396-Article Text-789-1-10-20200629

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

e-J.

Agrotekbis 7 (2) : 164 - 171, April 2019 ISSN : 2338-3011

KAJIAN VIABILITAS BENIH TIGA AKSESI MANGGA KWENI


(Mangifera odorata Griff.) ASAL DESA BAHOMOHONI MOROWALI
Viability of Kweni Mango Seeds (Mangifera odorata Griff.)
at Bahomohoni Village of Morowali District

Hamlisa1), Maemunah2), Enny Adelina2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Jl. Soekarno-Hatta Km 9. Tondo-Palu 94118. Sulawesi Tengah Telp. 0451-429738.
E-mail : [email protected], E-mail : [email protected], E-mail : [email protected]

ABSTRACT

Mango kweni is one kind of mango that grows widely in Central Sulawesi particularly in
Morowali district. The research aimed at studying the viability and the vigor of three different
accession of kweni mango (Mangifera odorata Griff.) growing in Bahomohoni village of Morowali
district. This research was conducted from April until July of 2017 at the Seed Science and
Technology Laboratory and the Experimental Field of Agriculture Faculty of Tadulako University.
This research was carried out in two stages: the first was to test the viability of the mangos using a
completely randomized design and the second to test the vigor of the mangos. The second
experiment was done in the Experimental Field by growing the mango seeds that had been selected
from the Bahomohoni village using randomized block design. Bahomohoni 9 kweni mango
accession has the best average values of such parameters as seed germination of 90%/week,
maximum growth potential of 100%/week, plant height growth rate of 6.4 cm/week, leaf number
growth rate of 2.7 leaves/week, stem diameter growth rate of 3.9 mm/week, triangle width of
stamina of 316.4 cm2/week, and hypothetical vigor index of 7.3/week.

Keywords : Accession, mango, seedling, viability and vigor.

ABSTRAK

Mangga kweni adalah salah satu jenis mangga yang banyak tumbuh di Sulawesi Tengah,
khususnya di Kabupaten Morowali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji viabilitas dan vigor
benih tiga aksesi mangga kweni (Mangifera odorata Griff). Penelitian telah dilaksanakan pada
bulan April sampai Juli 2017, di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih dan kebun akademik
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, dilakukan dengan dua tahap percobaan, yaitu tahap
pertama adalah uji viabilitas menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Tahap kedua yaitu
uji vigor menggunakan Rancangan Acak Kelompok dan benih aksesi mangga yang digunakan
adalah benih hasil seleksi dari Desa Bahomohoni Morowali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aksesi mangga kweni Bahomohoni 9 merupakan aksesi yang memiliki rata-rata nilai terbaik pada
parameter daya berkecambah yaitu 90%/minggu, potensi tumbuh maksimum yaitu 100%/minggu,
pertambahan tinggi tanaman yaitu 6,4 cm/minggu, pertambahan jumlah daun yaitu 2,7 helai,
pertambahan diameter batang yaitu 3,9mm/minggu, luas segitiga stamina 316,4cm2//minggu, dan
indeks vigor hipotetik yaitu 7,3/minggu.

Kata Kunci : Aksesi, bibit, Mangga, viabilitas, vigor.

PENDAHULUAN yang sangat disukai oleh masyarakat dunia


khususnya di Indonesia. Mangga umumnya
Tanaman mangga (Mangifera indica memiliki rasa dan aroma yang segar dengan
L) merupakan salah satu tanaman tropis rasa buah mulai dari asam hingga sangat

164
manis. Meningkatnya selera konsumen terhadap 14, dan Bahomohoni 15 (Iban, 2016).
buah mangga mendorong peningkatan Perbedaan tersebut tampak morfologi dan
produksi dan keragaman hasil buah anatomi dengan karakter pembeda yaitu
mangga. Peningkatan keragaman produksi tinggi tanaman, diameter batang, panjang
buah mangga dapat dilakukan melalui daun, lebar daun, panjang petiole, ukuran
identifikasi mangga-mangga lokal yang stomata, ukuran epidermis dan indeks stomata.
unggul (Pracaya, 1991). Berdasarkan hasil tersebut, dipandang perlu
Mangga kweni adalah jenis mangga melakukan pengkajian tentang viabilitas
yang banyak tumbuh di Sulawesi Tengah dan vigor dari aksesi tersebut sehingga
khususnya di Kabupaten Morowali. diharapkan akan ditemukan calon pohon
Mangga kweni memiliki kulit buah yang induk untuk pengadaan benih mangga
tebal dan halus, berlilin serta terdapat kweni yang bermutu.
bintik-bintik jarang dengan warna hijau
keputihan. Daging buah lunak, berair, METODE PENELITIAN
berwarna kuning cerah serta berserabut
kasar rasa buah manis keasaman. Penelitian ini dilaksanakan mulai
Badan Pusat Statistika (2015) bulan April sampai Juli 2017, di
produksi buah mangga di Kabupaten Laboratorium Teknologi Benih dan di
Donggala pada tahun 2015 mencapai Kebun Akademik Fakultas Pertanian,
19,563 ton, produksi tersebut masih Universitas Tadulako Palu.
lebih tinggi dibandingkan dengan produksi Alat yang digunakan pada
buah mangga di Kabupaten Morowali penelitian ini adalah timbangan analitik
dengan produksi sebesar 17, 364 ton. tipe Adam pw 254, pisau, cawan petri, oven
Rendahnya produksi tersebut salah tipe UNB 400, bak media, kertas label,
satunya disebabkan oleh iklim, dan kamera digital tipe Canon 1100D, alat tulis
ketersediaan bibit unggul dengan mutu menulis, polybag (20x30), mistar, jangka
genetik yang baik. Permasalahan penting sorong dan leaf area meter tipe CI-202.
yang dihadapi para eksportir buah saat ini Bahan yang digunakan tiga aksesi mangga
adalah ketidakmampuan untuk memenuhi kweni (Bahomohoni 9, Bagomohoni 14,
tuntutan kuantitas dan kontinuitas dari dan Bahomohoni 15) hasil penelitian
negara pegimpor. sebelumnya (Iban, 2016) di Desa
Salah satu aspek yang sangat Bahomahoni Kecamatan Bungku Tengah
penting dalam usaha budidaya tanaman Kabupaten Morowali, media pasir, air, dan
adalah penyediaan benih bermutu dengan pupuk kandang ayam.
penentuan calon pohon induk. Penentuan Penelitian terdiri dari dua tahap
keragaman buah mangga dapat dilakukan percobaan, yaitu pertama uji viabilitas
melalui identifikasi mangga-mangga benih menggunakan metode Rancanagan
lokal yang memiliki keunikan rasa, bentuk Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu
dan aroma. Langkah untuk mempelajari aksesi mangga kweni.BI 9 (20028.240 LS,
keanekaragaman suatu tanaman dapat 121055.789 BT, 8 mdpl). BI 14 (20.028.306
dilakukan dengan cara analisis langsung LS, 121055.799 BT, 15 mdpl). BI 15
terhadap sifat atau karakter morfologi (20028.306 LS, 121055.807 BT, 15 mdpl).
tanaman guna untuk mendapatkan calon Variabel pengamatan antara lain kadar air
pohon-pohon yang terpilih (Iban, 2016). benih, persentase daya berkecambah,
Berdasarkan penelitian sebelumnya kecepatan berkecambah dan potensi
telah dilakukan penelitian identifikasi tumbuh maksimum.
karakter morfologi dan anatomi mangga Percobaan kedua yaitu uji vigor
di Desa Bahomohoni. Hasil penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok
sebelumnya ditemukan 3 aksesi mangga (RAK) dengan satu faktor yaitu aksesi
kweni yaitu Bahomohoni 9, Bahomohoni mangga kweni. Tanaman dikelompokkan
165
berdasarkan tinggi tanaman, kedua Analisis Data. Data yang telah diperoleh
percobaan tersebut diulang sebanyak enam dianalisis secara statistik menggunakan
kali dan setiap perlakuan menggunakan analisis ragam, apabila perlakuan memberikan
lima benih sehingga jumlah banih yang pengaruh nyata atau sangat nyata, akan
digunakan sebanyak 90 biji. dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata
Terkecil (BNT) taraf 5% dan uji Beda
Variabel yang Diamati.
Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%.
Uji viabilitas benih :
1. Kadar air benih (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐵𝐵 − 𝐵𝐾
KA = x 100%
𝐵𝐵 Hasil.
Ket : BB = Bobot basah Uji Viabilitas Benih.
BK = Bobot kering. Kadar Air. Analisis ragam menunjukkan
Rumus : Sadjad (1993) bahwa aksesi mangga kweni berpengaruh
nyata terhadap kadar benih. Rata-rata kadar
2. Kecepatan berkecambah (rata/rata hari) benih ditampilkan pada Tabel 1.
N1 T1 + N2 T2 + N3 T3 + ⋯ + Nn Tn Hasil uji BNT (Tabel 1),
=
Jumlah benih yang berkecambah normal menunjukkan bahwa aksesi mangga kweni
Rumus : Sutopo (1988) yang berasal dari Desa Bahomohoni 14
memiliki kadar air lebih tinggi yaitu
3. Daya berkecambah (%) 43,78% dan berbeda sangat nyata dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
DB = x 100% aksesi mangga lainnya. Aksesi mangga
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 kweni Bahomohoni 15 dengan kadar air
Rumus : Sadjad (1993) 37,32%, tidak berbeda nyata dengan aksesi
Bahomohoni 9 dengan kadar benih paling
4. Potensi tumbuh maksimum (%) rendah yaitu 35,33%.
Jumlah benih yang tumbuh
PTM (%) = ———————————————— x 100%
Jumlah benih yang di kecambahkan Tabel 1. Rata-rata Kadar Air Benih (%)
Rumus : Sadjad (1993) Berdasarkan Aksesi yang Berbeda

Uji vigor bibit : Aksesi Mangga


BNT 5%
1. Pertambahan tinggi tanaman (cm) Bahomohoni
Rata-rata 14 15 9
2. Pertambahan jumlah daun (helai)
3. Pertambahan diameter batang (mm) 43.78b 37.32a 35.33a 6.43
4. luas segitiga stamina (cm2) Ket : Rata-rata Angka yang Diikuti oleh Huruf yang
LSS = ½ x a x t Sama pada Baris Tidak, Berbeda pada Uji BNT
Rumus : Adeninkinju (1974) Taraf 5%.
5. Indeks vigor hipotetik
92
Daya Berkecambah ( % )

Log N + Log A + Log H + Log R + Log G 90


IVH =
Log T 88
Keterangan: 86
84
IVH = Indeks vigor bibit hipotetik
82
N = Jumlah daun (helai) 80
A = Luas daun (cm²) 78
H = Tinggi bibit ( cm ) 14 15 9
R = Berat kering akar bibit ( gr ) Aksesi Mangga
G = Diameter batang ( mm ) Gambar 1: Rata-rata Daya Berkecambah (%)
T = Umur bibit ( minggu ) Benih Mangga Kweni Berdasarkan Aksesi
Rumus : Adeninkinju (1974) yang Berbeda.

166
Daya Berkecambah. Analisis ragam 11.8

Kecepatan berkecambah
a
menunjukkan bahwa perlakuan aaksesi 11.6

(rata-rata/hari)
mangga kweni tidak berpengaruh nyata 11.4
terhadap persentase daya berkecambah a
11.2
benih. Rata-rataapersentase adaya berkecambah a
a

11
ditampilkan pada Gambar 1.
10.8
Gambar 1, menunjukkan bahwa
perlakuan aksesi mangga kweni dari Desa 10.6
Bahomohoni 9 memberikan persentase 14 15 9
Aksesi Mangga
daya berkecambah tertinggi yaitu, 90,00%,
namun tidak berbeda nyata dibandingkan Gambar 3. Rata-rata Kecepatan Berkecambah
aksesi Bahomohoni 15 maupun aksesi Benih (rata-rata/hari) mangga kweni berdasarkan
Bahomohoni 15 aksesi yang berbeda.
Potensi Tumbuh Maksimum. Analisis
ragam menunjukkan bahwa perlakuan Pertambahan tinggi tanaman (cm)
aksesi mangga kweni tidak berpengaruh 7.000
nyata terhadap persentase potensi 6.000
tumbuh maksimum. Rata-rata persentase 5.000
potensi tumbuh maksimum ditampilkan 4.000
3.000 BI 14
pada Gambar 2.
2.000 BI15
Gambar 2, menunjukkan bahwa
1.000
perlakuan aksesi mangga kweni dari Desa BI9
0.000
Bahomohoni 9 memberikan persentase
potensi tumbuh maksimum tertinggi
yaitu 100,00% dibandingkan aksesi
Umur Tanaman
mangga lainnya, namun berbeda nyata
dibandingkan aksesi Bahomohoni 15 Gambar 4. Rata-rata Pertambahan Tinggi
maupun Bahomohoni 14. Bibit (cm) Mangga Kweni Berdasarkan Aksesi
yang Berbeda.
Kecepatan Berkecambah. Analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan aksesi mangga
kweni yang berbeda tidak berpengaruh Gambar 3, menunjukkan bahwa
nyata terhadap kecepatan berkecambah. aksesi mangga kweni yang berasal dari
Rata-rata kecepatan berkecambah (rata- Desa Bahomohoni 14 memberikan
rata/hari) ditampilkan pada Gambar 3. kecepatan berkecambah lebih cepat yaitu,
10,93/hari, tetapi tidak berbeda
dibandingkan aksesi mangga lainnya.
102
Potensi tumbuh maksimum

