469-Article Text-1211-1-10-20190521 PDF
469-Article Text-1211-1-10-20190521 PDF
469-Article Text-1211-1-10-20190521 PDF
Abstract
R estaurant tax is one of the elements contributing enough to increase local tax revenue of
Cimahi City. The restaurant tax is intended as a source of financing regional development
and as part of a component in the implementation of regional autonomy. Restaurants tax in
Cimahi administered by the Department of Revenue Finance and Local Asset Management
(DPPKAD). The high level of tax realization restaurant makes authors keen to carry out further
research related to the strategy adopted DPPKAD. This research uses descriptive method with
data collection through interviews and documentation.
Restaurant tax collection process does not always go smoothly, sometimes encounter obstacles
that come from internal or external DPPKAD. Constraints include: lack of supervision system
conducted by field officers to the taxpayer, the lack of understanding of the taxpayer will be
tax benefits and how the payment of taxes, the taxpayers who perform data manipulation
reporting, weak law enforcement and criminal penalties, irregularities between field workers
with the taxpayer, the weakness of network system/network owned by the Department of
Revenue Financial Management and Asset Cimahi City and the latter is not optimal service
provided Financial Management Revenue and Asset Cimahi City.
Strategies or efforts to do DPPKAD to overcome these problems include: socializing restaurant
tax, conduct training or training computerization, administration, and further coordination
to the personnel manager of tax, proposed budget to complete the number and quality of
infrastructure, expand cooperation with the public or the private sector to develop innovations
that simplify services, increase cooperation with universities HR-related universities, published
the massive potential of nature tourism and culinary in Cimahi City, improve the quality or the
quality of service personnel to taxpayers.
Keywords: strategy, restaurant tax
Abstrak
P ajak restoran merupakan salah satu unsur pajak daerah yang cukup berkontribusi
meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Cimahi. Pajak restoran ini ditujukan
sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah dan sebagai bagian dari komponen
dalam pelaksanaan otonomi daerah. Pajak Restoran di Kota Cimahi dikelola oleh Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Tingginya tingkat realisasi
pajak restoran membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait
strategi yang diterapkan DPPKAD. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan
teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.
Proses pemungutan pajak restoran tidak selalu berjalan lancar, adakalanya menemui
65
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
kendala yang berasal dari internal DPPKAD atau eksternal. Kendala-kendalanya antara
lain: kurangnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh petugas lapangan kepada wajib
pajak, kurangnya pemahaman wajib pajak akan manfaat pajak serta bagaimana prosedur
pembayaran pajak, adanya wajib pajak yang melakukan manipulasi data pelaporan, masih
lemahnya penegakan hukum dan sanksi hukum, adanya penyimpangan antara petugas
lapangan dengan wajib pajak, masih lemahnya sistem jaringan/network yang dimiliki Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cimahi dan yang terakhir adalah
belum optimalnya pelayanan yang diberikan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Cimahi.
Strategi atau upaya yang dapat dilakukan DPPKAD untuk mengatasi masalah tersebut
antara lain: melakukan sosialisasi tentang pajak restoran, mengadakan Diklat atau pelatihan
komputerisasi, administrasi, dan koordinasi lebih lanjut kepada para aparatur pengelola
pajak, mengajukan penganggaran untuk melengkapi jumlah sarana dan prasarana kerja,
memperbanyak kerjasama dengan masyarakat atau pihak swasta untuk mengembangkan
inovasi yang mempermudah pelayanan, meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi
perguruan tinggi terkait SDM, mempublikasikan secara massif potensi wisata alam dan
kuliner yang ada di Kota Cimahi, meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan aparatur
terhadap wajib pajak.
