Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan pada definisi di atas dapat disimpulkan bahwa titik tolak pemasaran terletak
pada kebutuhan dan keinginan manusia. Kebutuhan dan keinginan manusia dapat dipenuhi oleh
adanya produk atau sumber-sumber (resources) atau alat pemuas (satisfier). Produk tersebut
dapat berupa benda, jasa, kegiatan (activity) orang (person), tempat, organisasi, atau gagasan
(idea). Seseorang yang ingin melenyapkan kesedihannya dapat dipenuhi dengan merokok
(benda), menonton film (jasa), melakukan jogging (kegiatan), mengunjungi ahli terapi (orang),
pergi ke Bali (tempat), ikut arisan (organisasi), atau menekuni/ mengikuti/ menganut falsafah
hidup tertentu (idea).
Adanya kebutuhan dann keinginan beserta alat pemuasnya saja belum cukup menciptakan
pemasaran. Pemasaran ada apabila orang memutuskan untuk memuaskan kebutuhannya dengan
cara yang disebut pertukaran (an exchange). Pertukaran ini akan benar-benar terlaksana atau
tidak, tergantung pada pemenuhan dari syarat-syarat sebagai berikut :
a) Terdapat dua belah pihak
b) Masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang bernilai bagi pihak lain.
c) Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyejahterimakan sesuatu yang
bernilai tersebut.
d) Masing-masing pihak berhak untuk menerima atau menolak terhadap sesuatu yang
bernilai tersebut.
Pertukaran merupakan salah satu diantara empat cara seseorang untuk dapat memperoleh
produk yang mampu memuaskan kebutuhan manusia. Ketiga cara lainnya ialah : (1)
memproduksi sendiri; (2) melakukan paksaan, misalnya merampas; (3) memohon/ meminta,
misalnya mengemis. Jadi jelas bahwa pertukaran merupakan inti pokok dari pada pemasaran.
Pemasaran akan menyangkut beberapa hal ; (1) pemasaran; (2) apa yang dipasarkan; (3)
pembeli (pasar sasaran). Apabila ditinjau dari luang lingkup kemasyarakatan, maka ketiga hal
tersebut di atas hendaknya juga diberikan arti yang luas.
1[1] Kotler. P, Principle of Marketing, Prentice Hall Inc, Englefood, MJ, 1983, p.6.
Pemasar, disamping badan usaha bisnis, dapat pula berupa organisasi universitas, serikat buruh,
dan organisasi non profit lainnya.
Apa yang dipasarkan, disamping berupa barang dan jasa, dapat pula misalnya para pemberi
dana untuk PMI, anggota serikat buruh, dan sebagainya.
Pembeli (pasar sasaran), dapat berupa pembeli yang ada atau pembeli potensial yang
diharapkan akan membeli diwaktu yang akan datang.
Dengan demikian maka konsep pemasaran, dengan inti pokok pertukaran, tidak hanya
dapat diterapkan dalam organisasi bisnis saja, tetapi mencakup ruang lingkup yang cukup luas
dalam masyarakat. Atas dasar konsep tersebut di atas, kita dapat melihat beberapa contoh dalam
praktek kehidupan sehari-hari :
Penjual akan memasarkan barang dan jasa kepada pembeli untuk mendapatkan
uang.
Lembaga pendidikan memasarkan program pendidikan untuk mendapatkan sumber
dana.
Partai politik memasarkan ide kepada publik untuk mendapatkan dukungan.
Buruh memasarkan jasa tenaga kerja kepada para pemberi pekerjaan untuk
mendapatkan upah dan sebagainya.
Dengan danya pertukaran yang merupakan inti pokok pemasaran, maka berbagai macam
kelompok sosial seperti individu, organisasi atau kelompok masyarakat lain akan terpenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Edition p.5.
Semua masyarakat harus memenuhi kebutuhan para anggotanya, oleh karena itu setiap
masyarakat membutuhkan suatu sistem ekonomi (economic system) tertentu, yaitu cara
bagaimana perekonomian di atur (dengan atau tanpa memakai uang), untuk memakai sumber-
sumber daya produksi yang langka (yang dapat mempunyai bermacam-macam kegunaan). Untuk
4[4] Ibid
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dan mendistribusikannya untuk tujuan konsumsi
untuk waktu sekarang dan yang akan datang diantara berbagai kelompok dan orang dalam
masyarakat.
Cara kerja suatu sistem ekonomi tergantung kepada tujuan-tujuan suatu masyarakat dan
sistem politiknya, dimana sistem ekonomi harus menentukan apa dan berapa harus diproduksi
oleh siapa dan bilamana, juga harus disalurkan kepada siapa. Dalam suatu perekonomian yang
sudah maju, masyarakat membutuhkan ribuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
yang demikian banyak. Untuk itu masyarakat membutuhkan semacam sistem pemasaran tertentu
untuk mengatur semua kebutuhan masyarakat. Suatu sistem pemasaran makro yang efektif
diperlukan untuk pembangunan ekonomi. Jadi apabila suatu negara telah menjalankan
pemasaran makro secara efektif, maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut telah mengalami
pengembangan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan
proses sosial yang sangat penting.
4. PERANAN PEMASARAN
4.1 Peranan pemasaran dalam organisasi pada umumnya
Dewasa ini pemasaran telah menarik perhatian yang semakin besar baik di kalangan
perusahaan, lembaga-lembaga, maupun bangsa-bangsa di dunia. Pemasaran telah bergeser dari
sekedar ditribusi dan penjualan menjadi filsafat yang bulat untuk mengaitkan organisasi tersebut
dengan pasar atau langganan-langganannya.
Perusahaan-perusahaan besar maupun kecil mulai membedakan, antara penjualan dengan
pemasaran dan mulai menyusun organisasi atau bagian-bagian atau departemen-departemen,
untuk mengelola pemasaran itu. Sedangkan organisasi-organisasi sosial seperti musium,
universitas, organisasi keagamaan dan pemerintah memandang pemasaran sebagai suatu cara
baru untuk membina hubungan mereka dengan publik, langganan, atau pasar sasarannya.
Sekarang hampir setiap bangsa mengakui tentang pentingnya pemasaran. Pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa ternyata sangat tergantung pada kemampuan bangsa itu untuk
mengembangkan sistem distribusi yang efektif, untuk menangani bahan mentah/material hasil
industri atau pertaniannya.
Negara-negara sedang berkembang, misalnya mengkaji pemasaran untuk mengetahui
bagaimana sistem distribusi dalam negeri mereka dapat diperbaiki dan bagaimana mereka dapat
bersaing dengan lebih efektif dipasaran dunia.
Negara-negara yang sebagian terbesar industrinya milik negara (Swedia, Italia)
memandang penerapan pemasaran sebagai jalan keluar untuk meningkatkan kemakmuran
ekonominya. Negara-negara sosialis mempelajari bagaimana mereka dapat mempergunakan
penelitian pemasaran, periklanan dan penetapan harga untuk meningkatkan efektifitas dalam
merencanakan dan mendistribusikan barang-barang hasil produksi mereka. Sedangkan di
Amerika Serikat, pemasaran secara efektif dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kehidupan
material negara tersebut.
Dengan menempatkan langganan sebagai fungsi pengontrol dan pemasaran sebagai fungsi
yang memadukan, maka pencapaian tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.
Dengan demikian kedudukan dan jaminan kelangsungan hidup perusahaan akan menjadi lebih
kokoh.
C. FALSAFAH PEMASARAN
1. TAHAP PERKEMBANGAN FALSAFAH PEMASARAN
Sejauh mana kegiatan manajemen pemasaran dilaksanakan oleh perusahaan, dapatlah dilihat
tahap perkembangan manajemen pemasaran diikuti dilaksanakan oleh perusahaan. Tahap
perkembangan dari pelaksanaan manajemen pemasaran ini ditandai dengan :
a. Perubahan konsep/ orientasi/ falsafah pemasaran yang dipakai oleh perusahaan.
b. Perubahan pandangan terhadap peranan pemasaran dalam perusahaan, yang dinyatakan
dengan perubahan kedudukan/ fungsi bagian pemasaran dalam struktur organisasi perusahaan.
Tahapan perkembangan manajemen pemasaran sudah dimulai sejak revolusi industri, namun
dewasa ini masih banyak sekali perusahaan-perusahaan yang masih berada pada tahap pertama.
