LP Dan LK CHF
LP Dan LK CHF
LP Dan LK CHF
Nim : 321006
Ners A
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung
gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan
terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam (nurarif, a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian
kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).
D. Patofisiologi
Kelainan instrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung
iskemik, menggangu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas
ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu
ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolic ventrikel), maka terjadi pula
peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan
tergantung dari kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula
ppeningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung
selama diastole. Oeningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vescular
paru-paru, meningkatkan kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vasicular, maka akan
terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan lebih
lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru-
paru.
Tekanan arteria paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan
kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi
ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi
pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi
oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis atau mitralis berhantian,
regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katup atrioventrikularis,
atau perubahan-perubahan pada orientasi otot parpilaris dan korda tendinae yang terjadi
sekunder akibat dilatasi ruang (Smeltzer 2001).
E.PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa tanda gejala pada pasien dengan CHF menurut Niken Jayanthi
(2010), diantaranya adalah :
a) Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnya curah jantung.
b) Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli;
dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.
c) Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan
tekanan vena sistemik.
d) Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung
terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat
perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah. Sekresi aldosteron,
retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler akibat
tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
e) Batuk
f) Dispneu, terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas.
g) Mudah lelah, Hal ini terjadi karena curah jantung yang kurang sehingga
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya
pembuangan sisa hasil metabolisme juga terjadi karena meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernafas dan insomnia uang terjadi karena distres pernafasan dan
batuk
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto trax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika
disebabkan AMI), Ekokardiogram.
3. Pemeriksaan lab meliputi : elektrolit serum yang mengungkapkan kada natrium rendah
sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, dan
gula darah.
H. Komplikasi
Penyakit congestive heart failure (chf) apabila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan komplikasi serius seperti syok kardiogenik, episode tromboemboli, efusi
perikardium dan tamponade perikardium. Meskipun sebagai macam penyakit jantung
seperti gangguan katup telah menurun akibat teknologi penatalaksanaan yang canggih,
namun CHF masih tetap merupakan ancaman kesehatan yang dapat menimbulkan kematian
(Brunner & Suddarth, 2002).
I. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah :
1. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat
farmakologi.
3. Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi
antidiuretik, diit dan istirahat.
4. Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tiroksikosis, miksedema, dan aritmia
digitalisasi.
5. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2
melalui istirahat/pembatasan aktivitas
Terapi farmakologis :
6. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi
jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan
volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema.
7. Terapi diuretik
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal. Penggunaan harus hati
— hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
8. Terapi vasodilator
Obat obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
A. Pengkajian
1. Identitas
Data biografi yang perlu dipertimbangkan adalah usia, jenis kelamin, suku/bangsa.
Penyakit cardiovaskuler lebih sering pada usia 40-60 tahun, laki-laki lebih sering
dari pada wanita, bising jantung lebih sering pada kulit putih, sedangkan hipertensi
lebih sering pada kulit hitam.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Dispneu, edema periper, kelelahan dan kelemahan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau
terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien
T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien menderita :
Hipertensi
Hiperliproproteinemia
Diabetes melitus
Rematik fever dan penggunaan obat-obatan tertentu.
C. Intervensi Keperawatan
A. PENGKAJIAN
- Tanggal masuk : 20/12/2021
- Tanggal pengkajian : 27/10/2021
- No register : 680246
- Diagnosis Medis : CHF (Congestive Hemorrhagic Fever)
1. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 61 Tahun
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat :Babakan Kel. Tenjolaya Kec. Pasir Jambu Kab.
Bandung
Peanggung jawab
Nama : Nn. C
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat :Babakan Kel. Tenjolaya Kec. Pasir Jambu Kab.
