Jurnal Skripsi - Dinda

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN

BALITA USIA 1-5 TAHUN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTASARI

Oleh : Dinda Catur Utami


Program Studi Alih Jenjang S1 Kebidanan Fikes UMP

Dosen Pembimbing :
Atika Nur Azizah, M. Keb

ABSTRAK

Latar Belakang: Tahapan balita merupakan bagian kehidupan yang sangat penting atau
dianggap sebagai masa keemasan dan perlu mendapat perhatian khusus. Proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotor,
perkembangan mental dan sosial. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tumbuh
kembang balita adalah gizi. Gizi yang kurang pada balita dapat berdampak besar pada
kemampuan fisik, mental dan kognitifnya, yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan
anak untuk melakukan aktivitas.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan anak balita usia 1-5
tahun di wilayah kerja puskesmas kutasari.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah korelatif analitik dengan
menggunakan metode cross sectional. sampel dalam penelitian ini sebanyak 62 balita dengan
Teknik simple random sampling.
Hasil: Responden memiliki berat badan rata-rata sebesar 10,7984 Kg dengan berat minimum
6,6 Kg dan maksimum 18,1 Kg. Tinggi badan responden rata-rata sebesar 84.1613 cm dengan
tinggi minimum 70 cm dan maksimum 110 cm. umur responden sebagian besar dalam rentang
12-15 bulan sebanyak 14 responden (22,6%). Jenis kelamin sebagian besar dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 33 responden (53,2%). Orang tua balita sebagian besar beruur 20 tahun
sebanyak 10 responden (16,1%). Jenis pekerjaan orang tua balita sebagian besar adalah buruh
sebanyak 27 responden (43,5%). Tingkat pendidikan orang tua sebagian besar adalah SMA
sebanyak 28 responden (45,2%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,003 yang lebih
kecil dari  = 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan status gizi dengan perkembangan anak balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Kutasari.
Simpulan: ada hubungan status gizi dengan perkembangan anak balita usia 1-5 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Kutasari.

Kata kunci : Status Gizi, Perkembangan, Balita.

