Pendekatan Moneter Dan Keseimbangan Portofolio
Pendekatan Moneter Dan Keseimbangan Portofolio
Pendekatan Moneter Dan Keseimbangan Portofolio
Mengambang bebas
Mengambang Terkendali
Pada sistem kurs tetap, kurs mata uang suatu
negara dinyatakan sebesar nilai tertentu terhadap
mata uang negara lain.
Sistem kurs tetap ini mempunyai beberapa
keuntungan:
◦ Pertama, akan dapat mencegah perekonomian dari
kecenderungan inflasi.
◦ Kedua, pemborosan-pemborosan sebagaimana sering
terjadi pada sistem kurs mengambang dapat
dihindarkan
◦ Ketiga, merupakan keadaan yang kondusif untuk
ekspansi ekspor.
◦ Keempat, dalam jangka panjang akan mampu
mendorong masuknya investasi langsung dalam jumlah
yang relatif besar dibandingkan ketika menggunakan
sistem kurs mengambang
◦ Kelima, kebijakan fiskal lebih efektif dibandingkan
kebijakan moneter.
Sistem kurs tetap juga memiliki kelemahan.
Pertama, menuntut adanya cadangan devisa dalam jumlah
yang relatif besar dalam rangka menjaga nilai kurs.
Kedua, adanya perbedaan struktur dan kegiatan ekonomi
antar negara menyebabkan tidak terjaminnya nilai kurs
tetap tersebut dapat dipertahankan.
Ketiga, adanya spekulasi atas mata uang yang melemah
yang menyebabkan penjagaan terhada kurs tersebut sulit
dilakukan.
Keempat, dalam suatu sistem kurs tetap, tidak ada satu
negara manapun yang akan aman dari pengaruh eksternal
mengingat dalam sistem tersebut siklus ekonomi yang
terjadi di suatu negara akan dapat ditransfer ke negara
lain.
Kelima, sistem kurs tetap akan menghambat tercapainya
efisiensi ekonomi.
Sering disebut sebagai sistem kurs fleksibel.
Sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan pasar
Kurs mengambang mempunyai beberapa
keuntungan.
◦ Pertama, otoritas moneter tidak memerlukan cadangan
devisa untuk tujuan menjaga kurs.
◦ Kedua, alokasi sumberdaya optimal akan dapat dicapai
karena harga akan secara fleksibel mengikuti
perkembangan pasar.
◦ Ketiga, Kebijakan moneter akan lebih efektif dibanding
kebijakan fiskal.
◦ Keempat, restriksi perdagangan tidak diperlukan dalam
sistem kurs mengambang.
◦ Kelima, dimungkinkan kebijakan moneter atau fiskal
semata-mata ditujukan untuk mencapai sasaran
internal.
◦ Keenam, dimungkinkan melakukan pengamanan
ekonomi internal dari gejolak ekonomi eksternal.
Kurs mengambang juga mempunyai beberapa
kelemahan.
◦ Pertama, fluktuasi kurs akan menciptaan pemborosan
sumber daya.
◦ Kedua, penyesuaian kurs akan mempunyai implikasi
dengan terciptanya ketidakpastian dan risisko dalam
perdagangan dunia dan aliran modal serta dapat
menurunkan aliran modal dan perdagangan.
◦ Ketiga, dalam suatu negara yang tingkat inflasinya tinggi
dan menganut sistem kurs mengambang akan
mendorong terjadinya inflasi yang berkesinambungan
◦ Keempat, dalam sistem kurs mengambang akan ditandai
oleh spekulasi yang tidak menstabilkan (destabilizing
speculation).
◦ Kelima, dalam sistem kurs mengambang gejolak internal
dalam perekonomian dapat menjadi semakin tidak stabil
dibandingkan dalam sistem kurs tetap.
Sistem kurs batas (wider band). Dalam sistem
kurs ini, kurs diperbolehkan bervaiasi di sekitar
batas paritasnya
Sistem kurs “crawling peg”. Pada sistem ini kurs
mata uang suatu negara diperbolehkan bervariasi
di sekitar kurs paritasnya. Tetapi, nilai paritas
tersebut secara teratur dilakukan penyesuaian
berdasarkan posisi cadangan devisa.
Sistem kurs mengambang terkendali (Managed
Floating). Regim kurs mengambang terkendali
ditandai dengan adanya campur tangan otoritas
moneter terhadap pergerakan kurs. Campur
tangan ini bersifat bebas.
Dornbusch (2008), menyebutkan bahwa dalam sistem
mengambang bebas (clean floating), Bank Sentral
berdiam diri dan membiarkan kurs dengan bebas
ditentukan oleh pasar valuta asing. Sedangkan pada
sistem mengambang terkendali (dirty floating),
intervensi Bank Sentral dengan menjual atau membeli
valuta asing merupakan upaya untuk mempengaruhi
nilai tukar.
Salvatore (1997), menyebutkan bahwa sistem kurs
tetap lebih disukai oleh perekonomian terbuka dan
berukuran kecil yang hubungan perdagangan
internasionalnya terpusat pada satu atau beberapa
negara besar saja dan gangguangangguan yang
dihadapi pada umumnya bersifat moneter atau
berkaitan dengan penawaran uang. Sistem kurs
mengambang relatif tepat bagi perekonomian
berukuran besar yang relatif tertutup, memiliki
perdagangan yang relatif beragam, memiliki prioritas
penanggulangan masalah inflasi dan pengangguran
yang berbeda dengan negara-negara lain yang
menjadi mitra dagang utamanya serta sering
menghadapi berbagai kejutan atau gangguan dari
sektor riil
BI sebagai otoritas moneter, menetapkan &
melaksanakan kebijakan Moneter utk
mencapai & memelihara kestabilan rupiah
Kurs mempunyai peran penting dalam rangka
terciptanya suatu stabilitas moneter dan
mendukung kegiatan ekonomi.
Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk
menciptakan iklim ekonomi yang kondusif
bagi peningkatan dunia usaha.
Permintaan (demand) yaitu
◦ Pembayaran hutang LN: pemerintah, perbankan,
korporasi
◦ Perdagangan (X-M)
◦ Spekulan, domestik dan internasional
Penawaran (supply yaitu,
hasil ekspor
Investasi LN
BI (cadangan devisa)
Pinjaman LN
Pendekatan Kurs Tradsional yaitu didasarkan
pada arus perdagangan dan paritas daya beli
untuk mengetahui pergerakan nilai tukar
dalam jangka panjang
Pendekatan Kurs Modern yaitu, menjelaskan
perubahan nilai kurs pada pasar modal dan
arus modal Internasional serta menganalisa
perubahan nilai kurs dalanm jangka pendek
yang sifatnya tidak terduga untuk mencapai
keseimbangan jangka panjang.
Pendekatan Perdagangan atau pendekatan
elastisitas terhadap pembentukan kurs. Model ini
melihat bahwa nilai tukar atau kurs antara dua
mata uang dari dua negara ditentuka oleh
besar/kecilnya perdagang barang dan jasa. (trade
approach)
Pendekatan Teori Paritas Daya Beli yaitu
merumuskan gejala bahwa kurs antara dua mata
uang adalah identik denganrasio dan tingkat
harga umum dari kedua negara. Intinya
mentakan perubahan kurs senantiasa
proporsional atau sebanding dengan rasio
perubahan tingkat harga kedua negara.
Pendekatan Moneter
Pendekatan Keseimbangan Porofolio
Teori ini menyatakan bahwa kurs tercipta
dalam proses penyeimbangan dan
penyamaan stok total permintaan dan
penawaran mata uang nasional di masing-
0masing negara
Sumber teori :
◦ Teori kuantitas uang (Irving Fisher) MV= PT
◦ Teori Keynes
Kebijakan moneter kurang efektif, karena
neraca transaksi berjalan tdk dapat berfungsi
sebagai mekanisme penyesuaian, karena
ekspor dianggap sebagai variabel eksogen
dan import sebagai fungsi dari pendapatan
Peranan transaksi berjalan digantikan
cadangan devisasebagai mekanisme
penyesuaian
Model mundell-Fleming yaitu teori price
targetting dan teori quality targetting
Sasarannya dalah inflasi
Neraca pembayaran selalu ekuilibrium,
transaksi berjalan = transaksi modal
Pendekatan keseimbangan portofolio terhadap
kurs merupakan pengembangan dari pendekatan
asset.
Kurs terbentuk dalam proses & Penyeimbangan
stock atau total permintaan & penawaran asset
finasial.
Pendekatan ini menganggap bahwa investor
mempunyai tiga pilihan asset, yaitu; uang
domestik, surat berharga domestik dan asset luar
negeri termasuk valuta asing.
Berdasarkan pendekatan ini, tingkat bunga
mempunyai peranan penting dalam menentukan
nilai tukar. Tingkat bunga merupakan bentuk
dari tingkat pengembalian yang diharapkan
(Melvin, 2004).
Mudrajad (2001), menyebutkan bahwa
dampak dari perubahan stok asset terhadap
kurs, yaitu :
1. Suatu kebijakan moneter yang bersifat
ekspansif akan menyebabkan naiknya
kekayaan. Kekayaan akan mendorong
permintaan obligasi domestik maupun luar
negeri. Bila tingkat bunga luar negeri tetap,
kelebihan permintaan obligasi domestik akan
menaikkan harganya dan menurunkan tingkat
bunga domestik. Kelebihan permintaan akan
obligasi luar negeri akan meningkatkan
permintaan valuta asing, dan pada gilirannya
mata uang domestik akan meningkatkan
permintaan
2. Kenaikan obligasi pemerintah domestik,
melalui dampak kekayaan, akan
meningkatkan kelebihan permintaan terhadap
obligasi luar negeri dan valuta asing,
sehingga terjadi depresiasi uang domestik,
jika tingkat bunga mengalami peningkatan
sebagai akibat kenaikan obligasi pemerintah,
maka menyebabkan obligasi luar negeri
kurang menarik. Bila dampak subtitusi ini
mendominasi dampak kekayaan, maka mata
uang domestik akan mengalami apresiasi.
Kontribusi pendekatan asset keseimbangan
porofolio ini adalah mengubah pendekatan
asset tunggal (uang) menjadi asset
multidimensi. Dengan demikian analisis kurs
valas dapat digabungkan dengan aset
finansial lain seperti : obligasi dan saham.
Alternatif kebijakan pemerintah yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya
fluktuasi nilai tukar rupiah adalah
Menciptakan sistem manajemen
perekonomian yang melibatkan resiko valas
Pengendalian variabel2 ekonomi fundamental