100
a Uji Vigor Bibit
98 Pertambahan Tinggi Tanaman. Analisis
96 ragam menunjukkan bahwa perlakuan aksesi
(%)

94 a a mangga kweni yang berbeda terhadap


92
pertambahan tinggi bibit tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertambahan
90
tinggi bibit. Rata-rata pertambahan tinggi
88
bibit (cm) ditampilkan pada Gambar 4.
14 15 9
Gambar 4, menunjukkan bahwa
Aksesi Mangga
perlakuan aksesi mangga dari Desa
Gambar 2. Rata-rata Potensi Tumbuh Maksimum Bahomohoni 9 memberikan tinggi bibit
(%) Benih Mangga Kweni Berdasarkan Aksesi tertinggi tetapi berbeda dibandingkan
yang Berbeda. aksesi lainnya.

167
Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Jumlah Hasil uji BNJ taraf 5%,
Daun (Helai) Berdasarkan Aksesi menunjukkan bahwa aksesi mangga kweni
yang Berbeda Bahomohoni 9 menunjukkan pengaruh
Aksesi Mangga sangat nyata terhadap pertambahan jumlah
Umur
Bahomohoni
BNJ 5%
daun bibit mangga kweni pada umur 4
14 15 9 MST yaitu 2,66/helai, dan 5 MST yaitu 2,
72/helai, namun berbeda dengan aksesi
4 MST 1,88a 2,28b 2,66c 0,28 Bahomohoni 15 dan Bahomohoni 14.
5 MST 1,99a 2,55a 2,72a 0,85 Pertambahan Diameter Batang. Analisis
ragam menunjukkan bahwa aksesi mangga
Ket : Rata-rata Angka yang Diikuti Oleh Huruf kweni yang berbeda tidak berpengaruh
yang Sama pada Baris, Tidak Berbeda terhadap pertambahan diameter batang
pada Uji BNJ Taraf 5%. (mm). Rata-rata pertambahan diameter
batang (mm) ditampilkan pada Gambar 5.
Pertambahan Diameter Batang (mm) Berdasarkan pertambahan diameter
batang bibit mangga kweni menunjukkan
4.500
4.000 bahwa perlakuan aksesi mangga kweni
3.500 yang bersal dari Desa Bahomohoni 9
3.000
2.500 memiliki rata-rata pertambahan diameter
2.000 BI 14
1.500
batang tertinggi pada 2 MST sampai 8
1.000 BI15 MST, namun tidak berbeda dengan
0.500
0.000 BI 9 Bahomohoni 15 dan Bahomohoni 14.
Luas Segitiga Stamina. Analisis ragam
Umur Tanaman menunjukkan bahwa aksesi mangga kweni
pada pengamatan 2 MST, 4 MST sampai 8
MST memberikan pengaruh tidak nyata,
Gambar 5. Rata-rata Pertambahan Diameter tetapi pengamatan 3 MST aksesi mangga
Batang (mm) Bibit Mangga Berdasarkan Aksesi
kweni memberikan pengaruh yang nyata
yang Berbeda.
terhadap luas segitiga stamina (cm2)
ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Luas Segitiga Stamina (cm2) Hasil uji BNJ (Tabel 3),
Berdasarkan Aksesi yang Berbeda menunjukkan bahwa aksesi mangga kweni
Aksesi Mangga yang berasal dari Desa Bahomohoni 9
Bahomohoni BNJ memiliki segitiga stamina terluas yaitu
Rata- 5%
Rata 14 15 9 316,49 (cm2) dan berbeda sangat nyata
209,90a 240,34a 316,4b 128,13 dengan aksesi mangga Bahomohoni 15 dan
Ket : Rata-rata Angka yang Diikuti Oleh Huruf Bahomohoni 14.
yang Sama pada Baris Tidak yang Berbeda
pada Uji BNJ Taraf 5%. Tabel 4. Rata-rata Nilai Indeks Vigor Hipotetik
(IVH) Berdasarkan Aksesi yang Berbeda
Pertambahan Jumlah Daun. Analisis Aksesi Mangga
ragam menunjukkan bahwa aksesi mangga BNJ 5%
Bahomohoni
kweni yang berbeda tidak berpengaruh pada Rata-Rata 14 15 9
pengamatan 2 MST, 3 MST, 6 MST, 7
MST dan 8 MST. Tetapi berpengaruh nyata 6,908a 7,252a 7,312b 0,469
pada 4 MST, dan 5 MST. Rata-rata Ket : Rata-rata Angka yang Diikuti Oleh Huruf
pertambahan jumlah daun ditampilkan pada yang Sama pada Baris Tidak Berbeda
Tabel 2. pada Uji BNJ Taraf 5%.

