Evaluation of Seeds Germination Test and Optimalization Substrates Germination of Winged Bean Seed (Psophocarpus Tetragonolobus L. (DC) )
Evaluation of Seeds Germination Test and Optimalization Substrates Germination of Winged Bean Seed (Psophocarpus Tetragonolobus L. (DC) )
Evaluation of Seeds Germination Test and Optimalization Substrates Germination of Winged Bean Seed (Psophocarpus Tetragonolobus L. (DC) )
Evaluation of Seeds Germination Test and Optimalization Substrates Germination of Winged Bean Seed
[Psophocarpus tetragonolobus L. (DC)]
*
Anggit Dwi Rahayu dan Tatiek Kartika Suharsi
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor Jalan Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
Telp. & Faks. 62-251-8629353 e-mail: [email protected]
*Penulis korespondensi: [email protected].
ABSTRACT
Avaiability and utilization of indigenous vegetable is still limited. Seed testing become an importance
fundamental to fulfill consumption and production of indigenous vegetable. The objectives of this research
were to evaluate: (1) the development of winged bean’s germination methods in first count and final count
aspect; (2) selected an alternative substrates for germination. This research was conducted at IPB Seed
Storage and Seed Quality Testing Laboratory for five months. This research consisted of two experiments,
the first experiment is to determine first and final count, the second is optimalization of substrates
germination. Results of this research showed that count determination in germination test of winged bean
th th
seed used eco-germinator type, performed in days 6 for the first count and days 8 for the final count. CD
paper should be used as an alternative substrates if the seed testing used UKDdp methods. Sand substrates
control with in sand methods is the best substrate if the seed testing applicated without paper substrates.
Keywords: CD paper, first count, final count, sand, winged bean seed
ABSTRAK
Ketersediaan dan pemanfaatan dari sayuran indigenous masih sangat terbatas. Pengujian mutu benih
menjadi langkah dasar yang penting untuk memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi dari sayuran indigenous.
Penelitian ini bertujuan: (1) pengembangan metode uji daya berkecambah benih kecipir pada aspek penentuan
pengamatan hitungan pertama dan kedua; (2) pemilihan substrat alternatif perkecambahan. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Mutu Benih dan Penyimpanan Benih IPB selama lima bulan. Penelitian
dibagi ke dalam dua percobaan, percobaan pertama yaitu penentuan hitungan pertama dan kedua, percobaan
kedua yaitu optimalisasi substrat perkecambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan hitungan
dalam pengamatan uji daya berkecambah benih kecipir menggunakan alat pengecambah tipe eco-germinator
dilakukan pada hari ke-6 untuk hitungan pertama dan hari ke-8 untuk hitungan kedua. Kertas CD dapat
digunakan sebagai substrat kertas alternatif apabila pengujian benih menggunakan metode UKDdp. Substrat
pasir kontrol dengan metode in sand merupakan substrat terbaik apabila pengujian benih dilakukan tanpa
menggunakan substrat kertas.
Kata kunci: hitungan pertama, hiutngan kedua, kertas CD, pasir, benih kecipir
perkecambahan uji dan 2 substrat sebagai kontrol. Benih yang dikecambahkan sebanyak 25
Setiap perlakuan terdiri atas 4 ulangan sehingga butir untuk setiap ulangan. Untuk substrat pasir
menghasilkan 24 satuan percobaan. perlakuan kontrol, benih ditanam dengan metode
in sand, yaitu menanam benih dengan cara
Persiapan pendahuluan ditekan ke dalam pasir kemudian bagian atas
benih dilapisi kembali dengan pasir lapisan tipis.
