Document - 2023-03-15T174119.323
Document - 2023-03-15T174119.323
Document - 2023-03-15T174119.323
36/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 13, No. 2, (2022), Halaman 253-263
Licensed: Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X
Pengaruh penambahan kopi robusta bubuk (Coffea canephora L.) dan jahe
merah (Zingiber officinale var. rubrum) sebagai sumber antioksidan pada
pembuatan cookies
Effect of the concentration of robusta coffee and red ginger as the source of antioxidant on
the cookies
Informasi artikel:
Dikirim: 06/06/2022; disetujui: 20/09/2022; diterbitkan: 30/09/2022
ABSTRACT
Cookies is a foods that have crunchy textured and very popular with the public. One
of the efforts was maked cookies to become functional food is by adding robusta coffee
powder and red ginger as a source of antioxidants. This study aims to determine the
effect of adding robusta coffee powder and red ginger flour, in order to obtain cookies
that have good quality referring to the national standard (SNI-2973-2011). The
research method uses factorial Randomized Group (RAK) with 2 factors, namely the
addition of robusta coffee powder concentrations (2.5%, 5%, and 7.5%) and red ginger
flour concentrations (2% and 4%). The variables studied consisted of chemical tests
parameters (antioxidant activity, water content, and ash content) and sensory tests
(color, texture, taste, and aroma). Analysis of chemical data is analyzed using
ANOVA statistics, then continued with Tukey test but organoleptic testing uses
Friedman's method. The best treatment of chemical and organoleptic analysis uses
the Effectiveness Index method by De Garmo. The best combination of chemical and
organoleptic tests of red ginger robusta coffee cookies was in the R2J1 treatment (5%
robusta coffee and 2% red ginger) with the results of chemical analysis of antioxidant
activity 58.89 mg/ml, 3.74% water content, 0,97% ash content, organoleptic color 3.7
(like), taste 3.5 (like), texture 3.24 (slightly like), and aroma 3.1 (like slightly).
Keyword: antioxidants, cookies, robusta coffee powder, red ginger
ABSTRAK
Cookies merupakan makanan yang memiliki tekstur renyah dan disukai banyak orang.
Salah satu upaya dalam pembuatan cookies agar menjadi pangan fungsional adalah
dengan menambahkan bubuk kopi robusta dan jahe merah sebagai sumber antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk kopi robusta
dan tepung jahe merah sehingga didapatkan cookies yang bermutu baik sesuai standar
nasional cookies (SNI-2973-2011). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu penambahan konsentrasi
bubuk kopi robusta (2,5%, 5% dan 7,5%) dan konsentrasi tepung jahe merah (2% dan
4%). Variabel yang diteliti meliputi parameter kimia (aktivitas antioksidan, kadar air
dan kadar abu) dan parameter sensoris (warna, tekstur, rasa dan aroma). Analisa data
untuk parameter kimia dianalisis menggunakan statistik ANOVA, dilanjut uji Tukey,
mentega (merk), baking powder R3J2: Konsentrasi robusta bubuk 7,5% dan
(kupu-kupu), susu skim (dancow) yang persentase jahe merah 4%
diperoleh di toko kue Sukorejo, kuning telur Pelaksanaan penelitian
horn yang diperoleh di toko. Bahan analisa
DPPH (1,1 –diphenyl-2-picrylhydrazil), Penelitian ini terdiri dari dua
methanol, iodium 0,01 N, amilum 1%, dan tahapan, Dimulai dari pembuatan tepung
aquades. jahe merah, pembuatan cookies ditambah
dengan bubuk kopi robusta dan tepung jahe
Alat merah yang disesuaikan dengan perlakuan
Alat yang digunakan dalam penelitian, serta tahap analisis
pembuatan cookies antara lain: baskom, Tahapan pembuatan tepung jahe
pengukus, dan kompor. oven (modena merah: sampel jahe merah dikupas, dan
prifilio bo 2663), pengocok, baskom, dicuci sampai bersih, kemudian dipotong
loyang, kertas roti, timbangan kue (tir j, tipis dan kecil. Selanjutnya dikeringkan
tsc-210), sendok, ayakan 60 mesh, pisau, menggunakan oven dengan suhu 75°C
talenan dan cetakan cookies. selama 4,5 jam. Setelah sampel kering,
Alat yang digunakan dalam analisa dilakukan penghancuran menggunakan
adalah spektrofotometer (genesys 10 blender kering kemudian disaring/diayak
uv-vis), kertas label, mikropipet (dragon sehingga didapatkan tepung jahe merah
med), gelas beaker 100 ml (pyrex), oven Septiaji et al., (2017).
