Identifikasi Komponen Volatile Kulit Ari Biji Kopi (Coffea Robusta) Guna Optimalisasi Kebermanfaatan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

Identifikasi Komponen Volatile Kulit Ari Biji Kopi (Coffea robusta) Guna
Optimalisasi Kebermanfaatan
Nugraha, I. M. A. D. P.1, Prayascita, P. W.1, Dwidhananta, I. M. S.1, Putra, I. P. A. M.1, Cahyani,
N. K. N.1, Samirana, P. O.1
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364
E-mail: [email protected]
Riwayat artikel: Dikirim: 08/08/2020; Diterima: 17/11/2020, Diterbitkan: 27/12/2020

ABSTRACT
Robusta coffee (Coffea robusta) not only traded as ready-to-drink or ready-to-use products,
but one of them as a product absorbing unpleasant odor. In order to produce a permanent and high
quality product that absorbs unpleasant odors and natural fragrances, it’s necessary to establish
standards marker consisting of volatile components to produce sustainable products with constantly
quality. Therefore, the aim of research is to find marker compounds from husk of robusta coffee
beans which able to become the quality standards for raw material samples. This research method
was preceded by maked viscous extract of coffee beans husk with methanol as solvent. The methanol
extract of robusta coffee bean husk was then analyzed by GC-MS. The identification of each
molecular fragment peak obtained from GC-MS was compared with a data source of WILEY7.LIB
to predict the volatile components in the sample. The analysis showed that the robusta coffee bean
husk extract contained Trans-Caryophyllene, Germacrene D, -farnesene, Caffeine, Hexadecanoic
acid (Methyl ester) and Hexadecanoic acid (Ethyl ester). The volatile components can be used as
marker in an effort to Quality Control (QC) odor absorbent products based on the husk of robusta
coffee beans (Coffea robusta), so that a steady quality product is produced.

Keywords: Coffea robusta Husk, Volatile Component, Quality Control

ABSTRAK
Kopi robusta (Coffea robusta) tak hanya diperjualbelikan sebagai produk siap minum ataupun
siap olah, melainkan salah satunya sebagai produk penyerap bau tak sedap. Guna menghasilkan suatu
produk absorbent bau tidak sedap serta pengharum natural yang ajek serta berkualitas, perlu adanya
penetapan standar marker berupa komponen volatile sehingga menghasilkan produk
berkesinambungan dengan kualitas tetap. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari
senyawa marker (penanda) dari kulit ari biji kopi robusta yang mampu menjadi standar kualitas
senyawa yang dicari untuk sampel bahan baku. Metode penelitian ini didahului dengan pembuatan
ekstrak kental kulit ari biji kopi robusta dengan pelarut metanol. Ekstrak metanol kulit ari biji kopi
robusta selanjutnya dianalisis dengan GC-MS. Identifikasi masing-masing puncak fragmen molekul
yang diperoleh dari GC-MS dibandingkan dengan sumber data berupa WILEY7.LIB untuk
memprediksi komponen volatile dalam sampel. Hasil analisis menunjukkan ekstrak kulit ari biji kopi
robusta mengandung Trans-Caryophyllene, Germacrene D, -farnesene, Caffeine, Hexadecanoic
acid (Methyl ester) dan Hexadecanoic acid (Ethyl ester). Komponen volatile tersebut mampu
digunakan sebagai marker (penanda) dalam upaya Quality Control (QC) produk absorbent (penyerap
bau) berbahan dasar kulit ari biji kopi robusta, sehingga dihasilkan produk ajek dengan kualitas yang
terjaga.

