Delegasi Wewenang

Delegasi dan Mandat Tugas Kelompok Hukum Tata Ruang dan Perizinan Oleh : 1. Gregorius Eka Januario - 1312100260 2. Yohanes Brilian Jemadur - 1312100222 3. Nabila Rahma - 1312100221 4. Vernita Kusuma Ningrum - 1312100212 5. Revina Iriyanti Udam - 1312100314
2. Delegasi Pasal 1 angka 23 UU No. 30 Tahun 2014 menentukan “Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi”. Kewenangan Delegasi diperoleh apabila: a) diberikan oleh Badan/Pejabat Pemerintahan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; b) ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan/atau Peraturan Daerah; dan c) merupakan Wewenang pelimpahan atau sebelumnya telah ada.
3. Prinsip Delegatus non potest delegare terdapat pada Pasal 13 ayat 3 dan 4 UU No. 30/2014 yakni yang berbunyi: (3) Kewenangan yang didelegasikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak dapat didelegasikan lebih lanjut, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan. (4) Dalam hal ketentuan peraturan perundangundangan menentukan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Delegasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mensubdelegasikan Tindakan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lain dengan ketentuan: a. dituangkan dalam bentuk peraturan sebelum Wewenang dilaksanakan; b. dilakukan dalam lingkungan pemerintahan itu sendiri; dan c. paling banyak diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan 1 (satu) tingkat di bawahnya.
4. Tanggung jawab dan tanggung gugat berpindah kepada penerima delegasi terdapat pada Pasal 13 ayat (7) UU No. 30/2014: (7) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Delegasi, tanggung jawab Kewenangan berada pada penerima Delegasi. Pemberi Delegasi tidak boleh menggunakan lagi kewenangannya = asas contrarius actus, asas contrarius actus adalah asas yang menyatakan bahwa badan atau pejabat Tata Usaha Negara (TUN) yang menerbitkan Keputusan TUN dengan sendirinya juga berwenang untuk membatalkannya
5. Mandat Pasal 1 angka 24 UU No. 23 Tahun 2014 menentukan “Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat”. Mandat diperoleh apabila: a) ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya; dan b) merupakan pelaksanaan tugas rutin yang terdiri atas Plh & Plt (Pasal 14 ayat (1, 2) UU No. 30/2014).
6. Pemberi mandat dapat menggunakan sendiri kewenangan yang telah dimandatkan (Pasal 14 ayat (5) UU No. 30/2014): “Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memberikan Mandat dapat menggunakan sendiri Wewenang yang telah diberikan melalui Mandat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.” Penerima mandat tidak boleh mengambil kebijakan yang bersifat strategis (organisasi, kepegawaian dan alokasi anggaran Pasal 14 ayat (6) UU No. 30/2014. Tanggung gugat tetap pada pemberi mandat Pasal 14 ayat (8) UU No. 30/2014: “Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tanggung jawab Kewenangan tetap pada pemberi Mandat.”

Permasalahan dalam kehidupan maanusia semakin hari terkadang semakin sulit bahkan sengaja disulitkan. Banyak cara dalam mengkoordinir kehidupan ini agar bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Itulah gunanya pembalajaran Mata Kuliah Management ini dilakukan. Adalah pemahaman mengenai mengatur tentang suatu hal/organisasi akan menjadi tujuan utamanya. Bagi kita seorang yang terlibat dalam suatu organisasi , hal ini sangat erat kaitannya dan keurgenan pembelajrannya lebih diprioritasskan.
            Dalam suatu organisasi kita akan menemukan banyak sekali hal tak terduga yang terjadi. Kita harus cerdas bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Tindakan yang terstruktur merupakan cara terbaik yang perlu dilakukan. Seperti yang saya sebut di atas, dalam bberorganisasi banyak hal yang kita dituntut memahami mengenai hal-hal bagaimana cara mengendalikannya dengan baik dann benar

