Inflasi Dan Pengangguran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKONOMI MAKRO
INFLASI DAN PENGANGGURAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro

Disusun Oleh: 1. Dimas Prasetyo (1800860201004)


2. Ela Rahmadani (1800860201006)

FAKULTAS EKONOMI PRODI PEBANGUNAN


UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
2019

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
makalah kami ini kami akan mencoba menguraikan tentang Inflasi dan
pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah masalah terbesar dalam
perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci.

Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang
inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan
kelemahan dan kekurangnnya. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang
membangun akan diterima dengan ucapan terima kasih demi perbaikan makalah
ini.

Jambi, 30 September 2019

2
Daftar Isi

Cover............................................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................... 2
Daftar Isi ......................................................................................................... 3

Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................. 5

Bab II
PEMBAHASAN
1. Inflasi .................................................................................................. 6
2. Pengangguran ..................................................................................... 9

Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah
inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini
dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah
bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah
minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa
efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali
bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank
sentral, oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara
garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang
kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran
pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan
memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat
pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga
sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan
(Mankiw, 2006:364).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi Inflasi ?
2. Apa penyebab terjadinya Inflasi ?
3. Apa pengertian dari Stagflaasi ?
4. Apa definisi dari pengangguran ?
5. Apa saja jenis pengngguran ?
6. Apa itu Kurva Philips ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi Inflasi
2. Mengetahui sebab terjadinya Inflasi
3. Mengetahui arti dari Stagflasi
4. Mengetahui pengertian dari pengangguran
5. Mengetahui jenis pengangguran
6. Mengetahui tentang Kurva Philips

5
Bab II
PEMBAHASAN
1. INFLASI
1.1 Definisi Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus.
Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara
terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada
tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya
jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli
masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu manakala harga-
harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat
dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena
secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi
pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap,
maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang
akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi
yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen
bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk
dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat
inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau
wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi
pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang)
yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang
bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang
bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

6
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi yang
berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya
defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran
belanja negara.

Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu


harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam
yang berkepanjangan dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar
begeri.

Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara


mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga
ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus
mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja
bertambah mahal.

1.2 Sebab sebab Inflasi


1. Demand Pull Inflation
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di
satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan
kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum
permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka
harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan
mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru
dengan penambahan tenagaga kerja baru.
2. Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi
(naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan,
nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan
7
harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat
buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka
dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung
menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau
harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran)
karena penurunan jumlah produksi.

1.3 Stagflasi
Stagflasi dalam makro ekonomi adalah periode ketika inflasi dan konstraksi
(yaitu menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran,
yang sering terjadi pada masa resesi) terjadi secara bersamaan. Istilah stagflasi
pertama kali disebutkan oleh United Kingdom Chancellor of The Exchequer
Iain MacLeod dalam pidatonya dihadapan parleme pada tahun 1965. “Stag”
berasal dari suku kata pertama “Stagnasi”, yang merujuk pada menurunnya
kondisi ekonomi, sementara “Flasi” berasal dari suku kata kedua dan ketiga
“Inflasi”, yang merujuk pada naiknya harga barang-barang secara umum dan
terjadi secara terus menerus.

Mengapa stagflasi terjadi?

Stagflasi dapat terjadi karena guncangan penawaran agregat, misalnya


guncangan harga minyak. Peningkatan tajam harga minyak membuat biaya
produksi perusahaan melambung. Biaya yang lebih tinggi memaksa produsen
untuk merasionalisasi operasional mereka dengan memotong produksi dan
merumahkan beberapa pekerja. Akibatnya, pengangguran melonjak.

Produsen mungkin meneruskan kenaikan biaya ke harga jual. Jadi, tidak hanya
output yang jatuh, tingkat inflasi juga akan naik.Argumen lain untuk penyebab
stagflasi adalah salah urus kebijakan ekonomi. Kebijakan meningkatkan jumlah
uang berlebih yang beredar untuk mendorong perekonomian yang lesu dapat
menyebabkan spiral harga/upah dan mengakibatkan lonjakan inflasi.

Bagaimana stagflasi dapat dipecahkan?

Stagflasi adalah dilema bagi pembuat kebijakan. Setiap kebijakan


peningkatan permintaan agregat untuk memulihkan perekonomian ke lapangan

8
kerja penuh akan menghasilkan tingkat harga yang lebih tinggi. Di sisi lain,
ketika pembuat kebijakan mengurangi permintaan agregat untuk melawan
inflasi, PDB riil akan turun lebih jauh.

Salah satu cara untuk mengatasi situasi ini adalah dengan mengurangi upah dan
harga input produktif. Input yang lebih murah menurunkan biaya produksi,
sehingga meningkatkan pasokan agregat jangka pendek dan mengembalikan
ekuilibrium ke output potensialnya. Tetapi proses ini bisa memakan waktu
lama.

2. PENGANGGURAN
2.1 Definisi Pengangguran
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang
yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada
usia kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya adalha usia yang tidak dalam
masa sekolah tetapi di atas usia anak-anak (relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu
masa pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia 18, namun
masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini
masih banyak yang memperdebatkannya.
Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, karena
bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani
perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik
dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean
Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini
benar terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan
berlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa
apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera
habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para
pencari kerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam

9
jumlah banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam
penjualan, maka semua pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan
baru yang disediakan oleh produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus.
Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa
menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan
sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya
yang tidak mungkin bisa dipenuhi.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran


berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang
tidak baik misalkan akan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan
pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran atau menganggur
umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan,
menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk mencari
pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan
dan perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.

2.2 Jenis-jenis Pengangguran

Berdasarkan penyebab terjadinya:

a. Pengangguran friksional: sifatnya sementara disebabkan oleh kendala


waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka
lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi
syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
b. Pengangguran konjungtural: pengangguran yang disebabkan oleh naik
turunnya siklus ekonomi.
c. Pengangguran struktural: pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

10
d. Pengangguran musiman: keadaan menganggur yang disebabkan oleh
fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk
menganggur.
e. Pengangguran siklikal:  pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
f. Pengangguran teknologi: pengangguran yang disebabkan adanya perubahan
tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
g. Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.

2.3 Meningkatkan biaya sosial


Pengangguran dapat menyebabkan meningkatnya biaya sosial. Karena,
pengangguran mewajibkan masyarakat membayar biaya-biaya seperti biaya
perawatan pasien yang stres karena menganggur, biaya pengobatan akibat
meningkatnya tindak kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, biaya
keamanan serta biaya renovasi dan pemulihan beberapa tempat akibat
kerusuhan dan demonstrasi yang dipicu oleh kecemburuan dan ketidakpuasan
sosial para penganggur.

2.4 Kurva Phillips


Hubugan terbalik (tradeoff) antara penganguran dan inflasi disebut kurva
phillips. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka semakin rendah tingkat
inflasi
upah. Dalam hal ini pengangguran sebagai output dan menerjemahkan inflasi
sebagai perubahan harga. Kondisi dimana secara simultan pengangguran tinggi
dan diikuti inflasi yang tinggi disebut sebagai stagflasi.

11
A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi
dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan
cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan
agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga
akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan
tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah
tenaga kerja (asumsinya tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang dapat
meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka
dengan naiknya harga-harga (inflasi), pengangguran berkurang.

12
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa
meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan di mana
terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
2. Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi
dan output ini merupakan akibat dari pergeseran kurva penawaran
aggregate yang disebabkan oleh perubahan inflasi yang diharapkan.
3. Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin
tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan
harga; dan semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula
kenaikan tingkat upah.

Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran


dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi.
Dalam sistem pasar bebas, kdua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya
diatasi. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah
tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis makro ekonomi
perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan
bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi
kedua masalah.
Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang
pertama adalah dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang
kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran
dibedakan kepada : pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal
(kunjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi.

13
Berdasarkan ciri – cirinya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran
terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah
menganggur.
Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk
mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan
bersifat sosial dan politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran
adalah : Menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.

B. Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran
yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau
menyediakan lapangan kerja. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global
diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu,
globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman
globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah
standar global.

14
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta:


2001.
Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua.
Collins. Penerbit Erlangga : 1997.
Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia.
Jakarta: 1993.
Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA.
Yogyakarta: 2000.
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit
Erlangga: 1992.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta: 2011.
Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta: 1993.
http://makalahku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-
pengangguran.html

15

Anda mungkin juga menyukai