13969-Article Text-48289-1-10-20230731

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Agroteknologi Agribisnis dan Akuakultur Vol. 3 No.

2, Juli 2023

Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di
Desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Business Analysis and Risk Management Strategy Production in Tilapia Cultivation Business
in The Village Teratak Buluh, Siak Hulu District Kampar District, Riau Province

Melen Febrianti, Fahrial


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau
Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Pekanbaru
Alamat: Jl. Kaharuddin Nasution No. 13. Marpoyan, Pekanbaru, Riau.
Email: [email protected]

Abstract. Teratak Buluh Village is one of the tilapia-producing villages in the Siak Hulu District. This
study aims to identify and analyze: (1) characteristics of farmers and business profiles of tilapia; (2)
cultivation techniques, use of production factors, costs, production, income, and business efficiency;
(3) sources of production risk in the tilapia business; (4) production risk management strategy in the
tilapia business. The method used is a survey. The respondents were 3 people. The analysis used is
descriptive qualitative and quantitative. The results showed (1) The average age of tilapia farmers in
Teratak Buluh Village is 40.33 years (Productive), the average length of education of farmers is 12
years (senior high school), the average business experience is 6.67 years, the average number of
dependents of tilapia farming families is 4 people. The average capital used is IDR 26,546,504.33
which comes from personal capital. (2) The cultivation technology used is pond preparation, seed
dispersal, feeding, and harvesting. The average pond area is 39 m², the use of tilapia seeds is 2,283.33,
the use of labor outside the family is 17 HOK, the labor in the family is 15.33 HOK, the use of feed is
1,232.80 kg, the total production cost is Rp. 21,034,999.57, the amount of harvested tilapia is
1,299.48 kg, and the selling price of tilapia is Rp. 340 per kg, income from the tilapia business is
Rp. 44,182,320.00, times the production period, and the RCR value is 2.07. The RCR value> 1 means
that the tilapia business is profitable and feasible to cultivate. (3) Sources of production risk in the
tilapia business in Teratak Buluh Village are seed quality, weather, and fertilizer poisoning. (4) The
strategy adopted by farmers in dealing with sources of production risk is risk avoidance (preventive),
such as preparing ponds and administering probiotics and mitigation strategies namely cooperating
with tilapia seed cultivation.
Keywords: Tilapia, Cultivation, Production Risk.

Abstrak. Desa Teratak Buluh adalah salah satu desa penghasil ikan nila di Kecamatan Siak Hulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) karakteristik petani dan profil usaha
ikan nila; (2) teknik budidaya, penggunaan faktor produksi, biaya, produksi, pendapatan dan efisiensi
usaha; (3) sumber-sumber risiko produksi pada usaha ikan nila; (4) strategi pengelolaan risiko produksi
pada usaha ikan nila. Metode yang digunakan adalah metode survei. Responden sebanyak 3 orang.
Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rata-
rata umur petani ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah 40,33 tahun (Produktif), rata-rata lama
pendidikan petani adalah 12 tahun (SMA), rata-rata pengalaman usaha adalah 6,67 tahun, rata-rata
jumlah tanggungan keluarga petani ikan nila adalah 4 jiwa. Rata-rata modal yang digunakan adalah
Rp 26.546.504,33 yang berasal dari modal pribadi. (2) Teknologi budidaya yang dilakukan adalah
persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan dan pemanenan. Rata-rata luas kolam adalah
39 m², penggunaan bibit ikan nila adalah 2.283,33 ekor, penggunaan tenaga kerja luar keluarga yaitu
17 HOK, tenaga kerja dalam keluarga yaitu 15,33 HOK, penggunaan pakan adalah 1.232,80 kg, total
biaya produksi adalah Rp 21.034.999,57, jumlah panen ikan nila adalah 1.299,48 kg, harga jual ikan

68
Febrianti, M dan fahrial

nila adalah 340 per kg, pendapatan bersih sebesar Rp 22.664.310,90 dalam satu kali periode produksi
dan nilai RCR 2,07. Nilai RCR>1 artinya usaha ikan nila menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
(3) Sumber-sumber risiko produksi pada usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah kualitas benih,
cuaca, keracunan pupuk. (4) Strategi yang dilakukan petani dalam menangani sumber-sumber risiko
produksi adalah penghindaran risiko (preventif) yaitu persiapan kolam dan pemberian probiotik,
strategi mitigasi dengan melakukan kerjasama dengan pembudidaya benih ikan nila.
Kata Kunci : Ikan Nila, Budidaya, Risiko Produksi.

