Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2018, MSDM
…
16 pages
1 file
Masalah stress kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam pekerjaan. Stres kerja karyawan perlu dikelola oleh seorang pimpinan perusahaan agar potensi-potensi yang merugikan perusahaan dapat diatasi. Akibat adanya stress kerja yaitu seseorang atau karyawan menjadi nerveus, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berfikir, dan kondisi fisik individu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang-orang yang mengalami stress.
Stress dalam organisasi, 2018
Masalah stress kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam pekerjaan. Stres kerja karyawan perlu dikelola oleh seorang pimpinan perusahaan agar potensi-potensi yang merugikan perusahaan dapat diatasi. Akibat adanya stress kerja yaitu seseorang atau karyawan menjadi nerveus, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berfikir, dan kondisi fisik individu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang-orang yang mengalami stress.
Organisasi mengakui adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggota organisasi secara formal. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.
Stres merupakan sebuah kondisi dimana tubuh merespon setiap tekanan yang timbul dari luar diri individu yang mengalaminya dan dapat menyebabkan terjadinya ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan. Stres lebih berkaitan erat dengan kondisi kejiwaan seseorang, bukan kondisi fisiknya. Gejala stres dapat dilihat dari tiga faktor: fisik, psikologi, dan perilaku. Faktor fisik ditandai dengan adanya gangguan fungsi tubuh, seperti gangguan metabolisme tubuh, denyut jantung yang cepat, sering sakit kepala, dan otot tubuh yang tegang. Faktor psikis ditandai dengan perasaan cemas yang berlebihan, gelisah, mudah panik, dan kurang percaya diri. Faktor perilaku ditandai dengan adanya perubahan pola makan, gangguan tidur, dan meningkatnya konsumsi rokok atau alkohol. Stres dibagi kedalam tiga tipe: stres ringan, stres berlebihan, dan stres kronis. Stres ringan merupakan stres yang biasa dihadapi seseorang akibat tekanan yang dihadapinya dari waktu ke waktu. Stres berlebihan merupakan stres yang dihadapi secara terus-menerus dan dalam jumlah yang berlebih. Stres kronis merupakan stres yang dihadapi karena kebiasaan individu yang selalu hidup dibawah tekanan sehingga tidak menyadari efek negatifnya. Stres juga dapat timbul dalam lingkungan organisasi atau lingkungan kerja. Penyebab timbulnya stres dalam lingkungan organisasi karena adanya beban pekerjaan yang tinggi, tingkat kerumitan tugas yang tinggi, gaya manajemen atasan yang otoriter, dan kondisi fisik lingkungan kerja yang kurang nyaman. Stres dalam lingkungan organisasi dapat menyebabkan penurunan kesehatan fisik dan mental karyawan, penurunan produktivitas karyawan, dan penurunan kualitas kinerja karyawan. Apabila karyawan tidak dapat menghadapi stres yang dialaminya, maka karyawan akan cenderung menarik diri dari penyebab stres dengan cara keluar dari organisasi atau tidak hadir dalam pekerjaan. Manajemen stres dalam lingkungan organisasi sangat mutlak diperlukan untuk mencegah dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan stres. manajemen stres dapat dilakukan dengan memahami faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya stres, mengenali gejala-gejala yang diperlihatkan ketika mulai mengalami stres, mengetahui tingkat stres yang dialami, serta merencanakan tindakan penyembuhan dan pencegahan stres.