Adapun tahap-tahap perkembangan manajemen pemasaran tersebut adalah sebagai berikut :
- Tahap orientasi produksi
- Tahap orientasi penjualan
- Tahap orientasi pemasaran
- Tahap orientasi pemasaran sosietal
Dalam struktur organisasinya, fungsi departemen penjualan sudah bertambah, antara lain
promosi, penelitian pemasaran (marketing research). Bahkan sales training dan sales analysis
yang dulu dilaksanakan oleh departemen lain, pada tahap ini mulai di alihkan ke departemen
penjualan.
Definisi tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan apabila ingin
berhasil, harus menggunakan konsep pemasaran, yang mengarahkan pada usaha mengetahui
kebutuhan pembeli (orientasi pasar) sehingga dapat mencapai volume penjualan yang
menguntungkan, untuk kemudian dapat dikoordinasikannya semua kegiatan pemasaran.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut dapat dibahas lebih lanjut sebagai berikut :
a). Berorientasi pada konsumen
Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus :
~ Menentukan lebih dulu kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
~ Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.
~ Menentukan produk dan program pemasarannya
~ Mengadakan penelitian pada konsumen
~ Menentukan dan melaksanakan strategi pemasaran yang paling baik.
b) Volume penjualan yang menguntungkan
Tujuan perusahaan menggunakan konsep pemasaran adalah untuk meningkatkan volume
penjualannya, sehingga dapat mengoptimumkan laba/ orientasi laba (profit oriented). Sedangkan
dengan laba dapat diperoleh beberapa hal bagi perusahaan :
Dapat tumbuh dan berkembang
Dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar
Dapat memberikan kepuasan yang lebih besar
Tujuan perusahaan yang lain diluar laba adalah :
- Memberikan ketentraman pada karyawan
- Membantu masyarakat
- Lain-lain.
c) Koordinasi dan integrasi dalam pemasaran
Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen secara optimum, maka semua elemen-elemen
pemasaran yang ada harus :
6[6] Ibid
di koordinasikan dan di integrasikan
dihindari dari pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan
pasarnya.
Jadi pemasaran menjadi dasar motivasi perusahaan dan akan mempengaruhi politik perusahaan
baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Apabila perusahaan betul-betul ingin menggunakan konsep pemasaran tersebut, kemungkinan di
dalam pelaksanaanya terdapat beberapa perubahan.
Adapun perubahan-perubahan tersebut adalah :
(1) Perubahan dalam sikap manajemen
(2) Perubahan dalam struktur organisasi perusahaan
(3) Perubahan dalam metode-metode dan prosedur manajemen.
D. MANAJEMEN PEMASARAN
Sebagaimana telah diuraikan bahwa untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses
pertukaran, perusahaan harus menarik sumber-sumber (resources) dari pasar tertentu kemudian
mengubahnya menjadi produk yang berguna, menentukan harga, promosi dan tempat untuk
menjualnya di pasar. Untuk menunjang itu semua diperlukan sejumlah besar kerja dan
ketrampilan dalam pemasaran.
Pekerjaan pemasaran tersebut akan dilaksanakan antara lain oleh manajer penjualan, manajer
pemasaran, para wakil direktur urusan pemasaran dan manajer produksi. Para manajer tersebut
akan dihadapkan pada tugas-tugas pengelolaan program-program pemasaran. Pekerjaan mereka
adalah menganalisa, merencanakan, implementasi program yang akan menghasilkan tingkat
transaksi yang diingikan dengan pasar yang menjadi sasarannya.
Oleh sebab itu Philip Kotler memberikan definisi manajemen pemasaran sebagai berikut :
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol program-
program yang diarahkan untuk menciptakan, membentuk, dan memelihara pertukaran dan
hubungan yang menguntungkan di kedua belah pihak, dengan pasar yang menjadi
sasarannya7[7].
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
A. PERENCANAAN STRATEGIS
1. PENGERTIAN
Keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada keserasian antara strategi perusahaan
dengan lingkungannya yang relevan (Porter).
Mc. Kensey menambahkan bahwa bukan hanya strategi perusahaan saja yang harus
disesuaikan, tetapi tujuh S yaitu : strategy, structures, system, style (gaya), staff, skill, dan shared
value.
Namun demikian dalam kenyataannya lingkungan akan selalu berubah, sehingga strategi
perusahaan yang dulunya sudah cocok menjadi tidak cocok lagi. Oleh sebab itu perlu diadakan
penyesuaian strategi. Ini berarti bahwa perusahaan dituntut untuk selalu menyusun perencanaan
strategis.
Oleh Kotler (1984) perencanaan strategis didefinisikan sebagai berikut8[8] :
Perencanaan strategis adalah proses manajerial, yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan
keserasian antara sasaran, sumber daya dan peluang yang terdapat dalam berbagai
lingkungannya.
Selanjutnya disebutkan juga bahwa proses perencanaan strategis perusahaan terdiri dari :
- Menentukan misi, tujuan, sasaran perusahaan
- Menetapkan rencana portfolio
- Menetapkan rencana bisnis baru
Tingkat
pertumbuhan
d. Lemah (Dog)
Unit bisnis yang berada pada kwadran ini adalah unit bisnis yang tingkat pertumbuhannya
rendah dan market sharenya kecil, sehingga hanya mampu menghasilkan laba yang rendah
walaupun ditunjang dengan kas yang cukup besar, UBS tipe ini biasanya mulai dipertimbangkan
untuk dihapus atau ditutup.
Dengan mempergunakan matrik BCG tersebut, dapatlah diketahui posisi masing-masing UBS
yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat ditentukan sasaran strategis mana yang harus dicapai
oleh masing-masing UBS, apakah ia 1) dikembangkan, 2) dipertahankan, 3)dipanen ataukah 4).
dihapus.
1). Dikembangkan
Sasaran strategi ini cocok untuk UBS Tanda Tanya dalam rangka meningkatkan market share,
sehingga menjadi tipe Bintang dan seterusnya berkembang menjadi cash cow.
2) Dipertahankan
Sasaran strategi ini cocok untuk UBS penghasil kas yang kuat
3) Dipanen
Sasaran strategi ini cocok untuk UBS penghasil kas yang masa depannya suram. Dapat juga
untuk UBS tipe Tanda Tanya dan tipe lemah.
4) Dihapuskan
Sasaran strategi ini cocok untuk UBS tipe Tanda Tanya dan tipe lemah yang selalu menyedot kas
atau laba perusahaan.
b. Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan dengan
menempatkan hasil produksinya yang sekarang ke dalam pasar yang baru.
Untuk itu terbuka dua kemungkinan :
(1) Perusahaan dapat membuka pasar geografis tambahan, melalui perluasan yang
bersifat regional, nasional maupun internasional.
(2) Perusahaan dapat mencoba menarik segmen pasar yang baru, melalui pengembangan
hasil produksi dengan versi yang berdaya tarik terhadap segmen tersebut, memasuki saluran
distribusi lain, atau pengiklanan di media lain.
c. Pengembangan Produk.
Pengembangan produk berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan dengan
mengembangkan produk baru atau yang diperbaiki untuk pasarnya saat ini.
Untuk itu terbuka tiga kemungkinan11[11] :
(1) Perusahaan dapat mengembangkan penampilan atau isi produk dengan
menyesuaikan, mengubah seperlunya, memperbesar, memperkecil, mengganti, merancang
kembali, memberi bentuk sebaliknya atau mengkombinasikan penampilan yang sudah ada.
10[10] Sunardji dan Hardanti, Memilih Pasar Sasaran, BPFE UII Yogyakarta, 1967, hal. 25
a. Diversifikasi Konsentris
Berupa perusahaan untuk menambah jenis produk baru yang mempunyai sinergi yang bersifat
tehnologis, maupun mempunyai sinergi di bidang pemasaran dengan jalur produksi yang sudah
ada.
b. Diversifikasi Horisontal
Berupa usaha perusahaan untuk menambah produk baru yang dapat menarik langganan,
walaupun secara tehnologis tidak ada hubungannya dengan hasil produksinya sekarang. Produk-
produk tersebut diharapkan akan menarik langganan pemakai ataupun langganan perantara.
c. Diversifikasi Bersusun (Konglomerat)
Berupa usaha perusahaan untuk menambahkan produk baru bagi kelompok langganan baru
karena usaha itu memberi harapan tertutupnya kerugian atau akan membuka kesempatan yang
besar dalam lingkungan usahanya, tetapi produk baru tersebut tidak ada hubungannya dengan
teknologi, produk atau pasar yang sekarang dikuasainya.