1. PENDAHULUAN produksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


Sektor pertanian di Indonesia meliputi pada Tabel 3. Pada Tabel 3. dapat dilihat
subsektor pangan, subsektor hortikultura, bahwa produksi ikan nila di Kecamatan Siak
subsektor perikanan, subsektor peternakan, Hulu Kabupaten Kampar tidak ada produksi.
dan subsektor kehutanan. Subsektor perikanan ini dapat dilihat dari produksi ikan nila pada
budidaya punya peluang besar dalam tahun 2019 yaitu 0 ton kemudian meningkat
memberikan kontribusi terhadap Produk menjadi 217.400 ton pada tahun 2020 dan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada penurunan jumlah produksi secara drastis
perhitungan PDB Indonesia Triwulan tahun terjadi pada tahun 2021 yaitu 922,47 ton
2019 bahwa laju pertumbuhan pada subsektor dengan tingkat pertumbuhan sebesar 3,24%.
perikanan pada Triwulan I tahun 2019 Penurunan jumlah produksi ikan nila di
memberikan, sumbangan terhadap PDB kecamatan Siak Hulu disebabkan oleh
Nasional sebesar 5,67%, selanjutnya pada meningkatnya wabah penyakit serta harga
Triwulan ke II besar sumbangan subsektor yang tidak stabil.
perikanan terhadap PDB Nasional mengalami Usaha ikan nila di Kecamatan Siak
peningkatan menjadi 6,25%.(BPS Indonesia, Hulu tidak terlepas dari beberapa kendala yang
2020). Menurut Andriani (2018), bahwa ikan dihadapi meliputi modal petani ikan nila yang
nila merupakan ikan air tawar yang amat minim, harga pakan yang mahal, wabah
potensial dibudidayakan karena memiliki nilai penyakit, persaingan harga serta risiko
ekonomis. Ikan ini memliki keunggulan produksi. Risiko produksi usahatani ikan nila
pertubuhan yang cepat, mudah antara lain cuaca yang tidak menentu,
dikembangbiakkan, toleran terhadap perubahan suhu yang menyebabkan ikan nila
perubahan kondisi lingkungan dan dapat menjadi stres kemudian mati. Risiko produksi
dipelihara diberbagai wadah peliharaan (kolam kedua yaitu serangan hama dan penyakit.hal ini
perkarangan, kolam tadah hujan atau di sawah) dapat ditimbulkan oleh kualitas air yang buruk
serta pemasarannya luas. sehingga membahayakan perkembangan ikan
Provinsi Riau merupakan salah satu nila. selain itu pemberian pakan yang
daerah yang turut mengembangkan potensi berlebihan menyebabkan terjadinya
perikanan.Hampir di setiap Kabupaten/Kota pengendapan di dasar kolam dan dapat
mengembangkan budidaya ikan nila. Salah menurunkan kualitas air serta menimbulkan
satu daerah yang mengandalkan sektor gas-gas berbahaya bagi ikan nila. Hal tersebut
perikanan di Provinsi Riau adalah Kabupaten dapat menyebabkan timbulnya hama, penyakit
Kampar.Kabupaten Kampar dikenal sebagai dan jamur menyerang ikan nila.
penghasil ikan nila terbesar di Provinsi Riau. Pengelolaan risiko dapat dilakukan
Tingginya produksi ikan nila di Kabupaten dengan adanya kesadaran mengenai risiko. Hal
Kampar membuat ikan nila sangat mudah ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
didapatkan dan harganya relatif murah, serta risiko yang ada, mengukur risiko, memikirkan
menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat mengenai konsekuensi risiko-risiko serta
untuk mengembangkan sektor perikananan mengkomunikasikan ke seluruh bagian untuk
terutama dalam membudidayakan ikan nila dicari penanganannya. Pengelolaan risiko
serta berbagai macam produk olahannya. dilaksanakan secara terus menerus dan
Produksi ikan nila di Kabupaten dimonitor secara berkala. Pengelolaan risiko
Kampar khususnya Kecamatan Siak Hulu dari bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sesekali (one time event).

69
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Berdasarkan uraian yang telah Produksi Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
dikemukakan, penulis tertarik untuk Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kampar Provinsi Riau”
Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko

Tabel 1. Produksi Ikan Nila Menurut Kecamatan di Kabupaten Kampar Tahun 2019-2021
Produksi (Ton) Pertumbuhan
No Kecamatan
2019 2020 2021 (%)
1 Kampar Kiri - 49,85 211,52 3,24
2 Kampar Kiri Hulu - 12,78 54,23 3,24
3 Kampar Kiri Hilir 3,61 19,38 82,23 3,24
4 Gunung Sahilan 8,03 23,67 97,59 3,12
Kampar Kiri
5 15,27 11,15 47,31
Tengah 3,24
6 XIII Koto Kampar 621,55 182,26 773,36 3,24
Koto Kampar
7 - - -
Hulu 0,00
8 Kuok 16.949,15 9.430,56 4.001,55 -0,57
9 Salo 23,19 65,44 277,67 3,24
10 Tapung 21,21 - - 0,00
11 Tapung Hulu 8,26 18,68 79,17 3,23
12 Tapung Hilir 13,88 14,48 61,44 3,24
13 Bangkinang Kota 250,58 407,.68 1.730,65 3,25
14 Bangkinang 1.182,98 163,.88 695,37 3,24
15 Kampar 74,27 587,92 2.492,40 3,23
16 Kampar Timur 50,84 57,8 245,26 3,24
17 Rumbio Jaya - 22,6 95,90 3,24
18 Kampar Utara 100,62 154,8 656,84 3,24
19 Tambang 4,21 1,94 8,23 3,24
20 Siak Hulu - 217,4 922,47 3,24
21 Perhentian Raja - - - 0,00
Jumlah 19.327,61 11.442,27 12.533,19
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar, 2022

2. METODOLOGI PENELITIAN pengumpulan data, pengolahan data,


penyusunan skripsi dan perbanyakan skripsi.
2.1. Metode, Tempat dan Waktu Penelitian
2.2. Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu Data yang digunakan dalam penelitian
Kabupaten Kampar. Pemilihan lokasi ini ini adalah data primer dan data sekunder.
didasarkan pada pertimbangan bahwa pada Penumpulan data primer dilakukan dengan
daerah ini terdapat usaha budidaya ikan nila metode wawancara. Data primer yang
menggunakan kolam tanah. Pengambilan dikumpulkan meliputi : Disamping data
sampel dilakukan dengan metode sensus primer, penelitian ini juga menggunakan data
sebanyak 3 sampel. sekunder. Data sekunder data yang
Waktu penelitian dilaksanakan selama dikumpulkan dari lembaga atau dari sumber-
1 bulan yaitu dimulai pada bulan April 2022 sumber lain yang telah tersedia sebelum
sampai Mei 2022. Adapun tahapan dalam penelitian dilakukan. Data sekunder diperoleh
penelitian ini terdiri dari penyusunan proposal, dari artikel-artikel, jurnal ilmiah, buku,

