J KURS RUPIAH
J KURS RUPIAH
J KURS RUPIAH
Triyono
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammmadiyah Surakarta
E mail: [email protected]
ABSTRACT
This research analyse influence of money supply, inflation, SBI rate of interest, and
import to Indonesia Rupiah exchange rate to US Dollar. In analysis, used multiple
regression analysis instrument with model Error Correction Model (ECM). With
this method obtained equation of regression in long-run and short-run equilibrium.
In the long run equilibrium model, covered series of adjustment process that
bringing every shock to equilibrium. In other word, in the long run very possibly
performed full adjustment to every changes in arising out. Estimation result from
regression ECM and long-run analysis indicate that inflation variable, SBI rate of
interest, and import have significant influence with positive direction to exchange
rate. While variable JUB have influence with negative direction to exchange rate.
Keywords: exchange rate, ECM, monetary tight policy
krisis melanda Indonesia dan kawasan Asia merupakan perbandingan nilai atau harga
lainya masih relatif stabil. Jika dibandingkan antara kedua mata uang tersebut. Perban-
dengan masa sebelum krisis, semenjak krisis dingan nilai inilah sering disebut dengan kurs
ini terjadi lonjakan kurs dolar AS berada (exchange rate). Nilai tukar biasanya
diantara Rp6.700 - Rp9.530 sedangkan perio- berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa
de 1981- 1996 di bawah Rp2.500 (Bank depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata
Indonesia, 2000). uang rupiah terhadap dolar AS artinya suatu
Melalui mekanisme transmisi, inflasi penurunan harga dollarAS terhadap rupiah.
serta suku bunga domestik bisa turun ke Depresiasi mata uang negara membuat harga
tingkat yang rendah. Sebaliknya, dengan barang-barang domestik menjadi lebih murah
menguatnya dolar AS belakangan, nilai bagi fihak luar negeri. Sedang apresiasi
Rupiah merosot dan berpotensi mendongkrak rupiah terhadap dollar AS adalah kenaikan
inflasi. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif rupiah terhadap dollar AS. Apresiasi mata
ini mempengaruhi perilaku masyarakat uang suatu negara membuat harga barang-
dalam memegang uang, selain faktor-faktor barang domestik menjadi lebih mahal bagi
yang lain seperti tingkat suku bunga dan fihak luar negeri (Sukirno, 1981:297). Kurs
inflasi. Kondisi ini didukung oleb laju inflasi rupiah terhadap dollar AS memainkan peran-
yang meningkat tajam dan menurunnya an sentrel dalam perdagangan internasional,
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan karena kurs rupiah terhadap dollar AS
nasional. memungkinkan kita untuk membandingkan
harga semua barang dan jasa yang dihasilkan
Tingkat suku bunga yang tinggi, akan
berbagai negara. Kurs valuta asing dapat
menyerap jumlah uang yang beredar di
diklasifikasikan kedalam kurs jual dan kurs
masyarakat. Sebaliknya jika tingkat suku
beli. Selisih dari penjualan dan pembelian
bunga terlalu rendah maka jumlah uang yang
merupakan pendapatan bagi pedagang valuta
beredar di masyarakat akan bertambah
asing. Sedang bila ditinjau dari waktu yang
karena orang lebih suka memutarkan uang
dibutuhkan dalam menyerahkan valuta asing
pada sektor-sektor produktif dari pada
setelah transaksi kurs dapat diklasifikasikan
menabung. Dalam hal ini tingkat suku bunga
dalam kurs spot dan kurs berjalan (forward
merupakan instrumen konvensional untuk
exchange).
mengendalikan inflasi (Khalawaty, 200:144).
