Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
7 pages
1 file
Ki Hadjar Dewantara adalah pemikir besar pendidikan Indonesia, Bapak Pendidikan Nasional. Sayangnya gagasan besarnya tidak dipelajari secara saksama, juga dipraktikan di ruang-ruang pendidikan di Nusantara secara memadai. Sebagian besar kita mungkin hanya mengenal istilah tut wuri handayani yang digunakan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Juga mengenalnya karena setiap 2 Mei, hari kelahirannya, dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Namanya diingat, namun hanya dalam upacara dan ceramah-ceramah pendidikan. Ki Hadjar Dewantara merupakan bagian dari tiga serangkai, bersama Tjipto
Setelah menolak konsep dan praktik pendidikan yang mengutamakan perintah dan kekerasan, maka Ki Hadjar Dewantara pun mengajukan konsep pendidikan khas Taman Siswa yang nirkekerasan. Ki Hadjar menyatakan:
2014
Ki Hajar Dewantara an educational leaders in Indonesia. Ki Hajar Dewantara have learned concepts that are conservative and make the learner as central to the learning process. Based on this background, it is necessary to learn Ki Hajar Dewantara formulation appropriate to the context of Islamic Education.The purpose of this study is to explore the concept of learning by Ki Hajar Dewantara and express their relevance to Islamic education. This study is a literature research. Material object of this research is to learn the result of thinking Ki Hajar Dewantara. The approach used is a psychological approach. This is a qualitative study, using the document as a source of research and power analysis method is content analysis. The study found that learning by Ki Hajar Dewantara is a liberating learning learners. Liberate means that learners are developed in accordance with the talent and interest is based on the existing potential that idea, feeling, and intention. The development is ex...
Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 2013
Education is the guidance in the growth of children's lives so that they can achieve salvation and happiness. Education must have a vision and a noble mission; the vision is far into the future beyond time and space, while the mission of Islamic education is on accordance to the concept of Tawheed, so that it will always relevant in every time and all conditions. Education should be based on divine revelation (al-Qur'an and al-Hadith). If education is not guided and does not display the spirit of the two ideologies, the education can be mentioned as a strange education. The focus of this research is the profile of Ki Hadjar Dewantara, his educational thought based on the perspective of Islamic education review, the research is focused on the aspects of the conception of education issues, including: basic, content and education systems. The objective was to determine the level of Ki Hadjar Islamic educational perspective. The research method used is the libraries research. By...
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan akal yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Karena itu manusia harus dapat mempergunakan akalnya dengan baik untuk dapat bertahan hidup. Akal akal pikiran manusia terarah dengan baik maka ibarat mesin harus dapat diolah dan dipoles dengan baik agar dapat berfungsi. Manusia terlahir ibarat kertas kosong yang tidak memahami apapun, yang perlu mencatat segala hal yang dialaminya dalam kehidupannya semasa dia hidup. Manusia bukanlah manusia seutuhnya bila tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Untuk dapat memanusiakan manusia menjadi lebih baik maka perlu adanya asupan pendidikan. Karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia, dengan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, serta berwatak luhur. Karena pendidikan diyakini dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan dalam bidang sains dan pendidikan dalam bidang sosial. Namun setiap orang yang memiliki pendidikan tidak akan menjadi seseorang yang lebih baik tanpa dibalut dengan pendidikan karakter dan moral. Sebab pendidikan yang baik adalah pendidikan yang didukung dengan pendidikan karakter untuk dapat membentuk watak dan pribadi manusia menjadi lebih baik, bijak dan bermartabat dengan memegang teguh rasa cinta dan bangga atas bangsa dan negaranya, menghargai sesama dan dapat membangun kesatuan hidup yang lebih baik dikalangan
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education, 2018
This article would like to explain about the relevance between Ki Hadjar Dewantara’s concept of education and Islamic education. To get a deep comprehension about the concept of Ki Hadjar Dewantara’s education and Islamic education, this research uses qualitative approach and descriptive analitic method, so that the relevance between these two concepts can be seen. The result of this research states that 5 of the 6 components examined from these two concepts of education, have a relevant relation. So, this result indicates that the decline of children’s moral quality that occured today is not caused by Ki Hadjar Dewantara’s concept, but this is due to the educators who have not been able to practice the concept of Ki Hadjar Dewantara’s education well and correctly. Therefore, based on the results of this study, the Indonesian government needs to rearrange the performance of all education practitioners in accordance with the thought of Ki Hadjar Dewantara. Tulisan ini ingin memaparka...
Ki Hadjar’s thought about multicultural education is Pancadarma (five principles). While the pattern his educational thought is nationalistic and universal. Nationalistic, because of the education based and source on the principle of national culture. While universal, Ki Hadjar want education to be received and enjoyed by a variety of groups, race, tribe, nation, and religion. The essence of teaching is focused on teaching character (characters), human (humanism), liberty (freedom), and national culture (multicultural).