70
Febrianti, M dan fahrial

laporan-laporan atau arsip organisasi, publikasi periode (lebih dari satu tahun). Untuk
pemerintah, analisis para ahli, hasil survey menghitung besarnya biaya penyusutan alat
terdahulu, catatan publik dan perpustakaan yang digunakan oleh petani pembesaran ikan
(Silalahi, 2010). nila dalam membudidayakan ikan nila dapat
digunakan metode garis lurus (straight line
2.3. Analisis Data methode) yang dikemukakan oleh Hernanto
(1988). Bahwa dalam penelitian ini mengenai
Karakteristik Petani dan Profil Usaha biaya tetap budidaya ikan nila dengan rumus:
𝑁𝐵−𝑁𝑆
D= ................................................... (1)
Karakteristik petani ikan nila meliputi: 𝑁
Keterangan:
umur. lama pendidikan. jumlah tanggungan
D = Biaya Penyusutan (Rp/Unit/Proses
keluarga. pengalaman usahatani akan Produksi)
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Profil NB = Nilai Beli alat (Rp/Unit/Proses Produksi)
usaha ikan nila dianalisis secara deskriptif NS = Nilai Sisa 20% dari harga beli
kualitatif dengan melakukan wawancara (Rp/Unit/Proses Produksi)
langsung ke petani. Adapun yang dianalisis N = Usia Ekonomi (tahun)
pada profilusaha diantaranya adalah jenis
usaha, skala usaha, bentuk usaha, tujuan usaha, b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
modal usaha dan tenaga kerja. Variabel Cost seluruh biaya yang
berubah langsung mengikuti perubahan
Teknik Budidaya produksi, bila produksi naik maka biaya
variabel akan naik dan sebaliknya. Pada
Tahapan budidaya ikan nila yang budidaya ikan nila, maka biaya variabel pada
dilakukan petani ikan nila akan dibandingkan dasarnya berasal dari faktor produksi yang
dengan tahapan budidaya menurut Bank habis dalam satu kali proses produksi. seperti
Indonesia dalam buku Pola Pembiayaan Usaha benih ikan, pakan ikan, tenaga kerja, pupuk,
Kecil (PPUK) ikan nila meliputi pengadaan vitamin dan obat-obatan. Diperoleh dengan
input produksi (benih, pakan, obat-obatan, rumus Soekartawi (1987). Bahwa dalam
tenaga kerja dan peralatan). Selanjutnya teknik penelitian ini mengenai biaya variabel
budidaya pembesaran ikan nila yang dianalisis budidaya ikan nila menggunakan rumus yaitu:
secara deskriptif dengan melakukan TVC = {(X1. PX1) + (X2.PX2) + (X3.PX3 + (X4.
wawancara dengan petani ikan nila. PX4) ............................................................ (2)
Keterangan:
Penggunaan Faktor Produksi TVC = Total Biaya Variabel (Rp/periode
produksi)
Penggunaan faktor-faktor produksi TFC = Total Biaya Tetap (Rp/periode produksi)
dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan X1 = Jumlah Bibit Nila (Ekor/periode
kuantitatif. Data yang diperoleh selama produksi)
penelitian di lapangan ditabulasi terlebih PX1 = Harga Bibit Nila (Rp/ekor)
dahulu. Adapun faktor produksi yang X2 = Jumlah Pakan (Kg/periode produksi)
dianalisis adalah luas kolam, bibit, tenaga kerja PX2 = Harga Pakan (Rp/kg)
X3 = Jumlah Tenaga Kerja (HKP/periode
dan pakan. produksi)
PX3 = Upah Tenaga Kerja (Rp/Periode
Biaya Produksi Produksi)
X4 = Jumlah Obat-Obatan (liter/periode
Adapun yang termasuk dalam
produksi)
komponen biaya produksi yaitu: PX4 = Harga Obat-Obatan (Rp/liter)
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (fixed cost) merupakan c. Total Biaya (Total Cost)
biaya yang tidak berubah dengan berubahnya Seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
produksi. Biaya tetap dalam budidaya ikan nila memproduksi tiap tingkat output. Untuk
yaitu penyusutan alat. Peralatan yang mengetahui biaya produksi dalam usahatani
digunakan pada pembesaran ikan nila pembesaran ikan nila menggunakan Rumus
umumnya tidak habis dipakai untuk satu kali

71
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Mubyarto (1992). Bahwa dalam penelitian ini TR = Total penerimaan (Rp/periode produksi)
mengenai total biaya budidaya ikan nila TC = Total biaya (Rp/periode produksi)
menggunakan rumus yaitu:
TC = TFC + TVC ....................................... (3) Efisiensi Usaha
Keterangan:
Tingkat efisiensi ekonomi usahatani
TC : Total Cost usaha budidaya ikan nila
(Rp/Periode Produksi) pembesaran ikan nila digunakan analisis
TFC : Total Fixed Cost (Penyusutan alat.) (Return Cost Of Ratio) dengan rumus menurut
(Rp/Periode Produksi) Hernanto (1991). Bahwa dalam penelitian ini
TVC : Total Variabel Cost (Rp/Periode mengenai efisiensi usaha budidaya ikan nila
Produksi) sebagai berikut:
𝑇𝑅
RCR = .................................................... (6)
Produksi 𝑇𝐶
Keterangan:
Produksi dalam penelitian ini RCR = Return Cost Of Ratio
merupakan jumlah ikan yang diperoleh petani TR = Total Revenue (Rp/proses produksi)
TC = Total Cost (Rp/proses produksi)
ikan, berupa ikan konsumsi yang telah di panen
Dengan kriteria:
dari tempat pemeliharaan per proses produksi. RCR > 1 = Berarti budidaya ikan nila
Besar kecilnya produksi ikan nila dipengaruhi menguntungkan
beberapa faktor-faktor produksi seperti luas RCR < 1 = Berarti budidaya ikan nila tidak
kolam, benih ikan, pakan, padat tebar ikan, menguntungkan
tenaga kerja, vitamin dan obat-obatan serta RCR = 1 = Berarti budidaya ikan nila pada titik
faktor lingkungan. impas

