Perbanyakan Vegetatif Mahoni Swietenia M b43b372c
Perbanyakan Vegetatif Mahoni Swietenia M b43b372c
Perbanyakan Vegetatif Mahoni Swietenia M b43b372c
Tanggal diterima: 5 Mei 2017; Tanggal direvisi: 26 April 2018; Tanggal disetujui: 31 Mei 2018
ABSTRACT
Mahogany (Swietenia macrophylla) plantations are threatened by shoot borer (Hypsiyla robusta), therefore the
resistance of mahogany plants to shoot borer become a priority for the establishment of mahogany plantations.
Elite trees that have resistance to shoot borer could be found through genetic selection of mahogany population
in the field. Propagation of these elite trees should be prepared by vegetative propation to ensure that the
PRWKHU SODQW¶V FKDUDFWHULVWLFV were inherited. Vegetative propagation of mahogany was conducted by cuttings.
The experiment design consisted of split plot in randomly group with 4 medias and 3 IBA treatments; repeated 3
groups with 15 seedlings per experimental unit. Cutting materials were collected from one year old seedlings.
Successful cutting was determined by these parameters: percentage of rooted cuttings, numbers of root, root
length, shoot length, root biomass, and shoot biomass. The results showed that media factor had significant effect
to cuttings, while soaking cutting material in growth regulators gave no significant effect. The highest percentage
of rooted cutting was produced by media cocopeat+husk (2:1, v/v) by 93%. The greatest number of roots were
generated using rice husk and coconut+husk (2:1, v/v) by 4.5 strands of roots. The longest root was produced
using media soil by length 86 mm. Based on these cutting parameters, cocopeat+husk is the most optimal media
for mahogany cuttings.
Keywords: cuttings, mahogany, rooting media
ABSTRAK
Penanaman mahoni terancam oleh serangan hama penggerek pucuk Hypsipyla robusta, sehingga pencarian
mahoni yang memiliki sifat resisten menjadi prioritas dalam pengembangan mahoni. Seleksi genetik dari
populasi mahoni di lapangan yang terbukti memiliki ketahanan terhadap Hypsipila adalah salah satu cara untuk
memperoleh pohon unggul mahoni. Perbanyakan bibit dari pohon unggul harus dilakukan secara vegetatif agar
anakan memperoleh sifat unggul dari induknya. Pada penelitian ini, perbanyakan vegetatif pada spesies mahoni
(Swietenia macrophylla) telah dilakukan dengan cara stek pucuk. Rancangan penelitian menggunakan split plot
dalam rancangan acak kelompok dengan petak utama jenis media yang terdiri atas 4 jenis media, anak petak
konsentrasi zat pengatur tumbuh yaitu 3 konsentrasi IBA, dan dikelompokan menjadi 3 kelompok. Bahan stek
diambil dari pucuk anakan umur 1 tahun. Keberhasilan stek pucuk dilihat dari parameter persentase berakar,
jumlah akar, panjang akar, panjang tunas, biomassa akar, dan biomassa pucuk. Faktor media berpengaruh nyata
terhadap proses stek, sedangkan pemberian IBA dengan cara perendaman basal tidak memberikan pengaruh
nyata. Persentase berakar tertinggi dihasilkan dari media campuran sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) sebesar 93%
atau lebih tinggi 16% dibandingkan media kontrol (tanah). Jumlah akar terbanyak dihasilkan dari media arang
sekam dan campuran sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) sebanyak 4,5 helai atau naik sebesar 47% dibandingkan
kontrol. Panjang akar tertinggi dihasilkan oleh kontrol (media tanah) dengan nilai 86 mm. Berdasarkan parameter
pertumbuhan stek, media sabut kelapa+sekam (2;1, v/v) merupakan media yang paling optimal untuk stek pucuk
mahoni.
