Perbanyakan Vegetatif Mahoni Swietenia M b43b372c

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 15 No.

1, Juni 2018, 1-66


ISSN: 1829-6327, E-ISSN: 2442-8930
Terakreditasi No: 677/AU3/P2MI-LIPI/07/2015

PERBANYAKAN VEGETATIF MAHONI (Swietenia macrophylla King) DENGAN


CARA STEK PUCUK

Vegetative Propagation of Mahogany (Swietenia macrophylla King) by Cuttings

Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan/and Rina Bogidarmanti


Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Telp. (0251) 8633234, 7520067; Fax. (0251) 8638111
Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]

Tanggal diterima: 5 Mei 2017; Tanggal direvisi: 26 April 2018; Tanggal disetujui: 31 Mei 2018

ABSTRACT
Mahogany (Swietenia macrophylla) plantations are threatened by shoot borer (Hypsiyla robusta), therefore the
resistance of mahogany plants to shoot borer become a priority for the establishment of mahogany plantations.
Elite trees that have resistance to shoot borer could be found through genetic selection of mahogany population
in the field. Propagation of these elite trees should be prepared by vegetative propation to ensure that the
PRWKHU SODQW¶V FKDUDFWHULVWLFV were inherited. Vegetative propagation of mahogany was conducted by cuttings.
The experiment design consisted of split plot in randomly group with 4 medias and 3 IBA treatments; repeated 3
groups with 15 seedlings per experimental unit. Cutting materials were collected from one year old seedlings.
Successful cutting was determined by these parameters: percentage of rooted cuttings, numbers of root, root
length, shoot length, root biomass, and shoot biomass. The results showed that media factor had significant effect
to cuttings, while soaking cutting material in growth regulators gave no significant effect. The highest percentage
of rooted cutting was produced by media cocopeat+husk (2:1, v/v) by 93%. The greatest number of roots were
generated using rice husk and coconut+husk (2:1, v/v) by 4.5 strands of roots. The longest root was produced
using media soil by length 86 mm. Based on these cutting parameters, cocopeat+husk is the most optimal media
for mahogany cuttings.
Keywords: cuttings, mahogany, rooting media

ABSTRAK
Penanaman mahoni terancam oleh serangan hama penggerek pucuk Hypsipyla robusta, sehingga pencarian
mahoni yang memiliki sifat resisten menjadi prioritas dalam pengembangan mahoni. Seleksi genetik dari
populasi mahoni di lapangan yang terbukti memiliki ketahanan terhadap Hypsipila adalah salah satu cara untuk
memperoleh pohon unggul mahoni. Perbanyakan bibit dari pohon unggul harus dilakukan secara vegetatif agar
anakan memperoleh sifat unggul dari induknya. Pada penelitian ini, perbanyakan vegetatif pada spesies mahoni
(Swietenia macrophylla) telah dilakukan dengan cara stek pucuk. Rancangan penelitian menggunakan split plot
dalam rancangan acak kelompok dengan petak utama jenis media yang terdiri atas 4 jenis media, anak petak
konsentrasi zat pengatur tumbuh yaitu 3 konsentrasi IBA, dan dikelompokan menjadi 3 kelompok. Bahan stek
diambil dari pucuk anakan umur 1 tahun. Keberhasilan stek pucuk dilihat dari parameter persentase berakar,
jumlah akar, panjang akar, panjang tunas, biomassa akar, dan biomassa pucuk. Faktor media berpengaruh nyata
terhadap proses stek, sedangkan pemberian IBA dengan cara perendaman basal tidak memberikan pengaruh
nyata. Persentase berakar tertinggi dihasilkan dari media campuran sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) sebesar 93%
atau lebih tinggi 16% dibandingkan media kontrol (tanah). Jumlah akar terbanyak dihasilkan dari media arang
sekam dan campuran sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) sebanyak 4,5 helai atau naik sebesar 47% dibandingkan
kontrol. Panjang akar tertinggi dihasilkan oleh kontrol (media tanah) dengan nilai 86 mm. Berdasarkan parameter
pertumbuhan stek, media sabut kelapa+sekam (2;1, v/v) merupakan media yang paling optimal untuk stek pucuk
mahoni.
Kata kunci: mahoni, media perakaran, stek pucuk

