Budidaya Ikan Hias Sebagai Pendukung Pembangunan Nasional Perikanan Di Indonesia
Budidaya Ikan Hias Sebagai Pendukung Pembangunan Nasional Perikanan Di Indonesia
Budidaya Ikan Hias Sebagai Pendukung Pembangunan Nasional Perikanan Di Indonesia
109
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 2 Tahun 2010
antara lain, arwana (Schleropages formosus) terutama mengelola sumberdaya perikanan dan kelautan secara
spesies super red dan red banjar, botia (Chromobotia berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing
macracanthus), serta cupang (Beta splendens). Dalam tulisan berbasis pengetahuan serta memperluas akses pasar
ini akan disampaikan prospek dan peluang pengembangan domestik dan internasional.
ikan hias. Program minapolitan, dukungan riset serta
difusi teknologi yang dilakukan. PROGRAM MINAPOLITAN IKAN HIAS
Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan
PROSPEK DAN PELUANG PENGEMBANGAN IKAN HIAS dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan
Kegiatan usaha ikan hias memiliki beberapa sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip,
keunggulan komparatif, di antaranya bisa dengan modal integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi. Pengem-
yang sedikit, dapat dilakukan oleh industri rumah tangga, bangan Kawasan Minapolitan merupakan upaya dalam
pasarnya tidak pernah jenuh, pengembangan strain baru mendorong pengembangan kawasan perikanan budidaya
dapat dilakukan secara indvidu, dan kegiatan usaha ini di daerah untuk meningkatkan perekonomian dan
dapat memberdayakan masyarakat melalui industri kecil pertumbuhan wilayah dengan kegiatan perikanan budidaya
yang bermuara pada ekspor. Namun demikian, kegiatan sebagai penggerak utama. Sektor kelautan dan perikanan
usaha ikan hias tidak terlepas dari beberapa masalah, di masih dianggap kecil dan kurang strategis. Dengan
antaranya penyediaan indukan, bibit unggul, pembenihan, program minapolitan, diharapkan, sektor ini dapat
promosi, dan distribusi. memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
Jumlah ikan hias yang diperdagangkan di dunia mendorong perekonomian nasional. Pemanfaatan
mencapai 1.600 jenis, di mana 750 jenis di antaranya potensi daerah secara optimal, akan meningkatkan
adalah ikan air tawar. Dalam perdagangan ikan hias perberdayaan masyarakat.
global, Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 9,5%; Program minapolitan merupakan program yang secara
sedangkan Singapura telah mencapai 22,8%. Dari jumlah fungsional bertumpu pada kegiatan sektor perikanan
tersebut 90% dari kebutuhan ikan Singapura tersebut dengan basis pengembangan komoditas unggulan baik
disuplai dari Indonesia. Sedangkan negara importir pada kegiatan budidaya laut, air payau maupun air tawar.
terbesar ikan hias selama ini berturut-turut adalah Amerika Pengembangan kawasan minapolitan merupakan bentuk
Serikat (25,3%); Jepang (11,6%); dan Jerman (9,2%). Potensi penjabaran dan implementasi Undang-Undang No. 26
Indonesia yang sangat besar ini dapat menjadi potensi Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya di dalam
ekonomi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan
(Anonim, 2010). kawasan perdesaan yang bertumpu pada pembangunan
Pada tahun 2010 ini Indonesia menargetkan ekspor agribisnis dalam arti luas serta terkoordinasikan dalam
ikan hias akan meningkat sebesar 10%. Indonesia akan sistem pembangunan wilayah secara terpadu dan
melakukan pembenahan dan penanganan lebih baik berkesinambungan (Bakrie, 2010).