Pelaksanaan percobaan diawali dengan Pengecambahan untuk perlakuan substrat pasir
sortasi benih kecipir menggunakan spiral separator (non kontrol) dilakukan dengan metode top of
agar ukuran benih seragam. Benih yang telah sand, yaitu menanam benih hanya dengan
disortasi kemudian diukur kadar airnya menekan di permukaan media saja. Benih yang
menggunakan metode oven suhu rendah. telah dikecambahkan dalam wadah plastik
Selanjutnya untuk benih yang akan dikecambahkan diletakkan pada rak dalam laboratorium benih
dilakukan sterilisasi permukaan benih dengan untuk diamati proses perkecambahannya.
merendam benih menggunakan natrium hipoklorit Perlakuan pengecambahan benih pada
1% selama 5 menit. Setelah itu benih substrat kertas saring, kertas merang, dan kertas
dikeringanginkan kemudian dilakukan skarifikasi CD dilakukan dengan metode uji kertas digulung
benih menggunakan amplas kasar. Skarifikasi didirikan dilapisi plastik (UKDdp). Kertas
dilakukan dengan cara menggosok bagian punggung dilembabkan menggunakan aquades kemudian
dan pinggir benih. Benih yang telah diskarifikasi ditiriskan. Bagian bawah kertas dilapisi plastik
direndam kembali dalam natrium hipoklorit selama kemudian diletakkan 3 lembar kertas lembab.
10 detik. Benih dikecambahkan sebanyak 25 butir untuk
setiap ulangan. Bagian atas ditutup kembali
dengan 3 kertas lembab kemudian digulung dan
Percobaan 1. Penentuan hari pengamatan dalam
diberi label. Selanjutnya seluruh perlakuan
uji daya berkecambah substrat kertas dikecambahkan dalam alat
pengecambah benih tipe IPB 72-1.
Percobaan 1 dilakukan dengan Pengamatan yang dilakukan pada
mengecambahkan 400 butir benih kecipir pada percobaan 1 yaitu mengamati jumlah kecambah
media kertas saring. Pengecambahan normal yang tumbuh. Pengamatan dilakukan
menggunakan kertas saring dilakukan dengan setiap hari selama 14 hari. Kriteria kecambah
metode uji kertas digulung didirikan dilapisi normal yang digunakan adalah memiliki akar
plastik (UKDdP). Benih ditanam pada kertas primer dan sekunder, hipokotil, kotiledon, epikotil
saring yang telah dilembabkan menggunakan dan plumula (ISTA 2014b) dengan panjang
akuades. Benih yang ditanam sebanyak 25 butir kecambah dua kali panjang benih. Pengamatan
pada setiap gulung. Setelah itu benih pada percobaan 2 dilakukan terhadap tiga peubah
dikecambahkan pada alat pengecambah benih tipe yaitu viabilitas total dengan tolok ukur potensi
IPB 72-1. tumbuh maksimum (PTM), viabilitas potensial
dengan tolok ukur daya berkecambah (DB) dan
Percobaan 2. Optimalisasi substrat berat kering kecambah normal (BKKN) serta
perkecambahan benih kecipir vigor benih dengan indeks vigor (IV),
keserempakan tumbuh (KST) dan kecepatan
Benih dikecambahkan pada empat macam tumbuh (KCT).
substrat perkecambahan, yaitu substrat kertas Data yang telah didapatkan pada percobaan 1
merang, substrat kertas CD, substrat pasir (metode dianalisis menggunakan analisis grafik dengan
penanaman top of sand), dan substrat arang sekam
software Microsoft Excel 2013 untuk memperoleh
dan 2 substrat sebagai kontrol, yaitu substrat kertas
puncak grafik sebagai hari hitungan pertama dan
saring dan substrat pasir (metode penanaman in
kedua. Software lainnya yang digunakan untuk
sand). Pada perlakuan yang menggunakan substrat
pasir atau arang sekam, dilakukan perlakuan menentukan hari hitungan adalah Minitab 16.
pendahuluan berupa penyaringan substrat. Substrat Data yang diperoleh pada percobaan 2 dianalisis
pasir disaring menggunakan saringan dengan ukuran menggunakan uji F, karena hasil berpengaruh
1 mm dan arang sekam dengan ukuran 2 mm. nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut t-
Selanjutnya dilakukan sterilisasi substrat Dunnett pada taraf 5%. Analisis data
menggunakan autoclave pada suhu 121 C pada
0 menggunakan software SAS 9.1.
tekanan 17.5 psi selama 60 menit. Baik pasir
maupun arang sekam yang telah steril dimasukkan
ke dalam wadah plastik perkecambahan.
