Hes A 4 Prinsip Dan Karakteristik Fiqh (Pensyariatan)
Hes A 4 Prinsip Dan Karakteristik Fiqh (Pensyariatan)
Hes A 4 Prinsip Dan Karakteristik Fiqh (Pensyariatan)
Oleh:
KELOMPOK 04
DIRA NABILA WIESNA (210202110004)
RAUFAL DAMAR HARENDA (210202110011)
1
Kata Pengantar
Assalamu`alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengertian Fiqh secara Komprehensif
Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh,
dengan dosen pembimbing : MUHAMMAD ABDUL JAWAD NABIH, S.HI, M.H.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembanngan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
ii
Cover ........................................................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
a. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
b. Tujuan Rumusan Masalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi prinsip fiqh
a. Macam-Macam Prinsip Fiqh
b. Karakteristik Fiqh
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Saran dan Kritik
Daftar Pustaka........................................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama dan cara hidup berdasarkan syari’at Allah yang terkandung dalam
kitab Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Setiap orang yang mengintegrasikan dirinya
kepada Islam wajib membentuk seluruh hidup dan kehidupannya berdasarkan syari’at yang
termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Syari‟at Islam adalah pedoman hidup yang ditetapkan Allah SWT untuk mengatur
kehidupan manusia agar sesuai dengan keinginan Al-Qur‟an dan Sunnah. Dalam kajian fiqh,
yang dimaksud dengan hukum Islam ialah khitab (firman) Allah SWT yang berkaitan dengan
perbuatan mukallaf, atau dengan redaksi lain, hukum Islam ialah seperangkat aturan yang
ditetapkan secara langsung dan lugas oleh Allah atau ditetapkan pokok-pokonya untuk
mengatur hubungan antara manusia dan tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia
dengan alam semesta.
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
A. Untuk mengetahui definisi Ilmu Fiqh, objek kajian dan tujuan mempelajarinya.
B. Untuk melengkapi tugas serta dapat di jadikan bahan diskusi untuk kita bersama
C. Untuk di jadikan bahan diskusi masyarakat luas.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Abu Zahrah mengemukakan pandangannya, bahwa hukum adalah ketetapan Allah yang
berhubungan dengan perbuatan orang-orang mukallaf baik berupa iqtida (tuntutan perintah
atau larangan), takhyir (pilihan) maupun berupa wadh’i (sebab akibat). Ketetapan Allah
dimaksudkan pada sifat yang telah diberikan oleh Allah terhadap sesuatu yang berhubungan
dengan perbuatan mukalaf.1
Sebagaimana hukum-hukum yang lain, hukum Islam memiliki prinsip-prinsip dan asas-
asas sebagai tiang pokok, kuat atau lemahnya sebuah undang-undang, mudah atau sukarnya,
ditolak atau diterimanya oleh masyarakat, tergantung kepada asas dan tiang pokoknya.
Secara etimologi (tata bahasa) prinsip adalah dasar, permulaan, aturan pokok. Juhaya S.
Praja memberikan pengertian prinsip sebagai berikut: permulaan; tempat
pemberangkatan; titik tolak; atau al-mabda.
Adapun secara terminologi Prinsip adalah kebeneran universal yang inheren didalam
hukum Islam dan menjadi titik tolak pembinaannya; prinsip yang membentuk hukum dan
setiap cabang-cabangnya. Prinsip hukum Islam meliputi prinsip umum dan prinsip umum.
Prinsip umum ialah prinsip keseluruhan hukum Islam yang bersifat unuversal. Adapun
prinsip-prinsip khusus ialah prinsip-prinsip setiap cabang hukum Islam.
B. Prinsip-prinsip Fiqh
1.Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid adalah dasar dari setiap bentuk aktivitas kehidupan manusia. Quraish
Shihab menyatakan bahwa tauhid mengantar manusia dalam kegiatan ekonomi untuk
meyakini bahwa kekayaan apapun yang dimiliki seseorang adalah milik Allah.
Fondasi utama seluruh ajaran Islam adalah tauhid. Tauhid menjadi dasar seluruh konsep
dan aktivitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Dalam Al-Qur’an
disebutkan bahwa tauhid merupakan filsafat fundamental dari ekonomi Islam. (39 : 38 ).
Hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik
menyangkut ibadah maupun muamalah, dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang
sesuai kehendak Allah.
Dalam konteks ini Ismail Al- Faruqi mengatakan, “ it was al- tauhid as the first
principle of the economic order that created the first “ welfare state” and Islam that
institutionalized that first socialist and did more for social justice as well as for the
5
rehabilitation from them to be described in terms of the ideals of contemporary western
societies”.
( Tauhidlah sebagai prinsip pertama tata ekonomi yang menciptakan “ negara sejahtera”
pertama, dan Islamlah yang melembagakan sosialis pertama dan melakukan lebih banyak
keadilan sosial. Islam juga yang pertama merehabilitasi (martabat) manusia. Pengertian
(konsep) yang ideal ini tidak ditemukan dalam masyarakat Barat masa kini ).
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan atau al-mizan (keseimbangan) dalam bahasa salaf antara hak dan
kewajiban. Sebagai titik tolak kesadaran setiap manusia terhadap hak-hak oarng lain dan
kewajiban dirinya. Jika ia berkewajiban melakukan sesuatu, maka ia berhak menerima
sesuatu tersebut. Keduanya harus berjalan seimbang dan dirasakan adil untuk dirinya dan
orang lain.