(modena prifilio bo 2663), timbangan Tahapan pembuatan cookies kopi
analitik er-180, erlenmeyer (pyrex), pipet robusta jahe merah: semua bahan seperti,
volume (hg), bola hisap, tabung reaksi mentega kuning telur, tepung terigu, susu
(pyrex), tisu (paseo), desikato, mortar dan skim, baking powder, garam, dan gula halus
alu, crucible penjepit dan cawan porselen. dicampurkan dan diaduk dalam adonan
Metode penelitian hingga homogen. Ditambahkan bubuk kopi
Robusta sesuai perlakuan (2,5%, 5%, dan
Metode yang digunakan adalah 7,5%) dan tepung jahe merah (2% dan 4%).
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Adonan dicampur hingga merata
2 faktor. Faktor pertama yaitu penambahan menggunakan kecepatan yang rendah, agar
konsentrasi bubuk kopi robusta (2,5%, 5% cookies yang dihasilkan tidak keras. Adonan
dan 7,5) dan faktor kedua yaitu penambahan cookies yang homogen dipipihkan sesuai
konsentrasi tepung jahe merah (2% dan 4%). dengan ketebalan yang diinginkan kemudian
Dari kedua faktor tersebut didapatkan 6 adonan dicetak menggunakan cetakan.
kombinasi perlakuan dengan ulangan Adonan dipanggang di dalam oven dengan
sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 18 kali suhu 150°C selama 20 menit. Cookies kopi
percobaan. Kombinasi perlakuan pada robusta dan jahe merah kemudian dikemas
penelitian ini yaitu: menggunakan kemasan dengan bahan
R1J1: Konsentrasi robusta bubuk 2,5% dan plastik polietilen (PE).
persentase jahe merah 2%
R1J2: Konsentrasi robusta bubuk 2,5% dan Pengumpulan dan analisa data
persentase jahe merah 4% Pengumpulan data parameter kimia
R2J1: Konsentrasi robusta bubuk 5% dan cookies kopi jahe meliputi analisa uji
persentase jahe merah 2% aktivitas antioksidan IC50 metode DPPH,
R2J2: Konsentrasi robusta bubuk 5% dan analisa kadar air dan abu (AOAC,2005)
persentase jahe merah 4% serta uji organoleptik yang meliputi warna,
R3J1: Konsentrasi robusta bubuk 7,5% dan rasa dan aroma menggunakan uji hedonik
persentase jahe merah 2% dengan 30 panelis orang tidak terlatih.
Analisis data kimia menggunakan Semakin rendah nilai IC50 yang diperoleh
aplikasi Minitab release 21 untuk mencari maka semakin tinggi aktivitas
data Analysis of Variance (ANOVA) dan antioksidannya (Nurjannah, 2021).
untuk menentukan notasi menggunakan Rerata aktivitas antioksidan IC50 yang
Tukey Method taraf kepercayaan 95% didapatkan berkisar 28,42 mg/ml – 90,72
(α=0.05). Uji organoleptik cookies kopi mg/ml seperti dalam Tabel 1. Nilai aktivitas
robusta jahe merah menggunakan uji antioksidan tertinggi pada kombinasi
friedman taraf signifikan 5%. Untuk mencari perlakuan R3J2 (kopi robusta 7,5% dan jahe
perlakuan terbaik pada analisa kimia dan merah 4%) sebesar 28,42 mg/ml. Kombinasi
organoleptik menggunakan uji Indeks perlakuan R1J1 (Konsentrasi kopi robusta
Efektifitas De Garmo termodifikasi oleh 2,5% dan jahe merah 2%) memiliki nilai
Susrini (2003). aktivitas antioksidan terendah sebesar 90,72
mg/ml.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata nilai kadar air pada cookies tepung jahe merah mengandung kadar air
dengan kombinasi perlakuan konsentrasi sebesar 8% (Septiaji et al., 2017). Kadar air
kopi robusta dan jahe merah berkisar antara yang terkandung didalam cookies
2,8% - 4,9%. Nilai kadar air tertinggi pada mengalami penurunan dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan R3J2 (kopi robusta kadar air pada kopi robusta bubuk dan
7,5% dan jahe merah 4%) sebesar 4,9%. tepung jahe merah, hal ini dikarenakan
Kombinasi perlakuan R1J1 (Konsentrasi adanya proses pemanggangan cookies
kopi robusta 2,5% dan jahe merah 2%) menggunakan suhu tinggi yang
memiliki nilai kadar air terendah yaitu mengakibatkan kadar air pada bahan
sebesar 2,8%. menguap. Hasil analisa kadar air dari
Tabel 2 menunjukkan semakin banyak penelitian ini sudah sesuai dengan syarat
penambahan kopi robusta dan jahe merah mutu cookies menurut SNI -2973-2011 yang
nilai kadar air semakin besar. Hasil menyatakan bahwa kadar air pada cookies
penelitian ini selaras dengan penelitian Dewi maksimal 5%.