Pendapatan Sumber-Sumber Risiko Produksi


a. Pendapatan Kotor Sumber-sumber risiko produksi ikan
Pendapatan kotor yang diterima oleh nila di desa Teratak Buluh dianalisis secara
petani ikan nila dapat diperoleh dengan cara deskriptif kualitatif. Adapun yang dianalisis
mengalikan antara jumlah produksi dengan mengenai sumber-sumber risiko produksi yaitu
harga yang berlaku. Untuk menentukan kualitas bibit, cuaca dan keracunan pupuk dan
pendapatan kotor digunakan rumus menurut obat-obatan serta serangan predator.
Soekartawi (1987). Bahwa dalam penelitian ini
mengenai pendapatan kotor budidaya ikan nila Strategi Pengelolaan Risiko Produksi
sebagai berikut:
Pengelolaan risiko produksi pada
TR = Y. Py.................................................. (4)
Keterangan:
usahatani ikan nila dianalisis secara deskriptif
TR = Penerimaan usaha budidaya ikan nila (Rp/ kualitatif. Adapun yang dianalisis pada
periode produksi) pengelolaan risiko meliputi: strategi preventif
Y = Jumlah produksi ikan nila (Kg/periode dan mitigasi
produksi)
Py = Harga jual ikan nila (Rp/Kg) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Pendapatan Bersih 3.1. Karakteristik Petani dan Profil
Pendapatan bersih merupakan selisih
Usaha
antara pendapatan kotor dengan biaya
produksi. Pendapatan bersih budidaya ikan Karakteristik Petani
nila. diperoleh dengan menggunakan rumus
Soekartawi (1987). Bahwa dalam penelitian ini Dalam mencari karakteristik petani,
mengenai pendapatan bersih budidaya ikan terdiri dari beberapa komponen yaitu: umur,
nila yaitu: tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani
𝜋 = TR – TC ............................................... (5) dan jumlah tanggungan keluarga. Untuk lebih
Keterangan: jelasnya mengenai karakteristik dan profil
𝜋 = Keuntungan/ pendapatan bersih dapat dilihat pada Tabel 2.
(Rp/periode produksi) a. Umur Petani Ikan Nila

72
Febrianti, M dan fahrial

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa terhadap pengelolaan budidaya ikan nila,
karakteristik petani ikan nila di Desa Teratak khususnya dalam pengelolaan faktor produksi
Buluh cukup bervariasi. Rata-rata umur petani dan penerapan teknologi.
ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah 40.33 c. Pengalaman Berusaha
tahun. Menurut Badan Pusat Statistik. Adapun karakteristik petani ikan nila
penduduk usia non produktif adalah penduduk di Desa Teratak Buluh berdasarkan
yang berumur 0-15 tahun dan penduduk pengalaman berusaha mulai dari 5 sampai 9
dengan umur 65 tahun ke atas. sedangkan tahun. Rata-rata pengalaman berusaha adalah
penduduk dengan usia produktif adalah 6.67 tahun. Berdasarkan hal tersebut, maka
penduduk yang berusia 15-64 tahun. dapat dikatakan bahwa petani ikan nila sudah
Berdasarkan data Tabel di atas dapat tergolong cukup berpengalaman dalam
disimpulkan umur petani ikan nila di Desa mengusahakan ikan nila sehingga petani ikan
Teratak Buluh berada pada umur yang nila lebih mudah untuk menangani risiko
produktif, yang artinya petani ikan nila dapat produksi yang terjadi pada budidaya ikan nila.
dengan mudah menerima informasi dan d. Jumlah Tanggungan Keluarga
menggunakan teknologi terbaru yang mana Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
sesuai dengan kriteria penduduk usia produktif bahwa jumlah tanggungan keluarga petani ikan
menurut BPS. nila adalah 4 orang dan paling sedikit adalah 3
b. Lama Pendidikan orang. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata- adalah 3 orang. Banyaknya jumlah tanggungan
rata pendidikan formal yang diselesaikan oleh keluarga petani ikan nila akan mempengaruhi
petani ikan nila adalah 12 tahun atau SMA. Hal banyaknya jumlah pengeluaran rumah tangga
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani ikan nila.
yang tinggi memberikan dampak positif

Tabel 2. Karakteristik Petani Ikan Nila di Desa Teratak Buluh


Karakteristik Petani
Umur
No Umur (Thn) Jumlah (Org) Persentase (%)
1 37-40 2 66,66
2 41-44 1 33,34
Jumlah 3 100.00
Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan (Thn) Jumlah (Org) Persentase (%)
1 10-12 3 100,00
Jumlah 3 100.00
Pengalaman Berusahatani
No Pengalaman Berusahatani (Thn) Jumlah (Org) Persentase (%)
1 5-6 1 33,34
2 7-8 2 66,66
Jumlah 3 100.00
Jumlah Tanggungan Keluarga
No Jumlah Tanggungan Keluarga (Org) Jumlah (Org) Persentase (%)
1 3-4 3 100,00
Jumlah 3 100.00
Sumber: Data Olahan, 2022

Profil Usaha Ikan Nila kooperatif. Usaha perseorangan merupakan


usaha yang dimiliki oleh pelaku usaha itu
a. Bentuk Usaha sendiri dan hasilnya ditentukan oleh pelaku
Menurut Shinta (2011) bentuk usaha. Berdasarkan pendapat tersebut usaha
usahatani dibedakan atas penguasaan faktor
produksi oleh petani. yaitu perseorangan dan