168
Indeks Vigor Hipotetik. Analisis ragam didalam benih yang juga sangat menunjang
menunjukkan bahwa aksesi mangga kweni dalam proses perkecambahan benih.
berpengaruh nyata terhadap indeks vigor Benih yang memiliki viabilitas tinggi
hipotetik. Rata-rata indeks vigor hipotetik mengindikasikan bahwa benih tersebut
ditampilkan pada Tabel 4. mempunyai cukup cadangan makanan
Hasil uji BNJ (Tabel 4), didalam endosperm yang digunakan sebagai
menunjukkan bahwa aksesi mangga kweni sumber energi oleh benih ketika proses
yang berasal dari Desa Bahomohoni 9 perkecambahan berlangsung. Hal ini lah
memiliki indeks vigor hipotetik tertinggi yang menjadi faktor utama sehingga aksesi
yaitu 7,312, dan berbeda sangat nyata mangga kweni Bahomohoni 9 dapat
dengan aksesi mangga Bahomohoni 15 dan berkecambah dengan baik dan cepat.
Bahomohoni 14. Menurut Sutopo (2002) didalam
jaringan peyimpanan benih memiliki
Pembahasan.
karbohidrat, protein, lemak dan mineral
Pengaruh Aksesi Mangga Kweni Terhadap
sebagai bahan baku dan energi bagi embrio
Perkecambahan Benih. Berdasarkan hasil
pada saat perkecambahan. Benih yang
penelitian pengaruh aksesi mangga kweni
memilki ukuran besar dan berat banyak
di Desa Bahomohoni terhadap viabilitas
mengandung cadangan makanan lebih
memberikan pengaruh nyata terhadap kadar
banyak dibandingkan dengan benih yang
air benih. Pengamatan vigor benih juga
kecil, benih yang mempunyai cadangan
menunjukkan pengaruh nyata terhadap
makanan yang lengkap dan banyak
pertambahan jumlah daun, luas segitiga
memungkinkan benih dapat tumbuh dan
stamina dan indeks vigor hipotetik.
berkembang dengan optimal pada kondisi
Aksesi mangga kweni Bahomohoni
yang optimum. Karena cadangan makanan
9 merupakan aksesi yang memiliki kadar air
yang ada dalam benih digunakan sebagai
paling terendah yaitu 35.33%, namun
energi dalam proses pertumbuhan.
memiliki persentase daya berkecambah
Menurut (Kuswanto, 1997) Kadar
tertinggi yaitu 90.00%, persentase potensi
air benih selalu berubah tergantung dengan
tumbuh maksimum tertinggi 100.00%, dan
kecepatan berkecambah tercepat yaitu kadar air lingkungannya karena benih
11.58 hari dibandingkan aksesi mangga memiliki sifat selalu mencapai kondisi
kweni Bahomohoni 15 dan aksesi mangga yang equilibrium/seimbang dengan keadaan
Bahomohoni 14. lingkungannya. Keadaan ini sangat
Berdasarkan hasil pengujian dari membahayakan kondisi benih karena
semua peubah amatan tersebut dapat di berkaitan dengan laju kerusakan benih
indikasikan bahwa rendahnya kadar air yang pada akhirnya akan mempengaruhi
benih akan menghasilkan viabilitas benih viabilitas benih.
yang baik. Hal ini sesuai dengan pengamatan Pengaruh Aksesi Mangga Kweni Terhadap
aksesi mangga kweni Bahomohoni 9 Vigor Bibit. Berdasarkan hasil penelitian
yang memiliki kadar air terendah tetapi aksesi mangga kweni memberikan
menunjukkan persentase daya berkecambah pengaruh nyata terhadap jumlah daun pada
tertinggi, potensi tumbuh maksimum tertinggi, umur 3 4 MST dan 5 MST, luas segitiga
dan memiliki kecepatan berkecambah yang stamina pada minggu ke 3 MST dan indeks
sangat baik, dibandingkan aksesi mangga vigor hipotetik (IVH), namun tidak
kweni Bahomohoni 14 dan aksesi mangga berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan
Bahomohoni 15. diameter batang.
Perlakuan aksesi mangga kweni Berdasarkan data penelitian dari
memberikan pengaruh nyata terhadap semua peubah amatan tersebut dapat
kadar air benih juga didukung oleh faktor diketahui bahwa benih mangga kweni yang
lingkungan, ketersediaan cadangan makanan mempunyai viabilitas baik pada uji