Kata kunci: strategi, pajak restoran
66
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
Tabel 1
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cimahi 2014
67
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
Pajak restoran salah satu jenis pajak target yang ditetapkan. Dengan demikian
yang dikelola oleh Kabupaten/Kota, penetapan target semestinya dapat di
sangat berpotensi kontribusinya terhadap tingkatkan lebih tinggi lagi, mengingat
peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota pajak restoran memiliki potensi yang baik
Cimahi. Hal ini dikarenakan sebagian dalam perkembangannya.
besar wilayah Kota Cimahi merupakan Walaupun dalam beberapa tahun
daerah wisata alam dan juga wisata kuliner
(2010-2014) target dan realisasi
yang representatif, sehingga berdampak
meningkat, namun masih ada wajib
terhadap pendapatan usaha restoran dan
pajak yang kurang memiliki kesadaran
sejenisnya. Penulis berpendapat, seiring
dengan berkembangnya omzet pendapatan akan pentingnya pembayaran pajak dan
dari pengusaha restoran atau kuliner ketepatan waktu pembayarannya. Dinas
lainnya dari tahun ke tahun, penerimaan Pendapatan Daerah Kota Cimahi pada
Pajak Restoran akan semakin meningkat Website Kota Cimahi tanggal 03 Juli 2015,
pula. meminta para pengusaha atau wajib pajak
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa restoran untuk bersikap jujur terhadap
target dan realisasi penerimaan Pajak banyaknya transaksi yang mereka lakukan.
Restoran di Kota Cimahi terus meningkat. Selain itu, kurangnya sosialisasi serta
Realisasi dari target yang telah ditetapkan minimnya personel aparatur pengelola
dapat tercapai sesuai yang diharapkan pajak yang bertugas di lapangan, menjadi
bahkan melebihi yang ditargetkan. Hal ini persoalan yang mengindikasi kurangnya
menjadi potensi yang sangat baik untuk pendataan terhadap wajib pajak yang
terus dikembangkan oleh pemerintah Kota mengakibatkan belum maksimalnya
Cimahi. Selain itu, dari tabel di atas terdapat pendataan restoran yang masuk kategori
pula hal yang perlu dikaji lebih lanjut. Dapat wajib pajak restoran, kurangnya ketepatan
dilihat bahwa target pada 2012, 2013 waktu pembayaran pajak dan kurangnya
dan 2014, target yang ditetapkan terus kesadaran wajib pajak terhadap pentingnya
meningkat dan terpenuhi. Demikian pula pembayaran pajak tersebut dilakukan
realisasi, meski target terpenuhi namun dengan baik dan benar sesuai aturan yang
realisasinya ternyata jauh melampaui berlaku.
Tabel 2
Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Cimahi Tahun 2010-2014
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cimahi 2014
68
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
69
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
dapat bersaing dan mencapai tujuan yang (2011: 1) menjelaskan “Pajak adaiah iuran
telah ditetapkan. rakyat kepada kas negara berdasarkan
Sedangkan strategi menurut Salusu undang-undang (yang dapat dipaksakan)
(2007: 101) adalah “Strategi merupakan dengan tidak mendapat balas jasa timbal
suatu seni menggunakan kecakapan (kontraprestasi) yang tidak langsung dapat
dengan sumber daya suatu organisasi untuk ditunjukkan dan yang digunakan untuk
mencapai sasaran melalui hubungan yang membayar pengeluaran umum.”
efektif dengan lingkungan dalam kondisi Sedangkan menurut Siahaan (2013:
yang paling menguntungkan”. 7) pajak merupakan “pungutan dari
Hatten yang dikutip dalam Salusu masyarakat oleh negara (pemerintah)
(2006: 108) memberi beberapa petunjuk berdasarkan undang-undang yang bersifat
bagaimana suatu strategi dibuat sehingga dapat dipaksakan dan terutang oleh
bisa sukses antara lain: yang wajib membayarnya dengan tidak
1. Strategi harus konsisten dengan mendapat prestasi kembali (balas jasa)
lingkungannya; secara langsung.”