Semua transaksi valuta asing yang ber-
Dari latar belakang yang telah diuraikan
langsung seketika atau langsung di mana
di atas, penelitian ini menganalisis mengenai
kedua belah pihak sepakat untuk saling
bagaimana pengaruh jumlah uang beredar
membayar secepatnya saat itu atau paling
(JUB), inflasi, suku bunga (SBI), dan impor,
lambat dua hari setelah transaksi, disebut
pada kurs rupiah terhadap dollar AS.
kurs spot (spot exchange rate). Sedangkan
Landasan teori dalam penelitian ini kesepakatannya disebut transaksi spot. Bebe-
sebagai berikut: rapa kesepakatan sering seringkali secara
1. Pengertian Kurs khusus menetapkan tanggal lebih dari dua
hari, misalnya 30 hari, 90 hari,atau 180 hari
Kurs (Exchange Rate) adalah pertukaran atau bahkan beberapa tahun. Kurs yang
antara dua mata uang yang berbeda, yaitu
158 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 2, Desember 2008
menjadi dasar bagi transaksi semacam ini di Sistem sekeranjang mata uang, keun-
sebut kurs berjangka (forward exchange tungannya adalah sistem ini menawarkan
rate). stabilisasi mata uang suatu negara karena
pergerakan mata uangnya disebar dalam
2. Sistem Kurs dan Dasar Pertimbangan sekeranjang mata uang. Mata uang yang di
Penetapannya masukan dalam keranjang biasanya diten-
Pada dasarnya terdapat lima jenis system tukan oleh besarnya peranannya dalam mem-
kurs utama yang berlaku (Kuncoro,1996:27) biayai perdagangan negara tertentu.
yaitu: sistem kurs mengambang (floating Sistem kurs tetap, dimana negara mene-
exchang rate), kurs tertambat (pegged ex- tapkan dan mengumumkan suatu kurs terten-
change rate), kurs tertambat merangkak tu atas mata uangnya dan menjaga kurs
(crawling pegs), sekeranjang mata uang dengan cara membeli atau menjual valas
(basket of currencies), kurs tetap (fixed ex- dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs
change rate). tersebut. Bagi negara yang sangat rentan
Pada jenis sistem kurs mengambang, terhadap gangguan eksternal, misalnya
kurs ditentukan oleh mekanisme pasar memiliki ketergantungan tinggi terhadap
dengan atau tanpa adanya campur tangan sektor luar negeri maupun gangguan internal,
pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui seperti sering mengalami gangguan alam,
kebijakan moneter apabila ada terdapat menetapkan kurs tetap merupakan suatu
campur tangan pemerintah maka system ini kebijakan yang beresiko tinggi.
termasuk mengambang terkendali (managed
3. Hubungan antara Kurs dengan Jumlah
floating exchange rate).
Uang Beredar
Pada sistem kurs tertambat, suatu negara
menambatkan nilai mata uangnya dengan Bahwa peredaran reserve valuta asing (nera-
sesuatu atau sekelompok mata uang negara ca pembayaran) timbul sebagai akibat kele-
lainnya yang merupakan negara mitra dagang bihan permintaan atau penawaran uang.
utama dari negara yang bersangkutan, ini Apabila terdapat kelebihan jumlah uang
berarti mata uang negara tersebut bergerak beredar maka neraca pembayaran akan defisit
mengikuti mata uang dari negara yang dan sebaliknya apabila terdapat kelebihan
menjadi tambatannya. permintaan uang, neraca pembayaran akan
surplus kelebihan jumlah uang beredar akan
Sistem kurs tertambat merangkak, di
mengakibatkan masyarakat membelanjakan
mana negara melakukan sedikit perubahan
kelebihan ini, misalnya untuk impor atau
terhadap mata uangnya secara periodik
membeli surat-surat berharga luar negeri
dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu
sehingga terjadi aliran modal keluar, yang
nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu.
berarti permintaan akan valas naik sedangkan
Keuntungan utama dari sistem ini adalah
permintaan mata uang sendiri turun (Nopirin,
negara dapat mengukur penyelesaian kursnya
1997: 222). Jika pemerintah menambah uang
dalam periode yang lebih lama jika di
beredar akan menurunkan tingkat bunga dan
banding dengan system kurs terambat.
merangsang investasi keluar negeri sehingga
terjadi aliran modal keluar pada giliran kurs
Triyono - Analisis Perubahan Kurs Rupiah 159
y0+ y1DLogJUBt + y2DINFt + y3DSBIt + y4D jat integrasi (Integration Test) sampai
memperoleh data yang stasioner.