Kata kunci: Kulit Ari Coffea robusta, Komponen Volatile, Quality Control

100
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

1. PENDAHULUAN produksi akan kian meningkat jumlahnya


[3]. Sebagian kecil dari kulit ari biji kopi
Kopi robusta (Coffea robusta) asal robusta di masyarakat dimanfaatkan
Indonesia menjadi salah satu komoditas sebagai bahan baku dalam produksi bahan
ekspor utama di pasar internasional, yang bakar, pendukung fermentasi pada berbagai
terlihat dengan peningkatan konsumsi kopi produk, serta sebagai pupuk [3]. Faktanya,
dunia sebesar 8,47% selama 2011-2016. komponen kulit ari biji kopi robusta
Indonesia menempati urutan ke-empat di berpotensi digunakan sebagai substitusi biji
antara eksportir kopi utama dunia setelah kopi robusta dalam produk absorbent
Brasil, Vietnam dan Kolombia. Kopi sekaligus pengharum natural. Keseluruhan
robusta menjadi produk ekspor utama yang komponen biji kopi robusta termasuk kulit
dihasilkan Indonesia, dengan persentase ari biji kopi memiliki komposisi senyawa
sebesar 74% dan 26% sisanya merupakan kimia yang kompleks, yang terdiri atas
komoditi kopi arabika [1]. Di pasar komponen volatile dan non-volatile yang
internasional, komoditas kopi robusta tak berperan penting dalam cita rasa kopi,
hanya diperjualbelikan sebagai produk siap kualitas dan efek pada kesehatan [4][5].
minum ataupun biji kopi siap olah, Guna menghasilkan suatu produk
melainkan berbagai produk lain dengan absorbent bau tidak sedap serta pengharum
kegunaan beragam. Salah satu kegunaan natural yang ajek serta berkualitas, perlu
menarik yang dimiliki kopi robusta yaitu adanya suatu penetapan standar mutu
kemampuan penyerapan bau tak sedap [2]. berupa senyawa marker (penanda) berupa
Komponen yang terkandung pada biji komponen volatile sehingga mampu
kopi robusta (C. robusta) memiliki menghasilkan produk secara
kemampuan dalam menyerap bau tidak berkesinambungan dengan kualitas tetap.
sedap yang ada di sekitarnya. Bau tidak Dalam produksi produk absorbent bau
sedap akan memberikan dampak buruk tidak sedap serta pengharum natrual, aroma
terhadap indra penciuman, salah satu sebagai indikator sensorik memegang
dampaknya adalah penciuman terganggu peran kunci dalam mengevaluasi kualitas
dan bersifat menyesakkan. Kemampuan produk serta sebagai marker dari produk
biji kopi robusta sebagai penyerap bau tak tersebut. Dari sudut pandang industri,
sedap (absorbent) berkaitan dengan prosedur yang efisien diperlukan untuk
kandungan nitrogen yang mampu mengontrol kualitas dari produk yang
meningkatkan kemampuan karbon dihasilkan [24]. Oleh karena itu, sangat
mengeliminasi bau tidak sedap. Aroma penting untuk mengeksplorasi keberadaan
natural yang dihasilkan utamanya pada senyawa dengan aroma khas pada produk
hasil sangrai mampu menjadi pengharum selama proses produksi.
natural yang aman bagi manusia [2]. Berbagai metode telah
Komponen dalam biji kopi robusta dikembangkan dalam eksplorasi
(C. robusta) yang juga memiliki keberadaan senyawa marker dalam bahan
kemampuan penyerap bau tak sedap dan baku ataupun produk di pasaran. Salah satu
aroma natural yaitu kulit ari biji kopi. metode terdepan serta tergolong sebagai
Komponen ini dihasilkan pada proses “gold standard” yang dikembangkan
produksi biji kopi robusta utamanya proses dalam penentuan marker berupa komponen
sangrai. Kulit ari biji kopi tergolong produk volatile dalam produk yaitu metode GC-
buangan yang seiring berjalannya waktu MS [25]. Pemisahan dengan metode GC-