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan kelebihan akal yang membedakannya dengan mahluk lainnya. Karena itu manusia harus dapat mempergunakan akalnya dengan baik untuk dapat bertahan hidup. Akal akal pikiran manusia terarah dengan baik maka ibarat mesin harus dapat diolah dan dipoles dengan baik agar dapat berfungsi. Manusia terlahir ibarat kertas kosong yang tidak memahami apapun, yang perlu mencatat segala hal yang dialaminya dalam kehidupannya semasa dia hidup. Manusia bukanlah manusia seutuhnya bila tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Untuk dapat memanusiakan manusia menjadi lebih baik maka perlu adanya asupan pendidikan. Karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia, dengan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, serta berwatak luhur. Karena pendidikan diyakini dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan dalam bidang sains dan pendidikan dalam bidang sosial. Namun setiap orang yang memiliki pendidikan tidak akan menjadi seseorang yang lebih baik tanpa dibalut dengan pendidikan karakter dan moral. Sebab pendidikan yang baik adalah pendidikan yang didukung dengan pendidikan karakter untuk dapat membentuk watak dan pribadi manusia menjadi lebih baik, bijak dan bermartabat dengan memegang teguh rasa cinta dan bangga atas bangsa dan negaranya, menghargai sesama dan dapat membangun kesatuan hidup yang lebih baik dikalangan
GOLDEN AGE: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 2018
The purpose of this study is to reveal the basics of Ki Hadjar Dewantara's thoughts on early childhood education. This research is library research (library research). The type of research used is a mind-based study based on the books of Ki Hadjar Dewantara as the primary source. The method used to analyze data is a descriptive-analysis method. The results of the research show: In some books written by Ki Hadjar Dewantara, there are three concepts, namely: education given to children from birth to age seven to educate children in a manner consistent with their age habits, and children's education which emphasizes on the culture of his own people, by incorporating children's games combining songs, literature and tales. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pokok-pokok pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan anak usia dini. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kajian pemikiran tokoh yang berdasarkan dari buku-buku tulisan Ki Hadjar Dewantara sebagai sumber primer. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode analisis-deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan: Dalam beberapa buku yang ditulis oleh Ki Hadjar Dewantara, terdapat tiga konsep, yaitu: pendidikan yang diberikan kepada anak sejak lahir sampai usia tujuh tahun mendidik anak dengan cara yang sesuai dengan tabiatnya umur kanak-kanak, dan pendidikan kanak-kanak yang menekankan pada kebudayaan bangsanya sendiri, dengan memasukkan permainan kanak-kanak yang menggabungkan pelajaran-pelajaran lagu, sastera dan cerita. Kata kunci: PAUD, Ki Hadjar Dewantara Pendahuluan Anak merupakan bagian dari masyarakat yang kedudukannya sebagai calon generasi penerus perjuangan pendahulunya. Untuk menyiapkan generasi bangsa yang unggul, kuat, maju dan berkarakter. Pendidikan adalah salah satu cara untuk merealisasikan. Selanjutnya menurut Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Abstrak: Jenis penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research) artinya data penelitian berasal dari sumber-sumber kepustakaan berupa buku-buku, makalah, jurnal, majalah dan sumber lain yang koheren dengan obyek bahasan. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yakni berusaha menggambarkan secara jelas dan sistematis obyek kajian, lalu menganalisis bahasan penelitian. Data yang terkumpul atau tersusun dianalisis, kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Setidaknya, ada empat temuan penelitian, yaitu: 1) pendidikan di Taman Siswa menerapkan prinsip kemerdekaan dan kebebasan; 2) pendidikan anak yang diterapkan adalah gabungan dan pengembangan dari teori Frobel dan Montessori; 3) Ki Hadjar Dewantara memberi kebebasan kepada anak dengan berbagai permainan untuk mengembangkan secara psikologi, pedagogi dan biologi dengan tidak melupakan alam kodratnya masing-masing; 4) penerapan pendidikan yang terintegrasi antara ketiga alam, yaitu alam keluarga, alam pendidikan, dan alam pemuda akan mewujudkan manusia Indonesia yang utuh. Key word: pendidikan kanak-kanak, pendidikan keluarga, Ki Hadjar Dewantara, Frobel dan Montessori.
DICIONÁRIO CRÍTICO DA MINERAÇÃO, 2018
International Center For Public Policy Working Paper Series at Aysps Gsu, 2004
Dominio de las Ciencias, 2021
METAPHORIC PERCEPTIONS OF 7TH GRADE STUDENTS ABOUT THE CONCEPT OF “CITIZEN”: THE CASE OF DIYARBAKIR PROVINCE, 2018
FLACSO, Secretaria General, 2022
Rad muzeja Vojvodine, 2009
Informasiya cəmiyyəti problemləri, 2024
Dil Araştırmaları, 2020
Pyrenae, 2019
DergiPark (Istanbul University), 2022
Mevzu – Sosyal Bilimler Dergisi, 2024
Clinical breast cancer, 2016
Journal of Competitiveness, 2012
JOURNAL OF INDIAN AND BUDDHIST STUDIES (INDOGAKU BUKKYOGAKU KENKYU), 1985
Annals of Emergency Medicine, 2010
Journal of Management, Accounting and Economics
Langues, cultures et sociétés, 2020
Breaking Boundaries, 2022
arXiv (Cornell University), 2022