PENDAHULUAN keemasan dan perlu mendapat perhatian


khusus. Tahapan balita merupakan proses
Tahapan balita merupakan tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
kehidupan yang penting sebagai masa pesat, yaitu pertumbuhan fisik,
perkembangan psikomotor, perkembangan optimal, atau tinggi. Makanan untuk balita
mental dan perkembangan sosial. Gizi digunakan untuk perkembangan tubuh.
adalah salah satu faktor penting yang Dengan demikian, status gizi serta
memengaruhi proses pertumbuhan dan pertumbuhan balita dijadikan sebagai ukuran
perkembangan balita. Kategori gizi terdiri dalam pemantauan kecukupan gizi balita,
dari gizi baik, gizi cukup dan gizi buruk. karena sangat berkaitan dengan asupan
Gizi buruk pada balita memiliki dampak makanan yang cukup. Pertumbuhan serta
terhadap hambatan tumbuh kembang, perkembangan balita yang cukup
infeksi dan tumbuh kembang balita karena membutuhkan nutrisi yang tepat untuk
balita diberi makan setiap hari dan makanan tumbuh kembang anak.
yang berkualitas (Indriati dan Murpambudi, Penyebab yang mempengaruhi
2016). pertumbuhan dan perkembangan anak
Berdasarkan data UNICEF 2016, karena nutrisi dan aktivitasnya. Zat gizi
diperkirakan 250 juta balita ( 3%) di negara- merupakan zat yang terlibat dalam
negara berkembang memiliki potensi yang kesehatan serta penyakit, termasuk dalam
rendah dalam perkembangan penuh mereka. keseluruhan proses didalam tubuh manusia
Indonesia diperkirakan 5-10% anak untuk memperoleh makanan. Nutrisi
memiliki perkembangan yang terhambat. merupakan ilmu tentang makanan,
Jumlah kasus perkembangan yang terhambat nutrisinya dan zat-zat lain yang
diperkirakan 1% sampai 3% balita umur 1 dikandungnya, dan tindakan, reaksinya.
sampai 5 tahun mengalami perkembangan Anak-anak dengan pertumbuhan yang baik
yang terhambat dan 100 juta balita dapat dilihat pada anak-anak yang
mengalami keterlambatan perkembangan bertambah berat, tetapi juga anak-anak yang
umum (Amaliah, 2018). Ada 11,7% kehilangan berat badan karena sakit dan
keterbelakangan pertumbuhan pada balita di tidak mau makan, dari sudut pandang
Indonesia. Konflik retardasi pertumbuhan perkembangan, kita tahu bahwa ibu normal
akibat pola makan tidak seimbang pada memikirkan anak-anak mereka. tumbuh
anak, dimana terjadi konflik gizi, terdapat untuk usianya.
pola makan buruk 3,9%, gizi buruk 13,8 Tumbuh kembang perlu dipantu.
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Berdasarkan data Dinas Kesehatan memperkenalkan alat ukur pada tahun 2016
Kabupaten (DKK) Purbalingga tahun 2020 untuk memantau perkembangan balita
sebanyak 69.462 balita melakukan tersebut, yaitu Pre-Information Pre-Forward
penimbangan dan kunjungan ke posyandu Developmental Screening (KPSP). Masa
yaitu 8.939 (70,5%). Balita gizi buruk perkembangan anak dibagi menjadi
sebanyak 4.049 (5,6%), balita berat badan beberapa istilah. Selama tahap ini,
rendah 1.862 (2,6%). pertumbuhan mengalami penurunan, dan
Faktor yang paling sering diamati dalam ada kemajuan dalam perkembangan secara
pertumbuhan serta perkembangan adalah motorik (motorik kasar dan motorik halus)
status gizi bayi saat lahir. Jika seorang anak dan fungsi aktualisasi diri. Setelah lahir,
kekurangan gizi setelah lahir, tentu akan Selama tiga tahun pertama kehidupan,
memperlambat pertumbuhannya. Status gizi pertumbuhan serta perkembangan sel-sel
merupakan gambaran mengenai asupan otak masih dalam proses. Tahap ini
seseorang dalam jangka yang panjang. berlangsung untuk mencapai pertumbuhan
Dengan demikian, zat gizi pada balita saraf serta cabangnya. Perkembangan saraf
memengaruhi status gizi balita lebih rendah, serta otak anak yang semakin kompleks
akan mempengaruhi perkembangan balita gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa
untuk berkembang (Kemenkes, 2018). serta sosialisasi dan kemandirian
Gizi buruk balita berdampak besar pada Tahapan penilaian dengan KPSP yaitu
kemampuan fisik, mental dan kognitifnya. dengan alat ukur yang digunakan untuk
Malnutrisi dapat menyebabkan gangguan menentukan perkembangan anak, yaitu
struktural dan metabolik, sehingga dengan bertanya dan menjawab pertanyaan
pertumbuhan dan perkembangan yang dengan orang tua dan yang kedua dengan
diperlukan untuk menjalankan fungsi mencatat jawabannya di secarik kertas.
neurologis. Jika pertumbuhan serta
perkembangan otak balita terganggu, balita METODE PENELITIAN
telah tumbuh dewasa, dan balita tidak bisa
melakukan tugas secara intelektual yang Penelitian ini menggunakan rancangan
dapat dilakukan. Jika perkembangan balita penelitian korelatif analitik dengan
secara normal, maka perkembangan otak pendekatan Cross Sectional yaitu peneliti
akan rusak karena kekurangan gizi (IDI, melakukan pengukuran atau pengamatan
2018). pada saat bersamaan (sekali waktu) antara
Hasil studi pendahuluan di Puskesmas variable bebas (status gizi) dengan variable
Kutasari ditemukan balita yang mengalami terikat (perkembangan balita).
gizi kurang sebanyak 554 (9,28%) dari Populasi target pada penelitian ini adalah
jumlah semua balita di Kecamatan Kutasari balita usia 1-5 tahun yang tinggal di
yang ditimbang sebanyak 5.973 balita. Hasil Wilayah Kerja Puskesmas Kutasari
wawancara menggunakan 10 (sepuluh) sebanyak 554 balita.
keluarga yang mempunyai gizi kurang di Sampel penelitian ini adalah balita usia 1-
Wilayah kerja Kecamatan Kutasari sebanyak 5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
7 (tujuh) ibu yang memiliki balita Kutasari, Purbalingga. Dari studi
menyampaikan mengetahui mengenai gizi pendahuluan diperoleh keseluruhan jumlah
bagi balita, dan sebanyak 3 (tiga) ibu yang anak usia 1-5 tahun yaitu 554 balita.
memiliki balita tidak mengetahui mengenai Pengambilan sampel ini dilakukan dengan
gizi bagi balita. Kutasari merupakan daerah Teknik Simple Random Sampling.
yang paling banyak balita yang mengalami Analisis data dalam penelitian ini
gizi kurang. menggunakan :
Berdasarkan data serta uraian tersebut, a. Analisis Univariat, Menganalisis secara
peneliti melakukan penelitian dengan judul deskriptif dengan menghitung distribusi
“Hubungan Status Gizi dengan frekuensi tiap variable penelitian. Vatiabel
Perkembangan Balita Usia 1-5 tahun di yang dianalisis secara univariat pada
Wilayah Kerja Puskesmas Kutasari.” penelitian ini adalah karakteristik responden.
b. Analisis Bivariat, dilakukan terhadap dua
TINJAUAN PUSTAKA variable yang diteliti yaitu status gizi dengan
perkembangan anak usia 1-5 tahun. Kedua
Status Gizi adalah keadaan keseimbangan variable berupa skala ordinal, sehingga
antara penyerapan zat gizi dari sumber menggunakan uji Chi Square.
makanan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk metabolism tubuh. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan balita adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh Analisa Univariat
yang lebih kompleks dalam kemampuan a. Karakteristik Responden
Hasil distribusi frekuensi umur, berat Tabel 4.2Distribusi frekuensi umur, jenis
badan, tinggi badan dan jenis kelamin balita pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan
di wilayah kerja Puskesmas Kutasari sebagai orang tua balita di wilayah kerja Puskesmas
berikut : Kutasari (N=62)