2. Setiap organisasi tidak hanya membuat Berdasarkan pemahaman tersebut di
satu strategi; atas maka secara umum pajak adalah suatu
3. Strategi yang efektif hendaknya pungutan yang diambil dari masyarakat oleh
memfokuskan dan menyatukan negara (pemerintah) berdasarkan undang-
semua sumber daya dan tidak undang yang bersifat dapat dipaksakan
menceraiberaikan satu dengan yang dan terutang oleh wajib pajak secara
lain; langsung yang hasilnya dapat digunakan
4. Strategi seharusnya memusatkan untuk membiayai pengeluaran negara
perhatian pada apa yang merupakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
kekuatannya yang tidak pada titik yang pembangunan.
justru adalah kelemahannya;
5. Sumber daya adalah sesuatu yang Pajak Daerah
kritis;
Pengenaan pajak di Indonesia
6. Strategi hendaknya memperhitungkan
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu,
resiko yang tidak terlalu besar;
Pajak Negara dan Pajak Daerah. Pajak
7. Strategi hendaknya disusun di atas
restoran sendiri dalam pelaksanaannya
landasan keberhasilan yang telah
termasuk ke dalam Pajak Daerah. Dalam hal
dicapai;
ini menurut Sutedi (2008: 57), pajak daerah
8. Tanda-tanda dari suksesnya strategi
adalah “pajak negara yang diserahkan
tampaknya dengan adanya dukungan
kepada daerah untuk dipungut berdasarkan
dari pihak-pihak yang terkait, dan
terutama pada eksekutif, dari semua peraturan perundang-undangan, yang
pimpinan unit kerja dalam organisasi. dipergunakan guna membiayai pengeluaran
daerah sebagai badan hukum publik.”
Pajak
Berkenaan dengan sistem pemungutan
Definisi atau pengertian pajak pajak, menurut Sutedi (2008: 33) beberapa
menurut Soemitro dalam Mardiasmo sistem yakni sebagai berikut.
70
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
71
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
72
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
pada umumnya data yang dikumpulkan dan kemampuan yang tinggi agar
digunakan untuk menguji hipotesis yang lebih mudah diatur dan lebih mudah
telah dirumuskan.” dianalisis dan menjadi data yang jelas.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam 2. Penyajian data (data display)
penelitian ini penulis mengumpulkan data Setelah data diperjelas dan diperpadat
dengan menggunakan teknik-teknik yaitu dengan mereduksi data maka yang
teknik wawancara, dan dokumentasi. akan dilakukan selanjutnya adalah
menyajikan data. Berhubung penelitian
Teknik Analisis Data ini bukan kuantitatif jadi bukan berupa
angka-angka yang akan disajikan tapi
Creswell (2014: 274) memberikan berupa uraian, bagan dan sejenisnya
penjelasan bahwa: yang merupakan jenis penelitian
Data analysis is an on going process kualitatif. Cara untuk mempermudah
that requires reflection constantly on dalam menyajikan data yang diperoleh
the data, asking questions analytically, dalam penelitian, bisa dengan tabel,
and write short notes throughout the grafik, bagan, grafik dan lain-lain yang
study. I mean, qualitative data analysis dapat memudahkan pembaca untuk
may involve process of data collection, memahami isi penelitian.
interpretation, and reporting of results 3. Penarikan simpulan (conclusion
simultaneously and together. drawing)
Analisis data merupakan proses Setelah data disajikan maka langkah
berkelanjutan yang membutuhkan selanjutnya adalah verifikasi,
refleksi terus-menerus terhadap data, sebelumnya sesuatu yang diverifikasi
mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu bertujuan untuk menjadi lebih
analitis, dan menulis catatan singkat baik, di mana suatu penelitian harus
sepanjang penelitian. Maksud saya, bersifat terbuka agar bisa dikoreksi
analisis data kualitatif bisa saja untuk mendapatkan hasil yang lebih
melibatkan proses pengumpulan data, memuaskan nantinya. Seperti data
interprestasi, dan pelaporan hasil yang awalnya masih kurang jelas
secara serentak dan bersama-sama. setelah diverifikasi akan menjadi
Lebih lanjut Sugiyono (2012: 244) sebuah data yang jelas dan dapat
mengemukakan tentang aktivitas analisis dipertanggungjawabkan dan data yang
data yaitu: diperoleh lebih akurat.
