Makalah Pemikiran Al-Farobi
Makalah Pemikiran Al-Farobi
Makalah Pemikiran Al-Farobi
Abstrak
Menurut Al-Farabi pendidikan adalah sarana untuk memperoleh serangkaian nilai-nilai,
pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan Islam menurut Al-Farabu harus menekankan kepada
pembentukan akhlak dan akal. Pendayagunaan akal untuk memperoleh ilmu harus dibarengi
dengan pembinaan akhlak atau karakter yang baik. Tujuan penulisan ini adalah untuk
mengetahui latar biografi, kehidupan, serta pemikiran Al-Farabi mengenai pendidikan Al-Farabi
dengan pendidikan Islam di era modern ini. Metode yang digunakan yaitu adalah metode
kepustakaan (library research). Peneliti menghimpun sumber data melalui literatur-literatur teks,
baik buku, jurnal, maupun artikel-artikel yang berhubungan dengan pembahasan ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Al-Farabi adalah seorang filsuf serta ilmuan muslim yang
menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan dan Bahasa. Pemikiran pendidikan menurut Al-
Farabi adalah dengan mengedepankan pembentukan akhlak atau moralitas. Ilmu menurut Al-
Farabi bersifat bersih, dan hanya akan diperoleh oleh orang memiliki hati bersih serta berakhlak
baik. Dalam proses pendidikan menurut Al-Farabi seorang peserta didik haruslah memperhatikan
setiap perbedaan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Kata Kunci: Pemikiran Al-Farabi, Pendidikan.
Pendahuluan
Filsafat pendidikan islam adalah pemikiran filosofis yang bersifat mendalam yang
bersumber dari aliran aliran filsafat atau pemikir atau filsuf baik dari orang muslim maupun non
muslim sebagai jawaban dari permasalahan pendidikan yang dijadikan dasar sebagai pedoman
dari proses pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai islam.
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan. Pendidikan juga
menempati posisi yang sangat dominan dalam aktivitas manusia. Melalui pendidikan akan
muncul generasi penerus yang mampu memajukan segala aspek kehidupan. Tanpa pendidikan
akan terjadi kesenjangan, karena sumber daya manusia yang dimiliki akan cenderung lemah
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Pendidikan yang baik merupakan modal utama dalam
kemajuan peradaban manusia, terutama dalam hal pengembangan nilai-nilai normatif, sehingga
pendidikan Tidak hanya menciptakan manusia yang pintar akan tetapi juga menciptakan manusia
yang tahu akan bertanggung jawabnya sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial.
Al farabi merupakan seorang filsuf muslim yang memiliki pengaruh besar terhadap
pemikiran dunia timur, bahkan dunia barat. Al farabi merupakan salah satu pemikir dalam
pendidikan islam yang dikenal sebagai guru kedua setelah Aristoteles. Di mana dalam kehidupan
alfa robi selalu menimba ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun umum. Dengan berbagai
ilmu yang dimilikinya, all farabi menjadi seorang ahli filosof yang terkenal. Pada usia muda Al
Farabi bekerja sebagai Hakim di daerahnya, namun Al Farabi merasa lebih tertarik pada ilmu
pengetahuan, mengkaji filsafat dan kebenaran metafisika. Pemikiran Al Farabi mengenai
pendidikan memiliki relevansi dengan pendidikan Islam di Indonesia. Pelaksanaan pendidikan di
era modern sesuai dengan pendidikan pemikiran Al Farabi.
A. Biografi Al-Farabi
Al Farabi, Nama lengkapnya adalah Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn
Tarkhan ibn Awzalagh, lahir di wasij, distrik Arab, turkistan. Ayahnya seorang jenderal
kebangsaan Persia dan ibunya berkebangsaan Turki. Al Farabi melewatkan masa remajanya
di farab. Di negara yang mayoritas penduduknya mengikuti Mazhab Syafi'i di sinilah Al
Farabi menerima pendidikan dasarnya. Pada awal pendidikannya, Al Farabi belajar Al Quran,
tata bahasa, kesusteran, ilmu-ilmu agama dan aritmatika dasar.1
Setelah menyelesaikan studi dasarnya, Al Farabi pindah ke bukhara untuk menempuh
studi lanjut fiqih dan ilmu ilmu lainnya. Pada saat itu, bukhara merupakan ibu negara dan
pusat intelektual serta religius dinasti samaniah yang menganggap dirinya sebagai bangsa
Persia. Pada saat Al Farabi di bukhara, Dinasti zabaniyah di bawah pemerintahan Nashr bin
Ahmad. Munculnya dinasti ini menandai munculnya budaya Persia dalam Islam. Pada masa
1 Ahmad Irwan Hamzani & Havis Aravik, Politik islam sejarah dan pemikiran (Jawa tengah: Nasya Expanding
Management, 2021), 137.
inilah Al Farabi mulai berkenalan dengan bahasa dan budaya serta filsafat Persia. Bahkan di
sini juga Al Farabi belajar tentang musik.2
Al Farabi merupakan filsuf muslim yang dikenal sering berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat lain untuk menimba ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman. Selain
itu riwayat hidup dan mata pencahariannya tidak banyak diketahui orang, Al Farabi dianggap
sebagai tokoh dan filsuf unik, namun karya-karyanya banyak mencuri perhatian para
intelektual, bahkan menjadi bahan kajian para pengarang sejarah filsafat Islam. Riwayat hidup
Al Farabi ditemukan dalam karyanya yang berjudul kitab Ara' ahl al-madinah al fadhilah. Di
dalamnya disebutkan bahwa Al Farabi hidup antara tahun 259-339 H/870-950 M. Akan tetapi
di dalam karyanya tersebut tidak dijelaskan secara detail tentang riwayat hidupnya.3
Karir pemikiran filsafatnya dalam menjembatani pemikiran Yunani dan Islam
terutama dalam ilmu logika dan filsafat sangat Gemilang, sehingga gelar sebagai guru kedua
layak disematkan. Diriwayatkan al-farabi telah belajar logika di Baghdad dari para sarjana
Kristen Yuhanna ibn Hailan dan Abu Biar Matta, perlu segera dicatat bahwa Baghdad saat itu
termasuk pewaris utama tradisi filsafat dan kedokteran di Alexandria. Pertemuan dan
pergumulan pemikiran di Baghdad nantinya menjadi konektor pemikiran Al Farabi yang
meramu filsafat Islam dengan filsafat Yunani neoplatonis. Al Farabi dalam perkembangannya
juga tercatat sebagai guru Yahya ibn Adi, seorang penerjemah Kristen nestorian sebagai tokoh
logika Ibn sa al-Sarraj. Karir pendidikannya cukup panjang hingga pada tahun 330/941 M. Al
Farabi meninggalkan Baghdad menuju aleppo kemudian ke Kairo dan menghembuskan nafas
terakhirnya di damaskus, tepatnya pada bulan Rajab pada tahun 339 Hijriyah atau Desember
950 Masehi.4
Al Farabi termasuk filsuf yang produktif dalam melahirkan berbagai karya tulis, baik
berupa buku maupun tulisan esai pendek dan makalah. Diantara karyanya adalah Masalah fi
Aghrad al-Hakim fi kulli maqalah min al kitab al marsumbi al-huruf, Risalah fi itsbat al
mufaraqat, Syarh risalah zainun al-kabir al-yunani, Risalah fi masa'il mutafarriqah, Al-
ta'liqat, Al-Jam'u baina ra'yai al-hakimain aflatun wa aristu, Risalah fima yajibu ma'rifatuhu
qabla ta'album al-falsafah, Risalah Tahsil al-sa'adah, Ara' ahl al-madinah al fadhilah, kitab
al-siyasat al-madaniyyah, Kitab al-musiqa al-kabir, ihsa' al-ulum, Uyun al masa'il, Al-tanbih
5 Qosim Nurseha Dzulhadi, " Al Farabi dan filsafat kenabian", jurnal studi Agama dan pemikiran Islam, No 1, Vol
12, (Maret, 2014), 128.
6 Gunaldi Ahmad,"pemikiran pendidikan Islam menurut Al Farabi", journal of Islamic education: basic and applied
research, No 1, Vol 1 (April, 2020), 53.
7 Gunaldi Ahmad,"pemikiran pendidikan Islam…,57.
dan pikiran. Karena itu dalam pembelajaran harus memperhatikan fase pertumbuhan tersebut
dengan tahap bertahap jika tidak pemberian pembelajaran yang sesuai masanya akan
memberikan dampak buruk bagi perkembangan jiwa.8
2. Aliran religius rasional
Al Farabi adalah salah satu ulama muslim yang menganut aliran religius rasional (Al mazhab
al diniy al aqlaniy). Aliran ini sekalipun mempunyai kecenderungan kuat terhadap nuansa
keagamaan tetapi tidak sekuat aliran religius konservatif. Maksudnya adalah aliran religius
rasional terkesan memiliki cakupan kajian ilmu yang lebih luas, sedangkan aliran religius
konservatif sebaliknya. Di samping itu aliran ini memadukan antara sudut pandang
keagamaan dengan sudut pandang ke filsafat dalam menjabarkan konsep ilmu, sehingga
kelompok ini berpendapat bahwa pengetahuan itu semuanya muktasabah (hasil perolehan dari
aktivitas belajar) dan yang menjadi modal utamanya adalah Indra. Jadi, aliran religius rasional
berpandangan bahwa konsep pendidikan Islam itu dibangun utamanya dari nilai-nilai
kebajikan filsafat terutama yang berkaitan tentang tujuan pendidikan dan apa saja ilmu yang
perlu dipelajari, dengan Indra sebagai alat untuk memperoleh ilmu itu. 9 Dari aliran religius
rasional, berikut ini berbagai pemikiran Al Farabi tentang konsep pendidikan Islam:
1) Tujuan pendidikan
Menurut Al Farabi, pendidikan merupakan media untuk mendapatkan serangkaian nilai,
pengetahuan, dan keterampilan praktis bagi individu dalam periode dan budaya tertentu.
Tujuan akhirnya, membimbing individu untuk menuju kesempurnaan. Sebab, manusia
diciptakan guna mencapai kesempurnaan. Sementara, kesempurnaan tertinggi adalah
kebahagiaan. Menurut Al Farabi, manusia yang sempurna adalah mereka yang telah
mengetahui kebajikan secara teoritis dan menjalankannya dalam praktik keseharian.
Pendidikan menurut Al Farabi harus menggabungkan antara kemampuan teoritis dari
belajar yang diaplikasikan dengan tindakan praktis. Kesempurnaan manusia menurut Al
Farabi terletak pada tindakannya yang sesuai dengan teori yang dipahaminya. Ilmu tidak akan
mempunyai arti kecuali jika ilmu itu dapat diterapkan dalam kenyataan dalam masyarakat.
Jika tidak diterapkan maka ilmu itu tidak berguna. Singkatnya, menurut Al Farabi seorang
menjadi sempurna jika ia mempraktekkan ilmunya dalam tataran praktis. Dengan begitu Al
10 Agung Setiawan, "konsep pendidikan menurut Al Ghazali dan Al Farabi (studi komparasi)" jurnal tarbawiyah,
No 1, Vol 13, (Juni, 2016), 65-66.
11 Agung Setiawan, "konsep pendidikan…, 66-67.
Pendayagunaan akal dalam berpikir atau memiliki pengetahuan harus dibarengi dengan
pembinaan akhlak atau moralitas.12
3) Pendidik dan peserta didik
Al Farabi menyimpulkan pendidikan yang berhasil sangat berkolerasi dengan kondisi
moral yang baik. Terkait soal Moral ini, ia mendefinisikan moral sebagai keadaan pikiran
tempat manusia melakukan perbuatan yang baik yang memiliki sifat etis dan rasional. Dalam
pemikiran tentang pendidikan Al Farabi menekankan agar kaum terpelajar tak hanya berdiam
di menara Gading. kita tak heran jika Al farabi menyatakan, kesempurnaan teoritis dan
praktik dari pengetahuan yang dimiliki seseorang hanya bisa diperoleh dalam masyarakat titik
sebab kehidupan di suatu masyarakat yang bisa membuat seseorang mempraktekkan
ilmunya.13
Dalam proses pendidikan dan pengajaran perlu diperhatikan potensi-potensi yang
dimiliki oleh setiap peserta didik. Menyebutkan diantaranya:
a. Seorang yang memiliki tabiat jelek karena dalam belajar mempunyai tujuan untuk digunakan
pada hal-hal yang kurang baik. Seseorang yang memiliki hendaknya dibimbing atau dididik
dengan pendidikan budi pekerti dan jangan mengajarkan suatu ilmu kepada seorang yang
memiliki tujuan yang tidak baik dengan ilmu yang akan dimilikinya.
b. Seorang yang memiliki kecerdasan ataupun kepandaian yang kurang, proses bimbingan dan
pendidikan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
c. Seorang yang memiliki budi pekerti yang baik jangan sampai seorang pendidik menghina
terhadap ilmu yang dimiliki Walau sedikit.