mengenai pengembangan budidaya ikan tersebut. Tujuan pengembangan kawasan minapolitan adalah
Indonesia memiliki potensi ikan hias yang sangat besar untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah
dengan potensi sekitar 1,5 miliar ekor. Negara tujuan dengan kegiatan pertanian, terutama perikanan sebagai
ekspor jenis ikan hias air tawar dan laut Indonesia adalah kegiatan utama untuk meningkatkan kesejahteraan
Singapura, Cina, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea masyarakat. Adapun persyaratan suatu kawasan dapat
Selatan, Amerika, Timur Tengah, dan Uni Eropa. Nilai dijadikan kawasan minapolitan adalah sebagai berikut
penjualan ikan hias Indonesia ke luar negeri setiap (Anonim 2009):
tahunnya cenderung mengalami peningkatan, namun masih
belum cukup signifikan dibandingkan dengan besarnya 1. Memiliki sumberdaya lahan/perairan yang sesuai untuk
potensi sumberdaya ikan hias yang dimiliki Indonesia pengembangan komoditas perikanan
(Muhammad, 2010). 2. Memiliki berbagai sarana dan prasarana minabisnis
yang memadai
Berdasarkan kondisi tersebut, para pembudidaya dan
pengusaha perlu mendorong pengembangan komoditas 3. Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai
ikan hias sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan seperti transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi,
terbesar di dunia pada tahun 2015. Untuk mencapai tar- air bersih, dan lain-lain.
get tersebut diperlukan langkah-langkah di antaranya 4. Memiliki sarana dan dan prasarana kesejahteraan sosial/
memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi, masyarakat yang memadai seperti kesehatan,
110
Budidaya ikan hias sebagai pendukung pembangunan nasional perikanan di Indonesia (Eni Kusrini)
pendidikan, kesenian, rekreasi, perpustakaan, eskpor terbesar selama ini disumbang oleh usaha ikan
swalayan, dan lain-lain. hias, udang serta ikan kaleng atau sarden. Tahun lalu
5. Kelestarian lingkungan hidup, baik kelestarian ekspor ikan hias menempati urutan pertama senilai Rp
sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun 2,8 miliar. Tujuan ekspor produk itu antara lain Jepang,
keharmonisan hubungan kota dan desa terjamin. Taiwan, Hong Kong, Cina, dan Jerman. Ada lima
perusahaan di bidang ekspor ikan hias laut. Produknya
Dalam lima tahun ke depan, Kementerian Kelautan dan antara lain jenis Angle piyama, Angle napoleon, dan Angle
Perikanan (KKP) akan membangun kawasan minapolitan doreng (Gambar 2).
di 28 kabupaten sebagai pilot project untuk meningkatkan
produksi perikanan di Indonesia baik ikan hias maupun Program minapolitan ikan hias di Provinsi Daerah
konsumsi. Daerah yang dapat berpotensi sebagai kawasan Istimewa Jogjakarta adalah Kabupaten Sleman, tepatnya
pengembangan budidaya ikan hias dalam program Kecamatan Berbah. Kelebihan Berbah sebagai rencana
minapolitan tersebut antara lain Blitar, Tulung Agung, kawasan minapolitan di samping beragamnya varietas ikan
Banyuwangi, dan Sleman. yang ada, terutama ikan hias yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, juga dari semangat masyarakat di Berbah yang
Potensi Kabupaten Blitar, Jawa Timur, sebagai kawasan sangat antusias terhadap kegiatan budidaya perikanan ini.
minapolitan ikan hias merupakan sentra ikan hias koi. Beberapa kelompok tani ikan di Berbah telah menjuarai
Secara nasional daerah ini memasok 80% produk ikan hias. kompetisi, baik ditingkat regional maupun nasional di
Pada 2005, dibangun sub riser ikan hias di kawasan bidang kegiatan budidaya perikanan. Potensi pelaku
Penataran. Dinas Perikanan dan Kelautan Blitar tengah kegiatan di bidang perikanan di Kecamatan Berbah
merencanakan proyek minapolitan khusus ikan hias koi. mencapai 60% dari seluruh penduduk. Persyaratan yang
Lokasi program ditetapkan Desa Penataran, Kemloko, harus dipenuhi selain 80% pelaku minapolitan di
Krenceng, dan Bangsri yang selama ini menjadi sentra kabupaten tersebut, adalah perlunya industri pengolahan
budidaya ikan koi di samping 14 kecamatan lainnya. ikan yang harus ditingkatkan persentasenya.
