13969-Article Text-48289-1-10-20230731
13969-Article Text-48289-1-10-20230731
13969-Article Text-48289-1-10-20230731
2, Juli 2023
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di
Desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Business Analysis and Risk Management Strategy Production in Tilapia Cultivation Business
in The Village Teratak Buluh, Siak Hulu District Kampar District, Riau Province
Abstract. Teratak Buluh Village is one of the tilapia-producing villages in the Siak Hulu District. This
study aims to identify and analyze: (1) characteristics of farmers and business profiles of tilapia; (2)
cultivation techniques, use of production factors, costs, production, income, and business efficiency;
(3) sources of production risk in the tilapia business; (4) production risk management strategy in the
tilapia business. The method used is a survey. The respondents were 3 people. The analysis used is
descriptive qualitative and quantitative. The results showed (1) The average age of tilapia farmers in
Teratak Buluh Village is 40.33 years (Productive), the average length of education of farmers is 12
years (senior high school), the average business experience is 6.67 years, the average number of
dependents of tilapia farming families is 4 people. The average capital used is IDR 26,546,504.33
which comes from personal capital. (2) The cultivation technology used is pond preparation, seed
dispersal, feeding, and harvesting. The average pond area is 39 m², the use of tilapia seeds is 2,283.33,
the use of labor outside the family is 17 HOK, the labor in the family is 15.33 HOK, the use of feed is
1,232.80 kg, the total production cost is Rp. 21,034,999.57, the amount of harvested tilapia is
1,299.48 kg, and the selling price of tilapia is Rp. 340 per kg, income from the tilapia business is
Rp. 44,182,320.00, times the production period, and the RCR value is 2.07. The RCR value> 1 means
that the tilapia business is profitable and feasible to cultivate. (3) Sources of production risk in the
tilapia business in Teratak Buluh Village are seed quality, weather, and fertilizer poisoning. (4) The
strategy adopted by farmers in dealing with sources of production risk is risk avoidance (preventive),
such as preparing ponds and administering probiotics and mitigation strategies namely cooperating
with tilapia seed cultivation.
Keywords: Tilapia, Cultivation, Production Risk.
Abstrak. Desa Teratak Buluh adalah salah satu desa penghasil ikan nila di Kecamatan Siak Hulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) karakteristik petani dan profil usaha
ikan nila; (2) teknik budidaya, penggunaan faktor produksi, biaya, produksi, pendapatan dan efisiensi
usaha; (3) sumber-sumber risiko produksi pada usaha ikan nila; (4) strategi pengelolaan risiko produksi
pada usaha ikan nila. Metode yang digunakan adalah metode survei. Responden sebanyak 3 orang.
Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rata-
rata umur petani ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah 40,33 tahun (Produktif), rata-rata lama
pendidikan petani adalah 12 tahun (SMA), rata-rata pengalaman usaha adalah 6,67 tahun, rata-rata
jumlah tanggungan keluarga petani ikan nila adalah 4 jiwa. Rata-rata modal yang digunakan adalah
Rp 26.546.504,33 yang berasal dari modal pribadi. (2) Teknologi budidaya yang dilakukan adalah
persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan dan pemanenan. Rata-rata luas kolam adalah
39 m², penggunaan bibit ikan nila adalah 2.283,33 ekor, penggunaan tenaga kerja luar keluarga yaitu
17 HOK, tenaga kerja dalam keluarga yaitu 15,33 HOK, penggunaan pakan adalah 1.232,80 kg, total
biaya produksi adalah Rp 21.034.999,57, jumlah panen ikan nila adalah 1.299,48 kg, harga jual ikan
68
Febrianti, M dan fahrial
nila adalah 340 per kg, pendapatan bersih sebesar Rp 22.664.310,90 dalam satu kali periode produksi
dan nilai RCR 2,07. Nilai RCR>1 artinya usaha ikan nila menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
(3) Sumber-sumber risiko produksi pada usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah kualitas benih,
cuaca, keracunan pupuk. (4) Strategi yang dilakukan petani dalam menangani sumber-sumber risiko
produksi adalah penghindaran risiko (preventif) yaitu persiapan kolam dan pemberian probiotik,
strategi mitigasi dengan melakukan kerjasama dengan pembudidaya benih ikan nila.