101
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

MS didasarkan pada titik didih dan afinitas 2.2 Metode


dengan kolom. GC-MS umumnya
2.2.1 Ekstraksi Komponen Volatile dari
merupakan metode pilihan karena
Kulit Ari Biji Kopi Robusta (Coffea
pengoperasian mudah, cepat, resolusi
robusta)
pemisahan yang baik, sensitivitas, dan
reprodusibilitas yang tinggi. Melalui GC- 10 gram kulit ari biji kopi robusta (C.
MS, mampu memberikan informasi terkait robusta) hasil sangrai ditimbang dan
berat molekul dan prediksi komponen dimaserasi dengan 100 mL metanol dalam
volatile di dalam sampel. wadah toples kaca terlindung cahaya.
Maka dari itu, penelitian ini bertujuan Wadah ditutup dan didiamkan selama 5 hari
mencari senyawa marker (penanda) dari sambil diaduk berulang setiap 1 hari sekali.
kulit ari biji kopi robusta (C. robusta) yang Ekstrak disaring setelah 5 hari dan diperas.
mampu menjadi standar kualitas senyawa Ampas ditambahkan 25 mL metanol, diaduk
yang dicari untuk bahan baku produk dan diremaserasi selama 2 hari, serta
absorbent dengan metode GC-MS. disaring [7]. Ekstrak yang diperoleh
Kedepannya, senyawa marker (penanda) diuapkan pada oven dalam wadah cawan
akan mampu digunakan oleh berbagai porselen hingga diperoleh ekstrak kental,
produsen yang menggunakan kulit ari biji serta ditimbang bobot ekstrak kental.
kopi robusta sebagai bahan baku produk 2.2.2 Analisis Komponen Volatile dengan
absorbent sekaligus pengharum natural Metode GC-MS
sebagai bentuk quality control produk yang
dihasilkan [6]. Komponen volatile yang Ekstrak kental dari kulit ari biji kopi
ditemukan melalui GC-MS tergolong robusta (Coffea robusta) sebanyak 500 mg
sebagai prediksi komponen dan ke dilarutkan ke dalam 80 mL metanol dan
depannya akan dipelajari lebih lanjut. disonikasi selama 15 menit. Larutan tersebut
diinjeksikan ke dalam instrumen GC-MS
2. BAHAN DAN METODE sebanyak 1 µL. Sistem GC-MS yang
digunakan yaitu dengan laju alir pada kolom
2.1 Bahan dan Alat 1,18 mL/menit, dengan suhu injeksi 80°C
Bahan-bahan yang digunakan dalam dan ditahan selama 2 menit. Suhu
identifikasi komponen volatile pada kulit ari ditingkatkan sebesar 10°C/menit selama 10
biji kopi yaitu kulit ari biji kopi robusta menit hingga mencapai suhu 270°C. Split
(Coffea robusta) dan metanol. Kulit ari biji ratio yang digunakan sebesar 100. Mode
kopi robusta diperoleh dari sentra scan yang dipergunakan dalam analisis
pengolahan biji kopi robusta di Desa komponen volatile tergolong mode full scan,
Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten dengan rentang ion 35 hingga 500 m/z. Data
Tabanan, Bali. masing-masing puncak fragmen molekul
Alat yang digunakan dalam yang diperoleh dari GC–MS kemudian
identifikasi komponen volatile pada kulit ari dibandingkan dengan sumber data berupa
biji kopi robusta yaitu timbangan (AND FX- WILEY7.LIB [8].
500i), toples kaca, alat-alat gelas (Iwaki 3. HASIL
Pyrex), kertas saring, plastic wrap, cawan
porselen (Iwaki Pyrex), oven (Binder ED Hasil yang diperoleh dari proses
53), instrumen sonikator (Branson 1510) dan ekstraksi yaitu didapatkan ekstrak kental
instrumen GC-MS (QP 2010 Ultra). berwarna coklat kehitaman yang diduga

102
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

memiliki komponen volatile. Berdasarkan pada penelitian Hafsah et al (2020) [23].


pustaka, kulit ari kopi robusta (C. robusta) Komponen-komponen volatile dan non-
yang tumbuh di daerah Desa Batungsel, volatile yang terdeteksi pada GC-MS terdiri
Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, atas sepuluh senyawa dengan Rt (retention
Bali mengandung beberapa komponen time) serta % area bervariasi. Komponen-
volatile yang sama dengan kopi robusta (C. komponen yang terdeteksi pada GC-MS
robusta) yang tumbuh di daerah Jawa Barat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Ekstrak Metanol Kulit Ari Biji Kopi Robusta (Coffea robusta) setelah Dianalisis
dengan GC-MS
No Nama Senyawa RT Area (%)
1 Trans-Caryophyllene 10.509 4.56
2 Germacrene D 11.295 3.59
3 Alpha-Farnesene 11.465 4.35
4 Pentan-1,3-Dioldiisobutyrate 12.498 10.22
5 Benzyl Benzoate 14.674 8.99
6 Caffeine 15.459 40.17
7 Hexadecanoic acid (methyl ester) 16.196 11.48
8 Hexadecanoic acid (ethyl ester) 16.873 7.69
9 Octadecadienoic acid 17.854 3.13
10 Silikonfett SE30 (Grevels) 22.175 5.81
* RT = Retention Time (Waktu Retensi)

Gambar 1. Kromatogram GC-MS dari Ekstrak Metanol Kulit Ari Biji Kopi Robusta (Coffea robusta)

(1)
(1) (2) (3)

(2)
(4) (5) (6)
Gambar 2. Beberapa Prediksi Komponen dalam
Ekstrak Metanol Kulit Ari Biji Kopi Robusta (Coffea
robusta) Hasil Perbandingan dengan Sumber Data
WILEY7.LIB (3)

