Ni Putu Aryanti, Cokorda Gede Alit Semarajaya, I Made Sukewijaya, Dan I Nyoman Rai
Ni Putu Aryanti, Cokorda Gede Alit Semarajaya, I Made Sukewijaya, Dan I Nyoman Rai
Ni Putu Aryanti, Cokorda Gede Alit Semarajaya, I Made Sukewijaya, Dan I Nyoman Rai
ABSTRACT
oleh tubuh, tetapi buah jeruk di Bali juga tepat untuk dipanen, dan pengaruh tingkat
digunakan sebagai sesajen pada ritual kematangan, berdasarkan pada warna kulit
keagamaan umat Hindu. buah, terhadap perubahan fisiko-kimia buah
Salah satu daerah pengembangannya jeruk siam selama penyimpanan. Tingkat
yaitu di Desa Kerta Kecamatan Payangan, kematangan berdasarkan warna kulit buah
yang dikembangkan sejak tahun 2003. pada posisi hijau kekuningan (hijau >75%
Pengelolaan pertanaman jeruk siam sampai dan warna kuning <25%) merupakan tingkat
saat ini masih dilakukan sesuai kebiasaan kematangan yang tepat untuk di panen.
petani sehingga menyebabkan kualitas dan
kuantitas buah jeruk siam yang dihasilkan
BAHAN DAN METODE
tidak mampu bersaing dengan buah jeruk
impor. Penelitian ini dilaksanakan di
Kualitas buah jeruk ditentukan oleh perkebunan jeruk siam milik petani di Br.
sifat fisik seperti ukuran buah, berat, Seming, Desa Kerta, Kecamatan Payangan,
diameter dan volume serta kandungan Kabupaten Gianyar, Laboratorium Agronomi
komponen kimia buah seperti vitamin C dan dan Hortikultura Fakultas Pertanian
kadar gula. Perbedaan kandungan komponen Universitas Udayana dan Laboratorium
kimia tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat Analisis Pangan Jurusan Ilmu dan Teknologi
kematangan buah dan lingkungan tumbuhnya Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
(Qomariah et al., 2013). Selain kualitas buah Universitas Udayana yang diselenggarakan
secara fisik dan kimia sangat perlu juga pada bulan April 2016 - Januari 2017. Bahan
diperhatikan masa simpan buah. Kualitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
buah yang baik diawali pada saat pemanenan buah dari tanaman jeruk siam yang telah
yaitu dilakukan pada tingkat kemasakan yang berumur empat tahun dan sudah pernah
tepat. Buah jeruk yang dipanen saat belum berbuah. Perbaikan sistem budidaya GAP
masak akan menghasilkan kualitas yang dengan melakukan pemupukan seperti pupuk
rendah terutama berkaitan dengan rasa. urea, KCl, TSP dan kompos. Alat yang
Sebaliknya, pemanenan lewat waktu akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menyebabkan buah kehilangan aroma dan gunting pohon, pisau, saringan, label,
kualitas terbaiknya, turunnya hasil pada timbangan, hand refractometer, jangka
periode berikutnya, meningkatkan kepekaan sorong, hand penetrometer, baki, alat tulis
terhadap pembusukan, dan umur simpannya dan kamera.
relatif singkat. Penelitian ini dilakukan untuk Penelitian ini menggunakan metode
mengetahui pengaruh tingkat kematangan rancangan acak kelompok (RAK) dengan
terhadap kualitas (fisiko-kimia) buah jeruk perlakuan faktor tunggal dengan 4 perlakuan
siam (Citrus nobilis Lour.) selama tingkat kematangan (Tk) dan 6 ulangan yaitu
penyimpanan. Tujuan penelitian ini untuk Tk1 (warna kulit hijau 100%), Tk2 (warna
mengetahui tingkat kematangan buah jeruk kulit hijau kekuningan, hijau >75% dan
siam berdasarkan pada warna kulit buah yang warna kekuningan <25%), Tk3 (warna kulit
52
AGROTROP, 7 (1): 51 - 59 (2017)
kuning kehijauan, kuning >75% dan warna permukaan kulit buah lalu dilap kemudian
hijau <25%), dan Tk4 (warna kulit kuning dikelompokkan sesuai kriteria penelitian dan
100%). disimpan pada baki hingga buah tidak layak
Jumlah tanaman jeruk yang digunakan dikonsumsi.