Kata Kunci : Ikan Nila, Budidaya, Risiko Produksi.
69
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Berdasarkan uraian yang telah Produksi Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
dikemukakan, penulis tertarik untuk Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kampar Provinsi Riau”
Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko
Tabel 1. Produksi Ikan Nila Menurut Kecamatan di Kabupaten Kampar Tahun 2019-2021
Produksi (Ton) Pertumbuhan
No Kecamatan
2019 2020 2021 (%)
1 Kampar Kiri - 49,85 211,52 3,24
2 Kampar Kiri Hulu - 12,78 54,23 3,24
3 Kampar Kiri Hilir 3,61 19,38 82,23 3,24
4 Gunung Sahilan 8,03 23,67 97,59 3,12
Kampar Kiri
5 15,27 11,15 47,31
Tengah 3,24
6 XIII Koto Kampar 621,55 182,26 773,36 3,24
Koto Kampar
7 - - -
Hulu 0,00
8 Kuok 16.949,15 9.430,56 4.001,55 -0,57
9 Salo 23,19 65,44 277,67 3,24
10 Tapung 21,21 - - 0,00
11 Tapung Hulu 8,26 18,68 79,17 3,23
12 Tapung Hilir 13,88 14,48 61,44 3,24
13 Bangkinang Kota 250,58 407,.68 1.730,65 3,25
14 Bangkinang 1.182,98 163,.88 695,37 3,24
15 Kampar 74,27 587,92 2.492,40 3,23
16 Kampar Timur 50,84 57,8 245,26 3,24
17 Rumbio Jaya - 22,6 95,90 3,24
18 Kampar Utara 100,62 154,8 656,84 3,24
19 Tambang 4,21 1,94 8,23 3,24
20 Siak Hulu - 217,4 922,47 3,24
21 Perhentian Raja - - - 0,00
Jumlah 19.327,61 11.442,27 12.533,19
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar, 2022
70
Febrianti, M dan fahrial
laporan-laporan atau arsip organisasi, publikasi periode (lebih dari satu tahun). Untuk
pemerintah, analisis para ahli, hasil survey menghitung besarnya biaya penyusutan alat
terdahulu, catatan publik dan perpustakaan yang digunakan oleh petani pembesaran ikan
(Silalahi, 2010). nila dalam membudidayakan ikan nila dapat
digunakan metode garis lurus (straight line
2.3. Analisis Data methode) yang dikemukakan oleh Hernanto
(1988). Bahwa dalam penelitian ini mengenai
Karakteristik Petani dan Profil Usaha biaya tetap budidaya ikan nila dengan rumus:
𝑁𝐵−𝑁𝑆
D= ................................................... (1)
Karakteristik petani ikan nila meliputi: 𝑁
Keterangan:
umur. lama pendidikan. jumlah tanggungan
D = Biaya Penyusutan (Rp/Unit/Proses
keluarga. pengalaman usahatani akan Produksi)
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Profil NB = Nilai Beli alat (Rp/Unit/Proses Produksi)
usaha ikan nila dianalisis secara deskriptif NS = Nilai Sisa 20% dari harga beli
kualitatif dengan melakukan wawancara (Rp/Unit/Proses Produksi)
langsung ke petani. Adapun yang dianalisis N = Usia Ekonomi (tahun)
pada profilusaha diantaranya adalah jenis
usaha, skala usaha, bentuk usaha, tujuan usaha, b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
modal usaha dan tenaga kerja. Variabel Cost seluruh biaya yang
berubah langsung mengikuti perubahan
Teknik Budidaya produksi, bila produksi naik maka biaya
variabel akan naik dan sebaliknya. Pada
Tahapan budidaya ikan nila yang budidaya ikan nila, maka biaya variabel pada
dilakukan petani ikan nila akan dibandingkan dasarnya berasal dari faktor produksi yang
dengan tahapan budidaya menurut Bank habis dalam satu kali proses produksi. seperti
Indonesia dalam buku Pola Pembiayaan Usaha benih ikan, pakan ikan, tenaga kerja, pupuk,
Kecil (PPUK) ikan nila meliputi pengadaan vitamin dan obat-obatan. Diperoleh dengan
input produksi (benih, pakan, obat-obatan, rumus Soekartawi (1987). Bahwa dalam
tenaga kerja dan peralatan). Selanjutnya teknik penelitian ini mengenai biaya variabel
budidaya pembesaran ikan nila yang dianalisis budidaya ikan nila menggunakan rumus yaitu:
secara deskriptif dengan melakukan TVC = {(X1. PX1) + (X2.PX2) + (X3.PX3 + (X4.