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi umur, berat


badan, tinggi badan dan jenis kelamin balita Variable Frekuens Persentase
di wilayah kerja Puskesmas Kutasari (N=62) i
Umur (Tahun)
Variabel Rata-rata Standar Min Mak < 20 Tahun 2 3.2
deviasi 20-35 Tahun 60 96.8
Berat badan 10,7984 2,61681 6,6 18,1 > 35 Tahun 0 0
Tinggi badan 84,1613 9,69061 70 110 Total 62 100.0
Frekuensi Persentase
Jenis Pekerjaan
Umur
Buruh 27 43.5
12-15 Bulan 14 22.6 Karyawan 13 21.0
16-18 Bulan 9 14.5 Pedagang 13 21.0
19-21 Bulan 8 12.9
Perawat 1 1.6
22-24 Bulan 6 9.7
PNS 8 12.9
25-30 Bulan 13 21.0
31-36 Bulan
Total 62 100.0
2 3.2
37-42 Bulan
Pendidikan
7 11.3
> 42 Bulan 3 4.8
PT 14 22.6
Total 62 100.0 SD 2 3.2
Jenis SMA 28 45.2
Kelamin SMP 18 29.0
Laki-laki 29 46.8 Total 62 100.0
Perempuan 33 53.2
Total 62 100 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa
orang tua balita sebagian besar berumur
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa rentang 20-35 tahun sebanyak 60 responden
responden memiliki berat badan rata-rata (96.8%). Jenis pekerjaan orang tua balita
sebesar 10,7984 Kg dengan berat minimum sebagian besar adalah buruh sebanyak 27
6,6 Kg dan maksimum 18,1 Kg. Tinggi responden (43,5%). Tingkat pendidikan
badan responden rata-rata sebesar 84.1613 orang tua sebagian besar adalah SMA
cm dengan tinggi minimum 70 cm dan sebanyak 28 responden (45,2%).
maksimum 110 cm. umur responden
sebagian besar dalam rentang 12-15 bulan c. Status Gizi
sebanyak 14 responden (22,6%). Jenis Penilaian yang digunakan pada penelitian
kelamin sebagian besar dengan jenis ini menggunakan Indikator dan Klasifikasi
kelamin perempuan sebanyak 33 responden Gizi anak berdasarkan Berat Badan menurut
(53,2%). Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) usia 12-60
b. Karakteristik Orang Tua Responden bulan.
Distribusi frekuensi umur, jenis pekerjaan Distribusi status gizi balita di wilayah
orang tua dan tingkat pendidikan orang tua kerja Puskesmas Kutasari di sajikan pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Kutasari tabel berikut ini
sebagai berikut :
Tabel 4.3Status gizi balita di wilayah kerja Hubungan status gizi dengan
Puskesmas Kutasari perkembangan anak balita usia 1-5 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Kutasari disajikan
Status Gizi Frekuensi persentase pada tabel berikut ini.
Gizi Buruk 0 0 Tabel 4.4 Hubungan status gizi dengan
perkembangan anak balita usia 1-5 tahun
Gizi Kurang 12 19,4
Gizi Baik 48 77.4 Perkembangan
Balita
Berisiko Gizi Lebih 0 0 Status gizi Sesu Merag penyimp P
Gizi Lebih 2 3.2 ai ukan angan val
ue
Obesitas 0 0 n % n % n %
Total 62 100.0 Gizi Buruk 0 0 0 0 0 0
Gizi Kurang 3 8, 6 25 3 100
6
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat Gizi Baik 3 88 1 70,8 0 0
0,0
1 ,6 7
diketahui bahwa sebagian besar responden Berisiko Gizi Lebih 0 0 0 0 0 0
03
memiliki status gizi yang baik sebanyak 48 Gizi Lebih 1 2, 1 4,2 0 0
responden (77,4%), gizi yang kurang 9
sebanyak 12 responden (19,4%) dan gizi Obesitas 0 0 0 0 0 0
3 10 2 100 3 100
lebih sebanyak 2 responden (3,2%). Total 5 0 5

