Bab 1-3
Bab 1-3
Bab 1-3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat
memicu peningkatan penalaran siswa yaitu model pembelajaran berbasis
komputer. Pada dasarnya, pembelajaran berbasis Chromebook adalah suatu sistem
pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademik dengan konteks teknologi.
2
Salah satu media yang muncul sebagai solusi untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran adalah media komputer. Penggunaan media Chromebook dalam
pembelajaran memiliki potensi untuk memberikan pengalaman belajar yang
interaktif, menyenangkan, serta memungkinkan siswa untuk lebih aktif terlibat
dalam proses pembelajaran. Dengan teknologi yang semakin berkembang,
aplikasi dan program Chromebook kini dapat dirancang khusus untuk
memberikan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa di tingkat sekolah dasar.
1. Identifikasi Masalah
3
2. Analisis Masalah
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada materi siklus air
menggunakan media Chromebook di SD Negeri 3 Poncowati?
C. TUJUAN PENELITIAN
4
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi siswa yang lebih visual dapat menghargai grafik dan
animasi, sementara siswa auditori dapat mendengarkan narasi atau
penjelasan yang disediakan dalam media chromebook.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HASIL BELAJAR
Menurut (Irawati, 2021) Hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan suatu tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka ataupun lambing huruf dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil
belajar yang diperoleh siswa dapat memberikan informasi tentang kemampuan
siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Hasil belajar siswa merupakan prestasi yang dicapai siswa secara akademis
melalui ujian dan tugas, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan yang
mendukung perolehan hasil belajar tersebut. Di kalangan akademis memang
sering muncul pemikiran bahwa keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh
nilai siswa yang tertera di raport atau di ijasah, akan tetapi untuk ukuran
keberhasilan bidang kognitif dapat diketahui melalui hasil belajar seorang siswa.
Menurut (Dakhi, 2020) hasil belajar siswa merupakan prestasi yang dicapai siswa
secara akademis melalui ujian dan tugas, keaktifan bertanya dan menjawab
pertanyaan yang mendukung perolehan hasil belajar tersebut. Di kalangan
akademis memang sering muncul pemikiran bahwa keberhasilan pendidikan tidak
ditentukan oleh nilai siswa yang tertera di raport atau di ijasah, akan tetapi untuk
ukuran keberhasilan bidang kognitif dapat diketahui melalui hasil belajar seorang
siswa.
6
Sedangkan menurut Suprijono dalam Thobroni (2016:20) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Hasil belajar siswa yang didapatkan melalui pendidikan akan
mampu bersaing dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat.
Menurut (Subini, 2017) hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan suatu tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka ataupun lambing huruf dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil
belajar yang diperoleh siswa dapat memberikan informasi tentang kemampuan
siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru dalam
proses belajar mengajar di kelas.
7
dasar sebaiknya difokuskan pada kemampuan berfikir dan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran. Bentuk nyata dari keberhasilan suatu
proses pembelajaran IPA dapat dilihat dari hasil belajar yang didapatkan oleh
siswa.
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan
segala isinya. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.
Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai
dengan merasa bosan biasanya berbicara dengan diri sendiri atau teman
disampingnya atau bisa juga dengan menyanyikan sebuah lagu, materi
pembelajaran yang dipelajari akan mudah dipahami jika dibaca nyaring, lebih
cepat menyerap dengan mendengarkan, dapat mengingat dengan baik materi saat
diskusi, senang membaca dengan suara keras, dapat menghafal lebih cepat dengan
membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset, senang diskusi, bicara,
bertanya, atau menjelaskan sesuatu dengan panjang, suka mengerjakan tugas
kelompok, merasa terganggu jika ada teman yang berbicara ketika sedang
memperhatikan guru menjelaskan materi (Irawati, 2021).
