MAKALAH KELOMPOK 9 (AutoRecovered)
MAKALAH KELOMPOK 9 (AutoRecovered)
MAKALAH KELOMPOK 9 (AutoRecovered)
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….16
3.2 Saran……………………………………………………………..16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Jackson, 1996 penilaian kinerja merupakan suatu sistem formal dan terstruktur
yang mengukur, menilai dan juga mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidak hadiran. Yang menjadi fokus
adalah mengetahui seberapa produktif kah seorang karyawan dan apakah memiliki
kinerja yang sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang,
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama
periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Menurut Sutrisno (2016:172) “Kinerja adalah hasil kerja
karyawan dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.”
Menurut Fahmi (2017:188) “Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang
mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau
kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.”
Menurut Torang (2014:74) “Kinerja adalah kuantitas atau kualitas hasil kerja
individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi yang berpedoman pada norma, standard operasional prosedur, kriteria
dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.
3
Menurut Levinson dalam Marwansyah (2012:229) “Kinerja adalah
pencapaian/prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya”. Sedangkan menurut Sudarmanto (2011:9) “Kinerja adalah sesuatu
yang secara aktual orang kerjakan dan dapat di observasi. Dalam pengertian ini,
kinerja mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan tujuan
organisasi.
Menurut Edison (2016:176) “Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu
organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit orientet
yang dihasilkan selama satu periode waktu”.
3. Displin 4. Inisiatif”
4
Berikut penjelasan dari masing-masing komponen kinerja adalah sebagai
berikut :
3 Displin
Secara umum, displin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat pada
diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Displin meliputi
ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan
pegawai.
4 Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide
untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap
inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan positif dariatasan, kalau
memang dia atasan yang baik.
5
Menurut pendapat lain, Keith Davis dalam Mangkunegara (2012:13) faktor-
6
2.3 Penilaian Kinerja
1. Objektif : Penilaian harus adil, objektif, dan berdasarkan fakta. Hindari penilaian
berdasarkan preferensi pribadi atau pendapat subjektif.
2. Kriteria yang Jelas: Tentukan kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Karyawan
harus tahu apa yang diharapkan dari mereka dalam pekerjaan mereka.
3. Frekuensi: Penilaian kerja dapat dilakukan secara berkala, seperti setiap tahun
atau setiap kuartal, untuk memberikan umpan balik yang teratur.
7. Pengembangan Karir: Selain menilai kinerja saat ini, penilaian juga dapat
digunakan untuk merencanakan pengembangan karir karyawan.
7
11. Fleksibilitas: Dalam situasi di mana pekerjaan dapat berubah dengan cepat,
penilaian juga harus bersifat fleksibel untuk mencerminkan perubahan dalam tugas
dan tanggung jawab.
12. Rencana Tindak Lanjut: Setelah penilaian, rencanakan tindak lanjut yang jelas,
termasuk perbaikan kinerja atau pengakuan atas kinerja yang baik.
15. Etika: Selalu terapkan prinsip-prinsip etika dalam penilaian, seperti menjaga
kerahasiaan dan menghindari diskriminasi.
8
dengan menentukan tujuan organisasi, kemudian dilanjutkan dengan analisa
kinerja untuk mengetahui harapan pimpinan organisasi dalam pelaksanaan. Pada
akhir periode, penilai mengukur kinerja dan melakukan evaluasi, selanjutnya
dibandingkan dengan target pekerjaan, kemudian mendiskusikan dan
mengkomunikasikan hasil penilaian, dilanjutkan dengan perencanaan program
peningkatan kinerja. Proses evaluasi kinerja, organisasi
efektif, adalah:
1. Kriteria yang terkait dengan pekerjaan kriteria yang digunakan untuk menilai
kinerja karyawan harusberkaitan dengan pekerjaan / valid.
2. Ekspektasi Kinerja
3. Standardisasi
Pekerja dalam kategori pekerjaan yang sama dan berada di bawahorganisasi yang
sama harus dinilai dengan menggunakan instrumenyang sama.
9
4. Penilaian yang Cakap
langsung mengamati paling tidak sampel yang representatif dari kinerja itu. Untuk
menjamin konsistensi penilaian, para penilaiharus mendapatkan latihan yang
memadai.
5. Komunikasi Terbuka
10
Tetapi banyak yang ingin mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang kinerja
mereka dan menerima masukan dari orang lain seperti dari rekan kerja, pemimpin
proyek, dan bahkan klien.
Peran atasan sangat logis untuk mengevaluasi kinerja dari karyawan. Atasan
adalah posisi yang sangat baik untuk mengamati kinerja karyawan dan memliki
tanggung jawab atas pengelolaan dari unit tertentu. Tetapi ada sisi negatifnya, yaitu
atasan mungkin langsung menekankan pada salah satu aspek saja dan tidak melihat
dari aspek yang lain.
2.Bawahan (Subordinates)
Kekuatan utama penggunaan rekan kerja untuk menilai kinerja adalah bahwa
mereka bekerja sama dengan karyawan yang dievaluasi dan mungkin memiliki
perspektif yang tidak teratur tentang tipikal kinerja, terutama dalam penugasan tim.
4.Penilaian Diri Sendiri (Self-Appraisal)
Jika karyawan memahami tujuan mereka dan kriteria yang digunakan untuk
evaluasi, mereka berada dalam posisi yang baik untuk menilai kinerja mereka
sendiri.
