Makalah Evaluasi Kinerja
Makalah Evaluasi Kinerja
Makalah Evaluasi Kinerja
“EVALUASI KINERJA”
Disusun oleh :
PP1 22 025
Dosen Pengampu :
Saya membuat makalah ini adalah sebagai kajian tentang evaluasi kinerja.
Sekaligus untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen untuk mendapatkan
hasil yang baik. Dan tak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada bapak
dosen yaitu Dr. Nurfaidah, S.E., M.Si.
Saya akui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatiannya Saya ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian dan Fungsi Evaluasi Kinerja ............................................. 2
B. Menyusun Sistem Evaluasi Kinerja .................................................... 4
C. Standar Kinerja ................................................................................... 11
D. Model-model Evaluasi Kinerja ........................................................... 14
E. Proses Evaluasi Kinerja ...................................................................... 16
F. Masalah yang di hadapi Evaluasi Kinerja........................................... 17
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20
A. Kesimpulan ......................................................................................... 20
B. Kritik dan Saran .................................................................................. 20
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi kinerja pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kadar profesionalisme karyawan serta seberapa tepat pegawai telah menjalankan
fungsinya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai dan mencari jenis
perlakuan yang tepat sehingga karyawan dapat berkembang lebih cepat sesuai
dengan harapan. Oleh karena itu, banyak para karyawan yang kinerjanya menurun
dan pada akhirnya harus mengundurkan diri karena kompensasi yang tidak sesuai.
Dengan adanya kasus seperti inilah bagi instansi pemerintahan, maupun
perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas,
kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta melakukan pengawasan
dan perbaikan.
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia
(dalam tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam organisasi adalah
evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi. Ketidak tepatan dalam
melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada pemberian kompensasi yang
pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan, karyawan akan
merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat sehingga akan berdampak
terbalik pada kinerja pegawai yang menurun dan bahkan karyawan akan mencoba
mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi baik. Hal ini cukup berbahaya
bagi perusahaan apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa
tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau
organisasi.
Setiap instansi tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa atau
kompensasi yang merupakan salah satu masalah penting dalam menciptakan
motivasi kerja aparatur, karena untuk meningkatkan kinerja aparatur dibutuhkan
pemenuhan kompensasi untuk mendukung motivasi para aparatur. Dengan
terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja
yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
2
BAB II
ISI
1
Payaman J Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kerja, (Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI, 2005), hal. 105.
2
Husein umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2002) hal. 1.
3
Achmad S Ruky, Sistem Manajemen Kinerja, (Perfomance Management System):
Panduan Praktis untuk merancang dan meraih Kinerja, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hal. 17.
2
3
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
4
Hasel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2005), hal. 176.
6
3. Pengembangan Instrumen
Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. 5 Pengembangan
Instrumen evaluasi kinerja dilakukan dua tahapan, yaitu menyusun draf
instrument kemudian menguji coba instrument sebelum dipergunakan
untuk menilai pegawai ternilai. Dengan proses ini, instrument dapat
dipergunakan untuk mengukur kinerja ternilai.
a. Isi Instrumen
Langkah pertama ialah menentukan isi dari instrument eveluasi
kinerja, dimana berisi informasi mengenai nama, nama unit kerja,
5
Djali, Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2007),
hal. 60.
7
6
Asep saiful hamdi, Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan, (Yogyakarta:
Deepublish, 2014), hal. 66.
8
7
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 104.
8
Prediktor merupakan suatu prosedur seleksi-resume, formulir lengkap permohonan, surat
rekomendasi, hasil wawancara, hasil tes)
9
10
Tobari, Penerimaan Pegawai Baru, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 55
11
Yessy Nur Endah Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Deeplish,
2015), hal. 139.
11
C. Standar Kinerja
1. Pengertian dan Karakteristik
12
12
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali, 2010), hal. 74
13
Richard M. Hodgetts, Management: Theory, Process, and Practice, (New York: CBS
College Publishing, 1982.) hal. 163-164. Dikutip dari Henri Fayol, Industrial and General
Administration, trans. J. A. Coubrough (Geneva, Switzerland: Interational Management Institute,
1929), 77.