Amar makruf nahi mungkar dalam istilah fiqh disebut dengan al Hisbah. Perintah yang
ditujukan kepada semua masyarakat untuk mengajak atau menganjurkan perilaku kebaikan
dan mencegah perilaku buruk.
Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam
memang menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita yang
meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman berupa siksa yang
sangat pedih dan menyakitkan.
"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar (melarang
berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling
jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak
dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).
Selain itu, amar makruf nahi mungkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus
dilakukan oleh setiap muslim .
5.Prinsip kemaslahatan
6
Prinsip kemaslahatan umum (al-masahih al-‘ammah), yakni yang bertitik tolak dari
kaidah penyusunan argumentasi dalam berprilaku bahwa meninggalkan kerusakan lebih
diutamakan daripada mengambil manfaatnya (dar’u al-mafasid muqadamun min jalb al-
mashalahih), operasionalisasi kaaidah ini berhubungan dengan kaidah yang menyatakan
bahwa kemaslahatan khusus (al-maslahah al-‘ammah muqadamatun al-maslahah al-
khashah).
6.Prinsip At-Ta’awun
Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesama manusia yang diarahkan
sesuai prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.
Prinsip ta’awun, tolong menolong, sebagai titik tolak ukur kehidupan manusia sebagai
mahlik sosial yang saling membutuhkan.
7. Prinsip Toleransi
Toleransi yang menjamin tidak terlanggarnya hak-hak Islam dan umatnya tegasnya
toleransi hanya dapat diterima apabila tidak merugikan Islam .Prinsip toleransi yaitu: Hidup
menghormati dan jujur. Memahami dan mengakui diri sendiri. Tidak ada paksaan,saling
membantu serta menciptakan keadaan nyaman antar umat beragama.
Wahyu Allah SWT yang dituangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi,karena itu dala
mengambil kesimpulan hukumnya ,setiap mujtahid terikat secara kuat dari rujukan
tersebut,yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi .
Fiqh Islam berbeda dari hukum-hukum positif, karena sumbernya adalah wahyu Allah Swt
yang dituangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, karena itu dalam mengambil
kesimpulan hukumnya, setiap mujtahid terikat secara kuat dengan teks-teks dari kedua
rujukan tersebut, yakni Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dengan demikian fiqh lahir tumbuh dan
berkembang dengan sempurna.Strukturnya kokoh dan pilar-pilarnya tangguh sehingga
menyempurnakan dasar-dasar serta pondasinya yang mampu mengokohkan prinsip-
prinsipnya di zaman Rasulullah Saw.
7
Fiqh Islam berbeda dengan Undang-Undang dan hukum positif dari aspek pemikiran
halal dan haram . bahwa setiap perbuatan atau perilaku sipil dan yang terjadi dalam
muamalah disifati dengan sisi halal dan haram. Atas dasar itu, hukum muamalah memiliki
dua corak.
Fiqih Islam sangat berbeda dengan undang-undang dan hukum positif. Sebab, hukum
positif buatan manusia hanya memberlakukan dua macam hukum atau sanksi atas pelaku
pelanggaran di dunia dan akhirat sekaligus. Di dunia, balasan ini merupakan hukuman
tertentu (al-hudud)dan hukuman tidak tertentu (at-ta’zir) yang diberlakukan atas perbuatan-
perbuatan lahiriah yang tampak oleh mata manusia. Sementara itu, hukum ukrawi diterapkan
atas perbuatan-perbuatan batin atau hati yang tak tampak oleh mata manusia seperti dengki
atau iri hati, dendam dan keinginan membahayakan orang lain.
Prinsip-prinsip dasar fiqih tidak pernah berubah-ubah seperti suka sama suka dalam berbagai
transaksi atau jual beli, menolak mudorot, menghindari perbuatan dosa, memelihara hak, dan
juga menerapkan tanggung jawab individual.
Sementara itu, dimensi fiqih yang berpijak pada qiyas atau anologi dan bertujuan memelihara
kemaslahatan dan adat istiadat (yang baik) bisa berubah dengan berkembang sesuai dengan
kebutuhan zaman, kemaslahatan manusiadan ligkungan yang berbeda dalam konteks ruang
dan waktu selama-selama hukum berada dalam wilayah yang sesuai dengan tujuan-tujuan
syariat (maaqashid asy-syari’ah) prinsip-prisipnya yang benar.
8
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Prinsip-prinsip dari ilmu fiqh antara lain tauhid, keadilan amar makruf nahi
mungkar, kebebasan/ kemerdekaan, kemaslahatan, at-ta’awun dan toleransi
(tasamuh).
Karakteristik dari ilmu fiqh itu sendiri yaitu bersumber dari wahyu Ilahi,
komprehensif dan memenuhi tuntutan hidup manusia, bercorak religius dan
mengandung sisi halal dan haram, hubungan fiqh islam dan akhlaq balasan
melanggar syariah bersifat duniawi dan ukhrawi fiqh islam lebih memihak
kepentingan kolektif dan fiqh Islam relevan dan bisa diterapkan sepanjang zaman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat memperbaikinya di
masa yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.iqtishadconsulting.com/content/read/blog/tauhid-sebagai-prinsip-tata-ekonomi-
islam
http://genderi.org/prinsip-karakteristik-fiqh-syaru-man-qoblana-dan-sadd-adz-dzar.html
10