ID Peningkatan Produksi Padi Melalui Penera

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 107

PENINGKATAN PRODUKSI PADI MELALUI PENERAPAN SRI


(SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) DI KABUPATEN
SOLOK SELATAN

Joko Adrianto1, Harianto2, dan M. Parulian Hutagaol3


1)ProgramStudi Ilmu Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2)Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
3)Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

e-mail : 1)[email protected]

ABSTRACT
This study was aimed (1) to analyze factors affecting adoption of System of Rice Intensification (SRI), (2)
to measure technical, allocative and economic efficiencies of rice farming (3) to identify the factors that
influence the technical inefficiency of rice farming. The data was gather from 90 rice farmers in the study
area. The analysis method used are probit fuction model and the stochastic frontier production and frontier
cost function. The result showed that variables implementation of SRI was affected by factors such as land,
frequency extension, and long periode of farm group membership. The implementation of SRI were able to
improve the productivity of rice farming. The level of technical efficiency (TE) was efficient with average
TE value either SRI and without SRI rice farming each of 0.88 and 0.89. The level of allocative and economic
efficiencies of SRI and without SRI rice farming was inefficient. The average values of allocative efficiency
of SRI and without SRI rice farming were each 0.41 and 0.42. The average values of economic efficiency of
SRI and without SRI rice farming were each 0.36 and 0.37. Family size was significantly to reduce of level
technical inefficiency of SRI and family size, land tenure, farm status was significantly to reduce of level
technical inefficiency of without SRI rice farming. Policy implications, the goverment needs to support
accessibility and availability of production inputs to enhancement the productivity of rice farming.

Keywords: rice, SRI, efficiency, stochastic frontier

PENDAHULUAN kebutuhan bahan pangan beras di Indonesia


dimasa akan datang semakin meningkat
LATAR BELAKANG
(Direktorat Pangan dan Pertanian, 2013).
Sektor pertanian merupakan salah satu Untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan
leading sector dalam perekonomian Indonesia. beras tersebut, maka harus diimbangi dengan
Hal ini ditunjukkan dengan cukup tingginya peningkatan produksi beras secara nasional.
kontribusi sektor pertanian terhadap pen- Dari tahun 2012 ke tahun 2013 produksi padi
dapatan domestik bruto (PDB) Indonesia nasional mengalami peningkatan produksi
yang mencapai 14,43 persen, satu tingkat sebesar 3,22 persen, namun dari tahun 2013 ke
dibawah sektor industri pengolahan yakni tahun 2014 produksi padi diperkirakan
sebesar 23,69 persen pada tahun 2013. Selain menurun menjadi 1,98 persen (BPS, 2014b).
dalam pembentukan PDB, sektor pertanian Menurut Irawan (2005), melambatnya
juga berperan dalam penerimaan devisa, laju pertumbuhan produksi padi nasional
penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan disebabkan oleh adanya kompetisi dalam
baku industri dan penyedia pangan (BPS, penggunaan lahan, perubahan iklim yang
2014a). ekstrim, degradasi sumberdaya pertanian,
Seiring dengan bertambahnya jumlah terbatasnya dukungan infrastruktur per-
penduduk Indonesia dengan laju per- tanian serta tidak adanya terobosan teknologi
tumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun dan padi secara signifikan. Arifin (2004) juga
diiringi dengan besarnya konsumsi beras per mengemukakan bahwa setelah terjadinya
kapita sebesar 135,01 kg/kapita/tahun maka swasembada beras pada tahun 1984,

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
108 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

perkembangan produksi padi menjadi lambat bangan usahatani padi berbasis SRI sebagai
dan lebih banyak ditentukan oleh luas panen, program peningkatan produksi padi melalui
karena relatif sedikitnya terobosan teknologi penerapan teknologi.
baru dibidang produksi. Upaya peningkatan Menurut Wardana et al. (2005), teknologi
produksi padi dapat dilakukan salah satunya SRI bisa menjadi pilihan teknologi yang
melalui upaya intensifikasi tanaman padi atau menarik dalam usahatani padi karena ada
system of rice intensification (SRI). SRI merupa- efisiensi penggunaan input benih dan peng-
kan teknologi budidaya alternatif yang hematan air serta mendorong penggunaan
berpeluang besar untuk dapat meningkatkan pupuk organik. Dengan demikian bisa
produktivitas padi sawah di Indonesia menjaga kesuburan tanah dan mengurangi
dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, ketergantungan pada pupuk anorganik.
tanah, air dan unsur hara. Penerapan SRI pada Dalam penerapan SRI ada beberapa
usahatani padi telah banyak dilakukan di komponen penting yaitu: (1) bibit dipindah
Indonesia. Uji coba teknik SRI pertama kali lapangan lebih awal, yakni pada saat bibit
dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan berumur 8-15 hari, (2) bibit ditanam satu bibit
Pengembangan Pertanian di Sukamandi Jawa per lobang tanam, (3) jarak tanam yang lebar,
Barat menghasilkan padi rata-rata 8,2 ton/ha yakni mencapai 25 cm x 25 cm bahkan lebih,
(Uphoff 2002). Hasil penelitian Pusat (4) kondisi tanah tetap lembab tapi tidak
Penelitian Pertanian di Puyung NTB, metode berair, dan (5) menggunakan bahan organik
SRI memberikan hasil rata-rata 9 ton/ha (Sato sehingga akan memperbaiki struktur tanah.
2007), di Kabupaten Lima Puluh Kota Penerapan usahatani padi berbasis SRI di
usahatani padi berbasis SRI mencapai 8 Kabupaten Solok Selatan dilaksanakan
ton/ha (Djinis et al., 2008), di Kota Padang 10,8 melalui berbagai program diantaranya
ton/ha (Anwar et al., 2009), di Kabupaten diberikan melalui sekolah lapang dan
Sleman 9,6 ton/ha (Darmadji 2011), dan demontrasi teknologi pertanian (Demplot)
dikawasan Indonesia timur mencapai 7,4 sehingga teknologi SRI sangat efektif untuk
ton/ha (Sato 2007). Hasil temuan diatas juga diserap atau diadopsi oleh petani. Program
diperkuat oleh penelitian Pirngadi (2009) sekolah lapang rutin dilakukan yang dimulai
yang menemukan bahwa usahatani padi dari tahun 2009 sampai 2014. Setiap tahun
dengan penerapan SRI dapat meningkatkan program SRI diterapkan pada luasan 20 ha per
produksi padi sekitar 8 ton/ha. kelompok tani yang tersebar di seluruh
Kabupaten Solok Selatan merupakan kecamatan yang merupakan sentra produksi
salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera padi. Namun penerapan program SRI oleh
Barat yang turut berkontribusi dalam petani di Kabupaten Solok Selatan masih
mengusahakan budidaya padi berbasis SRI. sangat rendah dan terbatas sampai tahun
Penerapan SRI di Kabupaten Solok Selatan 2014. Program SRI masih diperlukan
didasari bahwa daerah ini merupakan penyesuaian-penyesuaian yang secara tidak
lumbung pangan di Provinsi Sumatera Barat. langsung merupakan proses pembelajaran
Usahatani padi merupakan sumber pen- petani dalam mengadopsi SRI sehingga
dapatan utama sebagian besar petani di pemerintah harus berupaya untuk melakukan
Kabupaten Solok Selatan. Menurut data BPS evaluasi dalam penerapan SRI pada petani di
(2014c), Kabupaten Solok Selatan memiliki Kabupaten Solok Selatan. Berangkat dari
areal luas panen sebesar 28.788 Ha, jumlah permasalahan diatas maka perlu dilakukan
produksi gabah 121.939 ton dan produktivitas kajian mengenai faktor-faktor pendorong
sebesar 4,23 ton/ha. Produktivitas ini masih petani mengadopsi adopsi SRI di Kabupaten
tergolong rendah apabila dibandingkan Solok Selatan, sehingga dapat dijadikan
dengan hasil penelitian-penelitian yang telah sebagai salah satu upaya dalam menyusun
dilakukan. Pemerintah Kabupaten Solok kebijakan bagi pemerintah untuk menarik
Selatan mendukung penuh upaya pengem-