Menurut Al Farabi dalam usaha mendidik orang yang memiliki akhlak tercela, hendaknya
dilakukan dengan pendidikan sedangkan seorang yang bodoh hendaknya diajarkan hal-hal
praktis secara terus-menerus. Sementara seseorang yang memiliki akhlak yang baik
hendaknya diajarkan tentang berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan tingkatannya.14
4) Metode pendidikan
Metode pendidikan yang diciptakan oleh al-falbi adalah metode instruksi. Al Farabi
membagi metode instruksi menjadi dua berdasarkan level peserta didik. Pertama adalah
12 Humaedah & Mujahidin Almubarak,"pemikiran Al Farabi tentang pendidikan dan relevansinya dengan dunia
kontemporer", jurnal ilmiah mahasiswa raushan Fikr, No 1, Vol 10,(Juni, 2021),108.
13 Agung Setiawan, "konsep pendidikan…, 67
14 Humaedah & Mujahidin Almubarak,"pemikiran Al Farabi tentang pendidikan…,109.
metode yang disesuaikan untuk peserta didik biasa atau masih muda dengan langkah
persuasif. Menurut al-farabi, metode persuasi merupakan metode membujuk pendengar
dengan hal-hal yang logis dan memuaskan pikirannya tanpa mencapai kepastian. Bujukan
akan tercapai ketika pendengar melakukan hal-hal yang dia yakini adalah benar. Dalam
praktiknya metode persuasif dapat dilakukan melalui pidato dan kegiatan bersama-sama
antara guru dan peserta didik. Metode persuasif cocok untuk mengajarkan mata pelajaran seni,
kerajinan dan akhlak. Sedangkan metode kedua adalah demonstratif untuk peserta didik Elite.
Metode pendidikan kedua ini dapat dilakukan melalui pidato, guru berpidato untuk
menerangkan mata pelajaran yang diajarkannya seperti mengajarkan teori-teori tentang
kebaikan dalam masyarakat. Perbedaan kedua metode tersebut adalah metode persuasif tidak
menuntut adanya bukti yang mendukung sedangkan metode demonstratif harus ada bukti-
bukti yang mendukung atau kepastian.15
3. Aliran pragmatis memiliki pengertian aliran pendidikan guna mencegah perilaku buruk dan
meningkat moral. Dalam pemikiran filsafat pendidikan Islam Salah satu tokoh yang menganut
pemikiran ini adalah Ibnu Khaldun. Bagi Ibnu Khaldun pendidikan lebih berorientasi pada
aplikatif praktis. Dia mengklasifikasikan ilmu berdasarkan tujuan fungsionalnya, bukan
berdasarkan nilai substansinya Semata.16
C. Relevansi pemikiran Pendidikan Al-Farabi dengan Pendidikan Agama Islam
Pemikiran Al-Farabi dalam bidang Pendidikan sangat relevan dengan Pendidikan Agama
Islam pada saat ini. Mengingat pengertian Pendidikan yang dikemukakan oleh Al-Farabi
mempuanyai kesamaan dengan pengertian Pendidikan zaman modern ini. Al-Farabi
mengemukakan makna Pendidikan sebagai sarana untuk mendapatkan serangkaian nilai
pengetahuan dan keterampilan praktis bagi individu. Hal ini sejalan dengan pengertian
Pendidikan di Indoneisa saat ini yang mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan empat
aspek pada dirinya, yaitu aspek spiritual, aspek social, aspek pengetahuan dan keterampilan.
Adapun relevansi pemikiran Al-Farabi dengan Pendidikan Agama islam di Indinesia sebagai
berikut.
Pertama, pemikiran pendidikan menurut Al-Farabi adalah pendidikan merupakan cara
seorang individu untuk memperoleh nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan. Hal tersebut
tentunya sejalan dengan pengertian pendidikan di era modern, bahwa pendidikan bukan sekadar
15 Risky Aviv Nugroho, "Nalar pikir Al Farabi…, 20.
16 Gunaldi Ahmad,"pemikiran pendidikan Islam…,58
transformasi ilmu pengetahuan, namun juga mengembangkan potensi-potensi anak, serta
membentuk individu yang berkarakter yang baik. Kemudian dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, peserta didik harus mencapai 4 kompetensi inti. KI 1 dan 2 mengenai afektif siswa,
yaitu sikap dan spiritual, KI 3 mengenai kognitif siswa, yaitu pengetahuan, dan KI 4 mengenai
psikomotorik, yaitu mengenai keterampilan siswa. Kemudian juga bila merujuk kepada UU
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan memiliki pengertian, “…
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaa,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” (UU Nomor 20 Tahun 2003.Pdf, n.d.)
Kedua, aliran religious dan rasional yang dikemukakan oleh Al-Farabi sangat relevan dengan
zaman dimana perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Pada zaman ini
informasi dengan cepat bisa kita dapatkan. Baik itu dari media social maupun alat elektronik
yang lain. Tentu tidak semua informasi dapat kita terima dengan begitu saja. Kita harus mampu
membentengi diri kita dengan religious yang kuat supaya kita tidak mudah terbawa oleh dampak
negative yang ditimbulkan dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi itu sendiri.
Ketiga, seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi , tentu kita tidak bisa menolak
nya dan kita juga tidak dapat menutup diri dengan terjadinya perkembangn yang pesat ini. Kita
harus mampu mengikuti perkembangan yang terjadi. Kita harus memiliki kemampuan dan
keterambilan dalam bidang IT, supaya kita tidak menjadi manusia yang tertinggal. Maka kita
harus punya kesadaran dan kemauan untuk mempelajari dan mecari pengetahuan dalam bidang
teknologi dan informs. Hal ini sejalan dengan pemikiran Al-Farabi yang mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak hanya dalam bidang keagamaan, namun juga ilmu-ilmu yang menunjang
kemaslahatan dan kemajuan peradaban seperti ilmu astronomi, matematika, geografi, sosiologi
dan ilmu tentang alam.
KESIMPULAN
Al-Farabi adalah tokoh filsuf muslim yang menguasai banyak ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang filsafat dan ilmu logika. Beliau telah berhasil meghasilkan karya-karya yang luar
biasa. Pemikiran Pendidikan Al-Farabi lebih menkankan pada pembetukan nilai akhlak dan
moral. Tujuan Pendidikan menurut beliau adalah proses pencapaian kesempurnaan individu,
kesempurnaan uang dimaksudkan disini adalah individu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan
mampu me-realisasikan ilmu yang dipeolehnya dalam kehidupan.
Relevansi pemikiran Al-farabi dengan Pendidikan Agama islam adalah dari pengertian
Pendidikan yang dikemukakan oleh beliau sesuai dengan pengertian Pendidikan saat ini, yakni
Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu namun juga pembentukan karakter setiap peserta
didik. Pembentukan karakter yang dimaksudkan adalah membentuk individu yang memiliki
spiritual keagamaan yang kuat, membentuk individu yang mempunyai akhlak yang mulia serta
memiliki keterampilan yang mumpuni untuk digunakan kelak di kehidupan bermasyarakat.
Mengenai pembentukan spiritual yang kuat dan akhlak yang mulia ini sangat relevan untuk
dierapkan pada za;man sekarang karena hal itu sangat dibutuhkan untuk membentengi diri atau
menjadi filter dari dampak-dampak negative yang kemungkinan akan terjadi akibat
perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Kemudian pengklasifikasian ilmu
pengetahuan yang diberikan oleh Al-farabi dapat diterapkan dalam kurikulum Pendidikan islam.
Bahwasanya penting bagi kita umat muslim untuk menguasai dan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Setiawan. 2016. Konsep pendidikan menurut Al Ghazali dan Al Farabi (studi komparasi).
Jurnal tarbawiyah.1 (13)
Gunaldi Ahmad. 2020. Pemikiran pendidikan Islam menurut Al Farabi. journal of Islamic
education: basic and applied research. 1 (1)
Humaedah & Mujahidin Almubarak. 2021. Pemikiran Al Farabi tentang pendidikan dan
relevansinya dengan dunia kontemporer. jurnal ilmiah mahasiswa raushan Fikr. 1 (10)
Hamzani, Ahmad Irwan & Havis Aravik. 2021. Politik islam sejarah dan pemikiran. Jawa
tengah. Nasya Expanding Management.
Muthhar, Moh Asy'ari. 2018. The ideal state.Yogyakarta: Diva press.
M. Wiyono. 2016 pemikiran filsafat Al Farabi. jurnal ilmu-ilmu Ushuluddin. 1(18)
Qosim Nurseha Dzulhadi. 2014. Al Farabi dan filsafat kenabian. jurnal studi Agama dan
pemikiran Islam. 1 (12)
Risky Aviv Nugroho. 2022. Nalar pikir Al Farabi (religius rasional) tentang pendidikan dalam
konteks dunia modern. journal Islamic studies 1 (1)