1. Reduksi data (data reduction)
Dalam pengumpulan data sebenarnya ANALISIS DAN PEMBAHASAN
kita bisa memperoleh data dari mana
Pajak Restoran
saja, dan dari sumber yang berbeda,
dan dari sekian banyak data yang kita Berpedoman terhadap Undang-Undang
dapat perlu dicermati lagi agar menjadi Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
lebih jelas. Dengan menganalisis data Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 angka
seperti mengambil intisari atau hal- 22 dan 23, maka Pajak Restoran merupakan
hal terpenting dan merangkumnya pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
dengan terstruktur sesuai keahlian restoran.
73
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
Sebagai bentuk tindak lanjut atas bukan objek pajak, dan/atau harta dan
penyelenggaraan pajak restoran tersebut, kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam
maka pemerintah Kota Cimahi menerbitkan Pasal 13 peraturan walikota Cimahi Nomor
peraturan daerah tentang pajak restoran 16 Tahun 2013. Pembayaran pajak harus
yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota dibayarkan sekaligus atau lunas. Pajak
Cimahi Nomor 6 Tahun 2015 dan disertai yang harus dibayarkan oleh wajib pajak
dengan Peraturan Walikota Cimahi Nomor akan diproses dengan bentuk Surat Setoran
16 Tahun 2013. Pajak Restoran (SSPD) sebagai tanda
bukti pembayaran atau penyetoran pajak
Objek Pajak Restoran restoran.
Berdasarkan pengamatan penulis, Apabila wajib pajak yang tidak
objek pajak restoran adalah pelayanan memenuhi kewajibannya setelah dilakukan
yang disediakan oleh restoran. Objek pajak pemeriksaan, kepadanya dapat diterbitkan
yang dimaksud disini meliputi pelayanan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
penjualan makanan dan/atau minuman yang Bayar (SKPDKB) dan atau Surat Ketetapan
dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
ditempat pelayanan maupun di tempat lain. (SKPDKBT) yang menjadi sarana penagihan
Terkecuali pelayanan yang disediakan oleh pajak sesuai ketentuan dalam Pasal 13, 14
restoran yang omzet penjualannya tidak dan 15 Peraturan Walikota Cimahi Nomor
melebihi Rp10.000.000,- per bulannya. Hal 16 Tahun 2013.
ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam
peraturan daerah Kota Cimahi Nomor 6 `` Penagihan Pajak Restoran
Tahun 2015 Pasal 9 ayat (4) tentang Objek
Dalam proses penagihan pajak restoran,
Pajak Restoran.
dinas pendapatan pengelolaan keuangan
Pembayaran dan Penagihan Pajak dan aset daerah telah menjalankan
Restoran prosedur antara lain: pajak terutang yang
telah dibebankan kepada wajib pajak
harus dibayar dan dilunasi setorannya
`` Pembayaran Pajak Restoran paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
Pajak restoran di Kota Cimahi setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan
terlaksana dengan menggunakan sistem Pajak daerah (SKPD). Apabila kemudian
self assessment yang mana memberikan dalam jangka waktu tersebut wajib pajak
kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk yang bersangkutan tidak melakukan
menghitung, memperhitungkan, membayar pembayaran atau kurang bayar, maka dinas
dan melaporkan sendiri pajak terutang akan mengeluarkan Surat Tagihan Pajak
kepada dinas, sesuai dengan ketentuan Daerah (STPD). Surat teguran tersebut
dalam Pasal 1 ayat 18 peraturan walikota telah disertai dengan keterangan sanksi
Cimahi Nomor 16 Tahun 2013. administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan dari besarnya pajak
Wajib pajak diharuskan membayar
terutang.
pajak yang terutang dengan menggunakan
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah Selanjutnya jika wajib pajak masih
(SPTPD). SPTPD tersebut digunakan belum melunasi jumlah pajak yang belum
untuk melaporkan perhitungan dan/atau dibayar, maka dinas akan mengeluarkan
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau Surat Paksa sesuai dengan perundang-
74
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
75
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
“Setelah itu baru kita amati apa-apa Dengan demikian dapat disadari bahwa
saja yang memengaruhi tujuan kita, penting halnya untuk membangun
baik dari hal-hal yang mendukung atau strategi berdasarkan nilai-nilai tambah
yang menghambat”. dari berbagai sudut pandang termasuk
dari perspektif wajib pajak terhadap
Hal itu beliau sampaikan karena
sikap dan ide apa yang perlu diciptakan
menurut beliau sangat penting untuk
pihak aparatur dalam pelaksanaannya.
dijadikan pertimbangan dalam membuat
suatu strategi menuju tercapainya tujuan, `` Implementasi Strategi
baik dari segi visi maupun misi.
