D.007 PSS Tjoa Dodie Irawan - PT Pamapersada Nusantara PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Wireless Extensometer 2.

0
“Early Warning System and Slope Stability Monitoring“

OLEH : TJOA DODIE IRAWAN

PT PAMAPERSADA NUSANTARA
DISTRICK JIEP
2015
TJOA DODIE IRAWAN
Posisi : Operation Evaluation & System Control Officer
Prestasi :
- Juara 1 Konvensi JIEP 2015
- Juara 1 Pama Internova 2015

Wireless Extensometer 2.0


“Early Warning System and Slope Stability Monitoring“

COMPANY PROFILE

BUSSINES PROCESS PAMA

Operation Division PT. PAMA dipimpin oleh seorang Division Head yang dibantu oleh tiga orang Operation Manager Area, empat
orang Manager Department dan satu support office.
Departemen Operation Evaluation & System Control bertanggung jawab terhadap seluruh sistem yang ada di proses operasional,
sistem audit, evaluasi (monitoring) dan analisa data ketercapaian produksi.
1. LATAR BELAKANG

1.1 ILUSTRASI PENAMBANGAN DI AREA TAMBANG YANG SEMAKIN DALAM


Kejadian longsoran di wilayah pertambangan :
Bentuk topografi permukaan bumi yang bervariasi. Secara dominan
disebabkan oleh proses gerakan tanah dengan kata lain hanya dimungkinkan
karena adanya kuat geser (shear strength) dari tanah batuan yang
melampaui tegangan geser (shear stress) oleh beban gravitasi atau lainnya.
Suatu lereng dinyatakan stabil atau tidak stabil adalah dengan menggunakan
parameter-parameter sebagai berikut : Material, Kekuatan tanah dan hutan, Sudut lereng (slope angel), Iklim dan Waktu

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan lereng secara umum :


1. Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya
tegangan; meliputi naiknya berat unit tanah
karena pembasahan, adanya tambahan beban
ekternal, bertambahnya kecuraman lereng
karena erosi alami atau penggalian dan
bekerjanya beban goncangan
2. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya
kekuatan ; meliputi adsorpsi air, kenaikan tekanan pori, beban gonvangan, pengaruh pembekuan dan pencairan dan proses
pelapukan serta proses regangan berlebihan pada lempung yang positif

1.2 JOBSITE DI PAMA YANG SERING MENGALAMI LONGSORAN

PAMA District ABKL PAMA District KIDE


.
Target OB : 18.084.850,55 Target OB : 86.112.071,59
Target Coal : 3.284.823,47 Target Coal : 10.839.669,62
SR : 5,51 SR : 7,94
Beda Tinggi : ±161 meter Beda Tinggi : ±280 meter
Sejak tahun 2008, 2012 dan beruntun di tahun 2014, Sept 2009 – 2014 Pit Rosel mengalami kendala kestabilan
hampir semua Pit di District ABKL (Pit M Suparto, Pit NE, lereng. Dengan kedalaman yang sudah mencapai 280
Pit P Selatan, Pit WJS) mengalami stop operasi karena meter, beberapa area kerja / roadwork E2 dan 7F
longosoran dari sisi low wall dan high wall. Dampaknya dinonaktifkan. Dampaknya target total volume 93 juta Bcm
terhambat atau setara dengan Lost Production sebesar $
total lost production akbibat stop operasi tersebut yakni
176.700.000
sebesar ±45 juta Bcm atau setara dengan $ 85.500.000
1.3 DATA INSIDEN LAND SLIDING (LONGSORAN) DI JOBSITE PAMA

Laporan data insiden longsoran yang Jobsite yang paling banyak mengalami Dampak terbesar dari adanya
terecord di SHE Division PAMA, dari insiden longsoran selama tahun 2008 longsoran di setiap site adalah lost
tahun 2008 sampai dengan 2015 sampai dengan 2015 yaitu Jobsite ABKL time production, sedangkan dari segi
didapatkan tren insiden tertinggi dengan 8 kejadian, setelah itu ada keparahan yang sampai
terjadi di tahun 2014 yaitu sebanyak Jobsite BAYA, BCSK, KIDE dan TOPB menyebabkan KORBAN JIWA
7 kejadian, dan setelah itu masing- masing-masing dengan 3 kejadian. (FATAL) terjadi di Jobsite BCSK tahun
masing 4 kejadian di tahun 2008, 2012 & 2014.
2012, 2013 dan 2015.