73
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau

ikan nila di Desa Teratak Bulu berbentuk 3) Pengapuran dengan dosis 500-1000
perseorangan. gram/m2.
b. Skala Usaha 4) Pemberian pupuk kandang dengan dosis
Usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh 500 gram/m2. pupuk urea 15 gram/m2 dan
rata-rata membudidayakan sebanyak 2.283 pupukk TSP 15-20 gram/m2.
ekor. Usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh 5) Isi kolam dengan air, tunggu 5-7 hari
termasuk dalam usaha mikro karena usaha ikan untuk menebar bibit ikan nila.
nila rata-rata memiliki asset lebih kecil dari Rp b. Penebaran Bibit
5000 dan omzet yang diterima oleh petani lebih Penebaran bibit dilakukan pada hari
kecil dari Rp30.000. kelima atau ketujuh setelah pengisian air
c. Modal kolam. Hal yang perlu diperhatikan dalam
Rata-rata modal yang dikeluarkan oleh penebaran bibit adalah ukuran benih ikan nila
petani untuk membudidayakan ikan nila adalah yang berukuran 8-12cm atau dengan berat
Rp 26.546.504.33. Adapun modal usaha yang kurang lebih 30 gram per ekor.
digunakan oleh petani ikan nila secara c. Pemberian Pakan
keseluruhan berasal dari modal pribadi petani. Pemberian pakan ikan nila dilakukan
Modal yang diperoleh digunakan untuk setiap hari dengan memberikan pakan
pembelian sarana produksi budidaya ikan nila. hiprovite dan probiotik. Makanan ikan nila
diberikan dua kali dalam sehari, pada pagi dan
Budidaya Ikan Nila sore hari.
d. Pemanenan
a. Persiapan Kolam Masa panen ikan nila dapat dilakukan
Kolam merupakan tempat pembiakan setelah masa pemeliharaan 4 bulan dan ikan
ikan nila yang perlu dipersiapkan secara memiliki bobot 500-600 gram/ekor.
maksimal, adapun tahapan-tahapan persiapan Pemanenan dilakukan dengan mengeringkan
kolam ikan nila adalah sebagai berikut: kolam sebagian dan dipanen sekaligus. Berikut
1) Penggalian Kolam. perbandingan teori dengan kondisi budidaya
2) Pengeringan kolam. ikan nila di Desa Teratak Buluh.

Tabel 3. Teknik Budidaya Ikan Nila Menurut Teori dengan Keadaan Lapangan
N Tahapan
Teori Kondisi Lapangan Keterangan
o Budidaya
1 Persiapan pengeringan Setelah dilakukan penggalian. Sesuai
Lahan kolam. kolam akan dikeringkan selama dengan
pembersihan 1 hari. lalu dilakukan teori.
endapan lumpur pengapuran kolam dan
serta kotoran- pemberian pupuk kemudian
kotoran kolam diisi air serta ditunggu 7
hari untuk diisi bibit ikan nila.
2 Penebaran Bibit yang Bibit yang digunakan berukuran Tidak sesuai
Bibit digunakan 8-12 cm per ekor dengan bobot dengan
berukuran 5-6 cm. 30 gram per ekor. teori.
3 Pemberian Pakan yang Pakan diberikan dua kali sehari Sesuai
Pakan diberikan adalah yaitu hi provite dan probiotik dengan
pakan alami dan teori.
pakan buatan.
4 Pemanenan Pemanenan Pemanenan dilakukan ketika Sesuai
dilakukan pada bibit ikan nila berusia 4 bulan dengan
umur 3-4 bulan dan memiliki bobot 500-600 teori.
dengan bobot gr/ekor
100gr/ekor.
Sumber: Olahan data. 2022

74
Febrianti, M dan fahrial

Berdasarkan Tabel 3 dapat Penggunaan Faktor Produksi


disimpulkan bahwa teknik budidaya ikan nila 1. Luas Kolam
di Desa Teratak Buluh sudah sesuai dengan Distribusi penggunaan luas kolam ikan
teori namun ada sedikit perbedaan yang nila di Desa Teratak Buluh adalah sebagai
mengikuti kondisi alam di lapangan. berikut:

Tabel 4 . Penggunaan Luas Kolam Ikan Nila di Desa Teratak Buluh, 2021
No Nama Luas Kolam (m2)
1 Ahmad 42
2 Rohman 40
3 Sidik 35
Sumber: Data Olahan. 2022

Rata-rata penggunaan luas kolam yang 2.283.33 ekor. Petani yang menggunakan bibit
digunakan petani ikan nila di Desa Teratak ikan nila paling banyak adalah 3.000 ekor dan
Buluh adalah 39 m2 dengan luas kolam terkecil yang paling sedikit adalah sebanyak 1.750
35 m2 dan luas kolam yang paling luas ekor. Hal ini menunjukkkan bahwa usaha
mencapai 42 m2. Kondisi ini menggambarkan budidaya ikan nila di Desa Teratak Buluh
pemanfaatan lahan untuk kolam ikan nila termasuk dalam usaha skala usaha menengah
memerlukan lahan khusus untuk hingga besar.
membudidayakan ikan nila di Desa Teratak 3. Tenaga Kerja
Buluh. Penggunaan tenaga kerja merupakan
2. Bibit salah satu faktor yang memiliki peranann
Bibit ikan nila merupakan salah satu penting pada usaha budidaya ikan nila.
faktor yang penting dalam usaha ikan nila. Distribusi penggunaan tenaga kerja pada usaha
Rata-rata penggunaan bibit ikan nila adalah budidaya ikan nila tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Menurut Kegiatan pada Usaha Budidaya Ikan Nila di
Desa Teratak Buluh. 2021
Kegiatan TKLK TKDK Jumlah (HOK) Persentase (%)
Persiapan Kolam 15.33 - 15.33 47.42
Penebaran Benih - 0.33 0.33 1.03
Pemberian Pakan - 15 15 46.39
Pemanenan 1.67 - 1.67 5.15
Jumlah 17 15.33 32.33 100
Sumber: Data Olahan. 2021