wawancara dengan petani ikan nila. PX4) ............................................................ (2)
Keterangan:
Penggunaan Faktor Produksi TVC = Total Biaya Variabel (Rp/periode
produksi)
Penggunaan faktor-faktor produksi TFC = Total Biaya Tetap (Rp/periode produksi)
dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan X1 = Jumlah Bibit Nila (Ekor/periode
kuantitatif. Data yang diperoleh selama produksi)
penelitian di lapangan ditabulasi terlebih PX1 = Harga Bibit Nila (Rp/ekor)
dahulu. Adapun faktor produksi yang X2 = Jumlah Pakan (Kg/periode produksi)
dianalisis adalah luas kolam, bibit, tenaga kerja PX2 = Harga Pakan (Rp/kg)
X3 = Jumlah Tenaga Kerja (HKP/periode
dan pakan. produksi)
PX3 = Upah Tenaga Kerja (Rp/Periode
Biaya Produksi Produksi)
X4 = Jumlah Obat-Obatan (liter/periode
Adapun yang termasuk dalam
produksi)
komponen biaya produksi yaitu: PX4 = Harga Obat-Obatan (Rp/liter)
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (fixed cost) merupakan c. Total Biaya (Total Cost)
biaya yang tidak berubah dengan berubahnya Seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
produksi. Biaya tetap dalam budidaya ikan nila memproduksi tiap tingkat output. Untuk
yaitu penyusutan alat. Peralatan yang mengetahui biaya produksi dalam usahatani
digunakan pada pembesaran ikan nila pembesaran ikan nila menggunakan Rumus
umumnya tidak habis dipakai untuk satu kali
71
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Mubyarto (1992). Bahwa dalam penelitian ini TR = Total penerimaan (Rp/periode produksi)
mengenai total biaya budidaya ikan nila TC = Total biaya (Rp/periode produksi)
menggunakan rumus yaitu:
TC = TFC + TVC ....................................... (3) Efisiensi Usaha
Keterangan:
Tingkat efisiensi ekonomi usahatani
TC : Total Cost usaha budidaya ikan nila
(Rp/Periode Produksi) pembesaran ikan nila digunakan analisis
TFC : Total Fixed Cost (Penyusutan alat.) (Return Cost Of Ratio) dengan rumus menurut
(Rp/Periode Produksi) Hernanto (1991). Bahwa dalam penelitian ini
TVC : Total Variabel Cost (Rp/Periode mengenai efisiensi usaha budidaya ikan nila
Produksi) sebagai berikut:
𝑇𝑅
RCR = .................................................... (6)
Produksi 𝑇𝐶
Keterangan:
Produksi dalam penelitian ini RCR = Return Cost Of Ratio
merupakan jumlah ikan yang diperoleh petani TR = Total Revenue (Rp/proses produksi)
TC = Total Cost (Rp/proses produksi)
ikan, berupa ikan konsumsi yang telah di panen
Dengan kriteria:
dari tempat pemeliharaan per proses produksi. RCR > 1 = Berarti budidaya ikan nila
Besar kecilnya produksi ikan nila dipengaruhi menguntungkan
beberapa faktor-faktor produksi seperti luas RCR < 1 = Berarti budidaya ikan nila tidak
kolam, benih ikan, pakan, padat tebar ikan, menguntungkan
tenaga kerja, vitamin dan obat-obatan serta RCR = 1 = Berarti budidaya ikan nila pada titik
faktor lingkungan. impas
72
Febrianti, M dan fahrial
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa terhadap pengelolaan budidaya ikan nila,
karakteristik petani ikan nila di Desa Teratak khususnya dalam pengelolaan faktor produksi
Buluh cukup bervariasi. Rata-rata umur petani dan penerapan teknologi.
ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah 40.33 c. Pengalaman Berusaha
tahun. Menurut Badan Pusat Statistik. Adapun karakteristik petani ikan nila
penduduk usia non produktif adalah penduduk di Desa Teratak Buluh berdasarkan
yang berumur 0-15 tahun dan penduduk pengalaman berusaha mulai dari 5 sampai 9
dengan umur 65 tahun ke atas. sedangkan tahun. Rata-rata pengalaman berusaha adalah
penduduk dengan usia produktif adalah 6.67 tahun. Berdasarkan hal tersebut, maka
penduduk yang berusia 15-64 tahun. dapat dikatakan bahwa petani ikan nila sudah
Berdasarkan data Tabel di atas dapat tergolong cukup berpengalaman dalam
disimpulkan umur petani ikan nila di Desa mengusahakan ikan nila sehingga petani ikan
Teratak Buluh berada pada umur yang nila lebih mudah untuk menangani risiko
produktif, yang artinya petani ikan nila dapat produksi yang terjadi pada budidaya ikan nila.
dengan mudah menerima informasi dan d. Jumlah Tanggungan Keluarga
menggunakan teknologi terbaru yang mana Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
sesuai dengan kriteria penduduk usia produktif bahwa jumlah tanggungan keluarga petani ikan
menurut BPS. nila adalah 4 orang dan paling sedikit adalah 3
b. Lama Pendidikan orang. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata- adalah 3 orang. Banyaknya jumlah tanggungan
rata pendidikan formal yang diselesaikan oleh keluarga petani ikan nila akan mempengaruhi
petani ikan nila adalah 12 tahun atau SMA. Hal banyaknya jumlah pengeluaran rumah tangga
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani ikan nila.
yang tinggi memberikan dampak positif
73
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
ikan nila di Desa Teratak Bulu berbentuk 3) Pengapuran dengan dosis 500-1000
perseorangan. gram/m2.
b. Skala Usaha 4) Pemberian pupuk kandang dengan dosis
Usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh 500 gram/m2. pupuk urea 15 gram/m2 dan
rata-rata membudidayakan sebanyak 2.283 pupukk TSP 15-20 gram/m2.
ekor. Usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh 5) Isi kolam dengan air, tunggu 5-7 hari
termasuk dalam usaha mikro karena usaha ikan untuk menebar bibit ikan nila.
nila rata-rata memiliki asset lebih kecil dari Rp b. Penebaran Bibit
5000 dan omzet yang diterima oleh petani lebih Penebaran bibit dilakukan pada hari
kecil dari Rp30.000. kelima atau ketujuh setelah pengisian air
c. Modal kolam. Hal yang perlu diperhatikan dalam
Rata-rata modal yang dikeluarkan oleh penebaran bibit adalah ukuran benih ikan nila
petani untuk membudidayakan ikan nila adalah yang berukuran 8-12cm atau dengan berat
Rp 26.546.504.33. Adapun modal usaha yang kurang lebih 30 gram per ekor.
digunakan oleh petani ikan nila secara c. Pemberian Pakan
keseluruhan berasal dari modal pribadi petani. Pemberian pakan ikan nila dilakukan
Modal yang diperoleh digunakan untuk setiap hari dengan memberikan pakan
pembelian sarana produksi budidaya ikan nila. hiprovite dan probiotik. Makanan ikan nila
diberikan dua kali dalam sehari, pada pagi dan
Budidaya Ikan Nila sore hari.
d. Pemanenan
a. Persiapan Kolam Masa panen ikan nila dapat dilakukan
Kolam merupakan tempat pembiakan setelah masa pemeliharaan 4 bulan dan ikan
ikan nila yang perlu dipersiapkan secara memiliki bobot 500-600 gram/ekor.
maksimal, adapun tahapan-tahapan persiapan Pemanenan dilakukan dengan mengeringkan
kolam ikan nila adalah sebagai berikut: kolam sebagian dan dipanen sekaligus. Berikut
1) Penggalian Kolam. perbandingan teori dengan kondisi budidaya
2) Pengeringan kolam. ikan nila di Desa Teratak Buluh.
