Contoh Rencana Relamasi Tambang
Contoh Rencana Relamasi Tambang
Contoh Rencana Relamasi Tambang
PENDAHULUAN
b. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Belu dapat dikelompokan atas beberapa kelompok
berdasarkan ketinggian tempat diatas permukaan laut. Keadaan topografi
Kabupaten Belu dirinci seperti berikut di bawah ini :
Ketinggian 0 – 230 m dpl seluas 98,349 Ha (40,12 %)
Ketinggian 230 – 500 m dpl seluas 95,958 Ha (39,12 %)
Ketinggian 500 – 750 m dpl seluas 30,710 Ha (12,56 %)
Ketinggian 750 – 1000 m dpl seluas 17,240 Ha (7,03 %)
Keadaan topografi Kabupaten Belu bervariasi antara ketinggian 0 sampai
dengan +1500 m.dpal (meter di atas permukaan laut). Variasi ketinggian rendah
(0-150 m.dpal) mendominasi wilayah bagian selatan dan sebagian kecil di bagian
utara. Sementara pada bagian tengah wilayah ini terdiri dari area dengan dataran
sedang (200-500 m.dpal). Dataran tinggi di Kabupaten Belu ini hanya menempati
kawasan pada bagian timur yang berbatasan langsung dengan RDTL. Zone-zone
dataran rendah di bagian selatan ini sebagian besar digunakan sebagai areal
pertanian dan kawasan cagar alam hutan mangrove.
Peta Topografi Kabupaten Belu
b. Morfologi
Pada umumnya Desa Tukuneno memiliki daerah yang bermofologi
perbukitan kasar, karst, dataran tinggi, perbukitan bergelombang dan dataran
rendah. Perbukitan kasar meliputi perbukitan dengan lereng-lereng terjal dan
lembah-lembah yang sempit. satuan Karst merupakan morfologi khas
batugamping yang telah mengalami proses karst, permukaan kasar dengan gua-
gua yang tersebar cukup luas di sekitaran wilayah Desa Tukuneno.
Satuan dataran tinggi membentuk pedataran yang relatif datar dengan
lereng landai sampai terjal, dengan ketinggian yang cukup tinggi di atas
permukaan laut meliputi wilayah Kecamatan Belu berbatasan dengan wilayah
Kabupaten TTS yang mana memiliki batuan yang di dominasi oleh batugamping
koral yang terangkat. Sedangkan satuan perbukitan bergelombang terdiri dari
rangkaian perbukitan dengan lereng landai sampai agak terjal, yang di beberapa
tempat terdapat bukit-bukit yang menonjol, umumnya ditempati oleh batuan
melange.
c. Struktur Geologi Daerah Studi
Struktur yang dijumpai di Desa Tukuneno adalah sesar yang terdiri dari
sesar naik, sesar geser dan banyak kontak antar batuan yang merupakan kontak
sesar seperti kontak antara batuan volkanik tersier (Tmm) dengan batuan komplek
Bobonaro yang merupakan kontak sesar naik, antara komplek Mutis (pPm)
dengan batuan formasi Maubise (TRPml) yang juga kontak sesar naik. selain
dijumpai pada kontak antara batuan sesar juga sering dijumpai pada batuan itu
sendiri, seperti sesar pada komplek Bobonaro. Struktur perlipatan terdapat pada
batuan komplek Mutis dan formasi Aitutu (TRa).
b. Air Permukaan
Air permukaan yang dimaksud disini yaitu air yang mengalir lewat
permukaan tanah seperti sungai dan mata air. Aliran sungai yang besar biasanya
mengalir sepanjang tahun, tetapi ada juga sungai yang kering pada musim
kemarau. Hal ini terjadi karena fluktuasi curah hujan yang sangat kontras antar
bulan dan dipengaruhi juga oleh kondisi geologi dan morfologi wilayah.
Sumber air tanah berupa sumur bor dan air permukaan berupa sungai
seperti yang dijelaskan di atas selain digunakan oleh masyarakat untuk keperluan
domestik seperti untuk kebutuhan rumah tangga dan digunakan untuk kegiatan-
kegiatan pertanian seperti air irigasi untuk pertanian padi sawah. Sungai-sungai
seperti yang disebutkan diatas sudah banyak yang digunakan sebagai air irigasi.
BAB III
RENCANA PEMBUKAAN TAMBANG
BAB IV
PROGRAM REKLAMASI
4.5 Revegetasi
Revegetasi merupakan suatu kegiatan penanaman kembali pada lahan
gundul atau kritis agar lahan tersebut dapat berguna dan dapat dimanfaatkan
kembali sesuai peruntukkannya. Revegetasi telah dilakukan pada lahan pasca
penambangan mangan (Mn) di Desa Tukuneno belum sesuai, karena masih adanya
lahan pasca penambangan mangan yang dibiarkan. Tanaman yang ditanam di
lahan pasca penambangan mangan yaitu pohon Akasia (Acacia auriculiformis)
dan pohon Jabon Putih (Antocephalus cadamba).
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI
Revegetasi
Rp 1.227.100.000,-
Biaya perencanaan
Biaya Tidak Langsung reklamasi Rp 1.457.844,-
Biaya administrasi
Rp 2.186.766,-
Biaya Supervisi
Rp 1.457.844,-
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah dijabarkan di atas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1) Kegiatan pertambangan mangan PT. RAR MANGAN JAYA berlokasikan
di Desa Tukuneno, Kecamatan Tasifeto Barat, Keecamatan Belu NTT
dengan luas area IUP OP sebesar 150 Ha. dan luas potensi
pertambangannya sebesar 70 Ha, dengan sistem penambangan tambang
terbuka.
2) Penambangan Mangan PT. RAR MANGAN JAYA beroperasi selama
kurang lebih 5 tahun, dengan jumlah cadangan sebesar 500.000 BCM dan
produksi sebesar 100.000 m3 per tahunnya.
3) Kegiatan reklamasi pada lahan bekas penambangan mangan oleh PT. RAR
MANGAN JAYA yaitu dengan dilakukannya penimbunan lahan bekas
tambang dan kegiatan revegetasi atau penanaman ulang pohon Akasia dan
Jabon Putih, dimana kegiatan tersebut berfokus pada pengembalian fungsi
lahan sebelum dilakukannya penambangan.
4) Biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan reklamasi meliputi biaya langsung
dan biaya tidak langsung. Biaya langsung yaitu sebesar Rp
7.289.220.000,00, sedangkan biaya tidak langsung yang dikeluarkan yaitu
sebesar Rp 7.918.142,00 sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan reklamasi sebesar Rp 7.297.138.140,-
Biaya Langsung
Biaya Penataan Kegunaan Lahan
Komponen pekerjaan ini berupa levelling dan penimbunan kembali lahan
bekas tambang dengan menggunakan alat berat seperti Excavator, Dump truck
dan Bulldozer, serta biaya peralatan untuk pengendalian erosi. Biaya pengatuturan
lahan antara lain:
- Biaya sewa alat berat + gaji operator per jam :
o Excavator : (Rp 500.000 x 2) + ppn 10% = Rp 1.100.000,-
o Dump Truck : (Rp 350.000 x 4) + ppn 10% = Rp 1.540.000.-
o Bulldozer : (Rp 450.000 x 2) + ppn 10% = Rp 990.000.-
Total Biaya = Rp3.630.000,-
- Biaya bahan bakar per jam : 30 liter/jam x 8 alat = 240 liter x 10.000/liter
= Rp 2.400.000,-
Tabel 7.1 Perhitungan Biaya Alat Berat Penataan Lahan
Revegetasi
Komponen pekerjaa ini meliputi pembibitan, penanaman, dan perawatan.
Berikut merupakan tabel perhitungan biaya revegetasi:
Biaya Pembibitan
- Pohon Akasia ukuran 70 cm – 100 cm = Rp 1.000,00 x 300 bibit
= Rp 300.000,00
- Pohon Jabon Putih ukuran 40cm-100cm = Rp 1.500,00 x 400 bibit
= Rp 600.000,00
Total Biaya Pembibitan = Rp 900.000,00
Biaya Pembelian 1 paket Alat penyiram tanaman otomatis, yang
komponennya terdiri dari:
o (Arduino UNO) = Rp 90.000,-
o Project Board = Rp 25.000,-
o Relay = Rp 18.000,-
o Jumper = Rp 10.000,-
o Pompa Air = Rp 100.000,-
o Sensor Kelembapan = Rp 20.000,-
Total = Rp 263.000,-
Dalam kegiatan reklamasi lahan bekas tambang mangan diperlukan 10
paket alat penyiram tanaman otomatis, sehingga total biayanya sebesar Rp
2.630.000,-
Tabel 7.2 Perhitungan Revegetasi
Parameter Harga per unit Kebutuhan per Ha Biaya per Ha (Rp)
(Rp)
Pembibitan (Akasia 1.000 + 1.500 300 batang + 400 900.000
+ Jabon Putih) batang
Kompos 5000 1000 kg 5.000.000
Penanaman - - 6.000.000
Penyiraman 263.000 10 unit 2.630.000
Pemeliharaan - - 3.000.000
Total 17.530.000 x 70
Ha=
1.227.100.000
Biaya administrasi
Biaya tidak langsung yang dibutuhkan dalam administrasi yaitu sebesar
3% dari jumlah total biaya langsung. sehingga total biaya administrasi sebagai
berikut :
Rp 7.289.220,000,00 x 3% = Rp 2.186.766,00
Biaya Supervisi
Biaya tidak langsung yang dibutuhkan dalam supervisi yaitu sebesar 2%
dari jumlah total biaya langsung. sehingga total biaya supervisi sebagai
berikut :
Rp 7.289.220,000,00 x 2% = Rp 1.457.844,00