Abstrak. Peper ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap perusahaan yang produktif dan sukses. Menurut (Hanif, 2015) sistem kontrol manajemen adalah realitas sosial perusahaan yang diciptakan melalui pengalaman dan pikiran manusia. Anthony & Govindarajan menyatakan bahwa tujuan perencanaan sistem kontrol manajemen adalah untuk mengimplementasikan strategi perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan dan pelaksanaan startegi untuk mengoptimalkan interaksi antara desain struktur organisasi, kontrol manajemen, sumber daya manusia, dan budaya organisasi. Dalam (Hanif, Rakhman & Nurkholis, 2019) seorang pengendali harus memiliki rasa kepemimpinan, keterampilan sosial, dan rasa kewirausahaan untuk mengendalikan bisnis. Ide ini didukung oleh fakta bahwa proses kontrol menyesuaikan dengan lingkungan. Dalam (Hanif, Mulyani, Karya & Brandinie, 2019) ketika volume usaha meningkat, maka beragam kebutuhan pekerjaan mulai muncul. Pendelegasian pekerjaan membutuhkan keahlian tersendiri, yakni keahlian dalam mencapai tujuan perusahaan melalui tangan-tangan orang lain, yang merupakan konsep hakiki dari manajemen. Dalam (Hanif, Rakhman & Nurkholis, 2018) Anthony & Govindarajan yang mencatat bahwa strategi perusahaan yang produktif dan sukses didasarkan pada 4 elemen yang saling terkait: struktur organisasi, kontrol manajemen, manajemen sumber daya manusia, dan budaya organisasi. sebuah perusahaan tidak akan dapat mencapai kinerja puncaknya jika salah satu dari elemen-elemen ini tidak konsisten dengan fungsinya, termasuk aspek spiritual.

ABSTRAK Paper ini bertujuan untuk menganalisis peranan dari kontrol entrepreneurial, kontrol manajemen, delegasi otoritas, dan produktivitas guna tercapainya goal congruence atau kesesuaian tujuan perusahaan BPJS Kesehatan yaitu jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Menurut , entrepreneur adalah seseorang yang melakukan suatu tindakan dalam lingkungan bisnis dan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, memilih, dan membuat peluang bisnis. Dalam menjalankan usaha atau bisnis diperlukan suatu pengendalian agar kegiatan-kegiatan usaha yang dilaksanakan tidak melenceng dari tujuan. Kontrol entrepreneurial merupakan pengendalian atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan usaha. Selain itu, diperlukan pula suatu sistem yang dapat mengendalikan suatu proses manajemen dalam perusahaan. menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen dibentuk untuk mengimplementasi strategi perusahaan untuk menciptakan performa finansial dan pelaksanaan strategi guna mengoptimalkan interaksi diantara desain stuktur organisasi, kontrol manajemen, sumber daya manusia, dan juga kultur organisasi. Dalam meningkatan kualitas pengelolaan manajemen organisasi terdapat delegasi otoritas manajemen perusahaan yang dapat dikatakan kompleks karena mengacu terhadap kapasitas operasional BPJS Kesehatan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Pendelegasian otoritas perlu diiringi oleh sistem pengendalian manajemen yang memadai. Tingkat produktivitas BPJS Kesehatan sebagai perusahaan jasa yang menyelenggarakan program jaminan sosial kesehatan dapat diukur melalui dampak perubahan profit yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas. Jika output BPJS Kesehatan sulit untuk diukur, maka manajemen produktivitas sangat perlu untuk dilakukan. Pendekatan yang digunakan ialah observasi dan wawancara terhadap salah satu staf senior di BPJS Kesehatan. Objek penelitian adalah Kantor Pusat BPJS Kesehatan yang berlokasi di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kajian peranan di atas akan berujung kepada penjabaran dampak peranan kontrol entrepreneurial, kontrol manajemen, delegasi otoritas, dan produktivitas terhadap kesesuaian tujuan dan juga visi perusahaan.

