WIM K10 Stunting - Kuliah Blok Elektif Wellness

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 67

Stunting

Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik


Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU
RSUP HAM / RS USU

1
Pokok Bahasan
• Pentingnya nutrisi dalam 1000 HPK
• Definisi stunting.
• Penyebab stunting.
• Dampak stunting.
• Pencegahan stunting.
• Nutrisi untuk tatalaksana stunting
• Pemantauan.
2
TUMBUH KEMBANG ANAK

• Pertumbuhan anak ditandai dengan


pertambahan ukuran anak, seperti berat
badan, panjang/tinggi badan, dan lingkar
kepala.

• Perkembangan anak ditandai dengan


bertambahnya kemampuan fungsi anak,
seperti kemampuan gerak kasar dan halus,
pendengaran, pengelihatan, komunikasi,3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Faktor Genetik Faktor Lingkungan

 Berpengaruh pada  Nutrisi


tinggi badan anak  Infeksi
 Percepatan  Faktor sosial
pertumbuhan pada  Faktor2 yang berpengaruh
anak perempuan lebih terhadap emosi
cepat saat pubertas  Faktor Kultural

Bijlani RL dan Manjunatha S. Physiology of Growth and Development. In Understanding Medical Physiology: A Textbook for Medical Students (3rd ed). New York: McGraw-Hill,
2011: 35-36
Niers L, et al. Nutritional Support for the Infant’s Immune System. Nutrition Review 2007: 347-360
1000 Hari Pertama Kehidupan

1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah


masa selama 270 hari (sembilan bulan) di
dalam kandungan ditambah 730 hari (dua
tahun) pertama kehidupan seorang anak.
5
Peran Nutrisi
• Pemberian nutrisi yang adekuat diperlukan
untuk perkembangan otak.

• Nutrisi pada 1000 HPK harus diperhatikan


karena merupakan masa yang penting dalam
perkembangan otak anak, untuk
perkembangan kognitif, motorik, dan
kemampuan sosio-emosional pada masa
anak – anak dan selanjutknya pada masa remaja
.

• Defisiensi nutrisi pada masa kehamilan dan anak


– anak akan memengaruhi kognitif,tingkah
laku, dan produktivitas pada masa sekolah 6
dan dewasa.
Peran Nutrisi pada 1000 HPK

Jangka pendek Jangka panjang


Membantu perkembangan Mengoptimalkan kemampuan
otak. kognitif dan prestasi.

Membantu pertumbuhan anak. Mengoptimalkan kekebalan


tubuh.
Mengatur metabolisme tubuh Menurunkan risiko penyakit,
anak. seperti diabetes, obesitas,
stroke, dan penyakit jantung.

7
Perkembangan otak paling pesat (80%)
dalam 1000 HPK

8
9
10
11
12
13
Perawakan Pendek
Perawakan pendek  panjang/tinggi badannya
berada dibawah –2SD atau persentil3 pada grafik
panjang/tinggi badan menurut umur.
Pendekatan klinis perawakan pendek

Algoritma pendekatan klinis perawakan pendek


Stunting
• Stunting  istilah umum yang digunakan dalam konteks
kesehatan masyarakat untuk menyatakan pertumbuhan
linier yang terhambat atau terhenti (terjemahan stunt
dalam bahasa Indonesia).

• Stunting  gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari


nutrisi yang tidak optimal.

• Dalam konteks kesehatan masyarakat, stunting (PB/U atau


TB/U<-2 SD) termasuk salah satu petanda malnutrisi
bersama dengan berat badan kurang (BB/U<-2SD), gizi
kurang / buruk (BB/PB< -2SD) dan gizi lebih (BMZ> +1SD)
dengan riwayat infeksi berulang.
Anak dengan perawakan pendek belum tentu
stunting.

Anak stunting sudah pasti perawakan


pendek (LAZ/HAZ <-2SD Kurva WHO)

Untuk menyingkirkan kelainan kromosom atau genetik dan


hormonal dapat dilakukan pengenalan keadaan fisis,
menghitung Potensi tinggi genetik (PTG) / mid-parental height
dan umur tulang (bone age), serta pemeriksaan kromosom.
17
Weight age < Height age :
PROBABLE STUNTING

18
Penyebab stunting

• Pemberian makanan yang tidak adekuat karena


asupan makan sedikit, kebutuhan nutrisi
meningkat, kemiskinan, kurangnya pengetahuan
• Penyakit

Weight Faltering
Bila tidak ditatalaksana

• Gizi kurang / gizi buruk


• Stunting
• perkembangan anak terlambat 19
• Inadequate quality and quantity of complementary
feeding during infancy and an impaired absorption of
nutrients caused by infection may lead to nutritional
stunting.