Produksi ikan-ikan koi di Daerah Blitar disajikan pada
Gambar 1. Jumlah petani ikan di Kecamatan Berbah pada tahun
2009 mencapai 743. Sedangkan luas total kolam ikan di
Kabupaten Tulung Agung juga merupakan daerah yang Kecamatan Berbah untuk pembesaran pada tahun 2009
berpotensi sebagai kawasan pengembangan produksi ikan mencapai 325.150 m2. Total produksi ikan di Kecamatan
maskoki. Daerah ini juga diusulkan sebagai kawasan Berbah pada tahun 2009 mencapai 442.290 kg. Sistem
program minapolitan. Sampai saat ini, Kabupaten Tulung irigasi untuk pertanian, khususnya perikanan sudah cukup
Agung masih merupakan pemasok ikan maskoki terbesar baik dengan mengambil air dari Sungai Kuning, Tepus,
di Indonesia, walaupun kawasan budidaya di daerah ini dan Opak melalui 17 buah bendung. Budidaya perikanan
tidak seluas ikan koi di Daerah Blitar. yang dilakukan di Kecamatan Berbah meliputi pembenihan
Komoditas ekspor Kabupaten Banyuwangi masih dan pembesaran. Komoditas unggulan ikan Arwana cocok
mengandalkan hasil perikanan dan kelautan. Komoditas dikembangkan di Berbah. Komoditas perikanan lainnya
Gambar 1. Ikan-ikan koi hasil budidaya petani di Daerah Gambar 2. Jenis-jenis ikan hias laut yang diekspor dari
Nglegok, Blitar Banyuwangi
111
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 2 Tahun 2010
yang dikembangkan antara lain meliputi ikan cupang. terbatas di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Pembenihan
Komoditas ikan Arwana dan ikan cupang memiliki nilai ikan hias botia di luar habitat aslinya (ex situ) sudah berhasil
ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan hasil pertanian dilakukan namun masih dalam skala laboratorium (Satyani
berupa padi. et al., 2006) (Gambar 3). Benih merupakan salah satu
produk yang sangat menentukan keberhasilan usaha
DUKUNGAN PENELITIAN IKAN HIAS budidaya ikan hias botia. Kualitas warna juga harus
Pengembangan IPTEK terhadap ikan hias secara mendapat perhatian khusus karena warna merupakan
khusus di Indonesia baru mulai dilakukan sejak tahun standar mutu ikan hias botia di dalam perdagangannya.
2005, tahap inventarisasi, koleksi, domestikasi, Proses domestikasi adalah hal pertama yang harus
reproduksi, pembenihan, pengelolaan pakan, pengelolaan mendapat perhatian serius karena kondisi habitat ikan
lingkungan, dan penanggulangan penyakit. Penelitian ikan hias botia berbeda dengan habitat barunya di tempat
hias air tawar yang telah dirintis dan berhasil dilakukan pembenihan (budidaya). Pada tahun 2004 mulai
di Balai Riset Budidaya Ikan Hias mencakup beberapa mengoleksi ikan botia dari Sungai Musi. Hasil analisis
komoditas baik yang bersifat konvensional, komoditas GSI menunjukkan baik induk betina dan jantan meningkat
baru, komoditas eksotis yang bernilai ekonomi tinggi, mulai bulan September hingga Desember (Legendre,
maupun tren. Sebagai riset ikan hias yang mampu 2007). Pada tahun 2006 beberapa calon induk botia
mendukung keberhasilan pembangunan perikanan secara dikoleksi dari perairan Sumatera dan Kalimantan dan
keseluruhan di antaranya yang berupa inovasi teknologi dipelihara secara terpisah dalam bak kanvas dalam ruangan
yang dapat diaplikasikan di masyarakat. Perlu diakui bahwa yang dapat diatur suhunya. Penelitian yang terkait dengan
riset yang dilakukan dan teknologi budidaya ikan hias air pakan meliputi pakan larva dan benih. Pakan awal larva
tawar di Indonesia selangkah lebih maju dibandingkan yaitu infusoria, rotifer nauplii Artemia sampai umur 21
dengan ikan hias laut. Menurut Lusiastuti et al. (2008), hari (Satyani et al., 2007). Riset pakan yang terkait dengan
saat ini telah bertambah sekitar 10 jenis ikan hias air benih menunjukkan bahwa hingga umur tiga bulan, cacing
tawar yang dapat dibudidayakan, selain jenis-jenis yang darah (tubifex) paling baik memberikan respons terhadap
sudah lama berkembang di masyarakat yaitu neon tetra, sintasan dan pertumbuhan benih (Chumaidi & Priyadi,
rednose, blue eyes, mancase, black panthom, red 2006).