14
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama 2007),
hal 69.
13
2. Model Esai
Dalam model evaluasi Kinerja esai, penilai harus menyusun esai
berupa pertanyaan yang melukiskan kinerja ternilai, keunggulan dan
16
kelemahan kinerja ternilai secara rinci. Agar penilai dapat menyusun esai
yang melukiskan kinerja pegawai yang mencerminkan kinerja
perusahaan, pertama, harus dikemukakan indikator-indikator kinerja
pegawai ternilai. Kedua, dikemukakan descriptor level kinerja yang dapat
mempergunakan angka dan kata sifat. Ketiga, panjangnya esai ditentukan
dalam jumlah kata-kata da kalimat yang melukiskan indikator kinerja
pegawai
Penilai dalam model evaluasi ini harus mempunyai kemampuan
untuk mengobsevasi kinerja ternilia dan mendokumentasi kinerja tersebut
dalam bentuk catatan secara sistematis. Hasil observasi kemudikan
dijadikan bahan untuk menyusun esai.
Model evaluasi esai kurang terstruktur, memungkinkan penilai
mempunyai kebebasan untuk menilai hampir semua indikator kinerja
ternilai. Model ini memerlukan waktu untuk megobservasi indikator
kinerja ternilai, mendokumentasikan dan melakukan penilaian. Model ini
juga bersifat lebih subjektif jika dibandingkan dengan model lainnya.
15
Abdul Madjid Latief, Evaluasi Kinerja SDM: Konsep, Aplikasi, Standar dan Penelitian,
(Jakarta: Haja Mandiri, 2014), hal. 104-105.
18
bebas dari pengaruh variabel –variabel yang tdiak ada kaitannya dengan
evaluasi kinerja.
2. Persepsi Ternilai
a. Persepsi negatif Pegawai
Evaluasi kinerja merupakan alat memanajemen kinerja pegawai agar
pegawai dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan oleh
perusahaan/ organisasi. Bagi pegawai evaluasi kinerja menimbulkan
persepsi yang beragam.
1) Tidak senang terhadap evaluasi kinerja
Pada prinsipnya, para pegawai tidak senang dan tidak
menyukai evaluasi kinerja dan jika mungkin akan
menghindarinya. Para pegawai takut dengan evaluasi kinerja
karena tidak mempunyai sistem evalausi kinerja yang baik.
Pegawai menganggap evaluasi kinerja sangat dipengaruhi oleh
subjektivitas dan sejumlah error, maka dari itu disarankan
organisasi harus melakukan pelatihan khusus mengenai evaluasi
kinerja.
2) Evaluasi kinerja menimbulkan kecemasan pegawai
Kecemasan ialah suatu keadaan multimensional yang
ditunjukkan dengan suatu fenomena somatic, eksperensial dan
interpersonal. Hal ini timbul karena para pegawai yang tidak
mampu mecapai target kinerjanya atau yang berkinerja rendah.
3. Budaya Evaluasi Kinerja
Menurut budaya evaluasi merupakan bagian dari pada budaya
organisasi yang mencari informasi mengenai kinerja organisasi dan untuk
memakai informasi dalam mempelajari bagaimana memanajemeni lebih
baik dan melaksankan program dan layanan dan dari situ memperbaiki
kinerjanya.
Budaya evaluasi kinerja mempunyai dimensi budaya produktivitas,
manajemen kinerja, sistem evaluasi kinerja, dasar hukum dan pelatihan.