Kata kunci: mahoni, media perakaran, stek pucuk
57
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66
58
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti
59
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66
memberikan respons berbeda nyata paling tinggi. Arang sekam memiliki nilai
terhadap panjang akar saja (Tabel 3). tertinggi untuk ruang pori total, kadar air,
Media yang digunakan ataupun dosis IBA pori drainase pada saat lambat, air tersedia,
tidak berpengaruh terhadap biomassa akar dan permeabilitas bila dibandingkan
ataupun biomassa tunas. dengan media sabut kelapa+sekam (2:1,
Berdasarkan hasil analisis media, v/v), pasir, dan tanah (Tabel 4).
tanah memiliki nilai kerapatan lindak
Tabel (Table) 1. Rekapitulasi F-hitung pengaruh media dan IBA terhadap stek mahoni
(Recapitulation of F-count on effect of media and IBA on mahoni cuttings)
Sumber Persentase berakar Jumlah akar Panjang Panjang Biomassa Biomassa
keragaman akar tunas akar tunas
(Source) (Rooted cuttings (Numbers of (Root (Shoot (Root (Shoot
percentage) root) length) length) biomass) biomass)
Media (Media) 4.252* 4.265* 18.520** 11.231** 1.396tn 0.895tn
IBA 2.154tn 2.085tn 4.418* 0.192tn 2.834tn 2.100tn
Interaksi 0.923tn 0.553tn 1.239tn 0.966tn 1.028tn 0.834tn
Keterangan (Remarks): tn = Tidak nyata pada taraf uji 0,05 (Not significantly at 0,05 level)
* = Nyata pada taraf uji 0,05 (Significantly at 0,05 level)
** = Sangat nyata pada taraf uji 0,01 (Significantly at 0,01 level)
Tabel (Table) 2. Uji beda pengaruh media terhadap stek mahoni (Analysis of variance on
effect of media on mahoni cuttings)
Media Persentase Jumlah Panjang Panjang Biomassa Biomassa
(Media) berakar (%) akar akar (mm) tunas akar (g) tunas (g)
(Rooted (helai) (Root (mm) (Root (Shoot
cuttings (Numbers length) (Shoot biomass) biomass)
percentage ) of root) length)
Arang sekam (Rice husk 80.741ab 4.444a 64.007b 31.978a 3.866a 1.960a
charcoal)
Tanah (soil) 80.741ab 3.111b 85.926a 29.311a 2.796a 2.442a
Sabut kelapa+ sekam 93.333a 4.556a 36.179c 28.022a 2.449a 1.611a
(Cocopeat +rice husk) (2:1,
v/v)
Pasir (Sand) 74.074b 3.778ab 57.878b 20.333b 2.629a 2.176a
Keterangan (Remark): Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% (Values in same colomn followed by the same letter are not
significantly different at level 5%)
60
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti
Tabel (Table) 3. Uji beda pengaruh IBA terhadap stek mahoni (Analysis of variance on effect
of IBA on mahoni cuttings)
IBA Persentase berakar Jumlah akar Panjang akar Panjang tunas Biomassa Biomassa
(ppm) (%) (helai) (mm) (mm) akar (g) tunas (g)
(Rooted cuttings (Numbers of (Root length) (Shoot length) (Root (Shoot
percentage ) root) biomass) biomass)
0 80,00a 4,33a 59,64ab 26,90a 3,20a 1,95a
100 85,56a 3,67a 54,64b 27,10a 2,57a 1,72a
200 81,11a 3,93a 68,71a 28,23a 3,04a 2,46a
Keterangan (Remark): Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% (Values in same colomn followed by the same letter are not
significantly different at level 5%)
Tabel (Table) 4. Sifat fisik media perakaran (The physical characteristics of rooting media)
Sabut kelapa Arang Pasir Tanah
+sekam Sekam (Sand) (Soil)
(Cocopeat+husk) (Husk
(2:1, v/v) charcoal)
Kerapatan lindak (Bulk density) (gr/cc) 0,76* 0,41 1,19* 1,28
Ruang pori total (Porisity) (%) 53,94* 75,15 55,09* 51,70
Kadar air pada (Moisture content at):
x Pori drainase cepat (Fast drainage pore) 53,56* 75,01 52,64* 50,18
Pf 1%
x Pori drainase (Drainage pore) Pf 2% 53,10* 74,79 48,38* 49,01
x Kapasitas lapang (Field capacity ) Pf 45,95* 66,58 47,26* 45,37
2,54%
x Titik layu permanen (Permanent wilting 24,30* 36,22 38,71* 32,18