103
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

fragmen molekul yang dicirikan oleh rasio


massa terhadap muatan (m/z) [26]. Nilai m/z
yang diperoleh selanjutnya dibandingkan
(4) dengan sumber data pada komputer.
Kesamaan nilai m/z yang diperoleh dengan
yang tersedia pada sumber data akan
mengindikasikan prediksi komponen
volatile dalam sampel.
(5)
Hasil pengamatan yang diperoleh pada
mass spectra GC-MS, menunjukkan
prediksi beberapa komponen volatile yang
ditemukan dan termasuk ke dalam senyawa
(6) volatile hidrokarbon dengan konstituen
Gambar 3. Mass Spectra GC-MS dari Beberapa
Senyawa Ekstrak Metanol Kulit Ari Biji Kopi teroksigenasi. Temuan tersebut senada
Robusta (Coffea robusta) Hasil Perbandingan dengan dengan penentuan berbagai senyawa marker
Sumber Data WILEY7.LIB pada kulit ari kopi robusta (Coffea robusta)
pada berbagai pustaka. Penelitian Hafsah et
4. PEMBAHASAN al (2020) menemukan adanya senyawa
marker yang serupa, yaitu Trans-
GC-MS yang digunakan dalam analisis
Caryophyllene dengan Rt sebesar 24.175
awal kandungan kimia dari ekstrak kulit ari
menit; Benzyl benzoate dengan Rt sebesar
biji kopi robusta (Coffea robusta) memiliki
7.962 menit; Caffeine dengan Rt sebesar
kolom kapiler Rtx–5MS (30 x 0,25 mm, I.d.)
15.891, 15.805, 15.883, serta 15.801 menit;
yang dilapisi dengan 0,25 m film yang Hexadecanoic acid (Methyl ester) dengan Rt
terbuat dari 5% fenil metal silokan dan sebesar 16.096 menit; Hexadecanoic acid
digunakan pada proses pemisahan. Kolom (Ethyl ester) dengan Rt sebesar 22.571 dan
diatur pada suhu 80℃. Suhu injeksi yang 21.219 menit; serta Octadecadienoic acid
digunakan adalah 250℃ dengan mode dengan Rt sebesar 17.852 dan 17.695 menit
splitless dengan split ratio 100. Waktu [21]. Perbedaan Rt yang dihasilkan antara
sampling yang digunakan selama 1 menit pustaka dengan penelitian ini dapat
dengan kecepatan alir linear. Tekanan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi
digunakan adalah 79.5 kPa. Suhu antarmuka kromatografi pada sistem GC yang berbeda,
diatur pada 250℃ dan sampel yang seperti laju alir, suhu yang digunakan pada
diinjeksikan sebanyak 1 L. Spektrum kolom ataupun injektor, serta panjang kolom
massa tercatat dengan rentang ion yang digunakan sehingga memberi pengaruh
pemindaian sebesar 35 – 500 m/z dengan besar terhadap kesamaan nilai Rt yang
kecepatan pemindaian 1666 u/s. dihasilkan [22]. Penggunaan split ratio
Identifikasi dari masing-masing puncak dalam proses injeksi yang terlalu rendah
yang diperoleh dari metode GC–MS ataupun laju alir pada kolom terlalu tinggi
dilaksanakan dengan membandingkan hasil dapat pula menyebabkan proses pemisahan
puncak yang diperoleh dengan sumber data tidak berjalan secara efisien sehingga nilai
berupa WILEY7.LIB [9]. GC-MS Rt yang diperoleh akan berbeda pada satu
memberikan informasi berat molekul dan senyawa yang sama.
prediksi struktur molekul. GC-MS Perbedaan nilai Rt yang diperoleh
memberikan puncak berupa fragmen- dengan pustaka yang ada pada senyawa yang