D Log Kurst = LogMt, + y5LogJUBt-1 +
y6JNFt-1+ y7SBIt-1 +y8LogMt-1 + b. Uji Kointegrasi (Cointegration Test)
0,5454332375*LN JUB(-1)+
dalam model tidak terdapat masalah auto-
0,4831908372*ECT
korelasi.
Keterangan: 3. Normalitas μt
* = signifikan pada α = 0,05
Uji normalitas μt dalam pembahasan ini
menggunakan Uji Jarque-Bera dengan
kesimpulan: nilai statistik Jarque-Bera =
Model tersebut merupakan model jangka
pendek. Model jangka panjang harus melihat 0,289995 lebih kecil dari χ 02, 05;3 = 5,99146
keseimbangan dimana di dalamnya tercakup berarti distribusi μt normal
serangkaian proses penyesuaian yang mem-
bawa setiap shock kepada equilibrium. Spesifikasi Model
Dengan kata lain dalam jangka panjang
memungkinkan mengadakan penyesuaian Dalam penelitian ini digunakan uji Ramsey-
penuh untuk setiap perubahan yang timbul. Reset. Karena Fhitung = 2,18131 < Ftabel = 3,40
(Lihat Tabel 2) berarti model linier.
Variabel Perhitungan
C 3,546013/0,490864 = 7,22402
INF(-1) -0,482204 + 0,490564/0,490864 = 0,01764
JUB(-1) -0,545433 + 0.490864/0,490864 = -0,11117
SBI(-1) -0,483551 + 0,490564/0,490864 = 0,01490
M(-1) -0,371070 + 0,490564/0,490864 = 0,24405
Sumber: Data sekunder diolah
164 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 2, Desember 2008
2. Uji F 1. Inflasi
Dengan kesimpulan: Karena Fhitung= Dari hasil analisis jangka pendek variabel
2,678083 > Ftabel = 2,27 berarti model yang inflasi tidak mempunyai pengaruh yang
dipakai adalah eksis. signifikan terhadap kurs. Sedangkan dari
hasil perhitungan jangka panjang variabel
3. Koefisien Determinasi (R2) inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan
Nilai R2 = 0,490864 berarti besarnya penga- terhadap kurs, sebesar 0.01764 dengan arah
ruh variabel independen terhadap variabel positif yang berarti naiknya variabel inflasi
dependen sebesar 49,0864 persen, sedang mengakibatkan naiknya variabel kurs sebesar
sisanya sebesar 50,9136 persen menggam- 0,01764 atau 1,764 persen.
barkan pengaruh dari variabel-variabel di
2. JUB
luar model.
Hasil analisis jangka pendek variabel JUB
Interpretasi Ekonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terha-
dap kurs sebesar 0,749601 dengan arah
Analisis regresi baik model jangka pendek positif yang berarti naiknya variabel JUB
maupun jangka panjang disajikan dalam akan mengakibatkan naiknya variabel kurs
Tabel 4 yang selanjutnya dilakukan inter- sebesar 0,74601 atau 74,601 persen. Sedang-
pretasi ekonomi. kan perhitungan jangka panjang variabel JUB
Interprestasi terhadap masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kurs sebesar
nilai koefisien regresi variabel bebas adalah: -0,11117 dengan arah negatif artinya turun-
Triyono - Analisis Perubahan Kurs Rupiah 165
nya variabel JUB akan mengakibatkan naik- 1. Berdasarkan hasil uji stasioneritas
nya variabel kurs sebesar 11,117 persen. menunjukkan bahwa variabel impor
sudah stasioner pada derajat α = 5%.