7. STRATEGI INTEGRASI
Usaha untuk meningkatkan penjualan dan laba, perusahaan dapat melakukan berbagai
upaya12[12] :
a. Mengintegrasikan atau memadukan para pemasok ke dalam usahanya sehingga dengan
demikian akan menambah laba perusahaan (melaksanakan integrasi ke belakang).
b. Mengintegrasikan beberapa penjual eceran ke dalam usahanya, khususnya jika mereka
mendatangkan laba yang tinggi (melaksanakan integrasi ke depan).
c. Menguasai beberapa pesaing untuk dimasukkan ke dalam usahanya (asal tidak dilarang
oleh pemerintah). Usaha ini disebut melaksanakan integrasi horizontal.
Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar merupakan usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan hasil produksinya
sekarang dipasarnya sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih agresif.
Untuk ini terbuka tiga kemungkinan :
(1) Perusahaan dapat mendorong langganannya yang sudah ada untuk memperbesar
tingkat pembelian mereka sekarang. Hal ini merupakan fungsi frekuensi dari pembelian
diperbanyak dengan jumlah pembelinya.
Contoh :
Dengan promosi bahwa shampo yang dipakai setiap hari tidak akan merusakkan
rambut, diharapkan frekuensi pembelinya meningkat.
(2) Perusahaan dapat memperbesar usahanya untuk menarik para langganan pesaingnya.
Untuk memperbesar bagian pasar mereka, maka perusahaan dapat menawarkan harga yang lebih
menarik dan memompakan iklan yang lebih kuat serta berusaha membuat jaringan distribusi
yang lebih luas.
Contoh :
- Penjualan sandal Homyped disertai hadiah gantungan kunci
- Penjualan jaket jeans Ice Wash dengan discount 10%.
- Penjualan rokok Minakjinggo yang tersebar sampai kota kecamatan.
(3) Perusahaan dapat meningkatkan usahanya untuk menarik orang-orang bukan
pemakai yang ada di wilayah pasarnya sekarang.
Contoh :
Bagi yang belum minum jamu tradisional, dibujuk agar mau mencoba minum
jamu.
Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan dengan
menempatkan hasil produksinya yang ada sekarang ke dalam pasar yang baru.
Untuk itu terbuka dua kemungkinan :
(1) Perusahaan dapat membuka pasar geografis tambahan, melalui perluasan yang
bersifat regional, nasional maupun internasional. Perusahaan dewasa ini kurang terwakili di kota-
kota tertentu dan hanya dapat berpartisipasi sedang-sedang saja di pasar internasional yang terus
menerus tumbuh.
Contoh :
- Perusahaan rokok yang tadinya daerah pemasarannya hanya di Jawa Timur
saja, telah diperluas sampai Jawa Barat.
- Ekspor kretek ke luar negeri
(2) Perusahaan dapat mencoba menarik segmen pasar yang baru, melalui
pengembangan hasil produksi dengan versi yang berdaya tarik terhadap segmen tersebut, dengan
memasuki saluran distribusi lain, atau pengiklanan di media lain.
Contoh :
Sabun mandi Johnson, selain digunakan untuk anak-anak juga dapat digunakan
untuk orang dewasa.
Pengembangan Produk.
Pengembangan produk berupa usaha perusahaan untuk meningkatkan penjualan dengan
mengembangkan produk baru atau yang lama diperbaiki untuk pasarnya dewasa ini.
Untuk itu terbuka tiga kemungkinan :
(1) Perusahaan dapat mengembangkan penampilan atau isi produk dengan
menyesuaikan, mengubah seperlunya, memperbesar, memperkecil, mengganti, merancang
kembali, memberi bentuk sebaliknya atau mengkombinasikan penampilan yang sudah ada.
Contoh :
- Rokok sigaret kretek filter isi 24 batang
- Sirup dengan botol baru yang lebih menarik
(2) Perusahaan dapat menciptakan produk dengan mutu yang berbeda.
Contoh :
- Prodent dengan formula baru
- Rinso dengan busa super aktif
(3) Perusahaan dapat mengembangkan model tambahan dan ukuran yang lain.
Contoh :
- Honda bebek Astrea
- Daihatsu Zecra
Diversifikasi
Pertumbuhan diversifikasi ini penting artinya bagi perusahaan apabila sistem pemasaran tidak
menunjukkan adanya peluang pertumbuhan yang cukup besar bagi perusahaan atau peluang
memperoleh laba atau bila peluang-peluang di luar sistem pemasaran tugas yang ada sekarang
ternyata lebih kuat.
Diversifikasi tidak berarti bahwa perusahaan akan mengambil setiap peluang yang ada.
Perusahaan harus mengenal medan dan usaha yang cocok dengan kemampuannya atau yang
akan membantu mengatasi suatu masalah tertentu.
Terdapat 3 (tiga) jenis langkah-langkah diversifikasi, yaitu :
(1) Diversifikasi Konsentris
Berupa perusahaan menambah jenis produk baru yang mempunyai sinergi (synergies) baik yang
teknologis maupun di bidang pemasaran dengan jalur produksi yang sudah ada.
Contoh :
Usaha sepatu dari kulit ditambah dengan usaha tas dan ikat pinggang kulit.
(2) Diversifikasi Horizontal
Berupa usaha perusahaan untuk menambah produk baru yang dapat menarik langganan,
walaupun secara tehnologis tidak ada hubungannya dengan hasil produksinya sekarang. Produk-
produk tersebut akan menarik para langganan pemakai ataupun langganan perantara.
Contoh :
- Penjualan pita kaset ditambah dengan penjualan rak tempat kasetnya
- Penjualan komputer ditambah dengan penjualan meja beserta ukurannya.
(3) Diversifikasi Bersusun (Conglomerat Diversification)
Berupa usaha perusahaan untuk menambahkan produk baru bagi kelompok langganan baru
karena usaha itu memberi harapan tertutupnya kerugian atau akan membuka kesempatan yang
besar dalam lingkungan usahanya, tetapi dengan tujuan apapun produk baru tersebut tidak ada
hubungannya dengan teknologi, produk atau pasar yang sekarang dikuasai.
Contoh :
PT. Mirota selain menjual fast food juga menjual batik (Batik corner)
BAB III
MEMILIH PASAR SASARAN
A. PENGERTIAN
Analisa kesempatan pemasaran akan memperlihatkan beberapa kesempatan yang menarik.
Setiap kesempatan yang menarik membutuhkan studi mendalam sebelum dipilih menjadi pasar
sasaran. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a). Pengukuran dan peramalan permintaan yang akan datang untuk memastikan bahwa
kesempatan pasar tersebut cukup menarik.
b) Membagi-bagi pasar yang bersifat heterogin ke dalam segmen-segmen tertentu
c) Memilih untuk melayani satu segmen atau lebih.
B. PERAMALAN PERMINTAAN
Apabila sebuah perusahaan telah menemukan kesempatan pemasaran yang cukup menarik
maka perusahaan perlu membuat estimasi besarnya pasar yang akan dimasukinya dengan
seksama. Perubahan pada umumnya menggunakan prosedur tiga tahap untuk sampai pada
ramalan penjualan, yaitu :
a). Mengadakan analisa dan ramalan kondisi ekonomi di waktu yang akan datang. Ramalan ini
digunakan sebagai dasar membuat analisa dan ramalan industri.
b). Membuat analisa dan ramalan industri untuk mengetahui potensi permintaan industri di masa
yang akan datang.
c) Atas dasar ramalan industri dan analisa penjualan perusahaan tahun-tahun yang lalu, dapat
disusun ramalan penjualan perusahaan.
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan, yang biasa untuk membuat proyeksi atau
ramalan penjualan :
- Survai keinginan pembeli
- Estimasi atau pendapat tenaga penjualan (sales force)
- Pendapat ahli (expert opinion)
- Menggunakan analisa time series atau trend
- Menggunakan analisa korelasi.
C. SEGMENTASI PASAR
1. ORIENTASI KEGIATAN PEMASARAN
Dihubungkan dengan falsafah pemasaran yang diuraikan terdahulu, ternyata dapat ditemui
adanya tiga macam orientasi atau approach yang dianut perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan pemasaran, yaitu :
- Mass Marketing
- Product Differentiated Marketing
- Target Marketing
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN PADA BERBAGAI TAHAPAN
DAUR HIDUP PRODUK
g. Tahap Komersialisasi
Hasil pengujian-pengujian yang dilakukan di atas akan menghasilkan keputusan : produk
dipasarkan secara masal, atau dibatalkan. Jika keputusannya adalah dipasarkan, maka mulailah
tahap komersialisasi.