104
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

sama dapat pula disebabkan oleh perbedaan menimbulkan sensasi rileks bagi
kondisi iklim yang dimiliki pada masing- penghirupnya. Selain itu, aktivitas
masing daerah tempat pengambilan sampel. antimikroba dan analgesik dimiliki pula oleh
Faktor iklim seperti perbedaan jumlah trans-Caryophyllene.
karbon dioksida (CO2) di udara serta adanya Germacrene D tergolong senyawa
peningkatan suhu memiliki pengaruh besar sesquiterpene dan termasuk dalam
terhadap kandungan metabolit sekunder komposisi utama pada essential oil yang
yang dihasilkan suatu tumbuhan [23]. dimiliki oleh tumbuhan. Germacrene D
Kandungan CO2 yang tinggi dapat secara klinis terbukti mampu memiliki
meningkatkan sintesis metabolit sekunder aktivitas antikanker yang efektif dan
berupa senyawa fenolik namun akan antimikroba kuat [12]. Selain itu,
menurunkan sintesis metabolit sekunder Germacrene D tergolong antioksidan yang
berupa terpenoid. Suhu udara yang kuat dikarenakan struktur kimia yang
meningkat akan memiliki efek berlawanan, memiliki cyclic methylene ekstra [13].
yaitu mampu menurunkan sintesis senyawa -farnesene tergolong terpenoid
fenolik namun meningkatkan sintesis hidrokarbon (campuran monoterpenoid dan
senyawa terpenoid. Perbedaan iklim akan sesquiterpenoid). Senyawa ini mampu
menghasilkan perbedaan unsur hara yang digunakan sebagai bahan baku dalam bahan
diperoleh suatu tumbuhan utamanya yang bakar diesel dan jet [14]. Dengan bau yang
diserap dari dalam tanah, sehingga akan khas dan tajam, maka -farnesene
berdampak dalam proses adaptasi dari berpotensi sebagai alarm pheromone guna
sintesis metabolit sekunder suatu tumbuhan membasmi hama kutu.
melalui jalur metabolisme tertentu. Produk Caffeine (1,3,7-trimethylxanthine)
metabolit yang dihasilkan setelah merupakan bahan aktif utama dalam biji
mengalami adaptasi akan memiliki kopi, termasuk dalam golongan alkaloid
karakteristik yang sedikit berbeda, seperti methylxanthine yang bertindak sebagai
sifat fisiko kimia yang dimiliki, sehingga antagonis dari reseptor adenosin A1, A2A,
dapat berdampak pada hasil Rt yang dan A2B. Methylxanthine adalah senyawa
dihasilkan. Proses adaptasi dari sintesis yang mampu memicu diuresis [15]. Caffeine
metabolit sekunder pada tumbuhan mampu dapat merangsang tubuh manusia untuk
menghasilkan metabolit sekunder yang bekerja lebih lama [16]. Caffeine juga
berbeda, sehingga mampu digunakan memberikan kontribusi pada rasa kopi.
sebagai senyawa marker dari suatu Hexadecanoic acid (methyl ester)
tumbuhan di daerah tersebut. memiliki kemampuan untuk menurunkan
Trans-Caryophyllene masuk ke dalam kolesterol dalam darah [17]. Hexadecanoic
sesquiterpene bi-cyclic yang secara aktif acid (methyl ester) bekerja menghambat
diproduksi oleh tumbuhan untuk merespon enzim Siklooksigenase (COX) II dan
ancaman dari hewan herbivora [10]. menghasilkan aksi antiinflamasi selektif.
Senyawa ini memiliki efek klinis langsung Hexadecanoic acid (methyl ester) juga
pada otot polos saluran napas. Trans- memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Caryophyllene memiliki aktivitas Hexadecanoic acid (Ethyl ester), dikenal
antispasmodik pada otot polos trakea [11]. juga dengan nama asam palmitat etil ester.
Hal ini disebabkan adanya blockade pada Senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai
kanal Ca2+. Efek tersebut akan mampu perasa, wewangian, lubrikan, bahan
mencegah dan mengobati gejala asma, serta