(2022) yang menunjukkan bahwa semakin Kadar abu
besar penambahan bubuk kopi robusta dan
jahe merah maka semakin tinggi pula kadar Berdasarkan hasil analisis ANOVA
air cookies yang dihasilkan. Diketahui kopi menunjukkan tidak beda nyata antara faktor
robusta bubuk mengandung kadar air kopi robusta dan jahe merah terhadap kadar
sebesar 5-7% (Setyani et al., 2018) dan abu cookies yang dihasilkan (Tabel 3).
Rata-rata kadar abu pada cookies -2973-2011 yang menyatakan bahwa kadar
dengan kombinasi perlakuan konsentrasi abu pada cookies maksimal 1,5%.
kopi robusta dan jahe merah berkisar antara Hasil uji organoleptik
0,51% – 0,97%. Kadar abu tertinggi
diperoleh pada kombinasi perlakuan R2J1 Uji Organoleptik ini dilakukan oleh 30
(kopi robusta 5% dan jahe merah 2%) orang panelis dengan tingkat usia 16-50
sebesar 0,97%. Kombinasi perlakuan R1J2 tahun. Uji ini meliputi rasa, warna, tekstur
(kopi robusta 2,5% dan jahe merah 4%) dan aroma.
memiliki kadar abu terendah sebesar 0,51%. Rasa
Tepung terigu sebagai bahan utama
Rerata kesukaan terhadap cookies kopi
cookies memiliki kadar abu sebesar
jahe merah kopi robusta dapat dilihat pada
0,66-0,68% (Laeliocattleya dan Wijaya,
Gambar 1.
2018), sedangkan tepung maizena memiliki
kadar abu sebesar 0,26-0,44% (Augustyn, et
al., 2019). Penambahan kopi robusta bubuk
dan tepung jahe merah pada cookies
menyebabkan kadar abu yang dihasilkan
memiliki nilai yang lebih tinggi dari kadar
abu tepung terigu dan tepung maizena.
Namun pada tabel 3 menunjukkan bahwa
semakin besar penambahan kopi robusta dan
jahe merah menyebabkan nilai kadar abu
semakin menurun dan menunjukkan hasil Gambar 1. Rerata kesukaan rasa cookies
yang tidak berpengaruh nyata. Kopi dan jahe kopi jahe
Keterangan :
merah mengandung komponen mineral
R1 = kopi robusta 2,5%; R2= Kopi robusta 5%;
seperti kalsium, fosfor, dan zat besi sehingga
R3= kopi robusta 7,5%;
menghasilkan kadar abu yang lebih tinggi J1= Jahe merah 2%; J2= jahe merah 4%
dari pada kadar abu bahan utama cookies
yaitu tepung terigu. Hasil analisa kadar abu Nilai kesukaan panelis terhadap rasa
dari penelitian ini sudah sesuai dengan cookies berkisar antara 3,1 – 3,5 (agak
syarat mutu cookies menurut SNI suka-suka). Rata-rata nilai kesukaan panelis
putih, maka akan menghasilkan warna merah 4%), R2J1(kopi robusta 5% dan jahe
cokelat kehitaman pada cookies. Semakin merah 2%), dan R3J1 (kopi robusta 7,5%
tinggi penggunaan jahe merah, maka warna dan jahe merah 2%). Sedangkan nilai
yang dihasilkan semakin abu-abu tertinggi sebesar 3,6 (suka) dari kombinasi
kecokelatan (Irawan et al., 2017). perlakuan R1J1 (kopi robusta 2,5% dan jahe
Pada cookies kopi robusta jahe merah merah 2%). Hasil uji Friedman
2
yang dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi menunjukkan bahwa nilai X tabel lebih
kopi robusta dan semakin rendah besar dibandingkan nilai X hitung, berarti
konsentrasi jahe merah, maka warna yang tidak ada beda nyata antara konsentrasi kopi
dihasilkan akan semakin cokelat kehitaman. robusta dan jahe merah. Perbedaan tingkat
Sedangkan semakin tinggi konsentrasi jahe kekerasan dan kerenyahan berkaitan erat
merah dan semakin rendah konsentrasi kopi dengan perbedaan komposisi bahan dasar
robusta, maka warna yang dihasilkan akan yang digunakan dalam pembuatan produk
berwarna kuning kecokelatan. Warna cokelat cookies. Selain itu, tingkat kekerasan juga
yang dihasilkan pada cookies juga dipengaruhi oleh kadar serat suatu bahan
dipengaruhi oleh adanya proses karamelisasi (Dewi, 2022).