11
Banyak orang tahu apa yang mereka lakukan dengan baik di tempat kerja dan apa
yang perlu mereka perbaiki. Jika mereka memiliki kesempatan, mereka akan
mengkritik kinerja mereka sendiri secara objektif dan mengambil tindakan untuk
memperbaikinya. Dan karena karyawan mengembangkan dirinya sendiri, menilai
kinerjanya sendiri adalah bentuk evaluasi agaer lebih termotivasi kedepannya.
5.Penilaian dari Pelanggan (Customer Appraisal)
Metode 360 derajat tidak seperti tinjauan kinerja tradisional atau dari atasan
langsung, yang memberikan umpan balik kepada karyawan hanya dari supervisor.
Orang-orang di sekitar karyawan yang kinerjanya sedang dinilai dapat memberikan
masukan. Sumber-sumber tersebut adalah manajer senior, karyawan itu sendiri,
supervisor, bawahan, rekan kerja, anggota tim, dan pelanggan internal atau
eksternal. Umpan balik 360 derajat memberikan pandangan yang mencakup semua
karyawan.
12
Penilaian dengan metode ini bersifat kualitatif baik berdasarkan memberikan
pertanyaan-pertanyaan maupun menggunakan penjelasan deskriptif. Karena
informasi yang didapat berasal dari berbagai pihak, maka metode ini dinamakan
360 degree feedback atau sering disebut juga multi-rater feedback.
Kemudian di tahun 1980-an, metode ini mulai populer di tangan Jack Welch
ketika melakukan perampingan perusahaannya, General Electronic. Saat ini, lebih
dari 85% perusahaan besar Top 500 menggunakan metode 360 degree feedback.
Menurut Mondy & Noe(2005) masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja
adalah:
1. Kurangnya objektivitas
13
2. Bias Hallo error
Bias “Hallo error” terjadi bila penilai mempersepsikan satu faktor sebagai
kriteria yang paling penting dan memberikan penilaian umum baik atau buruk
berdasarkan faktor tunggal ini.
Bias perilaku terbaru (recent behavior bias) , perilaku atau kinerja yang paling
akhir akan lebih mudah diingat daripada perilaku yang telah lama. Penilai
cenderung lebih banyak menilai kinerja yang tampak menjelang atau pada saat
proses penilaian dilakukan. Seharusnya penilaian kinerja mencakup periode waktu
tertentu.
14
6. Bias pribadi(stereotype)
Penyelia yang melakukan penilaian bisa saja memiliki bias yang berkaiatan
dengan karakteristik pribadi pekerja seperti suku, agama, gender atau usia.
Meskipun ada peraturan atau undang-undang yang melindugi pekerja, diskriminasi
tetap menjadi masalah dalam penilain kinerja.
15
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Di dalam suatu perusahaan atau organisasi perlu diadakan evaluasi kerja
yang oftimal agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian kompensasi
kepada pegawai atau karyawan . Karena apabila terjadi kesalahan dalam
penilaian kinerja yang secara langsung berdampak pada pemberian
kompensasi akan membuat karyawan merasa tidak betah yang berujung
pada penurunan kinerja pegawai, padaakhirnya perusahaan atau organisasi
akan menjadi dingin . MSM sangat diperlukan di dalam suatu perusahaan
atau organisasi, termasuk di dalamnya adalah evaluasi kinerja dan
pemberian kompensasi
16
DAFTAR PUSTAKA
https://konsultasiskripsi.com/2021/10/10/karakteristik-sistem-penilaian-kinerja-yang-
efektif-skripsi-dan-tesis/
https://www.coursehero.com/file/76699106/Tanggung-jawab-untuk-Penilaian-
Kinerjadocx/
https://anggieprabowo08.wordpress.com/2013/10/24/masalah-masalah-dalam-penilaian-
kinerja/
https://getuplearn.com/blog/characteristics-of-an-effective-appraisal-
system/?expand_article=1
JURNAL PENILAIAN KERJA ORGANISASI
JURNAL 1
PEMBAHASAN :
PEMBAHASAN :
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja PD. BPR BKK Banjarharjo
dengan alternatif konsep Balanced Scorecard (BSC) melalui empat perspektif:
keuangan, pelanggan (customer), proses bisnis internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan: (1) teknik analisis kuantitatif yang
menggambarkan perhitungan efisiensi bisnis seperti rasio dengan konsep BSC
dalam mengukur kinerja PD. BPR BKK Banjarharjo, dan (2) analisis kualitatif,
yaitu membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dan penyampaian
kuesioner kepada nasabah dan karyawan untuk mengetahui tingkat kepuasan
nasabah dan pegawai PD. BPR BKK Banjarharjo.
Implikasi dari penelitian ini adalah PD. BPR BKK Banjarharjo dapat
mengembangkan kinerja dengan meningkatkan aspek keuangan dan non keuangan
yang mengacu pada perhitungan penilaian kinerja dengan konsep BSC. Selain itu
juga dapat berupa strategi yang relevan dengan kondisi bank dan mengupayakan
terobosan-terobosan baru yang diterapkan agar tujuan strategis dapat tercapai.
JURNAL 3
PEMBAHASAN :