105
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

tambahan kosmetika, memiliki aktivitas struktur pori-pori yang terbentuk dari


antibakteri serta hiperkolesterolemia [18]. konformasi atom karbon pada kulit ari biji
Keenam senyawa di atas memiliki peran kopi robusta (C. robusta). Proses difusi akan
dalam proses penyerapan bau tidak sedap. berlanjut hingga molekul polutan tidak lagi
Faktanya, komponen pada biji kopi, salah memiliki energi yang cukup untuk
satunya kulit ari biji kopi robusta (C. melepaskan diri dari ikatan Van der Waals
robusta) memiliki kemiripan dengan sifat yang menahannya menuju dinding pori-pori.
karbon aktif yang telah dipercaya sebagai Beragam khasiat dan manfaat yang telah
absorben, sehingga mampu digunakan dilaporkan di atas dari masing-masing
dalam menyerap bau tidak sedap di prediksi komponen volatile menunjukkan
sekitarnya [19]. Empat atom nitrogen yang bahwa kulit ari biji kopi robusta (C. robusta)
ditemukan pada struktur senyawa Caffeine memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan
memiliki kemampuan dalam menginduksi secara massal di masyarakat. Komponen
senyawa karbon dalam rangka volatile pada kulit ari, yaitu trans-
mengeliminasi bau tidak sedap [2]. Caryophyllene, Germacrene D, α-
Kandungan senyawa Caffeine dalam kopi Farnesene, Caffeine, Hexadecanoic acid
robusta (C. robusta) jauh lebih tinggi (methyl ester), dan Hexadecanoic acid
dibandingkan senyawa lainnya yang (Ethyl ester) ditemukan sebagai komponen
berdampak langsung pada kemampuannya dominan sehingga dapat dipergunakan
menginduksi senyawa karbon. sebagai senyawa penanda (marker).
Komponen volatile yang ditemukan Keberadaan senyawa marker sendiri akan
pada kulit ari kopi robusta (C. robusta) dipergunakan sebagai Quality Control (QC)
tergolong sebagai senyawa hidrokarbon pada berbagai produk absorbent (penyerap
yang didominasi tersusun atas atom karbon bau) serta pengharum natural berbahan dasar
dengan berbagai konformasi struktur kulit ari biji kopi robusta (C. robusta),
molekul berbeda. Mekanisme yang dimiliki sehingga dihasilkan produk yang ajek [6].
dari atom karbon dalam mengeliminasi bau Komponen volatile pada kulit ari tersebut
tidak sedap didasarkan pada adsorpsi fisik berpotensi pula untuk diolah menjadi
dari fase gas ke fase padat yaitu kulit ari kopi fragrances, flavouring agent, ataupun
robusta (C. robusta). Mekanisme adsorpsi produk farmasetikal. Beragam potensi yang
fisik secara efektif terjadi pada kisaran suhu dimiliki dari kulit ari biji kopi robusta (C.
rendah (5 hingga 30°C), dibandingkan robusta) sendiri akan menekan jumlah
dengan proses adsorpsi kimia yang efektif limbah yang dihasilkan akibat produk
terjadi pada kisaran suhu tinggi (45 hingga buangan hasil proses sangrai biji kopi
80°C) [20]. Senyawa karbon memiliki robusta (kulit ari biji kopi) di berbagai
kapasitas adsorpsi yang sangat baik (>20% daerah. Perlu diingat kembali bahwa hasil
berat absorbat per berat kulit ari kopi). identifikasi yang diperoleh dengan metode
Senyawa polutan dalam fase gas akan GC-MS merupakan prediksi berbagai
berdifusi melalui struktur berpori yang komponen volatile yang terkandung dalam
terbentuk dari konformasi atom karbon ke kulit ari biji kopi robusta (C. robusta).
pori-pori yang lebih kecil yang diatur oleh Dalam rangka memperoleh informasi
energi potensial dari gaya tarik Van der struktur serta komponen volatile yang akurat
Waals antara permukaan molekul absorben dalam sampel, diperlukan adanya analisis
dan absorbat [20]. Tingkat difusi akan lebih lanjut dengan memanfaatkan metode
bergantung pada ukuran molekul dan H-NMR dan C-NMR. Setelah diperoleh