Mengawali tahap komersialisasi ini, perusahaan harus mengambil beberapa keputusan, antara
lain : kapan produk akan mulai dipasarkan, dimana (geografis), kepada siapa dan bagaimana
memasarkannya.
Penjualan dan
Keuntungan (Rp)
Waktu
Keterangan : 1. Tahap Perkenalan
2. Tahap Pertumbuhan
3. Tahap Kedewasaan
4. Tahap Kemunduran
Gambar : Daur Hidup Produk
Konsep daur hidup produk akan bisa dimanfaatkan untuk menganalisis produk, baik sebagai
suatu kelompok produk, suatu bentuk produk maupun suatu merek.
Kelompok Produk (product categories), biasanya akan memiliki daur hidup yang paling
lama. Kelompok produk seperti cerutu, rupanya sudah berada dalam tahap kemunduran,
sementara personal computer, telepon tanpa kabel masih berada pada tahap perkenalan atau
pertumbuhan.
Bentuk produk (product form), cenderung mengikuti pola daur hidup standar, yang
dari tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan sampai kemunduran.
Sebagai contoh misalnya mesin ketik manual sudah berada pada tahap kemunduran, kemudian
disusul oleh mesin ketik listrik, dan saat ini mesin ketik elektronik sudah memasuki tahap
perkenalan atau perumbuhan.
Merek (product brand), akan memiliki daur hidup yang paling pendek. Beberapa merek
memiliki umur berkisar tiga tahun, namun beberapa yang lain ternyata mampu bertahan cukup
lama, seperti misalnya sabun Camay, pasta gigi Pepsodent.
17[17] Irawan dan Bazu. S, manajemen Pemasara Modern, BP LM-AMP, Yogyakarta, Hal 221
penelitian dan pengembangan ditambah untuk menemukan produk versi baru. Semua ini
mengakibatkan turunnya tingkat laba perusahaan. Akibat yang lebih jauh ialah pesaing yang
lemah mengundurkan diri.
b. Strategi Pemasarannya
Untuk ini terdapat tiga strategi pemasaran yang dapat ditempuh oleh
perusahaan18[18]
1. Modifikasi Pasar
Untuk memperluas pasar, perusahaan dapat menangani dua faktor, yaitu dengan menaikkan
jumlah pemakai dan tingkat pemakaian produk.
Untuk menaikkan jumlah pemakai (brand user) dapat dilakukan dengan :
a. Memasuki segmen pasar baru, baik dari segi geografis, demografis dan
sebagainya. Sebagai contoh misalnya Johnson & Johnson telah berhasil memasukkan sabun bayi
ke dalam segmen orang dewasa.
b. Mengubah bukan pemakai (non user) menjadi pemakai kelompok produknya,
seperti misalnya mengalihkan penggunaan kompor minyak ke kompor gas.
c. Menarik langganan pesaing, agar mencoba dan menggunakan produknya, seperti
misalnya Editor membujuk pembaca Tempo agar pindah ke Editor.
Sedangkan untuk menaikkan tingkat (frekwensi) pemakaian perusahaan dapat melakukan :
(a) Mendorong konsumen untuk lebih sering memakai, seperti misalnya
menggunakan pasta gigi tidak hanya pagi hari saja, tetapi juga menjelang tidur
(b) Mendorong konsumen untuk memakai lebih banyak pada setiap pemakaian,
seperti misalnya dalam pemakaian shampo, agar efektif, hendaknya diulang sekali lagi.
(c) Mencoba untuk menemukan kegunaan yang lebih beragam, misalnya dengan
menawarkan resep baru dalam penggunaan kecap pada kecap ABC.
2. Modifikasi Produk
Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan dapat berusaha menarik konsumen baru dan atau
menaikkan pemakaian dari para langganan dengan cara :
c. Periklanan
Jika perlu perusahaan menambah anggaran perikalanan, merubah pesan, menambah alat atau
kendaraan meningkatkan frekwensi atau ukuran iklannya.
d. Promosi Penjualan
Jika perlu, perusahaan dapat menawarkan garansi, hadiah atau kontes
e. Personal selling
Perusahaan dapat meningkatkan kwalitas orang-orangnya, menata kembali daerah penjualannya,
menawarkan insentif bagi tenaga penjualannya.
f. Pelayanan
Perusahaan dapat menyediakan pelayanan pengangkutan yang lebih cepat, bantuan tehnis dan
kredit
BAB V
ANALISA PERILAKU PASAR
A. PENGERTIAN PASAR
Sebagaimana pemasaran, ternyata pasar juga diartikan bermacam-macam, antara lain:
a). Pasar adalah tempat pembeli dan penjual bertemu untuk mengadakan pertukaran barang dan jasa
b). Pasar adalah pembeli dan penjual yang terlibat dalam transaksi barang dan jasa, baik aktual
maupun potensial.
c). Pasar adalah seluruh permintaan barang dan jasa oleh pembeli potensial.
d). Pasar adalah sejumlah pembeli produk, baik aktual maupun potensial.
Terhadap definisi ini Philip Kotler menambahkan :
Pembeli adalah seseorang/ organisasi yang mempunyai keinginan terhadap produk dan
mempunyai kekayaan untuk mendapatkannya. Jadi ia mempunyai kemampuan dan dapat
membeli.
e). W.J. Stanton mendefinisikan pasar sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,
dana untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.
Dengan demikian ada 3 (tiga) faktor yang perlu diperhatikan dalam permintaan pasar:
- orang dengan segala kebutuhannya
- daya beli
- perilaku beli mereka
B. JENIS-JENIS PASAR
Secara garis besar, jenis-jenis pasar dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) golongan utama
yaitu :
a). Pasar Konsumen (Ultimate Consumers)
yaitu yang terdiri dari perseorangan atau rumah tangga, yang membeli barang untuk kebutuhan
non bisnis.
b) Pasar Organisasional (Industrial User)
yaitu yang terdiri dari organisasi bisnis, industri atau lembaga yang membeli untuk kebutuhan
usahanya.
Pasar ini mencakup pasar produsen, pasar reseler dan pasar pemerintah.
C. PASAR KONSUMEN
Pasar konsumen adalah pasar yang terdiri dari perseorangan dan rumah tangga yang membeli
barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Sebelum merencanakan pemasaran, manajer suatu
perusahaan harus memahami dan mampu mengidentifikasi pasar yang menjadi sasarannya,
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen serta memahami proses
pengambilan keputusan pembelian yang mereka lalui.
Berikut ini contoh tentang pembelian suatu barang/ jasa, dimana peran keputusan pembelian
dilakukan oleh sekelompok individu ataupun hanya satu individu.
Untuk pembelian mobil keluarga, prakarsa mungkin datangnya dari anak tertua (initiator).
Seorang teman yang tahu tentang mobil dapat memberikan saran mengenai jenis mobil yang
hendak dibeli (influencer). Ayah/ suami yang akan mengambil keputusan akhir membeli atau
tidak (decider). Yang akan melakukan pembelian adalah anak yang tertua (Buyer). Sedangkan
ibu/ istri yang akan menggunakan mobil tersebut (User).
Untuk pembelian rokok, ayah dapat bertindak sebagai initiator, influencer, decider, buyer dan
sekaligus user.
Dengan demikian perusahaan perlu mengidentifikasi peran ini, karena peran ini mempunyai
implikasi pada perancangan produk penentuan pesan dan sebagainya. Jika ayah/ suami sebagai
decider dalam pembelian mobil, maka perusahaan mobil dapat mengarahkan sebagian besar
iklannya untuk mencapai ayah/ suami sebagai sasarannya.
Adanya kebutuhan akan menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat. Motif akan
berperan sebagai kekuatan yang mengaktifkan perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
mislanya perilaku membeli. Apa yang memberi arah atau bentuk perilaku tersebut ? perilaku ini
akan diarahkan oleh persepsi seseorang.
Persepsi adalah makna atau tanggapan seseorang terhadap barang yang dipertalikan
berdasarkan pengalaman masa lalu, atas stimuli panca indera seperti penglihatan, pendengaran,
penciuman dan sebagainya). Jadi ketika kita memberi arti atau makna sebuah benda, akan terkait
dengan bentuk, warna, aroma dari rangsangan yang kita terima, dengan didasari pengalaman kita
masing-masing. Dengan demikian setiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap
sebuah benda yang sama. Seorang anak akan memandang TV berwarna sebagai alat hiburan
yang menyenangkan. Si ibu akan menganggapnya sebagai salah satu alat atau media untuk
mengasuh anak, sebagai sumber informasi dan guru bagi anaknya. Sedangkan ayah mungkin
menganggapnya sebagai kemewahan yang terlalu tinggi dalam hal harga. Untuk orang lain
produk TV berwarna mungkin tak berarti apa-apa karena TV berwarna tak pernah masuk dalam
lingkup seleksi persepsi mereka.