Berdasarkan data tabel 5 rata-rata adalah penebaran benih 0.33 HOK atau 1.67%
penggunaan tenaga kerja pada usaha budidaya .
ikan nila lebih banyak menggunakan tenaga 4. Pakan
kerja luar keluarga yaitu 17.00 HOK Pakan adalah salah satu kebutuhan
dibandingkan penggunaan tenaga kerja dalam penting bagi budidaya ikan nila sehingga ikan
keluarga yaitu 15.33 HOK. Kegiatan pada nila mampu berkembang dengan baik. Pakan
usaha budidaya ikan nila yang paling banyak yang digunakan pada budidaya ikan nila adalah
menyerap tenaga kerja adalah persiapan kolam hiprovite. Rata-rata penggunaan pakan pada
yaitu 15.33 HOK atau 47.42%. banyaknya budidaya ikan nila adalah 1.232.80 kg.
penggunaan HOK pada kegiatan persiapan Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam
kolam dikarenakan pada kegiatan persiapan sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
kolam masih dilakukan secara manual atau
tradisional. Kegiatan pada usaha budidaya ikan Biaya Produksi
nila yang menyerap tenaga kerja paling sedikit

75
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Biaya produksi pada usaha ikan nila satuan kg. Pemanenan Ikan Nila dilakukan
terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. ketika berumuer 120 hari atau 4 bulan dengan
Biaya tetap yang dihitung dalam usaha ikan bobot 570-600 gram/ekor dengan tingkat
nila adalah biaya penyusutan alat. Biaya kematian atau mortalitas sebesar 2% maka
variabel dalam penelitian ini adalah biaya bibit, rata-rata jumlah panen ikan nila di Desa
pakan, pupuk kandang, pupuk urea, Pupuk Teratak Buluh adalah 1.299.48 kg. Tinggi
TSP, probiotik, bahan bakar dan listrik. rendahnya jumlah produksi ikan nila di Desa
Besaran biaya yang dikeluarkan setiap petani Teratak Buluh dipenngaruhi oleh sistem
ikan nila berbeda-beda. pemeliharaan yang dilakukan oleh petani.
Hasil perhitungan rata-rata total biaya
produksi adalah Rp 21.5189.10 yang terdiri Pendapatan
atas biaya tetap sebesar Rp 196.504.76 dan
biaya variabel sebesar Rp 21.231.504.33 per Penerimaan adalah hasil perkalian
satu kali periode produksi ikan nila di Desa antara harga jual ikan nila dengan banyaknya
Teratak Buluh. ikan nila (kg). pendapatan pada usaha ikan nila
adalah selisih antara penerimaan dengan total
Produksi biaya yang dikeluarkan oleh petani ikan nila.
Adapun data mengenai rata-rata penggunaan
Produksi ikan nila di Desa Teratak faktor produksi, biaya produksi, pendapatan
Buluh dalam satu kali periode produksi dalam dan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi. Biaya Produksi. Produksi. Pendapatan dan Efisiensi
Usaha Ikan Nila di Desa Teratak Buluh, 2021
Uraian Satuan Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp/PP)
A. Biaya Variabel
Bibit Ekor 2.283.33 466.67 1.056.666.67
Tenaga Kerja HOK 32.33 8210.00 3.448.166.67
Pakan Kg 1.232.80 12.500.00 15.297.400.00
Probiotik Liter 17.12 250.00 428.083.33
Kapur Kg 62.00 30.00 1860.00
Pupuk Kandang Kg 45.67 2.500.00 114.166.67
Urea Kg 1.63 5.700.00 9.272.00
TSP Kg 1.56 90.00 14.040.00
Bahan Bakar Liter 21.67 7.650.00 165.750.00
Listrik kWh 410.33 1.467.00 601.959.00
Jumlah 21.231.504.33
B. Biaya Tetap
Penyusutan Alat 196.504.76
Jumlah 196.504.76
Total Biaya 21.518.910
Produksi (Kg) 1.299.48
Harga Jual (Rp/Kg) 340.00
Penerimaan (Rp) 44.182.320.00
Keuntungan (Rp) 22.664.310.90
RCR 2.07
Sumber Data Olahan. 2022

Berdasarkan Tabel 6. harga jual ikan diperoleh rata-rata penerimaan pada usaha ikan
nila adalah Rp 340 per kg dengan rata-rata hasil nila dalah Rp 44.182.320.00 dengan rata-rata
panen ikan nila dalam satu kali periode total biaya yang dikeluarkan untuk usaha ikan
produksi adalah 1.299.48 kg. sehingga nila adalah Rp 21.5189.10. dengan demikian

