Bab V Rencana Penambangan
Bab V Rencana Penambangan
Bab V Rencana Penambangan
RENCANA PENAMBANGAN | V - 1
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Bobot : 25 Kn/m³ :
Sudut : 34 °
Geser
Over all
: 22°
Slope
RENCANA PENAMBANGAN | V - 3
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Berdasarkan analisis hasil proyeksi nilai factor Keamanan yang didapatkan pada
lereng 1 sebesar 1,595, Lereng 2 sebesar 1,540, Lereng 3 sebesar 1,845 dan Lereng
Keseluruhan (overall Slope) sebesar 1,611 berdasarkan klasifikasi (Bowles, 1991)
termasuk dalam kategori aman. Penampang section rona akhir pertambangan
ditunjukkan oleh gambar 5.5 s.d. 5.6.
RENCANA PENAMBANGAN | V - 4
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 5
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 6
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
• Rekomendasi Kemampugalian
Selain factor nilai FK untuk penentuan jenjang tambang pada Lokasi SIPB PT.
Amertha Sakti Wiguna untuk analisis kestabilan lereng juga menggunakan klasifikasi
Massa Batuan (Rock Mass Rating). Klasifikasi Massa Batuan atau Rock Mass Rating (RMR)
dibuat pertama kali oleh Bieniawski (1973). Sistem klasifikasi ini telah dimodifikasi
beberapa kali (terakhir 1989), Rock Mass Rating (RMR) ini terdiri dari 6 (enam)
parameter yaitu :
1. Kuat tekan batuan utuh (c).
2. Rock Quality Designation (RQD).
3. Jarak/Spasi bidang diskontinyu (terutama kekar).
4. Orientasi bidang diskontinyu (terutama kekar).
5. Kondisi Ketidakmenerusan
6. Air tanah
Pada Wilayah SIPB PT. Amertha Sakti Wiguna litologi yang dijumpai memiliki
karakteriktik yang cukup lemah, yaitu batuan endapan laharin yang merupakan material
sediment lepas , batuan dapat terkelupas dengan palu sedimen dengan mudah, serta
terdapat bekas pukulan sedikit Ketika dipukul dengan palu geologi, sifat tersebut
menunjukan bahwa nilai UCS batuan tergolong dalam kategori Weak (R1). Pada seluruh
titik amat geologi, tidak dijumpai struktur geologi berupa kekas, sesar, dan retakan sama
sekali, batuan memiliki kontak antar butir yang tidak kompak (memiliki hubungan antar
butir yang saling lepas) kondisi batuan tersebut memiliki kekerasan yang dengan dengan
kondisi tidak terdapatnya bidang diskontinuitas. Dengan kondisi batuan yang tidak
memiliki sesar maupun kekar, akan tetapi kondisi batuan tersebut memiliki hubungan
antar butir yang saling lepas, maka pada penilaian bidang diskontinuitas yang rendah,
kondisi bukaan, dan kekasaran yang rendah. Selanjutnya kondisi air tanah pada daerah
penelitian umumnya dalam karena merupakan daerah kaki gunung, dan warga untuk
memenuhi kebutuhan air memamfaatkan sumbermata air. Berdasarkan karakteriktik
dari masing – masing parameter tersebut diperoleh nilai RMR sebesar 23, Adapun detail
penilaian RMR seperti pada Tabel 5.2.
RENCANA PENAMBANGAN | V - 7
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Bobot 15 10 7 4 0
RENCANA PENAMBANGAN | V - 8
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 9
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 10
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 11
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 12
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Gambar 5.8. Peta Siutasi SIPB Komoditas Kerikil Berpasir Alami (Sirtu) PT. Amertha Sakti Wiguna
RENCANA PENAMBANGAN | V - 13
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
2. Tahap Operasional
Pada Tahap Operasional merupakan tahapan eksploitasi Batuan secara
sistematis dari nilai cadangan batuan kerikil berpasir alami (Sirtu), dan/atau tahap
operasi produksi, adapaun kegiatan tahap operasi produksi seperti berikut :
1. Pembongkaran/Penambangan (Loosening)
Kegiatan yang dilakukan meliputi pekerjaan pembongkaran/penambangan.
Dalam kegiatan pembongkaran batuan dilakukan dengan menggunakan
excavator.
2. Pemuatan dan Pengangkutan (Loading and Hauling)
Kegiatan pemuatan material hasil penambangan dilakukan dengan excavator,
sedangkan pengangkutan Kerikil Berpasir Alami (Sirtu)dari lokasi
penambangan ke penimbunan di stockplie dilakukan dengan dump truck.
3. Pemasaran
Setelah pekerjaan utama yang meliputi pembongkaran (loosening) pemuatan
dan pengakutan (loading dan hauling) dilakukan, maka material siap untuk
dipasarkan.
3. Tahap Purna Operasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi penataan kembali lahan bekas
tambang yang nantinya dapat difungsikan kembali sesuai peruntukannya. Tahapan-
tahapan purna operasi sebagai berikut :
1. Reklamasi dan Pasca Tambang
Reklamasi dan Pasca Tambang adalah pekerjaan penataan kembali lahan
bekas tambang yang nantinya dapat dipergunakan kembali sesuai dengan
peruntukannya menjadi area sungai dan serta wisata berbasis konservasi
sungai. Kegiatan reklamasi akan dilakukan dengan mengikuti kemajuan
tambang, yaitu jika telah tersedia areal yang selesai ditambang maka pada
lahan tersebut langsung dilakukan reklamasi.
2. Demobilisasi Alat
Demobilisasi alat dilakukan dengan menggunakan trailer dimana peralatan
alat berat yang berada di lokasi tambang diangkut kembali ke luar lokasi
tambang.
RENCANA PENAMBANGAN | V - 14
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 15
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Waktu kerja tambang digunakan untuk memperkirakan waktu efektif kerja yang
dapat digunakan untuk melaukan estimasi penjadwalan produksi di daerah
penambangan. Jam kerja tidak dapat dilakukan sepenuhnya dikarenakan ada beberapa
hambatan – hambatan dan kegiatan rutin yang terjadi baik kegiatan sehari – hari pekerja
maupun di lapangan, baik yang dapat dihindari atau yang tidak dapat dihindari.
Waktu kerja 1 shift/hari (08.00 – 16.00) yang mana dengan asumsi 1 shift/hari
dengan durasi waktu 8 jam dan tentunya dikurangi dengan jam non efektif seperti :
istirahat dan makan, safety talk, toolbox meeting, pre start, refueling, rain,slippery, Friday
praying dll dan mempertimbangkan hari hari libur nasional seperti tahun baru dan hari
raya keagaam seperti Idul fitri, Idul adha, Natal, Paskah, Nyepi, dan Waisak, pada saat
kondisi lalu lintas ramai yang tak jarang terdapat intruksi dari pemerintah setempat
bahwa angkutan tambang dihentikan sementara.
Selain itu melihat kondisi area penambangan yang berada di sungai besar,
aktivitas penambangan akan sangat terpengaruhi oleh keadaan cuaca dimana biasanya
pada saat hari hujan biasanya debit air sungai yang berasal dari hulu akan bertambah dan
membahayakan alat dan pekerja pada saat kegiatan penambangan maka perusahaan
mengambil kebijakan bahwa pada saat hari hujan operasinal penambangan akan
dihentikan.
Untuk membuat perencaaan hari kerja perbulan dalam setahun diperlukan analisa
data hari hujan per bulan dalam 10 tahun yang kemudian akan dijumlahkan dengan hari
libur yakni hari minggu dan hari libur keagaaman untuk mengurangi jumlah hari dalam 1
tahun yaitu 365 hari.
Tabel 5.7. Analisa data hari hujan tahun 2011- 2020
Tahun
Bulan Rata
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Rata
Januari 21 16 23 22 20 17 25 25 17 16 20
Febuari 18 15 18 19 15 17 21 20 17 16 18
Maret 24 14 11 9 21 23 17 14 20 16 17
April 17 9 16 12 21 19 20 4 8 8 13
Mei 13 7 9 11 5 18 7 4 2 12 9
Juni 0 0 11 7 1 13 4 2 0 4 4
RENCANA PENAMBANGAN | V - 16
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Juli 0 0 9 7 0 10 3 0 0 1 3
Agustus 0 0 0 0 0 5 0 1 0 1 1
September 0 0 1 0 0 16 3 1 0 4 3
Oktober 6 7 6 1 0 21 12 0 1 11 7
November 22 23 20 19 13 26 23 8 7 13 17
Desember 14 24 20 21 21 16 16 17 15 15 18
Total 135 115 144 128 117 201 151 96 87 117 130
Febuari 4 18 4 18 4 18
Maret 7 17 8 17 8 17
April 6 13 5 13 5 13
Mei 5 9 5 9 7 9
Juni 6 4 6 4 4 4
Juli 4 3 4 3 4 3
Agustus 5 1 6 1 6 1
September 5 3 4 3 4 3
Oktober 4 7 4 7 4 7
November 4 17 5 17 5 17
Desember 7 18 5 18 5 18
Jumlah 62 130 61 130 61 130
Total 192 191 191
RENCANA PENAMBANGAN | V - 17
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Agustus 25 24 24
September 22 23 23
Oktober 20 20 20
November 9 8 8
Desember 6 8 8
Jumlah 174 174 174
Rencana produksi PT. Amertha Sakti Wiguna untuk menentukan umur tambang
didasarkan dari jumlah hari dan efektif kerja namun PT. Amertha Sakti Wiguna juga
memperhatikan jumlah cadangan yang terambil berdasarkan desain tambang. Adapun
rencana produksi berdasarkan hari kerja dan berdasarkan desain tambang seperti
dibawah :
a. Jumlah Cadangan
Setelah dilakukannya penelitian maka didapatkan cadangan tertambang sebesar
64.440 m3 atau 109.548 ton.