Jadi secara singkat dikatakan bahwa motif akan berperan menggiatkan perilaku orang dan
persepsi akan menentukan arah perilakunya. Karena itu sebagai pemasar, kita harus meninjau
unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk terhadap persepsi seseorang. Unsur-unsur
ini adalah berbagai kekuatan sosial kebudayaan dan psikologi. Hubungan pengaruh-pengaruh
tersebut di atas dapat kita lihat pada gambar/ bagan sebagai berikut :
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kekuatan kebudayaan akan mempengaruhi kelas
sosial, dan seterusnya akan mempengaruhi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Setiap
kekuatan tersebut akan mempengaruhi persepsi kita. Selain itu faktor-faktor sosio budaya ini
juga akan mempengaruhi unsur-unsur lingkup psikologis konsumen. Ia akan mempengaruhi
pembentukan sikap, kepribadian dan sebagainya, dapat kita lihat dalam gambar tersebut bahwa
lingkup psikologis di atas akan menyumbang pembentukan persepsi diri. Setiap unsur psikologis
dalam lingkup psikologis tersebut akan saling berpengaruh.
Selanjutnya persepsi konsumen akan mempengaruhi perilaku pembelian dan proses
keputusan pembeliannya. Berikut ini adalah unsur-uinsur dari faktor sosiobudaya dan psikologis
yang mempengaruhi perilaku konsumen.
2) Kepribadian
Ciri-ciri kepribadian (personality traits) konsumen akan mempengaruhi persepsi dan perilaku
beli mereka. Ciri-ciri kepribadian ini menyangkut misalnya : kepercayaan diri, keagresifan,
stabilitas emosional, kesanggupan menyesuaikan diri. Kepribadian dapat menjadi variabel yang
bermanfaat dalam analisa perilaku konsumen. Ciri kepribadian seseorang dapat dikorelasikan
dengan pilihan produk/ merk. Misalnya perusahaan menemukan bahwa peminum bir yang kuat
berkorelasi dengan diri keagresifan seseorang, sehingga oleh pemasar dapat dipilih jenis orang
berciri agresif yang akan dipasang dalam iklan.
4) Konsep diri
Konsep diri atau citra diri (self image) adalah cara kita memandang diri kita sendiri. Citra diri
seseorang misalnya dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis dan phisik yang dibawa sejak lahir,
namun juga dibentuk oleh faktor-faktor ekonomi, demografi dan sosial budaya.
Berbagai studi berkesimpulan bahwa orang-orang biasanya memilih produk dan merk yang
cocok dengan konsep diri mereka.
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan, bahwa sebenarnya proses membeli itu dimulai
jauh sebelum tindakan membeli itu dilakukan, yaitu dengan pengenalan masalah, pencarian
informasi, penilaian alternatif dan keputusan pembelian.
Pengenalan masalah atau kebutuhan adalah merupakan tahap awal dari proses pembelian.
Maksud dari pengenalan masalah atau kebutuhan ini, terutama adalah untuk mengetahui adanya
kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi/ terpuaskan. Bila kebutuhan telah diketahui
maka konsumen akan mengetahui dan memahami kebutuhan-kebutuhannya, mana yang harus
segera dipenuhi atau yang masih dapat ditunda, serta kebutuhan-kebutuhan mana yang sama-
sama harus segera dipenuhi.
Suatu kebutuhan kadang-kadang dapat timbul karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai
contoh, seorang konsumen melewati sebuah restoran dan mencium bau masakan yang lezat maka
hal ini merangsang rasa laparnya, sehingga konsumen mengenal adanya masakan/ kebutuhan dan
mungkin melakukan pembelian yang tanpa direncanakan (impulse buying). Contoh lain, seorang
konsumen melihat siaran niaga televisi yang menawarkan suatu produk berupa alat canggih,
misal komputer yang memiliki sejumlah kehebatan/ keunggulan, maka konsumen akan
terangsang dan mengenal kebutuhan yang belum terpenuhinya.
Dalam pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal. Bila
seorang konsumen tergugah minatnya, mungkin akan atau tidak mencari informasi yang lebih
banyak. Namun bila dorongan konsumsi kuat, maka seringkali konsumen tersebut akan
melakukan pencarian informasi secara aktif, misalnya dengan berkunjung ke toko atau dengan
pencarian informasi bersifat eksternal yaitu dengan membaca/ melihat media masa.
Apabila konsumen telah memperoleh informasi yang diperlukan maka langkah berikutnya
adalah melakukan penilaian alternatif terhadap produk yang dibutuhkannya berdasarkan
informasi yang diperolehnya tersebut, baik tentang merek, harga dan lainnya.
Setelah konsumen melakukan penilaian alternatif terhadap suatu produk maka langkah
selanjutnya adalah membentuk pilihan produk yang cocok atau disukainya untuk maksud
pembelian, kemudian mengambil keputusan pembelian.
Faktor pertama yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah sikap orang lain. Ada dua
hal yang dapat mengurangi alternatif yang disukai seorang konsumen akibat adanya sikap pihak
lain, yaitu intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen dan motivasi
untuk tunduk/ ikut kepada keinginan orang lain. Bila konsumen sangat dekat dengan orang lain
tersebut dan intensitas sikap negatif orang lain tersebut makin kuat, maka kemungkinan
konsumen untuk mengurungkan maksud pembelian makin besar.
Faktor situasi tidak terduga adalah merupakan faktor kedua yang mempengaruhi dalam
keputusan pembelian. Sebagai contoh untuk situasi yang tidak terduga ini antara lain adanya
keperluan lain yang lebih mendesak untuk segera dipenuhi, adanya musibah yang menimpa
konsumen tersebut dan lain sebagainya.
Setelah melalui tahapan-tahapan diatas dan bila konsumen tersebut melakukan/ memutuskan
membeli produk maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak
puasan, hal ini akan membentuk perilaku konsumen tersebut terhadap produk yang dibelinya.
Kepuasan konsumen adalah merupakan fungsi dari jauh dekatnya harapan konsumen akan
produk yang dibeli dan pandangan prestasi. Harapan-harapan konsumen biasanya berdasarkan
pesan-pesan yang diperoleh dari penjual, teman atau sumber lainnya. Konsumen akan
mengalami ketidakpuasan, apabila harapan-harapannya tidak terpenuhi, hal ini dapat terjadi
misalnya karena penjual terlalu melebih-lebihkan produk yang akan dijualnya. Semakin besar
jurang antara harapan dan prestasi maka semakin besar ketidakpuasan konsumen.
Kepuasan konsumen dapat diformulasikan sebagai berikut :
K=f(H.P)
Keterangan :
K = Kepuasan konsumen
H = Harapan konsumen akan suatu produk
P = Pandangan prestasi
Oleh karena itu yang perlu dipahami pemasar adalah perilaku konsumen setelah pembelian
(perilaku purna jual). Jika puas dia akan memakai, membeli ulang, menyampaikan pada orang
lain. Ini dapat menjadi media promosi yang paling efektif bagi perusahaan. Sebaliknya jika tidak
puas ia mungkin akan menjual atau memindahkannya pada orang lain, bahkan akan
menyampaikan ketidakpuasannya pada orang lain. Terhadap ketidakpuasan ini perusahaan harus
tanggap, harus mengurangi kekecewaannya sehingga ia tidak menyebarkan kekecewaannya pada
orang lain.
Kemugkinan lain adalah pembeli jadi ragu-ragu. Untuk itu perlu penguat bahwa keputusan
belinya sangat tepat dan untuk ini perusahaan dapat mengirim ucapan selamat, buku petunjuk
pemakaian dan pemeliharaan, dan lain-lain. Perusahaan dapat menunjukkan majalah/ tulisan
yang memuat komentar pembeli lain yang puas terhadap produk tersebut.
Lima tahapan proses tersebut tidak selalu dilakukan konsumen dalam pembeliannya, hal ini
bisa terjadi pada pembelian yang bersifat emosional. Sehingga bisa saja konsumen dalam
melakukan pembelian dengan melompati beberapa tahap proses pembelian. Namun demikian
untuk pembelian produk baru ataupun produk dengan harga yang tinggi, model tahapan proses
membeli tersebut diatas akan dipergunakan sebagai langkah dalam penyelesaian masalah
pembelian produk.