76
Febrianti, M dan fahrial

usahaikan nila memperoleh rata-rata 2. Cuaca


pendapatan bersih sebesar Rp 22.664.310.90 Cuaca merupakan salah satu faktor
dalam satu kali periode produksi. yang cukup berpengaruh dan merupakan salah
satu sumber risiko produksi ikan nila di Desa
Efisiensi Teratak Buluh.. Suhu yang cocok untuk
budidaya ikan nila adalah 27ºC. Apabila suhu
Efisiensi usaha ikan nila dapat air terlalu dingin akan berpengaruh terhadap
diketahui dengan melihat nilai RCR. yaitu pertumbuhan ikan nila. Sedangkan suhu yang
dengan melihat perbandingan penerimaan terlalu tinggi atau panas ikan nila akan mudah
dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga stress dan bias mengakibatkan kematian.
dapat diketahui usaha ikan nila Perubahan cuaca akan mempengaruhi kondisi
menguntungkan atau tidak. Berdasarkan Tabel ikan nila yang dibudidayakan sehingga dapat
6 dapat dilihat nilai RCR usaha ikan nila adalah menyebabkan kematian ikan nila. Akan tetapi
2.07. Nilai RCR sebesar 2.07 artinya setiap Rp keadaan cuaca seperti ini tidak dapat dihindari
2 biaya yang dikeluarkan untuk usaha ikan nila karena ini merupakan faktor dari alam. akan
akan menghasilkan pendapatan kotor sebesar tetapi dapat diminimalisir dengan menerapkan
Rp 2.07. Nilai RCR >1 artinya usaha ikan nila manajemen yang tepat.
di Desa Teratak Buluh menguntungkan dan 3. Keracunan Pupuk
layak untuk diusahakan. Pupuk yang digunakan untuk kolam
sering kali tercampur dengan air kolam dan
belum mengendap sepenuhnya. Hal ini terjadi
karena penggunaan pupuk yang berlebihan
Sumber-Sumber Risiko Produksi Pada
atau penebaran benih yang terlalu cepat
Usaha Ikan Nila
sehingga menyebabkan ikan nila keracunan
Pada usaha ikan nila di Desa Teratak pupuk. Untuk meminimalisir risiko produksi
Buluh, terdapat beberapa risiko produksi yang ini diharapkan petani lebih memperhatikan
menghambat usaha ikan nila. Langkah awal dosis penggunaan pupuk dan lebih
dalam menganalisis risiko produksi adalah memperhatian waktu penebaran benih, supaya
mengidentifikasi sumber-sumber risiko meminimalisir kematian ikan nila akibat
produksi pada usaha ikan nila. Adapun keracunan.
sumber-sumber risiko produksi yang terdapat Dari beberapa sumber-sumber risiko
pada usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh produksi ikan nila yang paling berdampak
adalah sebagai berikut: terhadap produksi ikan nila yaitu kualitas benih
1. Kualitas Benih dikarenkan kualitas benih memiliki peran yang
Kualitas benih merupakan salah satu sangat penting, apabila benih yang dipakai
hal yang penting dalam usaha ikan nila. tidak berkualitas (buruk) maka produksi ikan
Kualitas benih ikan nila yang baik dapat dilihat nila akan buruk begitu juga sebaliknya dan
dari ciri fisiknya yaitu memiliki warna yang upaya yang dilakukan dalam mengatasi
cerah. ukurannya seragam dan tidak cacat. kualitas benih yaitu dengan membeli benih
Benih yang digunakan dalam usaha ikan nila di ikan nila di balai benih induk setempat.
Desa Teratak Buluh berasal dari petani
pembenihan ikan nila di sekitar daerah Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Ikan
penelitian. Kualitas benih yang berasal dari Nila
petani ini kurang terjaga kualitasnya karena Petani ikan nila di Desa Teratak Buluh
masih menggunakan teknologi budidaya ikan memiliki berbagai cara ataupun strategi untuk
nila yang sederhana. Berdasarkan wawancara mencegah terjadinya sumber-sumber risiko
yang dilakukan dengan petani ikan nila. produksi dan menangani risiko produksi yang
dampak kerugian yang dialami petani ikan nila sudah terjadi pada usaha ikan nila. Adapun
adalah perputaran omzet yang lebih lama, strategi yang dilakukan petani ikan nila di Desa
dikarenakan keterlambatan panen yang Teratak Buluh dalam menangani sumber-
mengakibatkan berpindahnya konsumen untuk sumber risiko produksi adalah sebagai berikut.
membeli hasil panen ikan nila dari petani lain. 1. Penghindaran Risiko (Preventif)

77
Analisis Usaha dan Strategi Pengelolaan Risiko Produksi Pada Usaha Budidaya Ikan Nila di Desa Teratak
Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Strategi preventif dilakukan petani Teratak Buluh juga tetap memperhatikan


guna menghindari terjadinya risiko. Adapun proses budidaya yang dilakukan agar kualitas
strategi preventif yang diterapkan oleh petani dan keseragaman benih tetap terjaga.
ikan nila pada sumber risiko kualitas benih Sumber risiko perubahan cuaca
adalah memilih benih yang bagus yaitu benih ataupun perubahan suhu sering kali menjadi
yang respon terhadap makanan, gerakan benih masalah yang dialami petani ikan nila di Desa
yang lincah, respon terhadap suara dan cahaya, Teratak Buluh. Adapun strategi mitigasi yang
salah satu upayanya adalah dengan membeli dilakukan adalah menggunakan heather guna
bibit ikan nila di Balai Benih Induk setempat. menjaga suhu kolam ikan nila supaya tetap
Strategi yang dilakukan untuk stabil. ini sesuai dengan penelitian Ramadhan
mengatasi cuaca yang tidak menentu adalah Alfi Cahaya (2019) yang mana menyatakan
dengan membangun atap di atas kolam penggunaan heather untuk strategi mitigasi
pembenihan guna menghindari kontak untuk menjaga suhu kolam budidaya ikan nila
langsung dengan terhadap perubahan cuaca tetap terjaga.
yang terjadi hal ini sesuai dengan penelitian Strategi lain yang dilakukan petani
Ramadhan. Alfi Cahaya (2017) yang mana ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah
menyatakan penggunaan naungan atau pengembangan sumber daya manusia. yakni
pelindung yang dibuat di atas kolam dapat dengan mengikuti pelatihan yang berkaitan
mencegah kematian bibit ikan nila. Strategi dengan budidaya ikan nila. Pelatihan yang
yang dilakukan guna mengatasi sumber risiko diikuti ini bertujuan meningkatkan kinerja dan
keracunan pupuk meliputi persiapan kolam menambah pengetahuan petani terhadap faktor
yang dilakukan dengan menghilangkan bibit produksi budidaya ikan nila. Pelatihan yang
penyakit dan sisa pakan yang menumpuk di diikuti petani ikan nila di Desa Teratak Buluh
dasar kolam budidaya ikan nila sebelumnya. yaitu seminar atau pelatihan yang
Pada persiapan kolam ini kolam dikeringkan diselenggarakan oleh Dinas Perikanan
selama satu sampai dua hari guna membasmi Kabupaten Kampar. hal ini sesuai dengan
bakteri dan bibit penyakit yang ada di dasar penelitian oleh Dewi aji. Titisari (2011) yang
kolam. mana strategi mitigasi yang dilakukan adalah
Setelah itu strategi lainnya adalah melakukan pengembangan sumber daya
pemberian probiotik dengan tujuan membantu manusia dengan mengkuti pelatihan yang
tumbuhnya mikroorganisme dalam kolam berkaitan dengan budidaya.
budidaya sebagai pakan alami ikan nila.
Pemberian probiotik dilakukan dengan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
mencampurnya dengan pakan yang akan
diberikan. guna memudahkan ikan mencerna 4.1. Kesimpulan
makanan dan penyerapan probiotik dapat
berlangsung dengan baik. Berdasarkan hasil dan pembahasan
Strategi preventif yang dilakukan pada penelitian mengenai usaha dan strategi
untuk risiko keracunan pupuk adalah pengelolaan risiko produksi ikan nila di Desa
memperhatikan waktu penebaran benih ikan Teratak Buluh dapat diambil beberapa
nila tidak terlalu cepat ataupun terlalu lama. kesimpulan. antara lain:
guna mengurangi keracunan pupuk pada 1. Rata-rata umur petani ikan nila di Desa
kegiatan persiapan kolam budidaya. Teratak Buluh adalah 40.33 tahun yang
2. Strategi Meminimalkan Risiko (Mitigasi) dapat dikatakan petani ikan nila termasuk
Strategi mitigasi yang dilakukan ke dalam umur yang produktif. rata-rata
petani ikan nila di Desa Teratak Buluh lama pendidikan petani adalah 12 tahun
bertujuan untuk meminimalisir dampak dari (SMA). rata-rata pengalaman usaha petani
timbulnya risiko. Strategi mitigasi yang ikan nila adalah 6.67 tahun. rata-rata
dilakukan oleh petani ikan nila di Desa Teratak jumlah tanggungan keluarga petani ikan
Buluh yaitu dengan menjalin kerjasama nila adalah 4 jiwa. Bentuk usaha ikan nila
dengan pembudidaya pembenihan ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah
dengan tujuan menjaga pasokan benih tetap perseorangan. skala usaha ikan nila di Desa
terjaga, selain itu petani ikan nila di Desa Teratak Buluh adalah usaha mikro dan