pada gula yang ditambahkan saat proses Aroma
pengolahan (Irawan et al., 2017).
Berdasarkan hasil analisa organoleptik
Tekstur yang dilakukan terhadap 30 orang panelis
Berdasarkan hasil analisa organoleptik menunjukkan bahwa nilai panelis terhadap
yang dilakukan terhadap 30 orang panelis aroma cookies berkisar antara 3,1 – 4,13
menunjukkan bahwa nilai panelis terhadap (agak suka sampai suka). Histogram hasil
tekstur cookies berkisar antara 3,23 – 3,6 skoring tingkat kesukaan panelis terhadap
yaitu agak suka sampai suka. Histogram warna cookies disajikan pada gambar 4.
hasil skor tingkat kesukaan panelis terhadap
tekstur cookies dapat dilihat pada gambar 3.
robusta 7,5% dan jahe merah 4%). %). Hasil aktivitas antioksidan sebesar 0,111,
uji Friedman menunjukkan bahwa nilai X2 parameter kadar air sebesar 0,105 dan
tabel lebih kecil dibandingkan nilai X parameter kadar abu sebesar 0,074. Bobot
hitung, berarti ada beda nyata antara parameter disajikan pada gambar 5.
perlakuan daya terima panelis terhadap
aroma pada cookies kopi robusta jahe
merah.
Aroma yang disukai oleh panelis yaitu
pada perlakuan R3J2 (kopi robusta 7,5% dan
jahe merah 4%) dengan perpaduan aroma
kopi robusta dan jahe merah yang kuat.
Semakin banyak konsentrasi kopi robusta
dan jahe merah yang ditambahkan ke dalam Gambar 5. Histogram bobot parameter
cookies, maka akan menghasilkan cookies
perpaduan aroma kopi dan jahe yang Keterangan :
semakin kuat dan khas. Perlakuan R2J1 R1 = kopi robusta 2,5%; R2= Kopi robusta 5%;
(kopi robusta 5% dan jahe merah 2%) R3= kopi robusta 7,5%;
memiliki tingkat kesukaan yang paling J1= Jahe merah 2%; J2= jahe merah 4%
rendah, hal ini dikarenakan aroma
perpaduan antara kopi robusta dan jahe Gambar diatas menunjukkan
merah masih belum balance atau tidak parameter organoleptik rasa memiliki bobot
terlalu tercium pada cookies sehingga parameter tertinggi yang diikuti nilai
panelis memberikan penilaian skor yang organoleptik aroma, tekstur, warna, aktivitas
rendah. Penambahan bubuk kopi pada antioksidan, kadar air dan kadar abu.
produk pangan dapat mempengaruhi skor Parameter secara keseluruhan sangat penting
aroma, hal ini dikarenakan adanya senyawa untuk mengetahui tingkat penerimaan
polifenol dalam kopi yang ditambahkan. konsumen terhadap produk cookies.
Selain itu, aroma harum pada bubuk jahe Perlakuan yang mempunyai bobot tertinggi
merah disebabkan oleh adanya kandungan adalah perlakuan terbaik. Penilaian
minyak atsiri, komponen utama minyak perlakuan terbaik cookies kopi robusta jahe
atsiri jahe merah adalah zingiberen dan merah disajikan pada gambar 6.
zingiberol (Dewi, 2022).
Perlakuan terbaik
Penentuan perlakuan terbaik
organoleptik dan kimia cookies kopi robusta
jahe merah menggunakan metode indeks
efektifitas De Garmo dengan memberikan
bobot penilaian pada setiap parameter.
Metode ini digunakan pada parameter uji
kimia meliputi aktivitas antioksidan IC50,
kadar air, kadar abu serta uji organoleptik Gambar 6. Histogram perlakuan terbaik
meliputi, warna, rasa, tekstur dan aroma. cookies
Keterangan :
Bobot parameter tertinggi adalah parameter
R1 = kopi robusta 2,5%; R2= Kopi robusta 5%;
rasa (organoleptik) sebesar 0,229 diikuti
R3= kopi robusta 7,5%;
oleh parameter aroma (organoleptik) sebesar J1= Jahe merah 2%; J2= jahe merah 4%
0,176, parameter tekstur (organoleptik)
sebesar 0,167, parameter warna
(organoleptik) sebesar 0,139, parameter
Hasil perhitungan indeks efektivitas murni dan masih belum terjadi proses
perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi pengolahan (pemanasan dan
perlakuan R2J1 (kopi robusta 5% dan jahe pengeringan) di dalamnya.
merah 2%) dengan parameter kimia dan 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
organoleptik meliputi aktivitas antioksidan tentang analisa kadar kafein terhadap
58,89 mg/ml, kadar air 3,74%, kadar abu cookies.
0,97%, warna 3,7 (suka), rasa 3,5 (suka), 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
tekstur 3,24 (agak suka), dan aroma 3,1 tentang kajian masa simpan produk
(agak suka). Hasil tersebut sesuai dengan cookies.
SNI 2973-2011 yang menyatakan bahwa
kadar air maksimal 5% dan kadar abu UCAPAN TERIMA KASIH
maksimal 2%. Panelis memberikan nilai
skor tertinggi pada kombinasi perlakuan Penelitian ini dapat dilakukan dengan
R2J1 (kopi robusta 5% dan jahe merah 2%) baik atas bantuan dari berbagai pihak, untuk
yaitu parameter rasa dan warna, hal ini itu penulis mengucapkan terima kasih
sesuai dengan histogram perlakuan terbaik. kepada Ibu Cahyaning Rini Utami, S.Si.,
M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
KESIMPULAN meluangkan waktu dan pikiran, dan
teman-teman seangkatan di Universitas
Berdasarkan hasil penelitian yang Yudharta Pasuruan.
dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa
Kombinasi perlakuan dengan penambahan DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi kopi robusta dan jahe merah
berpengaruh nyata terhadap parameter Amrullah, H. U. (2022). Studi Aktivitas
aktivitas antioksidan, kadar air, dan Antioksidan dari beberapa Jenis
organoleptik aroma. Tetapi tidak Perlakuan Kopi. Humantech: Jurnal
berpengaruh nyata terhadap parameter kadar Ilmiah Multidisiplin
abu, organoleptik warna, rasa dan tekstur. Indonesia, 2(Special Issue 2),
Kombinasi perlakuan terbaik uji kimia dan 474-480.
organoleptic cookies kopi robusta jahe Augustyn, G. H., Tetelepta, G., & Abraham,
merah pada perlakuan R2J1 (kopi robusta I. R. (2019). Analisis fisikokimia
5% dan jahe merah 2%) dengan hasil analisa beberapa jenis tepung jagung (Zea
kimia aktivitas antioksidan 58,89 mg/ml, mays l.) asal Pulau Moa Kabupaten
kadar air 3,74%, kadar abu 0,97%, Maluku Barat Daya. AGRITEKNO:
organoleptic warna 3,7 (suka), rasa 3,5 Jurnal Teknologi Pertanian, 8(2),
(suka), tekstur 3,24 (agak suka), dan aroma 58-63.
3,1 (agak suka). Dewi, F. K. (2022). Studi penambahan kopi
robusta (Coffea Canephora L.) dan
SARAN bubuk jahe merah (Zingiber Officinale
Var. Rubrum) terhadap karakteristik
Saran yang dapat disampaikan fisikokimia dan sensori cookies [Tugas
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Akhir]. Doctoral dissertation,
adalah sebagai berikut: Universitas Muhammadiyah Malang.
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Farhaty, N., & Muchtaridi, M. (2016).
mengenai bentuk lain ekstrak yang Tinjauan kimia dan aspek farmakologi
ditambahkan kedalam cookies seperti air senyawa asam klorogenat pada biji
seduhan kopi dan sari jahe merah, agar kopi. Farmaka, 14(1), 214-227.
ekstrak yang di dapatkan benar-benar