57
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66

I. PENDAHULUAN cara stek, contohnya Khaya anthotheca, K.


ivorensis, K. senegalensis, Entandro-
A. Latar Belakang phragma angolense, dan E. utile (Barbosa
Mahoni (Swietenia macrophylla Filho et al., 2016; de Vasconcelos, Valeri,
King) termasuk famili Meliaceae dan di- Martins, Biagiotti, & Perez, 2016; Owusu,
kenal sebagai jenis penghasil kayu bernilai Opuni-Frimpong, & Antwi-Boasiako,
ekonomi tinggi yang digolongkan sebagai 2014; Ky-Dembele et al., 2011; Opuku,
kayu mewah. Jenis tanaman ini termasuk Opuni-Frimpong, & Adomako, 2008)
intoleran, yaitu jenis pohon pada saat Keberhasilan stek dipengaruhi oleh
tingkat permudaan tidak membutuhkan faktor internal (tanaman) dan eksternal
naungan. Oleh karena itu, mahoni po- (lingkungan). Faktor bahan tanaman di-
tensial dikembangkan di hutan tanaman tentukan oleh karakter genetik, kandungan
(Hutan Tanaman Industri dan Hutan cadangan makanan, ketersediaan air,
Rakyat) dan untuk kegiatan rehabilitasi hormon endogen, tingkat juvenil dan umur
hutan dan lahan. tanaman. Faktor lingkungan ditentukan
Penanaman mahoni terancam oleh oleh media perakaran, kelembaban, suhu,
serangan terus-menerus dari hama peng- intensitas cahaya, dan teknik penyetekan
gerek pucuk Hypsipila robusta (Opuni- serta perlakuan stek, seperti zat pengatur
frimpong, Karnosky, Storer, Abeney, & tumbuh dan luas area daun (Rupp &
Cobbinah, 2008) yang menghancurkan Wheaton, 2014).
meristem apikal dan menyebabkan banyak Penelitian ini bertujuan mencari jenis
percabangan (multi shoots), sehingga me- media dan konsentrasi hormon yang
ngurangi nilai ekonomi kayunya. Karena optimal untuk perbanyakan mahoni dengan
itu, pencarian mahoni yang memiliki sifat cara stek pucuk. Peningkatan persentase
resisten menjadi prioritas dalam pe- keberhasilan perakaran dengan meng-
ngembangan mahoni. Pencarian pohon optimalkan kedua faktor di atas akan
mahoni dari populasi di lapangan yang berpengaruh terhadap kelayakan ekonomi
terbukti memiliki ketahanan terhadap saat spesies akan diperbanyak secara
Hypsipila adalah salah satu cara untuk komersial.
memperoleh klona unggul mahoni.
Perolehan klona unggul memerlukan II. METODOLOGI
teknik perbanyakan vegetatif agar
diperoleh bibit yang memiliki karakteristik A. Waktu dan Lokasi Penelitian
sama dengan induknya, misalnya per- Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
tumbuhan yang bagus, atau memiliki sifat September 2016 sampai Desember 2016.
toleran terhadap serangan hama dan Lokasi penelitian di rumah kaca yang
penyakit. Hal ini mengingat anakan hasil dilengkapi fasilitas pengkabutan sistem
vegetatif dipastikan akan memperoleh sifat Koffco (Sakai, Subiakto, Nuroniah,
unggul yang sama dengan induknya, Kamata, & Nakamura, 2002), Labora-
sedangkan perbanyakan sistem generatif torium Silvikultur Pusat Penelitian dan
belum tentu akan mewariskan semua sifat Pengembangan Hutan, Bogor.
unggulnya. Sistem stek pucuk merupakan
salah satu cara perbanyakan vegetatif yang
efisien dan berbiaya murah. Berbagai jenis
Meliaceae telah sukses diperbanyak dengan