Tabel 3. Teknik Budidaya Ikan Nila Menurut Teori dengan Keadaan Lapangan
N Tahapan
Teori Kondisi Lapangan Keterangan
o Budidaya
1 Persiapan pengeringan Setelah dilakukan penggalian. Sesuai
Lahan kolam. kolam akan dikeringkan selama dengan
pembersihan 1 hari. lalu dilakukan teori.
endapan lumpur pengapuran kolam dan
serta kotoran- pemberian pupuk kemudian
kotoran kolam diisi air serta ditunggu 7
hari untuk diisi bibit ikan nila.
2 Penebaran Bibit yang Bibit yang digunakan berukuran Tidak sesuai
Bibit digunakan 8-12 cm per ekor dengan bobot dengan
berukuran 5-6 cm. 30 gram per ekor. teori.
3 Pemberian Pakan yang Pakan diberikan dua kali sehari Sesuai
Pakan diberikan adalah yaitu hi provite dan probiotik dengan
pakan alami dan teori.
pakan buatan.
4 Pemanenan Pemanenan Pemanenan dilakukan ketika Sesuai
dilakukan pada bibit ikan nila berusia 4 bulan dengan
umur 3-4 bulan dan memiliki bobot 500-600 teori.
dengan bobot gr/ekor
100gr/ekor.
Sumber: Olahan data. 2022
74
Febrianti, M dan fahrial
Tabel 4 . Penggunaan Luas Kolam Ikan Nila di Desa Teratak Buluh, 2021
No Nama Luas Kolam (m2)
1 Ahmad 42
2 Rohman 40
3 Sidik 35
Sumber: Data Olahan. 2022
Rata-rata penggunaan luas kolam yang 2.283.33 ekor. Petani yang menggunakan bibit
digunakan petani ikan nila di Desa Teratak ikan nila paling banyak adalah 3.000 ekor dan
Buluh adalah 39 m2 dengan luas kolam terkecil yang paling sedikit adalah sebanyak 1.750
35 m2 dan luas kolam yang paling luas ekor. Hal ini menunjukkkan bahwa usaha
mencapai 42 m2. Kondisi ini menggambarkan budidaya ikan nila di Desa Teratak Buluh
pemanfaatan lahan untuk kolam ikan nila termasuk dalam usaha skala usaha menengah
memerlukan lahan khusus untuk hingga besar.
membudidayakan ikan nila di Desa Teratak 3. Tenaga Kerja
Buluh. Penggunaan tenaga kerja merupakan
2. Bibit salah satu faktor yang memiliki peranann
Bibit ikan nila merupakan salah satu penting pada usaha budidaya ikan nila.
faktor yang penting dalam usaha ikan nila. Distribusi penggunaan tenaga kerja pada usaha
Rata-rata penggunaan bibit ikan nila adalah budidaya ikan nila tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Menurut Kegiatan pada Usaha Budidaya Ikan Nila di
Desa Teratak Buluh. 2021
Kegiatan TKLK TKDK Jumlah (HOK) Persentase (%)
Persiapan Kolam 15.33 - 15.33 47.42
Penebaran Benih - 0.33 0.33 1.03
Pemberian Pakan - 15 15 46.39
Pemanenan 1.67 - 1.67 5.15
Jumlah 17 15.33 32.33 100
Sumber: Data Olahan. 2021
Berdasarkan data tabel 5 rata-rata adalah penebaran benih 0.33 HOK atau 1.67%
penggunaan tenaga kerja pada usaha budidaya .
ikan nila lebih banyak menggunakan tenaga 4. Pakan
kerja luar keluarga yaitu 17.00 HOK Pakan adalah salah satu kebutuhan
dibandingkan penggunaan tenaga kerja dalam penting bagi budidaya ikan nila sehingga ikan
keluarga yaitu 15.33 HOK. Kegiatan pada nila mampu berkembang dengan baik. Pakan
usaha budidaya ikan nila yang paling banyak yang digunakan pada budidaya ikan nila adalah
menyerap tenaga kerja adalah persiapan kolam hiprovite. Rata-rata penggunaan pakan pada
yaitu 15.33 HOK atau 47.42%. banyaknya budidaya ikan nila adalah 1.232.80 kg.
penggunaan HOK pada kegiatan persiapan Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam
kolam dikarenakan pada kegiatan persiapan sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
kolam masih dilakukan secara manual atau
tradisional. Kegiatan pada usaha budidaya ikan Biaya Produksi
nila yang menyerap tenaga kerja paling sedikit
75
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Biaya produksi pada usaha ikan nila satuan kg. Pemanenan Ikan Nila dilakukan
terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. ketika berumuer 120 hari atau 4 bulan dengan
Biaya tetap yang dihitung dalam usaha ikan bobot 570-600 gram/ekor dengan tingkat
nila adalah biaya penyusutan alat. Biaya kematian atau mortalitas sebesar 2% maka
variabel dalam penelitian ini adalah biaya bibit, rata-rata jumlah panen ikan nila di Desa
pakan, pupuk kandang, pupuk urea, Pupuk Teratak Buluh adalah 1.299.48 kg. Tinggi
TSP, probiotik, bahan bakar dan listrik. rendahnya jumlah produksi ikan nila di Desa
Besaran biaya yang dikeluarkan setiap petani Teratak Buluh dipenngaruhi oleh sistem
ikan nila berbeda-beda. pemeliharaan yang dilakukan oleh petani.
Hasil perhitungan rata-rata total biaya
produksi adalah Rp 21.5189.10 yang terdiri Pendapatan
atas biaya tetap sebesar Rp 196.504.76 dan
biaya variabel sebesar Rp 21.231.504.33 per Penerimaan adalah hasil perkalian
satu kali periode produksi ikan nila di Desa antara harga jual ikan nila dengan banyaknya
Teratak Buluh. ikan nila (kg). pendapatan pada usaha ikan nila
adalah selisih antara penerimaan dengan total
Produksi biaya yang dikeluarkan oleh petani ikan nila.
Adapun data mengenai rata-rata penggunaan
Produksi ikan nila di Desa Teratak faktor produksi, biaya produksi, pendapatan
Buluh dalam satu kali periode produksi dalam dan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi. Biaya Produksi. Produksi. Pendapatan dan Efisiensi
Usaha Ikan Nila di Desa Teratak Buluh, 2021
Uraian Satuan Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp/PP)
A. Biaya Variabel
Bibit Ekor 2.283.33 466.67 1.056.666.67
Tenaga Kerja HOK 32.33 8210.00 3.448.166.67
Pakan Kg 1.232.80 12.500.00 15.297.400.00
Probiotik Liter 17.12 250.00 428.083.33
Kapur Kg 62.00 30.00 1860.00
Pupuk Kandang Kg 45.67 2.500.00 114.166.67
Urea Kg 1.63 5.700.00 9.272.00
TSP Kg 1.56 90.00 14.040.00
Bahan Bakar Liter 21.67 7.650.00 165.750.00
Listrik kWh 410.33 1.467.00 601.959.00
Jumlah 21.231.504.33
B. Biaya Tetap
Penyusutan Alat 196.504.76
Jumlah 196.504.76
Total Biaya 21.518.910
Produksi (Kg) 1.299.48
Harga Jual (Rp/Kg) 340.00
Penerimaan (Rp) 44.182.320.00
Keuntungan (Rp) 22.664.310.90
RCR 2.07
Sumber Data Olahan. 2022
Berdasarkan Tabel 6. harga jual ikan diperoleh rata-rata penerimaan pada usaha ikan
nila adalah Rp 340 per kg dengan rata-rata hasil nila dalah Rp 44.182.320.00 dengan rata-rata
panen ikan nila dalam satu kali periode total biaya yang dikeluarkan untuk usaha ikan
produksi adalah 1.299.48 kg. sehingga nila adalah Rp 21.5189.10. dengan demikian
76
Febrianti, M dan fahrial
77
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
78
Febrianti, M dan fahrial
rata-rata modal yang digunakan petani ikan produksi guna meningkatkan produksi
nila di Desa Teratak Buluh adalah Rp ikan nila.