1.4 FAKTA DAMPAK DARI INSIDEN LONGSORAN DI PAMA


Gangguan terhadap kestabilan lereng
tambang, akan mengganggu kelancaran
pelaksanaan penambangan , keselamatan kerja
dan akhirnya akan menaikkan biaya produksi.
Dari data historical of land sliding incidents
diatas, maka perlu dilakukan sebuah kajian
improvement agar dapat mengurangi terjadinya
korban jiwa, kerugian harta benda dan potensial
loss produksi oleh pihak pama

1.5 VOICE OF MANAGEMENT & REGULATION


1. Frans Kesuma, President Director, PT. Pamapersada Nusantara, 2011
Peningkatan kompetensi dibidang Geoteknik akan lebih diintensifkan dengan merekrut Engineer yang diarahkan khusus
menangani bidang ini dengan bantuan external expert. Beberapa kejadian yang berkaitan dengan slope stability dan mud
removal pada tahun 2010 harus diantisipasi lebih baik pada tahun 2011.
2. Yusuf Ahmad, Operation Division Head, PT. Pamapersada Nusantara, 2013
Yang harus kita lakukan di tahun 2013 adalah koordinasi di semua lini baik di site maupun di HO sehingga setiap
permasalahan dan improvement yang dilakukan dapat terintegrasi lebih baik sehingga didapatkan pencapaian produksi
yang optimum dan maksimal melalui implementasi QCC, QCP dan SS yang sudah terbukti berhasil di suatu site agar dapat
di implementasikan di semua site yang lain sehingga proses perbaikan di setiap site dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Kita akan melakukan kerjasama dalam penelitian dan aplikasi teknologi terapan dalam bidang geoteknik, dewatering dan
aplikasi pertambangan .
3. Adrian Gustaf Amaia, Operation Region I Dept. Head, PT. Pamapersada Nusantara, 2011
Operation division sebagai lini terdepan dalam pencapaian produksi yang optimal, harus selalu melaksanakan continues
improvement di segala lini atau bidang. Salah satunya peristiwa longsoran yang sudah terjadi di beberapa Jobsite PAMA,
yang mengakibatkan tergganggunya kelancaran pelaksanaan penambangan, keselamatan kerja dan akhirnya akan
menaikkan biaya produksi. Sehingga langkah preventifnya yaitu peningkatan sistem geoteknik operasional tambang
(peningkatan SDM, sistem operasi, monitoring dan evaluasi).
4. Regulasi Pemerintah
- UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 tentang Hak Memperoleh Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Kepmentamben No. 555K / 26 / M. PE / 1995 tentang K3 Pertambangan Umum
- SNI 03/1962-1990 : Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran
- Fokus Mandatory Program SHE Division, PT. Pamapersada Nusantara

2. ANALISA KONDISI TEKNIS


Pit Slope Monitoring Role Instrumen pemantauan lereng :
Peranan pemantauan untuk memperoleh data yang konkret  Alat pantau pergeseran
dari perilaku dalam skala besar akibat kegiatan  Alat pantau air tanah
penambangan atau kondisi lingkungan. Alat pantau pergeseran tanah yang ada di dunia saat ini :
1. Slope Stability Radar (SSR) → Real Time Monitoring
Keperluan pemantauan untuk : 2. Robotic Total Station (RTS) → Real Time Monitoring
Pekerjaan perbaikan untuk memantapkan longsoran aktif. 3. EDM Theodolite → Manual Monitoring
Pemantauan pencegahan dimana lereng kritis, menjamin 4. Extensometer (EXT) → Manual Monitoring
keselamatan kerja orang atau alat pada proses 5. Crack Meters → Manual Monitoring
penambangan dengan memberikan “early warning” terhadap
potensi kelongsoran.