3. SBI Sedangkan variabel kurs, inflasi, JUB
Hasil analisis jangka pendek variabel SBI dan SBI tidak stasioner pada derajat α =
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap 5%.
kurs. Sedangkan dan perhitungan jangka 2. Berdasarkan uji kointegrasi menunjukkan
panjang variabel SBI berpengaruh secara bahwa inflasi, impor, SBI dan JUB tidak
signifikan terhadap kurs sebesar 0,01490 berkointegrasi terhadap kurs pada derajat
dengan arah positif artinya naiknya variabel kepercayaan α = 5%.
SBI akan mengakibatkan naiknya variabel 3. Berdasarkan uji derajat integrasi menun-
kurs sebesar 1,49 persen jukkan bahwa variabel kurs, inflasi, JUB,
SBI dan impor stasioner pada derajat α =
4. Impor (M)
5%.
Hasil analisis jangka pendek variabel impor 4. Berdasarkan hasil estimasi regresi ECM
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dan analisis jangka panjang variabel
kurs. Sedangkan dari perhitungan jangka inflasi, SBI dan impor mempunyai
panjang variabel impor berpengaruh secara pengaruh yang signifikan pada α = 0,05
signifikan terhadap kurs sebesar 0,24405 dengan arah positif terhadap kurs.
dengan arah positif yang berarti naiknya Sementara variabel JUB mempunyai
variabel impor (M) akan mengakibatkan pengaruh dengan arah negatif terhadap
naiknya kurs sebesar 0,24405 atau 24,405 kurs pada α = 0,05.
persen.
5. Berdasarkan hasil pengujian asumsi
5. ECT klasik, tidak ditemukan masalah hetero-
skedastisitas dan autokorelasi dalam
Signifikansi pada tingkat α = 0,05 dengan model. Model yang digunakan dalam uji
nilai koefisien sebesar 0,483191. Hal ini normalitas tidak terdapat penyimpangan,
menunjukkan proporsi ketidakseimbangan sehingga dapat dikatakan bahwa distri-
dalam variabel kurs sebelum disesuaikan busi Ut normal. Dalam uji linieritas
pada periode sekarang adalah 0,519125. nilai menunjukkan spesifikasi model benar.
koefisien tersebut dapat menjelaskan feno-
6. Hasil analisis dengan uji t diketahui
mena jangka panjang.
bahwa regresi jangka pendek variabel
inflasi, SBI dan impor tidak signifikan
KESIMPULAN terhadap kurs pada α = 5%, sementara
Berdasarkan hasil regresi model ECM (Error variabel JUB berpengaruh secara signifi-
Correction Model) mengenai pengaruh kan terhadap kurs pada α = 5%. Dalam
inflasi, JUB, SBI, dan impor (M) terhadap regresi jangka panjang variabel inflasi,
kurs, maka dapat disimpulkan adalah sebagai JUB, SBI, dan impor berpengaruh secara
berikut: signifikan terhadap kurs pada α = 5%.
166 Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 2, Desember 2008
7. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan tian ini dapat dijadikan sebagai penun-
bahwa variabel inflasi, JUB, SBI dan jang untuk penelitian selanjutnya.
impor memberikan kontribusinya sebesar
49,0864 persen terhadap kurs, sedangkan DAFTAR PUSTAKA
sisanya 50,9136 persen dipengaruhi oleh
variabel bebas lain di luar model yang Adias, Levi lqbal. 2003. Analisis Fluktuasi
digunakan. Kurs Rupiah terhadap Dollar AS.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Surakarta:
8. Variabel ECT (Error Correction Term) Universitas Sebelas Maret
signifikan pada tingkat α = 5% dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0,483191. Bank Indonesia. Beberapa tahun edisi, Sta-
tistik Ekonomi-Keuangan Indonesia.
Berdasarkan hasil-hasil kesimpulan di Jakarta: BI
atas, penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut: Bank Indonesia. Beberapa tahun edisi.