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 109

perhatian petani agar beralih ke program padi TUJUAN PENELITIAN


berbasis SRI. Tujuan penelitian ini adalah (1) meng-
Penerapan padi berbasis SRI sangat ideal analisis faktor-faktor sosial ekonomi yang
dilakukan pada kondisi lingkungan yang mempengaruhi penerapan SRI oleh petani
sangat mendukung terhadap komponen- padi di Kabupaten Solok Selatan, (2)
komponen input inovasi yang dipersyaratkan menganalisis tingkat efisiensi teknis, alokatif
dalam metode SRI seperti penggunaan bibit dan ekonomi usahatani padi, dan (3)
dari varietas unggul, bermutu dan ber- mengidentifikasi faktor sosial ekonomi yang
setifikat, pemupukan yang sesuai dengan berpengaruh terhadap inefisiensi teknis
rekomendasi, dan manajemen budidaya yang usahatani padi di Kabupaten Solok Selatan.
baik dari persiapan lahan sampai pasca panen
sehingga pada akhirnya akan memberikan
output yang maksimal. Namun perlu METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan kajian mengenai penerapan SRI KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
pada usahatani padi, apakah dengan
Penelitian ini mengacu pada konsep
menerapkan program SRI pada usahatani
efisiensi yang dikemukakan oleh Farrel (1957)
padi akan meningkatkan produktivitas dan
dan Coelli et al. (1998). Efisiensi digolongkan
efisiensi sehingga akan mendorong petani
menjadi tiga yaitu efisiensi teknis (Technical
untuk menerapkan program ini pada
Efficiency-TE), efisiensi alokatif (Allocative
usahatani padi. Selain itu kajian tersebut
Efficiency-AE), dan efisiensi ekonomi
sangat penting dilakukan mengingat dengan
(Economic Efficiency-EE).
kebijakan pemerintah untuk peningkatan
Gambar 1 menjelaskan konsep peng-
produksi padi sehingga program swasem-
ukuran efisiensi. Titik P merupakan usahatani
bada beras nasional pada tahun 2015 dapat
yang diuji efisiensinya. Kurva SS’ merupakan
tercapai dengan adanya teknologi SRI ini.
isoquant frontier yang menggambarkan
Efisiensi usahatani padi dipengaruhi
kombinasi input minimum untuk meng-
oleh kemampuan manajerial petani dalam
hasilkan output satu unit yang secara teknis
memutuskan besaran input atau faktor-faktor
paling efisien. Titik P dan Q menggambarkan
produksi dalam penerapan komponen SRI.
dua kondisi produsen dalam berproduksi
Selain itu, efisiensi usahatani padi juga
dengan mengkombinasikan input dengan
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi petani
proporsi input x1/y dan x2/y yang sama.
dan faktor yang berada diluar kendali petani
Produsen yang mengkombinasikan input
seperti iklim/cuaca, ketersediaan air, kelem-
untuk memproduksi satu unit output yaitu di
bagaan usahatani dan lainnya. Interaksi
titik P dikatakan tidak efisien secara teknis
faktor-faktor ini akan menentukan tingkat
karena inefisiensi teknis digambarkan oleh
produktivitas dan efisiensi usahatani yang
jarak QP yaitu jumlah input yang dapat
akan dicapai. Pertanyaannya adalah apakah
dikurangi secara proporsional tanpa mengu-
petani padi di Kabupaten Solok Selatan
rangi output. Kombinasi input secara teknis
mampu mengalokasikan input produksi
efisien yaitu titik Q karena berada tepat di
secara efisien yang sesuai dengan rekomen-
isoquan frontier. Besarnya nilai efisiensi teknis
dasi dari komponen-komponen SRI yang
diukur dengan rasio OQ/OP.
disyaratkan. Maka dari itu perlu dilakukan
Efisiensi alokatif menggunakan kriteria
kajian mengenai faktor-faktor yang mem-
biaya minimum untuk menghasilkan se-
pengaruhi efisiensi usahatani padi berbasis
jumlah output tertentu pada isoquant.
SRI di Kabupaten Solok Selatan.
Informasi ratio harga input yaitu sebagai

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
110 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

kemiringan garis isocost. Jika rasio harga- frontier merupakan perluasan dari model asli
harga input X1 dan X2 ditunjukkan oleh garis deterministik untuk mengukur efek-efek yang
AA’ maka efisiensi alokatif dapat dihitung. tidak terduga (stochastic frontier) di dalam
Efisiensi alokatif dapat ditentukan jika garis frontier produksi. Dalam fungsi produksi ini
AA’ menyinggung kurva isoquant SS’ yaitu ditambahkan random error, vi ke dalam
pada titik Q’ yang diukur dengan ratio variabel acak nonnegatif (non-negatif random),
OR/OQ. Jarak RQ menunjukkan pengu- ui seperti dinyatakan dalam persamaan
rangan biaya yang dapat dilakukan guna berikut ini :
mencapai efisiensi alokatif. Titik yang efisien
secara alokatif dan teknis atau dengan kata Yi = Xi, β + (vi-ui); ........................................... (1)
lain efisiensi secara ekonomi berada pada titik
Dimana i = 1, 2, 3 ... , n
Q’. Efisiensi ekonomi merupakan perkalian
antara efisiensi teknis dengan efisiensi Random error, vi untuk menghitung
alokatif. Untuk efisiensi ekonomi dihitung ukuran kesalahan dan faktor acak lainnya
berdasarkan ratio OR/OP. seperti cuaca, dan lain-lain, bersama-sama
dengan efek kombinasi dari variabel input
yang tidak terdefinisi di fungsi produksi.
Variabel vi merupakan variabel acak yang
bebas dan secara identik terdistribusi normal
(independent-identically distributed atau i.i.d)
dengan rataan bernilai nol dan ragamnya
diasumsikan i.i.d eksponensial atau variabel
acak setengah normal (half-normal variabels).
Variabel ui berfungsi untuk menangkap efek
inefisiensi teknis yang merefleksikan kom-
ponen galat (error) yang sifatnya internal.
Variabel ui juga merupakan variabel acak non
Gambar 1. Pengukuran Efisiensi negatif dengan sebaran bersifat setengah
Sumber : Farrel (1957) normal.
Persamaan (1) disebut sebagai fungsi
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa
produksi stochastic frontier karena nilai output
efisiensi produksi merupakan ukuran relatif
dibatasi oleh variabel acak (stochastic) yaitu
kemampuan suatu perusahaan di dalam
nilai harapan dari xiβ+vi atau exp (xiβ+vi).
menggunakan input untuk menghasilkan
Random error bernilai negatif atau positif dan
output tertentu pada tingkat teknologi
begitu juga output stochastic frontier bervariasi
tertentu. Coelli et al. (1998) menyatakan
sekitar bagian tertentu dari model deter-
bahwa fungsi produksi frontier adalah fungsi
ministic frontier, exp (xiβ). Komponen
produksi yang menggambarkan output
deterministik dari model frontier, y = exp (xiβ),
maksimum yang dapat dicapai dari setiap
mengasumsikan bahwa berlaku hukum
tingkat penggunaan input. Apabila suatu
diminishing return to scale. Petani yang meng-
usahatani berada pada titik di fungsi produksi
hasilkan output aktual di bawah produksi
frontier artinya usahatani tersebut efisiensi
deterministic frontier, namun output stochastic
secara teknis. Jika fungsi produksi frontier
frontier-nya melampaui dari output deter-
diketahui maka dapat diestimasi inefisiensi
ministiknya, maka hal ini dapat terjadi karena
teknis melalui perbandingan posisi aktual
aktivitas produksi petani tersebut dipengaru-
relatif terhadap frontier-nya.
hi oleh kondisi yang menguntungkan
Aigner et al. (1977) serta Meeusen dan
(misalnya curah hujan yang cukup, sinar
Van Den Broeck (1997) dalam Coelli et al.
matahari yang memadai, tidak adanya
(1998) mengemukakan fungsi stochastic

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 111

serangan hama dan penyakit) dimana berpengaruh terhadap keputusan petani


variabel vi bernilai positif. Petani yang untuk mengikuti program SRI. Peubah tak
menghasilkan output aktual dibawah pro- bebas yang digunakan untuk model probit
duksi deterministic frontier, dan demikian pula yaitu keputusan petani dalam mengikuti
output stochastic frontier-nya berada di bawah program SRI pada usahatani padinya. Peubah
output deterministiknya dapat terjadi karena tak bebas berupa Y=1 (mengikuti program
aktivitas produksi petani dipengaruhi oleh SRI) dan Y=0 (tidak mengikuti program SRI).
kondisi yang tidak menguntungkan dimana penyelesaian metode ini menggunakan
vi bernilai negatif (Coelli et al., 1998). bantuan komputer dengan program Eviews
versi 7. Model persamaan regresinya sebagai
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN berikut:

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6
Solok Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan + β7X7 ........................................................(2)
dengan sengaja (purposive) dengan pertim-
Keterangan :
bangan bahwa Kabupaten Solok Selatan
Y = keputusan petani mengikuti program
merupakan salah satu sentra produksi padi (1=mengikuti program, 0=tidak
berbasis SRI di Sumatera Barat. Kemudian mengikuti program)
Kecamatan Sungai Pagu dipilih sebagai X1 = umur petani (tahun)
kecamatan yang memiliki luas lahan dan X2 = luas lahan (ha)
produksi padi yang tinggi di Kabupaten Solok X3 = pendapatan non usahatani (Rp)
X4 = pengalaman usahatani padi (tahun)
Selatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan
X5 = lama menjadi anggota kelompok tani
bulan Maret sampai April 2015.
(tahun)
X6 = pendidikan formal (tahun)
JENIS DAN SUMBER DATA X7 = frekuensi penyuluhan (kali/musim)

Jenis data yang digunakan adalah data Tanda dan parameter yang diharapkan
primer dan sekunder. Data primer berupa adalah β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 >0
data cross section yang diperoleh melalui
wawancara langsung dengan petani respon- Analisis Fungsi Produksi dan Efisiensi
den menggunakan kuisioner. Data sekunder Usahatani
diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Efisiensi produksi dalam penelitian ini
Pertanian, Peternakan dan Perikanan menggunakan fungsi produksi stochastic
Kabupaten Solok Selatan, UPTD Pertanian frontier. Dalam fungsi produksi faktor-faktor
Kec. Sungai Pagu dan berbagai tesis, disertasi yang diduga mempengaruhi produksi adalah
serta jurnal yang relevan dengan penelitian. lahan, benih, pupuk urea, pupuk ponska
Metode pengambilan sampel dilakukan (NPK), pupuk organik dan tenaga kerja.
dengan cara simple random sampling untuk Model fungsi produksi stochastic frontier
petani yang menerapkan SRI pada usahatani untuk usahatani padi sebagai berikut :
padi dan purposive sampling untuk petani yang
tidak menerapkan SRI pada usahatani padi. Ln Y = β0 + β1lnX1 + β2lnX2 + β3lnX3 + β4lnX4 +
Jumlah petani responden dalam penelitian ini β5lnX5 + β6lnX6 + (vi-ui)....................... (3)
adalah 60 orang petani padi SRI dan 30 orang
Keterangan :
petani non SRI/konvensional.
Y = produksi padi (kg)
X1 = luas lahan (ha)
METODE ANALISIS DATA X2 = jumlah benih (kg)
X3 = jumlah pupuk urea (kg)
Analisis Statistik Metode Probit
X4 = jumlah pupuk ponska/NPK (kg)
Analisis statistik metode probit diguna- X5 = jumlah pupuk organik (kg)
kan untuk penentuan faktor-faktor yang X6 = jumlah tenaga kerja (HOK)

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
112 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

(vi-ui) = efek inefisensi teknis dalam model Tanda dan besaran parameter yang
diharapkan δ1, δ2, δ3, δ4, ω1, ω2 < 0.
Tanda dan besaran parameter yang
diharapkan adalah β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 >0. Dalam mengukur efisiensi alokatif dan
ekonomi terlebih dahulu diturunkan fungsi
Analisis efisiensi teknis dapat diukur
biaya dual dari fungsi produksi Cobb-
dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Douglas yang homogen (Debertin 1986).
(Coelli et al., 1998):
Asumsi yang digunakan adalah bentuk fungsi
produksi cobb-douglas dengan menggunakan
TEi = exp (-E[ui|ϵi]) i = 1,2, ... , n .................. (4)
dua input sebagai berikut :

Dimana TEi adalah efisiensi teknis petani Y = β0X1β1X2β2 ............................................... (6)


ke-i, exp(-E[ui|ϵi]) adalah nilai harapan
(mean) dari ui dengan syarat ϵi. Nilai efisiensi Dan fungsi biaya inputnya adalah
teknis 0 ≤ TEi ≤ 1. Nilai efisiensi teknis tersebut
berhubungan terbalik dengan nilai efek C = P1X1 + P2X2 ............................................. (7)
inefisiensi teknis. Model efisiensi teknis yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu Bentuk fungsi biaya dual dapat diturunkan
pada model efek inefisiensi teknis yang dengan menggunakan asumsi minimisasi
dikembangkan oleh Bettese dan Coelli (1998). biaya dengan kendala output Y = Y0. Untuk
Random error, vi, berguna untuk memperoleh fungsi biaya dual harus
menghitung ukuran kesalahan dan faktor diperoleh nilai expansion path (perluasan skala
acak lainnya seperti cuaca, dan lain-lain, usaha) yang dapat diperoleh melalui fungsi
bersama-sama dengan efek kombinasi dari langrange sebagai berikut :
variabel input yang tidak terdefinisi di fungsi
produksi. Variabel vi merupakan variabel L = P1X1+ P2X2 + λ (Y- β0X1β1X2β2) ................ (8)
acak yang bebas dan secara identik
terdistribusi normal (independent-identically Untuk memperoleh nilai x1 dan x2 expansion
distributed atau i.i.d) dengan rataan bernilai path fungsi langrange di turunkan pada first-
nol dan ragamnya konstan, σ2 atau N((µi,σ2)). order condition sebagai berikut :
Variabel ui diasumsikan i.i.d. eksponensial β
dL β1 -1
atau variabel acak setengah normal (half- =P1 -λβ0 β1 X X2 2 =0 .................................. (9)
dX1 1
normal variables). Variabel ui, berfungsi untuk
menangkap efek inefisiensi teknis. Untuk dL β1
=P - λβ0 β2 X X2 β2 -1 =0................................(10)
menentukan nilai parameter distribusi (µi) dX2 1

efek inefisiensi teknis pada penelitian ini


dL
digunakan rumus : =Y-β0 X1 β1 X2 β2 =0............................................(11)