panthom, rosy, silver dollar, guppy, dan black gost. Untuk Ikan balashark (Balantiocheilus melanopterus) telah
penelitian ikan hias laut sampai saat ini masih kurang berhasil dipijahkan di luar habitatnya (ex situ) oleh
mendapat perhatian dari berbagai kalangan. peternak ikan dengan cara kawin suntik. Informasi yang
Teknologi budidaya skala laboratorium dan teknologi berkembang di tingkat pembudidaya adalah ikan yang
produksi skala besar yang dihasilkan serta telah dikuasai berhasil dibudidayakan oleh petani pembenih adalah jenis
dan dapat diterapkan untuk ikan hias air tawar di antaranya yang berasal dari Thailand (Sudarto & Yulianti, 2007)
ikan botia dan balashark. Ikan botia (Chromobotia (Gambar 4). Menurut Zairin et al. (1996), reproduksi ikan
macracanthus Bleeker) atau clown loach merupakan spesies balashark memijah satu kali dalam satu tahun dan terjadi
ikan hias air tawar dari Famili Cobitidae yang distribusinya pada musim penghujan. Pada awalnya penelitian
Gambar 3. Induk botia matang gonad (A), peralatan pembenihan ikan botia (B)
112
Budidaya ikan hias sebagai pendukung pembangunan nasional perikanan di Indonesia (Eni Kusrini)
pematangan gonad dalam berbagai wadah menunjukkan Penelitian ikan clown fish ini sudah dapat mem-
bahwa gonad kurang berkembang dalam pemeliharaan di produksi benih. Induk-induk yang didatangkan dari Laut
akuarium. Sedangkan pemeliharaan dalam bak beton dan Madura dan Sulawesi telah dikoleksi oleh Balai Besar Riset
kolam tanah menunjukkan perkembangan gonad yang baik Perikanan Budidaya Laut untuk didomestikasikan dan
serta dapat dipijahkan. Pemijahan hanya dapat dilakukan sudah dapat memijah menghasilkan benih dalam akuarium
dengan pemijahan buatan menggunakan ovaprim dan HCG. yang berukuran 60 cm x 40 cm x 30 cm dengan sistem air
Selain ikan hias air tawar, potensi sumberdaya kelautan mengalir seperti dapat dilihat pada Gambar 5. Pakan yang
adalah ikan hias laut, yang belum mendapatkan perhatian diberikan sejak domestikasi adalah pakan buatan, nereis
yang maksimal. Padahal ada beberapa jenis mempunyai dan jembret.
nilai jual yang tinggi di pasaran internasional di antaranya
clown fish (Amphiprion ocellaris) dan banggai cardinal fish PENERAPAN TEKNOLOGI
(Pterapogon kauderni). Pemeliharaan teknologi budidaya Berdasarkan data statistik ikan hias dunia, bahwa ikan
ikan-ikan hias laut walaupun sudah dimulai namun secara hias tawar dan laut yang beredar di pasar internasional
maksimal di Indonesia belum dikuasai sehingga perlu saat ini 95% merupakan hasil tangkapan alam dan 5%
diadakan penelitian lebih lanjut guna menghasilkan induk- merupakan hasil budidaya masyarakat (Poernomo, 2008).
induk unggul yang dapat diadopsi oleh para “stake- Tanpa disadari bahwa eksploitasi yang dilakukan selama
holder”. ini telah mengalami over fishing. Oleh karena itu, kegiatan
113
Media Akuakultur Volume 5 Nomor 2 Tahun 2010
budidaya jenis-jenis ikan hias tawar dan laut sangat berbagai pakan hidup. Prosiding Semaskan UGM. Hasil
penting untuk dikembangkan selain untuk memenuhi Penelitian Perikanan dan Kelautan, hlm. 282-287.