E Bangi, 2013
Masalah stres di tempat kerja seharusnya tidak dipandang ringan oleh organisasi dan ia merupakan isu global yang memberi impak yang besar terhadap produktiviti organisasi. Stres juga merupakan isu utama dalam aspek keselamatan dan kesihatan pekerjaan. Tinjauan literatur jelas menunjukkan bahawa masalah stres di tempat kerja sering dikaitkan dengan kos dan produktiviti organisasi. Sebenarnya, stres di tempat kerja bukanlah satu fenomena baru dalam persekitaran pekerjaan. Ia wujud dalam setiap organisasi dan tiada siapa boleh mengelak daripada stres. Isu stres di tempat kerja ini mendapat perhatian utama organisasi-organisasi di Jepun dan Amerika Syarikat kerana masalah ini amat berkaitan dengan prestasi organisasi keseluruhannya. Di England dan Wales, stres di tempat kerja merupakan antara 3 kategori penyakit terbesar yang disebabkan oleh persekitaran pekerjaan. Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) menjangkakan bahawa masalah stres di tempat kerja akan menjadi ancaman utama kepada tahap kesihatan manusia menjelang tahun 2020. Stres bukanlah masalah pekerjaan yang perlu dipandang remeh. Walaupun setiap pekerja di seluruh dunia akan mengalami masalah ini, namun persoalannya, mampukah pekerja bertahan apabila stres menjadi tidak terkawal. Inilah isu yang perlu diberi perhatian serius oleh setiap organisasi di dunia. Tambahan pula, perubahan teknologi, sosial dan ketidaksinambungan dalam sektor pekerjaan menjadikan masalah stres sebagai isu global yang serius.
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tekanan organisasi dan manajemen waktu dengan stres pada mahasiswa aktif organisasi di Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Penelitian ini dilakukan terhadap 48 mahasiswa yang aktif berorganisasi dan masuk dalam struktur organisasinya. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi populasi. Pengambilan data dilaksanakan dengan 3 skala, yaitu skala stres, skala tekanan organisasi dan skala manajemen waktu. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dua prediktor, uji hipotesis kedua dan ketiga menggunakan tehnik analisis parsial. Hasil uji hipotesis pertama menunjukan ada hubungan yang sangat signifikan antara tekanan organisasi dan manajemen waktu dengan stres, skor yang diperoleh adalah R=0,639 dan Fhitung=15,541 dengan taraf signifikansi p=0,000 (p 0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara manajemen waktu dengan stres. Hal ini berarti manaje...
Empati: Jurnal Karya Ilmiah S1 Undip, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dengan stres pada taruna tingkat I Akademi Kepolisian Semarang. Populasi pada penelitian ini adalah taruna tingkat I Akademi Kepolisian Semarang. Sampel dari penelitian ini merupakan taruna tingkat I sejumlah 165 orang yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Budaya Organisasi (25 aitem, α= 0,926) dan Skala Stres (34 aitem, α= 0,924). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi r xy =-0,688 dengan p = 0,000 (p < 0,001) yang berarti terdapat hubungan negatif antara budaya organisasi dengan stres. Hal ini berarti semakin budaya organisasi dipersepsikan secara positif, semakin rendah tingkat stres yang dialami. Budaya organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 47,3% terhadap tingkat stres yang dialami.
2018
This research was aims to find out the relationship between stress and organizational commitment among police officer. The subject of this research is a member of the police officer who working in Polda Daerah Istimewa Yogyakarta in total 147 subjects. The hypothesis in this study is there is a negative relationship between stress and organizational commitment among police officer. Data collection tools on research is stress scale and organizational commitment made by researchers. The scale of the stress have a Cronbach Alpha reliability coefficients of 0.957 of 36 items. Organizational commitment scale has a Cronbach Alpha coefficient of 0.947 of 30 items. Hypothesis testing on this research was using a technique Spearman's Rho because the data did not have normal distribusion. The result showed that the variables stress have a negative correlation with the organizational commitment (-0.590, p = 0.000).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
New Covenant Publications International Ltd., 2020
FUDMA JAAT, 2018
Journal of the Southeasthern College Art Association, 2002
2024
Jurnal Psikologi Udayana
ASR Chiang Mai University Journal of Social Sciences and Humanities
Stamford Journal of Pharmaceutical Sciences, 2010
Revista chilena de cirugía, 2010
Fisheries Research, 2020
Deleted Journal, 2023
European Journal of Anaesthesiology, 2005
Human Vaccines & Immunotherapeutics, 2013
2020 IEEE International Conference on Electro Information Technology (EIT), 2020