BAB - VI - Rencana Penambangan
BAB - VI - Rencana Penambangan
BAB - VI - Rencana Penambangan
BAB V
RENCANA PENAMBANGAN
46
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
tindakan – tindakan pencegahan atau penanggulangan longsoran yang akan terjadi agar
tidak menimbulkan korban jiwa serta kerugian yang lebih besar.
Beberapa usaha pemantauan kemantapan lereng yang direkomendasikan adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi struktur geologi seperti lahan, kekar, pemunculan rembesan – rembesan air
tanah. Identifikasi ini dilakukan langsung setelah dilakukan pemotongan lereng pada saat
operasional tambang, sehingga pada saat dilakukan pembukaan / pemotongan lereng
ditemukan gejala – gejala tersebut maka perlu dilakukan pemantauan secara intensif dengan
memasang patok – patok geser.
b. Identifikasi gejala – gejala longsoran selama berjalannya penambangan seperti timbulnya
rekahan – rekahan pada lereng bukaan tambang, bila dijumpai gejala – gejala tersebut diatas
maka perlu dilakukan pemantauan secata intensif dengan memasang patok – patok geser.
c. Membuat prosedur / petunjuk operasional untuk pemantauan longsoran sebagai berikut:
- Peralatan yang digunakan
Alat ukur (EDM, PS, atau Georadar)
Patok (terbuat dari logam tahan karat atau kayu / bambu yang di cat atau diberi tanda
yang mencolok)
Alat pencatat.
- Prosedur pengukuran
Tentukan titik patok tetap pada lokasi yang stabil dan menetap (tidak
dipindahkan)selama patok difungsikan. Bila perlu patok tetap dipasang dudukan
(pondasi) agar kuat da tidak mudah digeser; selain itu, ada hal – hal lain yang juga
menjadi pertimbangan dalam menentukan design tambang, yaitu
Aspek lingkungan, dalam hubungannya dalam pasca tambang;
Kontrak dengan konsumen (buyer);
Sarana dan prasarana yang sudah tersedia.
Dalam penyusunan desain tambang, hal pertama yang harus diketahui adalah jumlah
cadangan sirtu yang tersedia, karena kualitas cadangan sirtu akan menyangkut penentuan
kapasitas produksi tambang dan umur tambang. Dari hasil pengukuran Geolistrik diketahui
bahwa sumberdaya sirtu sebesar 4.546.108 BCM, sedangkan volume cadangan sirtu Andesit
adalah sebesar 1.889.900 BCM.
47
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
Tabel
5.1 Rencana
Produksi
Tahun ke Rencana Sirtu terjual
(losses 4,8%)
1 225.000
2 525.000
3 525.000
4 525.000
Total 1800000
48
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
49
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
J = Hari ke j
N = Jumlah hari pengamatan
Fᵢ = Faktor koreksi untuk jenis kendaraan.
Dalam kegiatan ini survey lalu lintas hanya dilakukan studi pustaka karena jalan yang
akan dibangun belum ada.
Survey Topografi
Kegiatan pengukuran untuk rencana teknik jalan raya sama dengan pengukuran
untuk rencana bangunan teknik sipil lainnya yang intinya adalah melakukan
pengukuran sudut dan jarak (Horisontal) serta pengukuran beda tinggi (Vertikal).
Pengukuran untuk rencana teknik jalan mempertimbangkan pula jarak yang panjang
sehingga bentuk lengkung permukaan bumi juga diperhitungkan. Pengukuran route
sesungguhnya adalah pengukuran detail yang dilakukan pada route hasil survey
pendahuluan, yang kegiatannya meliputi :
Perintisan untuk pengukuran
Pemasangan patok (Bench Mark dan kayu)
Pengukuran detail
Pengukuran route yang dilakukan sepanjang trase jalan rencana (route hasil
survey, reconnaissance) dengan menganggap sumbu jalan rencana pada trase ini
sebagai garis kerangka poligon utama. Pemasangan patok Bench Mark setiap 1
km dan patok kayu pada setiap 50 m. Survey Hidrologi
Survey Hidrologi diperlukan untuk perencanaan sistem dan saluran drainase agar
konstruksi jalan aman terhadap pengaruh air selama usia rencana, karena kerusakan
yang terjadi pada konstruksi jalan raya pada umumnya langsung ataupun tidak
langsung disebabkan oleh air.
Survey Geoteknik
Survey Geoteknik untuk rencana jalan meliputi survei geologi, survei material, dan
investigasi tanah. Survey geologi dan investigasi tanah dilakukan untuk memetakan
penyebaran tanah/batuan dasar yang meliputi kisaran tebal tanah pelapukan
sepanjang trase jalan rencana sehingga dapat memberikan informasi mengenai
stabilitas lereng, prediksi penurunan lapisan tanah dasar dan daya dukungnya,
setelah dipadukan dengan hasil pengujian laboratorium. Sedangkan survey material
dilakukan untuk mengetahui lokasi dan kuantitas (besarnya deposit) pada daerah
50
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
Standard Perencanaan
Standard perencanaan geometrik jalan yang digunakan dalam perencanaan jalan tambang dari
areal PT. Arto Bangun Cemerlang ke jalan utama (PU) adalah standard yang dikeluarkan oleh
Bina Marga, meliputi:
1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya (PPGJR) No. 13/1970, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Jakarta.