Martins VJB. Int J. Environ Res. Public Health. 2011;8:1817-46 20


21
22
Dampak stunting

Dampak jangka pendek:


• Daya tahan tubuh berkurang dan rentan terkena
infeksi
• Risiko kematian anak stunting lebih tinggi karena
massa otot dan massa lemak anak stunting lebih
sedikit, dan meningkat bila menderita infeksi.
• Stunting berhubungan dengan kekurangan gizi
kronis. Nutrisi memengaruhi perkembangan otak.
Maka perkembangan otak pada anak stunting
tidak optimal.
23
Dampak stunting

Dampak jangka panjang:


• Memengaruhi perkembangan kognitif anak. Anak
yang stunting , pada masa remaja dan dewasanya
lebih banyaka mengalami masalah psikologis dan
IQ yang lebih rendah, sehingga menyebabkan
tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi
yang rendah pula.
• Pada anak stunting, terjadi penurunan enzim dan
hormom sehigga oksidasi lemak berkurang
sehingga lemak mudah disimpan dalam tubuh.
24
Anak stunting : defisiensi energi

Mememcah protein otot:


Efisiensi metabolisme: RQ
untuk energi

Defisiensi protein dan Oksidasi KH , lemak ,


mikronutrien, energi cukup dan RQ

Otot tidak dibentuk, lemak


yang dibentuk

Timbunan lemak
25
Dampak stunting sulit
diperbaiki !!!

Oleh karena itu

Stunting harus
dicegah !!!!
26
STRATEGI UNTUK MENCEGAH STUNTING

• Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.


• Praktik pemberian makan pada bayi (Infant
feeding practice) yang benar.
• Deteksi dini dan tatalaksana nutrisi pada bayi
yang mengalami risiko gagal tumbuh (weight
faltering, at risk of failure to thrive).
27
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
ANAK
Menimbang berat badan, mengukur
panjang / tinggi badan, mengukur
lingkar kepala bayi:
Dibawah usia 1 tahun  setiap bulan
Usia 1-2 tahun  setiap 3 bulan
PENTING !!!!

Menilai pola pertumbuhan anak dan


status gizi anak 28
29
Menilai tren / pola pertumbuhan
dengan KMS

BB menurut umur
(BB/U)

GARIS PERTUMBUHAN
SEJAJAR GRAFIK 
PERTUMBUHAN BAIK
Weight faltering (Fail to thrive) : kurva BB naik tetapi tidak sejajar garis (hitam)
Flat growth : kurva BB mendatar (merah)
Downward growth :kurva BB menurun (biru)

Pola / Tren
pertumbuhan

KURVA WHO BB/U

31
Awalnya terjadi weight faltering
yang akan menyebabkan anak
menjadi stunting

Victora, et al. Pediatrics. 2010;125:473-80


PB menurut umur

Normal

Pendek

Sangat Pendek
BB menurut PB
Obes

Overweight
STATUS GIZI ANAK Risiko
Overweight

Gizi baik
Gizi kurang
(Kurus)
Gizi buruk
(Sangat kurus)
PMK No. 2 Tahun 2020
Pengukuran antropometri dengan Grafik WHO 2006
Rekomendasi WHO:
INFANT FEEDING

• Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan untuk pertumbuhan dan


perkembangan anak.
• Kemudian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat,
bayi harus mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI)
paling lambat usia 6 bulan sementara ASI dilanjutkan.
36
WHO 2002 Global Strategy of infant and young child feeding
Peran Nutrisi pada 1000 HPK

Jangka pendek Jangka panjang


Membantu perkembangan Mengoptimalkan kemampuan
otak. kognitif dan prestasi.

Membantu pertumbuhan anak. Mengoptimalkan kekebalan


tubuh.
Mengatur metabolisme tubuh Menurunkan risiko penyakit,
anak. seperti diabetes, obesitas,
stroke, dan penyakit jantung.

37
• Exclusive breastfeeding (EBF) is one of the key
strategies to ensure infants and young children
survive and grow.

• Breast milk is a complex biological fluid uniquely


suited to the infant providing the infant with
optimal nutrition and immunological protection.
39
Periode MPASI
• Pemberian MPASI pada anak berusia 6-24 bulan
(1000 HPK) harus diperhatikan  karena pada
periode ini sering terjadi gangguan pertumbuhan,
defisiensi mikronutrien dan rentan terinfeksi
penyakit.

• Setelah usia 2 tahun, akan lebih sulit memperbaiki


efek malnutrisi.

• Oleh karena itu, praktik pemberian MPASI yang benar


pada periode rentan ini harus menjadi prioritas
tinggi.
40
Strategi pemberian
MPASI
TEPAT
AMAN
WAKTU
DIBERIKAN
ADEKUAT SECARA
BENAR

WHO 2002 Global Strategy of infant and young child feeding 41


1. Tepat
waktu

• MPASI diberikan saat kebutuhan energi dan zat nutrisi


lain tidak dapat lagi dipenuhi oleh ASI.
• ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan energi,
protein, zat besi, vitamin D, seng, vitamin A sehingga
diperlukan MPASI yang dapat melengkapi kekurangan zat
gizi makro dan mikro tersebut sejak umur 6 bulan.
42
2. Adekuat
• MPASI harus harus lengkap dan seimbang  adekuat
dalam hal kuantitas (jumlahnya) dan kualitas (memiliki
kandungan makronutrien yakni energi, protein, lemak
dan mikronutrien yakni vitamin dan mineral) yang dapat
memenuhi kebutuhan bayi sesuai usianya.
• ASI eksklusif dapat memenuhi kebutuhan makronutrien
dan mikronutrien bayi sampai usia 6 bulan, setelah itu
seorang bayi harus mendapat MPASI untuk mencukupi
kebutuhannya.
• Pengenalan berbagai jenis makanan padat setiap hari dan
pemberian makanan dengan kandungan zat besi tinggi.
43
Kualitas MPASI harus lengkap dan seimbang
Karbohidrat Protein