d. Perkembangan Balita Berdasarkan tabel 4.6 diketahui


Distribusi perkembangan balita di responden dengan perkembangan balita
wilayah kerja Puskesmas Kutasari disajikan yang sesuai sebagian besar memiliki status
pada tabel berikut ini gizi yang baik yaitu 31 (88,6%). Responden
dengan perkembangan balita yang
Tabel 4.4Perkembangan balita di wilayah meragukan sebagian besar memiliki status
kerja Puskesmas Kutasari gizi yang baik yaitu 17 orang (70,8%).
Responden dengan perkembangan balita
Perkembangan balita frekuensi % yang menyimpang sebagian besar memiliki
Sesuai 35 56,5 status gizi yang kurang yaitu 3 orang
Meragukan 24 38,7 (100%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai
p sebesar 0,003 yang lebih kecil dari  =
Penyimpangan 3 4,8
0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima
Total 62 100.0 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
status gizi dengan perkembangan anak balita
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas
diketahui bahwa sebagian besar responden Kutasari.
memiliki perkembangan balita yang sesuai
sebanyak 35 responden (56,5%), meragukan PEMBAHASAN
sebanyak 24 responden (38,7%) dan
penyimpangan sebanyak 3 responden a) Karakteristik Responden
(4,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
umur responden sebagian besar dalam
Analisa Bivariat rentang 12-15 bulan sebanyak 14 responden
(22,6%). Jenis kelamin sebagian besar
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 2. Status gizi responden sebagian besar
responden (53,2%). baik sebanyak 48 responden (77,4%), gizi
b) Karakteristik Orang tua Responden kurang sebanyak 12 responden (19,4%) dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gizi lebih sebanyak 2 responden (3,2%).
orang tua balita sebagian besar berumur 3. Perkembangan balita responden
rentang 20-35 tahun sebanyak 60 responden sebagian besar sesuai sebanyak 35
(96,8%). Jenis pekerjaan orang tua balita responden (56,5%), meragukan sebanyak 24
sebagian besar adalah buruh sebanyak 27 responden (38,7%) dan penyimpangan
responden (43,5%). Tingkat Pendidikan sebanyak 3 responden (4,8%).
orang tua sebagian besar adalah SMA 4. Ada hubungan status gizi dengan
sebanyak 28 responden (45,2%). perkembangan anak balita usia 1-5 tahun
c) Status Gizi dengan nilai p value 0,003 di wilayah kerja
Hasil penelitian menunjukan sebagian Puskesmas Kutasari.
besar responden memiliki status gizi yang
baik sebanyak 48 responden (77,4%), gizi b. Saran
yang kurang sebanyak 12 responden 1. Bagi Peneliti
(19,4%) dan gizi lebih sebanyak 2 Hasil penelitian ini dapat menjadi
responden (3,2%). pengetahuan tambahan tentang adanya
d) Perkembangan balita hubungan status gizi dengan perkembangan
Hasil penelitian menunjukkan sebagian balita usia 1-5 tahun.
besar responden memiliki perkembangan 2. Bagi Responden
balita yang sesuai sebanyak 35 responden Hasil penelitian ini masih terdapat
(56,5%), meragukan sebanyak 24 responden perkembangan Bahasa yang masih kurang,
(38,7%) dan penyimpangan sebanyak 3 diharapkan orangtua lebih sering
responden (4,8%). memberikan stimulasi kepada anak seperti
sering diajak berbicara, dan melatih anak
SIMPULAN untuk terus bias bicara.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
a. Simpulan masukan bagi ibu khususnya mengenai
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada kebutuhan gizi pada anak usia 1-5 tahun
penelitian tentang “Hubungan status gizi agar dapat berperan aktif dalam pemantauan
dengan perkembangan anak balita usia 1-5 perkembangan anak secara mandiri sehingga
tahun di wilayah kerja Puskesmas apabila ada suatu masalah perkembangan
Kutasari.”, maka dapat disimpulka sebagai anak ibu diharapkan segera memeriksakan
berikut: anak ke tenaga kesehatan terdekat.
1. Balita terbanyak pada umur 25-30 bulan 3. Bagi Puskesmas
sebanyak 13 balita (21%). Jenis kelamin Penelitian ini diharapkan dapat
balita paling banyak perempuan sebanyak meningkatkan media komunikasi, informasi,
33 balita (53,2%). Orang tua yang dan edukasi mengenai pertumbuhan dan
mempunyai balita paling banyak usia 20-35 perkembangan balita kepada masyarakat
tahun sebanyak 60 responden (96,8%). Jenis dengan media yang tersedia seperti poster
pekerjaan paling banyak adalah buruh atau leaflet sehingga dapat meningkatkan
sebanyak 27 responden (43,5%). Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku sehat orang
Pendidikan orang tua sebagian besar adalah tua tentang gizi untuk dapat mengurangi
SMA sebanyak 28 responden (45,2%). resiko terjadinya gangguan perkembangan
balita dan memberikan KIE tentang status
gizi. Dan bagi tenaga Bidan agar https://doi.org/10.31965/infokes.vol15.i
menggunakan Form KPSP sebagai dasar ss1.123
penilaian status gizi pada balita.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya Azwar, S. (2013). Metode penelitian.
Dapat dilakukannya penelitian lebih Yogyakarta: Pustaka pelajar
lanjut dengan jenis desain penelitian yang
berbeda mengenai perkembangan pada Amaliah, N. (2018). Pemakaian Aplikasi
balita, misalnya dengan variabel umur Mobile “Balita Sehat” Meningkatkan
orangtua, jenis pekerjaan, tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam
Pendidikan orangtua. Memantau Pertumbuhan dan
Perkembangan Balita. Buletin
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan, 46(3), 155–168.
https://doi.org/10.22435/bpk.v46i3.880