8
Tuntunan proses pengajaran agar tidak monoton atau bersifat hafalan semata guna
mendorong guru IPA untuk terus meningkatkan kreatifitas penggunaan media
dalam pembelajaran IPA, sehingga menciptakan proses pembelajaran yang
menarik, interaktif dan menyenangkan. Dalam pembelajaran IPA terdapat materi
belajar berupa fakta-fakta dan adapula konsep yang bersifat abstrak (Muhammad
Shiddiq Permana, Dhami Johar dan Bunyamin. 2014: 1-2).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu dasar yang memegang peranan penting
dalam perkembangan IPTEK. Dengan demikian, melalui pembelajaran siswa
diharapkan memiliki berbagai keterampilan seperti keterampilan daya cipta dan
inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, dan kerjasama.
Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah
dasar bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis
dalam menyelesaikan permasalahan sains dan lingkungan. Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar hendaknya
mengarahkan siswa mampu tampil kreatif dalam memecahkan berbagai
permasalahan kehidupan sehari-hari melalui pemberian pengalaman langsung
(Yuliati, 2019).
Materi Ilmu Pengetahuan Alam memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam
menyampaikan materi kepada siswa guru diharapkan memiliki trik agar siswa
tidak merasa bosan dalam pembelajaran. Karena luasnya materi kadang siswa
merasa bosan. Ketika siswa sudah merasa bosan pada pembelajaran dampaknya
mereka juga merasa malas untuk mengerjakan tes evalusai hasil pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah teknik penilaian hasil belajar siswa berbasis
digital sebagai alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi guru.
Peneliti tertarik untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau penilaian berbasis
digital sebagai media penailian pembelajaran (Rahmawati, 2022).
9
Pembelajaran IPA yang terpadu bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
siswa dalam mengeksplorasi, mengelaborasi, mengkonfirmasi, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan mereka secara aktif. Pentingnya
pembelajaran IPA juga terletak pada kemampuannya untuk melatih siswa menjaga
dan mengelola lingkungan, sehingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
mereka. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, guru diharapkan
menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan interaktif, menghindari
metode hafalan yang monoton, dan mendorong siswa untuk berpikir kritis serta
menyelesaikan masalah. Selain itu, penerapan teknik penilaian berbasis digital
juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan
minat mereka dalam belajar IPA. Dengan demikian, pembelajaran IPA diharapkan
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, inovasi, dan
kerjasama.
C. MEDIA CHROMEBOOK
1. Fungsi Kognitif
Chromebook mengajarkan mengenai berbagai konsep. Konsep-konsep
tersebut terdiri dari aturan, prisnsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi.
10
Kemudian, konsep-konsep tersebut dijelaskan dengan sederhana melalui
penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Dengan demikian,
Chromebook sesuai sebagai media pembelajaran mandiri.
2. Fungsi Psikomotor
Chromebook memiki fungsi psikomotor. Fungsi tersebut tersurat dan tersirat
dalam bentuk pembelajaran yang dikemas dalam game dan simulasi. Hal
tersebut sangat baik digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.
3. Fungsi Afektif
Chromebook menghandirkan progam-progam yang menarik. Apabila
progam-progam tersebut dirancang dengan tepat maka tujuan pembelajaran
pun akan tercapai, termasuk sikap siswa.
Dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0 untuk
dapat bersaing dengan negara lain, pelaksanaan pembelajaran perlu dirancang dan
diformat dengan sebaik-baiknya dan kualitas pendidikan harus ditingkatkan.
11
Kehadiran teknologi dalam pembelajaran merupakan tantangan tersendiri bagi
dunia pendidikan, khususnya teknologi pembelajaran. Tuntutan dalam menjawab
globalisasi Pendidikan telah hadir didepan mata. Menurut Sutrisno (Supriadi &
Muis, 2022) Berbagai perangkat keras (hardware) beserta koneksinya dapat
menghantarkan peserta didik secara cepat dan akurat apabila dimanfaaatkan
secara benar dan tepat.
(Purwanti, 2023) mengatakan bahwa saat ini terdapat berbagai tantangan dunia
pendidikan yang perlu dihadapi dalam menyiapkan generasi emas Indonesia, salah
satunya adalah pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Sejak
pandemi Covid-19 seluruh instansi dan stakeholders didorong untuk melakukan
transisi dan adopsi teknologi informasi dalam menjalankan kebijakan dan
program. Kondisi tersebut tidak bisa dihindari, warga sekolah pun turut serta
dalam melakukan adaptasi kebiasaan baru, yakni pembelajaran menggunakan
media digital. Oleh karenanya, digitalisasi sekolah adalah sebuah keniscayaan
dalam arah kebijakan ke depan.