Sumber Protein hewani


harus dimakan setiap
hari

Lemak

Vitamin dan Mineral 44


45
46
Protein hewani
• Penting dikonsumsi setiap hari atau sesering
mungkin.

• Sumber makanan hewani, seperti telur, daging,


ikan, dan susu padat energi dan mengandung
banyak mikronutrien (terutama zat besi, seng,
vitamin A, vitamin B12, dan kolin)
47
48
49
• Anak usia 6-12 bulan yang mengonsumsi protein ikan mengalami
peningkatan 0,3 SD pada kurva HAZ per bulan dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi ikan apapun.

• Pada anak-anak berusia 12-36 bulan, peningkatan 1 g dalam


konsumsi protein sumber hewani berhubungan dengan
peningkatan 0,02 SD pada kurva HAZ per bulan.

• Konsumsi protein sumber hewani dikaitkan dengan peningkatan


dalam pada HAZ karena lebih unggul dari sumber nabati karena
kaya protein dan profil mikronutrien.

50
Ikan kembung 112 gram

51
52
Telur orak arik
(220 gram / 1 mangkok)

53
Paha ayam 100 gram dengan
kulit

54
3. Aman
• MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang
higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan
makan yang bersih.

55
4. Tepat cara pemberian

• Perhatikan tanda kesiapan bayi untuk diberi MPASI


• MPASI diberikan sesuai dengan perkembangan
ketrampilan makan anak sesuai umur.
• MPASI diberikan sesuai dengan sinyal rasa lapar dan
kenyang bayi dan anak. (Responsive feeding)
• Diberikan dengan jadwal dan metode yang sesuai 
Basic feeding rules
• Tetap mendorong anak untuk makan, walaupun saat
sakit
56
Basic Feeding Rules
Jadwal • Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan yang
teratur.
• Susu dapat diberikan 2 – 3 kali sehari.
• Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
• Hanya boleh mengkonsumsi air putih di antara waktu makan.

Lingkungan • Lingkungan makan yang menyenangkan.


• Jangan ada paksaan dan distraksi (mainan, televisi, perangkat
elektronik) saat makan.
• Jangan memberikan makanan sebagai hadiah.

Prosedur • Dorong anak untuk makan


• Porsi kecil
• Bila anak tidak mau makan, berikan kembali makanan secara
netral tanpa membujuk dan memaksa.
• Bila setelah 15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri
proses makan.

57
Tatalaksana stunting

• Penelitian menunjukkan bahwa stunting berhubungan


dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat, yaitu
masukan energi dan protein dengan berkualitas
rendah.

• MPASI yang tidak adekuat (protein yang kurang


terutama hewani) akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan dengan akibat stunting.

• Protein  penting untuk pertumbuhan anak  untuk


mempertahankan fungsi tubuh normal, pembentukan
sel, dan sintesis jaringan.

• Protein hewani  mengandung asam amino yang


lengkap dan mudah diserap.
58
59
Protein untuk tumbuh kejar

• Protein Energy Ratio (PER%)  10-15% dapat


diberikan
• PER = kalori dari protein / total kalori x 100% 60
Pemantauan
• Kenaikan panjang badan / tinggi badan
 Tabel length increment WHO (usia <2 tahun)
 Kurva height velocity Tanner (usia > 2 tahun)
• Kenaikan berat badan
• Status gizi
• IMT
• Cegah Early adiposity Rebound (Peningkatan IMT
secara drastis sebelum umur 5 tahun)  risiko
obesitas meningkat

61
Kenaikan BB <P 5th  AT RISK OF FAILURE TO THRIVE
Length increment WHO

63
Height velocity chart

64
Kurva IMT / U

Early Adiposity Rebound

Normal
65
Ringkasan
• Stunting adalah perawakan pendek akibat kekurangan
nutrisi yang kronis dengan adanya riwayat infeksi.

• Asupan nutrisi yang tidak adekuat (kurang protein


hewani) salah satu faktor risiko stunting, oleh karena
itu sumber makanan protein hewani harus dikonsumsi
setiap hari atau sesering mungkin.

• Pemberian makanan dengan energi yang berlebihan


pada anak stunting akan meningkatkan risiko
overweight dan obesitas .

• Untuk itu dalam tatalaksana stunting, perlu diberikan


makanan dengan perhitungan kalori sesuai dengan
kebutuhan dan memperhitungkan PER 10-15% untuk
tumbuh kejar dan pentingnya pemantauan.

66
67

You might also like