D. PASAR ORGANISASIONAL
Pasar organisasional terdiri dari semua individu dan organisasi yang membeli produk untuk
diproduksi lagi, untuk dijual kembali atau untuk didistribusikan kembali. Pasar ini adalah pasar
untuk bahan baku, barang jadi, suku cadang, instalasi, asesori, bahan pembantu dan jasa.
Perlu untuk diperhatikan oleh pemasar disini adalah memahami kebutuhan pembeli,
kebijakan, serta tahapan dalam membeli. Hal ini penting karena adanya perbedaan dengan pasar
konsumen yaitu :
a) Pasar organisasional membeli barang dan jasa untuk tujuan memperoleh laba dan melayani
kebutuhan operasi-operasinya.
b) Lebih banyak orang terlibat atau berperan secara formal dalam keputusan pembeliannya.
c) Mereka harus mengindahkan kebijaksanaan, constrain, dan persyaratan yang telah ditetapkan
organisasi
d) Prosedur-prosedur pembelian seperti permohonan penawaran, kontrak pembelian dan
sebagainya harus diikuti oleh pemasar.
Adapun jenis pasar organisasional ada tiga yaitu pasar produsen, pasar reseller dan pasar
pemerintah.
1. PASAR PRODUSEN (PASAR INDUSTRIAL)
Pembeli pasar industrial akan terdiri dari individu dan organisasi yang membeli barang dan
jasa untuk diikutkan dalam proses produksi sehingga menjadi produk yang akan dijual kembali.
Jenis-jenis utama pasar industrial terdiri 1) pasar pertanian, kehutanan, perikanan; 2)
pertambangan; 3) pengolahan; 4) konstruksi; 5) pengangkutan; 6) komunikasi; 7) pelayanan
umum; 8) perbankan, keuangan, asuransi; 9) jasa
Dibandingkan dengan pasar konsumen, pasar industrial terdiri dari sedikit pembeli dan lebih
banyak penjual. Mereka melakukan pembelian dengan cara lebih profesional.
Unit yang berperan serta dalam pembuatan keputusan pembelian dalam pasar industrial
sering disebut sebagai buying center (pusat pembelian), mereka adalah semua anggota organisasi
yang memegang salah satu dari peran-peran dalam proses keputusan pembelian.
1. Pemakai (user) biasanya adalah orang atau bagian yang akan menggunakan barang atau
jasa yang dibeli
2. Influencer, biasanya adalah para pegawai tehnis
3. Pembeli (buyer) biasanya dilakukan oleh bagian pembeli dan pejabat lainnya yang
berkaitan dalam tugas itu.
4. Pengambil keputusan (decider) biasanya bagian pembelian dan dapat juga top menejer.
Pemasar industrial harus mengetahui siapa-siapa diantara mereka yang memiliki peran
utama.
Perihal keputusan yang dibuat, pembeli industrial akan mengambil keputusan yang berbeda
menurut situasi pembeliannya. Untuk ini dapat dibedakan menjadi tiga (3) golongan :
(1) Straight rebuy (pembelian kembali secara langsung)
Ini menyangkut pembelian rutin, mereka memesan kembali tanpa perubahan, misalnya
pembelian jas, listrik, rokok, supplies kantor dan sebagainya.
(2) Modified rebuy (pembelian kembali yang dimodifikasi).
Hal ini dapat dicontohkan pada pembelian truk baru, diperlukan adanya perubahan atau
modifikasi, spesifikasi produk, harga, dan persyaratan lain dibandingkan truk lama.
(3) New task (tugas baru)
Ini menyangkut pembelian produk-produk yang belum pernah dibelinya, misal instalasi baru.
Pada masing-masing situasi pembelian tersebut pemasar perlu menyesuaikan strategi yang
harus diterapkannya.
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pembelian industrial dapat disebutkan :
a. Faktor lingkungan, seperti prospek perekonomian, cost of money, teknologi, penaungan,
kelangkaan sumber-sumber dan sebagainya.
b. Faktor organisasional, ini menyangkut kebijakan organisasi, constrain yang ada, prosedur
dan sistem organisasi.
c. Faktor interpersonal, misal wewenang, status, usia, sikap pasar dan pendidikan.
Dalam pengambilan keputusan, akan melalui enam (6) tahapan : 1) pengenalan/ identifikasi
kebutuhan; 2) spesifikasi produk yang harus dibeli; 3) pencarian supplies; 4) pengumpulan
usulan; 5) pemilihan supplies; 6) spesifikasi produk secara rutin dan peninjauan pelaksanaan
(performance).
3. PASAR PEMERINTAH
Pasar pemerintah terdiri dari unit-unit pemerintah yaitu pemerintah pusat, daerah tingkat
satu, daerah tingkat dua. Mereka membeli/ menyewa untuk memperlancar terlaksananya fungsi
utama pemerintahan, antara lain pertahanan, kesejahteraan umum, dan sebagainya. Sedang
praktek pembeliannya bersifat sangat khusus, dan terperinci. Biasanya dengan tender, dapat
berupa tender terbuka maupun tender terbatas.
Pembelian oleh pasar pemerintah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, organisasional,
interpersonal, maupun individual. Pembelian biasanya diamati oleh inspektorat, konggres
ataupun dewan perwakilan rakyat, karena keputusan pembeliannya akan menyangkut
kepentingan rakyat banyak.
Pembelian oleh pasar pemerintah, biasanya akan melalui tingkat birokrasi yang berbelit,
sehingga pemasar harus mendapatkan cara untuk melewatinya, sering kriteria non ekonomis
justru berperan semakin besar dalam pasar pemerintah.
Peran pembelian, dapat dilakukan oleh organisasi pembelian di tingkat pusat, departemen-
departemen maupun daerah. Masing-masing tingkat sering mempunyai prosedur pembelian
sendiri-sendiri. Ini semua harus diketahui oleh pemasar dalam rangka memperlancar usaha
pemasarannya.
Keputusan pembelian pasar pemerintah sering berbelit dan sering membuat para pemasar
menjadi frustasi.
BAB VI
STRATEGI PEMASARAN DALAM BERBAGAI
POSISI PERSAINGAN
A. PENGANTAR
Strategi pemasaran harus disesuaikan tidak saja dengan pasar sasaran, tetapi juga dengan
pesaing yang mengincar pasar yang sama. Dengan demikian maka strategi pemasaran yang akan
diambil sangat tergantung pada posisi perusahaan dalam industri., apakah perusahaan yang
bersangkutan menduduki posisi sebagai leader, challenger, follower, nicher19[19].
2. Strategi Pemasarannya
Perusahaan dominan akan selalu berusaha untuk tetap nomor satu. Untuk itu dapat
dipergunakan strategi sebagai berikut :
a) Strategi Mengembangkan Total Market
Strategi ini dapat dijalankan dengan :
3. Strategi Pemasarannya
Ada beberapa strategi penyerangan yang dapat dipergunakan antara lain20[20] :
b. Serangan Melambung
Strategi ini mengarahkan serangan pada daerah lawan yang lemah dengan menggunakan
kekuatan yang betul-betul dikonsentrasikan.
Sasaran ini dapat berupa daerah geografis dimana pesaing tidak menanganinya dengan baik.
Dapat pula berupa segmen pasar yang selama ini belum diisi oleh market leader.
c. Serangan Gerilya
Serangan gerilya dapat dilakukan dengan cara-cara konvensional maupun inkonvensional
untuk mengganggu lawan-lawan. Dalam dunia usaha cara-cara ini mencakup tindakan
memotong harga secara selektif, mengganggu persediaan, membajak eksekutif, kejutan promosi
yang intensif, dan berbagai tindakan lain untuk menyerang lawan.
2. Strategi Pemasarannya
Ada tiga strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh market follower21[21] :
a. Mengikuti dari dekat
Follower akan berusaha menyamai leader pada sebanyak mungkin segmen pasar dan marketing
mix nya, akan tetapi diusahakan untuk tidak mengganjal secara terang-terangan, agar tidak
terjadi konflik langsung.
Bagi leader perusahaan seperti ini sering sebagai parasit.
b. Mengikuti dari jauh
Berdasarkan strategi ini follower akan mencoba membuat beberapa deferensiasi, namun tetap
mengikuti market leader dalam pengembangan marketing mix nya.
c. Mengikuti secara selektif
berdasarkan strategi ini follower akan mengikuti strategi leader yang jelas-jelas menguntungkan.