169
perkecambahan di laboratorium dengan tidak optimum atau suboptimum disebut
keadaan yang ternyata juga mempunyai benih memiliki vigor yang baik dan
vigor yang tinggi saat dipindahkan di lahan, menghasilkam produksi diatas normal
sebagaimana yang ditunjukkan oleh aksesi (Sadjad, 1994).
mangga kweni Bahomohoni 9. Vigor benih merupakan landasan
Berdasarkan hasil yang didapat bagi kemampuan tanaman mengabsopsi
diatas baik pengujian di laboratorium maupun sarana produksi secara maksimal sebelum
pengujian di lapangan, menunjukkan bahwa panen. Juga dalam memanfaatkan unsur
benih yang diuji memiliki viabilitas benih sinar matahari khususnya selama periode
yang tinggi yang menunjukkan bahwa pengisian dan pemasakan biji. Pada
benih berada dalam kondisi yang sangat hakekatnya vigor benih yang tinggi
baik. Hal ini diperkuat oleh pendapat dicirikan antara lain tahan disimpan lama,
Kartasapoetra (2003), yang mengatakan tahan terhadap serangan hama penyakit,
bahwa benih yang berkualitas tinggi itu cepat dan merata tumbuhnya serta mampu
memiliki viabilitas lebih dari 90 persen menghasilkan tanaman dewasa yang
dengan kualitas benih 90 persen, tanaman normal dan produksi baik dalam keadaan
mampu tumbuh secara normal pada kondisi lingkungan tumbuh yang suboptimal
yang suboptimum. Hal ini menunjukkan (Sudjadi, 2006).
bahwa benih mangga kweni yang berasal Menurut Powell (2006), adalah
dari Desa Bahomohoni 9 memiliki kemampuan penuaan benih akibat kemunduran benih,
memanfaatkan sumber energi yang tersedia kerusakan benih pada saat imbibisi, kondisi
di lingkungan tumbuhnya (Nurhasybi, 2006). lingkungan pada saat pengembangan benih
Tidak berbeda dengan benih mangga dan ukuran benih.
kweni dari Desa Bahomohoni 9, aksesi Benih yang memiliki vigor rendah
mangga kweni dari Desa Bahomohoni akan berakibat terjadinya kemunduran benih
15 juga menunjukkan pertumbuhan yang yang cepat selama penyimpanan, makin
baik pada uji viabilitas benih dan uji vigor
sempitnya keadaan lingkungan, tempat
bibit. Aksesi mangga kweni dari Desa
benih dapat tumbuh, kecepatan berkecambah
Bahomohoni 15 memiliki viabilitas yang
benih yang menurun, serangan hama dan
tidak berbeda dengan aksesi mangga kweni
penyakit meningkat, jumlah kecambah
dari Desa Bahomohoni 9 pada semua
abnormal meningkat, dan rendahnya
peubah amatan. Hal ini menunjukkan
bahwa benih aksesi mangga kweni dari produksi tanaman (Sutopo, 2002).
Desa Bahomohoni 15 juga memiliki Benih yang mampu menumbuhkan
viabilitas dan vigor yang tinggi dan dapat tanaman normal, meskipun kondisi alam
dijadikan salah satu aksesi mangga terbaik. tidak optimum atau suboptimum disebut
Benih bermutu adalah benih benih memiliki vigor yang baik dan
yang mampu berkecambah dalam kondisi menghasilkan produksi diatas normal
yang optimal. Benih bermutu meliputi mutu (Sadjad, 1994).
fisik, fisiologis dan genetik. Mutu fisik
mencakup ukuran, berat dan penampakan KESIMPULAN DAN SARAN
visual benih. Mutu fisiologis menggambarkan
Kesimpulan
kemampuan berkecambah dan vigor benih.
Sedangkan mutu genetik mencerminkan Aksesi mangga kweni Bahomohoni