hampir menyerupai ukuran bibit menunjukkan Benih keras yang jumlahnya cukup tinggi
adanya ketidaksesuaian hari pengamatan yang diakibatkan oleh permasalahan pada proses
direkomendasikan oleh ISTA pada media dan imbibisi. Benih kecipir memiliki kulit yang cukup
suhu perkecambahan yang sama. Oleh karena itu keras sehingga proses imbibisi pada sebagian
dilakukan pengujian dengan hitungan pertama dan benih terhambat. Hambatan yang terjadi pada
kedua berbeda dengan ketentuan ISTA untuk benih kecipir ini disebut dengan dormansi fisik.
penentuan hari pengamatan dalam uji daya Menurut Venier (2012), dormansi fisik atau yang
berkecambah. dikenal dengan sifat impermeabel kulit benih
Penentuan hari pengamatan dalam uji daya terhadap air berkaitan dengan penampilan
berkecambah benih kecipir dilakukan jaringan dari kulit benih. Sejak masalah dormansi
menggunakan 400 butir benih dengan media ini memberikan perbedaan waktu dan rentang
kertas saring (filter paper). Benih dikecambahkan terhadap proses perkecambahan, mekanisme
dalam eco germinator yaitu APB IPB tipe 72-1. dormansi ini menjadi penting secara ekologi. Pada
Setelah 14 hari dikecambahkan, kecambah normal tiga spesies tanaman akasia (Acacia aroma,
baru muncul pada hari ke-7 tetapi jumlahnya Acacia caven, dan Acacia atramentaria) yang
masih sangat sedikit. Kecambah normal terbanyak memiliki dormansi fisik, impermeabilitas kulit
terdapat pada hari ke-8. Pada hari ke-9 dan hari benih pada spesies ini utamanya karena terdapat
ke-10 masih cukup banyak muncul kecambah karakteristik berupa epidermis berlignin. Metode
normal namun jumlahnya lebih sedikit dari hari pematahan dormansi fisik diperlukan agar dapat
ke-8. Jumlah kecambah normal mulai menurun mempermudah proses imbibisi.
pada hari ke-11 hingga hari ke-14 (Gambar 1). Pengujian penentuan hari pengamatan yang
selanjutnya dilakukan dengan jumlah benih,
media, dan alat pengecambah yang sama. Metode
pematahan dormansi dilakukan pada pengujian ini
yaitu dengan skarifikasi fisikmenggunakan amplas
kasar. Talei et al. (2012) menyebutkan
pematahan dormansi yang dilakukan pada
benih sambiloto menggunakan kertas pasir
(amplas) juga memberikan daya berkecambah
tertinggi dan daya berkecambah tercepat jika
Gambar 1. Jumlah kecambah normal harian antar dibandingkan dengan metode skarifikasi fisik
ulangan selama 14 hari pengamatan dan kimia lainnya. Benih di amplas pada bagian
punggung benih dan pinggir sehingga tidak
Daya berkecambah benih yang diuji masih mengenai bagian embrio. Benih diamplas
dikategorikan rendah yaitu 71.25% (Tabel 1). Hal menggunakan amplas kasar sebanyak tiga kali
ini disebabkan oleh banyaknya kecambah gosokan pada setiap bagiannya hingga terdapat
abnormal dan benih keras. Kecambah abnormal sedikit luka dan warna kulitnya pudar. Proses
yang terdapat pada setiap ulangan masih imbibisi yang terjadi pada benih lebih serempak
berpotensi untuk menjadi kecambah normal,
setelah dilakukan proses skarifikasi. Pada hari
namun keterlambatan imbibisi mengakibatkan
lambatnya pertumbuhan kecambah sehingga di kedua setelah tanam semua benih telah mengalami
akhir pengamatan masih belum dapat proses imbibisi.
dikategorikan sebagai kecambah normal. Kecambah normal muncul lebih cepat yaitu
pada hari ke-5 namun jumlahnya masih sedikit
pada setiap ulangan. Puncak kecambah normal
Tabel 1. Daya berkecambah benih kecipir tanpa terjadi pada hari ke-6 dan hari ke-7. Pada hari ke-
skarifikasi 8 masih cukup banyak terdapat kecambah normal
Kecambah Benih Benih DB yang muncul namun jumlahnya tidak sebanyak
Ulangan Abnormal BSTT
normal keras mati (%) hari ke-6 dan hari ke-7. Setelah hari ke-8 jumlah
1 68 11 18 1 2 68 kecambah normal terus mengalami penurunan
2 67 12 17 3 1 67 hingga hari ke-14 (Gambar 2). Daya berkecambah
3 70 6 19 2 3 70 pada pengujian ini jauh lebih baik dibandingkan
4 80 8 7 2 3 80 sebelum dilakukan skarifikasi yaitu menjadi
Rata-rata 71.2 96.5%.
Keterangan: BSTT = Benih Segar Tidak Tumbuh
substrat kertas CD berbeda nyata lebih tinggi pada sebagai substrat alternatif dalam pengujian benih
tolok ukur IV, KCT, dan KST. Hal ini menunjukkan kecipir apabila ingin menggunakan metode uji
bahwa substrat kertas CD dapat digunakan kertas digulung didirikan dalam plastik (UKDdp).
Tabel 4. Nilai rataan tolok ukur viabilitas dan vigor pada pembandingan substrat kontrol kertas saring (filter
paper)
Tolok ukur
Substrat KST (%)
PTM (%) DB (%) BKKN (g) IV*) (%) KCT (% etmal-1)
Kertas saring 97 90 0.96 8 11.36 57
Pasir (in sand) 100tn 100tn 0.95tn 98** 18.70** 100**
Kertas merang 100tn 93tn 0.95tn 35** 14.09tn 86**
Kertas CD 97tn 94tn 1.06tn 44** 14.77** 89**
Arang sekam 88tn 27** 0.30** 6tn 3.99** 22**
Pasir (TS) 96tn 92tn 1.09tn 33 tn
13.50tn 77tn
Keterangan: **= berbeda nyata dengan perlakuan kertas saring berdasarkan hasil uji t Dunnett pada taraf 5%; tn= tidak berbeda nyata
dengan perlakuan kertas saring berdasarkan hasil uji t Dunnett pada taraf 5%. PTM= Potensi tumbuh maksimum,
DB= daya berkecambah, BKKN= Berat kering kecambah normal, IV= Indeks vigor, KCT=Kecepatan tumbuh, KST=
Keserempakan tumbuh, TS = top of sand; *) = data ditransformasikan ke √x + 0.5
Selama proses perkecambahan berlangsung, metode in sand memiliki vigor yang sangat baik
kertas CD cukup mampu mempertahankan karena didukung lingkungan eksternalnya, dalam
kelembaban. Hal ini sejalan dengan penelitian hal ini substrat, yang mampu mendukung proses
Suwarno dan Hapsari (2008) yang perkecambahan dengan baik. Hal ini
mengemukakan bahwa kertas CD memiliki menunjukkan bahwa substrat pasir dengan metode
kemampuan yang baik dalam kecepatan in sand merupakan substrat terbaik untuk
penyerapan air (2.5 cm/5 menit), mempertahankan perkecambahan benih kecipir. Benih yang
air (jumlah air yang hilang selama 7 hari sebanyak dikecambahkan dengan metode in sand dapat
1.27 g air/unit media), dan menyerap air (28.14 g tumbuh lebih baik dibandingkan dengan metode
air/unit media). Kertas CD juga top of sand karena kelembaban dalam substrat
merupakan substrat yang lebih baik jika lebih terjaga. Benih mendapatkan kelembaban
dibandingkan dengan kertas merang. Jika dari dua bagian, yaitu pasir lapisan bagian atas
dibandingkan dengan kertas saring, kertas merang dan pasir lapisan bagian bawah. Pasir juga
hanya memberikan hasil indeks vigor dan merupakan substrat yang porous sehingga mudah
keserempakan tumbuh yang lebih tinggi ditembus oleh akar kecambah. Murniati dan