58
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti

B. Metode media yang terdiri atas empat jenis media


1. Prosedur kerja yaitu pasir, tanah, sabut kelapa+sekam
Media perakaran (pasir, tanah, dan (2:1, v:v), dan arang sekam. Anak petak
sabut kelapa + sekam), kecuali arang berupa zat pengatur tumbuh IBA, yaitu
sekam terlebih dahulu, sterilisasi dengan dosis 0 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm.
metode penguapan. Media perakaran
dimasukkan ke dalam pottray, selanjutnya 4. Analisis data
bahan stek ditanam pada media. Bahan stek Analisis data dilakukan untuk me-
adalah anakan (seedling) mahoni umur 1 ngetahui pengaruh perlakuan terhadap
tahun. Bahan stek dipotong dengan ukuran parameter yang diamati dengan uji
minimal tiga ruas daun dengan menyisakan Analisys of Variance (ANOVA). Selanjut-
dua helai daun teratas (Irawan, & nya, uji Duncan dilakukan apabila hasil
Purwanto, 2012; Sakai et al., 2002). Daun analisis berbeda nyata.
yang tersisa dipotong separuhnya ke-
mudian bagian basal bahan stek direndam III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam larutan sesuai dengan perlakuan
konsentrasi hormon tumbuh IBA (Indol-3- A. Hasil
butyric acid) selama 30 menit. Pottray
yang telah berisi stek dimasukkan ke dalam Hasil analisis sidik ragam (Tabel 1)
sungkup transparan. Proses stek dilakukan menunjukkan bahwa faktor media stek ber-
di rumah kaca yang dilengkapi sistem pengaruh sangat nyata terhadap panjang
pengkabutan selama 3 bulan. Selama akar, persentase berakar, dan jumlah akar,
proses stek, kelembaban dalam sungkup sedangkan terhadap biomassa akar dan
dijaga dengan penyiraman secara berkala. biomassa tunas tidak berpengaruh nyata.
Pada umur 3 bulan setelah penanaman Faktor zat pengatur tumbuh (IBA) hanya
dilakukan pengamatan keberhasilan stek berpengaruh nyata pada panjang akar saja,
dengan menghitung persentase stek ber- tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
akar, jumlah akar, panjang akar, panjang persentase berakar, jumlah akar, panjang
tunas, biomassa akar, dan biomassa tunas. tunas, biomassa akar, dan biomassa tunas.
Interaksi antara faktor media dan zat
2. Analisis media stek mahoni pengatur tumbuh tidak berpengaruh nyata
terhadap parameter yang diamati.
Sifat fisik media yang diukur Hasil uji lanjut pengaruh media
meliputi kerapatan lindak (bulk density), tanam terhadap persentase stek berakar,
ruang pori total, kadar air, pori drainase, air jumlah akar, dan panjang tunas
tersedia, dan permeabilitas. Pengujian di- menunjukkan bahwa media terbaik untuk
lakukan di Laboratorium Tanah BIOTROP. stek mahoni adalah campuran sabut
kelapa+sekam padi (2:1, v/v), yang telah
3. Rancangan percobaan menghasilkan nilai persentase stek berakar
Rancangan percobaan yang diguna- sebesar 93% dan jumlah akar sebanyak 4,5
kan dalam penelitian ini yaitu Rancangan helai (Tabel 2).
Split Plot dalam rancangan acak kelompok Media berpengaruh nyata terhadap
yang dikelompokan menajdi tiga kelompok persentase berakar, jumlah akar, dan
dengan masing-masing unit amatan terdiri panjang akar (Tabel 2). Pemberian IBA
atas lima belas stek. Petak utama adalah dengan dosis 100 ppm dan 200 ppm hanya

59
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66

memberikan respons berbeda nyata paling tinggi. Arang sekam memiliki nilai
terhadap panjang akar saja (Tabel 3). tertinggi untuk ruang pori total, kadar air,
Media yang digunakan ataupun dosis IBA pori drainase pada saat lambat, air tersedia,
tidak berpengaruh terhadap biomassa akar dan permeabilitas bila dibandingkan
ataupun biomassa tunas. dengan media sabut kelapa+sekam (2:1,
Berdasarkan hasil analisis media, v/v), pasir, dan tanah (Tabel 4).
tanah memiliki nilai kerapatan lindak

Tabel (Table) 1. Rekapitulasi F-hitung pengaruh media dan IBA terhadap stek mahoni
(Recapitulation of F-count on effect of media and IBA on mahoni cuttings)
Sumber Persentase berakar Jumlah akar Panjang Panjang Biomassa Biomassa
keragaman akar tunas akar tunas
(Source) (Rooted cuttings (Numbers of (Root (Shoot (Root (Shoot
percentage) root) length) length) biomass) biomass)
Media (Media) 4.252* 4.265* 18.520** 11.231** 1.396tn 0.895tn
IBA 2.154tn 2.085tn 4.418* 0.192tn 2.834tn 2.100tn
Interaksi 0.923tn 0.553tn 1.239tn 0.966tn 1.028tn 0.834tn
Keterangan (Remarks): tn = Tidak nyata pada taraf uji 0,05 (Not significantly at 0,05 level)
* = Nyata pada taraf uji 0,05 (Significantly at 0,05 level)
** = Sangat nyata pada taraf uji 0,01 (Significantly at 0,01 level)

Tabel (Table) 2. Uji beda pengaruh media terhadap stek mahoni (Analysis of variance on
effect of media on mahoni cuttings)
Media Persentase Jumlah Panjang Panjang Biomassa Biomassa
(Media) berakar (%) akar akar (mm) tunas akar (g) tunas (g)
(Rooted (helai) (Root (mm) (Root (Shoot
cuttings (Numbers length) (Shoot biomass) biomass)
percentage ) of root) length)
Arang sekam (Rice husk 80.741ab 4.444a 64.007b 31.978a 3.866a 1.960a
charcoal)
Tanah (soil) 80.741ab 3.111b 85.926a 29.311a 2.796a 2.442a
Sabut kelapa+ sekam 93.333a 4.556a 36.179c 28.022a 2.449a 1.611a
(Cocopeat +rice husk) (2:1,
v/v)
Pasir (Sand) 74.074b 3.778ab 57.878b 20.333b 2.629a 2.176a
Keterangan (Remark): Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% (Values in same colomn followed by the same letter are not
significantly different at level 5%)

60
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti

Tabel (Table) 3. Uji beda pengaruh IBA terhadap stek mahoni (Analysis of variance on effect
of IBA on mahoni cuttings)
IBA Persentase berakar Jumlah akar Panjang akar Panjang tunas Biomassa Biomassa
(ppm) (%) (helai) (mm) (mm) akar (g) tunas (g)
(Rooted cuttings (Numbers of (Root length) (Shoot length) (Root (Shoot
percentage ) root) biomass) biomass)
0 80,00a 4,33a 59,64ab 26,90a 3,20a 1,95a
100 85,56a 3,67a 54,64b 27,10a 2,57a 1,72a
200 81,11a 3,93a 68,71a 28,23a 3,04a 2,46a
Keterangan (Remark): Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% (Values in same colomn followed by the same letter are not
significantly different at level 5%)

Tabel (Table) 4. Sifat fisik media perakaran (The physical characteristics of rooting media)
Sabut kelapa Arang Pasir Tanah
+sekam Sekam (Sand) (Soil)
(Cocopeat+husk) (Husk
(2:1, v/v) charcoal)
Kerapatan lindak (Bulk density) (gr/cc) 0,76* 0,41 1,19* 1,28
Ruang pori total (Porisity) (%) 53,94* 75,15 55,09* 51,70
Kadar air pada (Moisture content at):
x Pori drainase cepat (Fast drainage pore) 53,56* 75,01 52,64* 50,18
Pf 1%
x Pori drainase (Drainage pore) Pf 2% 53,10* 74,79 48,38* 49,01
x Kapasitas lapang (Field capacity ) Pf 45,95* 66,58 47,26* 45,37
2,54%
x Titik layu permanen (Permanent wilting 24,30* 36,22 38,71* 32,18
point) Pf 4,20%
Pori drainase (Drainage pore)
x Cepat (Fast) (%) 0,84* 0,36 6,71* 2,69
x Lambat (Slow) (%) 7,15 8,21 1,12 3,64
Air tersedia (Available water capacity) (%) 21,65* 30,36 8,55* 13,19
Permeabilitas (Permeability) cm/jam (cm/hour) 52,36 67,08 36,27 6,46
Keterangan (Remark): *Sumber data dari Darwo & Yeny (2018) (Data source from Darwo & Yeny (2018))