Ui = δ0+δ1Z1+δ2Z2+δ3Z3+δ4Z4+ω1D1+ω2D2 .... (5) Dari persamaan (8) dan (9) diperoleh nilai X1
dan X2 expansion path yaitu :
Keterangan :
Ui = efek inefisiensi teknis P2 β1
Z1 = umur petani padi (tahun) X1 = X2 .............................................. (12)
P1 β2
Z2 = tingkat pendidikan (tahun)
Z3 = frekuensi penyuluhan (kali/musim) P β
Z4 = jumlah anggota keluarga (orang) X2 =( P1 )( β2 )X1 ................................................... (13)
2 1
D1 = dummy kepemilikan lahan (milik
sendiri= 1 dan lahan sakap =0) Setelah itu persamaan (13) disubstitusikan ke
D2 = dummy status usahatani (pencaharian
persamaan (11) menjadi :
utama=1 dan bukan pencaharian
utama=0)

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 113

β
P
Y=β0 X1 β1 [( P1 )( β2 )X1 ]β2 ................................... (14) Efisiensi ekonomi merupakan gabungan
2 1
antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif
sehingga efisiensi alokatif (AE) dapat
Y = β0 X1 β1 P1 β2 P2 -β2 β2 β2 β1 -β2 X1 β2 .................... (15)
diperoleh dengan persamaan :
Y
X1 β1 +β2 = β -β2 ................................(16)
β0 P1 β2 P2 -β2 β2 2 β1 EE
AE=
TE
.............................................................. (21)

Dari persamaan (14) maka fungsi permintaan dimana AE bernilai 0≤ AE ≤1 dan EE bernilai
input untuk X1 dan X2 dapat ditentukan yaitu 0≤ EE ≤1.
:
1
Y
=[ β2 -β2 β2 -β2 ]
β1 +β2
.............................. (17) HASIL DAN PEMBAHASAN
β0 P1 P2 β2 β1

FAKTOR SOSIAL EKONOMI PENENTU


1
Y PENERAPAN SRI (SYSTEM OF RICE
=[ ]
β1 +β2
.............................. (18)
β0 P2 β1 P1 -β1 β1 1 β2
β -β1
INTENSIFICATION) PADA USAHATANI
PADI
Untuk mendapatkan fungsi biaya dual Untuk menentukan faktor sosial
frontier maka persamaan x1 dan x2 ekonomi yang mempengaruhi penerapan SRI
disubstitusikan ke dalam persamaan biaya (7) pada usahatani padi di Kabupaten Solok
yaitu : Selatan di analisis menggunakan model
1
Y β1 +β2 regresi probit. Variabel independen dalam
C*=P1 β -β2 model regresi probit ini terdiri dari 7 variabel
β0 P1 β2 P2 -β2 β2 2 β1
1 yaitu umur petani padi, luas lahan, pen-
Y
+P2 [ β1 β -β ]
β1 +β2
....................... (19) dapatan non usahatani, pengalaman
β0 P2 P1 -β1 β1 1 β2 1
usahatani padi, lama menjadi anggota
Menurut Jondrow et al. (1982), efisiensi kelompok tani, pendidikan formal petani dan
ekonomi (EE) didefinisikan sebagai rasio frekuensi penyuluhan. Hasil pendugaan
antara biaya total produksi minimum yang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
diobservasi (C*) dengan total biaya produksi petani dalam menerapkan SRI pada usahatani
aktual (C), seperti terlihat pada persamaan padi dapat disajikan pada Tabel 1.
berikut : Secara umum ada 3 variabel sosial
ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap
C* E(Ci |ui =0,Yi, Pi peluang keputusan petani untuk mengikuti
EE= C = =E[exp.( Ui /ε)].................. (20)
E(Ci |ui, Yi, Pi ) program padi berbasis SRI. Nilai LR Statistic
sebesar 60,767 dengan tingkat probabilitas (LR

Tabel 1. Hasil Pendugaan Faktor Sosial Ekonomi yang Menentukan Keputusan Petani untuk
Mengikuti Program SRI di Kabupaten Solok Selatan
Faktor sosial ekonomi Koefisien Probabilitas
Konstanta -1,1439 0,4373
Umur petani padi (X1) -0,02217 0,5046
Luas lahan (X2) 2,6701* 0,0327
Pendapatan non usahatani (X3) -3,09E-07 0,3391
Pengalaman usahatani padi (X4) 0,0288 0,4034
Lama menjadi anggota kelompok tani (X5) 0,1592* 0,0497
Pendidikan formal (X6) 0,0222 0,7794
Frekuensi penyuluhan (X7) 0,2470** 0,0005
McFadden R-Squared 0,5303
LR Statistic 60,767
Prob (LR Statistic) 0,0000
Keterangan : ** nyata pada taraf α 0,01; * nyata pada taraf α= 0,05

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
114 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

Statistic) 0,000, artinya ada variabel sosial Variabel berikutnya yang mempunyai
ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap nilai positif (0,2470) dan signifikan (0,0005)
peluang keputusan petani padi untuk adalah frekuensi penyuluhan. Banyaknya
mengikuti program padi berbasis SRI. nilai frekuensi penyuluhan akan mendorong
McFadden R-Squared sebesar 0,5303 maka petani untuk memutuskan mengikuti
variabel bebas dalam model probit diatas program padi berbasis SRI. Petani diberikan
sudah cukup baik untuk menjelaskan variabel penyuluhan dan pendampingan oleh lem-
tak bebasnya. baga penyuluhan pertanian dan lembaga
Variabel luas lahan mempunyai koefisien penelitian. Pada pendampingan dan pe-
yang bernilai positif (2,6701) dan signifikan nyuluhan sekolah lapang, petani dan tenaga
(0,0327), maka luas lahan akan mem- penyuluh secara rutin mengadakan per-
pengaruhi besar keputusan petani untuk temuan kelompok dan juga aksi demonstrasi
mengikuti program padi berbasis SRI, dimana plot (demplot) dibeberapa lokasi sebagai
varibel-variabel lainnya dianggap tetap. contoh cara memilih benih yang baik sehingga
Dapat disimpulkan bahwa semakin luas lahan petani lebih cepat memahami dan praktek
yang dikelola oleh petani maka akan langsung dalam setiap penerapan program
meningkatkan peluang petani untuk padi berbasis SRI.
mengikuti program padi berbasis SRI. Hasil
analisis ini berbeda dengan temuan Ishak dan ANALISIS FUNGSI PRODUKSI
Afrizon (2011), Simanhuluk et al. (2011) yang STOCHASTICS FRONTIER USAHATANI
mengemukakan bahwa luas penguasaan PADI DENGAN METODE MLE
lahan mempunyai nilai koefisien yang negatif Fungsi produksi Cobb-Douglas
dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap digunakan sebagai analisis model fungsi
penerapan teknologi SRI di Kabupaten produksi stochastic frontier pada penelitian ini.
Seluma. Fungsi produksi ini terdiri dari 6 variabel
Variabel lama menjadi kelompok tani penjelas yaitu luas lahan, benih, pupuk
mempunyai nilai koefesien yang positif ponska/NPK, pupuk urea, pupuk organik,
(0,1592) dan signifikan (0,0497), artinya dan tenaga kerja. Hasil pendugaan fungsi
semakin lama petani menjadi anggota salah produksi disajikan pada Tabel 2.
satu kelompok tani maka akan meningkatkan Hasil metode MLE juga menggambarkan
peluang petani untuk mengikuti program nilai sigma square (σ2) dan parameter gamma (γ)
padi berbasis SRI dari pada petani yang tidak dari model efek inefisiensi teknis fungsi
menjadi anggota kelompok tani. Kajian produksi stochastic frontier pada usahatani
lapangan menunjukkan bahwa petani yang padi berbasis SRI dan non SRI. Nilai gamma
tergabung didalam sebuah kelompok tani dan berturut-turut pada usahatani padi berbasis
petani tersebut aktif dalam keanggotaan maka SRI dan non SRI sebesar 0,90 dan 0,99. Nilai
petani tersebut pasti mendapatkan dorongan kedua gamma ini mendekati satu, hal ini
oleh sesama anggota kelompok tani untuk menunjukkan bahwa error term hanya berasal
menerapkan program padi berbasis SRI. dari efek inefisiensi (ui) dan bukan berasal
Pertemuan antara anggota kelompok tani dari akibat noise (vi). Nilai sigma squared
rata-rata dalam satu bulannya rutin berturut-turut sebesar 0,19 dan 0,03. Nilai
mengadakan pertemuan sebanyak dua kali. tersebut mendekati nol sehingga error term
Pertemuan anggota kelompok membahas inefisiensi pada usahatani padi berbasis SRI
tentang evaluasi kemajuan dan keberhasilan dan non SRI terdistribusi secara normal.
anggota didalam usahatani padinya. Sedangkan nilai rasio generalized-likelihood
Sehingga terdapat suatu pembelajaran bagi (LR) fungsi produksi padi berbasis SRI
petani yang tergabung didalam sebuah sebesar 15,37 masih lebih besar dari nilai tabel
kelompok tani. Kodde dan Palm sebesar 14,85 yang nyata

