Makalah Wice
Makalah Wice
Makalah Wice
PENILAIAN KINERJA
Tugas ini untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Disusun oleh:
Wice Malyana 2261201018
Muhamad albani zaqi. 2261201145
Fauzan azima 2261201238
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan
makalah yang berjudul “PENILAIAN KINERJA” ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata
kuliah Manajemen Kinerja.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesain makalah ini tidak lepas dari berbagai
hambatan dan kesulitan akan tetapi semuanya dapat teratasi berkat usaha dan kesabaran kami
serta bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat selesai
dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimah kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga terwujudnya makalah ini.
Kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi perbaikan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian kinerja........................................................................................6
2.2 Tujuan Penilaian Kinerja.............................................................................................8
2.3 Manfaat penilaian Kinerja Bagi Perusahaan..............................................................11
2.4 Proses dan Kriteria penilaian kinerja.........................................................................13
2.5 Metode-metode penilaian kinerja..............................................................................15
Latar belakang penilaian kinerja (performance appraisal) adalah upaya menilai prestasi
karyawan dengan tujuan meningkatkan produktivitas karyawan dan perusahaan. Penilaian
kinerja yang kurang baik dapat menyebabkan demotivasi kerja dan penurunan pencapaian
sasaran perusahaan. Penilaian kinerja harus melihat tidak hanya hasil kerja, tetapi juga proses
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja adalah hasil kerja, hasil dari keseluruhan
proses seseorang dalam mengerjakan tugasnya. Penilaian kinerja dilakukan setahun sekali untuk
melihat kualitas karyawan demi membangun perusahaan.
Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat juga diartikan sebagai penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personilnya, berdasarkan visi,
misi, standar organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.organisasi pada dasarnya dioperasikan
oleh sumber daya manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas
perilaku manusia dalam melaksanakan peran dalam organisasi. Proses penilaian kinerja diawali
dengan menentukan tujuan organisasi, kemudian dilanjutkan dengan analisa kinerja untuk
mengetahui harapan pimpinan organisasi dalam pelaksanaan.
Pada akhir periode, penilai mengukur kinerja dan melakukan evaluasi, selanjutnya
dibandingkan dengan target pekerjaan, kemudian mendiskusikan dan mengkomunikasikan hasil
penilaian, dilanjutkan dengan perencanaan program peningkatan kinerja. Proses evaluasi kinerja,
organisasi dapat menggunakan berbagai macam ukuran yang berbeda untuk perencanaan,
pengukuran, dan evaluasi organisasi. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja
organisasi adalah bahwa kinerja organisasi dipakai oleh pihak manajemen sebagai dasar untuk
melakukan pengambilan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen serta unit-unit terkait
di lingkungan organisasi organisasi.
PEMBAHASAN
Setiap perusahaan atau organisasi memerlukan sumber daya untuk mencapai visi dan
misinya. Sumber daya yang merupakan sumber energi, kekuatan yang diperlukan untuk
membuat daya, aktivitas, kegiatan maupun tindakan. Sumber daya tersebut ada berbagai macam,
beberapa di antaranya yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya finansial, dan
sumber daya ilmu pengetahuan serta teknologi. Dari segala macam jenis sumber daya tersebut,
sumber daya manusia menjadi sumber daya yang paling penting. Karena sumber daya manusia
lah yang dapat menggerakkan dan menggabungkan sumber daya lainnya guna mencapai tujuan
perusahaan. Makna pentingnya sumber daya manusia ini bisa kita lihat dari kenyataan bahwa
manusia merupakan elemen yang selalu ada dalam setiap organisasi atau perusahaan. Apapun
kelebihan lainnya yang dimiliki organisasi, untuk memaksimalkan produktivitas dan laba
diperlukan karyawan yang kompeten serta berdedikasi tinggi terhadap tujuan perusahaan yang
bermacam.
Selain modal sumber daya manusia, perusahaan atau organisasi membutuhkan modal
lainnya, seperti modal financial dan modal non financial. Tentunya semua jenis modal tersebut
mempunyai nilai yang dapat dihitung dan dikelola. Faktor keberhasilan semua jenis modal
bergantung pada keberhasilan pada manajemen modal manusia. Jika manajemen sumber daya
manusia berhasil, maka kinerja yang lain akan mengikuti keberhasilannya. Manajemen
pengelolaan sumber daya manusia ini dapat terbantu dengan melakukan penilaian kinerja atau
performance appraisal. Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai
kinerja yang paling umum digunakan. Metode ini dilakukan untuk memberi tahu kepada para
karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu
sama lain. Penilaian kinerja juga disebut sebagai peninjauan kinerja, evaluasi karyawan, dan
mengkomunikasikan hasil proses tersebut kepada karyawan itu sendiri.
Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yang menyenangkan
sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif.Dalam interaksi
sehari-hari, antara atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul.Ketika atasan
dan bawahan membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak
berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja
adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama. (Rivai & Basri, 2004: 14).
Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian
performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai & Basri, 2004:16).
1. Suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-
sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat
ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan
dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang,
sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. (Schuler
& Jackson, 1996:3)
2. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kerja individu.
Menurut Robbins (1996) yang dikutip oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang berjudul
performance apprasial, pada halaman 15 menyatakan bahwa ada tiga kriteria dalam melakukan
penilaian kinerja individu yaitu:
a. Tugas individu
b. Perilaku individu
c. Ciri individu.
Dari beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai
dengan standar kriteria yang ditetapkan dalab pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan
menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan.
Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan
kemampuan.Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kinerja. Kepuasan kerja itu
sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya.Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian
mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan
kebutuhannya.Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian
kinerja.
Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling
umum digunakan.Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim
pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja
dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun
pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian
sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat
bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.
Salah satu permasalahan pokok yang ditemui oleh perusahaan dalam menilai kinerja
pegawai adalah tujuan rangkap (double reason) dari penilaian kinerja. Menurut T.V Rao ada
beberapa tujuan penilaian yaitu:
Schuler dan jackson dalam bukunya yang berjudul Manajemen sumber daya manusia
edisi keenam, jilid kedua pada tahun 1996 menjelaskan bahwa sebuah studi yang dilakukan
akhir-akhir ini mengidentifikasi ada dua puluh macam tujuan informasi kinerja yang berbeda-
beda, yang dapat dikelompokkan dalam empat macam kategori, yaitu:
Efektifitas dari penilaian kinerja diatas yang dikategorikan dari dua puluh macam tujuan
penilaian kinerja ini tergantung dalam sasaran bisnis strategis yang ingin dicapai. Oleh sebab itu
penilaian kinerja diintegrasikan dengan sasaran-sasaran strategis karena berbagai alasan
(Schuler&Jackson ,1996 : 48), yaitu:
Menurut Chusminah SM, R. Ati Haryati (2019) tujuan penilaian kinerja pada dasarnya
meliputi:
Beberapa hal lain yang menjadi tujuan evaluasi kinerja adalah sebagai berikut:
Manfaat penilaian kinerja (Performance Appraisal) menurut Riva’i dan Basri (2005: 51),
kegunaan atau manfaat hasil penilaian kinerja adalah:
Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah, (Rivai & Basri, 2004 : 62) antara lain:
Berikut adalah langkah-langkah yang harus Anda lakukan untuk menilai kinerja anak buah atau
pegawai Anda.
Dalam menetapkan kriteria kinerja, Mondy & Noe(2005) membagi menjadi beberapa
kritera,yaitu :
1. Ciri-ciri
Ciri-ciri karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif merupakan dasar untuk
evaluasi.
2. Perilaku
Ketika hasil dari tugas individu sulit untuk ditentukan, organisasi dapat mengevaluasi
perilaku seseorang yang terkait dengan tugas atau kompetensi.
3. Kompetensi
Kompetensi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sifat dan perilaku, dan berhubungan
dengan keterampilan interpersonal atau berorientasi bisnis.
4. Pencapaian tujuan
Jika organisasi mempertimbangkan hasil akhir pencapaian tujuan sebagai suatu hal yang
berarti, hasil pencapaian tujuan akan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi untuk
dibandingkan dengan standar.
5. Peningkatan potensi
Ketika organisasi mengevaluasi kinerja karyawan, criteria difokuskan pada masa lalu,
masa sekarang, dibandingkan dengan standar.
2.5 METODE-METODE PENILAIAN KINERJA
Menurut Mondy & Noe (2005), ada tujuh metode penilaian kinerja yaitu:
1. Rating Scales
Menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala untuk mengukur faktor-faktor kinerja
(performance factor).Misalnya dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab
pegawai.Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah
yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai tersebut biasa saja, maka ia
diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja lainnya.
2. Critical Incidents
Evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely good
or bad behaviour) pegawai. Dalam metode ini, penilai harus menyimpan catatan tertulis tentang
tindakan-tindakan atau prilaku kerja yang sangat positif (high favorable) dan perilaku kerja yang
sangat negatif (high unfavorable) selama periode penilaian.
3. Essay
Evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan, kinerjanya pada masa
lalu, potensinya dan memberikan saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut.Metode ini
cenderung lebih memusatkan perhatian pada perilaku ekstrim dalam tugas-tugas karyawan
daripada pekerjaan atau kinerja rutin yang mereka lakukan dari hari ke hari.Penilaian seperti ini
sangat tergantung kepada kemampuan menulis seorang penilai.
4. Work standard
Metode ini membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya atau dengan tingkat keluaran yang diharapkan.Standar mencerminkan keluaran
normal dari seorang pekerja yang berprestasi rata-rata, yang bekerja pada kecepatan atau kondisi
normal.Agar standar ini dianggap objektif, para pekerja harus memahami secara jelas bagaimana
standar yang ditetapkan.
5. Ranking
Penilai menempatkan seluruh pekerja dalam satu kelompok sesuai dengan peringkat yang
disusun berdasarkan kinerja secara keseluruhan.Contohnya, pekerja terbaik dalam satu bagian
diberi peringkat paling tinggi dan pekerja yang paling buruk prestasinya diletakkan di peringkat
paling bawah. Kesulitan terjadi bila pekerja menunjukkan prestasi yang hamper sama atau
sebanding.
6. Forced distribution
Penilai harus “memasukkan” individu dari kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori yang
serupa dengan sebuah distribusi frekuensi normal. Contoh para pekerja yang termasuk ke dalam
10 persen terbaik ditempatkan ke dalam kategori tertinggi, 20 persen terbaik sesudahnya ke
dalam kategori berikutnya, 40 persen berikutnya ke dalam kategori menengah, 20 persen
sesudahnya ke dalam kategori berikutnya, dan 10 persen sisanya ke dalam kategori terendah.
Bila sebuah departemen memiliki pekerja yang semuanya berprestasi istimewa, atasan “dipaksa”
untuk memutuskan siapa yang harus dimasukan ke dalam kategori yang lebih rendah.
Evaluator menilai pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan
dimensi kinerja dan membuat skalanya. Misalnya penilaian pelayanan pelanggan. Bila pegawai
bagian pelayanan pelanggan tidak menerima tip dari pelanggan, ia diberi skala 4 yang berarti
kinerja lumayan. Bila pegawai itu membantu pelanggan yang kesulitan atau kebingungan, ia
diberi skala 7 yang berarti kinerjanya memuaskan, dan seterusnya. Metode ini mendeskripsikan
perilaku yang diharapkan sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan.
Setiap perusahaan melakukan penilaian kinerja karyawan atau performance review secara
periodik, umumnya setiap tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun. Evaluasi dilakukan
menggunakan performance appraisal methods atau metode penilaian kinerja karyawan. Penilaian
tidak hanya berguna dalam memberikan umpan balik untuk perbaikan kinerja karyawan, tapi
juga sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen perusahaan terkait kelanjutan hubungan
kerja dengan karyawan: dihentikan atau dilanjutkan. Selain itu, hasil evaluasi juga menentukan
pemberian reward kepada karyawan yang memiliki kinerja di atas rata-rata, misalnya berupa
bonus, kenaikan gaji, dan promosi jabatan. Berikut jenis-jenis metode penilaian kinerja karyawan
yang bisa dilakukan:
1. Traditional assessment Dalam penilaian tradisional, manajer/atasan menilai langsung
kinerja karyawan berdasarkan pengamatan. Manajer dan karyawan bertemu tatap muka
dan berdiskusi tentang hasil pekerjaan karyawan, tugas dan tanggung jawab yang
dijalankan, dan target pekerjaan yang dicapai. Karyawan dengan penilaian yang baik
mendapat kenaikan gaji. Kelebihan dari metode ini adalah sederhana dan mudah
dilakukan. Tetapi, kekurangannya, penilaian bisa sangat subjektif karena hanya
berdasarkan pengamatan satu pihak, yaitu atasan.
2. Management by Objectives (MBO) Metode ini menilai kinerja karyawan berdasarkan
tujuan yang ditetapkan dalam periode waktu tertentu. Proses MBO terdiri atas tiga tahap:
a. Planning. Manajer dan karyawan bersama-sama mengidentifikasi dan menetapkan
tujuan yang ingin dicapai beserta timeline. Tujuan ditetapkan dengan metode SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-sensitive).
b. Monitoring. Pada tahap ini kedua pihak dapat mengecek progres dan menilai sasaran
kerja, apa yang sudah dicapai dan apa yang belum. Manajer dapat memberikan
umpan balik kepada karyawan.
c. Reviewing. Di tahap ini manajer dan karyawan mendiskusikan hasil akhir yang
dicapai, kemudian karyawan diberi nilai berdasarkan hasil kinerja keseluruhan dalam
satu periode.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Sama halnya dengan
makalah ini yang masih jauh dengan kebenaran dan masih dekat dengan kesalahan, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman, agar kami bisa
memperbaiki kesalahan kami di kemudian hari. Dan semoga apa yang kami tulis dalam makalah
ini memberikan manfaat dan menambah wawasan terhadap para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/4943/7/9.UNIKOM_RAHMAT%20SAEFULLAH_BAB
%20I.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/3431/2/1EA14591.pdf
http://arissusanti17blogger.blogspot.com/2017/04/makalah-penilaian-kinerja.html
https://www.academia.edu/19631185/Makalah_Penilaian_Kinerja
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/50827/Isi%20Penilaian%20Kerja
%205.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://repository.uin-suska.ac.id/20672/7/7.%20BAB%20II.pdf