D. KARAKTERISTIK SISWA
12
hasil analisis karakteristik siswa selanjutnya dijadikan pijakan kerja dalam
memilih, menetapkan, dan mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran.
Dengan konteks seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya dilakukan penelitian
karakteristik siswa yang berkaitan dengan kefektifan pembelajaran agar dapat
dipakai sebagai dasar bagi para guru dalam mendesain program-program
pembelajaran (Septianti, Nevi & Rara Afiani, 2020).
13
5. Keterlibatan Aktif: Siswa kelas 5 SD cenderung menjadi lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Mereka mungkin lebih mudah terlibat dalam
diskusi kelas, proyek kelompok, dan kegiatan praktikum atau eksperimen
ilmiah.
6. Perhatian yang Lebih Lama: Siswa kelas 5 SD umumnya dapat
mempertahankan perhatian mereka untuk jangka waktu yang lebih lama
daripada siswa kelas yang lebih muda. Namun, mereka masih memerlukan
variasi dalam metode pengajaran dan interaksi yang menarik untuk
menjaga minat dan fokus mereka.
7. Pengembangan Kemampuan Sosial: Siswa kelas 5 SD sedang
mengembangkan kemampuan sosial yang lebih kompleks, termasuk
kemampuan untuk bekerja dalam kelompok, berkomunikasi secara efektif,
dan memahami emosi dan perasaan orang lain.
8. Peningkatan Tanggung Jawab: Siswa kelas 5 SD biasanya mulai
mengalami peningkatan tanggung jawab dalam hal tugas sekolah, kegiatan
ekstrakurikuler, dan kewajiban rumah tangga. Mereka belajar untuk
mengatur waktu, mengelola tugas, dan memprioritaskan berbagai
komitmen mereka.
Pada usia ini, mereka mengalami perkembangan signifikan dalam aspek kognitif,
sosial, dan emosional. Siswa mulai menunjukkan kemandirian yang lebih tinggi,
kemampuan berpikir abstrak yang lebih kompleks, dan minat yang beragam
dalam berbagai subjek seperti ilmu pengetahuan, matematika, seni, dan olahraga.
Mereka juga lebih aktif terlibat dalam pembelajaran melalui diskusi, proyek
kelompok, dan kegiatan praktikum, serta mampu mempertahankan perhatian lebih
lama dengan variasi metode pengajaran yang menarik. Selain itu, mereka
mengembangkan kemampuan sosial yang lebih baik, seperti bekerja dalam
kelompok dan memahami emosi orang lain, serta mulai belajar mengatur waktu
dan memprioritaskan berbagai tanggung jawab. Memahami karakteristik ini
membantu guru dalam memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang
sesuai untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal.
14
E. PENELITIAN TINDAKAN KELAS
15
ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memang mendapatkan perhatian yang cukup
besar dalam dunia pendidikan.
Hal yang sangat diperlukan agar guru dapat menerapkan PTK sebagai upaya
memperbaiki atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih profesional,
guru dituntut untuk berani mengatakan secara jujur mengenai beberapa sisi lemah
yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelola.
Dengan kata lain, guru harus mampu merefleksi, merenung, berpikir balik,
mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka
mengidentifikasikan sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Permasalahan yang
diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang
dihayati guru dalam praktik pembelajaran, bukan praktik yang disarankan, apalagi
ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh kepala sekolah yang menjadi mitra.
Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar,
kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa (Slameto, 2015).
Melihat dari beberapa pendapat ahli yang telah di jabarkan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan metode yang digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Dalam praktiknya, guru
sering tanpa sadar telah melakukan kegiatan yang sejalan dengan konsep PTK.
Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan
memahami hubungan antara cara siswa belajar dan metode pengajaran guru. Guru
yang melakukan PTK dapat meningkatkan refleksi diri, kemajuan sekolah, dan
profesionalisme pendidik. PTK juga membantu dalam pengembangan inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru. Penting bagi guru untuk jujur
16
dalam mengidentifikasi kelemahan dalam implementasi program pembelajaran,
serta menetapkan permasalahan dalam PTK berdasarkan pengalaman praktik
pembelajaran, bukan sekadar saran dari pihak eksternal.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
b. Penelitian di laksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2024.
Lampung Tengah.
Tipe penelitian yang digunakan pada saat ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Tindakannya dilakukan dalam 2 kali siklus. Siklus atau putaran ini
memiliki kemudahan karena (1) berbasis pada masalah yang dihadapi langsung di
kelas oleh guru dan (2) melibatkan pihak-pihak yang sudah familier, yaitu siswa,
17
guru rekan sejawat, dan/atau karyawan di lingkungan kerja sendiri
(Mulyatiningsih, 2015).
Pada prosedur siklus 1 terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu: tahap perencanaan,
refleksi dan didapatkan data yang kurang sesuai dilanjutkan ke siklus 2 dengan
prosedur penelitian yang terdiri dari empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi. Jika data yang didapatkan sudah
18
Penelitian pada diagram alir diatas dapat dijabarkan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Siklus 1
a. Tahap perencanaan
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:
19
Menyiapkan tempat penelitian.
Pembelajaran Chromebook.
Pembelajaran Chromebook
b. Tahap pelaksanaan
Materi IPA Siklus air dengan Media Chromebook dengan susunan sebagai
berikut:
1. Kegiatan Awal
Setelah Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam mengikuti
20
Memberikan materi yang akan disampaikan dengan pengalaman peserta
2. Kegiatan Inti
masing kelompok.
Guru dan siswa membuka video tentang siklus air melalui Chromebook.
3. Kegiatan Penutup
21
c. Tahap Observasi
Guru dan pengamat melakukan observasi pada proses pembelajaran yang telah
d. Tahap Refleksi
lebih menarik, dikarenakan pada siklus 1 siswa masih kurang aktif pada saat
Siklus 2
a. Tahap perencanaan
pada materi siklus air. Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahap
perencanaan yaitu:
Pembelajaran Chromebook.
22
Menyiapkan bahan ajar untuk pertemuan dengan menggunakan Media
Pembelajaran Chromebook
perbaikan RPP.
b. Tahap pelaksanaan
Materi IPA Siklus air dengan Media Chromebook dengan susunan sebagai
berikut:
4. Kegiatan Awal
Setelah Siswa diberi motivasi oleh guru agar semangat dalam mengikuti
23
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5. Kegiatan Inti
masing kelompok.
Guru dan siswa membuka video tentang siklus air melalui Chromebook.
6. Kegiatan Penutup
c. Tahap Observasi
24
Guru dan pengamat melakukan observasi pada proses pembelajaran yang telah
d. Tahap Refleksi
lebih menarik, dikarenakan pada siklus 1 siswa masih kurang aktif pada saat
25
yang dilaksanakan melalui empat tahap yaitu:
1. Perencanaan
antara lain:
pembelajaran siswa.
26
4. Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan
b. Perbaikan
c. Langkah-langah perbaikan
hasil yang sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Dalam observasi
2. Pelaksanaan
a. Analisis Kebutuhan
27
Lakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan siswa dan tantangan
siswa mengalami kesulitan dan temukan solusi yang tepat untuk setiap
tantangan.
d. Pembelajaran Kolaboratif
antar mereka.
Dapatkan umpan balik dari guru, siswa, dan orang tua mengenai
28
kelebihan dan kekurangan dari pendekatan ini, dan lakukan perbaikan
Teknik pengumpulan data ini menggunakan tes hasil belajar siswa kelas 5 SD
4. Refleksi
C. Analisis Data
ini adalah menggunakan media chromebook. Dalam hal ini data di sajikan dalam
bentuk tabel sederhana, seperti presentase dan rata-rata serta penggambaran secara
29
seorang guru mendesain seperangkat media pembelajaran menggunakan teknologi
penjelasan suara dan efek animasi yang mengesankan seolah anak mengalaminya
langsung.
30