Bandung
Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh sesak nafas
b. Riwayat Penyakit Sekarang :Klien mengatakan sesak nafas sejak sebelum
masuk ke Rumah Sakit, klien juga mengatakan
perutnya terasa kembung disertai nyeri ulu hati,
nyeri ulu hati dirasakan hilang timbul dan di
sertai mual muntah setiap malam hari.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :Klien mengatakan bahwa ia dulu pernah
dirawat di RS Paru Rotinsulu karna mengidap
penyakit Bronkhitis dan Pneumonia
d. Riwayat Penyakit Keluarga :Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma dll
e. Genogram :-
3. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Support system :Keluarga mensupport dengan selalu mendampingi Tn.
E selama di RS
b. Komunikasi :Sebelum sakit Tn. E sering mengobrol dengan
masyarakat di lingkungannya, namun saat sakit TN. E
hanya mengobrol dengan anaknya, dan tenaga medis
c. System nilai kepercayaan :Tn.E mengatakan nilai kepercayaan pada tuhannya
yaitu (Allah SWT.)
d. Konsep diri :
4. Lingkungan
a. Rumah
Kebersihan : Tn. E mengatakan kebersihan di lingkungannya bersih
dan terawat
Polusi : Tn. E mengatakan di sekitar lingkungannya jarang
sekali mendapat polusi udara dan suara
Bahaya : Tn. E mengatakan di lingkungannya tidak terdapat
bahaya
b. Pekerjaan
Kebersihan :-
Polusi :-
Bahaya :-
f. Keterbatasan dalam
hal : 3x/ hari
√Mandi Mandiri Dibantu
√Menggunakan pakaian mandiri orang lain
√Berhias
8. Pola kebiasaan yang
mempengaruhi
kesehatan
a. Merokok (√) ya Klien mengatakan saat
() tidak sebelum sakit suka
√Frekuensi Tidak merokok tetapi saat sakit
√Jumlah merokok klien sudah tidak meroko
√lama pemakaian dan tidak meminum kopi
juga
b. Minuman Keras (…) Ya Klien mengatakan tidak
(√) tidak Tidak minum meminum minuman keras
√Frekuensi minuman
√Jumlah keras
√Lama pemakaian
c. Ketergantungan obat (…) ya Tidak
(√) tidak ketergantung
an
6. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : 15 GCS : E4 V5 M6
b. Tekanan darah : 100/ 70 mmHg
c. Nadi : 81 x/menit
d. Pernafasan : 25 x/menit
e. Suhu : 36,4ºC
f. SPO2 : 94%
g. TB/BB
√Sebelum masuk RS : 62 kg >3 bulan
√Saat dirawat di RS : 53 kg
2) Pemeriksaan fisik per system
a. Sistem penglihatan
√Posisi mata : (√) Simetris
√Kelopak mata : Mata berair
√Pergerakan bola mata : pergerakan bola mata pasien baik bisa melihat
dengan diberikan satu tujuan
√Konjungtiva : Konjuntiva pasien anemis
√Kornea :-
√Sklera : Sklera pasien an ikterik
√Pupil
Ukuran : Isokor
Reaksi terhadap cahaya : Ukuran pupil normal seperti biasanya Reaksi
terhadap cahaya respon pupil pasien saat
diberi cahaya mengecil dan membesar saat
tidak diberi cahaya.
e. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi perifer
√Nadi :81x/mnt
Irama : (√) teratur
(…) tidak teratur
Denyut : (…) Lemah
: (√) Kuat
√Distensi vena jugularis : …
√Temperatur kulit : (√) hangat
(…) dingin
√Warna kulit : (√) Pucat
(…)Sianosis
(…) Kemerahan
√CRT : <3 detik
√Flebitis : tidak terdapat flebitis
√Varises :…
√Edema (lokasi dan derajat) : …
Sirkulasi jantung
Irama : (√) Teratur
: (...) tidak teratur
√Distensi vena jugularis : -
√Bunyi jantung : Normal
√Keluhan :
(√) Lemah
(√) Lelah
(√) Palpitasi/berdebar
(…) Keringat dingin
(…) Gemetaran
(…) Kesemutan
(…) Kaki dan tangan dingin
(√) Nyeri dada
(…) Ictus Cordis
(…) Kardiomegali
f. Sistem Neurologi
√Glascow Coma Scale : E4 V5 M6
√Tanda-tanda peningkatan TIK
Nyeri kepala hebat :
Penurunan kesadaran : pasien tidak ada penurunan kesadaran
Muntah Proyektil : tidak
Papil eodema : tidak terkaji
Lain-lain : tidak terkaji
√Gangguan Neurologis : tidak terkaji
(N1 s/d N XII)
√Pemeriksaan reflek patologis
R. Oppenheim : tidak terkaji
R. Hoffman : tidak terkaji
R. Chaddock : tidak terkaji
Babinski : tidak terkaji
Lain-lain : tidak terkaji
R. Fisiologis
R. Bisep : tidak terkaji
Brachioradial : tidak terkaji
Pattela : tidak terkaji
Achilles : tidak terkaji
Lain-lain : tidak terkaji
√Rangsang meningen : tidak terkaji
√Kaku kuduk : tidak terkaji
√Kernig sign : tidak terkaji
√Lasegue sign : tidak terkaji
√Brudzinski 1 : tidak terkaji
√Brudzinski 2 : tidak terkaji
√Kekuatan otot : kekuatan otot pasien 5
g. Sistem pencernaan
√Keadaan Mulut : tidak ada lesi, tidak ada kelainan
√Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan menelan
√Muntah :-
√Nyeri daerah perut : klien mengatakan tidak ada nyeri daerah perut
√Bising Usus : 9 x/mnt
√Massa pada abdomen : tidak ada
√Ukur lingkar perut : tidak ada
√Asites : tidak ada
√ Palpasi Hepar : tidak terkaji
√Nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan
√Nyeri lepas : tidak terdapat nyeri lepas
√Colostomy : tidak ada
√Penggunaan NGT : tidak ada terpasang NGT
h. Sistem imunologi
√Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
i. Sistem endokrin
√Nafas bau keton : (…) ya
: (√) tidak
√Luka : (…) ya
: (√) tidak
Kondisi luka :…
√Exopthalmus : (…) ya
: (√) tidak
√Tremor : (…) ya
: (√) tidak
√Pembesaran klj. Thyroid: (…) ya
: (√) tidak
√Tanda peningkatan gula darah
(…) Polidipsi
(…) Polipagia (…) Poliuria
j. Sistem urogenital
√Distensi kandung kemih : tidak ada
√Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
√Nyeri perkusi : tidak ada nyeri saat diperkusi
√Urine
(…) Anuria (…) Hematuria
(…) Disuria (…) Nocturia
(…) Oliguria
√Penggunaan kateter : klien menggunakan kateter saat dirumah sakit
√Keadaan Genital : tidak terkaji
k. Sistem integument
√Keadaan rambut
Kekuatan : tidak rontok
Warna : Hitam dan putih
Kebersihan : Sedikit kotor
√Keadaan kuku
Kekuatan : Baik
Warna : Merah muda
Kebersihan : Baik
√Tanda radang : tidak ada
√Keadaan kulit
Turgor : baik
Warna : kuning langsat
Kebersihan : baik
Tanda radang : tidak ada
Dekubitus : pasien mengatakan tidak ada luka lecet pada
tubuh bagian belakang
Pruritus : tidak ada
Tanda Perdarahan : tidak ada
Diaforesis : tidak ada
√Luka bakar : tidak terdapat luka bakar
l. Sistem Muskuloskeletal
√Keterbatasan gerak, deformitas : pasien dapat bergerak bebas
√Rentang gerak :…