Untuk mewujudkan peningkatan
`` Perumusan Strategi penerimaan pajak restoran, strategi
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan
Berdasarkan wawancara penulis pada
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,
Selasa tanggal 17 Januari 2017 di kantor
di antaranya berwujud pengembangan
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
program. Bapak Iyun Sapta Maulana, SE.,
dan Aset Daerah Kota Cimahi dengan Bapak
ME selaku Kepala Bidang Identifikasi
Iyun Sapta Maulana, SE., ME selaku Kepala
Pendapatan Daerah Kota Cimahi
Bidang Identifikasi Pendapatan Daerah
menjelaskan bahwa yang dimaksud
Kota Cimahi, beliau menyatakan bahwa
dengan pengembangan program dalam
yang menjadi perumusan strategi adalah
meningkatkan penerimaan Pajak Restoran
sebagai berikut.
ini dapat melalui peningkatan kualitas
Untuk meningkatkan penerimaan pajak sumber daya aparatur terlebih dahulu.
restoran Kota Cimahi, telah dihimbau Beliau menyampaikan:
agar pelayanan pembayaran pajak
Untuk meningkatkan atau
dilakukan oleh aparat D i n a s
mengembangkan kualitas sumber
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
daya aparatur dinas pendapatan
Aset Daerah Kota Cimahi. Untuk pajak
pengelolaan keuangan dan aset daerah
restoran itu sendiri, pembayarannya
adalah hal yang sangat penting untuk
diterima langsung oleh bagian
dilakukan, khususnya di bidang pajak.
pendapatan. Hal ini dimaksudkan
Tujuannya tak lain untuk menghasilkan
supaya tidak ada kesan bahwa
aparatur pengelola pajak yang cakap,
aparat dinas pendapatan pengelolaan
mengerti dan menguasai bidang serta
keuangan dan aset daerah mempersulit
tugasnya. Dengan begitu, pelayanan
wajib pajaknya. Dengan pelayanan
yang berkaitan akan mudah bidang
yang baik terhadap pembayaran pajak
pajak.
yang diharapkan dapat menambah
kesadaran wajib dalam membayar Sehingga dapat dipahami bahwa
pajak, karena pelayanan yang sumber daya aparatur atau tenaga ahli
baik bisa memengaruhi kesadaran dari pada bidang pajak dinilai kurang, yang
wajib pajak dalam membayar berimbas pada sistem administrasi yang
pajaknya. Inovasi-inovasi baru terkait pajak terutama Pajak Restoran
untuk memudahkan pelaksanaan menjadi kurang efektif dan efisien. Hal ini
administrasi pajak juga perlu diperkuat dengan kenyataan di lapangan
dimunculkan supaya pelaksanaannya yang mana masih terdapat potensi pajak
menjadi lebih efektif dan e f i s i e n . yang belum terdaftar sebagai wajib pajak
76
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
77
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak juga penyimpangan oleh aparat petugas
membayar pajak. Belum lagi wajib pajak dengan wajib pajak terkait
pajak yang enggan dan berkelit ketika manipulasi laporan juga sangatlah
diberi peringatan untuk melakukan berpengaruh dalam penerimaan Pajak
melunasi pajak terutangnya. Padahal Restoran. Hal ini tentu menyebabkan
pajak yang dibayarkan selain digunakan tidak maksimalnya jumlah penerimaan
untuk penyelenggaraan pemerintahan, Pajak Restoran.
juga digunakan untuk peningkatan 6) Lemahnya sistem jaringan/network yang
fasilitas seperti sarana prasarana dimiliki Dinas Pendapatan Pengelolaan
umum oleh pemerintah daerah. Hal Keuangan dan Aset Daerah Kota Cimahi.
tersebut bertujuan tidak lain untuk
mensejahterakan masyarakatnya, Dalam hal jaringan ini Dinas berurusan
contohnya seperti peningkatan dengan pihak ketiga sebagai penyedia
pembangunan di Kota Cimahi. jasa jaringan internet dan komunikasi
lainnya. Persoalan ini kerap
3) Adanya wajib pajak yang melakukan mengganggu aparatur pengelola Pajak
manipulasi pelaporan. dalam mengolah data dan meng-update
Berdasarkan keterangan yang informasi keuangan. Lemahnya jaringan
diperoleh penulis di lapangan ternyata ini pun mengganggu koordinasi antara
terdapat pula beberapa wajib pajak di pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan
Kota Cimahi yang kemudian menjadi Keuangan dan Aset Daerah dengan
temuan BPK (Badan Pemeriksa Dinas-dinas atau instansi lainnya di
Keuangan) karena diketahui telah Kota Cimahi.
memanipulasi laporan pendapatan Beberapa faktor penghambat di atas
bulanan restoran, laporan perolehan bukanlah hal yang mudah untuk diatasi.
pajak, serta laporan bukti transaksi/ Antara satu faktor penghambat dengan
struk pembayaran dan lain-lain. faktor penghambat lainnya dapat pula
4) Lemahnya penegakan hukum. menjadi saling berkaitan. Dengan demikian
Kurangnya sosialisasi mengenai pemerintah harus bekerja dan berpikir
Peraturan Daerah Kota Cimahi telah ekstra dalam menghadapi masalah tersebut.
menyebabkan penegakan hukum
terhadap masyarakat atau wajib SIMPULAN DAN SARAN
pajak yang belum bisa memenuhi
kewajibannya menjadi terhambat. Simpulan
Hal ini menjadi tantangan Dinas
Berdasarkan uraian dan analisis penulis
Pendapatan Pengelolaan Keuangan
mengenai Strategi Dinas Pendapatan
dan Aset Daerah Kota Cimahi untuk
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menyikapi persoalan tersebut.
Kota Cimahi dalam Meningkatkan
5) Adanya penyimpangan antara petugas Penerimaan Pajak Restoran, penulis
lapangan dengan wajib pajak. mengambil simpulan sebagai berikut.
Selain banyaknya wajib pajak yang Strategi yang dilakukan Dinas
tidak jujur dalam membayar pajak Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan melaporkan hasil pendapatan dan Aset Daerah Kota Cimahi dalam
perbulannya kepada petugas pajak, ada meningkatkan penerimaan Pajak Restoran
78
[Tumija & Wulan Permatasari]: Strategi DPPKAD dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ...
79
Jurnal Otonomi Keuangan Daerah/Vol. 6/No. 1/Juni 2018 [65 – 80]
7. Meningkatkan mutu atau kualitas Rangkuti. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia
pelayanan aparatur terhadap wajib Pustaka
pajak atau pun masyarakat dengan
menerapkan konsep reward and J. Salusu. 2007. Pengambilan Keputusan
Strategik Untuk Organisasi Publik
punishment bagi setiap pegawai dan Organisasi Non Profit: Grasindo.
yang bekerja di Dinas Pendapatan Jakarta.
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Solihin. 2012. Manajemen Strategi. Surabaya:
Kota Cimahi. Erlangga
Indrawan, r.& Yaniawati R. P. 2014. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran Untuk Manajemen,
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur penelitian Pembangunan, dan Pendidikan.
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Bandung: Penerbit PT Refika Aditama
RinekaCipta
Peraturan Perundang-Undangan
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Sutedi, Adrian. 2008. Hukum Pajak dan Retribusi
Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Daerah
Siahaan, Marihot. 2013. Pajak Daerah dan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Retribusi Daerah. Jakarta: PT
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Raja Grafindo persada
Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 06 Tahun
Creswell, J. W. 2014. Research and Design
2015 tentang Pajak Daerah.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peraturan Walikota Cimahi Nomor 16 Tahun
2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Mardiasmo. 2006. PerpajakanEdisiRevisi 2006.
Pemungutan Pajak Restoran.
Yogyakarta: CV. Andi Offset,
80