19
4. Kesalahan Penilai
Kesalahan-kesalah yang mungkin dilakukan oleh penilai diantarnya
ialah:16
a. sujektivitas penilai
b. Halo error atau horn effect, dimana penilai menilai ternilai dengan
memberikan nilai tinggi atau rendah pada semua indikator kinerja
ternilai dengan faktor kesesuaian antar penilai dengan ternilai,
ternilai dianggap asset, pengaruh potensi tinggi, ternilai
bersebrangan dengan penilai.
c. Penilaian lembek (leniency error). Yaitu penilai memberi nilai lebih
tinggi dari pada yang seharusnya. Hal ini terjadi dengan penyebab
yaitu kolusi maupun menghindari konfrontasi.
d. Penilaian keras (severity error), yaitu penilai memberi nilai kepada
ternilai lebih rendah dari yang seharusnya. Penilaian ini sangat
merugikan ternilai karena menghambat karirnya.
e. Similar to me error, yaitu penilai menggunakan dirinya sebagai
standar kinerja pegawai bukan standar kinerja pegawai.
f. Recency error, penilai evaluasi kinerja yang menggunakan data
kinerja ternilai dua atua sebulan terakhir masa penilaian.
5. Pelecehan Seksual
Ialah perilaku verbal, perilaku tertulis atau fisik dari agen yang
tidak dikehendaki oleh target yang bertujuan untuk terjadinya hubungan
seksual dengan menggunakan kekuasaan atau janji-janji.
Pelecehan seksual muncul bisa dalam bentuk Quid pro quo, yaitu
pelecehan seksual yang langsung dikaitkan dengan pemberian atau tidak
memberikan keuntungan ekonomi. Hostile environment harassment,
yaitu pelecehan sesual yang berdasarkan pada perilaku tidak rasional,
meciptakan sesuatu lingkungan kerja yang intimadatif, permusuhan, dan
16
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajeman Sumber daya Manusia: Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasia, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, (Jakarta: Grasindo,
2002), hal .201.
20
A. Kesimpulan
Evaluasi kinerja adalah proses penilai menilai kinerja ternilai
dalam waktu tertentu dengan membandingkan kinerjanya dengan standar
kinerjanya dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan
MSDM mengenai ternilai.
Dalam menyusun Sistem evaluasi kinerja yang pertama dilakukan
adalah menentukan dimensi dan indikator kinerja yang nilai. Dimensi
adalah bagian atau unsur yang membentuk suatu variabel yang akan di
ukur. Setelah itu menentukan Deskriptor Level Kerja. DLK adalah skala
hasil pengukuran kinerja untuk membedakan kinerja tertinggi sampai
dengan kinerja terendah. Kemudian Pengembangan Istrumen.
Adapun Standar kinerja merupakan pertemuan antara keinginginan
organisasi dan keinginan pegawai. Standar kinerja menyediakan penilai
dan ternilai dasar untuk melukiskan kinerja ternilai dapat dipahami oleh
keduanya.
Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses evaluasi alangkan
lebih baiknya memiliki suatu model evaluasi, banyak model evaluasi yang
telah berkembangan sampai saat ini. Diantaranya ialah model essay,
peristiwa krisis, behaviorally anchored rating behavioral expectation
scales, behavioral observation scales, perbandingan pasangan, distribusi
paksaan, graphic rating scales, dan checklist evaluation model.
Masalah-masalah yang di hadapi dari pada evaluasi kinerja adalah
validitas dan realibilitas, Persepsi ternilai, budaya evaluasi, kesalahan
penilai, pelecehan seksual.
B. Saran
Evaluasi kinerja sangat penting untung memfokuskan dan
mengarahkan karyawan terhadap tujuan strategis pada penempatan,
penggantian perencanaan dan tujuan pengembangan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan selalu melakukan
21
evaluasi secara rutin setiap periode. Melalui evaluasi ini, dapat
diketahui apakah karyawan telah melakukan pekerjaannya sesuai
dengan standar kerja yang ada, dan dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan seorang karyawan.
22
Daftar Pustaka
Abdul Madjid Latief, Evaluasi Kinerja SDM: Konsep, Aplikasi, Standar dan
Penelitian, Jakarta: Haja Mandiri, 2014.
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
23
Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Teori, Psikologi, Hukum
Ketenagakerjaan, Aplikasi dan Penelitian: Aplikasi dalam Organisasi
Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan, Depok: Raja Grafindo Persada, 2015
Yessy Nur Endah Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta:
24