dalam penelitian ini sebanyak 20 tanaman. Buah yang disimpan dianalisis setiap
Setiap ulangan terdapat 15 unit buah tiga hari sekali hingga buah tidak layak untuk
ditempatkan pada baki (wadah) yang akan dikonsumsi. Variabel yang diamati dari
diamati sebagai sampel tetap dan sebagai penelitian ini yaitu fenologi perkembangan
sampel destruktif. buah, kadar air, total padatan terlarut, vitamin
Tanaman jeruk siam milik warga C, diameter buah, kekerasan kulit buah, susut
dibudidayakan sesuai dengan kebiasaan bobot, uji organoleptik dan masa simpan.
setempat dan dibudidayakan sesuai dengan Untuk mengetahui hasil dan pengaruh
GAP (good agriculture practice). Budidaya dari perlakuan yang digunakan maka data
GAP yang dilakukan dengan pemupukan hasil pengamatan ditabulasi hingga
yaitu (kompos 5 kg/pohon, urea 166,6 mendapatkan nilai rata-rata kemudian
g/pohon, KCl 83,3 g/pohon, TSP 66,7 dilakukan analisis sidik ragam, apabila
g/pohon). Dosis pemupukan digunakan perlakuan berpengaruh nyata maka
berdasarkan pedoman prosedur operasional dilanjutkan dengan uji BNT.
standar (POS) budidaya jeruk siam.
Pengamatan dilakukan di lapangan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diawali dengan pengamatan pada fase Hasil pengamatan terhadap sifat fisik
dorman yang menjadi kriteria tingkat dan kimia buah jeruk siam terlihat pada tabel
kematangan (hari setelah dormansi) dan 1. menunjukkan tingkat kematangan
mengamati langsung kejadian terbentuknya berpengaruh tidak nyata terhadap variabel
bunga hingga menjadi buah siap panen total padatan terlarut pada hari ke-0 dan hari
kemudian mencatat perubahan fisik yang ke-6 selama penyimpanan, penyimpanan hari
terjadi. ke-3 berpengaruh nyata, dan penyimpanan
Pemanenan buah dilakukan dengan pada hari ke-9 berpengaruh sangat nyata
mengamati warna kulit buah dari ke-20 dengan TPT tertinggi terdapat pada Tk4 nilai
tanaman. Buah dipanen sesuai dengan
rerata tertinggi sebesar 2,67Brix.
kriteria penelitian yang akan dilaksanakan.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam
Masing-masing kriteria tingkat kematangan
menunjukkan bahwa perlakuan tingkat
tersebut dipanen sebanyak 90 buah per
kematangan berpengaruh tidak nyata
perlakuan kemudian diangkut ke tempat
terhadap variabel vitamin C selama
penelitian.
penyimpanan. Selama penyimpanan terjadi
Penyimpanan buah jeruk dilakukan di
penurunan kadar vitamin C. Variabel susut
ruangan berpengatur suhu dengan suhu
bobot pada tabel 1. menunjukkan bahwa
kamar. Sebelum disimpan buah dicuci untuk
tingkat kematangan selama penyimpanan
menghilangkan kotoran yang terdapat pada
berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan
53
NI PUTU ARYANTI. et al. Kajian Fisiko-Kimia Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour.) …
susut bobot sedangkan, pada tabel 2. Tk4 sebesar 19,98% sedangkan penyusutan
menunjukkan hasil susut bobot tertinggi terendah pada perlakuan Tk3 sebesar 9,91%.
diakhir penyimpanan yaitu pada perlakuan
Tabel 1. Signifikansi Perlakuan Tingkat Kematangan Buah Jeruk Siam terhadap Beberapa
Variabel yang Diamati selama Penyimpanan
Hari Pengamatan
No Variabel
0 3 6 9
1 Kadar Air (%) ns ns ns ns
2 Total Padatan Terlarut (Brix) ns * ns **
3 Vitamin C (%) ns ns ns ns
4 Diameter Buah (cm) ** ** * **
5 Kekerasan Buah (Kg/cm2) ** ns ns ns
6 Susut Bobot (%) ns ns ns ns
Keterangan :
ns :Berpengaruh tidak nyata ( P ≥ 0,05)
* : Berpengaruh nyata ( P < 0,05)
**: Berpengaruh sangat nyata ( P < 0,01)
Tabel 2. Rata-Rata Pengaruh Tingkat Kematangan Buah Jeruk Siam terhadap Beberapa
Variabel yang Diamati selama Penyimpanan
54
AGROTROP, 7 (1): 51 - 59 (2017)
penyimpanan. Tabel rerata tertinggi berpengaruh tidak nyata pada indikator rasa
pengamatan hari ke-0 dan hari ke-3 selama penyimpanan. Tabel rerata respon
menunjukkan hasil tingkat kesukaan tingkat kesukaan konsumen menunjukkan
konsumen pada indikator warna kulit buah bahwa perlakuan Tk1 pada penyimpanan hari
jeruk pada perlakuan Tk3 dan Tk4 dengan ke-0 rerata terendah dengan kriteria tidak
kriteria suka dan sangat suka sedangkan, suka sedangkan untuk Tk2, Tk3 dan Tk4
rerata tertinggi pada hari ke-6 dan hari ke-9 netral. Rerata tertinggi terdapat pada
pada perlakuan Tk2 dengan kriteria suka. perlakuan Tk3 hari ke-6 dengan kriteria suka
Rerata terendah dari indikator warna pada sedangkan pada penyimpanan hari ke-9
perlakuan Tk1 dengan kriteria tidak suka kesukaan konsumen bersifat netral untuk
selama penyimpanan. seluruh kriteria tingkat kematangan.