point) Pf 4,20%
Pori drainase (Drainage pore)
x Cepat (Fast) (%) 0,84* 0,36 6,71* 2,69
x Lambat (Slow) (%) 7,15 8,21 1,12 3,64
Air tersedia (Available water capacity) (%) 21,65* 30,36 8,55* 13,19
Permeabilitas (Permeability) cm/jam (cm/hour) 52,36 67,08 36,27 6,46
Keterangan (Remark): *Sumber data dari Darwo & Yeny (2018) (Data source from Darwo & Yeny (2018))
Media memiliki empat fungsi dalam Opuku et al., 2008). Pada percobaan ini,
proses stek, yaitu menjadi tempat tumbuh, tanah dianggap sebagai kontrol karena
menjaga kelembaban, memudahkan per- tanah merupakan media yang paling mudah
tukaran udara, dan menyediakan kondisi diperoleh dan dipergunakan untuk kegiatan
gelap untuk proses perakaran. Sifat fisik perbanyakan vegetatif, baik untuk stek
media merupakan faktor yang berpengaruh maupun cangkok. Hasil penelitian ini me-
nyata terhadap kesuksesan proses stek nunjukkan bahwa sabut kelapa+sekam
(Danu, & Putri, 2014; Vlad, Mariana, & (2:1, v/v) merupakan media yang paling
Ioana, 2012; Mariana, Ioan, & Ioana, optimal untuk stek mahoni karena meng-
2011; Andra, Vlad, Vlad, & Vlad, 2010; hasilkan nilai tertinggi bagi tiga parameter,
61
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66
yaitu persentase berakar, jumlah akar, dan sekam (2:1, v/v) memiliki kerapatan lindak
panjang tunas dibandingkan dengan ketiga rendah, jumlah air tersedia yang besar,
media lainnya. Dibandingkan dengan kapasitas lapang dan titik layu per-
kontrol, media sabut kelapa+sekam (2:1, manennya rendah. Titik layu permanen
v/v) memiliki peningkatan sebesar 16% merupakan nilai lengas tanah pada keadaan
untuk kemampuan berakar dan 47% untuk tanaman mulai layu. Pada kondisi nilai
jumlah akar, namun berkurang 1% untuk lengas di bawah titik layu permanen, air
panjang tunas. tidak dapat diserap oleh akar tanaman
Media perakaran stek lebih me- dengan cepat, sehingga tidak mampu
merlukan porositas yang yang baik yang mengimbangi laju transpirasi (Hanafiah,
memungkinkan terjadinya aliran udara dan 2010).
aliran air serta ketersediaan air yang cukup Tiga media lainnya juga dapat
(Danu, & Putri, 2014; Zhao et al., 2014). digunakan sebagai media stek mahoni
Porositas media dapat diketahui antara lain karena menghasilkan persentase berakar
dari kerapatan lindak. Semakin rendah antara 74-80%. Pasir sering dipergunakan
kerapatan lindak, semakin mudah media sebagai media perakaran karena murah,
meneruskan air atau ditembus akar. banyak tersedia, dan bersih. Namun,
Kerapatan lindak juga berkaitan dengan terdapat sifat kelemahan pasir sebagai
kemampuan media dalam menyerap air media karena permeabilitasnya tinggi dan
(porositas media). Semakin kecil porositas jumlah air tersedia pun rendah. Ke-
media, maka semakin mudah media mampuan menyimpan air yang rendah
menyerap dan menyimpan air sehingga menyebabkan pasir memerlukan frekuensi
memudahkan akar untuk menembus media penyiraman yang lebih tinggi. Sementara
(Hanafiah, 2010). itu, arang sekam memiliki kapasitas air
Media sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) tersedia yang tinggi, namun cepat pula
cenderung bersifat tidak padat, namun kehilangan air karena permeabilitasnya
porositasnya lebih tinggi dibandingkan tinggi, sehingga frekuensi penyiraman
dengan media lainnya. Sabut kelapa+ juga harus tinggi.
.
a b c d
Gambar (Figure) 1. Performa stek mahoni setelah 3 bulan proses perakaran pada empat media
uji: a. tanah, b. pasir, c. cocopeat+sekam d. arang sekam (Performance of
mahogany cuttings after 3 months of rooting process on four tested
media: a. soil, b. Sand, c. cocopeat+rice husk, d. rice husk charcoal).
62
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti
63
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66
tanaman yang masih muda dapat di- under the influence of the culture
perbanyak dengan cara stek tanpa system and of the fertilization
memerlukan penambahan zat pengatur conditions. Analele Universitatii Din
tumbuh. Oradea, XV, 323±326.
Barbosa Filho, J., Di Carvalho, M.A., Silva
B. Saran de Oliveira, L., Konzen, E.R., Ferreria
Perbanyakan mahoni dengan cara Campos, W., & Ebling Brondani, G.
stek dapat dilakukan menggunakan media (2016). Propagation of Khaya
sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) tanpa Anthotheca: Interspecific Grafting
penambahan zat pengatur tumbuh. Untuk With Swietenia macrophylla and Air
mengetahui kemampuan perbanyakan Layering. Cerne, 22(4), 475±484.
vegetatif mahoni secara utuh, penelitian http://doi.org/10.1590/0104776020162
menggunakan materi bahan stek yang 2042232
berasal dari pohon tua sebaiknya dilakukan
Danu, & Putri, K.P. (2014). Pengaruh sifat
pula.
fisik media dan zat pengatur tumbuh
IBA pada pertumbuhan stek kayu
UCAPAN TERIMA KASIH bawang (Azadirachta excelca L.).
Penelitian ini dibiayai dari DIPA Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 2
APBN Pusat Litbang Hutan tahun 2016. (2), 89±98.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Danu, Putri, K.P., & Subiakto, A. (2015).
Ir. Atok Subiakto, MSc yang telah Pertumbuhan stek jabon merah
mengizinkan penggunaan fasilitas (Anthocephalus macrophyllus [Roxb.]
persemaian dan rumah kaca yang Havil) pada berbagai media dan zat
dilengkapi fasilitas pengkabutan sistem pengatur tumbuh. Jurnal Penelitian
Koffco. Penulis juga mengucapkan terima Hutan Tanaman, 12 (2), 123±130.
kasih kepada Wahyu, Nasir, dan Marni
yang telah membantu kegiatan penelitian Danu, Siregar, I.Z., Wibowo, C., &
ini. Subiakto, A. (2010). Pengaruh umur
sumber bahan stek terhadap
keberhasilan stek pucuk meranti
DAFTAR PUSTAKA tembaga (Shorea leprosula Miq.).
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 7
Agulló-Antón, M.Á., Ferrández-Ayela, A., (3), 131±139.
Fernández-García, N., Nicolás, C.,
Albacete, A., Pérez-$OIRFHD ) « Darwo & Yeny, I. (2018). Penggunaan
Acosta, M. (2014). Early steps of media, bahan stek, dan zat pengatur
adventitious rooting: Morphology, tumbuh terhadap keberhasilan stek
hormonal profiling and carbohydrate masoyi (Cryptocarya massoy (Oken)
turnover in carnation stem cuttings. Kosterm). Jurnal Penelitian Hutan
Physiologia Plantarum, 150(3), 446± Tanaman (Belum terbit)
462. http://doi.org/10.1111/ppl.12114 de Souza, J.C.A.V., Bender, A.G., Tivano,
Andra, V. I., Vlad, I., Vlad, M., & Vlad, R. J.C., Barroso, D.G., Mroginski, L.A.,
(2010). Research regarding the content Vegetti, A.C., & Felker, P. (2014).
of dry substance and mineral elements Rooting of Prosopis alba mini-
of the leaves of Thuja occidentalis cuttings. New Forests, 45(5), 745±752.
64
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti
http://doi.org/10.1007/s11056-014- 010-9232-x
9429-5
Mariana, V., Ioan, V., & Ioana, V. (2011).
de Vasconcelos, R.T., Valeri, S.V, Martins, The substratum influence on cuWWLQJ¶V
A.B.G., Biagiotti, G., & Perez, B.A. P. tooting of Cotinus coggygria. Analele
(2016). Rooting of African mahogany Universitatii Din Oradea, XVII, 321±
(Khaya senegalensis A. Juss.) leafy 324.
stem cuttings under different
Opuku, E.M., Opuni-frimpong, E., &
concentrations of indole-3-butyric
Adomako, A. (2008). The effects of
acid. African Journal of Agricultural
rooting media on vegetative
Research, 11(23), 2050±2057.
propagation of two mahogany species
http://doi.org/10.5897/AJAR2016.109
(Khaya ivorensis and Khaya
36
grandifoliola),1.
Hanafiah, K.A. (2010). Dasar-Dasar Ilmu
Opuni-frimpong, E., Karnosky, D.F.,
Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Storer, A.J., Abeney, E.A., &
Harfouche, A., Baoune, N., & Merazga, H. Cobbinah, J.R. (2008). Relative
(2007). Main and interaction effects of susceptibility of four species of
factors on softwood cutting of white African mahogany to the shoot borer
poplar (Populus alba L.). Silvae +\SVLS\OD UREXVWD /HSLGRSWHUD×
Genetica, 56, 287±294. Pyralidae) in the moist semideciduous
Irawan, U.S., & Purwanto, E. (2012). forest of Ghana, 255, 313±319.
Manual: Teknik Pembibitan Vegetatif. http://doi.org/10.1016/j.foreco.2007.09
Indonesia: Operation Wallacea Trust. .077
Jong, L.K., & Sani, H.B. (2012). Opuni-Frimpong, E., Karnosky, D.F.,
Alternative clonal propagation of Storer, A.J., & Cobbinah, J.R. (2008).
Dryobalanops baccarii and D. rappa. Key roles of leaves, stockplant age,
Journal of Tropical Forest Science, and auxin consentration in vegetative
24(2), 275±284. provegation of two African
mahagonies: Khaya anthotheca Welw.
Ky-Dembele, C., Tigabu, M., Bayala, J., and Khaya ivorensis A. Chev. New
Savadogo, P., Boussim, I.J., & Odén, Forests, 3 (6), 115±123.
P.C. (2011). Clonal Propagation of http://doi.org/10.1007/s11056-008-
Khaya senegalensis: The Effects of 9087-6
Stem Length, Leaf Area, Auxins,
Smoke Solution, and Stockplant Age. OuYang, F., Wang, J., & Li, Y. (2015).
Effects of cutting size and exogenous
International Journal of Forestry
Research, 2011, 1±10. hormone treatment on rooting of shoot
http://doi.org/10.1155/2011/281269 cuttings in Norway spruce [Picea abies
(L.) Karst.]. New Forests, 46(1), 91±
Majada, J., Martínez-Alonso, C., Feito, I., 105. http://doi.org/10.1007/s11056-
Kidelman, A., Aranda, I., & Alía, R. 014-9449-1
(2011). Mini-cuttings: An effective
technique for the propagation of Pinus Owusu, S.A., Opuni-Frimpong, E., &
pinaster Ait. New Forests, 41(3), 399± Antwi-Boasiako, C. (2014). Improving
412. http://doi.org/10.1007/s11056- regeneration of mahogany: Techniques
for vegetative propagation of four
65
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66
African mahogany species using leafy Stuepp, C., Wendling, I., Trueman, S.,
stem cuttings. New Forests, 45(5), Koehler, H., & Zuffellato-Ribas, K.
687±697. (2017). The Use of Auxin
http://doi.org/10.1007/s11056-014- Quantification for Understanding
9431-y Clonal Tree Propagation. Forests, 8(1),
Rupp, L., & Wheaton, A. (2014). Nurturing 27. http://doi.org/10.3390/f8010027
Native Plants: A guide to vegetative Vlad, I., Mariana, V., & Ioana, V. (2012).
propagation of native woody plants in 7KH VXEVWUDWXP LQIOXHQFH RQ FXWWLQJ ¶ V
Utah. (L. Rupp & A. Wheaton, Eds.). rooting of Ficus benjamina, 16(2),
Extension, Utah State University. 221±223.
Sakai, C., Subiakto, A., Nuroniah, H.S., Zhao, X., Zheng, H., Li, S., Yang, C.,
Kamata, N., & Nakamura, K. (2002). Jiang, J., & Liu, G. (2014). The
Mass propagation method from the rooting of poplar cuttings: A review.
cutting of three dipterocarp species. New Forests, 45(1), 21±34.
Journal of Forest Research, 7(2), 73± http://doi.org/10.1007/s11056-013-
80. 9389-1
http://doi.org/10.1007/BF02762511
66