106
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

informasi spesifik berkaitan struktur dan 7. DAFTAR PUSTAKA


komponen volatile dalam sampel,
diharapkan dapat terlaksana penelitian- [1] N. Rostana, R. Nurmalina, R. Winandi
penelitian mendalam terkait aktivitas dan and A. Rifin, “Dynamics of Indonesian
aplikasinya dalam sebuah produk untuk Robusta Coffee Competition among
masyarakat. Major Competitor Countries” Jurnal
Tanaman Industri dan Penyegar, vol. 5,
5. KESIMPULAN no. 1, p. 1-10, 2018.
[2] F. Shemekite, M. G. Brandon, I. H. F.
Prediksi komponen volatile yang Whittle, B. Praehauser, H. Insam and F.
terdapat dalam ekstrak kulit ari biji kopi Assefa, “Coffe Husk Composting: An
robusta (C. robusta) melalui metode GC- Investigation of The Process Using
MS, yaitu trans-Caryophyllene (1, 4.56%), Molecular and Non-molecular Tools”
Germacrene D (2, 3.59%), alpha-Farnesene Waste Management, vol. 34, no. 3, p.
(3, 4.35%), Caffeine (6, 40.17%), 642-652, 2014.
Hexadecanoic acid (methyl ester) (7, [3] H. M. A. Yousef and M. Amina,
11.48%), dan Hexadecanoic acid (Ethyl “Essential Oil of Coffea arabica L.
ester) (8, 7.69%) yang dapat digunakan dan Husks: A Brilliant Source of
dikembangkan secara massal oleh Antimicorbal and Antioxidant Agents”
masyarakat. Prediksi komponen senyawa Biomedical Research, vol. 29, no. 1, p.
volatile tersebut dapat digunakan sebagai 174-180, 2018.
marker (penanda) dalam upaya Quality [4] A. Yashin, Y. Yashin, X. Xia and B.
Control (QC) produk absorbent (penyerap Nemzer, “Chromatographic Methods
bau) berbahan dasar kulit ari biji kopi for Coffee Analysis: A Review” Journal
robusta (C. robusta), sehingga dihasilkan of Food Research, vol. 6, no. 4, 2017.
produk yang ajek dengan kualitas yang [5] R. C. L. Affonso, A. P. L. Voytena, S.
terjaga. Perlu dilakukan adanya analisis Fanan, H. Pitz, D. S. Coelho, A. L.
lebih lanjut dengan memanfaatkan metode Horstmann, A. Pereira, V. G. Uarrota,
H-NMR dan C-NMR guna memperoleh M. C. Hillmann, L. A. C. Varela, R. M.
struktur dan komponen volatile yang akurat. R. Valle and M. Maraschin,
“Phytochemical Composition,
6. UCAPAN TERIMAKASIH Antioxidant Activity, and the Effect of
the Aqueous Extract of Coffee (Coffea
Penulis mengucapkan terima kasih
arabica L.) Bean Residual Press Cake
kepada Direktorat Pendidikan Tinggi
on the Skin Wound Healing” Oxidative
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Medicine and Cellular Longevity, vol.
Republik Indonesia dan Rektor Universitas
2016, no. 1, 2016.
Udayana melalui Program Studi Farmasi
[6] W. Setyaningsih, T. Majchrzak, T.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Dymerski, J. Namiesnik and M. Palma,
Alam Universitas Udayana yang telah
“Key-Marker Volatile Compounds in
memfasilitasi dan mendanai penelitian ini,
Aromatic Rice (Oryza sativa) Grains:
serta Laboran Laboratorium Analisis
An HS-SPME Extraction Method
Program Studi Farmasi Universitas Udayana
Combined with GC-TOFMS”
yang menjadi wahana dalam penelitian
Molecules, vol. 24, no. 1, p 1-15, 2019.
kami.