Slope Stability Monitoring Device


Suatu studi tentang kecenderungan pergerakan atau pergeseran objek pada suatu periode waktu tertentu. Metode pengukuran yang
dilakukan bergantung dari kebutuhan operasional dan beberapa faktor berikut ini :
• Biaya
• Kemampuan sistem
• Metode survey yang digunakan

Perbandingan Alat Pantau Pergeseran Tanah

Robotic Total Slope Stability


Item EDM-Theodolite Extensometer Crack Meters
Station Radar

Biaya Harga mahal Harga mahal Harga mahal Harga relatif murah Harga sangat murah

Kemampuan Kehandalan Kehandalan Kehandalan Tingkat kehandalan


Kehandalan tinggi
Sistem tinggi tinggi tinggi kurang

Metode Survey Real time Real time Tidak Real time Tidak Real time Tidak Real time
KONDISI AS IS DI PAMA (SEBELUM PERBAIKAN)
Sistem pemantauan instabilitas lereng saat ini di PAMA menggunakan Robotic Total Station, alat ini dapat memonitor
secara terus menerus (real time) sesuai kemajuan teknologi terkini, namun belum dilengkapi dengan sistem peringatan dini di
lapangan dan harga per-unit terlalu mahal sehingga tidak semua distrik menggunakan alat ini.

ABKL ADRO ARIA ASMI BAYA BCSK BEKB INDO KCMB KIDE KPCS MTBU TCMM TOPB

RTS RTS

Keterangan :
Distrik Dengan Potensi Longsor Tinggi

3. KONDISI SEBELUM IMPROVEMENT

Data Slope Stability Monitoring Bulan Juli 2011


Kondisi sebelum perbaikan :

1. Pengambilan data dilakukan secara


periodik (2 kali sehari)  Tidak
Kontinyu

2. Kelengkapan data displacement


(pergeseran lereng) tidak terinput
secara periodik

3. Data tidak akurat (Banyak Deviasi)

1. Lereng belum terpantau secara


optimal
2. Alat slope stability monitoring belum
bekerja secara optimal

Kesimpulan :
Dari tools yang ada saat ini, Robotic Total Station memiliki kelemahan dari segi monitoring dan kelengkapan data yang belum terinput
secara periodik dan akurat , maka dengan ini akan coba diganti dengan dengan tools monitoring yang lebih baik.

Frekuensi Monitoring Quality of Device Slope Stability Monitoring

100% 100%

80% 80%

60% 60%
40%
40% 40%

20% 20%
5%
0% 0%
Before improvement Before improvement
4. KRONOLOGI MUNCULNYA IDE PERBAIKAN
Berdasarkan permasalahan yang ada maka diciptakan sebuah tools yang mempu mendeteksi pergeseran lereng yang
mempunyai tingkat keakurasian dan kehandalan yang tinggi, mudah diimplementasikan namun dengan biaya yang rendah.