√Sakit pada tulang dan sendi : tidak ada nyeri di sendi maupun tulang
√Tanda-tanda fraktur : tidak ada
Lokasi : tidak ada
√Kontraktur pada sendi ekstremitas : tidak ada
√Tonus otot/kekuatan otot :5
√Kelainan bentuk tulang/otot : tidak ada
√Tanda radang sendi : tidak ada
√Penggunaan alat bantu : Kekuatan otot normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
√Penggunaan traksi, gips, spalk, ORIF/EP, PSSW : -
Hematokrit 54 40-52 %
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eusinofil 1 2-4 %
Limfosit 32 25-40 %
Monosit 7 2-8 %
25-12-2021
Urinalisa
Warna Coklat Kuning
Kejernihan Keruh Jernih
Berat jenis 1.020 1.005-1.025
mmol/L
Keton Negatif Negatif
mg/dl
PH Urin 5 4.7-7.5
Nitrit Negatif Negatif
Protein Positif (+) Negatif g/L
Glukosa Urin Negatif Negatif mmol/L
Urobilinogen Normal Normal umol/L
Bilirubin Urin Negatif Negatif umol/L
Leukosit Sedimen Urin >20 0-3
Eristrosit Sedimen Urin 13-15 0-1
Ephitel 2-4 <10
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Echocardiography
22-12-2021
Aorta
20-37 mm LVEDD 35-52 mm
Atrium Kiri
15-40 mm LVESD 26-36 mm
IVSd 7-11 mm
Ventrikel Kanan
<42 mm IVSs
Ejeksi Fraksi
53-77% PWd 7-11 mm
E/e’ PWs
TAPSE 15 E/A
>17 mm mPAP
Penemuan:
Dilated RA, RV, D shaped LV
Hipokinetic anteroseptal, inferoseptal EF 60%
Severe TR (V max 381 cm/s)
Diastolic dysfunction cannot be measured due to AF
AS intact
High probability of PH
B. Analisa data
Sumber: Hidayat (2013), SDKI (2016)
COP menurun
Penurunan curh
jantung
2 DS : Defisit nutrisi
- Klien mengatakan mual CHF
dan muntah
- Klien mengatakan B5( Bowel)
perutnya kembung
- Klien mengatakan nyeri Gagal pompa
ulu hati
ventrikel kiri
- Klien mengatakan
kurang nafsu makan
Darah dari atrium
kanan tidak dapat
DO: masuk ke ventrikel
kanan
- Klien tampak lemas
- Porsi makan tidak
↑ tekanan atrium
dihabiskan
kanan
- Perut klien kembung
N : 96x/mnt ↑ teknan vena
S : 36,7 ºC sistemik
Bising usus 9 x/mnt
Hepatomegaly
distensi abdomen
Anoreksia mual
muntah
Defisit nutrisi
3 DS : CHF Intoleransi
- Klien mengatakan aktivitas
mudah lelah Kegagalan pompa
DO: ventrikel kiri
- Klien tampak lemah
- Klien tampak berbaring
B4 (Bone)
saja di tempat tidur
- TTV
TD : 100/70 mmHg Penurunan aliran
RR : 25x/mnt darah sistemik
N : 81x/mnt
Suplai darah ke
S : 36,4 ºC
tubuh menurun
Sianosis, lelah,
dispneu
Intoleransi aktifitas
C. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas jantung
2. Defisit nutrisi b.d nafsu makan menurun
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
1. Memonitor
2 1 berat badan S:
2. Memonitor - Klien mengatakan
makan
2 adanya mual dihabisakan dan
muntah
3. Menyajikan nafsu makan mulai
makanan secara meningkat
3 - Klien mengatakan
menarik dan perutnya masih
suhu yang kembung
sesuai O:
4. Memonitor - Porsi makan habis
4 asupan N : 78x/mnt
makanan S : 36,7 ºC
5. Menganjurkan Bising usus 11
5 posisi duduk x/mnt
bila mampu
A: Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dihentikan
1. Berkoordinasi
3 1 pemilihan S:
aktivitas sesuai - Klien mengatakan
sudah bisa
kemampuan bergerak/
2 2. Menganjurkan beraktivitas sedikit
aktivitas secara demi sedikit
bertahap
3. Memonitor pola O:
dan jam tidur - Klien tampak
3
duduk di sisi
tempat tidur
- Klien dapat
bergerak ke kamar
mandi
A: Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan