Budaya Dan Tradisi Di Bali

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Budaya dan Tradisi di Bali

Pengertian Budaya Bali

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Jadi Budaya Bali adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
masyarakat Bali dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni masyarakat Bali

Bali memiliki banyak berbagai warisan budaya leluhur yang masih tertanam dan
melekat erat di masyarakat Bali itu sendiri, juga berbagai tradisi atau kebiasaan unik
yang masih dipegang teguh di kalangan masyarakat. Budaya dan tradisi yang ada
memiliki ciri khas tersendiri di masing daerah, desa maupun banjar yang ada di Bali.
Memiliki kekayaan budaya yang beragam tentunya merupakan suatu tugas
masyarakat untuk melestarikannya, tidak tergilas atau bergeser karena pengaruh
dunia modern saat ini. Tentu semua ini dipengaruhi oleh adat istiadat, kepercayaan
mistis dan keyakinan beragama yang kental.

Ciri-ciri Budaya Bali

Unsur-unsur Budaya yang di miliki adalah; musik seperti berbentuk gamelan, rindik,
jegog dan genggong, seni tari seperti tari barong, tari kecak, pendet, gambuh, joged
dan banyak lagi yang lainnya, bali juga memiliki bahasa dan pakaian adat daerah
sendiri dan dari segi religi mayoritas penduduknya beragama hindu, semua
merupakan magnet penarik wisatawan untuk liburan di Bali.

Budaya dan tradisi yang unik ini , membuat salah satu penyebab bali menjadi daerah
tujuan wisata, berikut beberapa budaya dan tradisi unik yang masih dijaga
kelestariannya:

 Ngaben – Ngaben adalah upacara Pitra Yadnya, rangkain upacara Ngaben


salah satunya prosesi pembakaran mayat yang bertujuan untuk menyucikan
roh leluhur orang sudah meninggal. Tradisi ini masih dilakukan secara turun-
temurun oleh hampir semua masyarakat Hindhu di Bali.

 Ngaben tikus di Mengwi – Seperti halnya upacara ngaben, upacara yang


biasanya dilakukan pada saat manusia meninggal, dilakukan juga pada tikus,
yang bisa dijumpai di Desa Cemagi, Mengwi, upacara ini dilakukan saat
wabah tikus mulai menyerang lahan pertanian warga.
 Subak – Istilah subak hanya dikenal di Bali, yang khusus mengatur sistem
pengairan sawah yang digunakan oleh para petani Bali dalam bercocok tanam
padi. Istilah ini sudah mulai dikenal dikalangan turis lokal maupun
mancanegara.

 Ngerebong atau Ngurek – tradisi yang ada di Bali yang dilakukan umat
Hindhu tepatnya di Pura Pangrebongan, Desa Kesiman, Denpasar. Sebagai
masyarakat yang mengikuti ritual ini mulai kerasukan/ trance ada yang
berteriak, menangis, menggeram dan menari dengan diiringi musik tradisional
beleganjur
 Megibung - Selain memiliki tempat wisata yang indah, Bali juga kaya dengan
budaya dan tradisi unik, adalah merupakan salah satu tradisi warisan leluhur,
dimana tradisi makan bersama dalam satu wadah.
 Gebug Ende – Ada banyak budaya dan tradisi unik warisan leluhur di Bali,
dan beberapa ada di Kabupaten karangasem seperti tradisi megibung, kain
geringsing di Tenganan dan yang satu ini adalah Gebug Ende atau Gebug
Seraya. Seperti namanya tradisi ini berasal dari Desa Seraya.
 Ter-teran - Satu lagi tradisi unik di Kabupaten Karangasem, tepatnya di Desa
Jasri, tradisi tersebut adalah perang api atau disebut juga ter-teran. Aksi
saling serang/ lempar-lemparan dengan api ini. Perang api ini menggunakan
obor prakpak/bobok (daun kelapa kering yang diikat).
 Mekare – kare atau Perang Pandan – Satu lagi tradisi unik yang ada di Bali,
tepatnya di Desa Tenganan Karangasem. Upacara Perang Pandan adalah
upacara persembahan yang dilakukan untuk menghormati Dewa Indra (dewa
perang) dan para leluhur. menggunakan senjata pandan berduri sebagai
senjata masing-masing.
 Perang Pisang – Upacara perang pisang atau mesabatan biu ini digelar di
pelataran pura Bale Agung, desa Tenganan Daud Tukad, dalam rangka
pelantikan ketua dan wakil ketua pemuda setempat. Diikuti oleh 16 pemuda
desa yang dipilih oleh kelian adat untuk dilawankan dengan 2 orang (calon
ketua dan wakil).
 Omed – omedan - Tradisi unik di desa Sesetan ini hanya diikuti oleh Truna-
truni / muda – mudi atau yang sudah tua dan belum menikah, adegan tarik
menarik dan cium-ciuman ini, dirayakan setap tanggal 1 Caka atau sehari
setelah Hari Raya Nyepi.

 Mekotek – Upacara ini diselenggarakan denan tujuan mohon keselamatan,


yang merupakan warisan budaya leluhur yang dirayakan setiap hari Raya
Kuningan dan turun-temurun oleh hampir 15 banjar di Desa Munggu
kecamatan Mengwi, Badung.
 Pemakaman di Trunyan – Keunikan tradisi pemakaman mayat di Desa
Trunyan sampai sekarang ini masih mejadi tradisi yang dilakukan secara turun
temurun oleh warga setempat. Prosesi orang meninggal di Bali, biasanya
dikubur ataupun dibakar. Tapi kalau di desa Trunyan tidak seperti itu, tubuh
orang yang sudah meninggal melalui sebuah prosesi.

 Perang Ketupat - Satu lagi tradisi unik di Bali yaitu Perang Ketupat yang
dirayakan satu tahun sekali di desa Kapal, Kabupaten Badung. Tujuan
diadakan prosesi ini sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas hasil panen dan untuk doa keselamatan dan memohon kesejahteraan
bagi umat manusia.
 Ngusaba Bukakak – hanya ada di Bali Utara, tepatnya di desa Adat Sangsit,
Kecamatan Sawan, Buleleng. Begitu banyaknya budaya warisa leluhur yang
masih terjaga dengan baik di Bali. Tujuan dari Upacara Bukakak ini untuk
melakukan permohonan kepada Sanghyang Widhi Wasa dalam
manifestasinya sebagai Dewi Kesuburan.
 Mesuryak - Upacara dengan melemparkan uang ke atas ini digelar bertepatan
pada Hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan) setiap 6 bulan sekali,
dengan tujuan untuk memberikan persembahan ataupun bekal pada leluhurnya
yang turun pada hari raya Galungan dan kembali ke Nirwana pada hari raya
Kuningan
 Upacara Ngedeblag - Tradisi Ngedeblag hanya dilakukan di desa Pekraman
Kemenuh, Kec. Sukawati, Gianyar. Prosesi ini dirayakan di setiap Hari
Kajeng Kliwon menjelang peralihan sasih kelima dan sasih keenam (kalender
Bali) yang digelar sekali dalam setahun.
 Ritual Agung Briyang -di rayakan setiap 3 tahun sekali pada purnamaning
sasih kedasa kalender Hindu Bali, perayaan ini hanya ada di desa tua Sidetapa
Buleleng, lokasi desa ini sekitar 40 km barat laut kota Singaraja. Tujuan
mengadakan upacara Agung Briyang adalah untuk melawan dan roh-roh
jahat.
 Ngelawang – salah satu ritual tolak bala di Bali yang dilakukan diantara hari
raya Galungan dan Kuningan, beberapa tempat masih melakukan tradisi ini
ada juga yang tidak, namum nilai budaya ini sudah tertanam pada anak-anak
yang mementaskan ritual ini.
 Ngusabha Tegen – di Desa Kedisan – Kintamani, sarana banten yang
dipersembahkan dengan banten/ sesajian tegen-tegenen yang terdiri dari
sayur-sayuran, buah dan ikan dipikul oleh kaum pria, sedangkan kaum ibu
membawa banten gebogan dengan tujuan agar tetap diberi keselamatan dan
kemakmuran

Anda mungkin juga menyukai