Paper ini bertujuan untuk menganalisa produktivitas suatu bisnis yang baru dimulai, dengan memperhatikan beberapa aspek seperti sistem pengendalian manajemen, akuntansi kewirausahaan, serta pendelegasian manajemen. Menurut Hanif, Rakhman, & Nurkholis (2018) produktivitas adalah rasio output, dalam hal barang dan jasa, terhadap input, dalam hal sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Dalam menjalankan bisnis baru, produktivitas menjadi aspek penting dimana produktivitas menjadi pengukur keuangan terkait dengan konsep produktivitas laba, yang menentukan dampak dari perubahan produktivitas terhadap perubahan laba (Hansen and Mowen (2005:460-461) dalam Hanif ). Selain itu, sistem pengendalian manajemen juga merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi. Menurut Efferin dan Hooper dalam Hanif (2015) sistem pengendalian manajemen terbentuk oleh budaya, perbedaan etnis, sejarah, politik, dan pertimbangan komersial yang tidak dapat digeneralisasi, tetapi tergantung pada keunikan usaha masing-masing. Untuk itu perlu diciptakan suatu inovasi yang baru dan berbeda. Pendelegasian wewenang biasanya ada didalam suatu usaha, tetapi dalam menjalankan suatu bisnis yang baru, biasanya tidak ada pendelegasian tugas, pemiliknya sendiri yang akan menjalankannya, sehingga dalam pengelolaan bisnisnya, pendelegasian wewenang merupakan hal yang sulit diterapkan (Hanif, Mulyani, Karya, & Brandinie, 2019). Selain aspek-aspek yang sudah dijelaskan, akuntansi kewirausahaan menjadi aspek terpenting karena mampu menganalisis biaya dan manfaat sehubungan dengan akuntansi manajemen dan kontrol .

Goal congruence sangatlah penting bagi suatu organisasi / usaha. Goal congruence merupakan keselarasan antara tindakan-tindakan individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadi guna membantu pencapaian tujuan organisasi. Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk mengupayakan terjadinya goal congruence. Paper ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengendalian manajemen yang diterapkan dalam usaha yang berbasis di Indonesia yaitu CV Surya Mizu Firuta Indonesia. Penelitian ini juga mengangkat aspek pendelegasian wewenang dan produktivitas, dan juga sisi sistem akuntansi nya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dengan pemilik usaha. Usaha yang dijalankan banyak yang berbasis dari usaha keluarga yang didirikan sendiri. Anthony dan Govindarajan (2007 : 8-9) dalam Hanif, Rakhman, & Nurkholis (2018) mengemukakan bahwa strategi perusahaan yang produktif dan sukses didasarkan pada 4 elemen yang saling terkait yaitu struktur organisasi, kontrol manajemen, manajemen sumber daya manusia, dan budaya organisasi. Keempat elemen ini Masuk kedalam struktur organisasi dan manajemen sumber daya manusia, mengetahui bagaimana pendelegasian manajemen dapat terlaksana di lapangan dan mengetahui kendala-kendala dalam mengimplementasikannya adalah sangat penting (Hanif et al, 2019). Budaya organisasi yang diterapkan juga dipandang krusial. Menurut Hanif (2015), lingkungan eksternal dari aktor utama yang sangat berpengaruh dalam organisasi dapat membentuk budaya organisasi yang akan menentukan bentuk sistem kontrol manajemen dalam organisasi, budaya tersebut dapat mempengaruhi nilai dan konstruksi akuntansi yang digunakan. Sistem akuntansi dalam sebuah usaha juga penting dalam menyokong hidup organisasi / usaha. Konstruksi akuntansi kewirausahawan memungkinkan kewirausahawan berkembang dengan cepat karena kewirausahawan adalah jantung dari pertumbuhan ekonomi. Pengusaha penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan output ekonomi (Toms, 2006) dalam

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis peranan sistem pengendalian manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan, tepatnya pada restoran "Ayam Baper" yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menurut Hanif, 2015, sistem pengendalian manajemen merupakan realitas sosial perusahaan yang didapatkan melalui pengalaman dan pikiran manusia. Pendelegasian manajemen terbukti dapat meningkatkan kualitas kinerja ataupun produktivitas. Seperti disebutkan oleh Hanif, Rakhman, Nurkholis (2018), kenaikan produktivitas dapat dicapai dengan menekan input dengan catatan angka kuantitas output dipertahankan, atau sebaliknya menaikkan output dengan catatan input dipertahankan. Suatu usaha tentunya dipimpin oleh seorang pimpinan atau kepala yang harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mempertahankan usahanya. Ketika volume usaha meningkat, maka beragam kebutuhan pekerjaan mulai muncul. Pada saat seperti ini dibutuhkan karyawan yang dapat membantu pelaksanaan pekerjaan dan pendelegasian pekerjaan sudah harus dimulai (Hanif, Mulyani, Karya, & Brandinie, 2019). Disebutkan pula oleh Hanif, Mulyani, Karya, & Brandinie, 2019 bahwa pendelegasian pekerjaan membutuhkan keahlian tersendiri, yakni keahlian dalam mencapai tujuan perusahaan melalui tangan-tangan orang lain, yang merupakan konsep hakiki dari manajemen (dalam Anthony, Govindarajan & Dearden, 2007). Pelaksanaan pendelegasian manajemen yang tidak mudah membuat diperlukannya pengetahuan akan kendala-kendala yang mungkin ditemui dalam pelaksanaan dan implementasi pendelegasian manajemen tersebut. Seorang pemilik usaha

Paper ini bertujuan untuk menawarkan suatu gagasan tentang pengendalian manajemen operasi yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Pengendalian ini dinilai agar sebuah pekerjaan dapat dikerjakan secara efektif dan efisien. Dalam sebuah perusahaan, ada factor-faktor yang memengaruhi jalannya pengendalian. Beberapa diantaranya adalah pengendalian kewirausahaan dan pendelegasian manajemen. Pengendalian kewirausahaan yang dimaksud disini ialah kewirausahaan dari segi akuntansi. Menurut Akuntansi kewirausahaan adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh pemilik atau wirausahawan untuk menjalankan bisnis yang sukses. Peluang bisnis bukan untuk menemukan tetapi untuk menciptakan dengan kesadaran penuh. Di sisi lain pendelegasian manajemen memiliki kendala yang umumnya dialami usaha rumah tangga (yang masuk kedalam UMKM). Salah satu kendala tersebut menurut adalah pengelolaan bisnis dilakukan secara otodidak. Dua hal tersebut digambarkan sebagai pengendalian manajemen yang akan memengaruhi produktivitas perusahaan. Menurut desain sistem pengendalian manajemen seperti kontekstual dan sarat nilai. Desain tersebut dipengaruhi oleh factor eksternal dan internal. Maka semua ini akan memiliki pengaruh terhadap produktivitas suatu perusahaan. Produktivitas sendiri memiliki konsep. Menurut produktivitas adalah gabungan dari 4 elemen: semangat, orientasi pelanggan, Income per Mato dan rasio output terhadap input. Maka untuk mewujudukan produktivitas perusahaan dibutuhkan pengendalian manajemen.

ABSTRAK Paper ini bertujuan untuk menganalisis peranan dari kontrol manajemen dan produktivitas guna tercapainya goal congruence atau kesesuaian tujuan KAP AAMM memberikan jasa jasa akuntasi yang dapat di percaya oleh semua belah pihak. Dalam menjalankan usaha atau bisnis diperlukan suatu pengendalian agar kegiatan-kegiatan usaha yang dilaksanakan tidak melenceng dari tujuan. Diperlukan suatu sistem yang dapat mengendalikan suatu proses manajemen dalam perusahaan. menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen dibentuk untuk mengimplementasi strategi perusahaan untuk menciptakan performa finansial dan pelaksanaan strategi guna mengoptimalkan interaksi diantara desain stuktur organisasi, kontrol manajemen, sumber daya manusia, dan juga kultur organisasi. Dalam meningkatan kualitas pengelolaan manajemen organisasi terdapat delegasi otoritas manajemen perusahaan yang dapat dikatakan kompleks karena mengacu terhadap kapasitas operasional KAP AAMM yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Pendelegasian otoritas perlu diiringi oleh sistem pengendalian manajemen yang memadai. Tingkat produktivitas KAP AAMM sebagai perusahaan jasa yang menyelenggarakan program jaminan sosial kesehatan dapat diukur melalui dampak perubahan profit yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas. Jika output KAP AAMM sulit untuk diukur, maka manajemen produktivitas sangat perlu untuk dilakukan. Pendekatan yang digunakan ialah observasi dan wawancara terhadap salah satu staf senior di KAP AAMM. Objek penelitian adalah KAP AAMM Ruko Mega Grosir Cempaka Mas Blok B/3, Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Pusat 10640 Kajian peranan di atas akan berujung kepada penjabaran dampak peranan kontrol manajemen dan produktivitas terhadap kesesuaian tujuan dan juga visi perusahaan.