Untuk hal lain perusahaan menetapkan kebijakan tersendiri. Perusahaan seperti ini sering tambah
menjadi market challengers
2. Strategi Pemasarannya
a. Perusahaan dapat memilih memberikan pelayanan yang lebih baik dengan harga tinggi.
BAB VII
STRATEGI PEMASARAN PADA BERBAGAI
SITUASI EKONOMI
A. PENGANTAR
Selain harus menggunakan dengan tahapan daur hidup produk dan kondisi perusahaan,
strategi pemasaran untuk menghadapi permasalahan perekonomian yang dihadapi yang meliputi
masa kekurangan (shortage) dan masa inflasi.
2. Strategi pemasarannya
Situasi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan akan menyesuaikan diri dengan kenaikan
harga-harga material, energi, perlengkapan, tenaga kerja dan lain-lainnya.
Adanya kenaikan harga-harga dan turunnya permintaan, menyebabkan laba perusahaan
turun. Mereka akan mengurangi anggaran pengembangan produk dan investasi.
Menghadapi situasi ini, disarankan penyesuaian strategi pemasarannya sebagai berikut
23[23]:
a. Penyesuaian bauran pelanggan
Usaha untuk menekan beaya pada masing-masing produk pada masa inflasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara sebagai berikut :
- Harga tidak dinaikkan, ukurannya dikurangi
- Ukuran produk dipertahankan, harga dinaikkan.
- Bahan yang mahal diganti dengan bahan substitusi
- Mengurangi jasa pelayanan
- Mengurangi model atau ukuran yang bermacam-macam
- Menggunakan kemasan yang lebih murah, mendesain kembali
- Menambahkan merek baru yang lebih ekonomis.
c. Penyesuaian Harga
Pada masa inflasi, pada umumnya dilakukan penyesuaian harga atas produk.
Perubahan harga hendaknya dipertimbangkan hubungannya, dengan tingkat permintaan, harga
pokok, tindakan pesaing dan peraturan pemerintah.
Perubahan harga dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
- Penundaan kepastian harga
Dalam hal ini perusahaan akan menentukan harga final sebelum produk benar-benar selesai
dikerjakan atau dikirimkan. Strategi ini terutama untuk industri konstruksi dan sejenisnya.
- Memisahkan barang-jasa
Dalam hal ini perusahaan mempertahankan harga semula, tetapi jasa/ produk tambahan yang
diikutkan diberi harga tersendiri.
- Mengurangi potongan harga
Dalam hal ini perusahaan mengurangi potongan harga yang biasanya diberikan.
d. Penyesuaian Distribusi
Selama masa inflasi pelanggan membeli barang dengan membandingkan harga. Mereka akan
mencari took-toko yang memberikan potongan harga. Jika perusahaan hanya memiliki saluran
distribusi yang mahal maka akan mengalami penurunan market
2. Strategi Pemasarannya
Masa resesi mengakibatkan kebanyakan perusahaan akan mengalami kemerosotan penjualan,
dan juga merosotnya keuntungan mereka, walaupun ada juga perusahaan yang malah
mendapatkan peluang baru.
Mernghadapi situasi seperti ini perusahaan perlu mengadakan penyesuaian terhadap bauran pasar
maupun bauran pemasarannya.
a. Penyesuaian bauran pasar (konsumen)
Perusahaan harus mengadakan evaluasi terhadap pasarnya dan kemudian menetapkan mana yang
potensial untuk dikembangkan.
Hendaknya mencoba mencari pelanggan baru untuk menutup penurunan salesnya, misalnya
melalui perbaikan pelayanan atau syarat kredit yang lebih ringan. Kalau perlu menjajagi eksport.
Hendaknya dicoba untuk menaikkan market share dengan mendesak perusahaan yang melemah
dan hampir gulung tikar.
b. Penyesuaian bauran dan desain produk
Perusahaan perlu mengevaluasi dan menganalisis bauran produknya, menghapus produk yang
merugikan, dan mengembangkan produk yang menguntungkan.
Perusahaan perlu mengembangkan produk-produk dengan harga murah dengan nilai/ manfaat
dengan nilai/ manfaat yang lebih besar, misalnya menghilangkan bagian-bagian produk yang
kurang perlu.
c. Penyesuaian harga
Hendaknya perusahaan meninjau strategi penurunan harganya, apakah berupa penurunan harga
ataukah mengurangi nilai/ ukuran produknya. Dalam hal ini perlu diperhatikan akibat yang akan
terjadi dari adanya perang harga. Untuk menghindari penurunan harga yang sebenarnya dapat
digunakan atau potongan harga.
Dapat juga digunakan system kredit dengan harga rendah, pemeliharaan Cuma-cuma garansi
jangka atau penyertaan jasa lainnya.
d. Penyesuaian distribusi
Perusahaan dapat mencoba mencari took atau pengecer murah yang biasa menjual dengan
potongan harga.
e. Penyesuaian promosi dna periklanan
Perlu diadakan peninjauan anggaran periklanan, pesan-pesan, media serta bentuknya.
Pemberian kupon berhadiah dapat dicoba untuk diterapkan.
f. Tenaga penjualan
Perusahaan dapat menerapkan pemberian bonus pada mereka atas penjualan barang-barang yang
labanya tinggi dan persediannya cukup banyak.
BAB VIII
MERK DAN KEMASAN
B. PENGGOLONGAN MERK
Pada pokoknya, merk dapat digolongkan menurut empat cara, yaitu :
a. Berdasarkan pemilikannya
b. Berdasarkan luas daerah geografisnya
c. Berdasarkan tingkat pentingnya barang yang memakai merk
d. Berdasarkan banyaknya barang yang menggunakan merk
E. KEMASAN
Kemasan (packaging) adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau
bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu :
Merek
Kemasan itu sendiri
Label
Alasan melakukan kemasan adalah :
1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan, maksudnya pemberian bungkus pada
suatu barang dapat melindungi barang tersebut dalam pengangkutannya dari produsen ke
konsumen atau pemakai industri. Disamping itu, barang-barang yang diberi bungkus umumnya
lebih praktis, lebih bersih dan lebih sulit menguap, tumpah ataupun rusak. Kemasan dapat pula
membantu dalam pengenalan suatu barang dan dapat mencegah penggantian barang-barang
saingan
2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran
Dengan suatu kemasan, barang-barang dapat dibedakan dengan barang yang dihasilkan oleh
perusahaan lain. Perubahan bungkus sering pula mengubah kesan dari konsumen karena
konsumen mempunyai anggapan bahwa barang yang ada didalamnya juga ikut berubah. Namun
perlu diingat bahwa perubahan bungkus tidak selalu membawa perubahan isinya. Kemasan
merupakan salah satu alat promosi yang efektif untuk memperkenalkan barang baru atau
membantu perluasan pasar dari barang yang ada. Dalam sistem distribusi perusahaan, pedagang
besar (whoseler) akan lebih untung apabila barang-barang yang dijualnya terlindung dalam
kemasan yang baik. Juga pengecer (retailer) mengakui bahwa perlindungan dan promosi yang
efektif dalam suatu kemasan dapat mengurangi ongkos dan meningkatkan penjualan. Sering
sebuah barang dengan pembungkus yang menarik dapat menimbulkan pembelian tanpa
direncanakan (impulse buying).
3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus membuat bungkus semenarik mungkin. Dengan bungkus yang sangat menarik
diharapkan dapat memiliki lebih banyak konsumen. Sering pula dijumpai adanya konsumen yang
bersedia membayar lebih tinggi hanya untuk mendapatkan kemasan khusus.
F. DESAIN KEMASAN
Desain kemasan adalah salah satu bidang dalam desain komunikasi visual yang mempunyai
banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan dengan konsumen, antara
lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran yang harus diwujudkan dalam bahasa
visual.
Peranan desain kemasan :
1. Kemasan menjual apa yang dilindungi
2. Kemasan sebagai media komunikasi
3. Kemasan memberikan citra tertentu
G. LABEL
Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang barang
tersebut atau penjualnya.
Jadi, sebuah label itu mungkin merupakan bagian dari pembungkusannya atau mungkin
merupakan suatu etiket yang tertempel secara langsung pada sebuah barang, misalnya : pada
obat-obatan, kadang-kadang ditemui tulisan hanya untuk orang dewasa
Adapun macam-macam label yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan adalah :
1. Brand Label
Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand
Misalnya pada kain atau tekstil, kita dapat mencari tulisan berbunyi sanforized, berkolin,
tetoron dsb.