KONSEP DASAR IDE PERBAIKAN VISUALISASI IDE PERBAIKAN

1. Unit sensor menggunakan Sensor Ultrasonik PING 1. Lereng 2 bergerak (mengalami displacement)
berfungsi sebagai pendeteksi (detektor) pergerakan
/ pergeseran tanah. 2. Angkur akan bergerak mengikuti arah pergeseran
lereng 2 dan kawat sling akan bergerak menarik
2. Unit kontrol dan pengolahan data menggunakan bandul pemberat
Mikrokontroler ATmega 32 sebagai inti rangkaian.
3. Pada saat bandul melewati batas sensor, maka
3. Unit pengolahan nirkabel menggunakan SIM 300 alarm akan berbunyi yang menandakan bahaya
sebagai Modem GPRS untuk mengirimkan data ke akan terjadinya longsor
server.
Note.
4. LCD berfungsi sebagai penampil data yang telah
diolah secara langsung. • Setiap pergerakan 10 mm dan kelipatannya, maka
sensor akan membaca dan mengirimkan report
5. Rotary Lamp dan Emergency Alarm berfungsi sms
sebagai output penanda early Warning.
• Pencatatan data pergerakan di set untuk setiap 1
6. Power supply menggunakan Solar Cell dan Acid detik
Battery , serta unit management charge (Controller
Panel) digunakan untuk mengontrol pengisian Acid
Battery.
5. USULAN PERBAIKAN
5.1 Proses Pembuatan Wireless Landslide Monitoring V.01 – 2011 :

Perancangan Konsep Pembuatan Design Alat Proses Pembuatan & Pemilihan Bahan

Proses Pemasangan di Lapangan & Konfigurasi

5.2 Wireless Landslide Monitoring V.01 - 2011

Spesifikasi Alat
Design bentuk : Tiang Hollow Besar
Sensor : Ultrasonic
Jumlah sensor : 1 titik pantau
Akurasi : 10 mm
Data update : 1 Detik Interval
Telemetry :GPRS/GSM
Notifikasi : SMS , Sirine, Lampu
Hasil Implementasi Evaluasi Hasil Implementasi Ide Perbaikan
Wireless system GSM/GPRS (900/1800 MHz SIMCOM) - Tingkat keakurasian masih rendah (10 mm)
- Tingkat keakurasian masih rendah (10 mm) - Belum ada fitur auto restart modem
- Data Slope Stability Monitoring terinput setiap 1 detik - Pengambilan data logger menggunakan MMC
secara kontinyu
- Pembacaan bisa dilakukan dari jarak jauh dan sudah
terdapat notifikasi SMS
Penggunaan Sirine jenis Motor Siren 24V
- Adanya early warning dengan bunyi sirine saat terjadi
pergeseran lereng yang melebihi batas maksimum
5.3 Wireless Landslide Monitoring V.02 - 2013
Spesifikasi Alat:
Design bentuk : Tiang Hollow Besar
Sensor : Rotary
Jumlah sensor : 3 titik pantau
Akurasi : 1 mm
Data update : 1 Detik Interval
Telemetry : GPRS/WiFi/ Datalogger MMC
Camera : Pan Tilt Zoom
Notifikasi : SMS , E-Mail, Sirine, Lampu, Radio

Hasil Implementasi Evaluasi Hasil Implementasi Ide Perbaikan


Penambahan 3 titik Pantau dan penggantian sensor ultrasonik menjadi sensor - Konstruksi sistem tanam (belum
rotary portable)
- Tingkat keakurasian tinggi (1 mm) - Belum ada mekanisme tiang utama
Penambahan Wifi dan notifikasi melalui email serta radio channel dari longsoran
- Sistem peringatan lebih terintegrasi dengan sistem
- Pembacaan bisa dilakukan dari control room dan komputer
Penambahan fiture camera
- Pemantaun secara visual dari jarak jauh
Penambahan landslide forecasting
- Mampu menghitung kaan terjadinya longsoran

6. PROSES PEMBUATAN TOOLS


Dari Hasil Evaluasi Wireless Landslide Monitoring V.02 – 2013, maka perbaikan akan di fokuskan pada rancang bangun alat tersebut
yaitu dari segi Konstruksi yang lebih praktis dibawa (mobile) dan memiliki infrastruktur yang kokoh

6.1 Proses Perancangan Konstruksi Wireless Landslide Monitoring Versi 3

Rancang bangun infrastruktur tiang dan box panel difokuskan pada


tebal tipis material serta ukurannya sendiri. Hal ini agar supaya lebih
praktis dibawa (mobile) dan praktis dipasang. Selain itu, merancang
sistem infrastruktur yang kokoh (solid), tahan air (waterproof), tahan
karat (stainless) dan juga keamanannya (safety).

