleh guru.

 Memberikan materi yang akan disampaikan dengan pengalaman peserta

didik dan mengaitkannya dengan materi sebelumnya.

23
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

5. Kegiatan Inti

 Pengamat yang merupakan teman sejawat memeriksa kelengkapan

perangkat pembelajaran guru.

 Guru memberikan materi pembuka pada siswa yang berkaitan dengan

materi inti dan media yang digunakan.

 Guru membagi siswa menjadi 12 kelompok kecil.

 Guru membagikan media pembelajaran Chromebook pada masing-

masing kelompok.

 Guru dan siswa membuka video tentang siklus air melalui Chromebook.

 Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

meringkas isi dari video siklus air.

 Guru memberikan pemahaman tambahan apa itu siklus air.

6. Kegiatan Penutup

 Guru Memberikan Tanggapan terhadap hasil pembelajaran hari ini.

 Siswa mampu mengemukakan hasil belajar hari ini

 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

c. Tahap Observasi

24
Guru dan pengamat melakukan observasi pada proses pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap tahapannya.

d. Tahap Refleksi

 Mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan antara guru dan

siswa setelah menggunakan media pembelajaran Chromebook, yang telah

dikumpulkan yaitu lembar kerja Peserta Didik (LKPD).

 Mengevaluasi hasil belajar yang didapat siswa setelah proses pembelajaran

menggunakan media pembelajaran Chromebook.

 Mencari solusi dari pembelajaran menggunakan media Chromebook agar

lebih menarik, dikarenakan pada siklus 1 siswa masih kurang aktif pada saat

pembelajaran maka akan dilaksanakan siklus 2.

25
yang dilaksanakan melalui empat tahap yaitu:

1. Perencanaan

a. Merencanakan hal-hal yang akan diajarkan serta permasalah yang ada

dan cara pemecahanya. Adapun hal-hal yang dilakukan pada perencanaan

antara lain:

1. Penyusunan RPP dengan model yang telah direncankan dalam PTK.

2. Menyusun lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran

yang ingin di capai.

3. Membuat soal test yang akan di adakan untuk mengetahui hasil

pembelajaran siswa.

26
4. Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan

media pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Perbaikan

Merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya

perbaikan / upaya yang di inginkan. Peran pelaksanaan tindakan yaitu

ikut terlibat dalam proses pembelajaran yang telah direncanakan yaitu

sesuai dengan judul yang angkat.

c. Langkah-langah perbaikan

Pada tahap observasi ini guru merekam kegiatan siswa untuk

mendapatkan data – data dari hasil pembelajaran agar guru mendapatkan

hasil yang sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Dalam observasi

hendaknya guru mengalami secara langsung tentang:

1. Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar,

2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran,

3. Kinerja siswa dan minat siswa dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan untuk meningkatkan efektivitas

pembelajaran IPA di sekolah dasar dengan menggunakan media Chromebook:

a. Analisis Kebutuhan

27
Lakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan siswa dan tantangan

yang dihadapi dalam pembelajaran IPA. Identifikasi area-area di mana

siswa mengalami kesulitan dan temukan solusi yang tepat untuk setiap

tantangan.

b. Pemilihan Aplikasi dan Program yang Tepat

Pilih aplikasi dan program Chromebook yang sesuai dengan

kebutuhan dan karakteristik siswa di tingkat sekolah dasar. Pastikan

aplikasi tersebut menyediakan konten pembelajaran yang menarik,

interaktif, dan sesuai dengan kurikulum yang telah disusun.

c. Integrasi Media Chromebook dalam Pembelajaran

Gunakan media Chromebook secara aktif dalam setiap sesi

pembelajaran IPA. Berikan kesempatan kepada siswa untuk

menggunakan teknologi tersebut dalam eksplorasi konsep-konsep

IPA, simulasi, percobaan virtual, dan aktivitas interaktif lainnya.

d. Pembelajaran Kolaboratif

Dorong pembelajaran kolaboratif di mana siswa dapat bekerja sama

dalam kelompok menggunakan media Chromebook untuk

menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan

keterlibatan siswa dan memfasilitasi pertukaran ide dan pengetahuan

antar mereka.

e. Evaluasi dan Umpan Balik: Lakukan evaluasi berkala terhadap

efektivitas penggunaan media Chromebook dalam pembelajaran IPA.

Dapatkan umpan balik dari guru, siswa, dan orang tua mengenai

28
kelebihan dan kekurangan dari pendekatan ini, dan lakukan perbaikan

atau penyesuaian sesuai kebutuhan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggunakan tes hasil belajar siswa kelas 5 SD

Negeri 3 Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan berdasarkan dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan

evaluasi guna untuk menyempurnakan tindakan berikutnya. Hasil Refleksi ini

oleh guru dijadikan acuan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dan

selanjutnya direncanakan kembali pada Refleksi siklus kedua. Pada tahap

pelaksanaan ini apabila presentasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan

dengan mengunakan langkah-langkah yang benar yang sesuai dengan target

yang telah direncanakan maka penelitian baru dikatakan berhasil.

C. Analisis Data

Analisis data di lakukan dengan sistematik sederhana. Analisis dalam penelitian

ini adalah menggunakan media chromebook. Dalam hal ini data di sajikan dalam

bentuk tabel sederhana, seperti presentase dan rata-rata serta penggambaran secara

verbal dari proses pemelajaran yang sedang berlangsung di sekolah.

Memperhatikan karateristik usia anak SD diatas maka sangat memungkinkan

29
seorang guru mendesain seperangkat media pembelajaran menggunakan teknologi

komputer. Dengan menggunakan chromebook materi pelajaran yang masih

bersifat abstrak dapat di konkritkan, sehingga anak SD dapat memahami materi

pelajaran dengan mudah. Media pembelajaran chromebook dapat menghadirkan

pengalaman langsung, misalnya untuk menjelaskan ikan didalam lautan, seorang

anak dapat melihat langsung tanyangan di layar chromebook dengan berbagai

penjelasan suara dan efek animasi yang mengesankan seolah anak mengalaminya

langsung.

30

Anda mungkin juga menyukai