26.546.504.33 yang berasal dari modal 2. Bagi pemerintah. lebih memperhatikan
pribadi. petani ikan nila dengan memberikan
2. Teknologi budidaya yang dilakukan pada penyuluhan dan pelatihan bagi petani ikan
usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh nila guna meningkatkan keterampilan
adalah persiapan kolam. penebaran benih. petani ikan nila.
pemberian pakan dan pemanenan yang
mana sudah sesuai dengan teori yang DAFTAR PUSTAKA
digunakan.
3. Rata-rata penggunaan luas kolam yang Andriani. Y. 2018. Budidaya Ikan Nila.
digunakan petani ikan nila di Desa Teratak Deepublish.Yogyakarta.
Buluh adalah 39 m2. rata-rata penggunaan Badan Pusat Statistik Indonesia.2019. Produk
bibit ikan nila adalah 2.283.33 ekor. rata- Domestik Bruto Indonesia Triwulan
rata penggunaan tenaga kerja pada usaha 2015-2019. Jakarta.
budidaya ikan nila lebih banyak Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar.
menggunakan tenaga kerja luar keluarga 2019. Kabupaten Kampar dalam Angka.
yaitu 17 HOK dibandingkan penggunaan Pekanbaru.
tenaga kerja dalam keluarga yaitu 15.33 Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2019.
HOK. rata-rata penggunaan pakan pada Riau dalam Angka. Pekanbaru.
budidaya ikan nila adalah 1.232.80 kg. Cahaya, Ramadhan Alfi. 2017. Analisis Resiko
Rata-rata total biaya produksi adalah Rp Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila
21.518.910. rata-rata jumlah panen ikan (Oreochromis Niloticus) di Desa Jimus,
nila di Desa Teratak Buluh adalah 1.299.48 Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
kg. harga jual ikan nila adalah Rp 340 per Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Sarjana
kg. rata-rata penerimaan pada usaha ikan Thesis. Universitas Brawijaya. Malang.
nila dalah Rp 44.182.320.00rata-rata Hernanto. 1991. Ilmu Usahatani. PT. Penebar
pendapatan bersih sebesar Rp Swadaya. Jakarta.
22.664.310.90 dalam satu kali periode Mubyarto. 1992. Pengantar Ekonomi
produksi dan nilai RCR 2.07. Nilai RCR Pertanian. Edisi ke-tiga. LP3S. Jakarta.
>1 artinya usaha ikan nila di Desa Teratak Shinta. A. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press.
Buluh menguntungkan dan layak untuk Malang.
diusahakan. Silalahi, U. 2010. Metode Penelitian Sosial.
4. Adapun sumber-sumber risiko produksi Bandung.: Refika Aditama.
yang terdapat pada usaha ikan nila di Desa Soekartawi.1987. Prinsip Dasar Ekonomi
Teratak Buluh adalah sebagai berikut: Pertanian (Teori dan Aplikasinya) Edisi
Kualitas Benih, Cuaca, Keracunan Pupuk. 1. Cetakan 1. Rajawali. Jakarta.
Dari sumber risiko produksi ikan nia yang
paling berdampak yaitu kualitas benih
5. Strategi yang dilakukan petani ikan nila di
Desa Teratak Buluh dalam menangani
sumber-sumber risiko produksi adalah
sebagai berikut. Penghindaran Risiko
(Preventif) yaitu persiapan kolam dan
pemberian probiotik. strategi mitigasi
yaitu melakukan kerjasama dengan
pembudidaya benih ikan nila dan
meningkatkan keterampilan sumber daya
manusia.
Saran
1. Petani ikan nila diharapkan
memperhatikan penggunaan fakor
79