Sensor displacement (rotary encoder), menggunakan konsep


menghitung jumlah pulsa pada saat sensor berputar. Sensor berputar
saat tanah bergeser. Akurasi = keliling roller / jumlah pulsa per 1
rotasi = 1,1 mm.
7. IMPLEMENTASI DAN SYSTEM KERJA PERBAIKAN

7.1 Implementasi & Prinsip Kerja (Instalasi Mekanik)

Instalasi bandul
Pemasangan Tiang Perangkaian Bandul
pemberat ke tiang
sensor pemberat 4 kg
sensor
Tiang sensor
Pemasangan Sensor dihubungkan dengan
kawat sling

Pemasangan Tiang
Instalasi tiang sensor Sensor dihubungkan dengan
penyangga kawat sling
main controller melalui Pemasangan Konektor
perantara kabel sensor

Hasil
Pemasangan Angkur
Pemasangan kawat sling ke angkur Ke Dalam Tanah
7.2 Wireless Landslide Monitoring V.03 - 2014

Spesifikasi Alat:
Design bentuk : Tiang Hollow Besar, Tiang Sensor, Frame Solarcell
Sensor : Rotary
Jumlah sensor : 3 titik pantau
Akurasi : 1 mm
Data update : 1 Detik Interval
Telemetry : GPRS/WiFi/ Datalogger MMC
Camera : Pan Tilt Zoom
Hasil Implementasi Notifikasi : SMS , E-Mail, Sirine, Lampu, Radio Channel
Pemiasahan tiang utama dan sensor
- Memperluas area pantau
Penambahan frame solar cell
- Menjaga kondisi solar cell dan benturan fisik
Re-design struktur tiang utama
- Membantu memudahkan install dan re install unit tanpa bantuan alat berat
Redesign controller dan software
- Stabil dan mudah dalam penggunaan oleh user
- Mudah di ugrade dengan fiture tambahan (seperti: penambahan sensor titik pantau, weather station and humidity)
Fiture MMC tidak digunakan lagi karena sudah menggunakan Wi Fi
- Download data menggunakan wifi menggantikan MMC

Keterangan gambar
1. Coverage Area untuk monitoring land sliding
(pergeseran lereng ) lebih luas karena
menggunakan 3 sensor yang terhubung dengan
6 angkur.
2. Setiap pergeseran di salah satu atau lebih
angkur akan terdeteksi oleh sensor yang
mengirimkan sinyal ke extenso station yang
memberikan informasi pergeseran lereng
melalui media:email dan sms.
3. Pergeseran yang melebihi batas yang sudah
ditentukan akan mengaktifkan sirine dan rotary
lamp sebagai early warning
7.3 Cara Kerja Wireless Landslide Monitoring V.03 - 2014

No Keterangan

1 Penjelasan Gambar nomor 1


• Tools memberikan informasi setiap 1 detik terkait kondisi lereng
• Informasi akan direcord server dengan perantara wireless yang terpasang pada
tools dan di office
• Data di server akan diolah dan secara periodik akan disampaikan melalui SMS,
selain itu dapat di evaluasi melalui aplikasi lokal untuk mengetahui kondisi
secara progresif

2 Penjelasan Gambar nomor 2


• Adanya pergeseran lereng akan membuat bandul terangkat (kondisi tinggi bandul <
tinggi sensor)
• Setiap informasi pergeseran akan terus di update setiap 1 detik
• Informasi pergeseran dapat dijadikan untuk analisis forcast terjadinya longsor

3 Penjelasan Gambar nomor 3


• Pergeseran lereng dengan kondisi tinggi bandul > tinggi sensor mengindikasikan
bahaya terjadinya longsor
• Sirine akan berbunyi dan rotary lamp akan menyala
• Informasi ini akan langsung di broadcast kepada pihak-pihak yang berkepentingan
melalui SMS dan Email
• Pada kondisi ini, tidak boleh ada aktifitas diarea sekitar longsoran