78
Febrianti, M dan fahrial

rata-rata modal yang digunakan petani ikan produksi guna meningkatkan produksi
nila di Desa Teratak Buluh adalah Rp ikan nila.
26.546.504.33 yang berasal dari modal 2. Bagi pemerintah. lebih memperhatikan
pribadi. petani ikan nila dengan memberikan
2. Teknologi budidaya yang dilakukan pada penyuluhan dan pelatihan bagi petani ikan
usaha ikan nila di Desa Teratak Buluh nila guna meningkatkan keterampilan
adalah persiapan kolam. penebaran benih. petani ikan nila.
pemberian pakan dan pemanenan yang
mana sudah sesuai dengan teori yang DAFTAR PUSTAKA
digunakan.
3. Rata-rata penggunaan luas kolam yang Andriani. Y. 2018. Budidaya Ikan Nila.
digunakan petani ikan nila di Desa Teratak Deepublish.Yogyakarta.
Buluh adalah 39 m2. rata-rata penggunaan Badan Pusat Statistik Indonesia.2019. Produk
bibit ikan nila adalah 2.283.33 ekor. rata- Domestik Bruto Indonesia Triwulan
rata penggunaan tenaga kerja pada usaha 2015-2019. Jakarta.
budidaya ikan nila lebih banyak Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar.
menggunakan tenaga kerja luar keluarga 2019. Kabupaten Kampar dalam Angka.
yaitu 17 HOK dibandingkan penggunaan Pekanbaru.
tenaga kerja dalam keluarga yaitu 15.33 Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2019.
HOK. rata-rata penggunaan pakan pada Riau dalam Angka. Pekanbaru.
budidaya ikan nila adalah 1.232.80 kg. Cahaya, Ramadhan Alfi. 2017. Analisis Resiko
Rata-rata total biaya produksi adalah Rp Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila
21.518.910. rata-rata jumlah panen ikan (Oreochromis Niloticus) di Desa Jimus,
nila di Desa Teratak Buluh adalah 1.299.48 Kecamatan Polanharjo, Kabupaten
kg. harga jual ikan nila adalah Rp 340 per Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Sarjana
kg. rata-rata penerimaan pada usaha ikan Thesis. Universitas Brawijaya. Malang.
nila dalah Rp 44.182.320.00rata-rata Hernanto. 1991. Ilmu Usahatani. PT. Penebar
pendapatan bersih sebesar Rp Swadaya. Jakarta.
22.664.310.90 dalam satu kali periode Mubyarto. 1992. Pengantar Ekonomi
produksi dan nilai RCR 2.07. Nilai RCR Pertanian. Edisi ke-tiga. LP3S. Jakarta.
>1 artinya usaha ikan nila di Desa Teratak Shinta. A. 2011. Ilmu Usahatani. UB Press.
Buluh menguntungkan dan layak untuk Malang.
diusahakan. Silalahi, U. 2010. Metode Penelitian Sosial.
4. Adapun sumber-sumber risiko produksi Bandung.: Refika Aditama.
yang terdapat pada usaha ikan nila di Desa Soekartawi.1987. Prinsip Dasar Ekonomi
Teratak Buluh adalah sebagai berikut: Pertanian (Teori dan Aplikasinya) Edisi
Kualitas Benih, Cuaca, Keracunan Pupuk. 1. Cetakan 1. Rajawali. Jakarta.
Dari sumber risiko produksi ikan nia yang
paling berdampak yaitu kualitas benih
5. Strategi yang dilakukan petani ikan nila di
Desa Teratak Buluh dalam menangani
sumber-sumber risiko produksi adalah
sebagai berikut. Penghindaran Risiko
(Preventif) yaitu persiapan kolam dan
pemberian probiotik. strategi mitigasi
yaitu melakukan kerjasama dengan
pembudidaya benih ikan nila dan
meningkatkan keterampilan sumber daya
manusia.
Saran
1. Petani ikan nila diharapkan
memperhatikan penggunaan fakor

79

You might also like