2. Standard Perencanaan Geometrk untuk Jalan Perkotaan, Maret 1992, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
3. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jalan
No. 038//NM/1997, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Dasar Perhitungan Jalan Tambang
1. Lebar Jalan Lurus
Lebar jalan lurus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
L = nWt+[(n+1) (0,5Wt)]+P
Dimana:
Lb = Lebar jalan minimum pada jalan lurus, meter
U = Jumlah lajur
N = Lebar alat angkut (dump truck), meter
Wt = Lebar saluran drainase, meter.
Gambar 5.1
Jalan lurus Minimum
51
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
Lb = n (U+ Fa + Fb +z) + c
(U+Fₐ+Fb)
C = Z -2
Dimana:
Lb = Lebar minimum jalan pada tikungan, meter
U = Lebar jejak roda, meter
Fa = Lebar juntai (Overhang) depan, meter
Fb = Lebar juntai (Overhang) tikungan, meter
Z = Jarak sisi luar badan dump truck ke tepi jalan, meter
C = Jarak dua dump truck pada waktu berpapasan, meter
Gambar 5.2
Lebar minimum jalan berbelok
Struktur Perkerasan Jalan
Indeks Permukaan Awal (IPo) = 3,0
Indeks Permukaan Akhir (IPt) = 1,5
Faktor Regional = 2,50
Koefisien Kekuatan Relatif
- Aggregate Base, Kelas B = 0,13
- Aggregate Sub Base, Kelas C = 0,11
Lebar jalur lalu lintas = 14,00 m
Lebar bahu jalan = 2,5 m
Lebar tanggul =2m
Tinggi tanggul = 1,5 m
Lebar space lahan =1m
52
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
53
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
jadi, lebar jalan minimum pada jalan lurus menurut ketentuan rumus adalah sebesar 8,7 meter,
sementara untuk lebar jalan lurus yang direncanakan oleh PT. Arto Bangun Cemerlang atau yang
biasa disebut sebagai ruang milk jalan adalah selebar 10 meter
2. Lebar Jalan Tikungan
Lebar jalan minimum pada tikungan dihitung dengan menggunakan rumus :
W = (2(U + Fa + Fb + Z)+C
C =Z
Z =0,5(U+Fa+Fb)
Dimana:
W = Lebar minimum jalan pada tikungan, meter
U = Lebar jejak roda, meter
Fa = Lebar juntai (Overhang) depan, meter
Fb = Lebar juntai (Overhang) tikungan, meter
Z = Jarak sisi luar badan dump truck ke tepi jalan, meter
C = Jarak dua dump truck pada waktu berpapasan, meter
Dari spesifikasi dump truck yang akan digunakan yaitu Nissan Cwa, maka diperoleh data sebagai
berikut :
U = 2,53 meter
Fa = 0,693
Fb = 0,693
Z = ⅟₂(U+Fa+Fb)
= ⅟₂( 2,53+ 0,693 +0,693)
= 1,958 meter
W = 2 (2,53+0,693 +0,693+1,958) + 1,958
= 13,706 meter
Jadi, lebar jalan minimum pada jalan tikungan menurut ketentuan rumus adalah sebesar 13,706
meter, sementara untuk lebar jalan tikungan yang direncanakan oleh PT. Arto Bangun
Cemerlang adalah selebar 20 meter. Jalan angkut tanah penutup sebagian besar sifatnya tidak
permanen, oleh sebab itu untuk jalan ini tidak dilakukan Perkerasan jalan.
54
Dokumen STUDI KELAYAKAN
Tambang Sirtu PT. ABC
Ds. Sirnarasa Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
Jalan angkut sirtu ini terdiri dari dua bagian yaitu jalan yang menghubungkan dari lokasi pit
penambangan ke lokasi pengolahan dan lokasi pengolahan ke jalan umum (PU)
Panjang jalan angkut Batu Andesit ke lokasi pengolahan akan mengikuti dari kemajuan tambang
dan mempunyai beberapa tahap sebagai
berikut :
1. Tahap Pertama tahun 1 - 10 sepanjang 450 m
2. Tahap ke dua tahun 11 - 15 sepanjang 1200 m
Sedangkan panjang jalan dari lokasi pengolahan ke jalan umum Pu mempunyai panjang 500 m
dan ini tetap dari awal sampai akhir penambangan.
Jalan angkut sirtu di buat permanen. Lebar jalan yang akan di bangun adalah sebagai berikut :
Tabel
Rencana Penggunaan Peralatan Tahun 2021
No. Jenis Jumlah Keterangan
1 Excavator 2 Jenis PC 200
2 Truck 6 Kapasitas 7 kubik
3 Rock breaker 1 Jenis Hitaci Zaxis 350 LC
Total 6
55