7.4 Tampilan Dashboard Extensometer Tipe WiFi


7.5 Monitoring Online (GPRS/CDMA)

7.6 Tampilan Notifikasi WEB , E - Mail, Notifikasi SMS

Remote Dekstop Real time monitoring (graphic display) for 3 node sensors Location Map
Graphic chart / Webserver Video streaming (live camera view)

Realtime Menu Pushmail Report SMS Dari Device


NOTIFIKASI EXTENSOMETER

Notifikasi Web (Type GPRS, Wifi)


Ketika terjadi alarm, Halaman Web akan berubah menjadi merah disertai suara sirine keluar dari Komputer.
Notifikasi E-Mail (Type GPRS,Wifi)
Data pergeseran terakhir akan dikirimkan melalui attachment ke alamat e-mail user, lengkap beserta waktu (timestamp).
Notifikasi SMS (Type WiFi)
Data pergeseran terakhir akan dikirimkan lewat sms ke nomer handphone user, lengkap beserta waktu (timestamp).
Ilustrasi Implementasi
Monitoring Offline (Datalogger)
1. Akses via local-WiFi dari jarak 50M : Menggunakan smartphone/laptop.
2. Dashboard : Membaca data pergeseran per sensor secara realtime, dan
grafik selama 6 jam terakhir.
3. Data Manager : Mendownload raw data pergeseran yang tersimpan di
unit sampai 2 tahun untuk di analisa lebih lanjut.
4. Konfigurasi : Mengubah setting threshold, periode, tanggal jam, dsb.
5. Halaman Modem : Memantau status modem dan koneksi.

Forecasting Potential Slope Failures


Memprediksi kapan akan terjadi longsoran, melalui pendekatan Inverse Velocity
Algoritma. Yakni dengan menginversekan data velocity yang terecord kemudian
memplotkannya dalam bentuk grafik. Dengan regresi linear dicari trend yang
mewakili sampel data tersebut. Garis trend yang bertemu dengan titik 0 adalah
kondisi dimana terjadinya longsor.

8. HASIL IMPLEMENTASI PERBAIKAN

Penjelasan :
1. Tertampil hasil raw data displacement (dalam format *.xls) PAMA District KIDE (Lokasi, Road Work Jalan 7F), periode
tanggal 29 September - 25 Oktober 2014, dimana terlihat pada grafik pada garis sensor 3 (warna merah), terjadi tren
pergerakan naik dari yang semula ±4,9 Cm menjadi 53,178 Cm. Kondisi tersebut menunjukkan pergerakan yang cepat
sehingga antisipasi harus segera dilakukan.
2. Pada tampilan tabel terlihat record raw data (record data displacement) untuk interval 15 - 20 detik.
9. EVALUASI HASIL & BENEFIT
9.1 Benefit
Quality, memonitoring trend pergerakan tanah di suatu area
Frekuensi Quality of Device tambang secara realtime dan memprediksi kapan longsoran
Monitoring Slope Stability akan terjadi melalui pendekatan inverse velocity. Work
Monitoring efficient.

Reduce Cost yang besifat tangible benefit berupa


penurunan biaya depresiasi asset dll sebesar Rp.
28.814.625.000,-

Delivery, transmit dan record data pergerakan lereng lebih


mudah dipantau, serta menggantikan pola survey
pergerakan tanah yang masih manual.
Note : Note :
Setiap pergeseran yang Safety, menjamin adanya peringatan dini “Early Warning
Setelah improvement,
System” kepada para pekerja dan asset perusahaan di area
Monitoring dapat terjadi dapat tertangkap
tambang, sehingga fatality akibat longsor dapat
dilakukan secara oleh tools wireless slope diminimalisir.
realtime stability monitoring
Morale, memberikan rasa aman bekerja kepada para
pekerja tambang terhadap potensi bahaya longsor. Quality
yang tercapai dapat meningkatkan nama baik perusahaan
dan kepercayaan customer.

9.2 Record Implementasi Tools

Keterangan :
Distrik Dengan Potensi Longsor Tinggi

10. VOICE OF CUSTOMER & STANDARISASI PERBAIKAN


10.1 Voice Of Customer
1. Geotechinal recomendation : The sequence for remedial action to stabilized the failure area low wall NP1-Extention were as
follow. Install 3 units alarm extensometer at failure area.
2. Memperbaiki sistem peringatan bahaya bila terjadi longsor dan pergerakan batuan
3. Dengan adanya alat monitoring pergerakan tanah berbasis wireless cukup membantu dalam memberikan peringatan awal
sehingga bahaya dapat diantisipasi lebih baik
4. Dibandingkan dengan alat sebelumnya, tools ini memiliki kelebihan dari segi monitoring dan akurasi data
10.2 Standarisasi

CONTROL
No STANDART PIC CHECKING PERIODE REFERENCE
METODE

Standart Instalasi OPR/OPRT/15


1 Materi SOP TDI Setiap Install Unit
Extensiometer /003/SOP

Standart Desain & Konstruksi


2 Standart Desain Alat TDI Setiap Pembuatan Unit
Alat

Standart Perawatan Alat dan Materi buku panduan maintenance Setiap Maintenance
3 TDI
Troubleshooting alat Unit ( 1 bulan sekali)

4 Standart Instalasi Alat Materi buku panduan instalasi alat TDI Setiap Install Unit
LAMPIRAN 1 OF 4

Skema Sistem Kerja Wireless Extensometer

1. Wireless Extensometer terdiri dari Rotary Lamp dan Sirine Alarm (sebagai sistem Early Warning di lapangan) dan Camera
Apexis (untuk merekam aktifitas yang terjadi di lapangan yang bisa di lihat atau di akses dari office (validasi kondisi real di
lapangan)).
2. Power supply menggunakan Solar Cell dan Acid Battery, serta unit management charge (Charger Control) digunakan untuk
mengontrol pengisian Acid Battery.
3. 3 Node Sensor Rotary Encoder untuk mendeteksi pergerakan tanah dari adanya pergerakan dari angkur dan kawat sling
yang memutar stasiun katrol (pulley station), dengan tingkat akurasi sampai dengan milimeter (mm).
4. Menggunakan Sistem Telemetry Jaringan WiFi dengan frekuensi 2,4 Ghz atau 5,9 Ghz dengan jarak koneksi maksimum 10
Km dengan sistem pemodelan jaringan point to point yang menggunakan High Power Access Point, yang berfungsi untuk
mengirimkan data displacement (pergerakan tanah) ke Server yang ada di Office, yang dapat men-support sinkronisasi ke
dalam Database User.
5. Webbase Monitoring Interface (grafik & tabel) atau Webserver (Local Application), menampilkan tren pergerakan tanah hasil
dari pembacaan sensor rotary encoder yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel, serta men-download record data
(raw data) ke dalam format *.XLS, dan melakukan monitoring dalam tampilan Video Streaming.
6. Notifikasi E-Mail (Type GPRS, WiFi), data pergeseran terakhir akan dikirimkan melalui attachment ke alamat e-mail user,
lengkap beserta waktu (timestamp). Notifikasi SMS (Type WiFi), data pergeseran terakhir akan dikirimkan lewat sms ke
nomer handphone user, lengkap beserta waktu (timestamp).
LAMPIRAN 2 OF 4

Implementasi & Prinsip Kerja (InstalasI Elektrik)


LAMPIRAN 3 OF 4

SEBELUM PERBAIKAN SESUDAH PERBAIKAN


LAMPIRAN 4 OF 4

Evaluasi Hasil

Anda mungkin juga menyukai