Peper ini bertujuan untuk mengetahui peran pendekatan manajemen sarat nilai budaya dalam meningkatkan pendelegasian manajemen di usaha mikro, kecil, dan menengah. Hakikat dari manajemen adalah mencapai tujuan perusahaan dengan menugaskan orang lain (Anthony, Govindarajan & Dearden, 2007 dalam Hanif, Mulyani, Karya, & Brandinie, 2019). Namun, dapat ditemukan bahwa terdapat keengganan pada diri pemilik UMKM untuk melakukan hal tersebut ((Hanif, Mulyani, et al., 2019). Padahal, pendelegasian manajemen dapat meningkatkan kesesuaian tujuan dari setiap pemegang kepentingan, seperti dengan menciptakan entrepreneurial accounting (Hanif, Rakhman, & Nurkholis, 2019). Bahkan, menurut Anthony dan Govindarajan (2007: 8-9) dalam Hanif, Rakhman, & Nurkholis (2018), salah satu elemen untuk untuk mencapai sasaran produktivitas dalam perusahaan adalah nilai kebudayaan.Sebagai masyarakat yang kaya akan budaya, nilai-nilai dari kebudayaan di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk memulai dan meningkatkan pendelegasian manajemen di UMKM. Beberapa UMKM sudah melakukan pendelegasian dengan melibatkan nilai-nilai budaya dari diri sendiri maupun nilai setempat. UMKM-UMKM tersebut membuktikan pernyataan bahwa manajemen adalah sesuatu yang kontekstual (Efferin dan Hopper, 1997 dalam Hanif, 2015) dan dapat dibentuk sesuai dengan keinginan dari pemiliki UMKM sendiri. Hal ini dapat diedukasikan sehingga pemilik UMKM lebih terbuka dengan gagasan pengendalian manajemen untuk meningkatkan usaha.

Paper ini bertujuan untuk menganalisa sistem pengendalian manajemen dan pendelegasian manajemen yang diterapkan di bisnis roti keluarga dengan memperhatikan pendelegasian kerja yang dijalankan serta menyusun strategi dalam pengelolaan bisnis. Pendelegasian pekerjaan membutuhkan keahlian tersendiri, yakni keahlian dalam mencapai tujuan perusahaan melalui tangan-tangan orang lain, yang merupakan konsep hakiki dari manajemen (Anthony, Govindarajan & Dearden, 2007). Metodologi pendekatan yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara dan diskusi. Tempat kegiatan adalah di salah satu UMKM pabrik roti rumahan di bilangan Pademangan, Jakarta Utara. Peneliti telah menggali beberapa masalah di unit bisnis tersebut dengan pendelegasian manajemen dan pemanfaatan manajemen biaya. Peneliti menemukan masalah bahwa pendelegasian manajemen belum maksimal karena pengelolaan bisnis dilakukan secara otodidak yakni kemampuan kontrol langsung dari pendiri/pemilik usaha, sehingga sulit untuk melakukan penetrasi pasar. Solusi yang disarankan peneliti adalah menganalisis unit cost yang sesuai dengan prinsip akuntansi perusahaan manufaktur, dan mulai melakukan proses rekrutmen sumber daya manusia untuk memaksimalkan pendelegasian manajemen dan penghitungan manajemen biaya.

Paper ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana system pengendalian manajemen bekerja dalam suatu kedai makanan all you can eat. Dimana sekarang ini kedai makanan all you can eat sangat viral sekali dimana hal tersebut kedai tersebut sangat membutuhkan system manajemen. Dalam pembentukan suatu kedai kita melakukan pendelegasian tugas terhadap karyawan karyawannya. Menurut Jurnal. Pendelegasian pekerjaan membutuhkan keahlian tersendiri, yakni keahlian dalam mencapai tujuan perusahaan melalui tangan-tangan orang lain, yang merupakan konsep hakiki dari manajemen (Anthony, Govindarajan & Dearden, 2007). Dan dalam system pengendalian manajemen ini memiliki definisi yang menurut , system pengendalian manajemenadalah realitas social perusahaan yang diciptakan melalui pengalaman danpikiran manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan system manajemen yang baik dapat menciptakan produktivitas yang tinggi. Dimana hal tersebut pendelegasian sangat berpengaruh dalam produktivitas sebuah kedai makanan, karna pada saat kedai tersebut ramai kita memerlukan banyak sekali pegawai dan pegawai ini kita harus melakukan pendelegasian tugasnya

Keberadaan organisasi sebenarnya setua sejarah peradaban manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun, tidak semua orang sadar bahwa mereka sebenarnya telah berorganisasi. Berkembangnya kesadaran mengenai pentingnya organisasi bagi setiap orang sebenarnya melalui perjalanan yang amat lamban dibandingkan dengan peradaban manusia itu sendiri. Jika anda mengikuti perkembangan ilmu manajemen, anda tentu tidak akan asing dengan salah satu slogan yang paling terkenal dari cabang ilmu ini, yaitu budaya organisasi.Anthony dan Govindarajan dalam Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berprilaku. Seorang karyawan bisa saja sangat mampu dan efisien dalam bekerja tanpa tergantung pada orang lain, tetapi jika perilakunya tidak sesuai dengan budaya organisasi maka ia tidak akan berhasil di dalam organisasi.Organisasi yang menuntut tingkat kepatuhan tinggi terhadap budayanya dapat mengakibatkan karyawan menjadi tidak ingin mempertanyakan pandangan "resmi", meskipun mereka merasakan hal itu salah. Seorang sebuah perusahaan manager haruslah senantiasa teguh memegang integritas, selalu mencari dan menerapkan gagasan terbaik dari manapun sumbernya, bekerja 'tanpa batas', menghargai modal intelektual dari seluruh dunia dan orang-orang yang ada di belakangnya, membangun tim yang majemuk untuk memaksimalkan kinerja, menetapkan visi yang jelas, sederhana, dan berfokus pada pelanggan, dan terus menerus memperbaharui pelaksanaannya.Sebagai salah satu bentuk organisasi, perusahaan memiliki sistem nilai sendiri yang membangun budaya organisasi yang khas.(Hanif, 2015) Paper ini bertujuan untuk mencoba mengeksplorasi mengenai nilai budaya organisasi yang ada, dari beberapa nilai budaya organisasi yang pada umumnya dipraktekkan oleh perusahaan-perusahaan yang sukses.

Paper ini bertujuan untuk menganalisis peranan dari kontrol entrepreneurial, kontrol manajemen, delegasi otoritas, dan produktivitas guna tercapainya goal congruence atau kesesuaian tujuan perusahaan BPJS Kesehatan yaitu jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Menurut (Hanif, Rakhman, & Nurkholis, 2019), entrepreneur adalah seseorang yang melakukan suatu tindakan dalam lingkungan bisnis dan mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, memilih, dan membuat peluang bisnis. Dalam menjalankan usaha atau bisnis diperlukan suatu pengendalian agar kegiatan-kegiatan usaha yang dilaksanakan tidak melenceng dari tujuan. Kontrol entrepreneurial merupakan pengendalian atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan usaha. Selain itu, diperlukan pula suatu sistem yang dapat mengendalikan suatu proses manajemen dalam perusahaan.  Hanif, 2015 (dalam Anthony & Govindarajan, 2007 : 5) menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen dibentuk untuk mengimplementasi strategi perusahaan untuk menciptakan performa finansial dan pelaksanaan strategi guna mengoptimalkan interaksi diantara desain stuktur organisasi, kontrol manajemen, sumber daya manusia, dan juga kultur organisasi. Dalam meningkatan kualitas pengelolaan manajemen organisasi terdapat delegasi otoritas manajemen perusahaan yang dapat dikatakan kompleks karena mengacu terhadap kapasitas operasional BPJS Kesehatan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Pendelegasian otoritas perlu diiringi oleh sistem pengendalian manajemen yang memadai (Hanif, Mulyani, Karya, & Brandinie, 2019). Tingkat produktivitas BPJS Kesehatan sebagai perusahaan jasa yang menyelenggarakan program jaminan sosial kesehatan dapat diukur melalui dampak perubahan profit yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas. Jika output BPJS Kesehatan sulit untuk diukur, maka manajemen produktivitas sangat perlu untuk dilakukan (Hanif, Rakhman, & Nurkholis, 2018). Pendekatan yang digunakan ialah observasi dan wawancara terhadap salah satu staf senior di BPJS Kesehatan. Objek penelitian adalah Kantor Pusat BPJS Kesehatan yang berlokasi di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kajian peranan di atas akan berujung kepada penjabaran dampak peranan  kontrol entrepreneurial, kontrol manajemen, delegasi otoritas, dan produktivitas terhadap kesesuaian tujuan dan juga visi perusahaan.