2. Grade Label
Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang.
Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata. Misalnya pada terigu, sering tercantum
tulisan yang berbunyi : kualitas nomer 1, kualitas superior dan sebagainya
3. Discriptive label
Discriptive label disebut juga informative label merupakan label yang menggambarkan tentang
cara penggunaan, susunan, pemeliharaan, hasil kerja dari suatu barang. Pada barang jenis obat-
obatan sering kita jumpai label seperti ini pada pembungkusannya.
BAB IX
KOMUNIKASI PEMASARAN
B. PROMOTIONAL MIX
Oleh J. Stanton, promotional mix didefinisikan sebagai berikut :
Kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat
promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Variabel bauran promosi (promotional mix)
1. Personal selling
2. Miss selling, terdiri atas periklanan dan publista
3. Promosi penjualan
4. Public relations (hubungan masyarakat)
5. Direct marketing
2. Sifat pasar
Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi promotional mix meliputi :
a. Luas pasar secara geografi
Perusahaan yang hanya mempunyai pasar lokal sering mengadakan kegiatan promosi yang
berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau international. Bagi perusahaan
yang mempunyai pasar lokal, mungkin sudah cukup menggunakan personal selling saja tetapi
bagi perusahaan yang mempunyai pasar nasional paling tidak harus menggunakan periklanan.
b. Konsentrasi pasar
Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macamnya berbeda-beda dan
konsentrasi secara nasional. Perusahan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu
kelompok pembeli saja maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan perusahaan
yang menjual pada semua kelompok pembeli. Misalnya perusahaan memusatkan penjualannya
pada kelompok pembeli wanita, maka perusahaan dapat menggunakan media kewanitaan (seperti
majalah femina, kontim) untuk melaksanakan program periklanannya
3. Jenis Produk
Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan dipergunakan juga oleh jenis produknya,
apakah barang konsumsi atau barang industri. Dalam mempromosikan barang konsumsi juga
macam-macam, apakah barang konvenion shopping atau borg speciall. Pada barang industri pun
juga demikian, cara mempromosikan instalasi akan berbeda dengan operating supplies. Untuk
barang konvenion biasanya perusahaan menggunakan periklanan. Hal ini disebabkan karena
barang-barang konvenion didistribusikan secara luas, tidak begitu memerlukan demonstrasi atau
penerangan. Sedangkan strategi promosi untuk barang industri seperti instansi atau barang
industri yang berharga cukup tinggi biasanya menggunakan personal selling.
BAB X
PERIKLANAN
A. PENGERTIAN PERIKLANAN
Periklanan merupakan bentuk komunikasi non pribadi dengan sejumlah biaya dengan melalui
berbagai media yang dilaksanakan oleh perusahaan, organisasi non profit motive ataupun para
individu.
B. FUNGSI-FUNGSI PERIKLANAN
1. Memberikan informasi
Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya, baik tentang barangnya,
harganya ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang
diciptakan oleh periklanan tersebut dinamakan faedah informasi.
2. Membujuk / mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama
kepada pembeli-pembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik
daripada produk yang lain. Dalam hal ini, iklan yang sifatnya membujuk tersebut lebih baik
dipasang pada media-media seperti televisi atau majalah. Iklan yang sifatnya membujuk pada
umumnya bertujuan baik, misalnya : mendorong orang untuk berhenti merokok, untuk pergi ke
tempat ibadah, untuk memperhatikan gizi, untuk merencanakan dan membatasi jumlah kelahiran
dan sebagainya. Iklan seperti ini biasanya dapat menimbulkan pandangan yang positif pada
masyarakat.
3. Menciptakan image / kesan
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan.
Dalam hal ini, pemasang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya,
misalnya dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk dan layout yang menarik. Dari segi lain,
periklanan juga dapat menciptakan kesan pada masyarakat untuk melakukan pembelian secara
rasional dan ekonomis.
4. Memuaskan keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang ingin diberitahu lebih dulu,
sebagai contoh, mereka ingin mengetahui lebih dulu tentang gizi, vitamin dan harga pada sebuah
produk makanan yang paling baik untuk keluarga, kadang orang juga ingin dibujuk untuk
melakukan sesuatu yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat, misal dibujuk untuk menggosok
gigi. Jadi periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan, dan tujuan
itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.
5. Merupakan alat komunikasi
Periklanan merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat efisien bagi para penjual. Mereka
harus menggunakannya untuk melayani orang lain, masyarakat dan mereka sendiri.
C. SIFAT-SIFAT IKLAN :
1. Public presentation
Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
2. Pervasiveness
Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan.
3. Amplified expressiveness
Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk
menggugah dan mempengaruhi khalayak.
4. Impersonality
Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena
merupakan komunikasi yang monolog / satu arah.
D. PEMILIHAN JENIS-JENIS
Dalam kaitannya dengan kegiatan periklanan, pihak manajemen selalu dihadapkan pada masalah
pemilihan media yang akan digunakan . Hal ini dikarenakan tidak seluruh media yang ada selalu
sesuai. Setiap media akan mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Dalam pemilihan media, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Kebiasaan media terhadap orang-orang yang menjadi sasaran
2. Kecepatan penyampaian pesan
3. Visualisasi produk
4. Biaya masing-masing kelompok media
5. Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media
E. TUJUAN PERIKLANAN
1. Menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, ide dan sebagainya
2. Mencapai orang-orang yang tidak dapat terjangkau oleh tenaga penjualan dalam jangka
waktu tertentu
3. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain
4. Memperkenalkan produk baru
5. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru
6. Mengadakan hubungan dengan para penyalur
7. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan
8. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan umum melalui periklanan
BAB XI
PERSONAL SELLING
BAB XII
PUBLIC RELATIONS
C. MANFAAT PUBLISITAS
1. Publisitas dapat mencapai banyak pembeli potensial : banyak calon pembeli yang selalu
menghindarkan salesman dan periklanan karena peran penjual sampai pada pembeli potensial
sebagai berita bukan sebagai komunikasi yang bertujuan penjualan.
2. Publisitas dianggap lebih dapat dipercaya karena pemberitaan dalam media massa oleh
kebanyakan pembaca dilihat secara obyektif dan otentik, maka mereka lebih mempercayai berita
daripada iklan.
3. Sama halnya periklanan, publisitas pun dapat mendramatisir produk serta perusahaannya.
Kebaikan Publisitas
1. Lebih dipercaya, sebab berupa suatu berita bukan iklan
2. Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan
3. Jauh lebih murah karena tanpa biaya
4. Dapat ditempatkan dimana saja (halaman depan, posisi yang menyolok dan sebagainya)
D. PROMOSI PENJUALAN
Merupakan bagian dari promosi, yang meliputi berbagai macam alat promosi, sebagai pendorong
untuk jangka pendek, dirancang sedemikian rupa untuk menggiatkan pemasaran secara lebih
cepat dan kuat.
E. HUBUNGAN MASYARAKAT
Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap
masyarakat, identitas kebijakan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan kenaikan
masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment
Create a Link
Kategori
Ekonomi Manajerial (6)
About Me
erni widiastuti
Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia
View my complete profile
Daftar Isi
Modul Manajemen Pemasaran
Modul Manajemen SDM
Pengantar Bisnis
Operation Research(Modul 1)
Operation Research(Modul 2)
Operation Research(Modul 3)
Modul Perilaku Organisasi
Tugas Pengantar Bisnis
Tugas Pengantar Bisnis Terbaru
Tugas Perilaku Bisnis
Tugas Pemasaran(Kelas Malam)
Kontrak Belajar Perilaku Organisasi
Modul Dasar Manajemen
Modul Pengantar Ilmu Ekonomi
Definisi Ekonomi Manajerial
- Sub Teknik Optimasi
- Sub Permintaan
- Sub Teori Produksi
- Sub Konsep Biaya
- Sub Teori Pasar
Kontrak Belajar Pengantar Bisnis
contoh soal elastisitas
Tugas Pengganti UTS Gasal REG Malam Tahun 2012
Contoh Aplikasi Perilaku Produsen
Tulisan Tentang
2013 (2)
2012 (11)
2011 (8)
o December (3)
o November (1)
o October (4)
MODUL PERILAKU ORGANISASI
Modul Pengantar Bisnis
MODUL MANAJEMEN SDM
MODUL MANAJEMEN PEMASARAN
Followers
Awesome Inc. template. Powered by Blogger.