Tabel 5.10.Rencana Produksi Batuan (Sirtu) Berdasarkan Desain Tambang
pushback, phase, slice dan stage. Tujuan dari pentahapan penambangan adalah
untuk menyederhanakan seluruh volume yang ada dalam quarry kedalam
unit-unit quarry penambangan yang lebih kecil, sehingga memudahkan
penanganannya. Dalam merancang tahapan penambangan, parameter waktu
harus diperhitungkan, karena waktu merupakan parameter yang sangat
berpengaruh dalam suatu penjadwalan tambang (mine scheduling) untuk
dapat mengoptimalkan target produksi (Waterman Sulistyana B, 2010).
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang dengan baik akan
memberikan akses kesemua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang
cukup untuk kegiatan peralatan kerja tambang secara effisien. Hal tersebut
dilakukan untuk memperhitungkan jumlah material yang terlibat dan
kemungkinan akses jalan angkut keseluruh permukaan kerja.
Rancangan sekuen penambangan mengacu pada model pit limit yang
telah dirancang. Target produksi rata – rata yang direncanakan untuk lokasi
ini adalah 21.480 m3 / tahun.
Berdasarkan rencana target produksi tersebut dan umur tambang selama 3
tahun, sekuen penambangan sirtu dibagi menjadi 3 sekuen penambangan.
• Tahun ke-1
Pada tahun ke 1 dilakukan penambangan dimulai dari elevasi 12 mdpl dengan
kedalam 2 meter secara menerus ke seluruh area penambangan tahun 1 hingga
elevasi terbawah 9 mdpl, ketinggian lereng maksimal terbentuk 2 m, target
produksi sirtu 21.480 m3 atau 36.516 ton. Luas bukaan tambang Tambang Tahun
1 8.719 m2. Penambangan tahun pertama tidak terdapat top soil maupun
overburden.
• Tahun ke-2
Pada Tahun ke 2 dilakukan penambangan di sungai dari elevesi 12 mdpl hingga
mencapai dasar sungai pada elevasi 9 mdpl, dari dasar dilakukan penambangan
dengan kedalaman 2 meter menerus ke seluruh area penambangan tahun kedua
seluas 12.789 m2 , ketinggian lereng maksimal terbentuk 2 m, target produksi sirtu
21.560 m3 atau 36.567 ton. Penambangan tahun pertama tidak terdapat top soil
maupun overburden.
RENCANA PENAMBANGAN | V - 19
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
• Tahun ke -3
Pada Tahun ke 3 dilakukan penambangan di sungai dari elevesi 12 mdpl hingga
mencapai dasar sungai pada elevasi 9 mdpl, dari dasar dilakukan penambangan
dengan kedalaman 2 meter menerus ke seluruh area penambangan tahun kedua
seluas 11.209 m2 , ketinggian lereng maksimal terbentuk 2 m, target produksi sirtu
21.450 m3 atau 32.207 ton. Penambangan tahun pertama tidak terdapat top soil
maupun overburden.
Tabel. 5.11 Sekuen Penambangan Batuan (Sirtu) Pertahun PT. Amertha Sakti Wiguna
Jumlah
Akumulasi D
Tanah Jml Batuan Req Level
Thn Luas Luas Bukaan Luas Bukaan Kedalama
Bukaan Tambang Tambang Penutup (m³) (mdpl)
n (m)
Tanah (m²) Baru (m²) Baru (m²) (m³)
13- 9 (bench 2m
2024 8,719 8,719 8,719 - 21,480
1) (bench 1),
12 - 9 (bench 3 m
2025 20,998 12,279 20,998 - 21,510
1), (bench 1)
3m
2026 32,207 11,209 32,207 - 21,450 12 -9 (bench 1)
(bench 1)
Total 32,207 - 64,440 - 13-9 mdpl
Awal penambangan dilakukan dengan cara Open Pit dan selanjutnya penambangan
akan dilanjutkan ke Pit - Pit lain dengan arah urutan - urutan penambangan sesuai target.
Adapun rencana sekuen penambangan seperti pada Gambar 5.9 sd Gambar 5.11
RENCANA PENAMBANGAN | V - 20
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 24
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
Amertha Sakti Wiguna sepanjang 700 m. sehingga cycle time yang diperlukan dump
truck adalah 3 kali pengangkutan per jam.
Sistem pengangkutan dari lokasi pertambangan ke Konsumen dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Alat angkut yang digunakan adalah dumptruck dengan kapasitas angkut
10 ton atau 5 m3 dengan menggunakan alat muat excavator dengan
kapasitas bucket 0.9 m3.
b. Jalur pengangkutan melalui jalan haul atau jalan tambang sepanjang 700
m.
c. Kemudian dari jalan Haul road melewati jalan Desa Somakaton sejauh ±
700 meter kemudian ke jalan desa somakaton ke jalan utama ke jalur
provinsi ruas Banyumas – Banjarnegara sejauh ±2 km.
Namun PT. Amertha Sakti Wiguna mengutamakan tidak menimbul material
Batuan (Sirtu) pada stockpile namun lebih mengutamakan pengangkutan langsung
untuk dilakukan penjulan ke konsumen.
Dengan Asumsi produksi pertahun terbanyak 64.440 m3 atau 109.548 ton.
dengan hari kerja 25 hari dalam 1 bulan dan 8 jam kerja maka peningkatan volume
kendaraan sebanyak 15 dump truck dalam satu hari kerja.
RENCANA PENAMBANGAN | V - 25
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 26
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
B. Alat Pengangkutan
Alat angkut yang akan digunakan adalah dump truck dengan kapasitas 5
m3 . Dump truck digunakan sebagai alat angkut baik dari front tambang ke
stockpile maupun ke konsumen langusung. Adapun gambaran Dump Truck
seperti pada Gambar 5.14
RENCANA PENAMBANGAN | V - 27
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
C. Alat Pendukung
Selain peralatan utama terdiri dari alat gali, muat, dan amhkut, juga
diperlukan peralatan pendukung seperti cangkul, sekop, linggis, peralatan
pertukangan dan perbengkelan untuk mendukung tenaga manual.
RENCANA PENAMBANGAN | V - 28
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
volume dari keadaan asli (bank) di lapangan, menjadi material dalam kondisi
lepas (loose). Swell factor merupakan persentase volume material dalam
keadaan asli dengan volume material tersebut dalam keadaan lepas dengan
rumus sebagai berikut
Swell Factor = 𝑊𝑙 / 𝑊𝑠
Keterangan:
Wl : Massa jenis material loose, ton/m3
Ws : Massa jenis materian insitu, ton/m3
Selain itu untuk mencari swell factor juga dapat dengan melihat pada tabel
5.15
Tabel 5.15 Faktor Perubahan Volume Material
RENCANA PENAMBANGAN | V - 29
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
melebihi 100%. Nilai bucket fill factor dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
BFF = 𝑉𝑏/𝑉𝑑 𝑥 100%
Keterangan:
BFF : Bucket Fill Factor, %
Vb : Volume nyata alat muat, m3
Vd : Volume baku, m3
Penambangan yang dilakukan PT. Amertha Sakti Wiguna berlokasi di sungai
dan area penambangannya adalah dasar sungai serayu yang mana kondisi
bahan galian sirtu mengalami pengendapan dan sebagian mengeras di dasar
sungai sehingga pada proses pemuatan direncanakan nilai Vb yang rendah
yakni 0,5 m. Maka berdasarkan rumus diatas dapat dihitung nilai Bucket Fill
Factor adalah
BFF = 0,5 m3 /0.8 m3 x 100%
BFF = 62,5 %
3. Produktivitas excavator untuk pembongkaran dan pemuatan sirtu dapat di
ketahui sebagai berikut :
• Ukuran Bucket : 0.8 m3
• Cycle time : 60 detik
• Fill Factor Bucket : 0.625
• Swell Faktor : 1,11
• Target Produksi : 72 BCM/hari x 1.11 = 79.48 LCM/hari
• EU : 66 %
• MA : 96 %
Maka dapat dihitung :
a. Produktivitas excavator/jam = (3600/CT x (bucket capacity X BFF) x EU
= 19,8 LCM/Jam
b. Produktivitas Excavator/hari = 19,8 LCM/jam x 6,2 jam/hari
= 122,76 LCM/hari
c. Jumlah Excavator yang bekerja di lapangan = Target Produksi / Produksi exc
= 79.48 LCM/hari / 122,76 LCM
RENCANA PENAMBANGAN | V - 30
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 31
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 32
DOKUMEN RENCANA PENAMBANGAN SURAT IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN
PT. AMERTHA SAKTI WIGUNA
KOMODITAS BATUAN KERIKIL BERPASIR ALAMI (SIRTU)
RENCANA PENAMBANGAN | V - 33