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 115

Tabel 2. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi dengan Metode MLE pada Usahatani Padi
Berbasis SRI dan Non SRI di Kabupaten Solok Selatan
SRI Non SRI
Uraian
Koefisien t-ratio Koefisien t-ratio
Konstanta 6,85 23,01 7,17 37,08
Lahan (X1) 0,71**** 14,20 0,75**** 15,47
Benih (X2) 0,03 0,63 0,06 ** 1,59
Pupuk ponska/NPK (X3) 0,06*** 2,23 0,11**** 3,38
Pupuk urea (X4) 0,04* 1,08 0,07*** 2,12
Pupuk organik (X5) 0,11**** 2,78 0,00 0,98
Tenaga kerja (X6) 0,10*** 1,96 0,03 0,60
Sigma-square 0,19 0,03
Gamma 0,90 0,99
LR-test 15,37 15,39
Log likelihood MLE 16,32 34,84
Keterangan : **** nyata pada taraf α 0,01; *** nyata pada taraf α 0,05; ** nyata pada taraf α 0,10; * nyata pada taraf α =
0,15 

pada taraf 5 persen dan nilai rasio LR pada (1997) yang mengemukakan bahwa lahan
usahatani padi non SRI sebesar 15,39 masih berpengaruh positif dan nyata terhadap
lebih besar dari nilai tabel Kodde dan Palm produksi padi. Hasil analisis menunjukkan
sebesar 14,85 yang nyata pada taraf 5 persen. bahwa produksi padi sangat responsif
Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh terhadap luas lahan dan merupakan faktor
efisiensi dan inefisiensi teknis petani padi di dominan dari produksi padi di Kabupaten
Kabupaten Solok Selatan. Solok Selatan. Rata-rata penggunaan lahan
Hasil pendugaan dengan metode MLE petani padi berbasis SRI lebih luas
pada Tabel 2 diketahui bahwa koefisien setiap dibandingkan dengan petani yang tidak
variabel semuanya bernilai positif dan sesuai menerapkan SRI, luas lahan yang dikuasai
dengan yang diharapkan. Nilai pendugaan petani SRI bernilai 0,56 hektar dan 0,27 hektar
parameter pada fungsi produksi stochastic pada petani padi non SRI. Penambahan lahan
frontier dapat menunjukkan nilai elastisitas pertanian dapat meningkatkan produksi padi,
dari input-input yang digunakan. Variabel- namun usaha untuk melakukan penambahan
variabel input yang berpengaruh secara nyata lahan tidak memungkinkan didaerah
terhadap produksi padi berbasis SRI di penelitian, sehingga salah satu cara untuk
Kabupaten Solok Selatan adalah luas lahan, meningkatkan produksi padi harus dilakukan
pupuk ponska, pupuk urea, pupuk organik dengan cara intensifikasi yakni melalui
dan tenaga kerja. teknologi SRI pada usahatani padi.
Nilai koefisien yang paling besar baik Elastisitas variabel benih pada fungsi
pada usahatani padi berbasis SRI dan non SRI produksi usahatani berbasis SRI dengan
adalah luas lahan, besarnya berturut-turut metode MLE bernilai rendah yakni 0,03 dan
0,71 dan 0,75. Luas lahan berpengaruh nyata tidak signifikan. Namun elastisitas variabel
pada taraf α 1 persen yang mengindikasikan benih pada fungsi produksi usahatani non SRI
bahwa kontribusi dalam total faktor bernilai lebih besar dan signifikan pada taraf
produktivitas adalah dominan dan variabel α 10 persen dari pada usahatani padi yang
lahan yang paling responsif dari pada berbasis SRI, nilai nya adalah 0,06. Hal ini
variabel lainnya. Jika luas lahan bertambah mengindikasikan bahwa penambahan benih
satu persen dengan input lainnya tetap maka pada usahatani padi berbasis SRI tidak akan
produksi padi meningkat sebesar 0,71 persen meningkatkan produksi padi, sedangkan
dan 0,75 persen. Penelitian ini sejalan dengan penambahan benih sebesar satu persen pada
penelitian Akinbode et al. (2011), Nikhil and usahatani padi non SRI dengan input lainnya
Azeez (2011), Tadesse and Krishnamoorthy yang tetap maka produksi padi pada

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
116 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

usahatani non SRI bertambah sebesar 0,06 Pupuk urea mempunyai elastisitas yang
persen. Hasil penelitian ini sejalan dengan positif dan bernilai kecil tapi pada kedua jenis
penelitian Hasnain (2015), Akinbode et al. usahatani sama-sama signifikan pada taraf
(2011) yang mengemukakan bahwa benih yang berbeda. Elastisitas pupuk urea pada
berpengaruh positif dan nyata terhadap usahatani padi berbasis SRI sebesar 0,04 dan
produksi padi. Pada daerah penelitian, benih signifikan pada taraf α 15 persen. Sedangkan
yang digunakan oleh petani responden pada usahatani padi non SRI nilai elastisitas
sangatlah berbeda dari segi kualitas dan variabel pupuk urea bernilai 0,07 dan
kuantitas tetapi sama dalam varietas, petani signifikan pada taraf 5 persen. Hasil analisis
padi SRI menggunakan benih unggul dilapangan menemukan bahwa rata-rata
bersetifikat sedangkan petani padi non SRI penggunaan pupuk urea oleh petani padi SRI
cenderung menggunakan benih yang berasal jauh lebih rendah dibandingkan dengan
dari musim panen sebelumnya sehingga akan petani padi non SRI. Petani padi SRI
mempengaruhi banyaknya benih yang menggunakan pupuk urea sebanyak 60,60
digunakan pada usahatani padi. Rata-rata kg/ha sedangkan pada petani padi non SRI
penggunaan benih pada usahatani padi menggunakan pupuk urea sebanyak 95,69
berbasis SRI sebesar 32,12 kg/ha dan pada kg/ha.
usahatani padi non SRI sebesar 96,67 kg/ha. Beda halnya dengan elastisitas pupuk
Penggunaan benih yang tinggi pada organik yang hanya signifikan pada usahatani
usahatani padi non SRI disebabkan karena padi SRI. Namun nilai elastisitasnya masih
benih yang digunakan tidak melalui tes dan sangat rendah yaitu 0,11 yang signifikan pada
seleksi benih sehingga akan mempengaruhi taraf α 1 persen. Artinya variabel pupuk
jumlah benih yang bisa tumbuh. Selain itu organik berpengaruh nyata pada usahatani
penggunaan benih yang tinggi juga padi SRI dimana setiap penambahan 1 persen
disebabkan oleh penggunaan jumlah bibit pupuk organik maka akan meningkatkan
yang ditanam per lobangnya yakni berkisar produksi padi sebesar 0,11 persen.
antara 15-20 bibit per lobang tanam. Jenis Penggunaan pupuk organik merupakan
benih yang digunakan oleh petani responden komponen penting yang di isyaratkan dalam
adalah Junjung, Ganda pulau, Anak Daro, teknologi SRI, sehingga penggunaan pupuk
Bakwan dan Batang Pasaman. organik pada usahatani padi SRI secara
Elastisitas variabel pupuk ponska statistik menunjukkan perbedaan yang sangat
dengan metode MLE pada usahatani padi nyata. Rata-rata penggunaan pupuk organik
berbasis SRI mempunyai nilai elastisitas pada usahatani padi SRI adalah 1.046,18
sebesar 0,06 dan nyata pada taraf α 5 persen kg/ha, nilai ini jauh lebih tinggi dari
dan juga pada usahatani padi non SRI variabel penggunaan pupuk organik oleh petani padi
pupuk ponska bernilai lebih besar jika non SRI yang bernilai 339,48 kg/ha nya.
dibandingkan dengan padi berbasis SRI yakni Variabel terakhir yang mempunyai nilai
sebesar 0,11 dan signifikan pada taraf α 1 elastisitas positif adalah variabel tenaga kerja.
persen. Penelitian Akinbode et al. (2011), Al- Elastisitas tenaga kerja signifikan pada taraf α
hassan (2008), Tadesse and Krishnamoorthy 5 persen dengan nilai elastisitasnya 0,10. Hasil
(1997) juga menemukan bahwa pupuk analisis ini sejalan dengan penelitian Hasnain
berpengaruh positif dan nyata terhadap (2015), Akinbode et al. (2011), Nikhil and
produksi padi. Dalam pemupukan tanaman, Azeez (2011), Al-hassan (2008), Tadesse and
ada perlakuan yang berbeda antar kedua Krishnamoorthy (1997) yang menemukan
kelompok petani responden ini, perbedaan ini bahwa tenaga kerja mempunyai koefisien
terlihat dari rata-rata penggunaan pupuk yang positif dan nyata terhadap produksi
ponska oleh petani padi SRI sebanyak 36,68 padi. Sedangkan pada usahatani padi non SRI
kg/ha dan pada petani padi non SRI sebesar bernilai positif namun tidak berpengaruh
34,32 kg/ha. terhadap peningkatan produktivitas padi

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 117

didaerah penelitian. Usahatani padi SRI rata- sedangkan tingkat efisiensi alokatif dan
rata menggunakan tenaga kerja 26,31 ekonomi dianalisis dengan menggunakan
HOK/ha dan usahatani padi non SRI rata-rata dual cost frontier. Adapun hasil analisis
menggunakan tenaga kerja sebesar 48,55 efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi dapat
HOK/ha. Rendahnya penggunaan tenaga dilihat pada Tabel 3.
kerja pada usahatani padi SRI disebabkan Hasil analisis menunjukkan bahwa
oleh adanya efisiensi tenaga kerja dalam usahatani padi berbasis SRI dan non SRI
proses persemaian benih, penanaman bibit, secara teknis sudah efisien, nilai rata-rata
penyiangan dan pemeliharaan tanaman pada efisiensi teknis pada usahatani padi berbasis
usahatani. SRI adalah 0,88 dengan nilai efisiensi
Penjumlahan koefisien elastisitas pada minimum 0,40 dan nilai efisiensi maksimum
usahatani padi SRI adalah 1,05. Ini berarti 0,96. Sedangkan pada usahatani padi non SRI
skala produksi usahatani padi SRI di rata-rata efisiensi teknisnya adalah 0,89
Kabupaten Solok Selatan berada pada dengan nilai efisiensi minimum 0,69 dan nilai
keadaan Constant Return to Scale (CRS). efisiensi maksimum 0,99. Hasil tersebut
Sedangkan penjumlahan elastisitas pada menunjukkan bahwa di daerah penelitian
usahatani padi non SRI adalah 1,02, artinya secara keseluruhan petani masih dapat
usahatani padi non SRI di Kabupaten Solok meningkatkan efisiensi teknis pada tingkat
Selatan juga berada pada skala Constant teknologi dan input yang ada sebesar 8,33
Return to Scale (CRS). Dengan kata lain, jika persen (1-0,88/0,96) pada SRI dan 10,10
penggunaan masing-masing input produksi persen (1-0,89/0,99) pada petani non SRI.
mengalami peningkatan sebesar 1 persen Secara umum petani responden baik petani
secara proporsional maka produksi padi akan padi berbasis SRI maupun petani padi non
meningkat sebesar 1,05 persen pada usahatani SRI telah efisien secara teknis karena rata-rata
padi SRI dan 1,02 persen pada usahatani padi efisiensi teknisnya besar dari 0,8. Perbedaan
non SRI. tingkat efisiensi teknis yang dicapai petani
padi mengindikasikan tingkat penguasaan
EFISIENSI TEKNIS, ALOKATIF DAN dan aplikasi teknologi yang berbeda-beda.
EKONOMI USAHATANI PADI DI Dilihat dari segi produktivitas, usahatani padi
KABUPATEN SOLOK SELATAN SRI mampu menghasilkan produktivitas padi
Efisiensi teknis dianalisis menggunakan rata-rata sebesar 3.927,48 kg/ha dan
model fungsi produksi stochastic frontier usahatani padi non SRI menghasilkan
dengan metode estimasi Maximum Likelihood produktivitas padi rata-rata sebesar 3.402,92
Estimate (MLE) dengan program frontier 4.1 kg/ha. Menurut Fadwiwati (2014), perbedaan

Tabel 3. Sebaran Frekuensi Efisiensi Teknis, Alokatif dan Ekonomi Usahatani Padi Berbasis
SRI dan Non SRI di Kabupaten Solok Selatan
Efisiensi Teknis Efisiensi Alokatif Efisiensi Ekonomi
Kisaran
SRI Non SRI SRI Non SRI SRI Non SRI
≤ 30 0 0 7 4 14 5
0,31-0,40 1 0 20 9 30 18
0,41-0,50 0 0 28 12 14 5
0,51-0,60 0 0 3 4 2 2
0,61-0,70 2 1 1 0 0 0
0,71-0,80 7 6 0 1 0 0
0,81-0,90 21 7 0 0 0 0
> 0,90 29 16 1 0 0 0
Maksimum 0,96 0,99 0,92 0,77 0,51 0,53
Minimum 0,40 0,69 0,21 0,26 0,17 0,24
Rata-rata 0,88 0,89 0,41 0,42 0,36 0,37

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
118 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

tingkat penguasaan teknologi dapat disebab- secara alokatif dan ekonomi masih belum
kan oleh atribut yang melekat pada diri petani efisien. Tingginya nilai efisiensi teknis tidak di
seperti pengalaman berusahatani, umur, dan ikuti oleh nilai efisiensi alokatif dan ekonomi,
pendidikan juga dapat disebabkan oleh faktor hal ini disebabkan karena tingginya efisiensi
eksternal seperti penyuluhan. dan produktivitas tidak diiringi dengan harga
Rata-rata efisiensi alokatif usahatani padi yang layak di pasar sehingga petani meng-
SRI di Kabupaten Solok Selatan sebesar 0,41 alokasikan input sesuai dengan kondisi
persen dengan nilai kisaran efisiensi alokatif keuntungan maksimum dan bukan berdasar-
dari 0,21 – 0,92, dan petani padi non SRI rata- kan produksi maksimum.
rata tingkat efisiensi alokatifnya sebesar 0,42
dengan nilai kisaran 0,26 – 0,77. Berdasarkan INEFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI
hasil analisis tersebut maka secara keseluruh- DI KABUPATEN SOLOK SELATAN
an petani padi SRI masih belum efisien secara
Faktor-faktor yang mempengaruhi ting-
alokatif karena nilai rata-ratanya masih
kat efisiensi teknis petani padi berbasis SRI
rendah. Untuk mencapai efisiensi alokatif
yaitu jumlah anggota keluarga. Sedangkan
yang maksimal maka petani SRI harus
pada usahatani padi non SRI dipengaruhi
menghemat biaya sebesar (1-0,41/0,92) atau
oleh variabel jumlah anggota keluarga,
sebesar 55,43 persen dan 45,45 persen pada
dummy status usahatani dan dummy status
petani non SRI.
lahan. Hasil pendugaan model efek inefisiensi
Rata-rata efisiensi ekonomi pada usaha-
teknis pada usahatani padi berbasis SRI dan
tani padi berbasis SRI di Kabupaten Solok
non SRI dapat dilihat pada Tabel 4.
Selatan sebesar 0,36 dengan kisaran nilai
Variabel jumlah anggota keluarga me-
efisiensi ekonomi 0,17 – 0,51. Pada petani padi
miliki nilai koefisien positif pada petani padi
non SRI sebesar 0,37 dengan nilai terendah
berbasis SRI yaitu 0,17 dan berpengaruh nyata
sebesar 0,24 dan nilai tertinggi 0,53 hal ini
pada taraf α 10 persen terhadap inefisiensi
menunjukkan bahwa secara ekonomi usaha-
teknis. Ini berarti semakin banyak anggota
tani padi berbasis SRI di Kabupaten Solok
keluarga petani padi SRI akan menurunkan
Selatan belum efisien secara ekonomi. Jika
tingkat efisiensi teknis usahatani. Jumlah
petani ingin mencapai efisiensi ekonomi yang
anggota keluarga akan mempengaruhi biaya-
maksimum maka harus menghemat biaya
biaya yang akan dikeluarkan untuk membeli
sebesar (1-0,36/0,51) atau sebesar 29,41 persen
input-input usahatani karena biaya yang
dan 30,19 persen pada petani non SRI.
tersedia akan dipakai untuk keperluan
Berdasarkan analisis efisiensi teknis,
anggota keluarga petani. Hasil penelitian
alokatif dan ekonomi usahatani padi SRI di
lapangan menemukan bahwa petani padi SRI
Kabupaten Solok Selatan dapat dikatakan
cenderung menggunakan tenaga kerja luar
bahwa secara teknis petani sudah efisien
keluarga yang telah memiliki pengetahuan
dalam melakukan usahataninya. Akan tetapi
mengenai proses budidaya padi SRI sehingga

Tabel 4. Hasil Pendugaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis pada


Usahatani Padi Berbasis SRI dan Non SRI di Kabupaten Solok Selatan
SRI Non SRI
Variabel
Koefisien t – ratio Koefisien t – ratio
Konstanta -1,57 -0,62 -0,19 -0,41
Umur petani (Z1) -0,02 -0,84 -0,34 -0,73
Tingkat pendidikan (Z2) -0,04 -0,92 0,18 0,91
Frekuensi penyuluhan (Z3) 0,03 0,74 0,12 0,96
Jumlah anggota keluarga (Z4) 0,17** 1,33 -0,89*** -1,61
Dummy status lahan (Z5) 2,06 0,81 0,16* 1,24
Dummy status usahatani (Z6) -0,99 -0,89 0,22*** 1,89
Keterangan : *** nyata pada taraf α 0,05, ** nyata pada taraf α 0,10, * nyata pada taraf α=0,15 

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 119

akan lebih efisien dalam kegiatan berusaha- berhati-hati terhadap usahataninya, karena
tani padi. Petani padi SRI juga menggunakan hasil produksi yang didapatkan dari usaha-
tenaga kerja mesin seperti penggunaan mesin taninya akan dibagi separuhnya dengan
traktor sehingga akan mempermudah petani petani yang mempunyai lahan tersebut. Hasil
dalam proses budidaya padi SRI. Pada petani ini berbeda dengan temuan Gupta et al. (2013)
padi non SRI variabel jumlah anggota bahwa variabel status lahan berpengaruh
keluarga memiliki nilai koefisien yang negatif negatif terhadap inefisiensi teknis usahatani
yakni -0,89 dan berpengaruh nyata pada taraf padi di Hailakandi.
α 5 persen. Artinya variabel ini akan me- Dummy status usahatani pada petani
ningkatkan efisiensi atau menurunkan padi SRI bernilai negatif sebesar -0,99 dan
inefisiensi. Hasil ini sejalan dengan penelitian tidak berpengaruh nyata. Artinya status
Goyal et al. (2006) bahwa variabel jumlah usahatani akan meningkatkan efisiensi atau
anggota keluarga berpengaruh negatif menurunkan inefisiensi usahatani. Berbeda
terhadap inefisiensi teknis usahatani padi di dengan petani padi non SRI, dummy status
Haryana. Ukuran rumah tangga dapat di usahatani bernilai positif sebesar 0,22 dan
proxy kan sebagai jumlah tenaga kerja dalam berpengaruh nyata pada taraf α 5 persen.
keluarga. Semakin banyak anggota keluarga Artinya status usahatani padi sebagai pe-
dalam rumah tangga seorang petani maka kerjaan utama menghasilkan efisiensi teknis
akan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang dapat dilibatkan dalam kegiatan status sebagai pekerjaan sampingan pada
usahatani. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani non SRI. Kondisi lapangan menunjuk-
dalam keluarga pada usahatani padi non SRI kan bahwa petani dengan penghasilan
sebesar 1,11 HOK sehingga biaya yang utamanya adalah padi cenderung memiliki
seharusnya dikeluarkan untuk tenaga kerja waktu yang banyak untuk melakukan
luar keluarga dapat digunakan untuk aktivitas diusahataninya sehingga petani
penyediaan input-input produksi usahatani. tersebut akan lebih efisiensi jika dibandingkan
Dummy status lahan pada petani padi SRI dengan petani yang status usahataninya
bernilai positif terhadap inefisiensi dengan sebagai pekerjaan sampingan. Petani padi SRI
nilai koefisien 2,06 dan tidak berpengaruh pada umumnya mempunyai pekerjaan utama
nyata. Ini berarti status lahan akan mening- sebagai petani padi, berbeda dengan petani
katkan inefisiensi atau menurunkan efisiensi, padi non SRI yang mempunyai pekerjaan
karena tidak signifikan maka status lahan utamanya sebagai wiraswata sehingga
dapat diabaikan. Hasil yang sama dalam mereka mempunyai waktu yang sangat
penelitian Udayanganie et al. (2006) bahwa terbatas diusahatani padi.
status lahan berpengaruh positif terhadap
inefisiensi teknis usahatani padi di Srilanka.
Namun pada petani padi non SRI dummy KESIMPULAN DAN SARAN
status lahan mempunyai nilai koefisien yang KESIMPULAN
positif sebesar 0,16 dan berpengaruh nyata Berdasarkan tujuan dan hasil pem-
pada taraf α 15 persen, artinya status lahan bahasan dalam penelitian ini maka dapat
milik menghasilkan efisiensi teknis yang lebih disimpulkan bahwa :
rendah dari pada lahan bukan milik atau 1. Penerapan usahatani padi berbasis SRI
sakap. Hal ini dikarenakan petani yang status dipengaruhi oleh faktor luas lahan, lama
lahannya merupakan lahan milik tidak menjadi anggota kelompok tani dan
memperhatikan tingkat produksi yang akan frekuensi penyuluhan.
mereka dapatkan dan untung ruginya 2. Usahatani padi berbasis SRI dan non SRI
usahatani dapat mereka acuhkan. Lain halnya di Kabupaten Solok Selatan telah efisien
dengan petani padi yang lahannya merupa- secara teknis, namun belum efisien
kan lahan sakap, petani tersebut cenderung

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
120 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

secara alokatif dan ekonomi. Nilai rata- Badan Pusat Statistik. 2014b. Berita Resmi
rata efisiensi teknis, alokatif dan Statistik: Produksi Padi, Jagung dan
ekonomi pada usahatani padi berbasis Kedelai (Angka Ramalan I Tahun 2014).
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
SRI bernilai 0,88; 0,41; 0,36 dan 0,89; 0,42;
0,37 pada usahatani padi non SRI. Badan Pusat Statistik. 2014c. Sumatera Barat
3. Faktor yang mempengaruhi inefisiensi Dalam Angka 2014. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
teknis pada usahatani padi berbasis SRI
adalah variabel jumlah anggota Battese, G. E., Coelli, T. J. 1995. A Model for
keluarga, sedangkan pada usahatani Technical Inefficiency Effects in a
padi non SRI dipengaruhi oleh variabel Stochastic Frontier Production
Function for Panel Data. Empirical
jumlah anggota keluarga, dummy status
Economics (20): 325- 332.
lahan dan dummy status usahatani.
Coelli, T., Rao, D.S.P., Battese, G.E. 1998. An
Introduction to Efficiency and
SARAN Productivity Analysis. London: Kluwer
1. Untuk pencapaian yang lebih maksimal Academic Publisher.
dalam program SRI, pemerintah harus Darmadji. 2011. Analisis Kinerja Usahatani
menjamin ketersedian input-input Padi Dengan Metode System of Rice
produksi melalui penyediaan pupuk Intensification (SRI) di Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
urea dan ponska bersubsidi, dan
penyediaan pupuk organik bersubsidi. Jurnal Widya Agrika. 9(3):1-18.
2. Pemerintah harus mendorong petani- Direktorat Pangan dan Pertanian. 2013.
petani melalui kelompok tani untuk Rencana Pembangunan Jangka
dapat berpatisipasi dalam penerapan Menengah Nasional (RPJMN) Bidang
Pangan dan Pertanian 2015-2019.
usahatani padi SRI.
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Aigner, D., Lovell C. A. K., Schmidt, P. 1977. Debertin, D. L. 1986. Agricultural Production
Formulation and Estimation of Economics. New York: Macmillan
Stochastic Frontier Production Publishing Company.
Function Models. Journal of
Econometrics 6(1): 21-37. Djinis, Musdar, E., Sorel, D., Ismawardi, Elita,
N., Sondang, Y., dan Ukrita, I. 2008.
Akinbode, S.O., Dipeolu, A.O., and Ayinde, Penyuluhan dan Pembuatan
I.A. 2011. An Examination of Technical, Demontrasi Plot Penanaman Padi
Allocative and Economic Efficiencies in Metode The System of Rice
Ofada Rice Farming in Ogun State, Intensification (SRI). Journal Penelitian
Nigeria. African Journal of Agricultural Lumbung. 7(1):28-35.
Research. 6 (28):6027-6035.
Fadwiwati, A.Y. 2013. Pengaruh Penggunaan
Al-hassan, S. 2008. Technical Efficiency of Rice Varietas Unggul Terhadap Efisiensi,
Farmers in Northen Ghana. African Pendapatan dan Distribusi Pendapatan
Economic Research Consortium. April Petani Jagung di Provinsi Gorontalo
2008; Nairobi [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian
Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Bogor.
Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Farrell, M. J. 1957. The Measurement of
Kompas. Productive Efficiency. Journal of Royal
Badan Pusat Statistik. 2014a. PDB Menurut Statistic Society, Series A, 253-281.
Lapangan Usaha (Dinamis). Jakarta: Gupta, M., Ashish, T.R., Uttam, D., and
Badan Pusat Statistik. Ritwik, M. 2013. Determinants of
Technical Efficiency of Paddy

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122 121

Cultivators: A Study of Hailakandi Simanhuluk, B.W., Agus, P., Feli, A. 2011.


District in Assam. Journal of Adopsi Petani Terhadap System of Rice
Humanities and Social Science. 9(1):19- Intensification (SRI) di Desa Bukit
28. Peninjauan I Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Seluma. Jurnal Agribis. 4
Goyal, S.K., Suhag, K.S., and Pandey, U.K.
(2):279-285.
2006. An Estimation of Technical
Efficiency of Paddy Farmers in Tadesse, B., Krishnamoorthy, S. 1997.
Haryana State of India. Indian Journal Technical Efficiency in Paddy Farms of
of Agricultural Economics. 61 (1):108- Tamil Nadu: An Analysis Based on
122. Farm Size and Ecological Zone.
Agricultural Economics. 16 (1997):185-
Hasnain, M.N., Elias, M.H. and Khairul, M.I.
192.
2015. Technical Efficiency of Boro Rice
Production in Meherpur District of Udayanganie, A.D.D., Prasada, D.V.P.,
Bangladesh: A Stochastic Frontier Kodithuwakku, K.A.S.S., Weerahewa,
Approach. American Journal of J., and Little, D.C. 2006. Efficiency of
Agricultural and Forestry. 3(2):31-37 The Agrochemical Input Usage in The
Paddy Farming Systems in The Dry
Irawan, B. 2005. Konversi Lahan Sawah:
Zone of Sri Lanka. Prepared for The
Potensi, Dampak, Pola
Annual Meeting of The Canadian
Pemanfaatannya dan Faktor
Agricultural Economics Society; 2006
Determinan. Forum Penelitian Agro
May 25-28; Montreal, Quebec.
Ekonomi. 23 (1):1-18.
Uphoff, N. 2002. Oppourtunities for Raising
Ishak, A. dan Afrizon. 2011. Persepsi dan
Yields by Changing Management
Tingkat Adopsi Petani Padi Terhadap
Practices: The System of Rice
Penerapan System of Rice
Intensification in Madagascar.
Intensification (SRI) di Desa Bukit
Agroecological Innovations. Earthscan
Peninjauan I, Kecamatan Sukaraja,
Publications Ltd. London.
Kabupaten Seluma. Infomatika
Pertanian. 20 (2):76-80. Wardana, P.I., Juliardi, Sumedi, dan Iwan, S.
2005. Kajian Perkembangan System of
Jondrow, J., Lovell, C.A., Materov, I.S.,
Rice Intensification (SRI) di Indonesia.
Schmidt, P. 1982. On Estimation of
Jakarta: Kerjasama Yayasan Padi
Technical Inefficiency in The Stochastic
Indonesia dengan Badan Litbang
Frontier Production Function Model.
Pertanian.
Journal of Econometrics. 19 (1):233-238.
Nikhil, P.P.R and Azeez, P.A. 2011. Allocative
Efficiency in Paddy Cultivation in The
Command Area of Malampuzha River
Valley Project, India. Global Research
Journal of Agricultural and Biological
Sciences. 4 (1):17-22.
Pirngadi. 2009. Peran Bahan Organik Dalam
Peningkatan Produksi Padi
Berkelanjutan Mendukung Ketahanan
Pangan Nasional. Pengembangan
Inovasi Pertanian. 2 (1):48-59.
Sato, S. 2007. SRI mampu tingkatkan produksi
padi nasional. [diakses tanggal 13
Oktober 2015]. Tersedia pada laman:
http://www.merdeka.com/uang/sri-
mampu-tingkatkan-produksi-padi-
nasional-hqmffn6.html

Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI… Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol
122 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 107-122

Joko Adrianto, Harianto, dan M. Parulian Hutagaol Peningkatan Produksi Padi melalui Penerapan SRI…

You might also like