Sistem Nilai Tukar
Sistem Nilai Tukar
Sistem Nilai Tukar
Dalam kajian ekonomi, terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai
tukar mata uang.
1. Pendekatan moneter
Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang memiliki definisi sebagai harga dimana
mata uang asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik dan harga yang ditentukan memiliki
keterkaitan dengan hukum penawran dan permintaan uang .
2. Pendekatan pasar.
Terdapat pasar valuta asing yang memiliki peranan penting sebagai entitas dalam
menentukan nilai tukar yang ada pada setiap negara. Dalam hal ini, pasar valuta asing atau foreign
exchange market memiliki definisi sebagai pasar transaksi jual beli dimana mata uang nasional suatu
negara dibeli dan dijual sehingga nilai tukarnya dapat ditentukan berdasarkan mekanisme penawaran
dan permintaan (Ingham, 2004). Mekanisme yang ada pada sistem nilai tukar dan pasar valuta asing
pada dasarnya memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kelancaran suatu arus perdagangan
dan investasi internasional suatu negara. Hal ini disebabkan karena nilai tukar dan pasar valuta asing
merupakan dua sektor yang memiliki ketergantungan terhadap nilai mata uang yang menjadi nilai
tukar utama, ekuilibrium nilai tukar uang yang terdapat pada pasar valuta asing menjadi sangat
penting.
Jenis Nilai Tukar
1. Selling Rate atau nilai tukar jual, merupakan nilai tukar yang ditentukan oleh Bank untuk
penjualan valuta asing tertentu dan pada saat tertentu.
2. Middle Rate atau nilai tukar tengah, merupakan nilai tukar yang mengkombinasikan antara nilai
tukar jual dengan nilai tukar beli valuta asing terhadap mata uang nasional yang ditetapkan oleh
Bank Central pada saat tertentu.
3. Buying Rate atau nilai tukar beli, merupakan nilai tukar yang ditentukan oleh suatu bank untuk
pembelian valuta asing tertentu dan pada saat tertentu.
4. Flat Rate atau nilai tukar flat, merupakan nilai tukar yang berlaku dalam transaksi jual beli bank
notes dan traveller chaque, dimana dalam nilai tukar tersebut sudah diperhitungkan promosi dan
biaya-biaya lainnya (Azis et al, 2015).
Karakteristik sistem nilai tukar yang ideal
Pertama, nilai tukar antara dua mata uang mana pun harus ditetapkan secara kredibel. Ini
untuk menghilangkan ketidakpastian terkait daya belinya terhadap harga barang dan jasa
serta nilai aset riil dan finansial.
Kedua, sebuah mata uang harus dapat dikonversi dengan mudah ke mata uang lainnya.
Konvertibilitas nilai tukar memungkinkan aliran modal bergerak bebas lintas negara.
Ketiga, mata uang harus memungkinkan otoritas moneter dapat melakukan kebijakan
moneter yang sepenuhnya independen, misalnya, dalam mengejar tujuan domestik, seperti
target pertumbuhan dan inflasi.
Jenis Sistem Nilai Tukar
1. Sistem nilai tukar tetap,
dimana mata uang dibiarkan tidak bergerak (terapresiasi maupun terdepresiasi).
Nilai tukar tetap (fixed exchange rate) adalah sistem moneter di mana nilai tukar mata
uang domestik dipatok tetap dengan mata uang negara lain atau harga emas dan tidak berubah. Misal
kurs rupiah terhadap dollar AS adalah Rp2.000 per USD. Nilainya akan tetap Rp2.000 per USD dari
waktu ke waktu, tidak terpengaruh oleh kondisi permintaan dan penawaran di pasar kurs.
Mempertahankan nilai tukar tetap memerlukan campur tangan pemerintah.
Negara berkembang kecil biasanya menerapkan sistem nilai tukar ini. Contoh negara yang
mengadopsi sistem nilai tukar tetap adalah Denmark, Brunei, Bulgaria, Qatar, Arab Saudi,
Turkmenistan, Bahama, Bahrain, dan Barbados.
Apa perbedaan antara nilai tukar tetap dengan nilai
tukar mengambang
Sistem nilai tukar tetap adalah kebalikan dari sistem nilai tukar mengambang
(floating exchange rate), yang mana juga disebut dengan nilai tukar fleksibel (flexible
exchange rate). Keduanya adalah klasifikasi umum dari sistem nilai tukar. Dari keduanya,
Anda akan menemukan berbagai variasi sistem nilai tukar, masing-masing dengan sejumlah
kelebihan dan kekurangannya.
Di bawah sistem nilai tukar mengambang, pemerintah akan membiarkan nilai
tukar mata uang mereka bergerak, mengikuti perkembangan permintaan-penawaran di pasar
valas.
Seberapa bebas pergerakan nilai tukar, itu tergantung pada sistem nilai tukar di
masing-masing negara. Di Amerika Serikat misalnya, nilai tukar bergerak bebas tanpa
campur tangan pemerintah. Sedangkan, di Indonesia, pemerintah mengintervensi pasar valas
ketika nilai tukar bergerak ke arah yang membahayakan perekonomian domestik.
Apa saja implikasi nilai tukar tetap
Nilai tukar tetap akan mendorong stabilitas ekonomi, meski juga bisa hancur jika
kredibilitas bank sentral rendah dan cadangan devisa tidak mencukupi. Karena kurs tidak
berubah dari waktu ke waktu, memberikan kepastian yang lebih besar bagi eksportir dan
importir. Katakanlah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp14.000 di 2018
dan 2019, maka ketika anda menukar Rp14.000 yang anda miliki di 2019, anda akan
mendapatkan 1 USD, sama seperti di tahun 2018.
Nilai tukar tetap juga membantu pemerintah mempertahankan inflasi yang
rendah dan merangsang perdagangan dan investasi. Harga barang impor akan relatif stabil,
mengurangi tekanan inflasi akibat pergerakan nilai tukar.
Apa saja keunggulan dan kelemahan nilai tukar tetap