permintaan pasar yang semakin meningkat juga untuk Legendre, M. 2007. Investigation on Artificial Propagation
menjaga kelestarian plasma nutfah. Tujuan lain yang tidak of Local Species. Project FISH-DIPA 2006-2007, hlm. 172-
kalah penting adalah meningkatkan penghasilan bagi petani 194.
dan nelayan ikan hias, yang akhirnya meningkatkan Lusiastuti, A.M., Aryati, Y., Supriyadi, H., & Praseno, O.
kesejahteraan masyarakat. Pengembangan budidaya ikan 2008. Analisis Kebijakan Pengembangan Budidaya Ikan
hias akan berdampak positif dalam berbagai aspek di Hias dan Ikan Konsumsi di Kabupaten Bogor. Buku
antaranya mendayagunakan potensi yang ada sehingga Analisis Kebijakan, Pusat Riset Perikanan Budidaya,
dapat mendorong kegiatan produksi berbasis ekonomi hlm. 71-80.
rakyat, meningkatkan perolehan devisa, dan mempercepat Muhammad, F. 2010. Pembangunan Perikanan. Sambutan
pembangunan ekonomi masyarakat perikanan secara Menteri Kelautan dan Perikanan HUT RI 2010, 4 hlm.
keseluruhan. Guna pencapaian tujuan tersebut, perlu
Muhammad, F. 2010. Target Ekspor Ikan Hias di Indonesia
pemantapan teknologi yang telah dikuasai agar segera
2010. Bussines News Jakarta, 11 Mei 2010, 1 hlm.
dapat disosialisasikan dan diaplikasikan kepada
Poernomo, S.H. 2008. DKP dan LIPI Kembangkan Ikan
masyarakat.
Hias. Data Statistik dan Informasi 2008. http://
Pemerintah pada beberapa tahun ini menggalakkan www.indonesia.go.id diakses 1 Oktober 2010, 3 hlm.
penerapan teknologi perikanan untuk masyarakat yang Poernomo, S.H. 2010. Tingkatkan Pembangunan Kelautan
disebut IPTEKMAS. IPTEKMAS (Ilmu Pengetahuan dan dan Perikanan. Data Statistik dan Informasi 2010,
Teknologi untuk Masyarakat) adalah penerapan ilmu Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2 hlm.
pengetahuan dan teknologi untuk masyarakat di bidang
Satyani, D., Mundriyanyo, H., Subandiyah, S., Chumaidi,
kelautan dan perikanan. Kegiatan IPTEKMAS bertujuan
Taufik, P., Slembrouck, J., Legendre, M., & Pouyaud,
untuk mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya
L. 2006. Teknologi Pembenihan Ikan Hias Botia
yang ada menjadi lebih baik di kemudian hari. IPTEKMAS
(Chromobotia macracanthus) Skala Laboratorium Loka
di bidang kelautan dan perikanan sangat penting dalam
Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok, 26 hlm.
menyukseskan program pemerintah yang mengedepankan
Sudarto & Yuliati, P. 2007. Pengenalan ikan balashark
ilmu pengetahuan dan teknologi dan sangat diharapkan
Balantiocheilus melanopterus dalam Chumaidi, Satyani,
dalam meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan
D., & Sudarto. 2007. Teknik Pembenihan Ikan Balashark,
masyarakat kelautan dan perikanan.
Balantiocheilus melanopterus. Loka Riset Budidaya Ikan
DAFTAR ACUAN Hias Air Tawar, hlm. 5-11.
Anonim. 2009. Pengembangan Kawasan Minapolitan. Zairin, M.Jr., Sumantadinata, K., & Arfah, H. 1996. Aplikasi
Pedoman Umum. Direktorat Prasarana dan Sarana, Bioteknologi pada Reproduksi Ikan Balashark
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 33 hlm. (Balantiocheilus melanopterus Bleeker) dalam Upaya
Mempertahankan Keragaman Spesies dan Sumber Daya
Bakrie, Z. 2010. Minapolitan untuk Pembangunan Sektor
Perikanan, Depatemen Budidaya Perikanan, Institut
Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pertanian Bogor, 104 hlm.
Luwu Timur, 3 hlm.
Chumaidi & Priyadi, A. 2006. Pendederan benih botia
(Chromobotia macracanthus) dengan pemberian
114