Media memiliki empat fungsi dalam Opuku et al., 2008). Pada percobaan ini,
proses stek, yaitu menjadi tempat tumbuh, tanah dianggap sebagai kontrol karena
menjaga kelembaban, memudahkan per- tanah merupakan media yang paling mudah
tukaran udara, dan menyediakan kondisi diperoleh dan dipergunakan untuk kegiatan
gelap untuk proses perakaran. Sifat fisik perbanyakan vegetatif, baik untuk stek
media merupakan faktor yang berpengaruh maupun cangkok. Hasil penelitian ini me-
nyata terhadap kesuksesan proses stek nunjukkan bahwa sabut kelapa+sekam
(Danu, & Putri, 2014; Vlad, Mariana, & (2:1, v/v) merupakan media yang paling
Ioana, 2012; Mariana, Ioan, & Ioana, optimal untuk stek mahoni karena meng-
2011; Andra, Vlad, Vlad, & Vlad, 2010; hasilkan nilai tertinggi bagi tiga parameter,

61
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66

yaitu persentase berakar, jumlah akar, dan sekam (2:1, v/v) memiliki kerapatan lindak
panjang tunas dibandingkan dengan ketiga rendah, jumlah air tersedia yang besar,
media lainnya. Dibandingkan dengan kapasitas lapang dan titik layu per-
kontrol, media sabut kelapa+sekam (2:1, manennya rendah. Titik layu permanen
v/v) memiliki peningkatan sebesar 16% merupakan nilai lengas tanah pada keadaan
untuk kemampuan berakar dan 47% untuk tanaman mulai layu. Pada kondisi nilai
jumlah akar, namun berkurang 1% untuk lengas di bawah titik layu permanen, air
panjang tunas. tidak dapat diserap oleh akar tanaman
Media perakaran stek lebih me- dengan cepat, sehingga tidak mampu
merlukan porositas yang yang baik yang mengimbangi laju transpirasi (Hanafiah,
memungkinkan terjadinya aliran udara dan 2010).
aliran air serta ketersediaan air yang cukup Tiga media lainnya juga dapat
(Danu, & Putri, 2014; Zhao et al., 2014). digunakan sebagai media stek mahoni
Porositas media dapat diketahui antara lain karena menghasilkan persentase berakar
dari kerapatan lindak. Semakin rendah antara 74-80%. Pasir sering dipergunakan
kerapatan lindak, semakin mudah media sebagai media perakaran karena murah,
meneruskan air atau ditembus akar. banyak tersedia, dan bersih. Namun,
Kerapatan lindak juga berkaitan dengan terdapat sifat kelemahan pasir sebagai
kemampuan media dalam menyerap air media karena permeabilitasnya tinggi dan
(porositas media). Semakin kecil porositas jumlah air tersedia pun rendah. Ke-
media, maka semakin mudah media mampuan menyimpan air yang rendah
menyerap dan menyimpan air sehingga menyebabkan pasir memerlukan frekuensi
memudahkan akar untuk menembus media penyiraman yang lebih tinggi. Sementara
(Hanafiah, 2010). itu, arang sekam memiliki kapasitas air
Media sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) tersedia yang tinggi, namun cepat pula
cenderung bersifat tidak padat, namun kehilangan air karena permeabilitasnya
porositasnya lebih tinggi dibandingkan tinggi, sehingga frekuensi penyiraman
dengan media lainnya. Sabut kelapa+ juga harus tinggi.
.

a b c d

Gambar (Figure) 1. Performa stek mahoni setelah 3 bulan proses perakaran pada empat media
uji: a. tanah, b. pasir, c. cocopeat+sekam d. arang sekam (Performance of
mahogany cuttings after 3 months of rooting process on four tested
media: a. soil, b. Sand, c. cocopeat+rice husk, d. rice husk charcoal).

62
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti

Hormon terpenting selama proses penurunan, dan berada dalam konsentrasi


stek adalah auksin dan sitokinin. stabil, serta konsentrasinya tidak
Transportasi auksin dan sinyal dari auksin dipengaruhi oleh auksin eksogen selama
mengontol pertumbuhan dan perkem- terjadinya proses pembentukan akar
bangan tanaman. Contoh hormon auksin (Stuepp, Wendling, Trueman, Koehler, &
antara lain Indole Acetic Acid (IAA) dan Zuffellato-Ribas, 2017; Agulló-Antón et
IBA. Hormon IBA diketahui lebih efektif al., 2014).
dari IAA karena 1) lebih stabil dan dapat Tingginya hormon auksin endogen
berubah menjadi IAA melalui mekanisme disebabkan oleh penggunaan bahan stek
seperti fatty acid ß-oxidation, 2) IBA juga juvenil yang sudah cukup untuk
dapat menstimulasi transportasi IAA ke menginduksi terbentuknya akar (de Souza
bagian bawah tanaman, dan 3) IBA et al., 2014). Materi stek yang digunakan
eksogen dapat dipindah ke basal dan pada penelitian ini berupa anakan berumur
bertransformasi menjadi IAA (Zhao et al., satu tahun yang masih memiliki sifat
2014). juvenil, sehingga kandungan karbohidrat
Pada penelitian ini, penambahan IBA dan hormon auksin yang terkandung dalam
tidak memberikan pengaruh yang berbeda jaringan masih tinggi (de Souza et al.,
nyata terhadap persentase berakar pada 2014; Zhao et al., 2014). Hasil penelitian
stek mahoni. Pada beberapa jenis tanaman, Danu, Siregar, Wibowo, & Subiakto (2010)
proses pembentukan akar dapat terjadi menyatakan bahwa stek muda memiliki
secara alami tanpa penambahan hormon kandungan C, N, P, dan rasio C/N yang
auksin dari luar. Munculnya akar stek tinggi. Cadangan karbohidrat yang tinggi
tanpa penambahan auksin juga ditunjukkan mendukung pertumbuhan tunas dan daun
dari hasil percobaan stek terhadap jenis baru. Tunas mampu menghasilkan hormon
dari famili Meliaceae lainnya, antara lain auksin dan mentransfernya ke bawah untuk
mahoni Afrika (Khaya anthotheca dan K. menstimulasi pembentukan akar (Zhao et
Ivorensis) (Opuni-Frimpong, Karnosky, al., 2014). Hal ini sesuai pendapat Danu,
Storer, & Cobbinah, 2008) dan K. Putri, & Subiakto (2015) yang
senegalensis (de Vasconcelos et al., 2016). membuktikan adanya korelasi antara
Level auksin, tingkat homeostatik, kandungan karbohidrat yang tinggi
dan ketersediaan karbohidrat di bagian terhadap keberhasilan perakaran pada stek
basal stek berpengaruh signifikan selama jabon merah. Selain itu, sifat juvenil dari
tahap awal pembentukan akar adventif bahan stek terbukti mendukung terjadinya
(OuYang, Wang, & Li, 2015, Agulló- perakaran (Majada et al., 2011) namun
Antón et al, 2014;). Menurut Agulló-Antón sumber stek dari pohon dewasa dan batang
et al. (2014), auksin dari luar tidak lainnya diperlukan untuk memperluas
memengaruhi level auksin endogen selama sumber stek (Jong, & Sani, 2012).
proses perakaran. Inisiasi pembentukan
akar terjadi selama jam pertama setelah IV. KESIMPULAN DAN SARAN
pemotongan akibat adanya pelukaan yang
memutuskan jalur transportasi dan A. Kesimpulan
menyebabkan auksin berkumpul di area
pelukaan, namun stimulus ini tidak Sabut kelapa+sekam (2:1, v/v)
dipengaruhi auksin luar. Selanjutnya, merupakan media yang paling optimal
auksin endogen akan mengalami untuk stek mahoni dengan persentase
berakar mencapai 93%. Sumber stek dari

63
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66

tanaman yang masih muda dapat di- under the influence of the culture
perbanyak dengan cara stek tanpa system and of the fertilization
memerlukan penambahan zat pengatur conditions. Analele Universitatii Din
tumbuh. Oradea, XV, 323±326.
Barbosa Filho, J., Di Carvalho, M.A., Silva
B. Saran de Oliveira, L., Konzen, E.R., Ferreria
Perbanyakan mahoni dengan cara Campos, W., & Ebling Brondani, G.
stek dapat dilakukan menggunakan media (2016). Propagation of Khaya
sabut kelapa+sekam (2:1, v/v) tanpa Anthotheca: Interspecific Grafting
penambahan zat pengatur tumbuh. Untuk With Swietenia macrophylla and Air
mengetahui kemampuan perbanyakan Layering. Cerne, 22(4), 475±484.
vegetatif mahoni secara utuh, penelitian http://doi.org/10.1590/0104776020162
menggunakan materi bahan stek yang 2042232
berasal dari pohon tua sebaiknya dilakukan
Danu, & Putri, K.P. (2014). Pengaruh sifat
pula.
fisik media dan zat pengatur tumbuh
IBA pada pertumbuhan stek kayu
UCAPAN TERIMA KASIH bawang (Azadirachta excelca L.).
Penelitian ini dibiayai dari DIPA Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 2
APBN Pusat Litbang Hutan tahun 2016. (2), 89±98.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Danu, Putri, K.P., & Subiakto, A. (2015).
Ir. Atok Subiakto, MSc yang telah Pertumbuhan stek jabon merah
mengizinkan penggunaan fasilitas (Anthocephalus macrophyllus [Roxb.]
persemaian dan rumah kaca yang Havil) pada berbagai media dan zat
dilengkapi fasilitas pengkabutan sistem pengatur tumbuh. Jurnal Penelitian
Koffco. Penulis juga mengucapkan terima Hutan Tanaman, 12 (2), 123±130.
kasih kepada Wahyu, Nasir, dan Marni
yang telah membantu kegiatan penelitian Danu, Siregar, I.Z., Wibowo, C., &
ini. Subiakto, A. (2010). Pengaruh umur
sumber bahan stek terhadap
keberhasilan stek pucuk meranti
DAFTAR PUSTAKA tembaga (Shorea leprosula Miq.).
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 7
Agulló-Antón, M.Á., Ferrández-Ayela, A., (3), 131±139.
Fernández-García, N., Nicolás, C.,
Albacete, A., Pérez-$OIRFHD ) « Darwo & Yeny, I. (2018). Penggunaan
Acosta, M. (2014). Early steps of media, bahan stek, dan zat pengatur
adventitious rooting: Morphology, tumbuh terhadap keberhasilan stek
hormonal profiling and carbohydrate masoyi (Cryptocarya massoy (Oken)
turnover in carnation stem cuttings. Kosterm). Jurnal Penelitian Hutan
Physiologia Plantarum, 150(3), 446± Tanaman (Belum terbit)
462. http://doi.org/10.1111/ppl.12114 de Souza, J.C.A.V., Bender, A.G., Tivano,
Andra, V. I., Vlad, I., Vlad, M., & Vlad, R. J.C., Barroso, D.G., Mroginski, L.A.,
(2010). Research regarding the content Vegetti, A.C., & Felker, P. (2014).
of dry substance and mineral elements Rooting of Prosopis alba mini-
of the leaves of Thuja occidentalis cuttings. New Forests, 45(5), 745±752.

64
Perbanyakan Vegetatif Mahoni (Swietenia macrophylla King)
dengan Cara Stek Pucuk
Hani Sitti Nuroniah, Yeni Nuraeni dan Rina Bogidarmanti

http://doi.org/10.1007/s11056-014- 010-9232-x
9429-5
Mariana, V., Ioan, V., & Ioana, V. (2011).
de Vasconcelos, R.T., Valeri, S.V, Martins, The substratum influence on cuWWLQJ¶V
A.B.G., Biagiotti, G., & Perez, B.A. P. tooting of Cotinus coggygria. Analele
(2016). Rooting of African mahogany Universitatii Din Oradea, XVII, 321±
(Khaya senegalensis A. Juss.) leafy 324.
stem cuttings under different
Opuku, E.M., Opuni-frimpong, E., &
concentrations of indole-3-butyric
Adomako, A. (2008). The effects of
acid. African Journal of Agricultural
rooting media on vegetative
Research, 11(23), 2050±2057.
propagation of two mahogany species
http://doi.org/10.5897/AJAR2016.109
(Khaya ivorensis and Khaya
36
grandifoliola),1.
Hanafiah, K.A. (2010). Dasar-Dasar Ilmu
Opuni-frimpong, E., Karnosky, D.F.,
Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.
Storer, A.J., Abeney, E.A., &
Harfouche, A., Baoune, N., & Merazga, H. Cobbinah, J.R. (2008). Relative
(2007). Main and interaction effects of susceptibility of four species of
factors on softwood cutting of white African mahogany to the shoot borer
poplar (Populus alba L.). Silvae +\SVLS\OD UREXVWD /HSLGRSWHUD×
Genetica, 56, 287±294. Pyralidae) in the moist semideciduous
Irawan, U.S., & Purwanto, E. (2012). forest of Ghana, 255, 313±319.
Manual: Teknik Pembibitan Vegetatif. http://doi.org/10.1016/j.foreco.2007.09
Indonesia: Operation Wallacea Trust. .077

Jong, L.K., & Sani, H.B. (2012). Opuni-Frimpong, E., Karnosky, D.F.,
Alternative clonal propagation of Storer, A.J., & Cobbinah, J.R. (2008).
Dryobalanops baccarii and D. rappa. Key roles of leaves, stockplant age,
Journal of Tropical Forest Science, and auxin consentration in vegetative
24(2), 275±284. provegation of two African
mahagonies: Khaya anthotheca Welw.
Ky-Dembele, C., Tigabu, M., Bayala, J., and Khaya ivorensis A. Chev. New
Savadogo, P., Boussim, I.J., & Odén, Forests, 3 (6), 115±123.
P.C. (2011). Clonal Propagation of http://doi.org/10.1007/s11056-008-
Khaya senegalensis: The Effects of 9087-6
Stem Length, Leaf Area, Auxins,
Smoke Solution, and Stockplant Age. OuYang, F., Wang, J., & Li, Y. (2015).
Effects of cutting size and exogenous
International Journal of Forestry
Research, 2011, 1±10. hormone treatment on rooting of shoot
http://doi.org/10.1155/2011/281269 cuttings in Norway spruce [Picea abies
(L.) Karst.]. New Forests, 46(1), 91±
Majada, J., Martínez-Alonso, C., Feito, I., 105. http://doi.org/10.1007/s11056-
Kidelman, A., Aranda, I., & Alía, R. 014-9449-1
(2011). Mini-cuttings: An effective
technique for the propagation of Pinus Owusu, S.A., Opuni-Frimpong, E., &
pinaster Ait. New Forests, 41(3), 399± Antwi-Boasiako, C. (2014). Improving
412. http://doi.org/10.1007/s11056- regeneration of mahogany: Techniques
for vegetative propagation of four

65
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 15 No. 1, Juni 2018, 57-66

African mahogany species using leafy Stuepp, C., Wendling, I., Trueman, S.,
stem cuttings. New Forests, 45(5), Koehler, H., & Zuffellato-Ribas, K.
687±697. (2017). The Use of Auxin
http://doi.org/10.1007/s11056-014- Quantification for Understanding
9431-y Clonal Tree Propagation. Forests, 8(1),
Rupp, L., & Wheaton, A. (2014). Nurturing 27. http://doi.org/10.3390/f8010027
Native Plants: A guide to vegetative Vlad, I., Mariana, V., & Ioana, V. (2012).
propagation of native woody plants in 7KH VXEVWUDWXP LQIOXHQFH RQ FXWWLQJ ¶ V
Utah. (L. Rupp & A. Wheaton, Eds.). rooting of Ficus benjamina, 16(2),
Extension, Utah State University. 221±223.
Sakai, C., Subiakto, A., Nuroniah, H.S., Zhao, X., Zheng, H., Li, S., Yang, C.,
Kamata, N., & Nakamura, K. (2002). Jiang, J., & Liu, G. (2014). The
Mass propagation method from the rooting of poplar cuttings: A review.
cutting of three dipterocarp species. New Forests, 45(1), 21±34.
Journal of Forest Research, 7(2), 73± http://doi.org/10.1007/s11056-013-
80. 9389-1
http://doi.org/10.1007/BF02762511

66

You might also like