Dinkes Purbalingga. (2020). Profil Asthiningsih, N. W. W., & Muflihatin, S. K.


Kesehatan Kabupaten Purbalingga (2018). Deteksi Dini Perkembangan
Tahun 2020. Purbalingga: Dinas Balita Dengan Metode Ddst Ii Di
Kesehatan Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
JuandaSamarinda.JurnalEndurance,3(2
Majestika, S. (2018). Buku Status Gizi Anak ),367.https://doi.org/10.22216/jen.v3
& Faktor yang mempengaruhi. i2.3149
Jakarta: Rineka Cipta
Bahtiar, A. B. (2018). Child Development
Masturah, I., & Anggita T. N., and Nutritional Status of Children
(2018). Metodologo Under Five: A Cross-Sectional Study
Penelitian Kesehatan. Pusat of a Fishermen Community in
Informasi Sumber Daya Terengganu, Malaysia. J. Gizi
Manusia Kesehatan. Pangan, 16(2):91-100
Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. (2008).
Psikologi Perkembangan Anak Dan
Remaja. Jakarta : PT. BPK Gunung
Mulya.
Yusuf, l., Yulastri, a., Kasmita, & Faridah, a.
(2008). Teknik Perencanaan Gizi Jilid
1. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan .
Agustina, A., & Betan, M. O. (2018).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Deteksi Dini Perkembangan
Anak Usia Balita Terhadap
Peningkatan Pengetahuan dan
Ketrampilan Ibu Dalam Melakukan
Deteksi Dini Perkembangan Anak di
Pusat Kesehatan Masyarakat
Sikumana, KotaKupang. Jurnal Info
Kesehatan, 15(1),1–13.

You might also like