Laporan Tahunan. Jakarta: BI
1. Kebijakan untuk menjaga inflasi yang
rendah dalam jangka panjang melalui Arifin, Samsjul. 1998. Buletin Ekonomi
pengetatan moneter (monetary tight Moneter dan Perbankan. Vol.1 No.3,
policy) untuk mengurangi jumlah uang Desember hal 1-16
beredar dan ini akan menimbulkan ting- Boediono. 2000. Ekonomi Mikro. Yogyakar-
kat inflasi yang menurun. Kebijakan ta: BPFE UGM.
menurunkan tingkat inflasi dapat dilaku- Gujarati, Damodar. 2002. Ekonometrika
kan dengan melihat penyebab terjadinya Dasar. Jakarta: Erlangga
inflasi tersebut apakah demand pull
Herlambang, Sugiarto dan Baskara Said
inflation atau cost push inflation. Penge-
Kelana. 2001. Ekonorni Makro: Teori
tatan moneter ini juga akan meningkat-
Analisis dan Kebijakan. Jakarta: Gra-
kan suku bunga yang berakibatkan
media Pustaka Utama
menguatnya kurs rupiah karena adanya
peningkatan pemasukan aliran modal luar I Swatini, Fidya. 2003. Analisis Nilai Tukar
negeri. Rupiah terhadap Dollar AS dan Faktor-
fàktor yang Mempengaruhinya. Skripsi.
2. Pemerintah agar melakukan usaha-usaha
Tidak Diterbitkan. Surakarta: Univer-
agar nilai tukar tetap terkendali. Upaya
sitas Muhammadiyah Surakarta
ini harus didukung dengan memperkuat
cadangan devisa terletak dahulu melalui Kuncoro, Mudrajad. 1996. Manajemen
peningkatan ekspor dan meminimalkan Keuangan internasional. Edisi pertama.
impor. Yogyakarta: BPFE UGM
3. Dalam penelitian seperti ini yang mung- Levi, Maurice D. 1996. Keuangan Interna-
kin dilakukan untuk selanjutnya yaitu sional. Yogyakarta: Andi Offset
menambah variabel ekonomi lainnya Levi, Maurice D. 2001. Keuangan Interna-
dengan beberapa metode yang berbeda sional. Yogyakarta: Andi Offset
sehingga kita dapat membandingkan
Nastain. 2003. Analisis Pengaruh Penda-
hasilnya. Selanjutnya diharapkan peneli-
patan Nasional, Laju Inflasi, Tingkat
Triyono - Analisis Perubahan Kurs Rupiah 167
Suku Bunga dan Jumlah Uang Beredar Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonorni
terhadap Nilai Tukar Rupiah terhadap Modern Perkembangan Pemikiran dari
Dollar AS Periode 1985-2001. Skripsi. Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta:
Tidak Diterbitkan.Surakarta: Universi- PT. Raja Grafindo Persada.
tas Muhammadiyah Surakarta Susilo, Y. Sri; Sigit Triandaru dan A. Totok
Nopirin. 1997. Ekonomi Moneter. Buku I. Budi Santoso. 2000. Bank dan Lembaga
Yogyakarta: BPFE UGM Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Em-
Purnomo, Didit dan Wahyudi. 2003. Hubu- pat.
ngan Kausalitas Defisit Neraca Tran- Utomo, Yuni Prihadi. 2005. Penurunan
saksi Berjalan dengan Kurs di Indone- Model Estimasi Jangka Pendek ECM.
sia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Surakarta (makalah tidak diterbitkan).
Vol. 4. No. 1, Juni. hal 18-29 Surakarta:
BPPE FE UMS
Setyowati, Eni, dan Soepatini. 2004. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai
Tukar Rupiah terhadap Dollar AS
dengan Pendekatan Neraca Pembayaran
(Pendekatan Engle Granger Error Cor-
rection Model). Jurnal Ekonomi Pem-
bangunan Vol. 5. No.2, Desember hal
147-159, Surakarta: BPPE FE UMS.