sedangkan kertas CD memberikan hasil indeks Suminar (2006a) mengemukakan bahwa setiap
vigor, kecepatan tumbuh, dan keserempakan spesies benih memiliki media perkecambahan
tumbuh yang lebih tinggi. Penelitian Suwarno dan yang optimum dan spesifik untuk dapat
Santana (2009) menunjukkan bahwa penggunaan mendukung proses perkecambahannya. Dalam
kertas CD sebagai substrat perkecambahan benih penelitian ini, substrat pasir memiliki nilai yang
besar menghasilkan tingkat kesamaan 100% jika cukup tinggi pada seluruh peubah pengamatan,
dibandingkan dengan kertas kertas merang pada namun hasil penelitian Yuniarti et al. (2000)
tolok ukur daya berkecambah dan memiliki menunjukkan bahwa benih tisuk yang
tingkat kesamaan 80% pada peubah berat kering dikecambahkan pada subsrat pasir memiliki daya
kecambah normal. Pembandingan dengan substrat berkecambah paling rendah jika dibandingkan
pasir (in sand) menunjukkan bahwa kertas saring dengan substrat vermikulit, sabut kelapa, tanah,
dan arang sekam memiliki nilai rataan terendah dan campuran tanah + pasir. Arang sekam adalah
pada tolok ukur keserempakan tumbuh. Sama perlakuan dengan hasil berat kering kecambah
halnya dengan tolok ukur kecepatan tumbuh, tidak normal yang paling rendah jika dibandingkan
ada satu pun substrat uji yang menghasilkan dengan substrat pasir. Kecambah normal yang
indeks vigor yang lebih tinggi dari substrat pasir dihasilkan dari perlakuan substrat arang sekam
(in sand). Seluruh substrat uji berbeda nyata lebih berukuran lebih kurus terutama pada bagian
rendah dengan perlakuan substrat kontrol pasir (in radikula dan jumlahnya lebih sedikit.
sand). Nilai indeks vigor yang dihasilkan pada
perlakuan ini sebesar 98% (Tabel 5). Nilai IV ini
memperlihatkan bahwa benih kecipir yang
dikecambahkan pada substrat pasir dengan
Tabel 5. Nilai rataan tolok ukur viabilitas dan vigor pada pembandingan substrat kontrol pasir (in sand)
Tolok ukur
Substrat -1
PTM (%) DB (%) BKKN (g) IV*) (%) KCT (% etmal ) KST(%)
tn **
Kertas saring 97tn 90tn 0.96 8** 11.36 57**
Pasir (in sand) 100 100 0.95 98 18.70 100
tn tn **
Kertas merang 100 93tn 0.95 35** 14.09 86tn
tn **
Kertas CD 97tn 94tn 1.06 44** 14.77 89tn
** **
Arang sekam 88** 27** 0.30 6**** 3.99 22**
tn tn tn ** tn
Pasir (TS) 96 92 1.09 33 13.50 77
Keterangan: **= berbeda nyata dengan perlakuan pasir (in sand) berdasarkan hasil uji t Dunnett pada taraf 5%. PTM= Potensi tumbuh
maksimum, DB= daya berkecambah, BKKN= Berat kering kecambah normal, IV= Indeks vigor, KCT= Kecepatan tumbuh,
KST= Keserempakan tumbuh, TS= top of sand; *) = data ditransformasikan ke √x+ 0.5
Berdasarkan hasil uji terhadap seluruh Arang sekam mampu memegang air cukup baik,
substrat perkecambahan, tidak ada substrat yang namun air yang ada lebih banyak lolos sehingga
berbeda nyata tidak dapat diserap oleh benih. Arang sekam lebih
dengan substrat kertas saring dan pasir (in sand) mudah kering jika dibandingkan dengan substrat
pada tolok ukur potensi tumbuh maksimum. Hanya lainnya. Hal tersebut kurang mendukung untuk
arang sekam saja yang potensi tumbuh perkecambahan benih yang baik karena air sangat
maksimumnya berbeda nyata lebih rendah dari diperlukan oleh benih yang sedang berkecambah
substrat pasir (in sand). Hal ini disebabkan tolok untuk mengaktifkan enzim stimulan perkecambahan.