sifat-sifat unggul yang diwariskan oleh 9 merupakan aksesi yang memiliki
tanaman induknya yang berhubungan viabilitas terbaik dari variable pengamatan
dengan pertumbuhan penampakan tegakan daya berkecambah yaitu 90%/minggu,
di lapangan (Copeland, 2001). potensi tumbuh maksimum yaitu
Benih yang mampu menumbuhkan 100%/minggu, pertambahan jumlah daun
tanaman normal, meskipun kondisi alam yaitu 2,7helai/minggu, luas segitiga stamina
170
yaitu 316,4cm2/minggu, dan indeks vigor Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih
hipotetik yaitu 7,3 dibandingkan perlakuan Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.
Rineka Cipta : Jakarta.
aksesi mangga kweni Bahomohoni 14 dan
Bahomohoni 15. Kuswanto, H. 1997. Dasar-dasar Teknologi,
Produksi dan Sertifikasi Benih. Penerbit
saran Andi Yogyakarta. 56-69.
Disarankan untuk melaksanakan Kusumo, Surachmat, et al 1975. Produksi Mangga
penelitian selanjutnya menggunakan benih di Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan
yang terpilih dari penelitian ini dengan dan Penelitian Hortikultura.
berbagai perlakuan lainnya. Agar dapat
Nurhasybi, C.S Uita dan d.j.Sudrajat. (2006).
dipastikan bahwa benih tersebut merupakan Pengembagan Sumber Benih untuk
benih yang benar-benar unggul. Pengadaan benih Bermutu. Makalah Utama
dalam Prosiding Seminar. Hasil-hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA Balai Litbang “Teknologi Perbenihan untuk
Pengadaan Benih Bermutu” Bogor. Hal.
Adeninkinju, S.A., 1974. Analysis of Growth 77-85. Tanggal 14 Februari 2006.
Patterns in Cocoa Seedlings as Influenced
by Bean Maturity. Cacao rest.Inst of Powell, A.A.2006. Seed Vigour and Its Assesment.
Nigeria, Gambariaexpl.Station expl.Agric P. 603-636/n A.S. Basra. (Ed). Handbook
X. p: 141-147. of Seed Science and Technology. The
Haworth Press Inc. New Youk.
BPS. 2015. Produksi Buah dan Sayuran Tropis
Pracaya.1991. Bertanam Mangga. Edisi Revisi.
Kabupaten Morowali. Badan Pusat Statistik
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sulawesi Tengah.
Sadjad . S., 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta
BPS. 2015. Kabupaten Morowali dalam Angka. : PT. Gramedia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Morowali.
Sadjad. S.,1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih
BPS. 2015 Kabupaten Donggala dalam Angka. Grasindo. Jakarta. Hal : 1-2.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala.
Sutopo. L. 2002. Teknologi Benih PT. Raja Grafindo.
Copeland. L.O.and M.B.McDonald. 2001. Seed Jakarta. Tjitrosoepomo.G., 1990. Morfologi
Science and Technology. The Edition Kluwer Tumbuhan Gadja Mada Universiy Press.
Academic publicher. London. 42. SP. Yogyakarta. 256 Hal.

Iban. 2016. Identifikasi Karakter Morfologi dan Sutopo, Lita. 1997. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian.
Anatomi Mangga Lokal (Magifera Spp.) Universitas Brawijaya. Malang.
Morowali di Kecamatan Bungku Tengah
Kabupaten Morowali. Universitas Tadulako Sudjadi, B. 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan.
Palu. Sulawesi Tengah. Yudhistira. Surabaya.

171

You might also like