1715051031-Bab 1 Pendahuluan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

pendidikan nasional, pendidikan ialah usaha yang disengaja dan terorganisir untuk

menciptakan lingkungan dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dalam hal spiritualitas agama,

disiplin diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, dan keterampilan esensial.

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah suatu proses sistematis

dalam mengubah sikap dan perilaku individu atau kelompok dengan tujuan untuk

mendorong perkembangan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan.

Tujuan utama pendidikan ialah menumbuhkan dan memanfaatkan potensi

terpendam dalam diri peserta didik, sehingga mampu berkembang menjadi

individu yang senantiasa menjunjung tinggi cita-cita ketaqwaan terhadap Tuhan,

mencontohkan sifat-sifat kemanusiaan yang luar biasa, dan berakhlak mulia.

Pendidikan memiliki pengaruh penting dalam membentuk kualitas pengetahuan

masa depan masyarakat suatu bangsa (Musdiani, 2019).

Pandemi covid-19 saat ini sangat berdampak pada banyak hal salah satunya

yaitu pada bidang pendidikan khususnya di Indonesia. Hal ini membuat semua

jenjang pendidikan menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan mematuhi

arahan dari pemerintah untuk meminimalisir dari penyebaran wabah covid-19.

Perubahan proses kegiatan pembelajaran yang saat ini dilaksanakan, pendidik dan

1
2

peserta didik harus mampu untuk mengikuti perubahan dan perkembangan pada

pembelajaran berbasis teknologi untuk mendukung kegiatan pembelajarannya.

Dampak dari wabah pandemi covid-19 ini, pada pembelajarn jarak jauh,

setidaknya terdapat tiga unsur penting yang mendukung kesuksesannya ketika

diterapkan, yaitu: peserta didik, pendidik, dan teknologi (Tirziu, A. M., & Vrabie,

C, 2015). Dengan adanya teknologi, sebagai sarana pendukung bagi pendidik dan

peserta didik agar dapat tetap saling berinteraksi dan berkomunikasi serta dapat

mengakses pembelajaran atau informasi secara digital dan fleksibel yang dapat

diakses dimanapun dan kapanpun. Meskipun esensi dari pertemuan dikelas tidak

dapat digantikan dengan seutuhnya/sepenuhnya, tetapi di masa darurat pandemi

covid-19 ini, hal tersebutlah yang dapat dilakukan dalam proses kegiatan

pembelajaran. Pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah

mempengaruhi banyak hal salah satunya penggunaan media pembelajaran karena

memiliki arti yang sangat penting. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang

pendidik untuk menciptakan situasi belajar yang baik salah satunya yaitu dengan

penggunaan media pembelajaran yang aplikatif sesuai kebutuhan. (Muhson, A,

2010) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan wahana penyalur

pesan dan informasi suatu pembelajaran. Fungsi media bukan hanya sekedar alat

peraga, melainkan sebagai pembawa informasi/pesan pembelajaran yang

disampaikan kepada siswa, sehingga membantu siswa dalam mencerna dan

mempersepsikan materi pembelajaran.

Pendidikan kejuruan didefinisikan dalam pasal 15 UU NO. 20 Tahun 2003,

sebagaimana dinyatakan oleh Depdiknas pada tahun 2003. Pendidikan kejuruan


3

memiliki peran penting dalam mendukung langsung agenda pembangunan

nasional, khususnya dalam membekali angkatan kerja dengan keterampilan dan

kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja (Handoyono, N. A., & Hadi, S, 2018).

Sekolah menengah kejuruan menawarkan pengajaran praktis dan teoritis. Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) berada di Bali khususnya di Kota Singaraja, tepatnya

terletak di Jalan Gempol yang dikenal dengan SMK Negeri 3 Singaraja. Terdapat

program keahlian Teknologi Konstruksi dan Properti yang mencakup kompetensi

di bidang Teknik Konstruksi dan Perumahan yang biasa disebut TKP. Mata

pelajaran perencanaan bisnis konstruksi dan properti ialah mata pelajaran wajib

dalam kompetensi keahlian teknik konstruksi dan perumahan kelas XI.