Hasil analiasis sidik ragam Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa tingkat kematangan menunjukkan bahwa tingkat kematangan
pada pengamatan hari ke-0 berpengaruh pada penyimpanan hari ke-0 dan hari ke-3
nyata terhadap indikator aroma selama berpengaruh sangat nyata terhadap indikator
penyimpanan. Penyimpanan hari ke-3 tampilan keseluruhan selama penyimpanan,
berpengaruh sangat nyata, namun pada pada hari ke-6 berpengaruh nyata dan untuk
penyimpanan hari ke-6 dan ke-9 berpengaruh penyimpanan hari ke-9 berpengaruh tidak
tidak nyata selama penyimpanan. Tabel nyata terhadap indikator keseluruhan selama
rerata respon tingkat kesukaan konsumen penyimpanan. Tabel 3 rerata respon tingkat
menunjukkan bahwa pada penyimpanan hari kesukaan konsumen menunjukkan bahwa
ke-9 respon konsumen terhadap indikator perlakuan pada penyimpanan hari ke-3 rerata
aroma pada semua perlakuan sama yaitu tertinggi Tk3 dengan kriteria suka.
netral.
Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa tingkat kematangan
Tabel 3. Signifikansi Variabel Uji Organoleptik Tingkat Kematangan Buah Jeruk Siam
terhadap Beberapa Indikator yang Diamati selama Penyimpanan
Hari Pengamatan
Indikator
0 3 6 9
Warna ** ** ** **
Aroma * ** ns ns
Rasa ns ns ns ns
Keseluruhaan ** ** ns *
Keterangan :
ns :Berpengaruh tidak nyata ( P ≥ 0,05)
* : Berpengaruh nyata ( P < 0,05)
**: Berpengaruh sangat nyata ( P < 0,01)
55
NI PUTU ARYANTI. et al. Kajian Fisiko-Kimia Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour.) …
Pengamatan Hari
Perlakuan Warna Aroma Rasa Keseluruhan
Ke-
Tk1 1d 2b 2a 3a
Tk2 2c 3ab 3a 3b
0
Tk3 4b 3a 3a 3b
Tk4 5a 3a 3a 2b
BNT 5% 0.42 0.62 - 0.86
Tk1 1d 2b 3a 3a
3 Tk2 2c 3b 3a 3a
Tk3 4b 4a 4a 4b
Tk4 5a 3b 3a 2b
BNT 5% 0.23 0.47 - 0.78
Tk1 2b 3a 3a 3a
6 Tk2 4a 3a 3a 3a
Tk3 3a 3a 3a 3a
Tk4 4a 3a 3a 3a
BNT 5% 0.49 - - -
Tk1 2b 3a 3a 2b
9 Tk2 3a 3a 3a 3a
Tk3 3a 3a 3a 3a
Tk4 3a 3a 3a 3a
BNT 5% 0.36 - - 0.55
Keterangan: * Angka 1-5 yang tertera pada tabel hasil merupakan keterangan tingkat kesukaan konsumen
terhadap produk jeruk siam. 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka, 3. Netral, 4. Suka dan 5. Sangat
suka
* Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan penyimpanan yang sama
menunjukkan perbedaan tidak nyata pada uji BNT 5%.
Masa simpan pada perlakuan Tk1 yaitu dengan peningkatan susut bobot buah dan
selama 4 hari, Tk2 masa simpan hingga 9 penurunanan kadar air yang terus menurun
hari, Tk3 masa simpan hingga 7 hari dan Tk4 selama penyimpanan. Pangestuti et al.
masa simpan selama 5 hari yang artinya (2007), menyatakan bahwa selama
bahwa masa simpan buah jeruk siam tersebut penyimpanan buah mengalami penyusutan
masih layak untuk dikonsumsi. yang disebabkan hilangnya air dalam proses
Selama penyimpanan buah jeruk siam transpirasi dan respirasi. Ini menyebabkan
mengalami penurunan terhadap diameter susut bobot akan bertambah seiring lamanya
buah. Penurunan diameter buah tertinggi penyimpanan. Penurunan juga terjadi pada
terdapat pada Tk1 sebesar 0,31 cm. Buah vitamin C selama penyimpanan. Menurut
jeruk selama penyimpanan mengalami Faramade (2007), mengatakan bahwa
perubahan tampilan fisik menjadi layu dan penurunan kadar vitamin C dalam sari buah
keriput. Perubahan tersebut juga diikuti jeruk berlangsung menurut reaksi orde nol
56
AGROTROP, 7 (1): 51 - 59 (2017)
atau reaksi berlangsung dengan kecepatan mencapai masak fisiologis optimal, sehingga
tetap, sehingga semakin lama penyimpanan selama penyimpanan kulit buah lebih cepat
jumlah kadar vitamin C maka akan keriput dan semakin keras namun daging
mengalami degradasi/penurunan yang buah lunak karena sel-sel muda cenderung
semakin besar. lebih tinggi laju respirasi yang terjadi
Berbeda halnya dengan vitamin C yang dibandingkan dengan sel-sel dewasa (Utama,
mengalami penurunan selama penyimpanan 2001). Pada Tk4 buah yang digunakan
kandungan TPT buah jeruk mengalami merupakan buah yang telah melewati fase
fluktuasi. Pada penyimpanan hari ke-3 dan masak fisiologisnya, sehingga selama
hari ke-6 terjadi penurunan TPT, kemudian penyimpanan kulit dan daging buah lebih
terjadi peningkatan TPT di akhir lunak. Hal ini disebabkan karena selama
penyimpanan, dapat dilihat pada tabel 4. Hal penyimpanan terjadi respirasi pada buah
ini terjadi karena adanya perombakan bahan jeruk yang menyebabkan buah mengalami
organik selama penyimpanan berlangsung kerusakan fisik seperti terjadinya keriput
yang menyebabkan terjadinya penurunan pada kulit buah.
TPT. Winarno (2002b), menyatakan bahwa Uji organoleptik dilakukan untuk
peningkatan total gula terjadi karena adanya mengetahui perubahan tingkat kesukaan
akumulasi gula sebagai hasil degradasi pati, panelis terhadap buah jeruk siam selama
karena selama pematangan terjadi hidrolisa penyimpanan. Nilai organoleptik pada
polisakarida menjadi gula-gula sederhana, indikator warna mengalami peningkatan
sedangkan penurunan total gula terjadi ketertarikan penelis pada Tk1 dan Tk2
karena sebagian gula digunakan untuk proses selama penyimpanan, sedangkan tingkat
respirasi, karena gula tersebut digunakan ketertarikan panelis pada Tk3 dan Tk4
sebagai substrat respirasi untuk selama penyimpanan terjadi penurunan skor
menghasilkan energi. oleh panelis dari suka menjadi netral. Selama
Selama penyimpanan tingkat kekerasan proses pematangan terjadi sintesis karatenoid
kulit buah jeruk mengalami peningkatan. yang disebabkan karena zat yang dibebaskan
Peningkatan kekerasan kulit buah tertinggi selama pemecahan klorofil dapat digunakan
pada Tk1 dan kekerasan kulit buah terendah untuk sintesis karoten (Handoko et al., 2000).
pada Tk4. Laurinciana (2006), yang Ketertarikan panelis terhadap indikator
menyatakan bahwa penurunan kekerasan aroma buah jeruk siam selama penyimpanan
diakibatkan karena terjadinya perubahan dari keempat perlakuan tingkat kematangan
komposisi penyusunan dinding sel akibat mengalami peningkatan skor. Penurunan pH
pecahnya protopektin yang tidak larut sari buah mengindikasikan terbentuknya
menjadi pektin yang larut sehingga terjadi asam selama penyimpanan yang
pelunakan pada buah akibat dari jumlah mempengaruhi aroma buah (Wariyah, 2010).
pektin yang menurun. Peningkatan skor nilai organoleptik
Pada Tk1 buah yang digunakan dalam pada indikator rasa selama penyimpanan oleh
penelitian merupakan buah yang belum para panelis. Peningkatan skor tersebut
57
NI PUTU ARYANTI. et al. Kajian Fisiko-Kimia Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour.) …
59