Abstrak. Sistem pengendalian manajemen dan kewirausahaan yang baik akan meningkatkan kemungkinan suatu tujuan bisnis dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen berbicara mengenai bagaimana sumber daya yang dialokasikan dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sedangkan kendali kewirausahaan diartikan sebagai suatu konsep, keahlian atau kemampuan operasi suatu bisnis dengan keluwesan dan inovasi. Seorang wirausahawan haruslah memiliki kemampuan untuk melakukan pengendalian manajemen dan kewirausahaan untuk mencapai tujuan bisnis yang keberhasilannya terletak pada produktivitasnya. Apabila produktivitasnya tinggi, maka suatu organisasi dapat dikatakan berhasil. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pendelegasian wewenang oleh wirausahawan sebagai pemimpin untuk mendorong dan memotivasi para karyawannya sehingga mencapai produktivitas yang optimal. Pendelegasian wewenang merupakan suatu proses pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dari pemimpin kepada karyawannya. Pendelegasian wewenang memerlukan keahlian tersendiri, yakni keahlian dalam mencapai tujuan perusahaan melalui tangan-tangan orang lain (Hanif dkk., 2019). Pendelegasian wewenang yang dilakukan dapat melipatgandakan waktu, perhatian, dan pengetahuan karyawan yang terbatas sehingga dapat mendorong dan mengembangkan potensi karyawan serta merangsang produktivitas karyawan agar tujuan bisnis dapat tercapai. Objek yang digunakan dalam penelitian ini ialah salah satu industi konveksi yang berlokasi di Jakarta Pusat. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode survey. Kata kunci: Sistem Pengendalian Manajemen; Kendali Kewirausahaan; Pendelegasian Wewenang; Produktivitas Referensi Hanif, H., Mulyani, M., Karya, S., & Brandinie, M. (2019). Aspek Psikologi Pendelegasian Manajemen dan Manajemen Biaya Pabrik Roti " Yes " di UPK PIK Pulo Gadung Jakarta Timur, 1(1), 20-26.

Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan  terkadang ada beberapa individu yang menempati suatu posisi dengan bermacam keterbatasan untuk melakukan suatu pekerjaan yang sudah barang tentu pekerjaan tersebut menjadi tujuan manajemen organisasi ataupun perusuhaan untuk di selesaikan. Bermacam faktor keterbatasan tersebut diantaranya karena adanya waktu untuk mengeksekusi suatu pekerjaan, jumlah pekerjaan, skill yang dimiliki maupun hal-hal lainya sehingga segala keterbatasan tersebut bisa menghalangi dan menjadikan ketersendaatan  kegiatan organisasi. Maka dari itulah dibutuhkan pelimpahan weweang dan tanggung jawab yang biasanya kita kenal dengan istilah delegation

Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer, menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat didelegasikan. Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban  didelegasikan pada satu waktu.

Dosen: Dr. Luky Dwiantoro, S.Kp., M.Kep. M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes Oleh : Herry Setiawan NIM.22020114410007 PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 ANALISIS DIRI SEBAGAI DELEGATOR DAN DELEGATE DALAM SUATU ORGANISASI MATA KULIAH : Modalitas Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan DOSEN : M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes NAMA : Herry Setiawan NIM : 22020114410007 PERTANYAAN: Bagaimana Analisis Diri sebagai Delegator dan Delegate dalam Suatu Organisasi? Semarang, 29 Maret 2015 Herry Setiawan NIM.22020114410007 ANALISIS DIRI SEBAGAI DELEGATOR DAN DELEGATE DALAM SUATU ORGANISASI

Pendelegasian Wewenang KATA PENGANTAR Asslamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan harapan dan waktu yang telah diberikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat -sahabatnya. Selebihnya saya ucapkan terimakasih kepada Bpk. Anggiat Sihite selaku dosen Manajemen Umum karena sudah memberikan saya kesempatan dan pengarahan untuk menyusun makalah ini. Saya harapkan semoga makalah ini dapat membantu dalam proses pembelajaran pada semester ini dan semoga bermanfaat bagi semua teman-teman yang membacanya. Namun, saya harapkan pula agar para pembaca memperhatikan celah yang mungkin kurang sempurnadalam makalah ini. Sehingga saya dapat menyusun kembali yang lebih baik pada makalah berikutnya. Depok, Maret 2015 Penyusun