Perencanaan bisnis konstruksi dan properti melibatkan perumusan strategi awal

konstruksi bangunan sebelum pelaksanaan sebenarnya. Dalam pelaksanaan suatu

rencana konstruksi bangunan diperlukan perhatian yang cermat terhadap

pertimbangan dan perhitungan yang akurat dan menyeluruh, termasuk perkiraan

biaya, spesifikasi desain, dan potensi kontijensi yang mungkin timbul selama

proses konstruksi berlangsung.

Sesuai hasil wawancara yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 3 Singaraja

dengan guru pengajar mata pelajaran perencanaan bisnis konstruksi dan properti

(lampiran 3). Pada masa pandemi covid-19 ini siswa mengalami kesulitan

menerima materi pembelajaran. Karena proses pembelajaran yang biasanya

dilakukan secara tatap muka, namun saat ini kegiatan pembelajaran dilakukan

secara daring dan mengharuskan peserta didik untuk belajar dari rumah. Minimnya

penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran,


4

dimana materi yang diberikan guru pada proses pembelajaran hanya berupa

powerpoint, modul dan video. Peserta didik hanya dapat membaca dan memahami

materi yang diberikan oleh pendidik. Diperoleh informasi bahwa, tidak ada buku

pegangan peserta didik seperti buku paket atau modul pada mata pelajaran

produktif sebagai pegangan siswa belajar dari rumah. Selama ini, sumber belajar

tambahan yang digunakan peserta didik yaitu materi yang terdapat atau bersumber

dari internet. Namun, sumber belajar yang terdapat di internet masih terpisah-

pisah, sehingga siswa masih kesulitan mencari materi yang sesuai. Berdasarkan

hal tersebut, guru mengharapkan adanya sumber belajar yang bervariasi dengan

menggabungkan media berupa teks, gambar/animasi, audio, video, game, latihan

soal. Dengan adanya media pembelajaran yang bersifat interaktif sangat

dibutuhkan guru sebagai wadah/tempat penyalur pesan/informasi untuk

mempermudah guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

Adapun hasil analisa angket yang telah dilakukan terhadap peserta didik kelas

XI (lampiran 4) dengan jumlah 32 orang/responden terkait pengembangan konten

pembelajaran interaktif pada mata pelajaran perencanaan bisnis konstruksi dan

properti didapatkan beberapa permasalahan diantaranya, diperoleh hasil dari

komponen karakteristik peserta didik yakni sebesar 59% responden menyatakan

bahwa siswa masih kurang memahami materi pembelajaran. Diperoleh presentase

sebesar 81% responden menyatakan tertarik untuk mempelajari mata pelajaran

perencanaan bisnis konstruksi dan properti jika menggunakan media pembelajaran

tidak hanya berbasis teks saja namun juga dapat menambahkan media berupa

gambar, video, kuis dan lainnya yang dapat menarik perhatian peserta didik.
5

Didapatkan juga hasil presentase sebanyak 83% responden menyatakan sangat

termotivasi untuk belajar, jika menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.

Pada komponen karakteristik pembelajaran diperoleh hasil presentase yaitu

sebanyak 71% responden menyatakan setuju bahwa materi pembelajaran mata

pelajaran perencanaan bisnis konstruksi dan properti susah untuk dipahami, dan

diperoleh presentase sebesar 72% responden menyatakan setuju bahwa media

pembelajaran yang digunakan guru seperti media powerpoint dan modul kurang

menarik, sedangkan untuk sarana dan prasarana pendukung pembelajaran

diperoleh presentase sebesar 82% responden menyatakan sangat setuju bahwa

tersedianya fasilitas yang memadai dalam proses pembelajaran.

Bersumber dari hal tersebut, adapun inovasi dalam menentukan suatu media

pembelajaran bervariasi yang mampu menarik minat peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran, dan membantu mempermudah guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Salah satunya yakni mengembangkan konten

pembelajaran interaktif, dengan adanya konten pembelajaran interaktif tersebut

dapat dijadikan patokan untuk siswa agar mampu melaksanakan proses

pembelajaran lebih baik. Konten pembelajaran interaktif sangat mendukung

karena memudahkan guru memberikan tambahan bahan ajar kepada siswa.

Adapun teknologi yang akan digunakan untuk mengemas konten pembelajaran

interaktif dalam penelitian ini yaitu menggunakan aplikasi Articulate Storyline 3.

Articulate Storyline memiliki fungsi yaitu sebagai media presentasi (Pratama, R.