ukur PTM hanya mengukur kemampuan benih untuk Terlebih benih kecipir adalah benih besar sehingga
dapat tumbuh saja walaupun belum berkecambah memerlukan jumlah air yang lebih banyak dalam
normal, sehingga kurang menunjukkan perbedaan proses perkecambahannya. Penelitian Rahayu et al.
yang nyata dalam evaluasi hasil pengujian. (2008) pada tanaman seledri yang menggunakan
Substrat arang sekam memberikan hasil yang media arang sekam juga menunjukkan hasil yang
nyata lebih rendah dibandingkan substrat kertas saring sama, bahwa hasil pertumbuhan paling rendah
pada tolok ukur DB, KCT, KST dan BKKN. Keseluruhan terdapat pada seledri yang ditanam pada media
hasil dari tolok ukur vigor dan viabilitas yang arang sekam. Hal ini disebabkan karena penguapan
dibandingkan dengan substrat pasir (in sand) pada media ini sangat tinggi karena pori-porinya
menunjukkan bahwa arang sekam memiliki nilai yang yang berukuran besar sehingga banyak unsur hara
terendah. Sangat banyak benih abnormal yang terdapat yang hilang.
pada pengujian menggunakan substrat arang sekam.
Hal yang sama juga ditunjukkan pada penelitian
Murniati dan Suminar (2006b) benih mengkudu yang KESIMPULAN
dikecambahkan pada arang sekam memiliki nilai yang
rendah pada tolok ukur PTM, DB, KCT relatif, dan Penentuan hitungan dalam pengamatan uji
vigor, walaupun perlakuan pra perkecambahan tidak daya berkecambah benih kecipir menggunakan alat
responsif. Benih mengkudu mengalami dormansi pengecambah tipe eco-germinator dilakukan pada
karena faktor lingkungan yaitu media hari ke-6 untuk hitungan pertama dan hari ke-8
perkecambahannya. Namun pada penelitian ini untuk hitungan kedua. Kertas CD dapat digunakan
benih kecipir yang ditanam di arang sekam sudah sebagai substrat kertas alternatif apabila pengujian
mengalami proses pematahan dormansi sehingga menggunakan metode UKDdp. Substrat pasir
rendahnya daya berkecambah diduga bukan karena kontrol dengan metode in sand merupakan substrat
dormansi faktor lingkungan (enforced dormancy). terbaik apabila pengujian dilakukan tanpa
menggunakan substrat kertas.
Selain itu, nilai PTM yang dihasilkan dari perlakuan
substrat arang sekam cukup tinggi sehingga
terhambatnya pertumbuhan menjadi kecambah
normal diduga karena suplai air yang kurang untuk
membuat benih tersebut menjadi kecambah normal.
Pengamatan Uji Daya... 25
Bul. Agrohorti 3 (1): 18-27 (2015)
DAFTAR PUSTAKA
Anasthasia, S. 2014. Viabilitas dan daya simpan [internet]. [diunduh 2014 Des 7]. Tersedia
benih lobak (Raphanus sativus L.) lokal dan pada:http://diperta.jabarprov.go.id/index.php./
impor setelah disimpan pada ruang simpan sub Menu/informasi/artikel/detailartikel/ 211.
berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor. Ghangaokar, N. M., Kshirsagar, A. D. 2013. Study
of seed borne fungi of different legumes. Sci
[Bappenas] Badan Pembangunan Nasional. 2013. Journal [Internet]. [diunduh pada 2015 Mei
Rencana jangka panjang dan menengah 22]; 2(1):32-35. Tersedia pada: http://
bidang pangan dan pertanian 2015-2019 sciencejournal.in /data/documents/TLS-2-1-
[internet]. [diunduh 2014 Des 18]. Tersedia 8.pdf.
pada:www.bappenas.go.id
Indartono. 2011. Pengkajian suhu ruang
Copeland,L. O., Mc.Donald MB. 2001. Principles of penyimpanan dan teknik pengemasan terhadap
th
Seed Science and Technology 4 ed. London: kualitas benih kedelai. Gema Teknologi 16(3):
Kluwer Academic Publishers. 158-163.