107
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

[7] M. R. Harahap, “Identifikasi Daging Chemical Composition” Oxidative


Buah Kopi Robusta (Coffea robusta) Medicine and Cellular Longevity, vol.
Berasal dari Provinsi Aceh” Elawnie: 2017, no. 1, p. 1-12, 2017.
Journal of Islamic Science and [13] N. S. Carneiro, C. C. F. Alves, J. M.
Technology, vol. 3, no. 2, 2017. Alves, M. B. Egea, C. H. G. Martins, T.
[8] B. Y. K. Sruthi, B. M. Gurupadayya, V. S. Silva, L. C. Bretanha, M. P. Balleste,
Sairam and T. N. Kumar, “Development G. A. Micke, E. V. Silveira and M. L. D.
and Validation of GC Method for This Miranda, “Chemical Composition,
Estimation of Eugenol in Clove Extract” Antioxidant and Antibacterial Activities
International Journal of Pharmacy and of Essential Oils from Leaves and
Pharmaceutical Sciences, vol. 6, no. 2, Flowers of Eugenia klotzschiana Berg
2014. (Myrtaceae)” Anais da Academia
[9] E. P. Setyowati, S. U. T. Pratiwi, T. Brasileria de Ciencias, vol. 89, no. 3, p.
Hertiani and O. Samara, “Bioactivity of 1907-1915, 2017.
Fungi Trichoderma reesei Associated [14] N. N. Rusdi, H. H. Goh, S. Sabri, A. B.
with Sponges Stylissa flabelliformis Ramzi, N. M. Noor and S. N. Baharum,
Collected from National Park West “Functional Characterisation of New
Bali, Indonesia” Journal of Biological Sesquiterpene Synthase from the
Sciences, vol. 17, no. 8, p. 362-368, Malaysian Herbal Plant, Polygonum
2017. Minus” Molecules, vol. 2018, no. 23, p.
[10] F. Araniti, A. M. S. Moreiras, E. Grana, 1-15, 2018.
M. J. Reigosa and M. R. Abenavoli, [15] S. Wonorahardjo, N. Yuniawati, A.D.P.
“Terpenoid Trans-Caryophyllene Molo, H.O. Rusdi and H. Purnomo,
Inhibits Weed Germination and Induces “Different Chemical Compound
Plant Water Status Alteration and Profiles of Indonesian Coffee Beans as
Oxidative Damage in Adult Studied Chromatography / Mass
Arrabidopsis” Plant Biology, vol. 19, Spectrometry” IOP Conf. Series: Earth
no. 1, p. 1-11, 2016. and Environmental Science, vol. 276, p.
[11] L. P. Silva, P. V. M. Maia, T. M. N. G. 1-8, 2019.
Teofilo, R. Barbosa, V. M. Ceccatto, A. [16] F. Burdan, “Pharmacology of Caffeine :
N. C. Souza, J. S. Cruz and J. H. L The Main Active Compound of Coffee”
Cardoso, “Trans-Caryophyllene, a Coffee in Health and Disease
Natural Sesquiterpene, Causes Tracheal Prevention, vol. 90, no.5, p. 823–829,
Smooth Muscle Relaxation through 2015.
Blockade of Voltage-Dependent Ca2+ [17] G. Belakhdar, A. Benjouad, and E.H.
Channels” Molecules, vol. 2012, no. 17, Abdennebi, “Determination of Some
p. 11965-11977, 2012. Bioactive Chemical Constituents from
[12] P. Sitarek, P. Rijo, C. Garcia, E. Skala, Thesium humile Vahl” J. Mater.
D. Kalemba, A. J. Bialas, J. Szemraj, D. Environ. Sci, vol.6, no.10, p. 2778-
Pytel, M. Toma, H. Wysokinska and T. 2783, 2015.
Sliwinski, “Antibacterial, Anti- [18] V.A. Gideon, “GC-MS Analysis of
Inflammatory, Antioxidant, and Phytochemical Components of
Antiproliferative Properties of Essential Pseudoglochidion anamalayanum
Oils from Hairy and Normal Roots of Gamble: An Endangered Medicinal
Leonurus sibiricus L. and Their Tree” Asian Journal of Plant Science

108
Nugraha, dkk.

DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i02.p05
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Vol 9, No 2, Tahun 2020, 100-109

and Research, vol.5, no.12, p. 36-41, [26] T. O. Nicolescu, Mass Spectrometry,


2015. First ed., London: IntechOpen, 2017.
[19] A. B. Rivanta, dan R. Febriyanti,
“Pengaruh Kombinasi Ekstrak Biji Kopi
dan Rimpang Jahe Terhadap Sifat Fisik
Sediaan Foot Sanitizer Spray” Jurnal
Para Pemikir, vol. 7, no. 2, p. 247-251,
2018.
[20] N. L. Minh, E. C. Sivret, A.
Shammay, and R. M. Stuetz, “Factors
Affecting the Adsorption of Gaseous
Environmental Odors by Activated
Carbon: A Critical Review” Critical
Reviews in Environmental Science and
Technology, vol. 48, no. 4, p. 1-35,
2018.
[21] H. Hafsah, I. Iriawati, and T. S.
Syamsudin, “Dataset of Volatile
Compounds from Flowers and
Secondary Metabolites from the Skin
Pulp, Green Beans, and Peaberry Green
Beans of Robusta Coffee”. Data in
Brief, vol. 29, no. 1, p. 1-9, 2020.
[22] S. Ahuja, Chromatography and
Separation Science, Fourth ed.,
Amsterdam: Academic Press, 2003.
[23] J. K. Holopainen, V. Virjamo, R. P.
Ghimire, J. D. Blande, R. J. Tiitto, and
M. Kivimaenpaa, “Climate Change
Effects on Secondary Compounds of
Forest Trees in the Northern
Hemisphere” Frontiers in Plant
Science, vol. 9, no. 1, p. 1-10, 2018.
[24] H. Zhang, H. Chen, W. Wang, W.
Jiao, W. Chen, Q. Zhong, Y. H. Yun,
and W. Chen, “Characterization of
Volatile Profiles and Marker Substances
by HS-SPME/GC-MS during the
Concentration of Coconut Jam” Foods,
vol. 9, no. 347, p. 1-16, 2020.
[25] D. A. Skoog, F. J. Holler, and S. R.
Crouch, Principles of Instrumental
Analysis, Seventh ed., USA: Cengage
Learning, 2018.

109

You might also like