A, 2019). Articulate Storyline merupakan salah satu multimedia authoring tools

yang bisa dipakai untuk menciptakan perangkat pembelajaran yang berisikan


6

materi dari gabungan teks, gambar, grafik, suara, animasi, dan video (Mallu, S., &

Samsuriah, S, 2020). Output dari aplikasi Articulate Storyline ini dapat diakses

melalui internet karena didukung dalam format HTML5/Flash, CD dan dapat

diakses baik melalui komputer, tablet maupun smartphone serta dapat di embed

atau dimasukkan ke dalam LMS. Dari fitur yang dimiliki oleh Articulate Storyline

3 diharapkan dapat membuat konten pembelajaran yang interaktif dan dapat

menunjang proses kegiatan pembelajaran untuk siswa.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hadza, C., et al.

(2020) terkait dengan pengembangan media pembelajaran berbasis Articulate

Storyline. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memvalidasi Articulate Storyline

sebagai media pembelajaran materi gaya. Penelitian ini merupakan penelitian

Research & Development (R&D) dan menggunakan prosedur pengembangan

model Borg & Gall. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Articulate

Storylines sebagai media pembelajaran yang dikembangkan dengan kategori

sangat baik atau layak digunakan. Penelitian lain juga yang dilakukan oleh Dwi,

S.O., et al. (2020) terkait dengan pengembangan media pembelajaran interaktif

dengan Animaker dan Articulate Storyline pada topik permutasi dan kombinasi.

Penelitian ini merupakan penelitian Research & Development (R&D) dan

pengembangan model Plomp. Hasil penelitian disimpulkan bahwa media

pembelajaran interaktif berbantuan Animaker dan Articulate Storyline pada mata

pelajaran permutasi dan kombinasi ini valid, praktis, dan dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran matematika.


7

Berdasarkan pemaparan di atas, untuk pengembangan konten

pembelajaran interaktif dengan bantuan teknologi Articulate Storyline 3, dapat

dikombinasikan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan.

Adapun inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat

belajar siswa dan dirasa cocok diterapkan dimasa pandemi covid-19, selain itu juga

membuat proses pembelajarannya perpusat oleh siswa agar dapat mengembangkan

kemampuannya belajar dari rumah, hal tersebut juga masih dalam arahan dari

guru/pendidik sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini yaitu dengan menerapkan

model pembelajaran Flipped Classroom. Model pembelajaran Flipped Classroom

adalah pembelajaran yang membalikan keadaan pembelajaran tradisional. Hal ini

bertujuan supaya peserta didik memperoleh pengetahuan yang diperlukan sebelum

pelajaran di kelas dan selama di kelas guru dapat membimbing peserta didik agar

lebih aktif dan interaktif dalam proses belajar. Bergmann & Sams (2012)

mengungkapkan bahwa pada prinsipnya model pembelajaran Flipped Classroom

adalah apa yang secara tradisional dilakukan di kelas sekarang dilakukan di rumah,

dan apa yang secara tradisional dilakukan di rumah sekarang diselesaikan di kelas.

Hal ini didukung dari Penelitian yang dilakukan oleh Sinatrya, P., & Aji, S. U.

(2020) terkait dengan efektivias model pembelajaran flipped classroom daring

menggunakan media sosial instagram di Kelas X SMK. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji keefektifan belajar model pembelajaran kelas terbalik di kelas X

SMK dengan memanfaatkan media sosial Instagram pada materi Barisan dan

Deret Aritmetika dan Geometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar siswa yang menandakan bahwa model pembelajaran


8

kelas terbalik daring dengan menggunakan media sosial Instagram efektif

dilakukan. Selain itu, pembelajaran seperti ini juga menambah pengalaman baru

bagi siswa yang dirasa efektif dilakukan dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlunya pengembangan konten

pembelajaran interaktif yang menarik pada mata pelajaran perencanaan bisnis

konstruksi dan properti. Konten pembelajaran interaktif tersebut juga nantinya

dapat di diakses dimanapun dan kapanpun. Hal tersebut dapat membantu dalam

meningkatkan pemahaman siswa belajar dan pengalaman baru dengan

menggunakan konten pembelajaran interaktif serta memudahkan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan. Sehingga

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Konten Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Perencanaan Bisnis

Konstruksi dan Properti Kelas XI dengan Model Flipped Classroom Di SMK

Negeri 3 Singaraja”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka adapun

rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana rancangan dan implementasi pengembangan konten

pembelajaran interaktif pada mata pelajaran perencanaan bisnis

konstruksi dan properti kelas XI dengan model flipped classroom di SMK

Negeri 3 Singaraja?
9

2. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap pengembangan konten

pembelajaran interaktif pada mata pelajaran perencanaan bisnis

konstruksi dan properti kelas XI dengan model flipped classroom di SMK

Negeri 3 Singaraja?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian

pengembangan ini dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan

pengembangan konten pembelajaran interaktif pada mata pelajaran

perencanaan bisnis konstruksi dan properti kelas XI dengan model flipped

classroom di SMK Negeri 3 Singaraja

2. Untuk mendeskripsikan respon guru dan siswa terhadap pengembangan

konten pembelajaran interaktif pada mata pelajaran perencanaan bisnis

konstruksi dan properti kelas XI dengan model flipped classroom di SMK

Negeri 3 Singaraja

1.4 Batasan Masalah

Pada pengembangan konten pembelajaran interaktif ini ruang lingkupnya

terbatas, dimana konten ini hanya untuk mata pelajaran perencanaan bisnis

konstruksi dan properti yang berfokus pada materi gambar prarencana gedung.

Konten pembelajaran interaktif ini menggunakan bantuan teknologi Articulate

Storyline 3 untuk menampung setiap isi yang dikembangkan. Penggunaan model

pembelajaran flipped classroom pada pengembangan konten pembelajaran


10

interaktif ini menyesuaikan dengan kondisi disekolah. Implementasi konten

pembelajaran interaktif ini dilakukan pada semester ganjil saat pembelajaran

berlangsung, dan kurikulum yang diterapkan masih pada kurikulum 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pengembangan konten pembelajaran interaktif pada

mata pelajaran perencanaan bisnis konstruksi dan properti kelas XI dengan model

flipped classroom di SMK Negeri 3 Singaraja yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan landasan teoritis terkait

pengembangan konten pembelajaran interaktif pada mata pelajaran

perencanaan bisnis konstruksi dan properti kelas XI yang digunakan pada

proses pembelajaran dan memberikan inovasi dalam pendidikan terkait

pengembangan konten pembelajaran interaktif

2. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi siswa

a. Menumbuhkan minat siswa dalam belajar terkait materi yang

diberikan sebagai sumber belajar alternatif yang

mengkonkretkan konsep abstrak sehinga memudahkan siswa

dalam mengenal materi di dalam mata pelajaran perencanaan

bisnis konstruksi dan properti

b. Memberikan pengalaman belajar baru pada materi yang

diberikan pada mata pelajaran perencanaan bisnis konstruksi dan

properti dengan menggunakan konten pembelajaran interaktif.


11

c. Siswa dapat belajar lebih efektif menggunakan konten

pembelajaran yang interaktif

2) Manfaat bagi guru

Sebagai alat bantu yang dapat memudahkan guru dalam proses

pembelajaran agar lebih menarik. Konten ini dapat membantu guru

dalam memberikan materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh

siswa.

3) Manfaat bagi peneliti

a. Dapat mengembangkan konten pembelajaran interaktif dengan

bantuan teknologi articulate storyline 3, tentunya dapat

menambah pengalaman dalam mengemas konten pembelajaran

b. Memperoleh informasi mengenai perkembangan penelitian

pengembangan seperti pengembangan konten interaktif

c. Menambah pemahaman dalam pembuatan media pembelajaran

sesuai dengan kondisi dilapangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Berikut ini dipaparkan sistematika penulisan dari skripsi ini.

a. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan terkait latar belakang permasalahan, rumusan

masalah, tujuan dari penelitian, batasan masalah, serta manfaat penelitian.

b. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan terkait kajian pustaka dan landasan teori yng

digunakan dalam penelitian ini.


12

c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan terkait metode penelitian dan model

pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini.

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan terkait hasil dari setiap tahapan yang digunakan

pada metode model pengembangan ADDIE. Adapun hasil tahapan yang

dimaksud yaitu hasil tahap analisis, hasil tahap desain, hasil tahap

pengembangan, hasil tahap implementasi, dan hasil tahap evaluasi.

e. BAB V PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan terkait kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan dan saran untuk penelitian tahap selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai